Tujuan terapi : mengembalikan kualitas hidup pasien Terapi tergantung derajat keluhan, keadaan pasien, maupun kondisi objektif kesehatan pasien yang diakibatkan oleh penyakitnya.
Terapi intervensi
Terapi intervensi :
teknik ablasi jaringan prostat
pembedahan terbuka, TURP, TUIP, TUVP, laser prostatektomi
Indikasi pembedahan
BPH yang telah menimbulkan komplikasi :
retensi urine karena BPO ISK berulang karena BPO hematuria makroskopik karena BPE batubuli-buli karena BPO gagal ginjal karena BPO divertikulum bulibuli yang cukup besar karena BPO
tidak menunjukkan perbaikan setelah pemberian terapi non bedah pasien yang menolak pemberian terapi medikamentosa.
Teknik Pembedahan
Prostatektomi terbuka Insisi prostat transuretra (TUIP) Reseksi prostat transuretra (TURP)
Prostatektomi Terbuka
Cara yang paling tua, paling invasif, dan paling efisien di antara tindakan pada BPH yang lain dan memberikan perbaikan gejala BPH 98% Menimbulkan komplikasi striktura uretra dan inkontinensia urin lebih sering daripada TURP ataupun TUIP.
TURP
Pasien dengan keluhan derajat sedang, lebih bermanfaat daripada watchful waiting. (Wasson et al (1995)29 ) Lebih sedikit menimbulkan trauma dibandingkan prosedur bedah terbuka dan masa pemulihan lebih singkat. Memperbaiki gejala BPH hingga 90% dan meningkatkan laju pancaran urine hingga 100%
TUIP
Prostat yang ukurannya kecil (< 30 cm3) Tidak dijumpai pembesaran lobus medius Tidak diketemukan adanya kecurigaan karsinoma prostat Waktu yang dibutuhkan lebih cepat, dan lebih sedikit menimbulkan komplikasi dibandingkan dengan TURP.
Komplikasi
Inkontenensia paradoks Batu kandung kemih hematuria
prognosis