Anda di halaman 1dari 17

Strategi Pengembangan Sektor Air Bersih

Iwan Nugroho
*)

Pendahuluan Sektor air bersih (selanjutnya ditulis SAB) semakin mendapatkan perhatian yang signifikan. Dalam World Summit on Sustainable Development (WSSD) di Johanesburg, 2 hingga 4 September 2002, air bersih men adi sorotan diantara lima bidang (diberi akronim W!"#$) yang didiskusikan, yakni water, energy, health, agriculture dan biodiversity. Diposisikan terdepan mengindikasikan bah%a air bersih (atau lebih luas sanitasi dan sumber daya air) memuat dera at kepentingan, kepekaan, dan kedalaman yang signifikan dalam pembangunan meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. &erangka aksi ( frameworks for action) penyediaan air bersih menyatakan akan mengurangi hingga setengahnya pada tahun 20'( dari keadaan sekarang dimana ada satu miliar penduduk tanpa akses air bersih dan dua miliar penduduk dengan sanitasi yang buruk. )ada sisi yang lain, perkiraan adanya tambahan 2.4 miliar penduduk di perkotaan antara tahun '**0 hingga 2020 dimana empat puluh persen terkonsentrasi di benua #sia (Serageldin '**(), dipastikan akan men+iptakan krisis air di %ilayah perkotaan dan gangguan ekologi ($ro%n '**,). &erangka kebi akan air bersih di -ndonesia menga+u pada pengembangan air bersih %ilayah perkotaan dengan bertumpu kepada in.estasi. )endekatan in.estasi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor/ (a) karakteristik air baku, yang memperhatikan enis sumber air, kuantitas dan kualitas, serta debit andalan0 (b) kebi akan pemerintah, yang memfokuskan kepada penataan ruang, pertumbuhan ekonomi dan in.estasi, dan demografi0 dan (+) teknologi produksi, yang mempertimbangkan efisiensi ekonomi, distribusi, dan +akupan pelayanan. 1aktor2faktor tersebut merupakan kerangka (kebi akan) baku dalam implementasi pembangunan S#$. Se+ara teknis dan operasional, hal tersebut diimplementasikan oleh )erusahaan Daerah #ir 3inum ()D#3), sebagai lembaga ekonomi penyedia air bersih. -mplikasinya, kiner a )D#3 men adi ukuran penting dan men adi harapan bagi keberhasilan kebi akan S#$. 4ulisan ini men+oba menyusun strategi bagi pengembangan S#$ di -ndonesia. Strategi diharapkan se alan dengan misi yang diemban S#$, sekaligus sebagai bagian per%u udan dari .isi S#$, yakni men adi sektor ekonomi yang dinamis, penghasil nilai tambah dan menarik bagi in.estasi, penyelenggara dan penyedia air bersih yang profesional, dan pelopor dalam konser.asi sumber daya alam dan lingkungan.

Dr. -r. -%an 5ugroho adalah dosen 6ni.ersitas Widya 7ama, 3alang2 red

"alaman '

Keragaan Sektor Air Bersih )ada tahun 2000, produksi air yang dinyatakan dalam .olume air ter ual dan umlah pelanggan (atau sambungan) men+apai '88* uta m 9 dan (228 ribu sambungan, naik lebih dari dua kali lipat dalam sepuluh tahun. &apasitas produksi uga telah men+apai *'.( m 9 per detik dengan kenaikan kurang dari dua kali dalam sepuluh tahun. :ebih spesifik, rumah tangga mendominasi alokasi konsumsi, masing2masing ;( dan *2 persen untuk air ter ual dan sambungan. Sebaliknya kelompok industri dan perniagaan menya ikan '0 dan ; persen untuk perihal yang sama dengan perkembangan share yang relatif konstan, masing2masing tumbuh '.8 dan 20.9 persen). Sementara itu, tingkat kebo+oran uga masih tinggi, yakni 9( persen, dengan ke+enderungan menurun dibanding periode sebelumnya (tumbuh 29.9 persen). Se+ara keseluruhan penyediaan S#$ tersebut dioperasikan oleh sekitar 90, )D#3 yang melekat pada pemerintahan kota dan kabupaten0 serta menghasilkan tingkat pelayanan ( service ratio)' '*.' persen dari umlah penduduk, setara melayani 9* uta orang2.
Tabel 1 Keragaan Sektor Air Bersih di Indonesia Tahun 1!!1 hingga "###
'**' '**9 '**( '**; '**, '**8 '*** 2000 7ro%t &apasitas produksi efektif 48.; (*.( ;8.' ,9.4 8'.* 8'.2 88.4 *'.( (m9<dt) !fektifitas produksi (persen) ,* ,( ,4 ,4 82 8' 88 *2 Jumlah air ter ual ( uta m9) 8'4 '0'4 ''(8 '4;0 '('0 ';84 '808 '88* =umah tangga (persen) ;8 ,0 ,0 ;4 ;, ;2 ;, ;( -ndustri dan niaga (persen) *.9 *.2 *.9 '' '0 8.' 8.; '0 :ainnya (persen) 22 2' 2' 2( 29 90 24 2; 4ingkat kebo+oran (>) 4, 4; 4; 9, 42 94 9( 9( Jumlah sambungan (ribuan) 2242 288( 9(0( 98;4 49;4 4;49 48*0 (228 =umah tangga (persen) 88 88 8* *' *' *' *' *2 -ndustri dan niaga (persen) ;.; ;.2 (., ;.; ;.2 ;.4 ;.4 (.* :ainnya (persen) (.4 (.8 (.9 2., 2.( 2.4 2.9 2.9 5ilai ekonomi output (miliar 2,8 (,0 8,4 '0'( '0;8 '2'( '9,* '84' rp) 5ilai ekonomi air (> dari 22') *9 *( *; *; *, *( 8* output) 5ilai tambah (> dari output) ;' ,' ,( ,0 ,9 ,0 ,0 ;* 4ingkat pelayanan (persen) '4., '4., ';.4 ',.; '*.2 '*.' '8.; '*.' &ota (persen) 9(.9 94.9 9;.( 98.9 9*.* 9,.* 9;.4 9;.4 Desa (persen) (.( (.4 (., ;.' ,.0 8.0 ,.0 ;.(
1

,,0 2,8 '0,9 20,, ',8 9,* 29,9 *,; 0,; 20,9 2*,9 29,0 20,* 0,4 9,' 0,9 2,;

4ingkat pelayanan (service ratio) sesuai &eputusan 3endagri 5o 4, tahun '*** tentang )edoman )enilaian &iner a )D#3 dihitung dari ?(sambungan sosial @ '00) A (sambungan bukan sosial @ ;)B / umlah penduduk. 4ulisan ini menggunakan hasil Susenas (Statistik &ese ahteraan =akyat) dengan keuntungan bisa memperoleh sebaran kota dan desa, serta penggunaan sumber air bersih lainnya. #ntara pedoman 3endagri dan Susuenas tersebut, hasilnya tidak berbeda signifikan (tidak lebih satu poin) Sebagai perbandingan, pada tahun '**8 3alaysia memproduksi 9,90 uta m 9, dengan kapasitas produksi ''4 m9 per dt, melayani '*.8 uta orang (setara *0 persen penduduk) dan dioperasikan oleh hanya '8 institusi pengelolaan (3alaysia Water Supply De.elopment, 200')

"alaman 2

data tidak tersedia atau tidak terhitung Sumber/ Statistik #ir 3inum '**' 2 2000 ($)S, '**'22002) dan Statistik &ese ahteraan =akyat '**' 2 2000 ($)S, 2'**'2002)
')

=endahnya keragaan S#$ di negara sedang berkembang telah diketahui. $ank Dunia mengidentifikasi tiga indikator umum, yakni (-delo.it+h and =ingskog '**()/ (a) kebo+oran air sangat tinggi, men+apai 40 hingga (0 persen, (b) kelebihan tenaga ker a, dan (+) kualitas air yang tidak stabil dan tidak memenuhi standar. 4ingkat kebo+oran air di -ndonesia masih auh di atas batas yang disarankan, yakni 20 persen. Sementara rasio pega%ai terhadap pelanggan masih *.0' berbanding '000, uga belum memenuhi saran sebesar ; berbanding '000. Sementara itu, keluhan terhadap mutu pelayanan dan kualitas air hampir memenuhi berita dalam berbagai media. )embangunan S#$ agaknya melengkapi keadaan ketimpangan %ilayah seperti yang sudah banyak dikemukakan. Dalam kapasitas produksi, umlah pelanggan dan .olume air ter ual, pulau Ja%a menempati masing2 masing ;2, (8 dan ;2 persen dari angka nasional ( Tabel ")0 dimana sekitar 90 persen berasal dari D&- Jakarta dan Ja%a 4imur. Ja%a 4imur menduduki peringkat pertama dalam umlah pelanggan (8;8 ribu, atau ', persen nasional), air bersih ter ual (9,( uta m 9, 20 persen nasional), dan umlah karya%an (;(,, orang, ';., persen nasional), dan kapasitas produksi efektif ('(.4 m9 per detik, ', persen nasional). )ropinsi di luar Ja%a dengan kapasitas produksi lebih dari 9 m 9 per detik adalah Sumatera 6tara dan Sula%esi Selatan, sementara kapasitas produksi Jambi, $engkulu, 5usa 4enggara 4imur, &alimantan 4engah, Sula%esi 4engah dan 3aluku masih di ba%ah ' m9 per detik. D&- Jakarta menampilkan tingkat pelayanan tertinggi yakni 4( persen, selebihnya mengandalkan air bersih dari sumber lain (sumur ,.4 persen dan pompa 42.( persen) yang belum tentu ter amin kualitasnya. Dengan kata lain pen+apaian sasaran 80 persen9 di %ilayah tersebut masih sangat auh. 3endesaknya penyediaan air bersih )D#3 di Jakarta dimaksudkan untuk perlindungan ekologi sebagai akibat tingginya pengambilan air tanah oleh pompa. )engambilan air tanah di Jakarta setiap tahun men+apai 900 uta m9 (melebihi produksi air )D#3 sebesar 29'.2 uta m2), sementara kapasitas rechargenya hanya ''4 uta m9. "al ini di+urigai telah mengakibatkan subsidensi 4 hingga * +m per tahun ditambah resiko ter adinya ban ir dan kerusakan struktur konstruksi bangunan. Di Jakarta 6tara, interusi air laut meningkat ta am (dengan la u 0.( hingga ' km per tahun), dan telah men+apai arak se auh '( km dari pantai (World $ank, '**4).
Tabel " Keragaan Sektor Air Bersih dan Sumber Air Bersih $ain %umah Tangga di Pulau &awa Tahun "###
)ropinsi atau Wilayah &apasitas !fektifitas Jumlah Colume 4ingkat Sumber #ir $ersih )roduksi )roduksi )elanggan #ir 4er ual )elayana :ain =umah
3

Sesuai pedoman kiner a oleh 3endagri 5o 4, tahun '***, sasaran tingkat pelayanan %ilayah kota dan kabupaten adalah 80 dan ;0 persen

"alaman 9

!fektif m <dt D&- Jakarta Ja%a $arat Ja%a 4engah D- Dogyakarta Ja%a 4imur $anten 5asional Ja%a/-ndonesia
')

persen *4 89 ,* ;; ,8 82 *2 22

< Sambung an ribu (;8.' ;;(.* ;*0.0 8*.' 8;,., ';;.8 (228 (8

4angga n uta m 29'.2 20;.* 22,.( 2;.2 9,(.4 '0,.; '88*.0 ;2


9

Sumur > ,.4 44.* (,.( ,2.9 ('.( 22 4,.( 22

)ompa > 42.( 22.9 *.9 ,.* '9.( 22 '9.8 22

> 4(.4 '2.4 '(.* '4.4 '*.8 22') '*.' 22

'4.; '0.0 '0.; '.( '(.4 4.9 *'.( ;2

data tidak tersedia atau tidak terhitung Sumber/ Statistik #ir 3inum 2000 ($)S, 2002) dan Statistik &ese ahteraan =akyat 2000 ($)S, 2002)

&eragaan S#$ adalah resultan dari agregasi keadaan dan keragaman )D#3. #da empat tipe )D#3 berdasarkan umlah pelanggan. $erturut2 turut #, $, E dan D dengan umlah pelanggan kurang dari '0000, '000' hingga 90000, 9000' hingga (0000, dan lebih dari (0000. !mpat )D#3 tipe D dengan umlah pelanggan di atas '00 ribu ditemukan di D&- Jakarta, Surabaya, $andung dan 3edan yang melayani lebih dari 2; persen dari total pelanggan (atau sambungan). !mpat )D#3 tipe D lainnya memiliki pelanggan antara (0000 hingga '00000, (8 )D#3 tipe E dan $, dan selebihnya 249 (80 persen) )D#3 tipe #. Dalam periode '**' hingga '**(, laporan $appenas ('***) menun ukkan bah%a )D#3 kategori sangat sehat dan sehat turun dari 9, men adi 2* persen. Sebaliknya )D#3 kategori tidak sehat dan kurang sehat naik dari ;9 men adi ,' persen. "al yang bernada negatif sehubungan kiner a )D#3 memang sering mengemuka. Diberitakan bah%a hanya '8.2 persen )D#3 yang mampu meraup untung, (9.4 persen )D#3 masih mampu menutup beaya operasional, dan selebihnya 28.4 persen merugi. "al ini menun ukkan bah%a sekitar 82 persen )D#3 tidak menya ikan keuntungan atau tidak efisien. 4otal hutang )D#3 men+apai 4 triliun, sementara yang mampu membayar hanya '0 persen sa a dan sedang diupayakan usulan restrukturisasi oleh )ersatuan )erusahaan #ir 3inum Seluruh -ndonesia ()!=)#3S-) (&ompas, 2, #gustus 200').

Tabel ' Keragaan Keuangan dan ()erasional P*A+ di Pro)insi &awa Timur )ada Tahun 1!!,
)endapatan2 ($eaya) :ain2 6saha lain uta ' 2 9 &ab 4renggalek (#) &ab )robolinggo (#) &ab )amekasan (#) 92, 4(( '',4 uta 9 90 ' $eaya2 :ang2 6mum sung uta (04 480 ,4* uta 200 9'8 8;( )a ak
2

5o )D#3 (4ipe)

'

Jumlah #ir 9 Col air "arga4 $eaya :aba2 9 4erdistri per' )ro2 4 )ro2 (=ugi) )elang2 busi<ter )elang duksi duksi $ersih gan ual 2gan =ata22 =ata22 uta (400) (9'9) (49*) 42*0 4800 (0,9 ribu m9 ;,, 8,4 ';(0 m9 =p<m9 =p<m9 '(8 '82 92( 489 '040 (2' ,'' *'9 *,8

uta 2; 2 2

"alaman 4

4 &ota 3o okerto (#) ( &ab )a+itan (#) ; &ab 3o okerto (#) , &ab Sampang (#) &ab $ondo%oso 8 (#) * &ota )robolinggo (#)

(0( 2,2 '0', ,*0 ;4* '2*, 8*; ;42 ';'* ;'*

(4) 9 ,0 ', 20 '2 (2*8) (24) (208) ('94)

428 420 (22 424 ;0, ((4 892 (4, ,92 ;4' 2,89 '2', *0' *(4 ,;* '08' ;4' '280 '''( '((8 *99 *8' ;;; '0;0 ''49 '4,* '2(2 '9*( '4,4 '*2* ,;;; 42(; ;8'9

*4; 24' ('( 4'; 9;2 ,24 2,0 28; ,'0 42' ;,; 4,; 9,4 9;' ('4 809 42' 29' ((' '*;( 9*0 (08 ;*' '0(; (,' '0'' '02, ',02 '2(, '(48 ((80 400'

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

(8,2) (98;) (0 (99) (2**) 92 ((09) (2'() (90) ((,,) (',,, ) (,0) (;20) (',;) (48)

(900 ((;' ,02; ,222 ,2(0 ,;2' ,;;' ,8;0 894( 8(48 8(,, 8;(8 8,0( 8,88 8*09

,'9 ;20 ';8' '*,9 '94; 2200 202* *8( 209, '04, 2'89 20,9 '*2' ';;2 '28( 248; '9;0 2*0' ',80 24,* 2000 ',9' 2442 2(,; 444; 90'9 9*,, 9,9, 494, (**9 ;**( '00;4 2'482 ''4;0 , 22(9, 0

'94 ''' 29* 2,9 '8; 28* 2;( '2( 244 '22 2(4 29* 22' '8* '44 24, '9( 28; ',' 29( '8, '(9 200 '*; 99, 2'' 2(; 22* 249 '*8 2'4 '*4 94, ('4 9'*

,0* '*2, 49* '0;; ;0( 400 482 (8* 442 ;(' ,*( ;', 42; ,20 (8' (49 84; ,08

'0 &ab Sumenep (#) '' &ota $litar (#) '2 &ota &ediri (#) '9 &ab &ediri (#) '4 &ab 7resik (#) '( &ab $angkalan (# '; &ab Jombang (#) &ab $o onegoro ', (#) '8 &ab :amongan (#) '* &ab )asuruan ($) 20 &ab $litar ($) 2' &ab 5ga%i ($) 22 &ab 5gan uk ($) 29 &ab :uma ang ($) 24 &ab )onorogo ($) 2( &ab 3adiun ($) 2; &ab 4lgagung ($) 2, &ota )asuruan ($) 28 &ab 4uban ($) 2* &ab Situbondo ($) 90 &ota 3adiun ($) &ab $anyu%angi 9' ($) 92 &ab Jember ($) 99 &ab 3agetan (E) 94 &ab Sidoar o (E) 9( &ab 3alang (D) 9; &ota 3alang (D) 9, &ota Surabaya (D) Ja%a 4imur
'

(*' '0'4 '*92 '(8( 8*( (;4 ;;* 8,; 48( 4(( 98* ,2( 8', ;;4 ,*' **8 ,(8 ,8' (2' *9;

42'* (2(9;) '8(; '084 '''9 ''2; '20( ;'* ''2* '2*' '*29 '09, '094 ''4; 2'00 '*4* '(*( 292; 2(29 2224 9,*0 '4(9( ,0(0 ''4;0 , (299) (42*) 2; '0* (904) ('94) (4(*) (48() 9 90 '90 ;( ('89) 48 ,9 9, (',) 94 '4( (20;) ;9*

(*84) '00;9 ((,,) '0'0, (840) '0'42 (8(*) '09*4

('(*; 2 '0(;0 ) 2 2 2 2 2; 2 ', 2 2 *; '8( 2 (2(() '0;,9 (92() ''28; ('4;) '222( (200) '9'4( 2(' ;8 '9'8( '((92 (82') '4908

,,; '42' ('* (*, 4;* 8'( 498 (2* (8( ;,( ('2 ;92 ,0' *;2 '000 8*8 ;;2 8;0 ((; 82' 98; 82; (,9 82* ;28 (80 820 ;22 8,4 84'

((*0) ';9'' (4,9) ',*20 9;' 8*, 9092* 92,49 ;'*2; 22900 2 ,0(*8 ,

20,8 '8*4

(;(() ('*48

20;;2 (''(0) ('0

;(44 '*98 42'8

(0,0; 4*4*, (8;9 *0(' ('(2)

2029* '0'4* (4,*8) 88024 829; , 0

4ipe )D#3 berdasar umlah pelanggan / kurang dari '0000 (#), '000' hingga 90000 ($), 9000' hingga (0000 (E), dan lebih dari (0000 (D). 2 :ampiran surat 7ubernur Jatim 5o ;*0<'9*,9<022<'**8 perihal pembebasan setoran )D#3 ke )emda0 9 Ja%a 4imur Dalam #ngka '**, ($)S, '***)0 4 "arga )roduksi F pendapatan usaha dibagi air terdistribusi, $eaya )roduksi F beaya langsung dan umum dibagi air terdistribusi

:ebih spesifik, dikemukakan keragaan )D#3 di propinsi Ja%a 4imur. Dari 9, )D#3 kota dan kabupaten, '8 diantaranya adalah )D#3 ke+il (tipe #) (Tabel '), dengan rata2rata umlah pelanggan ,.299 dan kiner a yang umumnya rendah, diperlihatkan dengan rata2rata kerugian sebesar 9,0.8* uta rupiah per )D#3. &eragaan )D#3 tipe $ ('4 )D#3) nampaknya tidak berbeda dengan tipe #, dengan dengan rata2rata umlah pelanggan '2.(;' dan kerugian sebesar (24.,* uta rupiah per )D#3. Sementara keragaan )D#3 tipe E (2 )D#3) dan D (9 )D#3) nampak lebih baik, yang menampilkan rata2rata umlah pelanggan mendekati 80 ribu dan keuntungan sebesar 2.,, miliar per )D#3. )D#3 Surabaya merupakan

"alaman (

)D#3 terbesar dengan umlah pelanggan dan .olume air tersalur kurang lebih (0 persen dari seluruh )D#3 Ja%a 4imur. Dari 9, )D#3 di seluruh pemerintah kota dan kabupaten di Ja%a 4imur, hanya delapan )D#3 yang pada tahun '**, memperlihatkan keuntungan bersih (sesudah pa ak), masing2masing )D#3 Surabaya (*.' miliar), kota 3alang (4.2 miliar), Sidoar o (8*, uta), 3agetan (9;' uta), 4uban (2(' uta), kota 3adiun (;8 uta), kabupaten 3o okerto ((0 uta), dan kota )robolinggo (92 uta). Jumlah keseluruhan keuntungan 8 )D#3 men+apai '4.* miliar rupiah, tidak lebih dari kerugian 2* )D#3 sebesar '(.' miliar rupiah. =endahnya kiner a )D#3 sesungguhnya telah diketahui. 5amun momen krisis ekonomi tahun '**8 telah meminta perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi )D#3. Gleh karena itu 3endagri (dengan surat 5o (9*<9('8<)6GD) dan ditindak lan uti dengan 7ubernur Jatim (dengan surat 5o ;*0<'9*,9<022<'**8) memutuskan untuk membebaskan )D#3 yang masih merugi terhadap Hke%a iban2 ke%a iban setorI ke kas pemda, dimana dalam keadaan ekonomi normal HsetoranI men+apai (( persen dari keuntungan )D#3. &risis ekonomi mengakibatkan S#$ se+ara nasional men adi stagnan. Sekalipun dalam harga berlaku naik tinggi, namun nilai ekonomi maupun nilai tambah air bersih dalam ukuran relatif (terhadap output) mengalami penurunan. Sebelum krisis ekonomi, tepatnya tahun '**,, nilai ekonomi dan nilai tambah men+apai *; dan ,9 persen dari output ekonomi (4abel '). 5amun hingga tahun 2000 angkanya masih 8* dan ;* persen. &eragaan keuangan tersebut uga berdampak terhadap tingkat pelayanan. Se ak krisis ekonomi hingga tahun 2000, Hpemulihan ekonomiI yang diklaim banyak orang ternyata tidak meningkatkan tingkat pelayanan air bersih. )elayanan air bersih di %ilayah kota ustru menurun dari 9*.* persen pada tahun '**, men adi 9;.4 persen pada tahun 2000. =endahnya keragaan dan kiner a S#$ dan )D#3 tidak terlepas dari keadaan kelembagaan dan kelemahan sistem insentif di dalamnya. )ayung kelembagaan )D#3 bersumber dari Surat &eputusan $ersama (S&$) 3endagri dan 3enteri )6 5o 4 tahun '*84 atau 2,<&)4S<'*84 tentang pembinaan )D#3. "al tersebut berimplikasi bah%a Depdagri melalui )emda berhak menetapkan direksi dan mempengaruhi mana emen. )emda uga berkepentingan menetapkan harga air (regulated price) dalam rangka melindungi kepentingan konsumen. &ebi akan harga tersebut terbukti tidak memuat insentif bagi pengambilan keputusan berproduksi oleh )D#3 atau konsumsi air bersih oleh rumah tangga. Data perkembangan harga air riil (tahun '*89) di Ja%a 4imur selama periode '**' hingga '*** bergerak tidak kontinyu (rata2rata tumbuh J'.; persen per tahun) dan men+apai titik terendah pada tahun '***, yakni ',4 rupiah per m9.

Strategi Pengembangan Sektor Air Bersih =umusan strategi pengembangan S#$ dispesifikkan ke dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. "al tersebut diharapkan akan "alaman ;

menghasilkan dampak positif dalam masing2masing aspek se+ara proporsional, berkelan utan, dan memba%a peningkatan kese ahteraan (social benefit). =umusan diangkat dari strategi pengelolaan sumber daya air (:e 3oigne et al., '**4), seperti disa ikan dalam Tabel -. Strategi selan utnya diuraikan lebih spesifik dalam sasaran dan langkah operasional kurang lebih setara dengan program pembangunan. As)ek Sosial Strategi dalam aspek sosial bertu uan meletakkan landasan kelembagaan bagi berfungsinya penyelenggaraan pelayanan air bersih seoptimal mungkin. Strategi dinyatakan dalam dua hal yakni peningkatan tingkat pelayanan air bersih dan pengembangan kelembagaan sektor bersih. Strategi )ertama dilatar belakangi oleh keadaan bah%a tingkat akses atau pelayanan air bersih baru men+apai '* persen. Sebagian besar penduduk, atau sekitar 4,.( persen masih mengandalkan air bersih dari sumur. Dengan strategi ini diharapkan semakin banyak penduduk mengakses air yang memenuhi syarat kesehatan dan memperoleh social benefit lain dari konsumsi air bersih. Strategi peningkatan tingkat pelayanan penduduk mempunyai dua sasaran. Pertama, pelayanan hingga 80 persen penduduk %ilayah kota dan ;0 persen penduduk kabupaten. "ampir seluruh kota dan kabupaten di -ndonesia belum men+apai sasaran tersebut seperti yang diinginkan dalam &eputusan 3endagri 5o 4, tahun '*** tentang )edomen &iner a )D#3. :angkah operasional untuk men+apai sasaran dapat men+akup program2program pembangunan terintegrasi, misalnya pembangunan perkotaan atau pengentasan kemiskinan maupun pembangunan sektoral, misalnya pengembangan %ilayah pemukiman dan %ilayah industri. )engalaman Surabaya dalam pembangunan perkotaan, yakni program perbaikan kampung (&ampoong -mpro.ement )ro e+t 6rban) pada tahun '*80an terbukti efektif meningkatkan pelanggan rumah tangga dari ;88;2 pada tahun '*82 men adi '';2(, sambungan pada tahun '**0. Sementara itu, program aring pengamanan sosial yang dikaitkan dengan penyediaan sarana air bersih kepada rumah tangga berhasil menambah '94* pelanggan (setara '4 persen) di %ilayah )D#3 5gan uk, men adi ''2'2 pelanggan pada tahun '**8. Sedangkan program pembangunan sektoral, sekalipun lebih sering berorientasi angka pendek, nampaknya +ukup efektif meningkatkan umlah sambungan air bersih. "al ini dapat dilihat dari berkembangnya %ilayah2%ilayah pemukiman atau industri baru, dimana saluran air bersih men adi salah satu insentif yang dita%arkan oleh pengembang. Kedua, sasaran pemanfaatan air bersih untuk kepentingan sosial se+ara selektif. Sesuai dengan S&$ 3endagri dan 3enteri )6 5o 4 tahun '*84, )D#3 sebagai pelaku ekonomi S#$ bersifat memberi asa dan menyelenggarakan kemanfaatan umum. "al ini berimplikasi bah%a )D#3 harus mampu merumuskan kepentingan2kepentingan sosial se+ara obyektif, disesuaikan dengan keadaan internalnya, dan memilih %ilayah operasi yang seharusnya. :angkah operasional sasaran kedua ini telah

"alaman ,

diker akan melalui alokasi air bersih kepada terminal sambungan hidran umum. :angkah operasional lain sekalipun kurang berkorelasi langsung dengan strategi peningkatan pelayanan penduduk adalah suplai air bersih kepada %ilayah2%ilayah krisis air atau ben+ana lainnya. Strategi kedua dalam as)ek sosial adalah pengembangan kelembagaan S#$. Strategi ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bah%a kelembagaan S#$, terkait dengan )D#3 maupun eksternal dengan pihak lain, belum ber alan optimal menyelenggarakan pelayanan air bersih. "al tersebut se+ara tidak langsung menempatkan S#$ ber alan sendiri ( status quo) dalam pembangunan S#$. -mplikasinya, upaya2upaya menemukan struktur kelembagaan baru yang diyakini lebih efektif dan efisien tidak dapat direalisasi, dan senantiasa dapat melahirkan kebo+oran ( externality) yang merugikan salah satu pihak. Dengan strategi ini semua pihak (stakeholder) diharapkan dapat melihat se+ara obyektif faktor atau .ariabel yang mempengaruhi tingkat akses air bersih dan menemukan rumusan lembaga pengelolaan S#$ yang lebih efisien dan sustainable.
Tabel - Strategi. Sasaran dan $angkah ()erasional dalam Pengembangan Sektor Air Bersih
Strategi
'. )eningkatan tingkat pelayanan pendu2 duk

Sasaran

$angkah ()erasional

I As)ek Sosial a. )eningkatan pelayanan 2 )embangunan %ilayah kota terintegrasi hingga 80 persen penduduk 2 )engentasan kemiskinan %ilayah kota dan ;0 persen 2 )rogram2program pengamanan sosial penduduk (social kabupaten safety net) yang terkait dengan S#$ 2 )engembangan %ilayah pemukiman 2 )embangunan %ilayah industri b. )emanfaatan air bersih 2 )embangunan hidran umum bagi kepentingan sosial 2 3embantu %ilayah yang mengalami krisis air 2. )engembangan a. 3embangun partisipasi 2 3embentuk aringan komunikasi antar stakekelembagaan masyarakat dalam holder dalam pembangunan S#$ sektor bersih pembangunan S#$ 2 3elakukan analisis tentang konsumsi air bersih se+ara periodik b. 3engembangkan 2 3erumuskan hubungan kelembagaan kelembagaan yang kondusif bagi pengembangan S#$ ekonomi S#$ yang efisien dan 2 )engelolaan terpadu, sharing, atau merger berkelan utan 2 3emperkuat kemandirian dan otoritas )D#3 2 )erumusan standar e.aluasi kiner a )D#3 yang mempertimbangkan aspek lingkungan 2 3enge.aluasi kiner a )D#3 +. 3engembangkan 2 3embangun mekanisme insentif reward kelembagaan dan punishment hukum S#$

"alaman 8

Strategi
'. )eningkatan kiner a )D#3

Sasaran
II a. )eningkatan pendapatan )D#3

$angkah ()erasional
As)ek /konomi 2 &ebi akan harga yang optimal 2 )eningkatan tarif (harga) air 2 )enetapan harga (price discrimination) di antara dan di dalam kelompok konsumen 2 )erbaikan dan pemeliharaan sistem distribusi 2 )endidikan < ketrampilan SD3 (human capital) S#$ 2 )erbaikan mana emen dan mutu pelayanan 2 )artisipasi s%asta 2 )eningkatan pertumbuhan permintaan air bersih 2 )eningkatan in.estasi 2 )eningkatan aktifitas ekonomi ke belakang 2 )eningkatan aktifitas ekonomi ke depan

b. )eningkatan efisiensi dan keuntungan )D#3

2. )eningkatan share dan dampak ekonomi %ilayah

a. 3eningkatkan share sektor air bersih di atas 0.', persen b. )eningkatan aktifitas ekonomi %ilayah yang terkait dengan S#$

'. )eningkatan kuantitas dan kualitas air bersih 2. )eningkatan daya dukung lingkungan sumber daya air

2 )embangunan infrastruktur 2 )embangunan sektor asa III As)ek $ingkungan a. )engembangan sumber2 2 -n.estasi pengembangan sumber air baku sumber air baku 2 !ksplorasi air baku b. )emeliharaan kualitas 2 !.aluasi kualitas air baku dan air bersih air baku 2 Sistem monitoring dini kualitas air 2 )enerapan teknologi pengolahan air baku a. )erbaikan kualitas 2 #nalisis potensi dan panenan sumber daya sumber daya air alam dan lingkungan 2 &onser.asi sumber daya hutan, tanah dan air sumber daya air 2 )enerapan baku mutu lingkungan b. )engendalian alokasi air 2 )embinaan dan penyuluhan lingkungan baku 2 3emperkuat mekanisme penga%asan dan hukum

Strategi pengembangan kelembagaan S#$ mempunyai tiga sasaran. Pertama, membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan S#$. "ubungan antara )D#3 sebagai produsen dan pelanggan sebagai konsumen belum +ukup untuk menggali potensi keuntungan dalam pembangunan S#$. )artisipasi masyarakat harusnya menyentuh sisi ilmiah dan akademis sehingga dapat mengidentifikasi karakteristik air bersih dari segala sudut pandang, dan melibatkan sektor2sektor yang profesional dibidangnya. :angkah operasional sasaran pertama ini diprioritaskan kepada pembentukan aringan komunikasi antar stakeholder yang terlibat dalam pembangunan S#$, terutama dari unsur pemerintah, sektor s%asta, masyarakat konsumen, lembaga s%adaya masyarakat dan para peneliti. Jaringan tidak +ukup hanya memfasilitasi peme+ahan masalah, tetapi uga men alankan komunikasi berkadar ilmiah tinggi yang kaya insentif bagi penemuan teknologi baru. Jaringan di tingkat internasional yang menangani sumber daya air dan termasuk S#$

"alaman *

adalah 7lobal Water )arnership. :angkah berikutnya dapat melakukan berbagai ka ian sehubungan perilaku konsumsi air bersih dan faktor2faktor yang mempengaruhinya. $erbagai kai ian (World $ank, '**90 Jordan and !lnagheeb0 '**9) memperlihatkan masyarakat dapat menampilkan tanggapan dan partisipasinya (willingness to pay) terhadap sambungan pipa baru maupun perbaikan pelayanan maupun kualitas air )D#3. Kedua, sasaran mengembangkan kelembagaan ekonomi S#$ yang efisien dan berkelan utan. Seperti diketahui, keberadaan )D#3 sebagai lembaga ekonomi pelaku air bersih sepenuhnya terkait dengan pemerintah kota atau kabupaten. &eadaan seperti ini dalam banyak hal berla%anan dengan economic of scale maupun efisiensi alokasi sumber2 sumber air baku sehingga potensi benefit tidak terealisasi akibat dari struktur kelembagaan saat ini. :angkah operasional yang disarankan adalah merumuskan hubungan kelembagaan antar )D#3, dengan pemerintah dan sektor s%asta yang men amin efisiensi alokasi air baku dan operasi pelayanan pelanggan. Selan utnya dapat ditetapkan pilihan2 pilihan pengelolaan yang paling menguntungkan. Sebagai +ontoh, )D#3 Surabaya, 7resik dan Sidoar o berpeluang memperoleh social benefit yang relatif besar seandainya berada dalam satu mana emen. "al yang sama dapat dilakukan antara %ilayah kota dan kabupaten, bahkan merger dalam satu eks karesidenan. S#$ di 3alaysia hanya memiliki '8 institusi pengelolaan (3alaysia Water Supply De.elopment, 200'), auh lebih efisien dibanding 90, )D#3 yang ada di -ndonesia, atau 9, )D#3 di Ja%a 4imur. :angkah operasional berikutnya adalah membangun mekanisme kelembagaan yang mendukung otoritas dan kemandirian )D#3 terhadap pembinaan berlebihan se+ara fungsional oleh )emda dan se+ara teknis oleh Dir en teknis terkait. Sasaran mengembangkan kelembagaan ekonomi yang sustainable dapat diimplementasikan dengan memasukkan peubah2peubah lingkungan di dalam standar e.aluasi kiner a )D#3, misalnya menerapkan -SG *000 atau audit lingkungan. Dengan demikian, seluruh proses produksi, distribusi air bersih dan lingkungan sekitarnya terlindungi oleh standar kualitas yang tinggi. Ketiga, mengembangkan kelembagaan hukum S#$. )erangkat hukum S#$ tidak harus eksklusif tetapi dapat melekat dengan aturan hukum yang berlaku. -nsentif berupa penghargaan perlu diberikan kepada stakeholder yang ber asa mengembangkan atau mendukung pembangunan sektor air bersih, dan sebaliknya sangsi diberikan kepada yang melanggar atau kontra2produktif dengan upaya2upaya peningkatan pelayanan air bersih. As)ek /konomi Strategi dalam aspek ekonomi bertu uan membentuk lembaga ekonomi S#$ yang sehat dan meningkatkan peran dan dampak S#$ terhadap perekonomian %ilayah. Strategi dinyatakan dalam dua hal yakni (i) peningkatan kiner a keuangan dan operasional dan (ii) peningkatan share dan dampak S#$ dalam ekonomi %ilayah. Strategi )ertama dilatar belakangi oleh keadaan bah%a kiner a keuangan sebagian besar )D#3 (82 persen se+ara nasional), atau 2* dari 9, )D#3 di Ja%a 4imur terutama

"alaman '0

tipe # dan $, dalam posisi merugi dan stagnan. Dalam posisi ini )D#3 umumnya tidak punya pilihan untuk berin.estasi dan mengembangkan kegiatannya. Dengan strategi ini diharapkan )D#3 sebagai lembaga ekonomi dapat menghasilkan surplus usaha, dan menempatkannya sebagai sektor usaha yang dapat menarik in.estasi, sehingga dapat memper+epat pen+apaian tingkat pelayanan. Strategi peningkatan kiner a keuangan dan operasional )D#3 memuat dua sasaran. Pertama, peningkatan pendapatan )D#3. Gutput yang dihasilkan oleh S#$ dapat dipisahkan dalam pendapatan air dan non air. )endapatan air berasal dari rekening (tarif) air bulanan pelanggan, sedangkan pendapatan non air berupa beaya penyambungan ( connection fee), tenaga listrik yang dihasilkan, se%a aset dan asa2 asa lain yang men+apai '' persen pada tahun 2000. :angkah operasional meningkatkan pendapatan adalah dengan kebi akan harga ( pricing policy) yang optimal pada seluruh enis pendapatan tersebut. )ada %ilayah dimana tingkat pelayanan masih rendah, terutama )D#3 tipe # dan $, antara tarif air dan beaya penyambungan hendaknya diintegrasikan. 3enurut $appenas ('***), rata2rata beaya penyambungan )D#3 (connection fee) tergolong relatif tinggi sehingga +ukup signifikan menghalangi konsumsi air yang berkualitas. $eaya penyambungan tersebut dapat diturunkan untuk meningkatkan tingkat pelayanan dan pendapatan air dalam bulan2bulan berikutnya. :angkah operasional berikutnya adalah meningkatkan tarif (harga) air. =ata2rata harga air di -ndonesia adalah 484 rupiah per m 9 (tahun '**4), setara 90 persen diba%ah marginal cost ($appenas '***). Dalam rangka meningkatkan keragaan S#$, harga air perlu dinaikkan sebesar 9 dan 2 persen per tahun masing2masing bagi )D#3 besar dan ke+il. $erdasarkan skenario $appenas tersebut, harga air sebesar ;(0 rupiah per m 9 pada tahun '**( naik men adi masing2masing *(0 dan 800 rupiah per m 9 pada )D#3 besar dan ke+il pada tahun 2008. Sementara itu upaya meningkatkan pendapatan air dapat uga dilakukan dengan mendiskriminasi tarif air terutama di dalam kelompok konsumen. Diskriminasi tarif di antara kelompok konsumen, seperti rumah tangga, industri, asa, atau pemerintahan, umumnya telah dilakukan oleh sebagian besar )D#3. Sedangkan diskriminasi di dalam kelompok konsumen, misalnya rumah tangga di pusat kota dan di pinggiran atau kampung, belum dilakukan oleh hampir seluruh )D#3 kabupaten dan sebagian )D#3 kota atau )D#3 tipe # dan $ di Ja%a 4imur. Kedua, meningkatkan efisiensi dan keuntungan )D#3. &apasitas produksi efektif nasional produksi air bersih baru men+apai *2 persen dari kapasitas terpasang. 4ingkat inefisiensi )D#3 yang menon ol adalah kebo+oran air yang melebihi angka (yang disarankan) 20 persen. &ebo+oran )D#3 Surabaya pada tahun '*** sebesar 98 persen mengakibatkan hilangnya pendapatan (dan sekaligus keuntungan) sebesar ,, uta rupiah per hari, atau 28 miliar rupiah setahun. :angkah operasional yang mendesak adalah memperbaiki sistem distribusi untuk menekan kebo+oran air tersebut. -n.estasi dalam kegiatan tersebut mutlak dilakukan setiap periode untuk memelihara hubungan dengan atau menambah konsumen. :angkah operasional lainnya adalah in.estasi "alaman ''

dalam sumber daya manusia S#$ dan meningkatkan kiner a mutu dan pelayanan. )artisipasi s%asta dalam S#$ merupakan kun+i penting peningkatan efisiensi se+ara umum, disamping dapat mengurangi beban in.estasi pemerintah. :ebih dari itu, partisipasi s%asta uga berhasil mengefisienkan in.estasi dan kapasitas produksi hingga ', dan 9, persen, serta menaikkan tingkat pelayanan hingga (.( persen (-%an 5ugroho, 2002). )eluang partisipasi s%asta di -ndoneia +ukup besar. Depkimpras%il (2002) telah menyusun '; %ilayah potensial ( Tabel 0) dengan nilai in.estasi total (;( uta dolar guna menambah kapasitas produksi sebesar '*.* m9 per detik (22 persen dari kapasitas produksi tahun 2000). Studi kelayakan menghasilkan internal rate of return berkisar '* hingga 2( persen dan mena%arkan pilihan partisipasi konsesi. Strategi kedua dalam as)ek ekonomi adalah peningkatan share dan dampak S#$ terhadap )D=$. Share S#$ dalam )D$ pada tahun '*** relatif ke+il, yakni 0.', persen, atau dalam nilai absolut sebesar '.8,( triliun rupiah. =endahnya nilai tambah tersebut menun ukkan masih sangat diperlukan upaya pengembangan S#$. Dengan strategi tersebut diharapkan S#$ meningkat peran ekonominya dan memberikan dampak yang lebih luas kepada sektor2sektor ekonomi lainnya.
Tabel 0 Peluang Partisi)asi Swasta dalam Pengelolaan Air Bersih di Indonesia
Jumlah )endudu k2 i%a ' 2 9 4 ( ; &ota )ekanbaru &ota Dumai &ota )adang &ota :ampung &ab Serang &ab 4angerang (Eiputat, )amulang, dan )ondok #ren) , &ab 4angerang (Eipondoh, Eileduk) 8 &ab $ogor (7unung )utri, Eileungsi) * &ab Depok (Sa%angan) '0 '' '2 '9 '4 '( (;;0;9 '44(,0 80;48* 8(24(0 '(89*0( 28'8(49 (;;'948) '(,94*2 ((80;8*) 2*'*2', (242'0() ,((((0 (',,,'9) &ab $ekasi (Eikarang) ';',;;4 (2(0000) &ab $ekasi ()ondok 7ede, Jati '(9,84, #sih) (499,(,) &ab )ur%akarta ()ur%akarta, ;2*8*, Jatiluhur, Eempaka) (20994) &ab Subang (Subang, &ali ati, '240000 )agaden) (*9*4() &ab -ndramayu (#n atan, '(;0((0 Sukra, "aurgeulis) (',*(;,) &ab Eirebon '82,82, &ap )roduksi Saat ini lt dt2' 440 20 82( ;2( '400 9200 '900 '000 ('00) (00 ';0 ('00) 840 9'4 ';4 (22 928 Sambu2 4arif $eaya &ebo+o ngan =ata2 in.es2 =en2 2ran #ir =umah rata tasi +ana 4angga 2' 29 lt dt persen persen =p m uta K ;( ,0 40 4( 9* 2( 9' 9; 9; (0 (' 20 20 9' 2, ,, ,0 *9 ,8 40 *, '00 ** ** *8 *8 8( 8* *0 8( '088 '980 ;,0 ;89 '8,( 2200 9;00 9;00 9400 9400 9000 2**, 2;4( 9290 ',08 ;' 9( 88 '99 ''4 29 '8 ', 8 '; * 8 ( , 9

5o Wilayah )royek

'

'(;0 (80 2000 2',' ,900 400 400 2(0 200 900 2(0 280 ',( 22( 289

"alaman '2

5o Wilayah )royek' (Weru dan sekitarnya) '; Surabaya dan sekitarnya Jumlah atau rata2rata

Jumlah )endudu k2 (20(000) ;4(02(0

&ap )roduksi Sambu2 4arif $eaya &ebo+o ngan =ata2 in.es2 Saat =en2 2ran #ir =umah rata tasi ini +ana 4angga *2'' 9(00 '*8,4 9; ',8 ,0 '9;8 ;,; 2'(0 ''9 ;(;

#ngka di dalam tanda kurung adalah '%ilayah dan 2 umlah penduduk dalam pelayanan air bersih Sumber/ Departemen &impras%il (2002)

Strategi se+ara keseluruhan memuat dua sasaran. Pertama, meningkatkan share relatif S#$ di atas 0.', persen. Sasaran ini memuat komitmen kuat di dalam rangka pembangunan S#$ se+ara berkesinambungan. 4u uannya bukan untuk men+apai angka share setinggi2tingginya, tetapi memandu seluruh stakeholder untuk konsisten dan bertahap memperoleh kema uan disesuaikan dengan karakteristik pelayanan air bersih %ilayah. :angkah operasional men+apai sasaran tersebut pada dasarnya adalah meningkatkan permintaan air bersih pada tingkat pertumbuhan yang signifikan. "al ini dapat diintegrasikan di dalam pembangunan perkotaan atau sektoral seperti diuraikan sebelumnya. )ermintaan akhir terhadap S#$ dapat ditingkatkan oleh komponen in.estasi, khususnya yang ditanamkan untuk memperoleh economic of scale perusahaan. Kedua, meningkatkan aktifitas ekonomi %ilayah yang terkait dengan S#$. Sasaran ini dapat di+apai dengan peningkatan akitifitas ekonomi dalam kaitan ke belakang, ke depan, dan pembangunan sektor lain yang rele.an. #ktifitas ekonomi dalam kaitan ke belakang meliputi seluruh sektor yang menyediakan bahan baku dan berperan dalam produksi air bersih, misalnya men+ari sumber2sumber air baku dan pemeliharaan kualitas dan kuantitas air baku. #ktifitas ekonomi dalam kaitan ke depan meliputi seluruh sektor yang menggunakan air bersih dan output lain S#$ Lkhususnya sektor asa pari%isata. Multiplier air bersih pada hotel dan restoran men+apai '.0' dan '.08, termasuk tertinggi di propinsi Ja%a 4imur (-%an 5ugroho, 2002). #rtinya kenaikan output sebesar satu uta rupiah pada dua sektor tersebut akan menaikkan permintaan air sebesar '.0' dan '.08 m9. Diperoleh pula suatu angka elastisitas penyediaan air bersih terhadap )D=$ sebesar 0.;;. #rtinya kenaikan permintaan terhadap .olume air )D#3 ter ual sebesar ' kali akan meningkatkan )D=$ sebesar 0.;; kali. -mplikasinya, untuk men+apai pertumbuhan ekonomi ; hingga , persen sebagai ukuran untuk memulihkan perekonomian, maka .olume air ter ual harus tumbuh sebesar '0 persen. #ngka tersebut telah ter+apai dan sesuai dengan pertumbuhan air ter ual selama ini. Sementara itu langkah operasional yang rele.an adalah peningkatan pembangunan infrastruktur. -nfrastruktur listrik ($ank Dunia, '**9) maupun telepon (-%an 5ugroho, 2002) sangat signifikan mendorong pengembangan S#$. &ema uan pembangunan se+ara umum, atau dinyatakan dengan peningkatan pendapatan se+ara signifikan meningkatkan apresiasi terhadap air bersih.

"alaman '9

As)ek $ingkungan Strategi dalam aspek lingkungan bertu uan mendukung terselenggaranya alokasi air baku dan pelayanan air bersih yang optimal dan memenuhi kaidah2kaidah konser.asi dan daya dukung lingkungan. Strategi dinyatakan dalam dua hal yakni (i) peningkatan kuantitas dan kualitas air bersih dan (ii) peningkatan daya dukung lingkungan sumber daya air. Strategi )ertama dilatar belakangi oleh keadaan bah%a se+ara umum tingkat konsumsi air bersih per kapita (rumah tangga pelanggan )D#3) belum memenuhi standar kuantitas W"G sebesar '(0 liter per hari, yakni men+apai 48 m9 per orang atau setara dengan '92 liter per hari. Di sisi lain sebagian besar, atau 4,.( persen penduduk mengkonsumsi air bersih dari sumur yang diragukan ter amin kualitasnya. Dengan strategi ini diharapkan pelayanan air bersih yang memenuhi syarat2syarat kesehatan dan kuantitasnya bagi sebanyak2banyaknya penduduk dapat segera direalisasikan, dan sekaligus men+erminkan alokasi air baku (air sumur atau sumber lain) se+ara terukur dan bertanggung a%ab. Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas air bersih memiliki dua sasaran. Pertama, pengembangan sumber2sumber air baku baru. Se+ara umum kapasitas produksi air bersih berdasarkan sumber2sumber air baku yang ada tidak akan +ukup memenuhi permintaan air bersih pada masa mendatang. Gleh karena itu langkah operasional teren+ana dan terpadu dalam angka pan ang tidak dapat diker akan oleh S#$ sendiri. &hususnya. di sekitar Surabaya (%ilayah 7erbang &ertosusila) ($appeda Surabaya., '***), sistem penyediaan dan upaya peningkatan air baku telah terkoordinasi di dalam peren+anaan pengelolaan D#S $rantas oleh )erum Jasa 4irta. Sistem pengelolaan D#S $rantas telah mampu memanfaatkan air baku sekitar (0 persen dari kapasitas maksimumnya, termasuk paling efisien di -ndonesia. &erangka kebi akan telah disiapkan hingga tahun 20'8 (1ambar 1), yakni menambah air baku se umlah '9, uta m9 per tahun (setara 4.4 m9 per detik, hingga tahun 200;) dan 2'0 uta m9 per tahun (setara ;., m9 per detik, hingga tahun 20'8). Kedua, pemeliharaan kualitas air baku. )D#3 yang menggunakan air baku dari sumur dalam atau mata air relatif tidak bermasalah dalam memelihara kualitas air, yakni +ukup dengan sistem in eksi desinfektan kaporit se umlah 0.2 hingga 0.4 mg per liter di dalam sistem pengolahan air yang relatif sederhana.
Gambar 1. Peta Air Baku PDAM Surabaya "alaman '4 Map

Sedangkan )D#3 yang menggunakan bahan baku air permukaan, oleh karena keadaannya relatif terbuka terhadap gangguan sifat2sifat kimia, fisika dan biologi air, memerlukan proses pengolahan yang +anggih dan rumitLmeliputi sedimentasi a%al, aerator (proses oksidasi), flokulasi, sedimentasi akhir, dan penyaringanLuntuk memperbaiki kualitas air. :angkah operasional yang perlu segera diberlakukan adalah menerapkan sistem monitoring dini kualitas air. "al ini rele.an pada )D#3 Surabaya karena relatif sering menghadapi penurunan kualitas air bersih yang tidak terduga pada musim kemarau. Di sisi lain, perbaikan teknologi pengolahan perlu diupayakan terus menerus selain alasan efisiensi. Strategi kedua dalam as)ek lingkungan adalah peningkatan daya dukung lingkungan sumber daya air. Strategi ini sekalipun tidak di ba%ah %e%enang S#$ namun men adi rele.an dikemukakan karena alasan keterkaitan ekologis dan dampak2dampaknya. Sumber daya air adalah bagian dari sumber daya alam dan lingkungan yang harus dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat mengalirkan manfaat sebagai air baku se+ara optimal dan berkelan utan. Se auh ini yang terkait dalam arti luas dengan pengelolaan air baku meliputi sektor2sektor kehutanan, pertambangan atau geologi, peker aan umum dan pemerintah daerah. Sektor kehutanan ber%enang dalam perlindungan %ilayah hutan serta sumber daya tanah dan air di dalamnya, Direktorat 7eologi memiliki otoritas dalam eksplorasi air ba%ah tanah, dan departemen )6<&impras%il ber%enang mengelola air permukaan. Sementara itu, pengelolaan air permukaan di %ilayah D#S $rantas telah diserahkan se+ara fungsional kepada institusi )erum Jasa 4irta. Sedangkan pemerintah daerah bergerak men alankan kebi akan sektoral dan menerima umpan balik hasil pengelolaan air. 7ambaran tersebut memperlihatkan bah%a mekanisme pengelolaan air baku relatif rumit dan berpeluang menimbulkan pelanggaran dalam alokasinya. Dengan melihat keadaan obyektif tersebut, strategi peningkatan daya dukung lingkungan sumber daya air diharapkan dapat terkoordinasi sekaligus terfokus untuk menghasilkan keluaran air baku bagi kepentingan air bersih tanpa dikendalai penurunan daya dukung lingkungan. Strategi peningkatan daya dukung lingkungan memiliki dua sasaran. Pertama, perbaikan kualitas sumber daya alam dan lingkungan sumber daya air. :angkah operasional terpenting adalah menganalisis potensi dan panenan aktual air baku pada masing2masing %ilayah. )D#3 dapat menggunakan hasil2hasil analisis yang terkait dengan nera+a air dari berbagai sumber atau berinisiatif untuk hal tersebut. 6paya selan utnya adalah mengkoordinasikan seluruh stakeholder dalam %adah seperti diuraikan dalam strategi aspek sosial, untuk merumuskan plihan2pilihan perlindungan sumber daya hutan, tanah dan air atau ekosistem yang terkait. :angkah lainnya adalah pendekatan material balance dengan menerapkan instrumen baku mutu lingkungan sumber daya air. Kedua, mengendalikan alokasi air baku. #lokasi air baku yang tidak terukur dilakukan oleh rumah tangga dan asa atau industri dalam bentuk air sumur, mata air, sumur dalam, atau air permukaan. "al tersebut tidak dapat ditoleransi lagi pada %ilayah2%ilayah dengan daya dukung yang terbatas, karena mengakibatkan interusi air laut dan kemungkinan "alaman '(

subsidensi, misalnya di Surabaya ($appeda Jatim2$))4, '**() atau Jakarta (World $ank, '**4). :angkah operasional untuk sasaran kedua ini adalah melakukan pembinaan dan penyuluhan lingkungan kepada masyarakat. :angkah berikutnya adalah menerapkan mekanisme hukum dengan insentif penghargaan atau sangsi bagi penyelamat atau pelanggar kaidah2 kaidah lingkungan. Penutu) &eragaan S#$ di -ndonesia masih rendah dan memprihatinkan. 82 persen )D#3 berada dalam keadaan stagnan dan merugi, tingkat pelayanan baru men+apai '*.' persen penduduk, dan tingkat konsumsi per kapita (pelanggan )D#3) '92 liter per hari atau masih diba%ah standar W"G sebesar '(0 liter per hari. Strategi pengembangan S#$ memerlukan integrasi dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Strategi tersebut diharapkan akan menghasilkan dampak positif dalam masing2masing aspek se+ara proporsional, berkelan utan, dan memba%a peningkatan kese ahteraan (social benefit). )artisipasi s%asta dapat men adi stimulant peningkatan efisiensi se+ara umum, Disamping mengurangi beban in.estasi pemerintah, s%asta dapat memperbaiki etos ker a dan tingkat kebo+oran air sehingga mengefisienkan in.estasi dan kapasitas produksi serta menaikkan mutu dan tingkat pelayanan *a2tar Pustaka $adan )eren+ana )embangunan Daerah ($appeda) Surabaya. '***. Surabaya 6rban De.elopment )rogram )oli+y (S6D)) to 20'8. Surabaya. $adan )eren+ana )embangunan Daerah Jatim2$adan )engka ian dan )enerapan 4eknologi ($appeda Jatim2$))4). '**(. )engka ian -ntrusi #ir :aut di $asin<#kifer Surabaya. $appeda )ropinsi Jatim dan $))4 $idang )engka ian -lmu Dasar dan 4erapan '**4<'**(. Surabaya $adan )eren+ana )embangunan 5asional ($appenas). '***. 6rban Water Supply Se+tor )oli+y 1rame%ork. Jakarta. $adan )usat Statistik ($)S). '**'22002. Statistik #ir 3inum '**'22002. Jakarta. $adan )usat Statistik ($)S). '**'22002. Statistik &ese ahteraan =akyat '**'22002 Jakarta. $adan )usat Statistik ($)S). '***. Jatim Dalam #ngka '**,. $)S Jatim, Surabaya. $ro%n, #. '**,. Water resour+es for Eities in the 2'st Eentury. )aper to the fourth -nternational Eonggress of #sian )lanning S+hool M6rban =estru+turing in the 1ast 7ro%ing #sia/ its impli+ations to the planning proffesion and edu+ationN, 224 September '**,.

"alaman ';

Departemen &impras%il. 2002. Gpportunities for %ater supply in.estment in -ndonesia. http/<<<%%%.kb%.go.id<eO+omm<air bersih ?2 3aret 2002B. -delo.it+h, !. and &. =ingskog. '**(. )ri.ate Se+tor )arti+ipation in Water Supply and Sanitation in :atin #meri+a. Washington, DE/ 4he World $ank. -%an 5ugroho. 2002. &eragaan dan Strategi )engembangan Sektor #ir $ersih/ Studi kasus di propinsi Ja%a 4imur. ?DisertasiB. )rogram )as+asar ana -)$ $ogor. Jordan, J. :. and #. ". !lnagheeb. '**9. Willingness to pay for impro.ements in drinking %ater Puality. Water =esour+es =esear+h 2*(2)/ 29,224(. &eputusan 3endagri 5o 4, tahun '*** tentang )edoman )enilaian &iner a )D#3. &eputusan 3endagri 5o (9*<9('8<)6GD) dan ditindak lan uti dengan 7ubernur Jatim (dengan surat 5o ;*0<'9*,9<022<'**8) tentang pembebasan )D#3 terhadap ke%a iban2ke%a iban setor ke kas pemda 3alaysia Water Supply De.elopment, 200'. http/<<<%%%.my%atersupply.org ?28 September 200'B. 3oigne, 7. :e., #. Subramanian, 3. Qie, and S. 7iltner. '**4. # 7uide to the 1ormulation of Water =esour+es Strategy ?4e+hni+al )aper 5o. 2;9B. Washington, DE/ World $ank. Serageldin, -. '**(. 4he human fa+e of the urban en.ironment. Dalam/ Serageldin, -., 3. #. Eohen, and &. Si.aramakrishnan (eds.). )ro+eeding of the se+ond #nnual World $ank Eonferen+e on !n.ironmental Sustainable De.elopment, '* 2 2' September '**4. World $ank, Washington, DE. ';220. Surat &eputusan $ersama (S&$) 3endagri dan 3enteri )6 5o 4 tahun '*84 atau 2,<&)4S<'*84 tentang pembinaan )D#3. Jakarta 6nited 5ations. '*,*. 7uidelines for =ural Eentre )lanning/ =ural %ater supply and sanitation. 5e% Dork. World $ank. '**9. 4he demand for %ater in rural areas/ determinants and poli+y impli+ations. World $ank =esear+h Gbser.er. 8(')/ 4,2 ,0. World $ank. '**4. -ndonesia !n.ironment and De.elopment/ Ehallenges for the 1uture. 1or offi+ial use only. Washington, D.E. 2*2p.

"alaman ',

Anda mungkin juga menyukai