Anda di halaman 1dari 7

By : Evi Paulina Damayanti Simaremare PGSD BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu ketrampilan-keterampilan yang ditekankan pada keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar kelas 1 diawali dengan pembelajaran reseptif. Dengan demikian keterampilan produktif dapat ikut ditingkatkan. Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis, Keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Keterampilan yang satu bergantung kepada ketiga keterampilan lain. Misal, seorang dapat berbicara karena ia mampu menyimak, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa yang lengkap. Tidak dapat dikatakan siswa mampu berbahasa yang baik dan benar, bila mereka hanya terampil, menyimak, berbicara dan membaca, tetapi tidak terampil menulis. Jadi jelaslah bahwa keterampilan menulis benar-benar diperhatikan terutama di sekolah dasar, karena hanya dengan cara itulah guru dapat menjadikan siswa memiliki kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, pembelajaran menulis merupakan komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa indonesia kegunaan keterampilan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai masuk sekolah dasar dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh perhatian yang cukup dari guru.

B. Rumusan Masalah
1. 2. 3. 4. 5. 6. Berdasarkkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apa yang dimaksud dengan Menulis ? Apa yang dimaksud dengan pembelajaran menulis permulaan ? Apa saja metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan menulis kepada peserta didik ? Apa saja media yang digunakan dalam pembelajaran menulis ? Bagaimankah langkah-langkah pembelajaran menulis ? Apa saja kesulitan belajar yang dihadapi dalam pembelajaran menulis ?

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masaahnya maka tujuannya sebagai berikut untuk: 1. Mengetahui pengertian Menulis. 2. Mengetahui pengertian pembelajaran menulis permulaan. 3. Mengetahui metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan menulis kepada peserta didik. 4. Mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran menulis. 5. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis. 6. Mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi dalam pembelajaran menulis.

By : Evi Paulina Damayanti Simaremare PGSD BAB II PEMBAHASAN


A. Pengertian Menulis Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkai kalimat sedemikian rupa agar
pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu, setiap kalimat harus disusun sesuai dengan kaidahkaidah gramatika, serta mampu mendukung pengertian baik dalam taraf signifinance maupun dalam taraf value. Kalimat-kalimat yang demikian itu diwujudkan di atas kertas dengan menggunaan media visual menurut grafologi tertentu. Penguasaan terhadap sistem grafologi ini, yaitu sistem yang digunakan dalam suatu bahasa merupakan kemampuan prasarana yang harus dikuasai oleh seorang penulis. Ada tiga tahap proses menulis sebagaimana ditawarkan oleh David Nunan, yaitu : (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap revisi atau penyempurnaan. Untuk menerapkan ketiga tahap tersebut, dalam pendidikan bahasa, khususnya keterampilan menulis diperlukan keterpaduan antara proses dan produk menulis di dalam kelas. Hal ini amat bergantung pada pada minat pembelajaran dalam menulis, kerjasama antar pembelajar, kesempatan atau pun penetapan model pengajaran dan pembelajaran menulis. Berdasarkan uraian dan pernyataan di atas , dapatlah dikatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Sehubungan dengan hal ini, keterampilan menulis digunakan untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi sikap pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas ke dalam bentuk atau wujud tulisan. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian, dan pemilihan kata-kata yang tepat makna dan struktur kalimat.

B. Pengertian Menulis Permulaan


Kaitan antara membaca dan menulis sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pada waktu guru mengajarkan kata atau kalimat, siswa tentu akan membaca kata atau kalimat tersebut. Kemampuan membaca diajarkan sejak dini, sejak siswa masih di kelas I, maka kamampuan menulis pun diajarkan sejak dini pula. Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968). Menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca. Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif yang merupakan kemampuan yang menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks, yaitu kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemapuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik.

By : Evi Paulina Damayanti Simaremare PGSD


Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kurikulum siswa selanjutnya. Apabila dasar tersebut baik dan kuat maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil pengembangannya kurang baik juga.

C. Metode yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis


Dalam pembelajaran menulis ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain : metode abjad, metode kupas rangkai suku kata, metode kata lembaga, dan metode struktural analitik sintetik ( SAS ). Selain keempat metode tersbut, pembelajaran menulis juga dapat menggunakan metode seperti berikut : 1. Metode Eja Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut: 1) Menulis huruf lepas. 2) Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata. 3) Merangkaikan suku kata menjadi kata. 4) Menyusun kata menjadi kalimat.

2. Metode kata lembaga


1) 2) 3) 4) Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut: Mengenalkan kata. Merangkaikan kata antar suku kata. Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya. Menggabungkan huruf menjadi kata.

3. Metode Global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan katakata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata.

4. Metode SAS
Menurut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Menurut Supriyadi metode yang cocok dengan jiwa anak anak adalah metode SAS. Alasannya adalah : 1) Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasa yang terkecil adalah kalimat. 2) Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak, dan 3) Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Dalam penerapan metode SAS, guru menerapkan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana, setelah itu kalimat dibaca, siswa menyalinnya.

By : Evi Paulina Damayanti Simaremare PGSD


b. Kalimat tersebut diuraikan / dipisah-pisahkan ke dalam kata-kata. Setelah dibaca, siswa menyalin kata-kata itu seperti yang dilakukan guru. c. Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-suku nya, setelah dibaca siswamenyalin suku-suku itu seperti yang dilakukan oleh guru. d. Suku-suku kata itu diuraikan lagi atas huruf-hurufnya, siswa menyalin seperti yang dilakukan guuru. e. Setelah guru memberikan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu dirangkai legi menjadi suku kata. Siswa melakukan seperti apa yang dilakukan guru. f. Setelah semua siswa selesai, guru merangkai suku-suku menjadi kata, murid menyalin. g. Kata-kata tersebut dirangkai lagi sehingga menjadi kalimat seperti semula. Siswa melakukan hal yang sama seperti guru. Contoh guru akan mengajarkan huruf baru, s dan y sedangkan huruf yang sudah dikenal siswa : a,n,m,i. Jadi dengan menggunakan kalimat nama saya Nani. Na-ma-sa-ya-Na-ni Nama-saya-Nani Nama saya Nani.

D. Media yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis


Untuk mengajarakan menulis permulaan ada beberapa jenis media yang dapat digunakan antara lain : 1. Papan tulis, digunakan guru untuk memberikan contoh, dan oleh siswa digunakan untuk menuliskan apa yang ditugaskan oleh guru. Misalnya menulis kata, kalimat, nama sendiri, dan sebagainya. 2. Papan selip digunakan oleh guru untuk menyelipkan gambar atau kartu kata, kartu kalimat yang harus disalin oleh siswa atau gambar yang harus dituliskan judulnya oleh siswa. 3. Papan tali, digunakan untuk menggantungkan kartu kalimat, kartu-kartu kata, dan huruf yang harus disalin oleh siswa, atau gambar yang perlu dituliskan judulnya. 4. Majalah anak-anak dapat digunakan untuk tugas menyalin kalimat sederhana yanga da didalamnya atau menyalin judul 5. Papan nama, kartu nama, label, dan sebaginya digunakan untuk tugas menyalin.

E. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis


Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni pengenalan huruf dan latihan. Pengenalan huruf kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan membeda-bedakan dan lambang-lambang tulisan. Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain berikut ini: 1. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar 2. Latihan gerakan tangan 3. Latihan mengeblat 4. Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan. 5. Latihan menatap bentuk tulisan 6. Latihan menyalin baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis. 7. Latihan menulis halus/indah. 8. Latihan dikte/imla

By : Evi Paulina Damayanti Simaremare PGSD


9. Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja dihilangkan

F. Kesulitan Belajar Menulis


Seperti telah dikemukakan, bahwa pelajaran menulis mencakup menulis dengan tangan atau menulis perulaan, mengeja, dan menulis ekspresif. 1. Menulis Dengan Tangan Atau Menulis Permulaan. Menurut lerner ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, antara lain : Motorik, perilaku, persepsi, memori, kemampuan melaksanakan cross modal, penggunaan tangan yang dominan,dan kemampuan memahami insting. Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan mengalami kesulitan dalam menulis. Tulisannya tidak jelas, terputus-putus, tidak mengikuti garis. Anak yang hiperaktif atau anak yang perhatiannya mudah teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat termasuk pekerjaan menulis. Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika persepsi visualnya terganggu, anak mungkin akan kesulitan untuk membedakan bentuk-bentuk huruf.yang hampir sama seperti \d\ dan \b\, \p\ dengan \q\, \h\ dengan \n\ atau \m\ dengan \w\. Jika persepsi auditori yang terganggu, mungkin anak akan mengalami kesulitan untuk menulis kata-kata ynag diucapkan oleh guru. Gangguan memori juga dapat dijadikan sebagai penyebab terjadinya kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan ditulis. Jika gangguan menyangkut ngatan visual, maka anak akan sulit untuk mengingat huruf atau kata; dan jika gangguan tersebut menyangkut memori auditori anak akan mengalami kesulitan menulis kata-kata yang baru diucapkan oleh guru. Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia. Disgrafia menunjukkan kepada ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika. Kesulitan belajar menulis sering terkait dengan cara anak memegang pensil. Ada 4 macam cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitan menulis, yaitu ; sudut pensil terlalu besar, sudut pensil terlalu kecil, menggenggam pensil dan menyangkutkan pensil ditangan atau menyeret. 2. Menulis Mengeja Mengeja adalah suatu bidang yang tidak memungkinkan adanya kratifitas atau berfikir defergen. Hanya ada satu pola susuan huruf-huruf untuk suatu kata yang dapat dianggap benar, tidak ada kompromi. Sekelompok huruf yang sama akan memiliki makna yang berbeda jika disusun secara berbeda. Kelompok huruf \b\, \i\, dan \u\ misalnya, dapat disusun menjadi ibu, ubi, bui dan iub, tiga susunan pertama mengandung makna yang berbeda sedang susunan terakir tidak mengandung makna. 3. Menulis ekspresif Menulis ekspresif adalah mengungkapkan pikiran dan atau perasaan kedalam suatu bentuk tulisan, sehingga dapat difahami oleh orang lain yang sebahasa. Kesulitan menulis ekspresif banyk dialami oleh anak dan orang dewasa. Agar dapat menulis ekspresi seseorang harus terlebih dulu memiliki kemampuan berbahasa ujaran, membaca, mengeja, menulis dengan jelas, dan memahami berbagai aturan yang berlaku bagi suatu jenis penulisan,dengan menggunakan kata-kata sendiri.

By : Evi Paulina Damayanti Simaremare PGSD BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan Menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis permulaan diberikan kepada anak sejak anak duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Hal itu dilakukan untuk membantu anak dalam mencapai keterampilan berbahasa indonesia yang baik dan benar. Melalui penggunaan metode dan media yang benar diharapkan pembelajaran menulis permulaan ini, dapat berlangsung sesuai dengan harapan. Melalui langkah-langkah yang benar, juga mengetahui apa yang menjadi penyebab kesulitan belajar menulis permulaan, guru mampu membantu siswa dalam melakukan pembelajaran menulis permulaan. Dalam pembelajaran menulis ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain : metode abjad, metode kupas rangkai suku kata, metode kata lembaga, dan metode struktural analitik sintetik ( SAS ). Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni pengenalan huruf dan latihan. Pengenalan huruf kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. B. Saran Pembelajaran menulis merupakan komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa indonesia kegunaan keterampilan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai masuk sekolah dasar dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh perhatian yang cukup dari guru.

By : Evi Paulina Damayanti Simaremare PGSD

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


http://pembelajaranmenulis.blogspot.com http://id.scribd.com/doc/86302373/pengertian-menulis-permulaan http://pujirokhayanti99.blogspot.com/2012/10/makalah-menulis-permulaan.html

Anda mungkin juga menyukai