Anda di halaman 1dari 1

Tinjauan Tentang BLSM

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) menolong daya beli masyarakat, karena terjadi pergerakan ekonomi serta menjaga agar masyarakat hampir miskin tidak semakin miskin (Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa). Kedengarannya memang sangat ideal, akan tetapi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang digulirkan sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM tersebut dinilai sebagian pihak sebagai kebijakan yang sensitif dan rentan menimbulkan konflik jika mekanisme penyalurannya tidak tepat. Kebijakan pemerintah dengan menggulirkan BLSM ini bertujuan memberikan fondasi atau dasar bagi masyarakat miskin dalam menghadapi dampak dari kenaikan BBM. Pada kenaikan BBM tahun 2013 ini, setiap warga yang dianggap miskin mendapatkan Rp 150.000 setiap bulan selama 4 bulan, diharapkan sedikit mengangkat daya beli yang sudah barang tentu akan sangat merosot sebagai akibat kenaikan harga-harga bahan pokok sebagai efek domino dari kebijakan kenaikan BBM. Namun dalam prosesnya banyak sekali kendala yang menjadi biang keladi timbulnya konflik di masyarakat. BLSM dianggap bukanlah solusi tepat dalam menyelesaikan dampak yang terjadi akibat dari kenaikan BBM. BLSM ini hanya menjadi solusi sesaat bagi masyarakat. Belum adanya petunjuk teknis dan mekanisme yang tepat dalam penyaluran kepada masyarakat, hal ini akan mengakibatkan kebingungan pelaksana teknis di lapangan. Kategori miskin yang dipakai sebagai acuan masyarakat mendapat dana BLSM, masih mengguankan data lama yang belum diperbaharui sepenuhnya sehingga tidak jarang mengalami kerancuan. Selain itu, terdapat pula isu-isu politik yang mengiringi turunnya kebijakan BLSM. Muncul fenomena yang mungkin terlewati oleh para ahli sekalipun, yaitu perubahan tata nilai, etika, budaya kemandirian dan patriotisme di tengah masyarakat yang menjadikan kemiskinannya sebagai suatu produk yang layak dijual. Seseorang akan merasa terhina apabila dicela sebagai orang miskin namun akan sangat murka apabila tidak terdaftar sebagai warga yang berhak mendapat dana BLSM. Banyak pihak yang menilai BLSM ini tidaklah produktif melainkan hanya mendidik masyarakat untuk hidup konsumtif. Perlu pengawasan ketat dalam proses penyaluran sekaligus memberikan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat bahwa uang BLSM ini diharapkan dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif atau setidaknya untuk kebutuhan sehari-hari sampai masyarakat terbiasa dengan dampak dari kenaikan BBM tersebut. Semoga saja kebijakan pemerintah yang satu ini akan berdampak positif sesuai dengan maksud dan tujuannya, karena apabila meleset tentu siapa lagi yang menanggung dosanya.

Source : http://handuk-qu.blogspot.com/2013/06/tinjauan-tentang-blsm.html

Anda mungkin juga menyukai