Anda di halaman 1dari 20

ETIKA BIROKRASI DALAM ADMINISTRASI PEMBANGUNAN Tantangan Meng ada!

i Era G"o#a"i$a$i O"e % Ginandjar Karta$a$mita Menteri Negara Perencanaan Pem#ang&nan Na$iona"'Ket&a Ba!!ena$ Ora$i I"mia Die$ Nata"i$ (e )*+ ,ISIPOL UGM -og.a(arta/ +0 Se!tem#er +001

I.

Penda &"&an

Pertama -tama perkenankanlah saya menyampaikan selamat kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, yang sekarang sedang memperingati hari jadinya yang ke -41 Sungguh merupakan ke!ahagiaan !agi saya dapat turut hadir pada upa"ara peringatan ini, terutama karena saya merasa juga se!agai #arga $akultas ini se!a! saya telah memperoleh penghargaan gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada dalam !idang kajian $akultas ini %esempatan ini juga terkait dengan telah selesai di!angunnya gedung program Magister &dministrasi Pu!lik 'M&P(, yang pem!angunannya dilakukan se"ara s#adana Sekali lagi saya ingin mengu"apkan selamat kepada Universitas Gadjah Mada, khususnya #arga yang terli!at dalam program terse!ut Pada kesempatan yang !er!ahagia ini saya diminta untuk menyampaikan kuliah umum dengan se!uah tema yang telah dipilih oleh pimpinan universitas untuk menjadi !ahan pem!ahasan, yaitu etika !irokrasi pem!angunan dengan penekanan khusus pada tantangan yang dihadapi !angsa Indonesia dalam era glo!alisasi dan menyongsong era li!eralisasi perdagangan dunia )alam mem!ahas tema itu, saya ingin memulainya dengan se"ara singkat mengungkapkan pemikiran-pemikiran yang !erkem!ang dalam ilmu administrasi, khusus nya adminis trasi negara, mengenai etika administrasi, ke mudian memproyeksikannya kepada tantangan !agi !irokrasi pem!a ngunan, terutama dalam menghadapi era glo !alisasi Mengingat luasnya su!jek yang menjadi !ahan pem!ahasan, padahal #aktunya amat ter!atas , dengan sendirinya apa yang dapat saya sajikan hanyalah paparan se"ara sangat ringkas dalam kerangka pikir tertentu, dan di sana -sini mendalami !er!agai aspeknya II. Eti(a da"am Admini$tra$i

*tika adalah dunianya $ilsa$at, nilai, dan moral &dministrasi adalah dunia keputusan dan tindakan *tika !ersi$at a!strak dan !erkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan administrasi adalah konkrit dan harus me#ujudkan apa yang diinginkan (get the job done). Pem!i"araan tentang etika dalam administrasi adalah !agaimana mengaitkan keduanya, !agaimana gagasan-gagasan administrasi ---seperti keterti!an, e$isiensi, keman$aatan, produktivitas--- dapat menjelaskan etika dalam prakteknya, dan !agaimana gagasangagasan dasar etika --me#ujudkan yang !aik dan menghindari yang !uruk itu-- dapat menjelaskan hakikat administrasi

www.ginandjar.com

,erutama sejak dasa#arsa tahun 1-./-an, etika administrasi telah menjadi !idang studi yang !erkem!ang pesat dalam ilmu administrasi + Perkem!angan ini terutama didorong, meskipun !ukan dise!a!kan semata-mata oleh masalah-masalah yang dihadapi oleh administrasi negara di &merika karena skandal-skandal seperti Watergate dan Iran Contra %ajian-kajian terse!ut masih !erlangsung hingga saat ini, dan masih !elum terkristalisasi 0al ini men"erminkan upaya untuk memantapkan identitas ilmu adminis trasi, yang se!agai disiplin ilmu yang !ersi$at eklektik dan terkait erat dengan dunia praktek, tidak dapat tidak terus !erkem!ang mengikuti perkem!angan 1aman Meskipun dikatakan demikian, sejak a#alnya masalah ke!aikan dan ke!urukan telah menjadi !agian dari !ahasan dalam administrasi2 #alaupun se!agai su!disiplin !aru !erkem!ang kemudian Misalnya, konsep !irokrasi dari 3e!er, dengan konsep hirarkinya dan !irokrasi se!agai pro$esi, men"o!a untuk menunjukkan !irokrasi yang !aik dan !enar 4egitu juga upaya 3ilson untuk memisahkan politik dari adminis trasi 4ahkan konsep manajemen ilmiah dari ,aylor dapat juga dipandang se!agai upaya ke arah itu 5ooper '1--/( !ahkan menyatakan !ah#a nilai-nilai adalah ji#anya administrasi negara Frederi"kson '1--4( menga- takan nilai-nilai menempati setiap sudut administrasi 6auh se!elum itu 3aldo '1-47( menyatakan siapa yang mempelajari administrasi !erarti mempelajari nilai, dan siapa yang mempraktekkan administrasi !erarti mempraktekkan alokasi nilai-nilai Peran etika dalam adminis trasi !aru mengam!il #ujud yang le!ih terang relati$ !elakangan ini saja, yakni kurang le!ih dalam dua dasa#arsa terakhir ini Masalah etika ini terutama le!ih ditampilkan oleh kenyataan !ah#a meskipun kekuasaan ada di tangan mereka yang meme gang kekuasaan politik (political masters), ternyata administrasi juga memiliki ke#enangan yang se"ara umum dise!ut discretionary power. Persoalannya sekarang adalah apa ja minan dan !agaimana menjamin !ah#a ke#enangan itu digunakan se"ara 8!enar9 dan tidak se"ara 8salah9 atau se"ara !aik dan tidak se"ara !uruk 4anyak pem!ahasan dalam kepustakaan dan kajian su!disiplin etika administrasi 2 yang merupakan upaya untuk menja #a! pertanyaan itu *tika tentunya !ukan hanya masalahnya administrasi negara Ia masalah manusia dan kemanusiaan, dan karena itu sejak lama sudah menjadi !idang studi dari ilmu $ilsa$at dan juga dipelajari dalam semua !idang ilmu sosial )i !idang administrasi, etika juga tidak ter!atas hanya pada administrasi negara, tetapi juga dalam administrasi niaga, yang antara lain dise!ut se!agai business 3 ethics.
1

:i"holas 0enry '1--;( !erpandangan !ah#a ada tiga perkem!angan yang mendorong !erkem!angnya konsep etika dalam ilmu administrasi, yaitu '1( hilangnya dikotomi politik administrasi, '+( tampilnya teori-teori pengam!ilan keputusan di mana masalah perilaku manusia menjadi tema sentral di!andingkan dengan pendekatan se!elumnya seperti rasionalitas, e$isiensi, '<( !erkem!angnya pandangan-pandangan pem!aharuanm, yang dise!utnya counterculture critique , termasuk di dalamnya dalam kelompok yang dinamakan 8&dministrasi :egara 4aru9 + 6ohn & =ohr menunjukkan dengan jelas melalui ungkapan se!agai !erikut> !hrough administrati"e discretion, bureaucrats participate in the go"erning process o# our society$ but to go"ern in a democratic society without being responsible to the electorate raises a serious ethical question #or bureaucrats . < ?leh karena itu pula !ahasan ini tidak dimulai dengan !atasan-!atasan karena telah !anyak kepustakaan yang mengupas etika, moral, moralitas, sehingga pengetahuan mengenai hal itu di sini sudah dianggap gi"en . Untuk kepentingan pem!ahasan di sini diikuti jejak =ohr, pakarnya masalah etika dalam !irokrasi, yang menggunakan etika dan moral dalam pengertian yang kurang le!ih sama, meskipun untuk kepentingan pem!ahasan lain, misalnya dari sudut $ilsa$ati, memang ada per!edaan =ohr menyatakan> %or the most part, I shall use the words ethics and morals interchangeably. &lthough there may be nuances and shades o# meaning that di##erentiate these words, they are deri"ed etymologically #rom 'atin and (reek words with the same meaning. %ita ketahui dari kepustakaan !ah#a kata etika !erasal dari @unani ethos yang artinya ke!iasaan atau #atak2 dan moral, dari kata Aatin mos 'atau mores www.ginandjar.com +

untuk jamak( yang artinya juga ke!iasaan atau "ara hidup

www.ginandjar.com

<

:amun, mungkin ini men"erminkan ego disiplin saya sendiri, di !idang administrasi negara, sehingga masalah ini menjadi keprihatinan (concern) yang sangat !esar, karena perilaku !irokrasi mempengaruhi !ukan hanya dirinya, tetapi masyarakat !anyak Selain itu, !irokrasi juga !ekerja atas dasar ke per"ayaan, karena seorang !irokrat !ekerja untuk negara dan !erarti juga untuk rakyat 3ajarlah apa!ila rakyat mengharapkan adanya jaminan !ah#a para !irokrat 'yang di!iayainya dan seharusnya menga!di kepada kepentingannya( !ertindak menurut suatu standar etika yang selaras dengan kedudukannya Selain itu, telah tum!uh pula keprihatinan !ukan saja terhadap individu-individu para !irokrat, tetapi terhadap organisasi se!agai se!uah sistem yang memiliki ke"enderungan untuk mengesampingkan nilai-nilai &palagi !iokrasi modern yang "enderung !ertam!ah !esar dan !ertam!ah luas ke#e nangannya &pple!y '1-;+(, termasuk orang yang paling !erpengaruh dalam studi mengenai masalah ini Ia men"o!a mengaitkan nilai-nilai demokrasi dengan !irokrasi dan melihat !esarnya kemungkinan untuk memadukannya se"ara serasi :amun, &pple!y mengakui !ah#a dalam prakteknya yang terjadi adalah ke!alikannya Ia mem!ahas patologi !irokrasi yang memperlihatkan !ah#a !irokrasi itu melen"eng dari keadaan yang seharusnya Golem!ie#ski '1-B+, 1-B;( yang juga merujuk pada pandangan &pple!y, selanjutnya mengatakan !ah#a selama ini organisasi selalu dilihat se!agai masalah teknis dan !ukan masalah moral, sehingga tim!ul !er!agai persoalan dalam !ekerjanya !irokrasi pemerintah 0ummel '1-.., 1-7+, 1-7.( mengeritik !irokrasi rasional a la 3e!er dengan antara lain me nyatakan !ah#a !irokrasi, yang dise!ut se!agai !entuk organisasi yang ideal, telah merusak dirinya dan masyarakatnya dengan ketiadaan normanorma, nilai-nilai, dan etika yang !erpusat pada manusia III. Ber#agai Pende(atan

&pa!ila se"ara umum telah ter"apai kesepakatan di antara para pakar mengenai adanya masalah dalam adminis trasi negara yang !erkaitan dengan etika sehingga perlu dikem!angkan se!agai suatu !idang studi khusus, maka khasanah kepustakaannya disemarakkan dengan !anyaknya pendekatan yang digunakan oleh !er!agai pakar %eadaan ini #ajar saja, dan memang menjadi karakteristiknya ilmu sosial, yang tidak pernah mudah men"ari ke!enaran mutlak atau yang dapat diterima se"ara umum )engan tidak !ermaksud mem!uat penyederhanaan (o"ersimpli#ication), saya kira ada dua pendekatan yang dapat diketengahkan yang tampaknya dapat me#akili !anyak pandangan, jika tidak dapat dikatakan se!agian !esar pandangan-pandangan yang ada Pertama pendekatan teleologi Pendekatan teleologi terhadap etika administrasi !erpangkal tolak !ah#a apa yang !aik dan !uruk atau apa yang seharusnya dilakukan oleh administrasi, a"uan utamanya adalah nilai keman$aatan yang akan diperoleh atau dihasilkan, yakni !a ik atau !uruk dilihat dari konsekuensi keputusan atau tin dakan yang diam!il )alam konteks administrasi negara pendekatan teleologis mengenai !aik dan !uruk itu, diukur antara lain dari pen"apaian sasaran ke!ijakan-ke!ijakan pu!lik 'seperti pertum!uhan ekonomi, pela - yanan kese hatan, kesempatan mengikuti pendidikan, kualitas lingkungan(, peme nuhan pilihan- pilihan masyarakat atau per#ujudan kekuasaan organisasi, !ahkan kekuasaan perorangan kalau itu menjadi tujuan dari administrasi Pendekatan ini juga terdiri atas !er!agai kategori &da dua yang utama )ertama, adalah apa yang dise!ut ethical egoism, yang !erupaya mengem!angkan ke!aikan !agi dirinya @ang amat dikenal di sini adalah :i""olo Ma"heavelli, seorang !irokrat Itali 'Florensia( pada a!ad ke -1;, yang menganjurkan !ah#a kekuasaan dan sur"i"al pri!adi adalah tujuan yang !enar untuk seorang administrator pemerintah @ang kedua, adalah utilitarianism, yang pangkal tolaknya adalah prinsip ke$aedahan (utility), yaitu mengupayakan yang ter!aik
www.ginandjar.com

untuk se!anyak-!anyaknya orang Prinsip ini sudah !erakar sejak lama, terutama pada pandangan-pandangan a!ad ke-1-, antara lain dari 6eremy 4entham dan 6ohn Stuart Mills :amun, di antara keduanya, yaitu egoism dan utilitarianism, tidak terdapat jurang pemisah yang tajam karena merupakan suatu kontinuum, yang di antaranya dapat ditempatkan, misalnya, pandangan 3e!er !ah#a seorang !irokrat sesungguhnya !ekerja untuk kepentingan dirinya sendiri pada #aktu ia melaksanakan perintah atasannya, yang oleh 5handler '1--4( dise!ut se!agai a disguise act o# ego . :amun, telah dapat diperkirakan !ah#a dalam masa modern dan pas"a modern ini, pandangan utilitarianism atau kelompok pendekatan teleologis ini memperoleh le!ih !anyak perhatian )alam pandangan ini yang amat pokok adalah !ukan memperhatikan nilai-nilai * moral, tetapi konsekuensi dalam keputusan dan tindakan administrasi itu !agi masyarakat %epentingan umum (public interest) merupakan ukuran penting menurut pendekatan ini )i sini pun dite mui pula !er!agai masalah )ertama, siapa yang menentukan apakah sesuatu sasaran, ukuran, atau hasil yang dikehendaki didasarkan pada kepentingan umum, dan !ukan kepentingan si pengam!il keputusan sendiri, atau kelompoknya, atau kelompok yang ingin diuntungkan 4 *edua, di mana letak !atas antara hak perorangan dengan kepentingan umum 6ika kepentingan umum men"erminkan dengan mudah kepentingan !anyak individu, maka ma - salahnya sederhana 1 :amun, jika ada per!edaan tajam antara keduanya, maka akan 5 tim!ul masalah *etiga, !agaimana mem!uat perhitungan yang tepat !ah#a langkah-langkah yang dilakukan akan menguntungkan kepentingan umum dan tidak merugikan 0al ini penting oleh karena kekuatan dari pendekatan (utilitarianism) ini adalah !ah#a dalam nera"anya harus diperoleh man$aat yang se!esar-!esarnya dan kerugian yang seke"il-ke"ilnya, untuk 6 kepen- tingan masyarakat se"ara keseluruhan &tau dengan kata lain e$isiensi

Misalnya, mem!unuh !ertentangan dengan nilai yang ama t mendasar dalam moral, tetapi mem!unuh musuh '!ahkan dalam situasi tertentu se!anyak-!anyaknya, dengan menjatuhkan !om atom, misalnya( di!enarkan karena yang menjadi pertim!angan adalah apa yang ingin di"apai dari tindakan itu Misalnya, serangan &merika Serikat terhadap Irak, dari segi moral termasuk moral 4arat tidak !isa di!enarkan2 tetapi ada tujuan atau hasil yang ingin di"apai yang mem!eri pem!enaran pada para pengam!il keputusan di negara itu 5ontoh lain adalah !ah#a tidak semua ke!enaran dapat di!e!erkan oleh pemerintah kepada masyarakat karena !isa merugikan, misalnya hu!ungan dengan negara lain, atau sesuatu yang sedang diperjuangkan, atau yang dapat menim!ulkan gejolak apa!ila dikemukakan )i sini per!uatan untuk tidak !er!i"ara sejujurnya, yang !ertentangan dengan etika, di!enarkan, karena konsekuensi dari !er!i"ara yang se!enarnya akan !eraki!at !uruk !agi kepentingan umum ; :i"holas 0enry , menyatakan> )ublic administrators do make political decisions, but no e##ecti"e moral and philosophic guidelines e+ist #or their making these decisions in the public interest. B Misalnya, upaya mengendali kan in$lasi, dengan ke!ijakan memperketat jumlah uang !eredar %e!ijakan pu!lik seperti itu akan mengaki!atkan naiknya suku !unga, sehingga mem!eratkan !e!an dunia usaha, tetapi hasil yang akan diperoleh, yaitu sta!ilitas ekonomi, men"erminkan kepentingan yang le!ih luas . Misalnya, dalam !e!erapa kasus pem!e!asan tanah di daerah-daerah, seperti 3aduk :ipah di Madura 7 )alam hal ini kita !isa mengam!il "ontoh konsep kita sendiri di Indonesia )eregulasi dan de!irokratisasi akan meningkatkan e$isiensi, karena itu adalah per!uatan yang !aik atau !enar ,etapi, dengan langkah itu yang kuat akan makin kuat daya saingnya dan yang lemah !isa maki n lemah kalau di!iarkan !egitu saja &ki!atnya terjadi kesenjangan yang mele!ar Pertim!angan !aik !uruk di sini haruslah memperhitungkan aspek-aspek terse!ut, yang mungkin akan meng - hasilkan kesimpulan perlu dilakukannya upaya lain yang akan menutup i kerugian terse!ut www.ginandjar.com

Salah satu ja#a!an yang juga !erkem!ang adalah apa yang dise!ut pilihan pu!lik, suatu teori yang !erkem!ang atas dasar prinsip-prinsip ekonomi Pandangan ini !erpangkal pada pilihan-pilihan perorangan (indi"idual choices) se!agai !asis dari langkahlangkah politik dan administrati$ Memaksimalkan pilihan-pilihan individu merupakan pandangan teleologis yang paling pokok, dengan me ngurangi sampai seke"il mungkin !iaya 0 atau !e!an dari tindakan kolekti$ terhadap individu %onsep ini !erkaitan erat dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar dan partisipasi masyarakat dalam pengam!ilan keputusan )engan sendirinya akan ada kon$lik dalam pilihan-pilihan terse!ut, dan !agaimana mengelola kon$lik-kon$lik itu merupakan tantangan pokok !agi administrasi dalam meran"ang dan mengelola !adan-!adan dan program-program pu!lik )apat dipahami !ah#a tidak semua pihak merasa puas dengan pendekatanpendekatan yang demikian 6ustru, mun"ulnya pandangan-pandangan mengenai etika adminis - trasi menjelang akhir a!ad ke-+/ ini !erkaitan erat dengan upaya mendudukkan etika atau moral se!agai prinsip utama (guiding principles) dalam administrasi 0al ini merupakan tema dari pendekatan deontologi. Pendekatan ini !erdasar pada prinsip-prinsip moral yang harus ditegakkan karena ke!enaran yang ada dalam dirinya, dan tidak terkait dengan aki!at atau konsekuensi dari keputusan atau tindakan yang dilakukan &sasnya adalah !ah#a proses administrasi harus +7 !erlandaskan pada nilai-nilai moral yang mengikat Pendekatan ini pun, tidak hanya satu garisnya @ang amat mendasar adalah pandangan yang !ersum!er pada $alsa$ah Immanuel %ant '1.+4-17/-(, yaitu !ah#a moral adalah imperati$ dan kategoris, yang tidak mem!enarkan pelanggaran atasnya untuk tujuan apa pun, meskipun karena itu masyarakat dirugikan atau ++ harus jatuh kor!an 4er!eda dengan pandangan %antian terse!ut, ada pula pandangan relativisme dalam moral dan ke!udayaan, yang menolak kekakuan dan a!solutisme dalam mem!eri nilai pada moral Menurut pandangan ini suatu perada!an atau ke!udayaan akan menghasilkan sistem nilainya sendiri, yang dapat tetapi tidak harus selalu sama dengan perada!an atau ke!udayaan lain +2 )ari pokok pikiran terse!ut !erkem!ang pandangan-pandangan yang dise!ut situati, onism yang !ertentangan dengan paham uni"ersalism. -ituation ethics ini intinya adalah !ah#a determinan dari moralitas yang ditetapkan !erkaitan dengan situasi +3 tertentu

Misalnya, dengan program-program ke!ijakan pem!erdayaan untuk memperkuat daya saing lapisan masyarakat yang le!ih lemah 0armon dan Mayer '1-7B( menyatakan In organi.ing #or collecti"e action, the objecti"e is to construct decision,making arrangements which is to say, organi.ations that produce the least possible in#ringement on indi"idual liberty and hold the organi.ing costs to a minimum, and at the same time produce results with which e"eryone can li"e . 1/ %athryn G )enhardt '1-77( misalnya, mengatakan /rgani.ations and their members must not be moral only where it is e##icient to do so, they must be e##icient only where it is moral to do so . 11 5ontoh yang sering di!i"arakan adalah !er!ohong untuk melindungi nya#a seseorang Menurut pandangan ini, dengan tujuan apa pun !er!ohong tidak !isa di!enarkan 1+ 4anyak "ontoh mengenai hal ini Misalnya, di !e!erapa masyarakat 4arat, hu!ungan 8suami -isteri9 antara dua manusia sejenis dimungkinkan :amun di dunia ,imur sistem nilainya tidak akan menerimanya Se!aliknya, poligami diterima di se!agian masyarakat seperti di dunia Islam, atau poliandri di masyarakat 0indu tertentu, tetapi di dunia lain tidak diterima 1< =ohr menjelaskannya se!agai !erikut> /ne o# the perennial questi ons in the history o# ethics has been whether particular moral principles are based on nature or con"ention. Is morality something o# man0s own making, something that di##ers #rom age to place and are rooted in man0s being1 In the ancient world, )lato re ported -ocrates0 rigorous inquiry into this problem and -ophocles0 &ntigone has immortali.ed the problem in "erse. 2edie"al men carried on the www.ginandjar.com

debate with the pithy 'atin phrase3 malum quia prihibitum aut prohibitum quia malum. !hat

www.ginandjar.com

)alam dunia praktek, yang menjadi dunianya administrasi memasukkan nilai-nilai moral ke dalam administrasi, merupakan upaya yang tidak mudah, karena harus mengu!ah pola pikir yang sudah lama menji#ai administrasi, seperti yang di"erminkan oleh paham utili- tarianisme ?leh karena memang perde$inisi administrasi adalah usaha !ersama untuk men"apai suatu tujuan, maka pen"apaian tujuan itu merupakan nilai utama dalam administrasi selama ini FoC '1--4(, antara lain mengetengahkan tiga pandangan yang menggam!arkan pendekatan deontologi dalam etika administrasi ini )ertama, pandangan mengenai keadilan sosial, yang mun"ul !ersama !erkem!angnya 8&dministrasi :egara 4aru9 'antara lain Frederi"kson dan 0art, 1-7;( +* Menurut pandangan ini administrasi negara haruslah se"ara proakti$ mendorong ter"iptanya pemerataan atau keadilan sosial (social equity) Mereka melihat !ah#a masalah yang dihadapi oleh administrasi negara modern ada lah adanya ketidakseim!angan dalam kesempatan sehingga mereka yang kaya, memiliki pengetahuan, dan terorganisasi dengan !aik, memperoleh posisi yang senantiasa menguntungkan dalam negara )engan lain perkataan, ad- ministrasi harus lah mem!antu yang miskin, yang kurang memiliki pengetahuan dan tidak terorganisasi Pandangan ini, "ukup !erkem!ang, meskipun di dunia akademik !anyak juga pe- ngeritiknya *edua, apa yang dise!ut regime "alues atau regime norms. Pandangan ini terutama !ersum!er dari =ohr '1-7-(, yang !erpendapat !ah#a etika administrasi negara harus menga"u kepada nilai-nilai yang melandasi ke!eradaan negara yang !ersangkutan )alam hal ini ia merujuk kepada konstitusi &merika yang harus menjadi landasan etika para administrasi di negara itu *etiga, tatanan moral universal atau uni"ersal moral order 'antara lain )enhardt, 1-77, 1--1( Pandangan ini !erpendapat !ah#a ada nilai-nilai moral yang !ersi$at universal yang harus menjadi pegangan !agi administrator pu!lik Masalahnya di sini ada lah nilainilai moral itu sendiri !anyak yang dipertanyakan karena !eragamnya sum!ernya dan juga ke!udayaan serta perada!an, seperti telah diuraikan di atas 4erkait dengan itu, !elakangan ini !anyak kepustakaan etika administrasi yang mem!ahas dan mengkaji etika ke !ajikan (ethics o# "irtue). *tika ini !er!i"ara mengenai karakter yang dikehendaki dari seorang administrator %onsep ini merupakan koreksi terhadap paradigma yang !erlaku se!elumnya dalam administrasi, yaitu etika se!agai aturan (ethics as rules), yang di"erminkan dalam struktur organisasi dan $ungsi-$ungsi serta prosedur, termasuk di dalamnya sistem insenti$ dan disinsenti$ dan sanksi-sanksi !erdasarkan +4 aturan Pandangan etika ke!ajikan !ertumpu pada karakter individu Pandangan ini seperti juga pandangan 8&dminis trasi :egara 4aru9 !ersum!er dari konperensi Minno#!rook di :e# @ork pada akhir dasa#arsa 1-B/-an, yang ingin memper!aharui dan merevitalisasi !idang studi administrasi negara :ilai-nilai ke!ajikan inilah yang diharapkan dapat mengendalikan
is, is something e"i l because it is prohibited or is it prohibited because it is e"il1 !he contemporary "ersion o# the debate is #requently couched in terms o# situation ethics . Pandangan ini tidak lepas dari pengaruh 6ohn =a#ls '1-.1(, dengan !heory o# 4ustice nya yang menjadi rujukan dari !er!agai teori pemerataan dan keadilan sosial &ntara lain ) % 0art '1--4( mengungkapkannya se!agai !erikut> .. %or too long, the management orthodo+y has taken as a+iomatic the proposition that good systems will produce good people, and that ethical problems will yield to better systems design. 5ut history is clear that

14

1;

www.ginandjar.com

a just society depends more upon the moral trustworthiness o# its citi.ens and its leaders than upon structures designed to trans#orm ignoble actions into socially use#ull results. -ystems are important, but good character is more important. &s a result, management scholars and practitioners are gi"ing increasing attention to administrati"e ethics6

www.ginandjar.com

peran se seorang di dalam organisasi sehingga pen"apaian tujuan organisasi senantiasa !erlan- daskan nilai-nilai moral yang sesuai dengan marta!at kemanusiaan ,antangan selanjutnya adalah menemukan apa saja nilai-nilai ke!ajikan itu, atau le!ih tepatnya lagi nilai-nilai mana yang pokok (cardinal "alues), dan mana yang menjadi turunan (deri"ati"e) dari nilai-nilai pokok itu Frankena '1-.<( misalnya, mengatakan !ah#a hanya ada dua ke!ajikan pokok (cardinal "irtues) , yaitu bene"olence dan +1 justice Semua nilai ke!ajikan lain !ersum!er dari kedua nilai utama itu 0art me +5 ngata kan !ah#a ke!ajikan pokok itu adalah eudaimonia dan bene"olence Selanjutnya administrator yang !ajik ("irtuous administrator) adalah yang !erusaha, seperti dikatakan oleh 0art '1--;( agar ke!ajikan menjadi sentral dalam karakternya sendiri, yang akan mem!im!ingnya dalam perilakunya dalam organisasi ,idak !erhenti di situ saja2 a dministrator yang !ajik !erke#aji!an moral untuk mengupayakan agar ke!ajikan juga menjadi karakter mereka yang !ekerja di !a#ahnya :amun, dinyatakannya pula !ah#a ke!ajikan tidak !isa dipaksakan kepada yang lain karena ke!ajikan harus !erasal dari diri masing-masing individu ("oluntary obser"ance). Ia meneka nkan !ah#a "irtue does not yield to social engineering. )i sini 0art menge tengahkan pentingnya pendidikan mengenai ke!ajikan sejak dini, serta dilan"arkannya ke!ijakan-ke!ijakan program, praktekpraktek yang mendorong !erkem!angnya nilai-nilai ke!ajikan dalam organisasi &khirnya, dan yang teramat penting adalah kete ladanan Ia sendiri mengakui !ah#a tidak ada orang yang dapat men"apai tingkat ke!ajikan yang ideal, maka dalam etika ke!ajikan yang penting adalah proses untuk mengin- ternalisasikannya di!andingkan dengan hasilnya )alam mem!ahas etika dalam organisasi, sejumlah pakar mem!edakan antara etika perorangan (personal ethics) dan etika organisasi *tika perorangan menentukan !aik atau !uruk dalam perilaku individual seseorang dalam hu!ungannya dengan orang lain dalam organisasi *tika organisasi menetapkan parameter dan merin"i ke#aji!an-ke#aji!an (obligations) organisasi itu sendiri, serta menggariskan konteks tempat keputusan-keputusan etika perorangan itu di!entuk 'Dasu, Ste#art, Garson, 1--/( Menjadi tugas !agi para pengkaji organisasi untuk memahami le!ih dalam hakikat etika perorangan dan etika organisasi serta interaksinya Pem!ahasan yang terakhir adalah mengenai etika pro$esional :ilai-nilai ke!ajikan yang di!i"arakan di atas adalah etika perorangan yang harus dimiliki siapa saja, tidak terke"uali, !ahkan dalam pandangan ilmu administrasi, justru terutama harus dimiliki oleh mereka yang menjadi penga!di masyarakat (public ser"ants). *tika pro$esional le!ih sempit di!andingkan dengan etika perorangan yang !erlaku !uat semua itu )alam menganalisis etika perorangan dari ka"a mata ilmu administrasi, =ohr '1-7<( mem!aginya dalam kelompok metaetika 'studi mengenai dasar-dasar linguistik dan epistemiologis dari etika(, etika umum 'prinsip-prinsip mengenai !enar dan salah(, dan etika khusus *tika khusus di!aginya lagi menjadi etika individual dan etika sosial )alam etika khusus ini ia memasukkan etika pro$esional Paham lain melakukan pendekatan analitis yang
1B

Ia mengatakan many moralists, among them -chopenhouer, h a"e taken bene"olence and justice to be the cardinal moral "irtues, as I would. It seems to me that all o# the usual "irtues (such as lo"e, courage, temperance, honesty, gratitude, and considerateness), at least inso#ar as they are moral "irtues, can be d eri"ed #rom these two . 1. @ang dimaksud dengan eudamonia menurut 0art adalah konsep !ah#a 8all indi"iduals are born with unique potentialities and the purpose o# li#e is to actuali.e them in the world. !hese potentialities in"ol"e, #irst, moral "irtues and, second, our unique indi"idual talents. With respect to morality, eudaimonia cannot in"ol"e harming either sel# or others, as the pre#i+ eu , or good, makes clear. Sedangkan bene"olence diartikannya se!agai the lo"e o# other . www.ginandjar.com 1/

!er!eda, tetapi pendekatan di atas saya kemukakan se!agai suatu ilustrasi upaya untuk mengetahui kedudukan etika pro$esional dalam keseluruhan sistem nilai yang mem!entuk etika perorangan, dari sudut pandang ilmu administrasi *tika pro$esional !erkaitan dengan pekerjaan seseorang ?leh karena itu, etika pro$esional !erlaku dalam suatu kerangka yang diterima oleh semua yang se"ara hukum atau se"ara moral mengikat mereka dalam kelompok pro$esi yang !ersangkutan *tika pro$esional pada pro$esi tertentu dilem!agakan dalam apa yang umum dise!ut kode etik Misalnya, kode etik untuk dokter, hakim, penga"ara, #arta#an, arsitek, pega#ai negeri, periklanan dan se!againya %ode etik itu ada yang diperkuat oleh sistem hukum, atau mengikat se"ara sosial dan se"ara kultural, sehingga mengikat se"ara moral I8. Ma$a"a Eti(a da"am Biro(ra$i Pem#ang&nan

Uraian di atas men"o!a menunjukkan !ah#a masalah etika dalam administrasi adalah masalah yang menjadi kepedulian dan keprihatinan para pakar di !idang ini Ia menjadi masalah di negara yang paling maju sekali pun, yakni di negara seperti &merika Serikat yang telah !erdiri selama dua seperempat a!ad, yang konstitusi dan gagasan-gagasan idealnya menjadi "ontoh !agi konstitusi dan gagasan-gagasan dasar !anyak negara lain, dan yang administrasinya juga menjadi rujukan administrasi di !anyak negara lain +6 :egara -negara lain yang telah lanjut usia nya, seperti Inggris, Pran"is, dan 6epang, juga mengalami masalah yang sama, yaitu persoalan dalam etika !irokrasinya )i negara-negara itu !irokrasi diandalkan untuk menjadi pelindung dan pengayom masyarakat, yang !ersi$at jujur dan adil, dan keseluruhan sistemnya diarahkan untuk menjamin adanya hal itu :amun, ternyata mereka tetap saja menghadapi masalah dalam !irokrasinya, yang terlihat dari !anyaknya skandal yang meli!atkan !irokrasi mereka )engan latar !elakang pandangan itu, adalah #ajar apa!ila di negara yang !aru mem!angun ditemukan pula masalah- masalah yang sama 4ahkan sulit untuk di!antah, meskipun perlu ada kajian yang le!ih dalam, !ah#a di negara !erkem!ang masalah etika ini proporsinya jauh le!ih !esar Pandangan itu didukung oleh o!servasi yang umum dalam kondisi administrasi di negara-negara !erkem!ang seperti antara lain se!agai !erikut )ertama, !elum ter"ipta tradisi administrasi yang !aik, yang menjaga tim!ulnya masalah etika seminimal mungkin :egara !erkem!ang sedang mengem!angkan administrasi- nya, yang sesuai dengan ke!udayaannya, tetapi mengikuti kaidah-kaidah yang !erlaku umum :egara-negara itu tidak mempunyai !anyak rujukan, karena tidak dapat melanjutkan admi- nistrasi yang !erasal dari masa kolonial, yang tujuan ke!eradaannya !er!eda dengan administrasi dalam negara yang merdeka 6uga tidak !isa merujuk pada administrasi prakolonial, seperti, dalam hal kita, administrasi kerajaan Majapahit atau Sri#ijaya, atau pun Mataram yang le!ih !aru, yang sama sekali tidak relevan untuk keadaan masa kini 6uga kita tidak !isa meniru !egitu saja administrasi yang sudah 8matang9 di negara maju, karena adanya per!edaan pada tingkat kemajuan ekonomi maupun sosial, dan latar !elakang !udaya *edua, adanya keter!atasan dalam sum!er daya, yang menye!a!kan pengem!angan administrasi yang !aik tidak !isa "epat !erjalan %eter!atasan itu adalah !aik dalam hal sum!er dana maupun sum!er daya manusia 'S)M( S)M administrasi sangat ter!atas kualitas, kompetensi, dan pro$esionalismenya, dan keadaan itu diper!erat oleh im!alan yang rendah karena keter!atasan dana peme rintah

17

,idak ada orang yang mem!antah !ah#a ilmu administrasi !erkem!ang di &merika, dan menjadi rujukan !agi pe ngem!angan ilmu ini di semua negara lainnya, termasuk di www.ginandjar.com

11

Indonesia

www.ginandjar.com

1+

*etiga, administrasi hidup dalam suatu sistem politik, dan di !anyak negara !erkem!ang sistem politik itu sendiri masih !erkem!ang 4aru !elakangan ini saja negara- negara !erkem!ang !erupaya menerapkan dengan sungguh-sungguh prinsip -prinsip demokrasi ke dalam sistem politiknya Itu pun masih !anyak ragamnya dan masih !anyak masalahnya )alam keadaan demikian, administrasi se"ara politis !erperan le!ih !esar di!andingkan dengan di negara yang sistem demokrasinya telah le!ih maju Peran politik yang !esar itu, a"apkali tidak diim!angi dengan ke!ertanggungja#a!an (accountability) kepada rakyat seper ti layaknya dalam se!uah sistem demokrasi )alam suasana demikian, maka alokasi kekuasaan !erjalan se"ara tertutup, dan tidak terkendali oleh sistem konstitusi, sistem demokrasi, dan sistem hukum )engan sendirinya sistem yang demikian 'atau ketiadaan sistem yang juga merupakan sistem tersendiri( akan menga!aikan etika, dan menjadi lahan su!ur untuk !erkem- !angnya penyalahgunaan kekuasaan, kolusi, korupsi, dan se!againya )engan demikian, masalah etika dalam administrasi negara yang sedang mem!angun jauh le!ih rumit di!andingkan dengan masalah etika di negara yang sudah maju, yang dari uraian di atas juga kita ketahui sudah "ukup rumit )engan kata lain, varia!elnya le!ih luas dan ketidakpastiannya le!ih !esar ?leh karena itu, akan sangat keliru apa!ila orang !erpendapat !ah#a memper!aiki !irokrasi di negara !erkem!ang adalah pekerjaan mudah ?leh karena itu pula, dapat dipahami !ah#a rasa ke"e#a, !ahkan $rustasi, terutama di kalangan !er!agai kelompok elit ma syarakat di negara !erkem!ang terhadap !irokrasinya jauh le!ih keras dan vokal di!andingkan dengan di negara maju 'yang juga sudah "ukup keras dan vokal itu( Upaya memper!aiki !irokrasi termasuk didalamnya upaya menanamkan etika se!agai nilai utama dalam administrasi, yang ter"ermin !aik dalam etika perorangan maupun etika organisasi adalah pe kerjaan yang memerlukan kesa!aran, dan hasilnya pun tidak dapat diharapkan akan spektakuler, tetapi akan le!ih !anyak !ersi$at inkremental Ia harus terkait dengan pem!angunan sosial ekonomi se"ara keseluruhan %e!erhasilan dan kemajuan pem!angunan administrasi akan sangat ditentukan oleh ke!erhasilan dan kemajuan pem!angunan sosial ekonomi Se!aliknya, kemajuan sosial ekonomi sangat tergantung dari kemampuan administrasi dalam menyelenggarakan tugas-tugas pem!angunan )engan demikian, keduanya !erkaitan sangat erat dan satu sama lain saling memperkuat 8. Eti(a Biro(ra$i da"am Era G"o#a"i$a$i

Setelah mengenali penyakit !irokrasi yang dihadapi negara !erkem!ang pada umumnya, kita !isa memilih salah satu dari dua alternati$ )ertama , 8santai-santai9 saja, karena per !aikan !irokrasi !erlangsung se"ara evoluti$ dan tidak !isa dipaksakan *edua , !erupaya keras )engan segala keter!atasan dan kendala yang dihadapi, diupayakan untuk memper"epat proses per!aikan administrasi Saya memilih alternati$ yang kedua &da !e!erapa alasan mengapa kita harus men"am!uk diri untuk melompat maju dalam mem!angun administrasi )ertama, ekonomi Indonesia sekarang ada pada am!ang 'threshold ( untuk meningkat dari ekonomi !erpendapatan rendah menjadi ekonomi !erpendapatan menengah Se"ara struktural sedang terjadi peru!ahan dari ekonomi, dengan !asis agraris, ke ekonomi dengan !asis industri *edua, selain trans$ormasi ekonomi, juga terjadi trans $ormasi dalam masyarakat kita, dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern
www.ginandjar.com

!udaya

1<

*etiga, se!agai aki!at dari keduanya masyarakat Indonesia telah teremansipasi dan telah mulai melepaskan diri dari perangkap keter!elakangan )erajat pendidikan dan kesehatan #arga telah meningkat, !erarti pula ke"erdasan, harapan, dan tuntutannya Masyarakat yang demikian tidak akan sa!ar dengan per!aikan yang !erjalan lam!at, terutama da lam !irokrasi, yang menjadi tumpuan harapan per!aikan kehidupannya &ki!atnya, dapat meningkatkan ketegangan-ketegangan dan $riksi-$riksi sosial *eempat, glo!alisasi akan meningkatkan kadar keter!ukaan dan kadar in$orma si !angsa Indonesia, dan akan le!ih meningkatkan lagi #a#asan, kesadaran dan pengetahuannya, dan dengan sendirinya harapan-harapan dan tuntutan-tuntutannya *elima, li!eralisasi perdagangan dan integrasi pandangan dunia, mem!uka peluangpeluang !aru dan mem!erikan harapan-harapan !aru untuk mem!angun kehidupan yang le!ih !aik, se"ara diper"epat :amun, hal itu juga dapat mem!a#a malapetaka apa!ila peluang- peluang terse!ut kita tidak mampu meman$aatkannya %un"inya adalah daya saing ?leh karena itu, me ningkatkan daya saing adalah tantangan dan harus menjadi agenda pem!angunan yang utama dalam memasuki a!ad ke-+1 )aya saing ditentukan oleh dua hal, produktivitas dan e$isiensi Produktivitas ditentukan oleh kualitas sum!er daya manusia dan e$isiensi !erkaitan dengan aspek kelem!agaan )alam mem!angun kelem!agaan yang e$isien ini peran administrasi pem!a ngunan teramat penting +0 Semuanya itu, menuntut !irokrasi pem!angunan yang mampu mendukung proses peru!ahan itu dan aspirasi yang !erkem!ang !ersamanya 4irokrasi seperti apa adanya, dalam kondisi seka rang ini, meskipun telah !anyak kemajuannya, tidak akan memadai 0arus ada per !aikan, dan per!aikan itu harus ter#ujud dengan nyata dalam administrasi yang le!ih !erkualitas dan !irokrasi yang !ekerja le!ih !aik 4erkaitan dengan etika !irokrasi, untuk kepentingan kita, harus diupayakan untuk menerapkan kedua pende katan !aik yang !ersi$at teleologis maupun deontologis %ita meng- inginkan !irokrasi yang terdiri atas manusia -manusia yang !erkarakter %arakter yang dila ndasi si$at-si$at ke!ajikan akan menghasilkan ke!ijakan-ke!ijakan yang menguntungkan masyarakat dan men"egah tujuan menghalalkan segala "ara %arakter ini harus ditunjukkan !ukan hanya dengan menghayati nilai-nilai ke!enaran dan ke!ajikan yang mendasar, tetapi juga nilai-nilai kejuangan 0al terakhir ini penting karena dengan semangat kejuangan itu seorang !irokrat, meskipun dengan im!alan tidak terlalu memadai, akan sanggup !ertahan dari godaan untuk tidak !er!uat yang !ertentangan dengan nilai-nilai ke!enaran dan ke!ajikan Seperti yang di"ita-"itakan oleh kaum 8&dministrasi :egara 4aru9, !irokrasi kita hendaknya memiliki pula semangat keadilan sosial, yang akan ter"ermin dalam ke!erpihakan kepada yang lemah dalam ke!ijakan-ke!ijakan dan tindakan-tindakannya Selanjutnya seperti dianjurkan oleh pandangan regime "alue, !irokrasi kita harus !erpegang teguh kepada konstitusi dan segenap ketentuan pelaksanaannya Se!aliknya, !irokrasi harus menentang ha!is-ha!isan setiap upaya yang tidak konstitusional apalagi yang !ertentangan dengan konstitusi

1-

Pem!angunan memerlukan investasi %eputusan dunia usaha untuk mengadakan investasi di suatu negara, ditentukan oleh !agaimana mereka memperhitungkan kemungkinan keuntungannya dan risiko kegagalannya =isiko kegagalan diperhitungkan melalui !er!agai $aktor, yang penting di antaranya adalah transparansi dan kepastian, yang kesemuanya terkait erat dengan pekerjaan !irokrasi Selain itu daya saing dipengaruhi oleh !iaya -!iaya, dan !iaya !erusaha yang tinggi karena kelem!agaan yang tidak e$isien menye!a!kan menurunnya daya saing www.ginandjar.com 14

Selain itu, !irokrasi kita juga harus !erorientasi pada hasil 'result oriented ( %e!ijakan dan tindakannya harus menjamin !ah#a hasilnya adalah yang ter!aik !uat 27 masyarakat Ia harus mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingannya sendiri &khirnya, saya ingin menutup uraian ini dengan menge mukakan !ah#a sesungguhnya !angsa Indonesia dan dengan demikian !irokrasi kita, telah memiliki pedoman etika dalam kehidupan !ernegara, !er!angsa dan !ermasyarakat :ilai-nilai dasarnya adalah Pan"asila %arena Pan"asila itu sendiri merupakan rangkuman nilai-nilai yang !ersi$at sangat umum, maka untuk upaya penghayatan dan penga malannya telah ada kesepakatan yang dituangkan dalam ketetapan dari lem!aga yang memegang kedaulatan rakyat, yaitu Majelis Permusya#aratan =akyat 'MP=( Pedoman etika itu adalah apa yang kita kenal se!agai 7ka )rasetya )anca *arsa, atau Pedoman Pengha yatan dan Pengamalan Pan"asila 'P4( Sesungguhnya kalau norma -norma itu dapat diamalkan !anyak sudah masalah etika yang terselesaikan dalam !irokrasi kita )alam pedoman itu dikenali hakekat manusia se!agai mahluk pri!adi dan mahluk sosial, dan kun"i !agi perilaku yang dikehendaki adalah kemauan dan kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakan ke#aji!an se!agai #arga negara dan #arga masyarakat )engan sikap itu, diupayakan untuk melaksanakan sila-sila Pan"asila, !aik se!a gai sila-sila yang !erdiri sendiri maupun se!agai satu kesatuan yang utuh I8. Pen&t&!

)emikianlah !e!erapa pandangan saya dan sekaligus se!uah sum!angan pada peringatan )ies :atalis yang ke-41 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Gadjah Mada, dan !agi para peserta program Magister &dministrasi Pu!lik Sekali lagi saya menyadari keter!atasan dalam ruang dan #aktu sehingga tentu saya tidak mungkin dapat mem!ahas pandangan-pandangan yang le!ih menyeluruh Meskipun demikian, saya harapkan ada man$aatnya terutama dalam upaya untuk se"ara le!ih sungguhsungguh, konseptual, sistematis, dan terarah memperkuat studi adminis trasi negara dengan kajian mengenai etika administrasi Saya mengharapkan pengem!angan !idang kajian ini di Indonesia tidak hanya !ersum!er pada pem!ahasan kepustakaan dan mempelaja ri pengalaman dari sistem administasi di negara lain, tetapi harus dilengkapi dengan studi-studi kasus, survei, penelitian lapangan, dan upaya pengkajian lain nya mengenai sistem kita sendiri, serta pengalaman empiris dan masalah-masalah yang kita hadapi dalam mene gakkan sistem itu Sekali lagi saya u"apkan selamat !erulang tahun kepada FISIP-UGM, selamat memiliki gedung !aru pada program M&P PPs-UGM Semoga ,uhan selalu !ersama kita Da9tar P&$ta(a &nonim, 8ndang ,8ndang 9asar :;<=, )edoman )enghayatan dan )engamalan )ancasila, (aris,garis 5esar >aluan ?egara :;;@ , 6akarta> 4P-. Pusat, 1--< &pple!y, Paul 0 , 2orality and &dministration in 9emocratic (o"ernment, 4aton =ouge> Aousiana State University Press, 1-;+
+/

Seperti juga telah !anyak diuraikan di atas, ini !ukan hanya karena idealisme kita sendiri saja, tetapi menjadi !ahasan yang luas dalam dunia akademik Stahl '1--4( misalnya menyatakan !he ideal public ser"ant, 66 , is one who thinks in terms o# the general wel#are, the o"erall good, the long,range e##ect an action might ha"e. >e resists the temptation to respond just to the group or indi"idual pressing a case be#ore him$ he must #irst o# all, be well enough in#ormed to be aware o# other interests and to make certain that all interests are taken into consideration in www.ginandjar.com 1;

any decision,making

www.ginandjar.com

1B

4o#man, 6 A 'ed (, 7thical %rontier s in )ublic 2anagement3 -eeking ?ew -trategies #or Aesol"ing 7thical 9ilemmas, San Fransis"o> 6ossey-4ass, 1--1 5handler, =alph 5 , 9eontological 9imension o# &dminis,trati"e 7thics dalam 5ooper, ,erry A , >andbook o# &dministrati"e 7thics , :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 5ooper, ,erry A , !he Aesponsible &dministrator3 &n &pproach to 7thics #or the &dministrati"e Aole, <rd ed , San Fransis"o> 6ossey-4ass, 1--/ EEEEEEEEEEEEEE, &n 7thic o# Citi.enship #or )ublic &dministration, *ngle#ood 5li$$s, : 6 > Prenti"e -0all, 1--1 EEEEEEEEEEEEEE 'ed (, >andbook o# &dministrati"e 7thics , :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 EEEEEEEEEEEEEE, !he 7mergence o# &dministrati"e 7thics as a %ield o# -tudy in the 8nited -tates dalam 5ooper, ,erry A 'ed (, >andbook o# &dministrati"e 7thics, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 dan 3right, : ) , 7+emplary )ublic &dministrators3 Character and 'eadership ini (o"ernment, San Fransis"o> 6ossey-4ass, 1--+ )enhardt, %athryn G , !he 7thics o# )ublic -er"ice3 Aesol"ing 2oral 9ilemmas in )ublic /rgani.ations, :e# @ork, : @ > Green#ood Press, 1-77 EEEEEEEEEEEEEE, /rgani.ational -tructure as a Conte+t #or &dministrati"e 7thics dalam 5ooper, ,erry A , >andbook o# &dministrati"e 7thics , :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 )enhardt, =o!ert 4 , In !he -hadow o# organi.ation, Aa#ren"e, %ansas> ,he =egents Press o$ %ansas, 1-71 Fara1mand, &li 'ed (, >andbook o# 5ureaucracy, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In" , 1--4 FoC, 5harles 6 , !he 8se o# )hylosophy in &dministrati"e 7thics dalam 5ooper, ,erry A , >andbook o# &dministrati"e 7thics, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 Frankena, 3 % , 7thics, +nd ed , *ngle#ood 5li$$s, : 6 > Prenti"e-0all, 1-.< Frederi"kson, 0 G , 7thics and )ublic &dministration , &rmonk, : @ > M * Sharpe, In" , 1--< EEEEEEEEEEEEE, Aesearch and *nowledge in &dministrati"e 7thics dalam 5ooper, ,erry A , >andbook o# &dministrati"e 7thics, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 EEEEEEEEEEEEE dan 0art, )avid % , !he )ublic -e r"ice and !he )atriotism o# 5ene"olence dalam )ublic &dminis,tration Ae"iew, <=, 1-7; Golem!ie#ski, =o!ert , , 2en, 2anagement, and 2orality3 !oward a ?ew /rgani.ational 7thic, :e# 4runs#i"k, : 6 > ,ransa"tion Pu!lishers, 1-7EEEEEEEEEEEEE 'ed (, >andbook o# /rgani.ational 5eha"ior, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In" , 1--< Gortner, 0arold F , Balue and 7thics dalam 5ooper, ,erry A , >andbook o# &dministrati"e 7thics, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 0armon, M M dan Mayer, = , , /rgani.ation !heory #or )ublic &dministration , 4oston> Aittle, 4ro#n, 1-7B
www.ginandjar.com

1.

0art, )avid % , &dministration and !he 7thics o# Birtue3 In &ll !hings, Choose %irst #or (ood Character and !hen #or !echnical 7+pertise dalam 5ooper, ,erry A 'ed (, >andbook o# &dministrati"e 7thics, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In" , 1--4 0enriFues, ) 4 , !he 2achinery o# (reed3 )ublic &uthority &buse and What to do &bout It, AeCington, Mass > AeCington 4ooks, 1-7B 0enry, :i"holas, )ublic &dministration and )ublic &##airs, Bth ed , *ngle#ood 5li$$s, : 6 > Prenti"e -0all, 1--; 0ummel, = P , !he 5ureucratic 7+perience, :e# @ork> St Martin Press, 1-.., 1-7+, 1-7. Ae#is, 5arol 3 Ae#is, !he 7thics Challenge in )ublic -er"ice, San Fransis"o> 6ossey4ass, 1--1 Aeys, 3ayne & , 7thics #or )olic y 9ecisions3 !he &rts o# &sking 9eliberati"e Cuestions, *ngle#ood 5li$$s, : 6 > Prenti"e 0all, 1-;+ Aynn, A * , 2anaging )ublic )olicy, 4oston> Aittle, 4ro#n, 1-7. Marini, Frank, !oward a ?ew )ublic &dministration3 !he 2innowbrook )erspecti"e, S"ranton, Penn> 5handler Pu!lishing 5o , 1-.1 Mertins, 0erman, ed )ro#essional -tandard and 7thics3 & Workbook #or )ublic &dministrators. 3ashington, ) 5 > &meri"an So"iety $or Pu!li" &dministration, 1-.dan 0ennigan, Patri"k 6 , 'eds (, &pplying )ro#essional -tandards and 7thics in the 7ighties3 & Workbook -tudy (uide #or )ublic &dministrators, 3ashington, ) 5 > &meri"an So"iety $or Pu!li" &dministration, 1-7+ Morgan, )ouglas F , !he )ublic Interset dalam 5ooper, ,erry A , >andbook o# &dministrati"e 7thics, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 :orton, )avid A , 9emocracy and 2oral 9e"elopment3 & )olitics o# Birtue, 4erkeley> University o$ 5ali$ornia Press, 1--1 ?tt, 6 S , !he /rgani.ational Culture )erspecti"e, 5hi"ago> )orsey Press, 1-7Pops, Gerald M , & !eleological &pproach to &dministrati"e 7thics dalam 5ooper, ,erry A , >andbook o# &dministrati"e 7thics, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--4 =ako#ski, *ri", 7qual 4ustice, :e# @ork, : @ > ?C$ord University Press, 1--< =a#ls, 6 , & !heory o# 4ustice , 5am!ridge, Mass> 0arvard University Press, 1-.1 =ohr, 6ohn & , )ro#essional 7thics dalam ,homas ) Ayn"h 'ed (, /rgani.ation !heory and 2anagement , :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1-7< EEEEEEEEEEEEE, 7thics #or 5ureaucrats3 &n 7ssay on 'aw and Balues, +nd ed , :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1-7S"hein, * 0 , /rgani.ational Culture and 'eadership , San Fransis"o> 6ossey-4ass, 1-7; Stahl, ? o# 5ureaucracy, :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In" , 1--4 Stern!erg, S S dan &ustern, ) , , (o"erment, 7thics, and 2anagers3 & (uide to -ol"ing 7thical 9ilemmas in !he )ublic -ector , :e# @ork> Praeger, 1--/ Stillman, = 6 , )ublic &dministration3 Consepts and Cases, ;th ed , 4oston> 0oughton
www.ginandjar.com

Glenn, 7thical %oundations dalam Fara1mand, &li 'ed (, >andbook

17

Mi$$lin 5ompany, 1--+

www.ginandjar.com

1-

,hompson, )ennis F , )olitical 7thics and )ublic /##ice 5am!ridge, Mass > 0arvard University Press, 1-7. Dasu, Mi"hael A , Ste#ard ) 3 , Gorson, G ) , /rgani.ational 5eha"ior and )ublic 2anagement, +nd ed , :e# @ork, : @ > Mar"el )ekker, In", 1--/ 3aldo, )#ight, &dministrati"e -tate, :e# @ork> =onald Press, 1-47 EEEEEEEEEEEEE, Ae#lections on )ublic 2orality dalam &dministration D -ociety, E.

www.ginandjar.com

+/

Anda mungkin juga menyukai