Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN BEBERAPA KONSEP & DEFINISI DALAM PENELITIAN SERTA TEKNIK PENGUMPULAN & ANALISIS DATA

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Disusun oleh : AKHMAD NUR FARISI ANNISA KUSUMA WARDANI MAULIDYA VIRGINANTI PUTRI LINGGA WIJAYA RONNY SETIAWAN

KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2013

A. PENDAHULUAN Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau bertanya pada buku. Namun tidak semua pertanyaan tersebut dapat terjawab atau terjawab dengan jawaban yang meyakinkan. Dane (1990: 4) menyarankan definisi sebagai berikut: Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia. Parson (1946) mengemukakan penelitian sebagai pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis terhadap masalah - masalah yang dapat dipecahkan. Menurut Leedy (1997: 5): penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena. Tidak semua penelitian bersifat ilmiah. Penelitian ilmiah menggunakan metode-metode ilmiah dalam prosesnya. Sementara penelitian non-ilmiah tidak. Metode ilmiah adalah prosedur atau tata cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian. Metode ilmiah mengandung ciri-ciri sistematik, rasional, obyektif, kumulatif, empiris, teliti, jelas dan non etikal. Metode ilmiah menuntut peneliti untuk bersikap skeptis, logis, analitis, obyektif, jujur dan terbuka. Penelitian ilmiah dan non -ilmiah dibedakan dari caranya: a. Observasi Penelitian ilmiah mengenali adanya kesalahan dalam observasi,sehingga teori dapat selalu disempurnakan b. Analisis logis Penelitian ilmiah mengandalkan analisis yang logis, yang perlu digunakan terutama dalam proses generalisasi secara perlu digunakan terutama dalam proses generalisasi secara induktif. c. Laporan penelitian

Sebuah penelitian tidak dapat mendukung teori karena dukungan untuk sebuah teori tidak datang dari temuan penelitian yang konsisten dengan sebuah teori, melainkan dari kegagalan untuk menemukan hasil yang tidak sesuai dengan teori. d. studi yang definitif tidak ada penelitian ilmiah yang dapat menjawab pertanyaan penelitian secara sempurna, namun ada penelitian yang dapat merangsang penelitian lainnya. e. Determinisme Asumsi setiap kejadian memiliki setidaknya satu penyebab yang dapat diungkap.

B. KRITERIA PENELITIAN ILMIAH 1. Purposive Penelitian ilmiah menyatakan tujuan penelitian dengan jelas.

Penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Suatu penelitian dimaksudk an untuk dapat membantu pemecahan masalah. Walaupun penelitian tidak memberikan

jawaban langsung terhadap permasalahan akan tetapi hasilnya haru s mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan masalah. Hasil penelitian harus memberikan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penelitian dan harus dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang terjadi di antara variabel atau gejala yang diteliti. Penelitian pun mempunyai tujuan yang lebih dala daripada sekedar memperlihatkan perbedaan yang ada diantara kelompok-kelompok seubyek yang terlibat sebagai sampel 2. Rigor Keseriusan dalam penelitian berarti ada kehati-hatian, ketelitian, dan kepastian. Untuk itu diperlukan adanya dasar teori yang baik dan rancangan penelitian yang mantap sehingga keseriusan penelitian meningkat pula. Oleh karena itu, penelitian harus didasarkan pada jumlah sampel yang

cukup yang dipilih dengan metode yang benar dan daftar pernyataan yang harus disusun secara tepat 3. Testability Suatu penelitian sebaiknya menmpilkan hipotesis yang dapat diuji dengan menggunakan metode statistik tertentu. Pengujian didasarkan atas pengalaman pengalaman lembaga lain juga atas dasar hasil penelitian sebelumnya. Dari uji hipotesis itu dapat ditemukan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. 4. Replicability Kesimpulan atau penemuan hasil penelitian memiliki sifat stabil. Maksudnya, hasil penelitian akan memiliki kesimpulan yang sama apabila dilakukan oleh peneliti lain dengan menggunakan metode yang sama. 5. Precision and Confidence Dapat menunjukan seberapa besar :

keakuratan penelitian peluang bahwa taksiran peneliti adalah benar

Kedua poin diatas dapat dilakukan dengan mengaplikasikan ilmu statistika dalam penelitian. 6. Objectivity Kesimpulan penelitian harus berdasarkan fakta yang dihasilkan dari temuan data aktual, dan bukan berdasarkan subjektifitas atau emosional peneliti. 7. Generalizebility Hasil penelitian dapat diterapkan seluas mungkin, semakin besar ruang lingkup penerapan hasil penelitian maka akan semakin baik. 8. Parsimony Memiliki prinsip kesederhanaan dalam menjelaskan :

masalah penelitian, dan alur penelitian

C. DATA Data tidak selalu berupa angkaatau hasil-hasil penelitian tetapi dapat juga berupa material verbal seperti tulisan dalam surat kabarn esai anak-anak, dan sebagaianya Macam-macm data antara lain: 1. Data kualitatif Data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. 2. Data Kuantitatif Data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di angkakan. Data kuantitatif dibagi menjadi dua : a. Data diskrit atau nominal : data yang dapat digolongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori. Contoh : dalam suatu kelas terdapat 10 anak yang berdomisili di

Jakarta, 5 anak berdomisili di Bogor, 15 anak berdomisili di Bekasi. b. Data kontinu : data yang bervariasi menurut tindakan dan data ini diperoleh dari hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi tiga : 1) Data ordinal Data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat. Contoh : peringkat kelas I, II, dan III 2) Data interval Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai nol (0) absolut / mutlak. Contoh : skala termometer 3) Data ratio Data ratio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak. Contoh : berat, panjang, dan volume. Berat badan 0 kg berarti tidak ada beratnya.

D. VARIABEL Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan. Variabel dilihat dari proses kuantifikasi data dibedakan sebagai berikut: Variabel kategori Variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan Variabel Interval Variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya. Variabel Eksperimen Variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan oleh peneliti seperti dalam suatu penelitian eksperimental. Manipulasi inilah yang menimbulkan variabel. Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan : Variabel Tergantung (Dependent Variabel) Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi. Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat.

Variabel Bebas ( Independent Variabel) Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM(Structural

Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen. Variabel Intervening Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi

menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh. Variabel Moderator Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung. Variabel kendali Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel moderator jadi juga seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung Variabel Rambang Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel

bebas

maupun

tergantung.

(Drs.Colid

Narbuko,Drs.H

Abu

Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120) MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL 1. Hubungan Simetris Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris : a. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. b. Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama. c. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana. d. Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata. 2. Hubungan Timbal Balik Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat. 3. Hubungan Asimetris (tidak simetri) Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni : a. Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli. b. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila Stimulus datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan Disposisi berada dalam diri seseorang. c. Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan. d. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu. e. Hubungan Imanen antara dua variabel. f. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)

E. MASALAH
Perumusan masalah diperlukan untuk memungkinkan melakukan verifikasi yang dibatasi oleh pengalaman. Suatu pertanyaan harus mempunyai ciri-ciri yang memungkinkan kita untuyk mengformulasikannya, sehingga observasi atau ekdperimen dalam keadaan ilmiah dapat memberi jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan prosedur ilmiah. Contoh, pertanyaan seperti : Apakah pendidikan keluarga berencana baik untuk diberikan di SLTA ?. pertanyaan seperti ini sulit untuk diteliti secara ilmiah, karena baik untuk SLTA sulit untuk diamati dan diukur. Jadi kata-kata yang berkenaan dengan nilai-nilai, sebaiknya tidak dipakai dalam merumuskan suatu masalah. Pertanyaan-pertanyaan dalam penilitian pendidikan dapat diklasifikasi ke dalam dua kategori yaitu : 1. Pertanyaan fundamental 2. Pertanyaan praktis yaitu pertanyaan yang dirancang untuk memecahkan masalah sehari-hari Kriteria Dalam Menetapkan Masalah Seorang peneliti biasanaya akan mempertimbangkan segenap factor ekstern, diantaranya sebagai berikut : 1. Apakah masalah ini berguna untuk dipecahkan 2. Apakah terdapat kepandaian yang diperlukan untuk pemecahan itu 3. Apakah masalah itu menarik untuk dipecahkan 4. Apakah masalah ini memberikan suatu yang baru ; apakah masalah ini perlu diselidiki Menurut Frenkel dan Walen, kriteria masalah dalam penelitian yang baik adalah : teoritis, yaitu pertanyaan mengenai prinsip-prinsip

1. Fleksibel, artinya masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu 2. Jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut 3. Signifikan, yaitu jawaban atas masalah tersebut harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan manusia 4. Etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilainilai keyakinan dan agama. Tuckman mengemukakan pula bahwa rumusan masalah yang baik adalah yang menyatakan hubungan antara dua variable atau lebihdan dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian Ada tiga bentuk masalah dalam penelitian, yaitu bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Permasalahan deskriptif merupakan suatu masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri (variable yang berdiri sendiri, baik hanya satu atau lebih). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada sampel yang lain atau mencari hubungan variable tersebut dengan variable yang lain. Beberapa contoh permasalahan deskriptif adalah : 1. Bagaimana kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah Dasar Swasta? 2. Bagaimana sikap mahasiswa dengan adanaya rencana perkuliahan pada malam hari? 3. Seberapa tinggi IPK mahasiswa MIPA UNJ yang di wisuda tahun 2012 ? Permasalahan komparatif adalah permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh permasalahannya adalah :

1. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan pegawai swasta? 2. Adakah perbedaan frekuensi membaca literature di perpustakaan antara mahasiswa putra dengan putri? 3. Apakah terdapat perbedaan produktivitas pemeliharaan ikan mas dengan dua jenis pakan yang berbeda ? Permasalahan asosiatif, mrupakan permasalahan dengan bentuk pertanyaan penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu : 1. Hubungan simetris yang merupakan suatu bentuk hubungan yang secara kebetulan muncuknya bersamaan, contoh jambu yang rasanya manis banyak ulatnya. 2. Hubungan kausal yang merupakan hubungan sebab akibat. Contoh, bila gaji pegawai negeri nasik maka daya beli masyarakat akan naik 3. Hubungan interaktif yng merupakan hubungan yang saling

memperngaruhi, misalnya bila biaya untuk iklan naik, maka nilai penjualan akan naik, dan bila penjualan naik maka biaya untuk iklan naik juga.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Terdapat beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif. Macmillan & Sally Schumacher mengelompokkan teknik pengumpulan data kuantitatif dalam enam (6) jenis yakni tes tertulis (paper and pancil tests), wawancara(Interviews),Kuisioner(Questionnaires), pengamatan(Observations), pengukuran non kognitif(Noncognitive measures), dan penilaian

alternative(Alternative Assessment). 1. Pengamatan (Observasi) Pengamatan atau observasi diartikan sebagai watching the

behaviorial patterns of people in certain situations to obtain information about the phenomenon of interest (MacMillan & Schumacher, 2010: 211). Pada pengertian ini, kegiatan observasi digunakan hanya untuk

mengamati pola perilaku manusia pada situasi tertentu untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang menarik. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 203), kegiatan observasi tidak terbatas pada obyek manusia, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat digunakan untuk penelitian yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalah-gejalah alam dan bila responden yang diamati dalam jumlah yang relatif tidak terlalu besar. Berdasarkan proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi observasi berperan serta dan observasi tanpa berperan serta. Observasi Berperan Serta Observasi ini, peneliti melibatkan diri dengan kegiatankegiatan yang dilakukan objek yang sedang diteiti atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, lebih teliti, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang Nampak karena peneliti merasakan langsung apa yang dirasakan oleh objek yang sedang diteliti. Observasi Tanpa Partisipasi Observasi ini tidak melibatkan langsung peneliti dalam aktivitas objek yang sedang diamati tetapi hanya sebagai pengamat yang independen. Seperti contoh kasus diatas, peneliti hanya mengamati dari kejauhan dan wkatu yang digunakan terbatas. Peneliti hanya mencatat berapa jumlah pengamen yang ada, berapa rata-rata usia pengamen, sejak berapa lama mereka mengamen dan sebagainya sehingga dari pengamatan tersebut peneliti dapat menganalisis dan membuat kesimpulan. Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna dan perasaan. Makna dan perasaan adalah nilai dibalik perilaku yang tampak, terucapkan, dan yang tertulis.

Kelemahan jenis observasi ini adalah data yang diperoleh kurang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna yaitu nilainilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. Observasi Kelompok Observasi kelompok adalah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap isu yang diangkat menjadi objek penelitian Berdasarkan perencanaannya, dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi Terstruktur Observasi yang dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan dimana tempat pengamatannya

berlangsung. Dengan demikian, observasi ini dapat dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati dan apa atau siapa objek/subjeknya. Observasi Tidak Terstruktur Teknik ini tidak dipersiapkan terlebih dahulu secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi karena peneliti tidak begitu menguasai mengenai situasi dan kondisi objek yang diamati. Dalam hal ini, peneliti tidak menggunakan instrument yang baku tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Untuk memudahkan melakukan pengumpulan data melalui observasi, Thorndike dan Hagen membuat 5 langkah observasi yang sistematis yaitu: 1. Pilihlah aspek kelakuan yang akan diobservasi 2. Definisikan kelakuan-kelakuan yang termasuk dalam tiap kategori 3. Peneliti harus berlatih untuk memperoleh interpretasi dari kategori observasi yang sama 4. Kuantifikasi observasi 5. Kebanyakan prosedur-prosedur untuk menentukan pencatatan.

Pengukuran observasi dilakukan dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut: a. Catatan Informasi Catatan sutu gejala tingkah laku manusia yang diperoleh dari observasi yang berlangsung secara bebas dan tidak formal. Semua tingkah laku diamati dalam rangka pemecahan masalah yang diteliti dan dicatat sebagai hasil observasi. b. Daftar Cek Dalam melakukan observasi, seringkali dibutuhkan daftar sebagai alat bantu dalam mencatat pengamatan. Setiap fakta harus diamati secara sistematis dan daftar ini disebut daftar cek. Daftar cek biasanya sudah disiapkan sebelum pengamatan dilakukan dan disusun berdasarkan tujuan-tujuan khusus pengamatan. c. Skala Penilaian Skala penilaian digunakan untuk mencek dan ementapkan nilai suatu factor. Skala ini merupakan daftar yang serupa dengan daftar cek tetapi berbeda karena ada nilai-nilai yang disusun bertingkat. Factor-faktor disusun dalam skala yang biasa disebut dimensi. Tiap dimensi ditetapkan kedudukan nilainya dalam nbentuk alternative. Alternative-alternatif ini mewakili tingkatan nilai yang berbeda, dari yang terendah hingga yang paling tinggi. 2. Wawancara (Interview) Wawancara atau interview merupakan a data collection method in which interviewer ask interviewee questions (Johnson, 2000: 140). Pada pengertian ini dapat diketahui bahwa kegiatan wawancara melibatkan dua pihak yakni interviewer atau orang yang melaksanakan kegiatan wawancara dan juga interviewee atau pihak yang diwawancarai.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 194). Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya 3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti. Kegiatan wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. Menurut Sugiyono (2009: 194-198), terdapat dua jenis wawancara yakni wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Pengklasifikasian Jenis-jenis wawancara menurut Patton dalam Johnson & Christensen (2000: 105) adalah sebagai berikut : 1) Informal conversational interview Karakteristik jenis wawancara ini adalah pertanyaan muncul dari konteks yang paling dekat dengan si responden dan ditanyakan halhal yang bersifat alamiah. Kelebihannya adalah dapat meningkatkan relevansi dan kepentingan dari pertanyaan, wawancara dibangun dan muncul dari observasi, wawancara dapat disesuaikan secara individu dan keadaan sekitarnya. Sedangkan kelemahannya adalah

memperoleh informasi yang berbeda dari orang yang berbeda dengan pertanyaan yang berbeda; kurang sistematis dan

komprehensif jika pertanyaan-pertanyaan tidak timbul secara alami sehingga mempersulit proses organisasi dan analisis data. 2) Interview guide approach

Topik-topik dan isu yang diangkat merupakan hal yang spesifik dalam bentuk bagan. Pewawancara menentukan urutan dan susunan kalimat dalam pertanyaan yang akan diajukan. Kelebihan jenis wawancara ini adalah model bagan yang menambah komprehensif data dan membuat koleksi data lebih sistematis bagi setiap responden. 3) Standardized open-ended interview Susunan kata yang tepat dan urutan pertanyaan ditentukan terlebih dahulu. Semua responden ditanyakan pertanyaan dasar yang sama dalam urutan yang sama. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan dalam bentuk open-ended yang lengkap. Kelebihan jenis wawancara ini adalah mudah membandingkan respon dari narasumber karena mereka menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan kelemahannya adalah bersifat kurang fleksibel. 4) Close quantitative interview Pertanyaan dan kategori jawaban telah dirumuskan terlebih dahulu. Jawaban telah tersedia dan narasumber hanya memilih salah satu jawaban tersebut. Kelebihannya adalah memudahkan dalam analisis, jawaban dapat langsung dibandingkan dan hemat waktu karena banyak pertanyaan dapat ditanyakan dalam waktu yang singkat. Kelemahannya adalah narasumber harus menyesuaikan pengalaman dan perasaan mereka dalam kategori yang disediakan oleh peneliti yang mungkin kurang relevan dan bersifat mekanistik. 3. Kuisioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Sedangkan menurut Johnson & Christensen (2000: 127), kuesioner adalah a selfreport data-collection instrument that each research participant fills out as part of research study. Kuesioner diartikan sebagai kumpulan instrumen pribadi dimana setiap responden penelitian mengisinya sebagai bagian dari studi penelitian. Peneliti menggunakan kuesioner untuk

mendapatkan data tentang pikiran, perasaan, sikap, keyakinan, nilai, persepsi, kepribadian dan sikap responden penelitian. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang banyak dilakukan karena dinilai relatif lebih ekonomis, mempunyai item yang sama untuk semua subyek serta menjamin kerahasiaan (anonim). Jika teknik wawancara tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka gunakan teknik kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu dengan variabel yang akan diukur dan apa yang bias didapatkan dari responden. Kuesioner berbeda dengan wawancara, teknik ini cocok digunakan dalam jumlah responden yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang cukup luas. Kuesioner juga dapat diberikan kepada responden secara langsung. Penampilan fisik dari kuesioner sebagai alat penumpul data akan mempengaruhi motivasi responden dalam mengisi kuesioner. Menurut Sugiyono (2009: 200) terdapat beberapa prinsip dalam penulisan angket yaitu : a. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. b. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. c. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif. d. e. Pertanyaan tidak mendua Tidak menanyakan yang sudah lupa

f.

Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.

g.

Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.

h.

Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit

4. Paper and Pencil Test Menurut McMilan & Schumacher istilah paper and pencil

tests diartikan sebagai a standard set of questions is presented to each subject in writing (on paper or computer) that requires completion of cognitive task (2010: 250). Tes tertulis diartikan sebagai seperangkat pertanyaan yang disajikan kepada setiap subyek penelitian dalam bentuk tertulis (pada kertas atau komputer) yang menghendaki penyelesaian tugas kognitif. Tugas kognitif yang dimaksudkan dapat terfokus pada apa yang diketahui seseorang (achievement), kemampuan belajar(ability or

aptitude), memilih atau seleksi (interests, attitudes, or value) atau kemampuan mengerjakan sesuatu (skills). Saat ini terdapat banyak bentuk tes yang telah terstandar. Bentuk tes ini telah disediakan oleh ahli pengukuran dan memiliki kesamaan prosedur dalam administrasi dan pengskoran. Walaupun telah banyak bentuk tes yang telah distandarkan, kita tidak mungkin langsung mengambil salah satu bentuk tes tersebut begitu saja untuk dijadikan alat pengumpulan data pada penelitian yang akan kita lakukan. Hal ini disebabkan karena setiap penelitian bertujuan untuk mengukur sesuatu hal yang spesifik yang belum tentu sesuai dengan bentuk tes yang telah tersedia. Oleh karena itu diperlukan kemampuan agar mampu mengkonstruksi sendiri bentuk tes yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Terdapat dua kriteria dalam penilaian yakni norm-

referenced dan criterion referenced. Pada norm-referenced atau penilaian acuan normatif (PAN), interpretasi datanya berdasarkan referensi

kelompok. Sedangkan padacriterion-referenced atau penilaian acuan

patokan (PAP), proses interpretasinya berdasarkan seperangkat kriteria yang telah ditetapkan. 5. Pengukuran Nonkognitif Pengukuran nonkognititf lebih dalam terfokus pengukuran pada emosi dan adalah

perasaan, termasuk

nonkognitif

sikap (attitudes), opini (opinions), nilai-nilai (values), minat (interests) dan kepribadian (personality). Walaupun para praktisi pendidikan dan

psikologi telah mempelajari faktor nonkognitif, namun pengukuran untuk ciri ini sering lebih sulit dibandingkan pengukuran kognitif. Menurut McMillan dan Sally Schumacher (2001: 194), terdapat beberapa alasan yang mempengaruhi kesulitan pengukuran pada nonkognitif yaitu : a. Non cognitive test results may be adversely affected by response set, which is the tendency of a subjects answer to be influenced by a general set when responding to items. Respond set is tendency to answer most questions the same way. b. Non cognitive items are susceptible to faking. One of the most serious types of faking is social desirability, in which subjects answer item in order to appear most normal or most socially desirable rather than responding honestly. c. The reliability of non cognitive test is generally lower than that cognitive tests. d. In most non cognitive tests, we are interested in evidence of construct validity, which is difficult to establish. e. Non cognitive tests do not have right answer like cognitive tests. 6. Penilaian Alternatif Penilaian alternatif didesain untuk menyediakan cara yang berbeda dalam menunjukkan pencapaian penampilan siswa. Terdapat berbagai jenis penilaian alternatif seperti demonstrasi, pertunjukan/pameran, penilaian berdasarkan performans dan portofolio. Performanced-based assesment is observation of skill, behavior, or competency. Sedangkan penilaian portofolio merupakan a purposeful, systematic collection and evaluation of student work that document progress toward meeting

learning objectives. Dalam dunia pendidikan, portofolio digunakan untuk meningkatkan frekuensi khususnya dalam penilaian ketrampilan membaca dan menulis. 7. Dokumen Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77). 8. Focus Group Discussion Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif. G. TEKNIK ANALISIS DATA Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah penelitian selesai mengumpulan seluruh data yang diperlukan. Kegiatan teknik analisis data meliputi : a. Mengelompokkkan data bedasarkan variabel dari seluruh responden b. Tabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden c. Menyajian data tiap variable yang diteliti (umumnya dalam bentuk tabel) d. Melakukan perhitungan untuk mejawab perumusan masalah e. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

Dalam penelitian kuantitatif teknik analisis menggunakan statistik. Dua jenis statistik yang dapat digunakan, yaitu : 1. Statistik Deskriptif Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan / tidak melakukan generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif adalah : penyajian data melalui tabel,grafik, diagram, piktogram, perhitungan mean, median, modus, perhitungan desil, persentil, quartil, simpangan baku dan varians. 2. Statistik Infersial Statistik infersial disebut juga statistik induktif atau statistik probabilitas merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dengan maksud untuk mengambil kesimpulan / generalisasi terhadap populasi. Statistik ini cocok digunakan apabila sampel diambil dari populasi yang jelas dan dilakukan dengan teknik random. Sering disebut sebagai statistik probabilitas karena kesimpulan yang diambil untuk populasi berdasarkan sampel memiliki peluang kebenaran dan kesalahan. Statistik infersial terdapat dua jenis bergantung pada asumsi

dan jenis data yang dianalisis, yaitu : a. Statistik parametrik Digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau melalui data sampel. Parameter populasi meliputi : Rata-rata populasi Simpangan baku Varians

Asumsi asumsi yang harus dipenuhi dalam statistik parametrik adalah : Data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal Data dari dua kelompok atau lebih yang akan dianalisis harus homogen Dalam analisis regresi harus dipenuhi asumsi linieritas Ukuran sampel minimum 30 unit satuan

Digunakan untuk menganalisis data yang berskala interval dan ratio.

b. Statististik non-parametrik Statististik non-parametrik tidak digunakan untuk menguji parameter populasi melainkan distribusi populasi. Statistik ini tidak diperlukan pengujian asumsi asumsi . Digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal dan ordinal.

DAFTAR PUSTAKA http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/CIRICIRIPENELITIAN_SUWONDO_15507.pdf http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a01-metlitpengantar.pdf http://metodepenelitian.lecture.ub.ac.id/files/2010/05/pertemuan-1-2.pdf http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1964120519 90031-BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/METODE_PENELITIAN_des_09.pdf

Anda mungkin juga menyukai

  • Model
    Model
    Dokumen26 halaman
    Model
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Nazmi Ok
    Nazmi Ok
    Dokumen5 halaman
    Nazmi Ok
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Modl 2
    Modl 2
    Dokumen26 halaman
    Modl 2
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Lemak
    Lemak
    Dokumen19 halaman
    Lemak
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Soal Fisika 3 SMP
    Soal Fisika 3 SMP
    Dokumen3 halaman
    Soal Fisika 3 SMP
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Uji Kualitatif Protein
    Uji Kualitatif Protein
    Dokumen1 halaman
    Uji Kualitatif Protein
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Soal 2.1-2.2
    Soal 2.1-2.2
    Dokumen4 halaman
    Soal 2.1-2.2
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Soal Kesetimbangan 25
    Soal Kesetimbangan 25
    Dokumen5 halaman
    Soal Kesetimbangan 25
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Tugas Fix
    Tugas Fix
    Dokumen11 halaman
    Tugas Fix
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Dokumen28 halaman
    Kelompok 6
    Redika Ali Akbar
    Belum ada peringkat