BP Arman
BP Arman
BRONKOPNEUMONIA
Pembimbing : dr. H. Ahmad Martadjaja,Sp.A Penyusun: Dedek Rahmat Pratama Arman
Identitas
Nama Usia : An. S : 3 tahun 6 bulan
Jns. Kelamin: Perempuan Alamat : Jl. Cipinang Muara II no 70 Nama Orang Tua:Ny. F Bpk. K
Tanggal Masuk Rumah Sakit: 02 Agustus 2013
Keluhan utama
Berobat keklinik umum, demam sempat turun, akan tetapi batuk tidak mau berhenti.
Riwayat Psikososial Lingkungan rumah bersih, OS tinggal dengan keduaorangtuanya, tidak kontak dengan TB tetangga tidak ada yg menderita sakit yg sama spt OS
Riwayat Pengobatan Os sudah pernah di bawa ke klinik, diberi obat. Setelah minum obat batuk tidak mau berhenti, akan tetapi panas turun jika minum obat.
Riwayat kehamilan ibu Kunjungan ANC teratur di bidan, Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selama masa kehamilan, penyulit kehamilan tidak ada.
Riwayat kelahiran Lahir normal dengan usia kehamilan 38 minggu, lahir spontan dibantu dokter, tunggal, menangis spontan, tidak ada cacat kongenital, BBL 2800 gram PBL 49 cm.
Riwayat perkembangan Motorik kasar : Bisa tengkurap usia 3 bulan Merangkak usia 7 bulan Bisa duduk tanpa dibantu 8 bulan Bisa berjalan usia 9 bulan Motorik halus : Bisa mengambil benda usia 4 bulan Bisa memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain usia 6 bulan Bicara : Mengoceh usia 5 bulan Mengeluarkan kata tanpa arti usia 6 bulan Bisa memanggil mama-papa usia 12 bulan Sosial : Mengenal ibunya usia 4 bulan Takut terhadap orang asing usia 9 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : pasien tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tanda Vital Suhu : 37,3oC, pengukuran suhu di dahi. Tekanan darah : 80/60 mmHg Denyut nadi : 136x/menit, reguler, kuat angkat. Frek. napas : 32x/menit, normal, reguler.
ANTROPOMETRI
PB/TB : 106 cm BB : 20 kg Status gizi BB/U : 29/18 x 100% TB/U : 106/100 x 100% BB/TB : 20/18 x 100% Kesan : overweight ( BB/TB ) = 111% gizi baik = 106% tinggi normal = 111% overweight
Status Generalis
Kulit warna sawo matang, ikterus pada kulit (-), pucat telapak tangan dan kaki (-), sianosis (-) ruam-ruam kemerahan di kulit (-), edema (-), pertumbuhan rambut normal
Tidak ada pembesaran KGB pada daerah leher, inguinal dan submandibula, nyeri tekan (-)
Kulit
KGB
Kepala
Mata
Konjungtiva anemis(-/-), konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik(-), refleks pupil (+), isokor dextra-sinistra eksoftalmos dan enoftalmos (-), edema palpebra (-),
Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-), hidung bagian luar tidak Hidung ada kelainan, pernapasan cuping hidung (+).
Telinga
Mulut
Bibir kering (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-), faring hiperemis (-)
Paru
INSPEKSI simetris dextrasinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, retraksi intercosta dan suprasternal, otot bantu pernapasan (-)
Pulmonal
PERKUSI sonor
Jantung
INSPEKSI ictus cordis terlihat
PALPASI ictus cordis teraba, kuat angkat
Jantung
PERKUSI -
Abdomen
PALPASI hepatomegali
INSPEKSI Datar setinggi dada,
Abdomen
AUSKULTASI
Cor CTR<50%, aorta normal Mediastinum superior melebar aspec thymus persistent Pulmo : hilus tidak melebar Corakan broncho vascular bilateral meningkat Kesuraman di peri hiler kiri Sinus, diagfragma dan costa normal Kesan: bronchopneumonia, cor dalam batas normal
Resume
OS batuk 7hr SMR, batuk hilang timbul, batuk disertai bunyi grok-grok, ada demam sejak 7 hr SMR, demam timbul tidak menentu, sembuh bila meminum obat, sesak (+) sesak saat tiduran maupun beraktivitas. batuk berdahak (+), dahak berwarna keputihan. OS menjadi mudah cepat lelah , BAK dlm batasnormal. Pada inspeksi terlihat adanya retraksi interkosta dan suprasternal, auskultasi terdengar suara ronki di ke-2 lap. Paru.
Penatalaksanaan
Infus K3A (100 x 20)+(50x10) = 1500ml, 1500x20 = 21 tpm, makrodrip 24x60 O2 2lt/m Nebulizer combivent 1ml + 2ml Nacl Sanmol 4x1 paracetamol 10-15mg/kgBB/x Dosis 200-300mg 250mg/x Ambroxol 4x1 0,5mg/kgBB/x Dosis 0,5x20 = 10mg/x Ceftazidime 3x500mg = 50-100mg/kgBB/hari Dosis 1000-2000mg/hari : diberikan dengan dosis 1500mg/hari dalam 3 dosis
Follow Up
03 Agustus 2013
S
Pasien masih mengeluhkan Batuk berdahak, pilek-, sesak. Sakit sedang, CM S: 36,4c, N: 97x/m RR : 25x/m Retraksi dinding dada (+), suara pernapasan ronki Pneumonia KaEN 3A 21tpm Sanmol 4x1 jika demam Ambroxol 4x1 Ranitidin 2x25mg Ceftazidime 3x500mg Nebulizer 4x/hr combivent 1ml + Nacl 2ml
A P
Follow Up
04 Agustus 2013
S
Pasien Mengeluhkan batuk berdahak(+), suara serak (+), sesak sudah berkurang, Demam Sakit sedang,CM O:S:36,4c,N:94x/m,RR: 25x/m Retraksi dinding dada (-) suara pernapasan ronki Pneumonia KaEN 3A 21tpm Sanmol 4x1 jika demam Ambroxol 4x1 Ranitidin 2x25mg Ceftazidime 3x500mg Nebulizer 4x/hr combivent 1ml + Nacl 2ml
A P
Follow Up
05 Agustus 2013
S
Pasien masih Mengeluhkan Batuk(+) jarang, sesak (-), nafsu makan(+),minum(+). Sakit sedang,CM S:36,4C, N:94x/m, RR:25x/m, Retraksi dinding dada (-), suara pernapasan ronki Pneumonia KaEN 3A 21tpm Sanmol 4x1 jika demam Ambroxol 4x1 Ranitidin 2x25mg Ceftazidime 3x500mg Nebulizer 4x/hr combivent 1ml + Nacl 2ml
A P
TINJAUAN PUSTAKA
Bronkopneumoni
DEFINISI
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkus dan juga mengenai alveolus disekitarnya.
EPIDEMIOLOGI
Bronkopneumonia berkembang hampir 30% pada anak usia <5thn. dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.
ETIOLOGI
Bakteri (pneumococcus, streptococcus aureus, basil gram (-), streptococcus Virus : Respiratory Synctitial virus, adenovirus, Parainfluenzae virus Pneumoni hipostatik Jamur : Candida, aspergillus,mucor Syndrom loffler
Patofisiologi
Mikro organisme masuk paru
aspirasi k oro atau nasofaring inhalasi dr dropker penyebaran hematogen dr fokal infeksi
Kuman mengendap di alveolus dan berkembang sampai terjadi peradangan (alveolitis) CO2 menumpuk dlm alveolus shg terjadi hipercarbia
CO2 tdk Bisa ditukar dengan O2 sehingga terjadi hiposia dalam darah
Manifestasi Klinis
Batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif 0 Suhu 37-40 C, menggigil Kejang Sesak napas Sianosis sekunder hidung dan mulut Pernapasan cuping hidung trias gejala yang patognomonik Kadang muntah dan diare, Sakit tenggorok, Nyeri otot dan sendi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Leukositosis Nilai hemoglobin (Hb) biasanya tetap normal atau menurun Peningkatan LED Analisa gas darah hipoksemia dan hiperkarbia Radiologi peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yg tersebar dipinggir lapang paru.
Tatalaksana
Oksigen 1-2L/menit IVFD Dextrose 10% : NaCl 0,9% = 3:1 , + KCl 10mEq/500 ml cairan. Jika sekresi lendir berlebihan inhalasi dg beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Antibiotic sesuai hasil biakan atau berikan : community base: Ampisilin 100mg/kgbb/hari dalam 4 kali pemberian Kloramfenikol 75mg/kgbb/hari dalam 4 kali pemberian Kasus hospital base : sefotaksim 100mg/kgbb/hari dalam 2 kali pemberian amikasin 10-15mg/kgbb/hari dalam 2 kali pemberian
Pencegahan Menghindari kontak dg penderita dan mengobati secara dini penyakit yg menyebabkan bronkopneumoni Meningkatkan daya tahan tubuh : cara hidup sehat, makan makanan yg bergizi dan teratur, menjaga kebersihan, beristirahat yg cukup
Prognosis
Dengan penggunaan antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Pudjiadi Antonius H, Hegar Badriu, Handryastuti Setyo, Idris Nikmah Salamia. Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1.Jakarta: IDAI;2010.h. 250-55 Maulana erdi. Bronkopneumonia [Referat]. Jember: Universitas Jember;2011 Said Mardjanis. Pengendalian Pneumonia Anak-Balita dalam Rangka pencapaian MDG4. Jendela Epidemiologi. Dalam cetakan 2010 Said Mardjanis. Pneumonia. Dalam: Raharjoe Nastiti, Supriyanto Bambang, Setyanto Darmawan Budi, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak . Edisi pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2010. h. 350-64