SMPN 3 RANCAEKEK
BELUT
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika). Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernapas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta. Ukuran tubuh bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa). Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
Terdapat tiga jenis belut yang dikenal selama ini, yaitu : Belut Sawah (Monopterus albus), Belut Rawa (Synbrancus bengalensis) dan Belut laut (Macrotema caligans). Belut sawah memiliki ukuran panjang tubuh 20 kali dari lebar badannya, serta memiliki tiga lengkung insang.Sedangkan belut rawa memiliki ukuran panjang tubuh 30 kali dari lebar badannya, serta memiliki 4 lengkung insang. Sedangkan belut laut memiliki mata yang sangat kecil dan 4 lengkung insang. Belut sawah memiliki ukurang panjang rata-rata antara 25-40 cm dengan diameter sekitar 1,5 cm. Belut merupakan jenis ikan yang bisa berubah kelamin (hermaprodit) yaitu dimasa usia muda berjenis kelamin betina, dimasa berikutnya yaitu jika sudah usia tua akan berubah menjadi berjenis kelamin jantan.
HABITAT BELUT Habitat belut tersebar luas di perairan air tawar, baik perairan dangkal berlumpur, tepian sungai, kanal, danau dan kolam dengan dengan kedalaman kurang dari 1 meter. Pada habitat aslinya, media hidup belut berupa 80 % Lumpur dan 20 % air. Karena belut memiliki alat Bantu pernapasan berupa kulit tipis berlendir yang terletak pada rongga mulutnya. Belut juga sangat toleran terhadap daerah bertemperatur dingin. Belut merupakan ikan yang dapat beradaptasi dengan baik, selama tempat tersebut mengandung air, jadi tidak membutuhkan iklim dan geografis spesifik. KANDUNGAN GIZI DAN MANFAAT DAGING BELUT Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/ 100 gram tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 gram). Nilai protein pada belut (18,4 g/ 100 g daging) setara dengan protein daging sapi (18,8 g/ 100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
Leusin berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Asam glutamat sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter. Tingginya kadar asam glutamat pada belut menjadikan belut berasa enak dan gurih. Dalam proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa monosodium glutamat (MSG). Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/ 100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu. Zat besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke. seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat besi adalah lemah, letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi. Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor hares berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi. Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyal dibandingkan saatsaat tidak mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Jika asupan fosfor kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi protein juga diperhatikan. Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan prows reproduksi. Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin B juga
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah. Meskipun mempunyai nilai gizi yang tinggi, kandungan lemak pada belut juga cukup tinggi, yaitu mencapai 27 g per 100 g. Lebih tinggi dibandingkan lemak pada telur (11,5 g/100 g) dan daging sapi (14,0 g/100 g). Di antara kelompok ikan, belut digolongkan sebagai ikan berkadar lemak tinggi. Kandungan lemak pada belut hampir setara dengan lemak pada daging babi (28 g/100 gram). Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Singapore General Hospital, belut termasuk makanan berkolesterol tinggi dan wajib untuk diwaspadai. Walaupun kadar lemaknya tinggi, belut tidak perlu dihindari dalam pola makan kita. Bagaimanapun, lemak memegang peran penting sebagai somber kelezatan, sumber energi, penyedia asam lemak esensial, dan tentu saja sebagai pembawa vitamin min larut lemak (A, D, E dan K). Pada lemak ikan terdapat vitamin D yang cukup tinggi, yaitu 10 kali lipat dibandingkan bagian dagingnya dan 50 kali lipat vitamin D yang terdapat pada susu. Vitamin D sangat berguna bagi tubuh untuk membantu penyerapan kalsium dan menghalanginya dad proses resorpsi (pelepasan kalsium dad tulang). Upaya untuk mengurangi kadar lemak pada belut adalah dengan cara dipanggang di atas bara api. Proses pemanggangan akan menyebabkan lemak mencair dan keluar dari daging belut, menetes ke bara api. Sebaiknya belut tidak diolah dengan cara digoreng, agar kadar lemaknya tidak bertambah banyak. Seperti pada jenis ikan lain, belut juga mengandung asam lemak omega 3. Kadar omega 3 pada lemak ikan, termasuk belut, sangat bervariasi tetapi berkisar antara 4,48 persen sampai dengan 11,80 persen. Kandungan omega 3 pada ikan, tergantung kepada jenis, umur, ketersediaan makanan, dan daerah penangkapan. Dan hasil penelitian, diketahui bahwa bagian tubuh ikan memiliki lemak dengan komposisi omega 3 yang berbeda-beda. Kadar omega 3 pada bagian kepala sekitar 12 persen, dada 28 persen, daging permukaan 31,2 persen, dan isi rongga perut 42,1 persen (berdasarkan berat kering).
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
PAKAN/MAKANAN BELUT Belut merupakan hewan karnivora yang membutuhkan pakan mengandung protein sekitar 65 70%. Berikut pakan belut alami ataupun yang biasa di budidayakan untuk pakan belut :
1. Cacing Sutra Cacing sutra (Tubifek sp.) umumnya berwarna merah darah dengan panjang 10-30 mm. Cacing ini biasa hidup di selokan atau saluran-saluran dangkal yang banyak mengandung zat organik. Mereka biasa hidup berkoloni atau bergerombol. 2. Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Cacing tanah biasanya terdapat di tanah humus, tempat pembuangan sampah, atau tepian sungai yang bercampur dengan sisa sampah. Cara membudidayakan cacing sebenarnya cukup mudah, cukup dengan menyiapkan kotoran sapi secukupnya, sisa sayuran atau sampah yang membusuk, tanah, dan serbuk gergaji. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan disusul dengan memasukkan benih cacing. Dalam beberapa minggu, biasanya cacing sudah berkembang biak. 3. Bekicot Bekicot di alam sering menjadi musuh petani karena memakan tanaman padi atau sayuran. Padahal, daging bekicot sebenarnya dapat digunakan sebagai pakan belut karena mengandung protein yang cukup tinggi. Untuk budi daya bekicot, buatlah wadah kandang berupa rumah-rumahan atau gedek dari bambu berukuran 1 x 1 cm dan tinggi 60--70 cm. Selanjutnya, masukkan limbah sayur-mayur, cincangan batang pisang, dan batang pepaya, diamkan selama 1 minggu. Setelah bahan-bahan tersebut membusuk, masukkan bibit bekicot sebanyak 20 indukan. Bekicot akan bertelur setelah satu bulan. Agar bekicot tetap hidup, jangan lupa memberikan cincangan batang pisang dan sayur mayur setiap hari. 4. Keong Mas Daging keong sawah dan keong mas sebenarnya bisa digunakan untuk pakan belut, asalkan jangan terbawa masuk dengan cangkangnya. Sebaiknya, daging keong mas dicincang terlebih dulu sebelum diberikan kepada belut. Keong sawah dan keong mas mudah ditemukan di sawahsawah. Untuk kebutuhan yang lebih besar, Anda bisa dengan mudah membudidayakannya. 5. Kutu Air , Daphnia dan Moina termasuk kutu air dari jenis udang renik. Sering dijumpai di perairan yang mengandung banyak bahan organik. Selain hidup sebagai platonic, kutu air juga banyak menghuni tempat2 yang lembab seperti danau, waduk, kolam dan genangan air lainnya
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
Makanan utamanya adalah tumbuhan renik (fitoplankton), hewan renik(zooplankton), dan detritus. 6. Belatung Belatung sebenarnya merupakan larva dari lalat. Untuk mencarinya memang tidak mudah, tetapi belatung bisa dihadirkan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang bisa mengundang lalat, misalnya ampas tahu, pupuk urea, dedak halus, cincangan eceng gondok, dan tepung ikan asin. Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu dan diaduk rata. Setelah itu, diamkan selama beberapa hari di tempat yang agak terbuka, lalu tutup dengan kain yang basah. Beberapa hari kemudian belatung akan tumbuh subur di wadah tersebut. 7. Kecebong atau Berudu Kecebong merupakan bahan pakan yang baik bagi belut. Kecebong dapat diperoleh dengan cara mengembangbiakkan katak. Caranya, masukkan beberapa pasang ekor katak jantan dan betina. Biarkan hingga katak hijau tersebut berkembang biak di kolam. Telur katak yang berhasil menetas akan menjadi kecebong, dan kecebong tersebut disukai belut. PENYAKIT PADA BELUT
1.Jamur Putih menyerang pada kulit belut 2.Sejenis bercak putih kemungkinan serangan bakteri aeromonas sp. 3.Serangan aeromonas sp yang sudah akut (mematikan) 4.Serangan bintik merah 5.Bentuk tubuh abnormal kemungkinan kekurangan kalsium pada tulangnya
MACAM-MACAM PENGOLAHAN BELUT Daging belut dapat diolah menjadi berbagai macam jenis masakan. Daging-daging belut tersebut dapat diolah dengan cara yang sampai saat ini dikenal yaitu dengan cara digoreng, dibuat dendeng belut, selai belut, dan lain-lain.
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
Penggorengan pada daging belut Menurut Dogerskog (1977), penggorengan merupakan proses transfer panas melalui medium minyak, dimana suhu permukaan dapat mencapai lebih dari 100oC. Menggoreng ditandai dengan terjadinya proses dehidrasi permukaan, pengerasan bentuk dan reaksi pencoklatan (browning) bila selesai digoreng dan diletakkan pada lingkungan kering. Dengan menggoreng, permukaan (kulit) produk akan menjadi coklat dan menarik. Rasa produk yang digoreng menjadi gurih sehingga menimbulkan selera makan. Dalam deep fat frying atau menggoreng produk di dalam volume minyak yang banyak, suhu minyak goreng akan mencapai 180oC setelah produk digoreng selama 3 menit dan suhu di dalam produk akan mencapai 68oC (Dogerskog 1977). Suhu penggorengan merupakan salah satu faktor yang akan menentukan mutu hasil gorengan. Suhu penggorengan mempengaruhi penampakan, flavor, lemak yang terserap, dan stabilitas penyimpanan, serta faktor ekonomi (Ketaren 1986). Secara umum semakin lama makanan digoreng makin banyak minyak yang terserap. Suhu minyak yang rendah akan menyebabkan terjadinya kekerasan yang tidak diinginkan pada makanan (bantat). Semakin luas permukaan bahan yang digoreng makin banyak minyak yang terserap (Suman 1983). Bahan pangan yang digoreng mempunyai permukaan luar yang berwarna coklat keemasan. Munculnya warna ini disebabkan karena reaksi maillard. Tingkat intensitas warna ini tergantung dari lama, suhu menggoreng, dan komposisi kimia pada permukaan luar bahan pangan, sedangkan jenis lemak yang digunakan berpengaruh sangat kecil terhadap warna permukaan bahan pangan (Ketaren 1986). Dendeng belut Dendeng merupakan produk semi basah yang banyak diminati oleh masyarakat, produk ini terbuat dari daging yang dibumbui lalu dikeringkan. Cara membuatnya antara lain sebagai berikut: belut dibersihkan dengan cara membuang bagian kepala, isi perut dan insangnya. Potongan badan belut ditelentangkan di atas talenan, kemudian ditumbuk agar bentuknya menipis dan melebar Belut dicuci bersih, kemudian belut direndam dalam bumbu dendeng yang terbuat dari bawang merah, ketumbar, jintan, gula, asam, dan bawang putih. Setelah direndam dalam bumbu selama 20 menit, daging belut dikeringkan di bawah panas matahari. Untuk menghindari kerumunan lalat dan kerusakan oleh mikroba, sebaiknya dibuatkan pengeringan khusus dari plastik (rumah plastik)
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
Selai belut Salah satu bentuk pengolahan belut adalah dengan dibuat selai belut. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut: belut setelah dibuang isi perutnya, dikuliti, dihilangkan kepala, dipotongpotong, dicuci bersih, dan ditiriskan. Suatu larutan disiapkan antara dua bagian cuka dengan satu bagian air, lalu dimasak. Setelah mendidih potongan-potongan daging belut dimasukkan ke dalam larutan tersebut dan merebusnya jangan sampai terlalu masak. Daging dikeluarkan dari air rebusan, lalu ditiriskan sampai semua airnyatidak lagi menetes ke bawah. Dalam air perebusan masukan bumbu yang terdiri dari merica, cengkeh, daun salam, sepotong kulit sitrun dan garam, ditambahkan sedikit agar-agar. Bumbu direbus selama 15 menit. Selanjutnya air masakanbumbu disaring. Potongan-potongan belut ditaruh dalam botol penyimpanan, lalu dituangi daging tersebut dengan air bumbu yang telah dingin. Selanjutnya botol ditutup baikbaik.
Belut Isi Belut isi merupakan makanan yang dibuat dari daging belut cincangyang dicampur bumbu-bumbu seperti garam, bawang putih, bawang merah, cabai merah, jintan, kemiri, ketumbar, kelapa sangrai dan dimasukkan kedalam kulit belut dan diikat, setelah itu dimasak dengan dikukus. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan belut isi adalah mengacu pada pembuatan bandeng isi, yaitu sebagai berikut (1)Persiapan bahan Belut dimatikan dengan cara memukul bagian kepalanya dan dibersihkan dari kotoran disekitar kulit. Lendir yang melekat pada belut dicuci sampai bersih. Untuk memudahkan menghilangkan lendir bisa dengan cara memberikan abu gosok. Belut yang telah dibersihkan direndam dalam larutan air jeruk nipisdengan konsentrasi 5% dan lama perendaman selama 5 menit. (2) Pengkulitan Proses pelepasan kulit dengan daging dapat dila kukan dengan cara menyayat kulit dibagian bawah kepala dan menariknya kearah ekor.
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
(3)Pelumatan Ikan dicuci kemudian disiangi. Isi perut, kepala dan ekor harus dibuang. Setelah dicuci dibuat daging fillet dan membuang tulangnya. Fillet kemudian dimasukkan ke dalam alat penggiling untuk mendapatkan daging lembut yang homogen. (4)Pemberian bumbu Bumbu dibersihkan dan digerus halus. Campuran daging belut dan bumbudimasukkan ke dalam kulit belut dan dimasak dengan dikukus. (5)Penggorengan Belut yang sudah dikukus digoreng dengan minyak sampai berwarna kecoklatan. Penggorengan dilakukan pada keadaan api konstan dan sama.
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
RESEP MEMBUAT DENDENG BELUT Bahan-Bahan: 1. 1/2kg belut 2. Minyak untuk menggoreng Rempah-Rempah: 1. 5 siung bawang putih 2. garam dan gula secukupnya 3. 2 ruas jari kunyit
ZABRAN RYFI
SMPN 3 RANCAEKEK
4. 1 sendok makan asam jawa 5. 1 sendok makan ketumbar Alat-Alat: 1. Wajan untuk menggoreng 2. Gunting 3. Kompor Gas Cara -Cara Membuat 1. 2. 3. 4. Bersihkan belut ,belah menggunakan gunting dan pukul -pukul sampai tipis Haluskan rempah-rempah,campurkan dengan belut setelah itu bolak balik sampai rata Jemur sampai kering ,goreng sampai merata dan matang Dan dendeng belut siap di hidangkan