Anda di halaman 1dari 1

Presentasi Kasus Pasien Laki-Laki bernama Mr. J berusia 34 tahun, beragama islam dan merupakan anak ke 7 dari 8 bersaudara.

Ayahnya berprofesi sebagai anggota TNI AD yang bertugas di jakarta, sehingga pasien dan saudarasaudaranya lahir dan besar di komplek militer Berland di daerah Matraman. Setelah lulus SMA pasien meneruskan pendidikannya di akademi militer atas keinginan orangtuanya yang kemudian lulus di tahun 1999. Setelah menjadi anggota TNI pasien tinggal di Asrama Yonif 202 Bekasi. Pasien merupakan satu-satunya penerus ayahnya sebagai anggota TNI. Kedua orangtuanya sudah meninggal, ibunya meninggal saat pasien masih SMP, sedangkan ayahnya meninggal setelah pasien menjadi anggota TNI. Pasien sudah berkeluarga dan memiliki seorang istri dan dua orang anak perempuan berusia 7 tahun dan 2 tahun. Pasien pernah ditugaskan ke Aceh selama 15 bulan, selama di Aceh pasien mengaku mengkonsumsi ganja karena ditawarkan oleh temannya sesama tentara. Biasanya pasien menghisap ganja bersama dengan teman-temannya saat selesai bertugas. Setelah bertugas di Aceh selama 15 bulan pasien kembali ke Jakarta. Di lingkungan tempat tinggalnya pasien mengenal baik tetangga tetangganya, sehingga ia sering ikut berkumpul walau hanya sekedar ngobrol. Suatu hari seorang teman sekompleks menawarkan putauw kepadanya. pasien merasa tidak enak kepada temannya tersebut, dan memutuskan untuk memakainya dengan niat awal hanya untuk mencoba. Berawal dari mencoba akhirnya pasien ketagihan mengkonsumsi putauw tersebut dan lama kelamaan menjadi ketergantungan. Karena ketergantungan putauw, pasien menjadi malas bekerja sampai akhirnya pada tahun 2011 pasien dikeluarkan dari TNI karena kelalaian dalam bekerja. Pasien merupakan pasien lama, sudah 4 kali masuk RSKO, pertama kali masuk di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur-Jakarta pada tanggal 20 April 2007 karena withdrawal opioid tetapi hanya berobat jalan tidak sampai rawat inap. Setelah beberapa bulan di rumah dan bekerja, pasien kembali berinteraksi dengan teman temannya yang menggunakan putauw, yang mengakibatkan pasien kembali menggunakan putauw tersebut tanpa di ketahui keluarganya sehingga pasien kembali lagi ke RSKO pada tanggal 9 Desember 2007 dengan keluhan yang sama, hanya berobat jalan tidak sampai rawat inap. Semakin lama pasien semakin tergantung dengan putauw, membuat dia semakin tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan mengkonsumsi putauw terus menerus. Dan pada tanggal 4 Februari 2008 pasien mengalami sakaw dan kembali berobat jalan ke RSKO dengan diantar istrinya. Seakan belum jera pasien belum juga bisa berhenti dari ketergantungannya pada putauw sampai akhirnya gejala yang timbul akibat mengkonsumsi putauw semakin parah, pasien selalu mencoba bunuh diri dengan menggunakan pisau. Dari sinilah kemudian keluarganya membawa pasien kembali ke RSKO Cibubur untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut pada tanggal 10 November 2013 rawat inap di ruang detoksifikasi. Pasien mengkonsumsi putauw sejak tahun 2005. Setiap hari pasien mengkonsumsi putauw 1-2 gram dengan cara dragon dan injeksi. Selain mengkonsumsi putauw pasien juga suka meminum minuman beralkohol dan merupakan perokok aktif. Pasien sering mendengar suara-suara, gelisah, selalu meminta pisau dan ingin bunuh diri, 3 hari sering marah-marah dan selalu ketakutan. Dokter memberikan terapi Kodein 80mg 4x1, Tramadol 3x1 dan Esilgan 1x1.

Anda mungkin juga menyukai