Anda di halaman 1dari 3

B.

Pengertian Aldoteronisme Aldoteronisme adalah keadaan klinis yang diakibatkan oleh produksi aldosteron suatu hrmon steroid mineralokortikoid korteks adrenal secara berlebihan. Efek metabolik aldsteron berkaitan dengan keseimbangan elektrolit dan cairan. Aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium tubulus proksimal ginjal menyebabkan ekskresi kalium dan ionhidrogen. Konsekuensi klinis kelebihan aldosteron adalah retensi natrium dan air, peningkatan volume cairan ekstra sel dan hipertensi. Selain itu juga tejadi hipernatremia, hipokalemia dan alkalosis metabolik. ( Sylvia A. Price, 1995;1088 ) Ada dua jenis aldosteronisme yaitu aldosteronisme primer dan aldosteronisme skunder. Pada aldosteronisme primer kelebihan produksi aldosteron terjadi akibat adanya tumor atau hiperplasia korteks adrenal. Kebanyakan tumor yang mensekresi aldosteron adalah tumor jinak yang berukuran kecil 0,5 sampai 2 cm. Aldosteronisme primer merupakan bentuk hipertensi endokrin dan mungkin terdapat 1 sampai 2 persen penderitta hipertensi. Pengenalan keadaan ini dapat menyembuhkan hipertensinya. Aldosteronisme Primer yaitu keadaan klinis yang disebabkan oleh produksi aldosteron (hormon steroid mineralokortikoid korteks adrenal) secara berlebihan sebagai akibat dari adenoma/tumor/hiperplasia pada kortek adrenal.

C. Etiologi 1. Adenoma adrenal(sindroma conu) 2. Hiperplasia adrenal 3. Karsinoma adrenal

D. Patofisiologi Peningkatan aldosteron menyebabkan peningkatan reabsorbsi natrium, jumlah total natrium dalam tubuh dan hiperpolemia. Edema jarang ditemukan karena adanya mekanisme pengalihan, dimana terjadi reabsorbsi natrium pada tubulus proksimal terhalang dengan adanya sistem regulator ginjal.

Hipertensi arteri terjadi karena peningkatan volume cairan, kadar natrium pada arterior dan pembuluh darah serta reaktifitas simfatis penurunan kalium pada intra dan ekstra seluler terjadai karena peningkatan ekresi kalium pada tubulus ginjal. Hipokalemia berakibat kelemahan otot, patique. Polinuktoria (karena peningkatan konsentrasi urin). Perubahan konduktifitas elektrik pada miokard dan penurunan toleeransi glukosa. Sekresi ion hiidrogen meningkat dengan adanya hiper aldosteronisme sehingga mengakibatkan alkalosis metabolik. Alkalosis berhubungan dengan derajat hipokalemia. Alkalosis ditunjukan dengan tanda chvostek dan trousseav (+), aktivitas renin plasma ditekan. Pemeriksaan lab akan menunjukan derajat penurunan renin setelah pasien berada pada kondisi hiperaldosteronisme.

E. Tanda dan Gejala Beberapa tanda dan gejala pada penderita aldosteronisme : 1. Hipertensi dengan tekanan diastolik antara 100-130 mmHg 2. Hipokalemia 3. Alkalosis Metabolik 4. Nyeri Kepala, Edema 5. Kelemahan Otot Berat 6. Polinukturia, Haus 7. Tampak bingung dan sering kesemutan

F. Diagnosis Diagnosis aldosteronisme didasarkan pada peningkatan kadar aldosteron dalam plasma dan kemih dangan pengukuran renin plasma. Renin plasma akan rendah pada aldosteronisme primer, tetapi tinggi pada aldosteronisme sekunder. Hipokalemia merupakan gejala terpenting, jarang ditemukan normokalemia. Diagnosis ditegakkan dengan kadar aldosteron yang tinggi dan renin yang rendah. Sukar dibedakan antara

adenoma dengan hiperplasia. Secara klinis juga sukar dibedakan antara hiperaldosteronisme primer dengan hipertensi esensial. Pemeriksaaan kadar kalium plasma merupakan petunjuk diagnostik

Anda mungkin juga menyukai