Anda di halaman 1dari 2

Galih Rakasiwi 12010025

ORE RESOURCE AND RESERVE ESTIMATION

Pendahuluan Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Bijih merupakan komponen penting dalam menentukan estimasi dari suatu sumber daya atau cadangan. Melakukan klasifikasi dan estimasi sumber daya adalah salah satu tanggung jawab yang paling sulit dan menantang bagi orang yang kompeten, dalam hal ini adalah seorang geologis. Pada saat yang sama , itu adalah salah satu pekerjaan yang paling penting dan bermanfaat, karena memerlukan geologis untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka dapatkan, serta untuk melaksanakan banyak pertimbangan secara profesional. Klasifikasi akan memberikan dampak langsung dalam penentuan besarnya sumber daya bijih dan estimasi cadangannya di suatu daerah. Hal ini juga berpengaruh kepada kepercayaan investor atau perusahaan, karena besarnya nilai cadangan bijih merupakan dasar utama dalam memulai suatu proyek pertambangan. Penentuan besarnya sumber daya bijih dan estimasi cadangan yang tidak akurat dapat memiliki efek yang sangat serius terhadap kelangsungan suatu proyek pertambangan. Ada beberapa cara untuk mengestimasi besarnya cadangan bijih. Salah satu metode yang digunakan dalam memperkirakan cadangan bijih adalah metode polygon. Metode ini dikembangkan pada bidang mineralisasi, atau dapat pula diproyeksikan pada bidang horizontal atau vertikal sesuai dengan transformasi geometri yang ada. Salah satu versi yang sangat umum dipakai dalam pendekatan metode poligon ini adalah metode area-of-influenced, dengan polygon didefinisikan pada bagian (tegak lurus daerah mineralisasi) yang diperpanjang secara orthogonal menuju setengah bagian bidang ke bidang yang berikutnya. Perhitungan estimasi cadangan bijih dengan kompleksitas yang lebih biasanya menggunakan teknik geostatistik. Metode geostatistik yang dipakai semuanya didasarkan pada teori variable regional (regionalized variables) yang dikembangkan oleh seorang

matematikawan asal Prancis, Matheron (1962, 1963). Semua metode ini berusaha untuk memanfaatkan hubungan spasial antar sampel, yang diukur oleh semi-variogram, untuk

memberikan bobot yang bertujuan untuk memperkirakan titik atau blok yang tidak diketahui. Teknik standar dalam metode geostatistik dinamakan teknik kriging, untuk menghormati insinyur pertambangan asal Afrika Selatan, Daniel Krige. Teknik kriging ini juga bermacammacam, namun yang sering digunakan adalah teknik kriging linier. Dalam satu setengah dekade terakhir, terdapat banyak perkembangan teknik kriging yang non linier, berdasarkan sistem transformasi non linier dari suatu nilai (grades). Pendekatan kriging non-linear berusaha untuk memperkirakan distribusi nilai ke setiap titik atau blok, sehingga memberikan beberapa ukuran ketidakpastian. Perkembangan terbaru, metode yang paling kompleks dan berdasarkan komputasi yang sangat intensif adalah metode simulasi kondisi (conditional simulation). Metode ini dibangun berdasarkan kriging dan pendekatan sampel secara acak untuk menyediakan ukuran ketidakpastian secara menyeluruh. Metode simulasi kondisi mengatasi banyak kekurangan yang ada pada metode kriging. Aspek negatif yang ada pada metode ini adalah waktu dan daya komputasi yang diperlukan iplementasi, dan kurangnya kesederhanaan pada metode ini sehingga menghambat pemahaman dan penerimaan dari metode ini. Semua metode yang dijelaskan di atas memiliki sejumlah atribut umum, yaitu semua harus didasarkan pada model geologi yang telah didefinisikan dengan hati-hati, dan semuanya memerlukan validasi yang luas oleh praktisi yang kompeten. Aspek lain yang penting dari proses ini adalah kontrol kualitas, termasuk pengelolaan proses estimasi. Dan yang paling penting, pengelolaan data yang bersumber dari berbagai disiplin ilmu.

Anda mungkin juga menyukai