Anda di halaman 1dari 29

Bunga majemuk

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

Bunga majemuk adas sowa (Anethum graveolens) Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian bunga semacam ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya, kelengkapan bagianbagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (filotaksi, phyllotaxy) dan lain-lain. Susunan bunga majemuk juga biasa disebut dengan istilah perbungaan atau infloresens (inflorescence). Dalam percakapan sehari-hari, sebagian perbungaan disebut sebagai "bunga" saja (atau variasinya), terlebih bila susunannya rapat atau kuntum-kuntum bunganya kecil-kecil, seperti misalnya bunga kenikir dan bunga kelapa (disebut mayang).

Daftar isi

1 Karakter dasar o 1.1 Bagian-bagian o 1.2 Pertumbuhan pucuk o 1.3 Filotaksi 2 Susunan bunga o 2.1 Bunga majemuk sederhana 2.1.1 Tak terbatas (indeterminate) 2.1.2 Terbatas (determinate) o 2.2 Bunga majemuk berganda o 2.3 Lain-lain

3 Rujukan dan pranala luar

Karakter dasar
Bagian-bagian
Bunga majemuk memiliki bagian-bagian yang bersifat seperti batang, seperti daun, serta bagianbagian yang khas bunga, seperti mahkota bunga, putik, dan benangsari. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang, misalnya:

Ibu tangkai bunga (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk. Bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga individual melekat, disebut rakis (rachis) Tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai masing-masing kuntum bunga individual, dan Dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga.

Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, misalnya:


Daun pelindung (bract, bractea), yakni daun yang pada ketiaknya muncul ibu tangkai bunga. Daun tangkai (bracteole, bracteola), yakni daun (12 helai) yang muncul pada pangkai tangkai bunga. Kelopak bunga (calyx), pada bunga-bunga tunggal/individual. Seludang bunga (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae). Daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk. Misalnya pada Asteraceae. Daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus.

Daun pelindung (bractea dan bracteola) bisa bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk biasa sebagaimana daun normal, menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan dengan daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut dengan istilah ebracteate. Perbungaan yang daun-daun pelindungnya serupa atau hampir serupa dengan daun normal disebut frondose.

Gambar skema perbungaan ebracteate.

Contoh perbungaan ebracteate pada bunga wisteria, Wisteria sinensis

Perbungaan bracteate.

Contoh perbungaan bracteate pada Pedicularis verticillata.

Perbungaan frondose.

Contoh perbungaan frondose pada Aristolochia clematitis.

Perbungaan frondo-bracteate, bentuk peralihan.

Contoh perbungaan frondo-bracteate. Rhinanthus angustifolius.

Pertumbuhan pucuk
Berdasarkan pertumbuhan pucuknya, dikenal adanya pertumbuhan monopodial dan simpodial. Kedua macam pertumbuhan itu juga tecermin dalam pertumbuhan bunga:

Bunga majemuk tidak terbatas (indeterminate): pertumbuhan monopodial. Pucuk ibu tangkai bunga tumbuh terus, dan bunga-bunga mekar dari bawah ke atas. Bunga majemuk terbatas (determinate): pertumbuhan simpodial. Bunga yang paling ujung mekar dahulu dan layu, kemudian di bawahnya, lewat samping, muncul tangkai bunga yang lebih muda dan mekar. Demikian seterusnya.

Pada bunga majemuk terbatas, apabila mekarnya bunga yang paling ujung (terminal) diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain dari bawah ke atas, disebut akropetal. Apabila mekarnya bunga-bunga lain itu dari atas ke bawah, disebut basipetal; dan apabila mekarnya dari tengahtengah ibu tangkai daun, disebut divergen.

Bunga majemuk terbatas pola akropetal.

Pola basipetal.

Pola divergen. Bunga majemuk tak terbatas tidak memiliki bunga terminal yang sejati. Ujung ibu tangkai bunga biasanya berupa pucuk yang mengerdil (rudimenter). Kedudukan bunga terminal, dengan demikian, diisi oleh bunga subterminal (bunga di bawah pucuk).

Bunga majemuk tak terbatas pola akropetal sempurna.

Dengan pola akropetal dan kuncup samping.

Dengan bunga subterminal yang menyerupai bunga terminal.

Filotaksi
Filotaksi atau duduk bunga (aslinya, duduk daun) menunjukkan posisi kuntum bunga terhadap kuntum-kuntum yang lain pada ibu tangkai bunga. Duduk bunga itu misalnya dalam spiral, berseling, atau berhadapan; atau pola yang lain lagi.

Bunga berseling

Berhadapan

Susunan bunga

Sejauh ini tidak ada konsensus umum menyangkut aneka bentuk perbungaan. Penjelasan berikut terutama mengacu pada buku yang ditulis Focko Weberling, Morphologie der Blten und der Bltenstnde (Stuttgart, 1981), meskipun tidak selalu demikian. Kelompok-kelompok perbungaan terutama dibedakan melalui sifat percabangannya. Di dalam kelompok-kelompok utama itu, pembedaan terutama berdasarkan sifat persilangan sumbu-sumbu pertumbuhan dan variasi model. Perbungaan dapat bersifat sederhana (tunggal, tidak bercabang) atau berganda (bercabang, dan bercabang-cabang lagi).

Bunga majemuk sederhana

Infloresensi bunga-bunga kecil membentuk bongkol (capitulum) bunga matahari Tak terbatas (indeterminate) Perbungaan sederhana tak terbatas disebut racemose, merujuk pada bentuk dasarnya yang berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur)[1]. Bentuk-bentuk lain perbungaan ini dapat diturunkan dari bentuk dasar ini dengan menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau tangkai-tangkai bunganya. Beberapa bentuk peralihan yang meragukan dihilangkan di sini.

Tandan (raceme, racemus, botrys), yakni dengan bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang. Bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-bunga individual tak bertangkai (duduk). Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung. Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama. Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; bunga-bunga duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang. Misalnya suku keladi (Araceae), atau jagung (Zea mays). Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola. Contohnya bunga petai dan kerabatnya (Mimosoideae). Variasi dari bongkol adalah bunga piringan (anthodium) pada Compositae, dengan bunga-bunga tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya.

Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi bunga-bunga berkelamin tunggal seperti pada lada (Piper nigrum) atau sirih (P. betle).

Tandan

Epilobium angustifolium

Bulir

Plantago media (bulir))

Bunga cawan

Iberis umbellata (bunga cawan)

Bunga payung

Astrantia minor (payung)

Tongkol

Arum maculatum (tongkol)

Bongkol

Dipsacus fullonum (bongkol)

Untai

Alnus incana (untai) Terbatas (determinate) Perbungaan sederhana terbatas disebut cymose, dari bentuk dasarnya yang disebut cyme (payung tambahan, dari bahasa Prancis cime yang berarti puncak, paling atas)[2] Selanjutnya cymosa dibedakan lebih lanjut atas:

Monochasium, yakni jika hanya ada satu sumbu sekunder yang tumbuh.

Kuncup sekunder selalu muncul pada sisi yang sama: helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup) Tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh mengikuti satu bidang datar: drepanium (bunga sabit) Kuncup sekunder muncul pada sisi-sisi secara bergantian: scorpioid cyme Tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh membentuk semacam spiral: cincinnus (salah satu penciri suku Boraginaceae dan Commelinaceae) Tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh zigzag mengikuti satu bidang datar: rhipidium (bunga kipas, seperti pada banyak anggota suku Iridaceae)

Dichasial cyme, yakni jika ada dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan. o Sumbu sekunder juga dichasial: dichasium (Karakteristik suku Caryophyllaceae) o Sumbu sekunder monochasial: double scorpioid cyme atau double helicoid cyme Pleiochasium, yakni jika terdapat lebih dari dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan.

Bunga sekerup (bostryx): tampak sisi dan atas

Hypericum perforatum (bostryx)

Bunga sabit (drepanium): tampak sisi dan atas

Gladiolus imbricatus (drepanium)

Cincinnus: tampak sisi dan atas

Symphytum officinale (cincinnus)

Bunga kipas (rhipidium): tampak sisi dan atas

Iris foetidissima (rhipidium)

Dichasium

Dichasium: tampak atas

Double cyme

Double cyme

Silene dioica (dichasium) Bunga majemuk sederhana terbatas ini juga bisa mengalami pemadatan sedemikian rupa sehingga menyerupai bunga payung (umbel). Nama yang tepat, dengan demikian, adalah umbelliform cyme; namun secara sederhana biasanya disebut bunga payung saja. Sementara yang lain, bisa menyerupai bentuk tandan (botrys) sehingga disebut botryoid, yakni tandan dengan bunga terminal. Bunga ini sering secara tidak tepat disebut sebagai bunga tandan (saja).

Umbelliform cyme

Pelargonium zonale (umbelliform cyme)

Botryoid

Berberis vernae (botryoid) Bunga berkas (fascicle, fasciculus) adalah tandan (raceme) atau payung tambahan (cyme) yang tereduksi, sehingga bunga-bunganya tumbuh berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai bunga. Berkas semu atau karangan semu (verticillaster) adalah bunga berkas yang memiliki struktur dichasium, yakni bunga-bunga yang terletak pada lingkaran sesungguhnya tersusun atas beberapa anak payung; bentuk ini umum dijumpai pada suku Labiatae (Lamiaceae). Karangan semu (verticillaster) yang ibu tangkai bunganya tereduksi bisa membentuk suatu bulir semu (spicate atau spicata), yang sering dianggap sebagai bulir (saja).

Gentiana lutea (bunga berkas)

Lamium orvala (karangan semu)

Mentha longifolia (bulir semu)

Bunga majemuk berganda


Bunga-bunga majemuk berganda (synflorescences) bentuknya dapat ditelusuri menurut bentukbentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntumkuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, maka bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tidak terbatas (racemose). Bunga majemuk berganda bisa berulang polanya dua kali, tiga kali (berganda tiga), atau lebih. Beberapa bentuknya demikian rumit sehingga sulit diusut akar polanya. Bunga majemuk berganda yang mengulang-ulang pola dasarnya dikenal dengan sebutan double inflorescence. Bunga tandan berganda biasa disebut sebagai malai (panicle, paniculus), walau sebetulnya istilah malai yang sejati mengacu pada bentuk yang hampir serupa dengan itu. Malai ini dapat terbentuk tanpa suatu tandan ujung dan disebut homoeothetic, atau dapat berakhir dengan tandan ujung (yang menggantikan posisi bunga terminal) dan disebut heterothetic. Bunga payung berganda atau bunga payung majemuk adalah bunga payung (umbel) yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung bunga.

Malai homeothetic

Melilotus officinalis (malai homoeothetic)

Malai heterothetic

Hebe albicans (malai heterothetic)

Bulir majemuk

Lolium temulentum (bulir majemuk)

Bongkol majemuk

Echinops ritro (bongkol majemuk)

Payung majemuk

Laserpicium latifolium (payung majemuk)

Payung majemuk ganda tiga Malai yang sejati terbentuk dari bunga-bunga majemuk terbatas, bercabang-cabang dengan kuat dan tidak teratur dari atas ke bawah, di mana tiap-tiap cabangnya memiliki sebuah bunga terminal. Malai rata (cymose corymb) adalah bunga cawan (corymb) terbatas, yakni dengan bagian-bagian pembentuknya yang berupa malai. Bunga lembing (anthela) adalah semacam malai rata dengan bunga-bunga di bagian tepi (lateral) yang lebih tinggi daripada bagian tengahnya.

Malai

Vitis vinifera (malai)

Malai rata

Sambucus nigra (malai rata)

Bunga lembing (anthela)

Juncus inflexus (lembing) Tandan yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrse atau thyrsus. Payung-payung tambahan sekunder ini bisa saja dari tipe-tipe yang mana saja dari bunga majemuk monochasia (satu sumbu) atau dichasia (dua sumbu yang tumbuh). Bunga botryoid yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrsoid. Bentuk-bentuk ini juga secara salah kaprah sering disebut sebagai malai.

Thyrse

Aesculus hippocastanum

Thyrsoid

Syringa vulgaris Tentu saja kombinasi bentuk-bentuk lainnya dimungkinkan. Sebagai teladan, bunga-bunga bongkol atau payung dapat saja terangkai dalam pola bunga cawan atau malai.

Achillea sp. (bongkol tersusun dalam cawan)

Hedera helix (payung terangkai dalam malai)

Lain-lain
Suku Asteraceae (Compositae) dicirikan oleh bentuk khusus bunga bongkol (capitulum) yang disebut bunga piringan (calathid atau calathidium), namun umumnya dikenal sebagai bunga bongkol saja. Suku Poaceae (Gramineae) memiliki perbungaan yang khas tersusun dari bulirbulir kecil (spikelet) yang terangkai dalam malai atau bulir yang lebih besar; secara singkat disebut sebagai malai atau bulir saja. Marga Ficus (kerabat beringin, Moraceae) mengembangkan bunga periuk (syconium), yakni dasar bunga bersama (ujung ibu tangkai bunga) yang memipih, melebar, dan cekung membentuk periuk, di mana kuntum-kuntum bunga individualnya duduk di dalam rongganya, dan hanya terbuka sedikit di ujungnya (mulut periuk). Sementara marga Euphorbia membentuk cyathium (jamak: cyathia), suatu modifikasi bunga payung (umbella).

Matricaria chamomilla (bunga piringan)

Triticum aestivum (bulir majemuk)

Oryza sativa (bulir tersusun dalam malai)

Ficus sp. (bunga periuk, dibelah memperlihatkan rongganya)

Euphorbia tridentata (cyathium)

Euphorbia cyparissias (cyathia dalam bunga payung)

Coleus (bulir palsu)


http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga_majemuk

Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah sekumpulan kuntum bunga yang terangkai pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang rumit. Rangkaian bunga ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya, kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai, dan lain-lain. Susunan bunga majemuk juga biasa disebut dengan istilah perbungaan atau infloresens (inflorescence). Dalam percakapan sehari-hari, sebagian perbungaan disebut sebagai "bunga" saja, terlebih bila susunannya rapat atau kuntum-kuntum bunganya kecil-kecil, seperti misalnya bunga kenikir dan bunga kelapa (disebut mayang).

Karakter dasar

Bagian-bagian
Bunga majemuk memiliki bagian seperti batang, seperti daun, mahkota bunga, putik, dan benangsari. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang, misalnya:

Ibu tangkai bunga (peduncle, pedunculus), yaitu tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk. Bagian ibu tangkai bunga di tengahtengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga individual melekat, disebut rakis (rachis) Tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai masing-masing kuntum bunga individual, dan Dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga.

Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, misalnya:


Daun pelindung (bract, bractea), yakni daun yang pada ketiaknya muncul ibu tangkai bunga. Daun tangkai (bracteole, bracteola), yakni daun (12 helai) yang muncul pada pangkai tangkai bunga. Kelopak bunga (calyx), pada bunga-bunga tunggal/individual. Seludang bunga (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae). Daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk. Misalnya pada Asteraceae. Daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus.

Daun pelindung (bractea dan bracteola) bisa bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk biasa sebagaimana daun normal, menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan dengan daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut dengan istilah ebracteate. Perbungaan yang daun-daun pelindungnya serupa atau hampir serupa dengan daun normal disebut frondose.

Pertumbuhan pucuk

Berdasarkan pertumbuhan pucuknya, dikenal adanya pertumbuhan monopodial dan simpodial. Kedua macam pertumbuhan itu juga tecermin dalam pertumbuhan bunga:

Bunga majemuk tidak terbatas (indeterminate): pertumbuhan monopodial. Pucuk ibu tangkai bunga tumbuh terus, dan bunga-bunga mekar dari bawah ke atas. Bunga majemuk terbatas (determinate): pertumbuhan simpodial. Bunga yang paling ujung mekar dahulu dan layu, kemudian di bawahnya, lewat samping, muncul tangkai bunga yang lebih muda dan mekar. Demikian seterusnya.

Pada bunga majemuk terbatas, apabila mekarnya bunga yang paling ujung (terminal) diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain dari bawah ke atas, disebut akropetal. Apabila mekarnya bunga-bunga lain itu dari atas ke bawah, disebut basipetal; dan apabila mekarnya dari tengah-tengah ibu tangkai daun, disebut divergen. Bunga majemuk tak terbatas tidak memiliki bunga terminal yang sejati. Ujung ibu tangkai bunga biasanya berupa pucuk yang mengerdil (rudimenter). Kedudukan bunga terminal, dengan demikian, diisi oleh bunga subterminal (bunga di bawah pucuk).

Filotaksi
Filotaksi atau duduk bunga (aslinya, duduk daun) menunjukkan posisi kuntum bunga terhadap kuntum-kuntum yang lain pada ibu tangkai bunga. Duduk bunga itu misalnya dalam spiral, berseling, atau berhadapan; atau pola yang lain lagi.

Susunan bunga
Sejauh ini tidak ada konsensus umum menyangkut aneka bentuk perbungaan. Penjelasan berikut terutama mengacu pada buku yang ditulis Focko Weberling, Morphologie der Blten und der Bltenstnde (Stuttgart, 1981), meskipun tidak selalu demikian. Kelompok-kelompok perbungaan terutama dibedakan melalui sifat percabangannya. Di dalam kelompok-kelompok utama itu, pembedaan terutama berdasarkan sifat persilangan sumbu-sumbu pertumbuhan dan variasi model. Perbungaan dapat bersifat sederhana (tunggal, tidak bercabang) atau berganda (bercabang, dan bercabang-cabang lagi). Tak Berbatas (indeterminate) Perbungaan sederhana tak terbatas disebut racemose, merujuk pada bentuk dasarnya yang berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur). Bentuk-bentuk lain perbungaan ini dapat diturunkan dari bentuk dasar ini dengan menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau

tangkai-tangkai bunganya. Beberapa bentuk peralihan yang meragukan dihilangkan di sini.


Tandan (raceme, racemus, botrys), yakni dengan bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang. Bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-bunga individual tak bertangkai (duduk). Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung. Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama. Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; bunga-bunga duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang. Misalnya suku keladi (Araceae), atau jagung (Zea mays). Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola. Contohnya bunga petai dan kerabatnya (Mimosoideae). Variasi dari bongkol adalah bunga piringan (anthodium) pada Compositae, dengan bunga-bunga tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya. Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi bunga-bunga berkelamin tunggal seperti pada lada (Piper nigrum) atau sirih (P. betle).

Berbatas (determinate) Perbungaan sederhana terbatas disebut cymose, dari bentuk dasarnya yang disebut cyme (payung tambahan, dari bahasa Prancis cime yang berarti puncak, paling atas) selanjutnya cymosa dibedakan lebih lanjut atas:

Monochasium, yakni jika hanya ada satu sumbu sekunder yang tumbuh. o Kuncup sekunder selalu muncul pada sisi yang sama: helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup) Tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh mengikuti satu bidang datar: drepanium (bunga sabit) o Kuncup sekunder muncul pada sisi-sisi secara bergantian: scorpioid

cyme
Tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh membentuk semacam spiral: cincinnus (salah satu penciri suku Boraginaceae dan Commelinaceae)

Tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh zigzag mengikuti satu bidang datar: rhipidium (bunga kipas, seperti pada banyak anggota suku Iridaceae)

Dichasial cyme, yakni jika ada dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan. o Sumbu sekunder juga dichasial: dichasium (Karakteristik suku Caryophyllaceae) o Sumbu sekunder monochasial: double scorpioid cyme atau double

helicoid cyme

Pleiochasium, yakni jika terdapat lebih dari dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan.

Bunga majemuk sederhana terbatas ini juga bisa mengalami pemadatan sedemikian rupa sehingga menyerupai bunga payung (umbel). Nama yang tepat, dengan demikian, adalah umbelliform cyme; namun secara sederhana biasanya disebut bunga payung saja. Sementara yang lain, bisa menyerupai bentuk tandan (botrys) sehingga disebut botryoid, yakni tandan dengan bunga terminal. Bunga ini sering secara tidak tepat disebut sebagai bunga tandan (saja). Berdasarkan jumlah cabang pada ibu tangkai, Bunga Majemuk Berbatas dibedakan dalam tiga macam: 1. 1. Yang bersifat monochasial . jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang ), tetapi tidak pernah berhadapan , dan ada yang satu lebih besar dari yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotiledoneae). Contoh: kapas (Cossipium sp.) 2. 2. Yang bersifat dichasial jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae) 3. 3. Yang bersifat pleiochasial, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi. Contoh: bunga oleander ( Nerium oleander L.) Bunga berkas (fascicle, fasciculus) adalah tandan (raceme) atau payung tambahan (cyme) yang tereduksi, sehingga bunga-bunganya tumbuh berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai bunga. Berkas semu atau karangan semu (verticillaster) adalah bunga berkas yang memiliki struktur dichasium, yakni bunga-

bunga yang terletak pada lingkaran sesungguhnya tersusun atas beberapa anak payung; bentuk ini umum dijumpai pada suku Labiatae (Lamiaceae). Karangan semu (verticillaster) yang ibu tangkai bunganya tereduksi bisa membentuk suatu bulir semu (spicate atau spicata), yang sering dianggap sebagai bulir (saja).

Bunga majemuk berganda


Bunga-bunga majemuk berganda (synflorescences) bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, maka bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bungabunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tidak terbatas (racemose). Bunga majemuk berganda bisa berulang polanya dua kali, tiga kali (berganda tiga), atau lebih. Beberapa bentuknya demikian rumit sehingga sulit diusut akar polanya. Bunga majemuk berganda yang mengulang-ulang pola dasarnya dikenal dengan sebutan double inflorescence. Bunga tandan berganda biasa disebut sebagai malai (panicle, paniculus), walau sebetulnya istilah malai yang sejati mengacu pada bentuk yang hampir serupa dengan itu. Malai ini dapat terbentuk tanpa suatu tandan ujung dan disebut homoeothetic, atau dapat berakhir dengan tandan ujung (yang menggantikan posisi bunga terminal) dan disebut heterothetic. Bunga payung berganda atau bunga payung majemuk adalah bunga payung (umbel) yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung bunga. Malai yang sejati terbentuk dari bunga-bunga majemuk terbatas, bercabang-cabang dengan kuat dan tidak teratur dari atas ke bawah, di mana tiap-tiap cabangnya memiliki sebuah bunga terminal. Malai rata (cymose corymb) adalah bunga cawan (corymb) terbatas, yakni dengan bagian-bagian pembentuknya yang berupa malai. Bunga lembing (anthela) adalah semacam malai rata dengan bunga-bunga di bagian tepi (lateral) yang lebih tinggi daripada bagian tengahnya. Tandan yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrse atau thyrsus. Payung-payung tambahan sekunder ini bisa saja dari tipe-tipe yang mana saja dari bunga majemuk monochasia (satu sumbu) atau dichasia (dua sumbu yang tumbuh). Bunga botryoid yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrsoid. Bentuk-bentuk ini juga secara salah kaprah sering disebut sebagai malai.

Tentu saja kombinasi bentuk-bentuk lainnya dimungkinkan. Sebagai teladan, bungabunga bongkol atau payung dapat saja terangkai dalam pola bunga cawan atau malai. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga_majemuk http://nursalinahbioz08.wordpress.com/2010/03/30/bunga-majemuk- berbatasdan-bunga-majemuk-tak-berbatas/

Bagian-Bagian Bunga Majemuk


Bagian-Bagian Bunga Majemuk di 21.10 Diposkan oleh Amin Tabin 1 komentar A. Bagian yang sifatnya seperti batang atau cabang. 1. Ibu tangkai bunga (pedunculus). Merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang. 2. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya. 3. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.

B. Bagian bunga yang bersifat seperti daun. 1. Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya. 2. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. 3. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. 4. Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran. 5. Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak. 6. Daun-daun kelopak (sepalae). 7. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae).

8. Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya. 9. Benang-benang sari (stamina). 10. Daun-daun buah (carpella). http://amintabin.blogspot.com/2010/11/bagian-bagian-bunga-majemuk.html

Anda mungkin juga menyukai