Anda di halaman 1dari 24

Resume Pre Reading 1 Mata Ajar Keperawatan Dewasa IX Kelas A

Anatomi Sistem Reproduksi Laki-laki dan Perempuan, serta Siklus Ovarium dan Siklus Endometrium

Foccus Group 1, anggota: Santi Ayu Lestari, Yeni Yulia Saputri, Kertikaweni Juliansari, Moh Khaerul Efendi, Jenita Magdalena, 1006672964 1106001164 1106001681 1106003144 1106053256

Fakultas Ilmu Keperawatan 2013

Anatomi Sistem Reproduksi Laki-laki dan Perempuan, serta Siklus Ovarium dan Siklus Endometrium
1. Sistem Reproduksi Laki-laki Struktur dari system reproduksi laki laki terlihat di gambar 1.1 di bawah ini. Spermatozoa di prosuksi di testis yang di bungkus oleh skrotum, kemudian di matangkan dan di simpan sementara di epididimis, kemudian melewati vas deferens, ejaculaty duct, dan bergabung dengan semen yang di sekresikan oleh kelenjar kelenjar, kemuidan melewati uretra yang terdapat dalam penis, kemudian meninggalkan tubuh laki-laki. Adapun kelenjar kelenjar yang mensekresikan semen dan berperan dalam system reproduksi, yaitu kelenjar prostat, Vesicle Seminalis, kelenjar bulbourethal.

Gambar. 1.1

1. Skrotum Skrotum adalah suatu jaringan subkutan yang menggantung dari abdominal bawah dan berada pada bagian posterior dari penis. Skrotum terbagi menjadi dua kantong, yang masing masing di isi oleh testis. Kantong dari skrotum di pisahkan oleh suatu penebalan scrotal yang disebutkan dengan Raphe, ketika terjadi peradangan pada salah satu kantong, maka tidak akan merambat ke yang lainnya. Testis terletak pada rongga scrotal, yaitu ruang antara bagian dalam skrotum dan bagian luar dari testis. Keduanya dilapisi oleh
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 2

Tunica Vaginalis, yaitu suatu jaringan yang terdiri dari membrane serosa yang sangat penting untuk meredam atau mengurangi gesekan antara skrotum dan testis. Skrotum terdiri dari kulit, superficial fascia dan dermis. Tampak pada gambar 1.2. di bagian dermis skrotum terdiri dari otot otot halus yaitu Chesmaster Muscle, dan Dartos Muscle. Chesmaster Muscle akan berkontraksi ketika ada gairah seksual atau sebagai respon terhadap perubahan suhu, suhu yang di butuhkan testis adalah sekitar 1,10 C di bawah suhu tubuh yang lain. Dengan kontraksi Chesmaster Muscle maka akan menggerakkan skrotum dan testis mendekat ke tubuh, yang berperan dalam menaikkan suhu testis. Ketika suhu tubuh udara sekitar atau tubuh naik, maka Chesmaster Muscle akan melakukan relaksasi yang akan membuat testis menjauh dari tubuh sebagai upaya monitoring suhu testis. Dartos Muscle terlihat dengan adanya kerutan-kerutan di skrotum pada saat otot ini istirahat.
Gambar 1. 2

2. Penis Penis adalah organ silindris yang di dalamnya terdapat uretra yang mengalirkan urin keluar tubuh dan mengantarkan semen ke vagina dalam hubungan seksual. Penis terdiri dari tiga jaringan erectile yang membuatnya membesar dan menegang yang disebut dengan ereksi yang akan memungkinkannya masuk ke dalam vagina. Jaringan erectile tersebut yaitu sepasang Corvora Cavernosa di bagian punggung, dan bagian perut terdapat Corpus Spongiosum dimana kedua jaringan ini dikelilingi oleh jaringan ikat. Corpus Spongiosum merupakan tempat pemanjangan uretra dari Blader, yang membesar di bagian ujung distal dan berbentuk kerucut yang di sebut dengan Glan Penis. Fungsi dari Corpus Spongiosum adalah memastikan uretra terbuka. Kulitnya halus dan tidak terdapat rambut, mengandung sensory reseptor sexual stimulus.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

Proses terjadinya ereksi adalah parasymphatetic inervation dari arteri penis dan neuron melepaskan nitrit oksida (NO) yang akan membuat otot-otot halus berkontraksi, menyebabkan dilatasi pembuluh darah kemudian aliran darah bertambah, kemudian saluran vaskuler bertambah besar yang kemudian menyebabkan ereksi.
Gambar 1. 3

3.

Testis Testis adalah sepasang organ yang

tergantung dalam skrotum, testis adalah tempat pembentukan awal mula sperma. Testis berbentuk seperti telur, dengan ukuran 5 cm untuk panjangnya dan 3 cm untuk lebarnya, berat dari testis berkisar 10 15 gram. Testis di lapisi oleh membrane serosa yang di sebut dengan tunica vaginalis, di bawah tunica vaginalis terdapat tunica albuginea yaitu jaringan ikat yang terdiri dari serat kolagen. Kemudian tunica albuginea membentuk septa yang mendukung pembuluh darah dan pembuluh limpatik yang akan mensuplai testis dan Efferent Ductules yang akan membentuk cairan dengan silia yang melapisinya yang akan mentansport spermatozoa ke epididimis. Septa juga membagi testis menjadi lobus-lobus, tiap lobus terdapat seminiferous tubulus yang panjangnya sekitar 80 cm. seminiferous tubulus adalah tempat produksi sperma. seminiferous tubulus adalah tempat terjadi Spermatogenesisi, yaitu proses pembentukan spermatozoa yang di mulai dari tepi atau dinding seminiferous tubulus yang akan membentuk spermatogenia, kemudian mengalami mitosis menjadi Primary Spermatocytes, kemudian mengalami meiosis menjadi spermatid (merupakan gamet imatur) berdiferensiasi menjadi spermatozoa yang kemudian memasuki daerah cairan di lumen seminiferous tubulus. seminiferous tubulus di kelilingi oleh kapsul halus dan jaringan aredor yang mengisi rongga antar tubulus, terdapat pembuluh darah dan interstisial sel. Interstisial sel akan bertanggung jawab dalam pembentukan androgen. Androgen adalah hormon dominan laki-laki seperti testosterone.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

Gambar 1. 4

4. Epididimis Selanjutnya spermatozoa masuk ke epididimis. Panjang dari epididimis adalah sekitar 7 meter apabila di bentangkan lurus dan berada pada posterior testis (tampak pada gambar 1.3 a). epididimis terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala yang berfungsi menerima spermatozoa, badan, dan ekor. Ekor dari epididimis adalah tempat penyimpanan spermatozoa. Fungsi dari epididimis secara umum adalah memonitor dan menyesuaikan cairan dari semineferus tubulus; tempat memperbaiki spermatozoa yang rusak; dan menyimpan, melindungi, dan memfasilitasi fungsi pematangan sperma. Spermatozoa di simpan dalam kurun waktu 2 minggu kemudian spermatozoa matang terbentuk namun masih belum bias untuk mobilisasi. Spermatozoa akan aktif berenang ( Motile) ketika bercampur dengan cairan yang di sekresikan oleh Seminal Vesicles dan kemudian akan mampu membuahi ketika terkena dengan lingkungan saluran reproduksi wanita. Sebelum
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 5

mencapai Seminal Vesicles pergerakan spermatozoa melibatkan pergerakan cairan dan gerak peristaltik kemudian masuk ke ductus deferens atau vas deferens. 5. Ductus deferens atau Vas deferens Vas deferens adalah saluran yang membentang dari ekor epididimis yang kemudian naik melewati lunguinal canal kemudian melewati bagian posterior rongga abdominal dan melengkung inferior di lateral permukaan blader kemudian ke posterior dan superior kelenjar prostat. Sebelum ke kelenjar prostat, Vas deferens membesar yang di sebut dengan Ampulla. Dinding Vas deferens akan melakukan gerak peristaltik untuk menggerakkan spermatozoa dan cairannya. Dalam Vas deferens juga tempat penyimpanan spermatozoa dalam beberapa bulan. Kemudian dari Vas deferens spermatozoa akan masuk ke Ejaculatory duct, saluran ini masuk ke kelenjar prostat dan bermuara di uretra.

6. Uretra Uretra adalah saluran yang berada dalam penis yang akan membawa spermatozoa keluar tubuh. Panjang uretra sekitar 18 20 cm dari blader. Uretra di bagi menjadi prostatic, membrane, dan penile regions.

7. Kelenjar aksesoris system reproduksi laki-laki Kelenjar-kelenjar aksesoris terdiri dari 3 kelenjar, yaitu Seminar Vesicle, kelenjar prostat, dan kelenjar Bulbourethal. Secara umum fungsi dari kelenjar-kelenjar ini adalah mengaktifkan spermatozoa, menyediakan makanan untuk spermatozoa, menggerakkan spermatozoa di saluran, membuat buffer untuk menahan asam dari uretra dan vagina.

a. Seminal visicles Seminal visicles adalah kelenjar yang mensekresikan semen paling banyak, yaitu sekitar 60%. Kandungan dari cairan ini adalah (1) fruktosa dengan konsentrai tinggi yang akan sangat mudah di gunakan oleh sperma untuk membentuk energi untuk bergerak, (2) Prostaglandin, yang akan menstimulasi kontraksi otot-otot halus yang ada pada saluran reproduksi laki-laki dan perempuan. (3) fibrinogen, yang akan membekukan sementara semen dalam vagina. Hasil sekresi Seminal visicles bersifat alkali yang akan menetralisis asam dari vagina dan sekresi kelenjar prostat.
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 6

b. Kelenjar prostat Kelenjar prostat mensekresikan sekitar 20% - 30% semen dan bersifat asam. Sekresi kelenjar prostat mengandung seminalplasmin, yang merupakan antibiotic untuk mencegah infeksi pada uretra. c. kelenjar Bulbourethal kelenjar Bulbourethal mensekresikan sekitar 5% cairan yang akan membantu menatralisir asam urin yang masih tersisa di uretra.

8. Semen Semen adalah cairan yang bersama sperma. Saat laki-laki ejakulasi akan mengeluarkan 25 cm ml semen. Di dalam semen terdapat : Spermatozoa yang jumlahnya 20 100 juta perkubik milliliter of sperma. Cairan seminal yang di sekresikan oleh seminal vesicles sebanyak 60%, kelenjar prostat sebanyak 30%, 5% kelenjar bulbourethal, dan 5% oleh sel stentaculus dan epididimis.

9. Spermatogenesis Spermatogenesis terdiri dari 3 tahapan, yaitu : Mitosis Mitosis adalah pembelahan spermatogonium menjadi dua sel yang sama. 1 sel tetap berada di tepi luar dari semilunar tubulus, dan 1 sel lagi ke lumen tubulus. Sel ini yang akan berdiferensiasi menjadi primary spermatosit. Meiosis I dan II Meiosis adalah pembelahan sel yang melibatkan pembelahan produksi gamet. Spermiogenesis Spermiogenesis adalah perubahan besar di sruktur internal dan eksternal spermatid. Secara ringkas, proses dari spermatogenesis bias di lihat di gambar di bawah ini!

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

2.

Sistem Reproduksi Perempuan Organ reprodusi wanita dapat dikatakan lebih kompleks daripada organ reproduksi

pada pria. Hal ini dikarenakan fungsi organ reproduksi wanita tidak hanya memproduksi sel gamet, tetapi juga sebagai tempat pertumbuhan bagi embrio kurang lebih selama 9 bulan. (Marieb & Hoehn, 2007) Fungsi esensia sistem reproduksi wanita mencakup: (Sherwood, 2007)
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 8

1. Membentuk ovum (oogenesis) 2. Menerima sprema 3. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (pertilisasi atu konsepsi atau pembuahan) 4. Memelihara janin yang sedang tumbuh sampai janin dapat bertahan hidup di dunia luar, mencakup pembentukan plasenta. 5. Melahirkan bayi 6. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu (laktasi) Ditinjau dari strukturnya, sistem reproduksi wanita terdiri dari 2 struktur yaitu struktur eksternal dan struktur internal. (Black & Hawks, 2009) 1. Struktur Eksternal Struktur eksternal disebut juga vulva atau pudendum, memiliki fungsi sebagai stimulasi seksual serta sebagai hambatan untuk melindungi tubuh dari benda asing. Struktur terdiri dari: (Sloane, 2004) a. Mons pubis: area berlemak di dekat simfisis pubis. Setelah pubertas, daerah ini ditutupi dengan rambut kemaluan. b. Labia mayora: daerah posterior dari mons pubis, bentuknya memanjang tertutup rambut kemaluan dan lemak c. Labia minora: dua lipatan kulit diantara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat d. Clitoris: homolog dengan penis pada lakilaki, tetepi lebih kecil dan tidak memiliki mulut uretra e. Vestibule: area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut vagina, dan duktus kelenjar bartolin (vestibula besar). Kelenjar bartolin homolog dengan kelenjar bolbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk membantu melumas orifisium vaginal ( jalur keluar urin dari kandung kemih. Tepi lateralnya mengandung duktus untuk dua kelenjar parauretral (skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar prostat pada laki-laki) saat eksitasi seksual. f. Vestibular bulbs: massa jarigan erektil dalam di substansi jaringan labial. g. Mulut vagina: terletak dibawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara) adalah suatu memban yang bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina h. Perineum: area posterior vestibula (antara vestibula dan anus).
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 9

2. Struktur Internal Struktur internal organ reproduksi wanita terdiri dari ovarium dan salurannya. Begian ini memiliki fungsi sebagai berikut: a. memproduksi dan melepaskan sel reproduktif (ovum) b. sebagai tempat transportasi ovum ke saluran fertilisasi c. memberikan lingkungan yang sesuai untuk implantasi, pertumbuhan, serta melahirkan

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

10

Potongan sagital sistem reproduksi wanita

Struktur dari bagian internal organ reproduksi wanita terdiri dari: 1. Ovarium; memilki panjang 3 sampai 5 cm, lebar 2 sampai 3 cm, dan tebal 1 cm. Berbentuk seperti kacang kenari. a. Letak. Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis posterior dan ditahan oleh mesentrium pelvis (lipatan peritoneum antara peritoneum visceral dan parietal). Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga pelvis yang retroperineal (terletak di belakang peritoneum). b. Struktur. Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. 1) Medulla ovarium adalah area terdalam, mengandung pembuluh darah dan limfatik, serabut saraf, sel-sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 11

2) Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat, mengandung folikel ovarian (unit fungsional pada ovarium) 2. Dua tuba uterin/oviduk Tuba falopii/oviduk berfungsi menerima oosit yang telah dibuahi dan umumnya sebagai tempat terjadinya fertilisasi. Setiap saluran memiliki panjang sekitar 10 cm (4 inchi) dan meluas secara medial dari daerah ovarium ke daerah superolateral uterus melalui daerah sempit yang disebut isthmus. Bagian distal dari setiap tuba, membentuk kurva sekitar ovarium yang disebut ampula (merupakan tempat terjadinya fertilisasi). Bagian akhir dari ampula disebut infundibulum, sedangkan bagian yang terbuka, berbentuk corong dengan bantalan bersilia seperti jari-jari tangan disebut fimbria. Kedua bagian tuba uretrin mengandung lembaran-lembaran otot polos yang tebal. Dilindungi oleh mukosa yang mengadung sel-sel bersilia ataupun nonsilia. Oosit diklurkan menuju uterus dengan kombinasi dari gerakan peristaltis muscular dan pergerakan silia. Sedangkan sel mukosa nonsilia memiliki mikrovili yang memproduksi zat sekresi yang berfungsi melembabkan serta memberi nutrisi oosit. Dilihat dari bagian eksternal, tuba uretrin di lindungi oleh peritoneum bagian visceral dan di topang oleh mesentri pendek (mesosalpinx; tuba uretrin berbentuk terompet) 3. Uterus Uterus merupakan organ tunggal muskular dan berongga. Oosit yang telah dibuahi akan tertanam dalam lapisan endometrium uterus dan dipenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh dan berkembang hingga lahir. a. Ukuran dan Lokasi; uterus berbentuk seperti buah pir terbalik dan pada keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2.3 cm. Organ ini terletak dalam rongga pelvis di antara rektum dan kandung kemih. b. Penopang; uterus ditopang oleh lipatan peritoneal, ligamen besar yang melekatkan uterus pada dinding pelvis. ligamen bundar merentang dari sudut lateral uterus melewati kanal inguinal menuju labia mayora. Uterus juga diikat oleh ligament cardinal dan uterosakral.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

12

c. Struktur; 1) Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium), bagian tengah (meometrium; lapisan otot polos) dan bagian terdalam (endometrium) a) Lapisan superfisial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran lebih tebal. Lapisan ini mengandung kelenjar yang merespon hormon steroid dan biasanya hampir secara keseluruhan luruh saat menstruasi b) Lapisan basal (stratum basalis); tidak berubah selama siklus berlangsung 2) Fundus uterus: bagian bundar yang letaknya uperior terhadap mulut tuba uterin 3) Badan uterus: bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus 4) Serviks: bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal adalah mulut serviks ke dalam vagina; os internal adalah mulut uterus dalam rongga uterus. Kanal endoservikal melapisi jalur diantar dua mulut 5) Portio vaginalis: bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung bagian atas vagina. 4. Suplai Darah Darah arteri memperdarahi uterus melalui ateri-arteri uterus (berasal dari arteri iliaka interna) dan bercabang menjadi arteri ovarian dan vagina. a. Dalam dinding uterus, arteri menjadi arteri arkuata, kemudian bercabang menembus miometrium sebagai arteri radial. Perpanjangan dari arteri radial ke dalam endometrium disebut arteriol spiral. b. Darah kembali ke uterus melalui vena uterus yang paralel dengan jalur arteri 5. Vagina: tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan bagi bayi lahir dan aliran menstrual. Vagina terdiri dari 3 lapisan: lapisan luar adventisia fibroelastik, otot polos muskularis, dan mukosa yang ditandai denga rugae, yang menstimulasi penis saat intrercourse.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

13

Suplai darah dinding uterus

Posterior view of the female reproductive organs. The posterior walls of the vagina, uterus, and uterine tubes and the broad ligament (a peritoneal fold) have been removed on the right side to reveal the shape of the lumen of these organs

Anterior view of the reproductive organs of a female cadaver

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

14

6. Payudara Payudara merupakan karakteristik sex sekunder, maksudnya adalah reproduksi tetap dapat terjadi tanpa adnya payudara. Parenkim payudara terdiri dari saluransaluran, lobular, dan epithelial (Black & Hawks, 2009).

Payudara dimiliki oleh kedua jenis kelamin, dan setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak di atas otot pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat. a. Jaringan glandular terdiri dari 15-20 lobus mayor, setiap lobus dialiri duktus laktiferus b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh Ligamen Suspensorium Cooper (berkas jaringan ikat fibrosa) c. Lobus mayor terbagi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobules bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli sekretori. d. Putting memiliki kulit berpigmen dan berkerut yang membentang keluar sekitar 1-2 cm untuk membentuk areola (mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang besar). 3. Hormon Reproduksi pada Pria dan Wanita A. Hormon Reproduksi pada Pria Hormon testikular. Androgen (hormon utama pada laki-laki) paling penting yang diproduksi testis adalah testosteron. Testosteron bertanggungjawab atas
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 15

perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder laki-laki. Testis juga mensekresi sedikit androstenedion, yaitu prekursor pada laki-laki, dan dhiro testosteron (DHT) yang penting untuk pertumbuhan prenatal dan diferensiasi genitalia laki-laki. Hormon hipofisis dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi mengendalikan produksi androgen dan fungsi testikular. o Gonadrotropin hipofisis. FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita. LH (Luteinizing Hormone). Hormon yang menstimulasi produksi serta sekresi testeosteron. LH juga disebut ICSH (intersttial cell simulating hormone) atau hormon perangsang sel interstisial laki-laki. o Hipotalamic Gonadrotopin releasing hormone (GnRH) berinteraksi dengan testosteron FSH, LH dan inhibin dalam mekanisme umpan balik negatif yang mengatur sintesis dan sekresi testosteron o Inhibin. Hormon yang disintesis dan disekresi oleh sel sertoli untuk merespon terhadap sekresi FSH. Hormon ini berkerja dengan umpan balik langsung pada kelenjar hipofisis yaitu menghambat FSH. B. Hormon Reproduksi pada Wanita Hormon gonadrotropin hipofisis anterior. FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) kedua hormon ini diatur Hipotalamic Gonadrotopin releasing hormone (GnRH) hipotalamus yang kemudian sekresinya pulsasif serta efek balik hormon-hormon gonand. FSH dan LH diperlukan untuk sekresi estrogen. Namun berbeda dengan pria, kontrol gonand wanita sangat dipengaruhi oleh siklus ovarium. LH berfungsi merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 16

Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH. Estrogen memiliki efek metabolik yaitu menurunkan kadar kolesterol dan lipoprotein dan memfasilitasi metabolisme kalsium. Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum kehamilan karena pengaruh HCG kemudia di sekresi oleh plasenta. Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, corpus luteum dan jaringan endometrium akan berdegenerasi. Kadar progesteron dan estrogen yang tinggi dalam sirkulasi maternal menghambat gonadotropin hipofisis dan mencegah dimulainya siklus menstruasi. Kedua hormon ini juga merangsang perkembangan kelenjar mamae. Hormon gonadrotropin korionik manusia (Human chorionik gonadotropin(HCG)). Hormon ini disekresi sel-sel embrionik mulai hari ke 10 setelah fertilisasi. HCG mempertahankan produksi progesteron dan estrogen oleh korpus luteum ovarium (jika fertilisasi terjadi). Laktogen Plasenta Manusia (human plancental lactogen). Hormon yang disekresikan oleh plasenta, menstimulasi pertumbuhan kelenjar mammae dalam persiapan laktasi. HPL memilik efek metabolik terhadap protein, lemak dan glukosa untuk menyediakan energi serta nutrien bagi ibu hamil dan janin. Hormon tiritropin korionik. Hormon yang disekresi plasenta berfungsi untuk meningkatkan laju metabolisme maternal. Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis posterior. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran, untuk menstimulasi kontraksi otot polos uterus selama proses kelahiran. Pada saat menyusui, merangsang kontraksi sel-sel mioepitel dalam kelenjar mamae. Relaksin. Hormon polipeptida yang disekresi korpus luteum kehamilan berfungsi untuk merelaksasi fibrikartilago dalam simfisis pubis untuk mempersiapkan jalur janin melalui jalan lahir. Prolaktin. Hormon yang berasal dari kelenjar hipofisis. Bersama HPL dan estrogen menstimulasi pertumbuhan
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 17

4.

Siklus Ovarium Pada organ reproduksi wanita, terdapat dua siklus yang berpengaruh terhadap proses reproduksi wanita, yaitu siklus ovarium dan siklus endometrium. Siklus ovarium dibagi menjadi 2 fase : 1. Fase folikel (folikel matang) Siklus ovarium merupakan siklus yang terjadi sebagai persiapan pelepasan sel telur (ovum). Pada bayi perempuan yang baru lahir, pada ovariumnya terdapat 2 juta oogonia. Degenerasi sel telur berlangsung sesudah lahir dan saat puber tinggal 400 oogonia. Oogonia yang sudah ada sejah lahir akan bermitosis menjadi oocyt. Oocyt primer memasuki profase pembelahan meosis I, maka tidak terbentuk oocyt baru. Oocyt inilah yang akan menjadi materi pembuatan folikel pada ovarium. Proses tersebut dinamakan folikulogenesis.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

18

Pada folikulogenesis terjadi proses sebagai berikut. 1. Setelah pembentukan oocyt primer, epitel yang terbentuk menjadi epitel selapis gepeng melingkari oocyt primer. Terbentuklah foliker primer. 2. Epitel folikel selapis gepeng menjadi kuboidal dan berlapis. 3. Epitel mensekresi cairan folikuli yg akan berkumpul dalam Antrum folliculi. 4. Stroma ovarium di sekeliling folikel berdiferensiasi membentuk theca eksterna dan theca interna. 5. Ukuran oocyt bertambah besar 6. Sel granulosa membentuk lapisan disebut membran gramulosa 7. Pembentukan zona pellucida. Zona Pellucida masih terdapat pada waktu telur yg sudah dibuahi mencapai endometrium uterus 8. Vaskularisasi jaringan ikat theca interna 9. Terbentuknya folliculostatin, yaitu substansi yang terdapat dalam cairan folikuli yang secara spesifik mengatur FSH yang disekresi oleh sel granulosa. 10. Volum oocyt berlipat menjadi 40 kali. Intinya hanya membesar 3 kali sehingga pertambahan besar folikel disebabkan akumulasi nutrien pada sitoplasma sel telur. Folikel dalam kondisi ini dinamakan folikel De Graff.

Fase ini terjadi pada separuh pertama siklus ovarium untuk menghasilkan sebuah sel telur (ovum) yang matang yang siap berovulasi pada pertengahan siklus. Proses terjadinya ovulasi adalah sebagai berikut. 1. Terjadi pada hari ke 12-16 siklus Folikel De Graaf. 2. Diameter 10-12 mm. 3. Tempat dimana folikel menonjol ke permukaan ovarium disebut stigma merupakan tunika albuginea korteks yang tipis dan avaskuler. 4. Terlempar sel telur keluar dari folikel disebabkan: - tekanan intra foliker bertambah - rupturnya stigma

Folikel lain yang gagal mencapai kematangan akan mengalami degenerasi dan tidak pernah direaktivasi. Fase ini berakhir ditandai dengan rupturnya folikel pada ovulasi dan mengawali fase luteal.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

19

2. Fase luteal (korpus luteum) Pembentukan korpus luteum terdiri dari: 1. Proliferasi a. Pasca ovulasi, dinding folikel mengerut, ruangan bekas antrum terisi darah. b. Theca interna berinvaginasi, pembuluh darah bervasodilatasi. c. Endotel pembuluh menyusup ke lapisan granulosa dan antrum. d. Sel K yaitu sel-sel theca yang bermigrasi ke bagian sentral koagulum di ruangan bekas antrum 2. Vaskularisasi a. Ruangan bekas antrum terisi darah mulai di organisasi. b. Koagulum berada di ruangan bekas antrum berwarna abu-abu pucat, disusupi fibroblast, belum tampak kapiler, terdapat fokus-fokus ruang bekas

perdarahan kecil-kecil. c. Lapisan sel granulesa tampak pembuluh darah berdilatasi. 3. Maturasi a. Sel K mendominasi massa korpus luteum, mengandung lipid dan fosfatase alkali. b. Sel-sel lutein mengalami vakuolisasi di bagian perifer sitoplasma, menandakan sel tersebut sedang aktif. c. Vakuolisasi sitoplasma pada sel theca lutein lebih lama daripada sel granulosa lutein. d. Korpus luteum yang sudah matur diameter 1-3 cm memenuhi 1/3 ovarium. Warna korpus luteum mature kuning terang 4. Regresi a. Mulai hari ke-23 siklus menstruasi, korpus luteum berdegenerasi. b. Koagulum sentral mengalami obliterasi menjadi jaringan ikat, pigmenpigmen darah difagosit oleh leukosit, proliferasi kapiler terhenti. c. Inti sel granulosa lutein memucat, vakuolisasi berkurang, terjadi akumulasi lemak pada sel-sel. d. Sel-sel theca lutein tampak mengelompok. e. Inti-inti sel K menjadi hiperkromatis, batas sel sukar dilihat.
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 20

f. Pada masa regresi, korpus luteum kehilangan masa lemak (lipid staining material) secara progresif. g. Regresi korpus luteum berlangsung sampai haid terjadi Bila ada kehamilan, regresi tertunda atas pengaruh chorionic gonadotrophin

Fase ini terjadi ketika adanya sisa folikel ruptur yang tertinggal di ovarium dan mengalami perubahan membentuk korpus luteum (proses luteinisasi). Pada fase ini korpus luteum bekerja pada paruh kedua siklus untuk mempersiapkan saluran reproduksi wanita apabila terjadi pembuahan terhadap sel telur yang matang. Selain itu, pada fase ini juga dihasilkan progesteron dalam jumlah besar bersamaan dengan esterogen dalam jumlah yang lebih sedikit dalam darah. Korpus luteum mulai berfungsi pada hari ke 4 setelah ovulasi. Apabila ovum yang dilepaskan tidak dibuahi, maka korpus luteum akan berdegenerasi dalam waktu 14 hari setelah

pembentukannya, dengan melepaskan lapisannya (haid). Hal ini menandakan berakhirnya fase luteal.

5.

Siklus Endometrium Siklus endometrium (daur haid) terdiri dari 3 fase, yaitu fase menstruasi, fase proliferatif, dan fase sekretorik. 1. Fase menstruasi (Haid) Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004). Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1 21

hipofisis, dan ovarium Fase menstruasi merupakan fase dikeluarkannya debris endometrium dari vagina yaitu 5-7 hari setelah berakhirnya degenerasi korpus luteum dan permukaan fase folikel. Akibat degenerasi korpus luteum, kadar esterogen, progesteron, dan LH (lutenizing hormon) di sirkulasi menurun, karena peran utama esterogen dan progesteron adalah untuk mempersiapkan endometrium untuk pertumbuhan ovum yang telah dibuahi. Namun, menurunnya kadar kedua hormon ini menyebabkan dirangsanya pengeluaran prostaglandin uterus (menyebabkan

vasokontriksi pembuluh endometrium dan merangsang kontriksi ritmik ringan miometrium). Kontraksi uterus inilah yang menyebakan kejang haid (dismenore). Selain itu, kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium dari rongga uterus melalui vagina (darah haid). Selain mengandung debris endometrium darah haid juga mengandung leukosit yang berperan melindungi endometrium terhadap infeksi. Hal ini diawali lagi dengan fase folikel (perkembangan folikel-folikel baru di ovarium) di bawah pengaruh hormon gonadotropik yang kadarnya tinggi dilakukan dengan menghasilkan esterogen untuk merangsang pertumbuhan endometrium.

2. Fase proliferasi Fase ini di mulai saat endometrium mulai mengalami pertumbuhan yaitu sejak 4 hari atau menjelang perdarahan berhenti. Pada saat haid di uterus masih tersisa satu lapisan tipis endometrium dan dengan bantuan esterogen lapisan ini menjadi lebih tebal. Progesteron bekerja pada endometrium tebal yang sudah dipersiapkan esterogen untuk diubah menjadi jaringan yang kaya pembuluh dan glikogen. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

22

3. Fase sekretorik Pada fase ini endometrium yang telah terbentuk secara aktif mengeluarkan glikogen agar siap sebagai tempat perkembangan sel telur yang sudah dibuahi. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Namun, jika tidak terjadi pembuahan korpus luteum akan berdegenerasi sehingga fase folikel dan fase haid kembali di mulai.

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

23

Daftar Pustaka Black & Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing. Eighth Edition. Missouri: Elsevier Inc. Bobak, L. & Jansen (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC Chapman, L., and Durham, R.F. (2010). Maternal-newborn nursing: the critical components of nursing care. USA: FA Davis Company. Coad, J. & Dunstall, M. (2005) Anatomy and Physiology for midwives. Philadelphia: Elselvier Churchill Livingstone. Marieb & Hoehn. (2007). Human Anatomy & Physiology 7th Edition. Pearson Education, Inc Martini, Frederic H, dkk.(2001).Fundamentals of Anatomy and Phisiology. New Jersey : Prentice-Hall Seeley, Stephens, Tate. (2003). Anatomy and Phisiology. New York : McGraw-Hill Shier, David, Jackie Butler, Ricki Lewis. (2007). Essentials of Anatomy and Phisiology. NewYork : McGraw-Hill Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to systems, 5th ed. California: Thompson Learning Sherwood, L. (2007). Human Physiology: From Cells to Systems, 6th Ed. Singapore: Shengage Learning Pte Ltd Sherwood, Laurale. (2010).Human Phisiology : from Cells to System seventh Edition.Canada : Brooks/Cole Cengage Learning Sloane,ethel. (2004). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Alih Bahasa James Veldman. Jakarta : EGC Thibodeau, Patton. (2007).Anatomy and Phisiology sixth edition. Philadelphia : Mosby Ward, S. L. & Hisley, S. M. (2009). Maternal child nursing care: Optimizing outcomes for mothers, children, and families. Philadelphia: FA Davis Company

FIK-UI 2013 | Keperawatan Dewasa IX_Kelas A_FG 1

24

Anda mungkin juga menyukai