Anda di halaman 1dari 18

Kajian Hadis Orientalis; Sebuah Tinjauan Metodologis I.

Prolog Dalam studi hadis, wacana yang paling fundamental adalah persoalan otentisitas dan reliabilitas metodologi obyektifikasi hadis. Keakuratan sebuah metodologi yang digunakan memiliki peran penting. Jika metodologi tersebut bermasalah maka hasil yang dicapai tidak sempurna, yang memungkinkan verifikasi ulang. Kajian hadis yang dilakukan oleh para orientalis sudah lama dilakukan, namun baru pada akhir abad ke !" # dengan munculnya Muhammedanische Studien oleh Igna$ %hold$iher yang diterbitkan pada tahun !&"' menjadi titik puncak kajian hadis di (arat. (erselang kurang lebih enam puluh tahun muncul The origins of Muhammadn Jurisprudence oleh Joseph )chacht. Dalam kesimpulan Joseph )chacht bahwa semua hadis yang ada sekarang tidaklah outentik dari *abi #uhammad terutama dengan hadis hadis fi+ih. Dua buku ini dianggap sebagai karya paling monumental dikalangan orientalis, meskipun begitu tak luput dari kritkan baik oleh sarjana #uslim maupun oleh orientalis sendiri. Diantaranya Studies in Early Hadith Literature, Dirst fi al-Had s al-!a"a#iy oleh #ustafa #uhammad ,$ami, $uh%st fi al-Tr &h al-Sunnah al-Musyrifah oleh ,kram Dhiya ,l -mry, Tr &h Tad# n alSunnah #a Shu"ht al-Mustasri' n oleh .akim/,baisan al #athiriy, al-Sunnah #a Ma&natuha fi al-Tasri( al-)slmiy oleh #ustafa )yiba/i dan al-Sunnah *a"la al-Tad# n oleh #uhammah 0Ijaj al Khatib. Dalam tradisi Islam hadis sebagai sumber hukum setelah al 1ur/an dimana keberadaanya merupakan realitas nyata dari isi kandungan ajaran al 1ur/an. .adis tidak hanya sebagai sumber hukum Islam yang berdiri sendiri, namun juga sebagai sumber informasi berharga dalam memahami wahyu ,llah. -ntuk itu, kedudukan hadis sebagai bentuk dari verbalisasi sunnah bagi umat Islam sangat penting dalam semua lini kehidupan umat Islam.! 2ulisan singkat ini akan sedikit memaparkan beberapa asumsi yang dibangun oleh para orientalis dalam studi hadis beserta metodologi yang digunakan. Juga akan dipaparkan tanggapan sarjana muslim tentang asumsi yang dilontarkan orientalis. ,dapun sistematika penulisan mencakup3 pengantar4 orientalis3 definisi dan sejarah4 orientalisme dan studi hadis4 sejarah kodifikasi hadis dan terakhir penutup. II. 5rientalis4 Definisi dan )ejarah )ecara etimologi orientalisme berasal dari kata orient yang artinya timur. )ecara etnologis orientalisme bermakna bangsa bangsa di timur dan secara geografis bermakna hal hal yang bersifat timur, yang sangat luas ruang lingkupnya. ,dapun orang yang menekuni dunia ketimuran ini disebut orientalis. )ecara terminologi ialah studi Islam dan orang Islam yang
!

)ecara terminologis sunnah dan hadis yang difahami oleh ulama memiliki arti yang hampir sama yaitu perkataan, perbuatan, ketetapan 6ta'r r7, sifat &hul'iyyah dan &hil'iyyah yang disandarkan kepada 8asul baik itu sebelum atau sesudah dianggkat menjadi 8asul. Perkataan dan perbuatan shahabat dan tabi/in juga termasuk dalam definisi hadis. *amun ada pendapat lain yang mengatakan antara sunnah dan hadis terdapat jalinan yang erat meskipun tidaklah identik. )unnah lebih memiliki arti yang lebih luas dari hadis, dapat pula dikatakan sunnah lebih prinsipil dari pada hadis. Ini dikarenakan yang disebutkan sebagai sumber kedua selelah al 1ur/an adalah sunnah bukan hadis, sebagaimana diriwayatkan dari *abi3 +a&u tinggal&an &epada &alian dua per&ara yang &amu tida& a&an tersesat ,i&a "erpegang pada &eduany , al-&ita" dan sunnah-.

dilakukan orang (arat dalam berbagai segi yang mencakup akidah, syari0ah, budaya, sejarah dan hukum.9 :dwar )aid menjelaskan, orientalis merupakan kawasan epistimologi yang berhubungan dengan 2imur dengan susunan yang teratur dalam pengajaran, penyingkapan 6mengartikan7 dan bentuk aplikasi.; )tudi orientalis ini meliputi berbagi hal seperti sosial, politik, kebiasaan, bahasa dan semiotik.< Kata isme menunjukkan pengertian tentang suatu faham. Jadi, orientalisme bermakna suatu faham atau aliran yang berkeinginan menyelidiki hal hal yang berkaitan dengan bangsa bangsa di timur beserta lingkungannya. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan orientalisme merupakan sebuah upaya untuk menjelaskan tentang ketimuran yang meliputi berbagai studi ketimuran 6Islam7, kebudayaan, bahasa, adab dan pengetahuan 6budaya timur7 dari sudut pandang keilmuan dan pengalaman manusia (arat 6outsider7. )tudi orentalisme ini tidak terbatas pada kajian wilayah 2imur 6Islam7, namun meliputi kawasan yang lain misalnya India, Jepang, =ina, ,frika dan ,sia. Kegiatan orientalisme ini mempunyai andil yang besar dalam mendeskripsikan pelbagai hal tentang ketimuran secara umum, dan Islam secara khusus dimata dunia (arat. )ecara historis tentang kapan kontak antara (arat dan Islam pertama dilakukan, para sejarawan berbeda pendapat. .ertama, (arat dan Islam melakukan kontak sudah dimulai sejak awal awal Islam muncul, yaitu ketika beberapa sahabat hijrah ke :thiopia. Disinilah fase pertama awal bertemunya Islam dengan *asrani. ,dapun fase kedua adalah ketika 8asul mengirim utusan kepada para raja dan pemimpin diluar semenajung ,rab. #isalnya ,bu )ufyan yang diutus menyampaikan surat kepada Kaisar 8omawi, dimana disitu terjadi dialog sehingga Kaisar membenarkan apa yang disampaikan oleh ,bu )ufyan.> /edua, kontak 6perselisihan7 pertama antara Islam dengan orang :ropa 68omawi7 saat perang 2abuk 6& .7 dan perang #ut0ah 6" .7. Pendapat lain mengatakan peselisihan terjadi ketika Islam terusir dari ,ndalusia, dimana terjadi eksplorasi besar besaran bidang keilmuan.? Dalam catatan sejarah, orang orang seperti Jerbert de 5raliac 6";& !''; #7, ,delard of (ath 6!'@' !!;> #7, Pierre le Aenerable 6!'"< !!>? #7, %erard de %remona 6!!!< !!&@ #7, dan Beonardo Cibonacci 6!!@' !9<! #7 pernah tinggal di ,ndalus dan mempelajari Islam di beberapa kota seperti 2oledo, =ordova, )evilla. Pulang dari ,ndalus yang saat itu masih dikuasai oleh umat Islam mereka menyebarkan ilmunya di daratan :ropa. #isalnya Jerbert de 5raliac yang kemudian terpilih sebagai Paus )ilvestre II mendirikan dua sekolah ,rab di 8oma dan Perancis. (ahkan 8obert of =heter 6!!<! !!<& #7 dan kawannya .ermann ,lemanus 6w.!!@9 #7 setelah pulang dari ,ndalus, mereka menerjemahkan al 1ur0an atas saran dari Paus )ilvestre II. ,da juga yang berpendapat, orientalisme ini muncul dengan dimulainya masa kebangkitan :ropa, dimasa ini mulai dibangun pusat studi penelitian dan -niversitas dibeberapa kota besar
9

,hmad ,bdul .amid 1hurab, 0u&yatu(l )slmiyyah li(l )stisr', al #untada al IsalDmiy, (ermenham. cet. II, !<!!, hal. @ ; :dward )aid, 1rientalism, Aintage (ooks, *ew Eork, !"@", hal. @; < Dr. 0,la (akar, Mad2hi"u al-3i&riyyah fi(l M 2n, DDr ,+Fdah, 9''9, hal. !; > Bihat penjelasan dalam Ibnu .ajar al ,s+alani, 3athu(l $ri fi Shah h al-$u&hri, DDr #isr li al 2habD/ah, vol. I, Kairo, cet. I, 9''!, hal. <& ? Bihat ,li al *amlah, al-)stisr' fi(l 4da"iyyt al-4ra"iyyah5 4rd li(l !adart #a Hasr #a 0'iy li(l /ut%", #arka$u/l #alik Caishal li/l (uhGst al DirasDt al IslDmiyyah, 8iyad, !"";, hal. 9; ;!

:ropa seperti di Bondon, Paris, Beden dan (erlin pada abad !? #. Dengan ditemukanya mesin percetakan di (arat maka kegiatan studi ilmiah ini bergerak semakin cepat dengan model penulisan berupa menisbatan suatu tulisan ketulisan sebelumnya. )elain itu, dimasukkanya bahasa ,rab ke beberapa -niversitas sebagai mata kuliah seperti 5Hford di tahun !?;& # dan =ambric di tahun !?;9 #.@ )ecara umum, metode pendekatan yang dilakukan orientalis dalam studi Islam, agama dan budaya 2imur dapat di pisahkan dalam dua hal. .ertama, *ormatif yaitu studi terhadap agama dan budaya lain yang didasarkan atas dorongan komitmen keagaman yang kuat dari para penelitinya 6outsider7. Peneliti ada maksud untuk melakukan konversi agama dari kelompok yang dijadikan objek penelitian 6e6angelism4 proselyti2ing7. /edua, model deskriptif yaitu hanya sekedar ingin memenuhi rasa ingin tahu intelektual 6intellectual curiosity7 serta mencari kejelasan 6clarity7 dalam memahami objek yang dikaji sebagaimana adanya.& #odel deskriptif ini dapat difahami bahwa tidak semua orientalis ketika mengkaji Islam dan budaya 2imur mempunyai pandangan awal yang negatif. (ahkan sering kali pandangan satu orientalis bertolak belakang dengan orientalis lainya. ,kan tetapi pembagian metode pendekatan seperti ini tidaklah selalu sesuai dengan kenyataan sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa orientalis yang sering keluar dari dua metode pendekatan diatas. Dalam kajiannya terhadap Islam dan budaya ,rab khususnya, luar biasa banyaknya jumlah karya yang dihasilkan oleh orientalis. #isalnya saja, dalam kajian sejarah kehidupan *abi3 ,. %uillaume, )"n Hisham7s Sirat al-!a"i 6The Life of Muhammad74 Crants (uhl, Das Le"en Muhammads4 I. #ontgomery Iatt, Muhammad at Medina, Muhammad7s Mecca8History in the *ur7an4 #artin Bings, Muhammad8His Life $ased on the Earliest Sources4 #aHime 8odison, Mohammed4 Karen ,rmstrong, Muhammad84 $iography of the .rophet. Dalam hukum Islam3 Joseph )chacht, 4n )ntrtoduction to )slamic La#, The 1rigins of Muhammadan 9urisprudence4 Igna$ %old$iher, Muhammedanische Studien4 =oulson *.J., :onflicts and Tension in )slamic Jurisprudence4 Davis ). Power, Studies in *ur7an Hadits, The 3ormation of the )slamic La# of )nheritance. (idang sejarah dan peradaban Islam3 ..,.8 %ibb, Modern Trends in )slam, Mohammedanism8 an Historical Sur6ey4 %ustav :. Aon %runebaum, Medie6al )slam84 Study of :ultural 1rientation4 #.%.) .odgson, The ;enture of )slam8:onscience and History in <orld :i6ili2ation4 C. 8osental, Das 3ortle"en Der 4nti&e im )slam. Dalam studi hadis3 %..., Juynboll, Muslim Tradition8Studies in :hronology, .ro6enance and 4uthorship of Early Hadith. (idang teologi3 Joseph Aan :ss, Theologie and =esellschaft4 I.#. Iatt, Muslim )ntellectual4 ,.J. Iensinck, The Muslim :reed4 Ducan #acdonald, De6elopment of Muslim Theology8Jurisprudence and :onstitutional Theory4 #.#. ,nawati and Buis %arget, )ntroduction a7la Theologie Musulmane4 8ichard Crank, The Metaphysics of :reated $eing 4ccording to 4"d al-Hudhayl al-4llaf84 .hilosophical Study of the Earliest &alam4 I. #ontgomery Iatt, 3ree <ill and .redestination in Early )slam, )slamic Theology and .hilosophy, The 3ormati6e .eriod of )slam Thought4 I$utsu, The :oncept of $elief in )slamic Theology84 Semantic 4nalysis of )man and )slam."
@

,hmad )amuel Cites, 3alsafatu(l )stisr' #a 4tsaruha fi(l 4da"i(l 4ra"iy al-Mushir, tanpa penerbit, Kairo, t.t, hal. @@ & Bihat =harles J. ,dams, )slamic 0eligious Traditions dalam Leonard $inder, 2he )tudy of #iddle :ast3 8esearch and )cholarship in the .umanities and )ocial )ciences, *ew Eork, !"@?, hal. ;< " Penyebutan buku buku ini kadang kala tanpa dilengkapai nama kota, penerbit, tahun dan lain lainnya.

)elain itu beberapa jurnal yang khusus mengkaji wawasan keislaman, The Muslim <orld, Studi )slamica5 )slamic La# and Society, $ulletin of School of 1riental and 4frican Studies 6()5,)7, Journal of 4sian Studies 6J,)7, Journal of 4siaan and 4frican Studies 6J,,)7, Journal of the )ndian 4rchipelago and East 4sian 6JI,:,7, Jounal of Southeast 4sian History 6J):,.7, 0e6ue Des Etudes )slami'ues. (eberapa tulisan dan jurnal diatas sering dijadikan rujukan utama atau sekedar menjadi pembanding dalam studi Islam yang dilakukan sarjana sarjana Islam. III. 5rientalis dan )tudi .adis )tudi yang dilakukan oleh orientalis berangkat dari paradigma berfikir bahwa Islam adalah agama yang bisa diteliti dari sudut pandang mana saja. Dengan kebebasan sedemikian rupa, tidak mengherankan jika mereka begitu bebas menilai, mengritik bahkan melucuti ajaran ajaran dasar Islam yang bagi kaum #uslim tabu untuk dipermasalahkan. Dalam studi hadis seorang orientalis ketika memasuki domain penelitian sumber Islam kedua ini, akan dihadapkan pertanyaan tentang apakah dan sejauh mana riwayat riwayat tentang nabi dan generasi awal Islam dapat dipercaya secara historis. Diskursus hadis di (arat sudah lama dilakukan, sederetan nama seperi ,lois )prenger 6w.!&"; #7, Iilliam #uir, ,. %uilla #ume. Puncak dari studi hadis ini ketika Igna$ %old$iher!' menulis dalam bukunya Muhammedanische Studien yang diterbitkan pada tahun !&"', dimana buku ini adalah buku kritik hadis terpenting adab ke !" di (arat. )elain itu B. =aetani, .enri Bammes, John Ionsbrough, Patricia =rone dan #ichel =ook sebagai generasi penerus %old$iher yang memiliki kesimpulan yang sama dalam mengkaji hadis. Kesimpulan tersebut ialah hadis yang kita kenal bukanlah sumber informasi pada masa nabi #uhammad, melainkan sumber informasi yang datang pada abad 9 ; .. :nam puluh tahun kemudian, Joseph )chacht pada tahun !">' # dalam bukunya The 1rigins of Muhammadan Jurisprudence membawa teori teori baru tentang studi hadis. #isalnya, isnd cenderung membasar, jumlah perawi semakin membengkak pada generasi kebelakang 6proliferation of isnad7, perawi cenderung menyandarkan riwayatnya kepada generasi sebelumnya 6pro,ection "ac&7, dan teori common lin&. Kemudian beberapa teori )chacht ini di adobsi oleh Joseph van :ss yang kemudian dikembangkan oleh %. .. , Juynboll. #eskipun buku The 1rigins of Muhammadan Jurisprudence dan Muhammedanische Studien sangat monumental dikalangan orientalis dan berpengaruh terhadap karya karya sarjana (arat, hal itu tidak membuat luput dari kritik. Cuat )e$gin, #ustafa ,$ami dan #usthafa )iba/i adalah sebagian kecil sarjana Islam yang melakukan kritik tajam terhadap premis dan teorinya. Dengan sanggahan bahwa para sahabat telah memulai kegiatan menulis hadis dan trasmisinya sejak *abi hidup sampai dengan hadis hadis tersebut terkodifikasikan pada abad akhir abad pertama.

!'

Igna$ %old$iher adalah 5rientalis .ungari yang dilahirkan dari keluarga Eahudi pada tahun !&>' #, memulai karir ilmiyahnya di (udapest, (erlin dan Biep$ig. Pada tahun !&@; pergi ke )yiria dan belajar kepada )yekh 2hahir al Ja$ari. Kemudian ke Palestina lalu ke #esir belajar kepada sejumlah ulama al ,$har. )epulang dari al ,$har diangkat menjadi guru besar di -niversitas (udapest. Karya karya tulis ilmiahnya yang membahas masalah masalah keIslaman dipublisir dalam bahasa Jerman, Inggris dan Perancis, serta bahasa ,rab. Diantara karya tulisnya paling terkenal adalah buku Muhammadaniche Studion yang mengkaji masalah kritik hadis, sehingga di (arat merupakan sumber rujukan utama dalam melakukan penelitian terhadap hadis. Igna$ %old$iher meninggal pada tahun !"9!. Bihat #. #ustafa ,$ami, Studies in Early Hadith Literature, 2rust Publication, !"?&, hal. !@

<

2idak sampai disitu saja, upaya kritik balik dari kalangan orientalis terhadap sarjana Islam memulai babak baru. %...,. Juynboll menyerang dari segi metodologis yang digunakan sarjana Islam yang berpengaruh pada kesimpulan otentisitas dan otoritas hadis sebagai sumber hukum dan norma Islam. Juynboll menganggap Cuat )e$gin dan #ustafa ,$ami menggunakan sumber dalam penelitianya yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara historis. Balu muncullah teori spider, single strand, di6ing, partial common lin&, common lin& dan argumentum e silentio. Eang kesemua itu menuju pada kesimpulan bahwa semua hadis tidak bisa dipertanggungjawabkan secara historisitasnya dan metode verifikasi yang diterapkan salama ini tidaklah relia"le untuk menentukan otentisitas suatu hadis. )aat ini dalam studi hadis di (arat didominasi oleh kelompok skeptis. 2etapi tidak semua sarjana (arat dapat digolongkan dalam Jma$habJ skeptis. )arjana seperti Joseph Aan :ss, .arald #ot$ki, #iklos #uranyi, #.J. Kister, Cueck, )choeler bereaksi keras terhadap sejumlah premis, kesimpulan dan metodologi para kelompok skeptis. Perdebatan antara kedua kelompok ini sangat tajam selama dua dekade terakhir. Eang menarik disini bukan pada kesimpulan kesimpulan orientalis tersebut, tetapi mengapa para orientalis bisa sampai pada kesimpulan tersebut, alias metodologinya. Karena meskipun menggunaka metode yang sama kadang kala kesimpulannya beda, apalagi metode yang digunakan berbeda. Kajian terhadap )snd 62ransmisi7 dan Matan 6:sensi7!! )snd 6transmisi7 dalam pandangan orientalis tak lain adalah kembangan para ulama sekitar abad ke 9 . atau abad ke ; ., dimana seolah olah terbentuknya isnd ini salah satu bentuk justifikasi keontetisitasan hadis. Dengan premis terakhirnya berupaya meragukan keabsahan sistem isnd yang ada dalam setiap hadis. 2entang kapan sistem isnd dipakai pertama kali, para orientalis berbeda pendapat. #enurut =aetani, bahwa sebagian besar isnd yang dipakai dalam kitab kitab hadis adalah buatan ulama hadis abad ke dua atau bahkan abad ketiga. Dengan alasan, pemakaian sanad baru dimulai olah -rwah Ibnu Isha+ 6w.!>! .7. Dan -rwah 6w."< .7 orang pertama yang menghimpun hadis *abi secara sistematis tidak menggunakan isnd dan tidak mengutip sumber selain dari al 1ur/an, sebagaimana dikutip dalam Tr &h al-Ta"ariy. .orovit$ berpendapat pemakaian isnd sudah dimulai sejak sepertiga yang ketiga dari abad pertama .ijri. ,lasannya orang orang yang mengatakan bahwa pada masa K-rwah tidak mengemukakan isnd mereka tidak mempelajari kitab kitab K-rwah secara lengkap. .orovit$ menunjukkan adanya perbedaan sistem penulisan yang berupa jawaban dari sebuah pertanyaaan dan tulisan yang dari awal disuguhkan untuk orang orang terpelajar. James 8obson berpendapat, mungkin saja pada pertenganhan abad pertama sudah ada sistem periwayatan. Ini dikarenakan pada masa itu karena sahabat sudah wafat, maka dengan sendirinya orang akan meriwayatkan hadis dan kemudian ditanya oleh orang yang mendengarnya dari siapa ia mendapatkan hadis itu. Ini terus berkembang ke generasi selanjutnya.

!!

)ecara etimologi sanad artinya sandaran, tempat bersandar, yang menjadi sandaran. )edangkan menurut terminologis yaitu jalan yang menyampaikan kepada matan hadis. #atan secara etimologi berarti tanah yang keras dan tinggi, secara istilah lafal hadis yang memiliki makna. Bihat ,bdurrahman ,bdul .amid al (ir, Mausu(ah >lum%l Had s, Kementrian Iakaf, 8epublik ,rab #esir, 9''>, hal. 9;?

>

Joseph )chacht berpendapat bahwa sistem isnd baru dimulai pada abad kedua atau paling awal pada akhir abad pertama. )chacth secara jelas menyatakan Jbahwa sebagian besar dari isnd adalah palsuL.!9 Dengan kata lain sistem isnd mungkin saja valid jika sekedar untuk melacak hadis dari ulama ulama abad kedua, namun jika periwayatannya dari *abi dan sahabat maka hadis tersebut palsu. Peryataan Ibnu )irin 6w.!!' .7 Jisnd tidak ditanyakan sampai terjadinya fitnah. . . L, kata fitnah disini diasumsikan oleh )chacth sebagai titik awal pemakaian isnd.!; Jika kita analisa dengan seksama kata fitnah sebagai diungkapkan Ibnu )irin memiliki dua interpretasi. .ertama, pemakaian isnd sudah dipakai sebelum terjadi fitnah hanya saja tidak terkenal 6tidak sering digunakan7. /edua, sebagaimana pendapat )chacth pemakaian isnd dimulai pada masa Ialid bin Ea$id 6w.!9? .7, namun 8obson yang berpendapat fitnah terjadi ketika Ibnu Mubair 6w.@9 .7 menyatakan dirinya menjadi khalifah, alasannya tahun ini 6@9 .7 tepat ketika Ibu )irin dilahirkan sebagaimana diungkapkan Imam #alik bin ,nas 6"; !@" .7.!< #eskipun demikian persepsi )chacth tidak memiliki alasan yang kuat, karena kata fitnah pada masa Ialid bin Ea$id bukan tahun yang la$im untuk disebut fitnah. Jika dibandingkan dengan apa yang diungkapakn 8obson maka pendapat 8obsoan lebih masuk akal, meskipun alasan 8obson juga tidak bisa juga dipastikan karena kata fitnah sudah sering dipakai sebelum itu sebagaimana ketika tebunuhnya -sman bin ,ffan 6w.;> .7 .!> *amun fitnah terbesar dari kesemua itu lebih tepat jika ditujukan pada perang saudara antara ,li bin ,bi 2halib dan #u/awiyah yang masih meninggalkan bekas hingga saat ini, dalam ungkapan 2haha .usain sebagai percekcokan paling sengit dalam sejarah. Dari beberapa asumsi para orientalis diatas, yang dipersoalkan oleh )chacth maupun 8obson adalah jika sistem isnd baru dipakai abad kedua atau paling cepat akhir abad pertama maka terjadi keterputusan periwayatan sekitar satu abad. ,rtinya, jika terjadi keterputusan maka seluruh hadis dengan sendirinya keountetikannya tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. .al ini dikarenakan metodologi yang digunakan )chacth, 8obson maupun orientalis lainya dalam melihat suatu hadis adalah sistem dating 6penanggalan7. Dimana ketika terjadi keterputusan antar generasi dalam periwayatan, maka generasi akhir yang banyak meriwayatkan hadis digeneralisasi tidak bisa diterima hadisnya. Kesemua ini didasarkan atas penulisan hadis baru dimulai abad kedua atau paling awal akhir abad pertama. -ntuk menganalisa metodologi tersebut, kita akan melihat bagaimana kondisi isnd pada awal abad pertama sampai dengan abad kedua. )snd adalah sebuah sistem unik yang digunakan oleh ulama Islam dahulu dalam mentranformasi semua informasi yang datang dari *abi )aw.. ,walnnya isnd digunakan khusus yang datang dari *abi, namun dalam perkembanganya hal hal yang bukan dari *abi pun juga juga menggunakan sistem isnd. Bebih lanjut sistem isnd ini menjadi sebuah bangunan ilmu mapan. )snd memiliki kedudukan sangat penting dalam Islam. Karena ke validitasan dan keontesitasan sebuah hadis dan sumber sumber utama Islam lain dapat diketahui dengan jalur sistem ini. Jadi, )snd merupakan jalan untuk menetapkan hukum hukum Islam.
!9
!;

Joseph )chacth, The 1rigin of Muhammad Jurisprudence, =larendon Press, 5Hford, !"@>, hal. !?; )"id., hal. ;? ;@ !< Bihat 8obson, The )snad in Muslim Tradition, %las -niversity 58. )5=, t.t, hal 99. (adingkan #. #. ,$ami, Studies in Early Hadith Literature, ,merican 2rust Publications, Indiana, !"@>, hal. 9!? !> ,kram Dhiya ,l -mry, $uh%st fi al-Tar &h al-Sunnah al-Musrifah, #uasasah al 8isDlah, cet. III, tt, hal. >9

Penggunaan isnd sudah dipakai sebelum Islam datang, misalnya dalam kitab Eahudi, Mishna dan beberapa syair Jahiliyah. *amun penggunaan pada masa itu masih sangat sederhana, sehingga Islam datang menjadikan sistem isnd mempunyai posisi penting. -lama Islam pada abad pertama sangat memperhatikan pentingnya sanad sebagaimana terdapat dalam mu'addimah Shah h #uslim, Ibnu #ubarak mengatakan3 Jsanad merupakan bagian dari agama, seandainya tidak ada sanad maka orang akan mengatakan sekehendaknyaL. Dan Ibnu )irin juga mengatakan dalam pentingnya sanad 3 J)esungguhnya sanad adalah bagian dari agama, maka perhatikanlah dari mana seseorang menggambil 6perkataan7 agama kamuL. Dalam Islam pemakaian sanad sudah dilakukkan oleh para sahabat ketika meriwayatkan segala yang datang dari *abi )aw..!? 2entunya sistem isnd yang ada pada masa *abi sangatlah sederhana, baru sekitar akhir abad pertama isnd mulai berkembang, puncaknya pada masa abad ketiga, diamana pada abad ini kegiatan tulis menulis dan pengumpulan dan klasifikasi hadis berkembang pesat dengan munculnya nus&hah, musan d, mu#atat, ,a#mi7, sirah nu"u##ah #a &ut%" magh2i, kumpulan hadis yang tersusun dalam bab bab fikih, ma(, m, syur%h had tsiyah dan &ut%" ilmu ri,al. #ula mula isnd dipraktekkan ketika para sahabat saling bertemu ketika meriwayatkan hadis yang datang dari *abi dengan redaksi3 Jnabi melakukan atau barkata ini atau ituL. .al ini dikarenakan para sahabat tidak semuanya menghadiri majelis *abi karena sebagian sahabat sibuk dengan urusan masing masing, maka mereka bergantian menghadirinya. )udah menjadi kesepakatan para sahabat bahwa yang hadir akan meminformasikan apa yang didapat dari *abi kepada yang tidak hadir. (ara/ berkata3 JTida& semua dari &ami mendengar per&ataan na"i, &arena &ami memili&i &esi"u&an masing-masing, a&an tepati &ami tida& ingin "erdusta ma&a yang hadir mem"eri informasi &epada yang tida& hadirL.!@ )elain itu sahabat berupaya mengerjakan ajaran al 1ur/an sebagaimana yang dijelaskan *abi, bukan atas pemahaman masing masing. )elain itu pemahaman dari *abi ini bukan hanya untuk mereka sendiri tetapi juga untuk disampaikan kepada orang lain. JSungguh orang yang menyem"uyi&an apa yang telah &ami turun&an "erupa &eterangan-&eterangan dan petun,u&, setelah &ami ,elas&an &epada manusia dalam al-/ita" ?al-*ur(an@. Mere&a itulah yang dila&nat 4llah dan dila&nat ?pula@ oleh mere&a yang mela&natL.!& Diriwayatkan oleh (ukhari, sabda *abi3 JSampai&anlah dari&u mes&ipun satu ayatL. !" Kemudian, pada masa sahabat kegiatan verifikasi hadis dilakukan, yang merupakan salah satu bentuk kehati hatian sahabat dalam menerima hadis. Imam 2urmi$i meriwayatkan3 ,bu (akar ketika tidak bisa memutuskan berapa bagian waris untuk nenek karena tidak tahuanya, lantas setelah shalat Dhuhur dia bertanya kepada sahabat lainya. #aka al #u+hirah berkata3 Jaku mendengar dari 8asul bahwa nenek tersebut mendapat bagian seperenamL. ,bu (akar berkata3 Jadakah selain kamu yang mendengar bahwa itu dari 8asulNL #aka berdiri #uhammad bin #uslimah kemudian dia bersaksi mendengar apa yang dikatakan al #u+hirah. #aka setelah itu

!?

I$$at K,thiyah, Ensi&lopedi >lumul Hadis, Kementrian Iakaf #ajelis, #esir, hal. &9" ,l .akim, Mustadra&, kitabul Ilm, vol. I, hal. !9@ !& 1). ,l (a+arahO9P3 !>? !" Ibnu .ajar al ,s+alaniy, 1p. :it., Kitab ,haditsul ,nbiya/ , vol. AI, hal ?";
!@

,bu bakar menerima riwayat dari al #ughirah dan #uhammad bin #uslimah tersebutL.9' Aerifikasi ini juga salah satu bentuk praktek sahabat dalam memahami hadis3 J$arang siapa senga,a "erdusta atas nama&u ?Muhammad@, ma&a dia a&an di"angun&an tempat tinggal dinera&aL.9! (aru setelah itu para sahabat menyebar keberbagai daerah. ,l .akim al *aisaburi menyebutkan dalam Ma(rifah >l%mul Had st diantara sahabat yang tinggal di #ekah seperti ,bdullah bin al )aib, -tsman bin 2halhah, Ibnu ,bbas. Di Kuffah seperti ,li bin ,bi 2halib, Ibnu #as/ud, Imar bin Easir, )alman al Carisi. Di #esir seperti ,bdullah bin ,mr bin ,sh, -+bah bin ,mir al Juhniy. Di (asrah seperti ,nas bin #alik, Imran bin Khasin, abu (ar$ah al ,slamiy, dan di )yam seperti #uad$ bin Jabal. Dari sini dapat dipastikan generasi setelah sahabat ta"i(in dan ta"i(ut ta"i(in meriwayatka hadis dari sahabat yang tinggal didaerah mereka. )elain itu, bukti yang menunjukkan bahwa pemakaian transmisi sudah digunakan pada masa awal Islam 6abad pertama7 adalah adanya beberapa shahifah- shahifah yang ditulis oleh sebagian sahabat yang berisikan beberapa hadis *abi yang secara terus menerus diwariskan kepada generasi berikutnya. Ini adalah bukti terjadi transfer informasi atas riwayat hadis dari generasi ke generasi, mulai dari masa sahabat hingga masa ta"i( n dan ta"i(ut ta"i( n tidak saja dalam bentuk lisan tetapi juga dalam bentuk tulisan. .al ini akan dibahas lebih lengkap dalam bab sejarah kodifikasi hadis. Dalam kajian kritik matan, Igna$ %old$iher menkritik bahwa para pakar hadis dalam menguji hadis hanya menitik beratkan pada sanad 6transmisi7 saja tanpa memperhatikan matan nya 6esensinya7. -ntuk itu %old$iher menawarkan metode kritik matan saja.99 )alah satu buktinya bahwa kritik matan tidak diterapkan sebagaimana terdapat dalam shaheh (ukhari. 8asulullah )aw. (ersabda3 Jtida& diperintah&an pergi &ecuali menu,u tiga mas,id, yaitu mas,idil Haram, mas,id !a"a#i, dan mas,id 4'sa-.9; Pendekatan %old$iher dalam memahami isi hadis tersebut atas dasar analisa sejarah dan politis yang tak lain merupakan karangan Ibnu )hihab atas perintah ,bdul al #alik bin #arwan. Peryataan %old$iher ini dengan sendirinya dapat terbantahkan ketika memmahami definisi hadis shahih itu sendiri. -lama hadis telah memberikan suatu kaidah kaitanya hadis ma'"ulah 6hadis yang dapat diterima7. Ibnu )halah misalnya 6w.?;< .7 menjelaskan Jhadis shaheh adalah hadis musnad9<, yang bersambung sanadnya, diriwayatnkan oleh orang yang adil dan dha"it sampai akhir sanad dan hadis itu tidak janggal dan cacatL.9> Definisi ini dengan sendirinya antara kritik atas sanad dan matan harus seimbang. Kritik sanad terdiri dari tiga unsur3 sanadnya bersambung, rawi yang adil dan rawi yang dha"it. )edangkan kritik matan mencakup3 tidak terdapat syadh 6kejanggalan7 dan tidak terdapat Aillah 6cacat7.
9'

Bihat ,bu Isa #uhammad bin Isa bin )aurah, Sunan Turmi2iy, vol. IA, ditahkik Ibrahim 0,twah ,udh, #ustafa al (ani, #esir, !"?9#Q!;&9., hal <!" <9', hadis no. 9!'' 9! Ibnu .ajar al ,s+alaniy. 1p. :it., vol. !, hal 9"< 99 #. #. ,$ami, Mudra, al-!usyul Tud2 Muhammaditsm, )yirkah al 2iba/Dh al K,rabiyah, 8iyad, !"&9, hal. !9@ 9; .adis ini keluarkan oleh (ukhari dalam kitDb fadlu al-shalt fi mas,id Ma&&ah #a(l Mad nah "" fadlu al-shalt fi mas,id Ma&&ah #a(l Mad nah. Bihat Ibnu .ajar al ,s+alaniy, 1p. :it., vol. I, hal. "< 9< -lama selain Ibnu )halah seperti *awawi menghapus kata musnad dalam mendefinisikan hadis shahih, karena hadis shahih itu dengan sendirinya terbatasi hanya pada yang marf%/saja 6disandarkan pada *abi7. 9> ,bu -mar bin ,bdurahman )yahar$awari, >l%mu(l Had ts li )"n Shalh, ditahkik oleh *uruddin ,tar, DDr Cikr, )yiria, cet. III, 9''9, hal. !! !9

&

IA. )ejarah Kodifikasi .adis Keberadaan hadis dalam proses kodifikasinnya sangat berbeda dengan al 1ur0an yang sejak awal mendapat perhatian khusus baik dari 8asul )aw. maupun para sahabat. ,l 1ur0an telah resmi terkodifikasikan sejak masa khalifah ,bu (akar al )hidi+ dilanjutkan masa -tsman bin ,ffan yang waktunya relatif dekat dengan masa 8asulallah. )ementara perhatian hadis tidaklah demikian. -paya kodifikasi hadis secara resmi baru dilakukan pada masa pemerintahan -mar bin ,bdul ,$i$ 6w.!'!7 khalifah (ani -mayyah, waktu yang relatif jauh dari masa 8asulullah.9? Kenyataan ini yang telah memicu berbagai spekulatif terhadap otentisitas hadis. Igna$ %old$iher dalam Muhammaedanische Studien membangun teori yang mengarah kepada peraguaan terhadap otentisitas hadis. Dengan kesimpulannya terjadi kekosongan pemeliharana hadis kurang lebih satu abad dari masa sahabat sampai awal abad kedua hirjah. )elain itu, beberapa sarjana Islam sendiri juga membuat kesimpulan yang sama, seperti ,hmad ,min dan ,li .asan ,bdul 1adir sebagaimana dikutip #usthafa al )iba0i dalam al-Sunnah #a Ma&anatuha fi Tasyri7 al)slami.9@ Dari uraian diatas, orientalis dalam kesimpulannya bahwa hadis yang kita kenal terdapat keterputusan rantai periwayatan sekitar satu abad lamanya yaitu pada abad pertama .ijri. -ntuk menyanggah pendapat tersebut para sarjana Islam berupaya mengunggakap sejarah tad# n, ta&l f, tashn f dan &it"ah hadis yang didasarkan metode ilmiyah. Dengan tujuan hadis yang ada sekarangRhadis shahehRadalah informasi falid yang datang dari *abi. ,da perbedaan mendasar antara kata tad# n, ta&l f, tashn f dan &it"ah. Di#n adalah kumpulan beberapa lembaran atau daftar yang didalamnya terdapat tulisan. 9& )edang tad# n merupakan usaha dan pemeliharaan dalam di#n. Ta&l f yaitu pengumpulan dan penggabungan beberapa materi tulisan dalam sebuah kitab 6muallaf7. Tashn f adalah pemilihan9" beserta pengurutannya agar menjadi sebuah kitab 6mushanaf7 yang kemudian terbagi kedalam beberapa bab. ,dapun &it"ah, suatu tulisan atau nomor dalam kertas atau lembaran. ;' Dari beberapa terminologi diatas antara tad# n, ta&l f dan tashn f memiliki arti yang hampir sama yaitu tulisan yang sudah sempurna dan terkumpul dalam sebuah kitab. )edang &it"ah tak lebih dari penuangan kata kata atau nomor kedalam sebuah lembaran. Pemahanan terhadap kata kata ini sangat penting karena akan berpengaruh dalam memahami teks teks turats. #isalnya perkataan Ibnu .ajar J kemudian pada akhir masa tabi/in dilakukan kodifikasi R tad# nR astar serta pembagian &ha"ar kedalam
9?

,da bebarapa faktor yang menyebabkan tidak terkodifikasikanRpenulisan dan pengumpulan secara besar besaran R sejak awal. .ertama, 8asul berada ditengah tengah sahabat selama 9; tahun, untuk menulis ucapan ucapan, pekerjaan beliau, merupakan hal yang sangat sulit serta akan mengambil tenaga sahabat dalam jumlah yang banyak untuk melakukan pekerjaan berat ini. /edua,bangsa ,rab yang saat itu mayoritas ummiy dengan mengandalkan kekuatan hafalan 6ilmu lisan7 dirasa sudah cukup. /etiga, pada masa 8asul masih hidup sahabat hanya tinggal menanyakan permasalahn yang timbul tanpa harus menuliskanya. /eempat, pada masa sahabat lebih memprioritasakan dalam penjagaan al 1ur/an. 9@ #ustafa )iba/i, al-Sunnah #a Ma&natuha fi al-Tasr ( al-)slm y, Dar al )alam, Kairo, cet.III, 9''?#Q!<9@. hal. !@" 9& Cairu$i ,badi, al-*am%s al-Muh d, #uassah al 8isalah, (eirut, cet. AI, !""@#Q!<!"., hal. !!"@ 9" )"id., hal. &9& ;' )"id., hal !9&. )edang kondifikasi adalah menyusun 6membukukan7 peraturan sehingga menjadi kitap perundang undangan. Bihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, /amus $esar $ahasa )ndonesia, (alai Pusataka, Jakarta, edisi III, 9''!, hal. >@&

"

beberapa bab . . .L .;! lanjutnya JPertama kali yang mengkodifikasikan R da##anaR hadis dan menuliskanya adalah Ibnu )yihabL.;9 Dari studi penelitian yang dilakukan sejarawan, ,rab sebelum Islam datang sudah mengenal tulis menulis. Ini dibuktikan dengan adanya manuskrip manuskrip yang terdapat di bagian utara kawasan semenanjung ,rab. 2ulisan tulisan tersebut masih memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan Persia dan 8omawi. (ukti bangsa ,rab sudah mengenal tulisan sebelum Islam datang adalah adannya Di#an /isra. ,bu )ufyan bin -manyyah bin ,bdu )yams, (ayar bin ,bdul malik al Kauni, ,bu 1uais bin ,bdul manaf bin Mahrah, ,mru bin Mirarah adalah contoh beberapa orang yang mahir menulis pada masa Jahiliyah.;; )etelah itu, sebagian orang Eahudi yang mampu membaca dan menulis dalam bahasa ,rab mereka mengajarkannya kepada anak anak #adinah pada masa awal .ijriyah *abi. )etelah itu itu banyak dari suku ,us dan Kha$raj yang bisa menulis.;< Penulisan hadis yang merupakan presentasi dari ucapan, perbuatan, persetujuan serta gambaran sifat yang melekap pada diri 8asul )aw.. Pakar hadis Islam menyimpulkan menuliskan hadis secara lengkap tentunya sangat sulit, karena sama artinya menuliskan setiap peristiwa dan keadaan yang dialami 8asul. Para sahabat yang hidup menyertai 8asul merasa tidak perlu mencatat setiap peristiwa yang mereka alami besama 8asul. Peristiwa dan keadaan ini secara otomatis terekam dalam ingatan sahabat tanpa harus dicatat. karena mereka terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. )ehingga banyak kejadian yang lebih banyak terekam dalam bentuk hafalan. Ini disebabkan kebiasaan bangsa ,rab yang mereka lebih menggunakan daya ingatan dibandingkan tulisan dalam menjaga budaya dan sejarah. )yair, prosa, 'asidah beserta penasapannya merupakan contoh yang dihafal oleh ahli lisan dikalangan ,rab. 5leh karena itu sistem periwayatan sebenarnya jauh jauh hari sudah berkembang sebelum Islam datang. (ahkan sistem ini perangkat pokok dalam pengajaran pada masa ,rab jahiliyah.;> 8asulullah sendiri secara khusus juga memberikan anjuran untuk menghafalkan hadis serta menyampaikannya pada orang lain, sebagaimana sabdanya3 JSemoga 4llah memperindah #a,ah orang yang mendengar per&ataan dari&u lalu menghafal&annya serta menyampai&annya ?pada orang lain@L.;? Disamping rekaman hadis yang berbentuk hafalan ini, ada beberapa peristiwa yang berkaitan denga 8asul yang dicatat oleh sahabat. Case Pencatatan 6&it"ah7 Case ini Rsekitar tahun ! . sampai dengan @; .R dimulai ketika hijrahnya *abi ke #adinah sampai dengan wafatnya Ibnu Mubair 6w.@;.7 salah satu sahabat yang terakhir menjabat sebagai khalifah. Case ini dapat bagi menjadi dua masa. .ertama, hijrah *abi ke #adinah sampai beliau Iafat 6! !!.7. Pada masa ini penulisan hadis berbentuk kertas dan kulit binatang yang berisikan beberapa rasil RsuratR dan perjanjian yang secara khusus diperintahkan oleh *abi. )ebagai
;! ;9

Ibnu .ajar al ,s+alani, 3athul al-$ri, ditahkik #uhibuddin al Khatib, Dar )alafiyyah ,Kairo, cet I, hal. ? ,l D$ahabi, Sirul 4(lm al-!u"ul(, vol.9, (eirut, cet. IS, !"";, hal. ;;< ;; #uhammah 0Ijaj al Khatib, al-Sunnah *a"la al-Tad# n, #aktabah Iahbah, Kairo, cet. II, !"&&, hal. 9"> ;< )"id., hal. 9"? ;> *asiruddin al ,sad, Masdir al-Syir al-Jhiliy, (eirut, cet. I, !"@', hal. 9>> ;? )ulaiman bin al ,s/ast, Sunan 4"i Da#%d, vol. III, (eirut, cet. I, !"@&, hal. ;9!

!'

contoh kitab 4m#l ,bu K,bied yang terdiri tiga lembar,;@ kitab Shada't didalamnya termuat ukuran wajib $akat dan bagaimana cara pembayaranya sebagaimana yang dimiliki ,bu (akar;& yang kemudian secara berturut turut disalin oleh -mar bin khatab;", Ibnu )yihab al Muhri dan )alim bin ,bdullah bi -mar bin Khatab.<' )elain itu terdapat shah fah ,mru bin .a$m ketika dia diutus ke penduduk Eaman yang didalmnya terdapat beberapa syari/at secara rinci menjelasakan ,inyt dan diyyt 6ta(# dt al-mliyyah7.<! ,li bin ,bi 2halib juga memiliki shah fah yang didalamya terdapat beberapa syariat seperti kadar $akat dan ,inyt <9. 8asul juga memerintahkan untuk menuliskan khutbahnya ketika Cathul #akkah untuk abu )yah salah seornag penduduk Eaman.<; (ersabda 8asulullah )aw. 3 Jtulislah ?&hut"ah&u@ untu& 4"u SyahL.<< Kitab ,bu (akar, ,mru bin .a$m dan ,li bin ,bi 2halib kesemuanya ditulis sekitar tahun ke kesepuluh .ijriyah ketika *abi menunaikan haji.<> )elain perintah langsung *abi untuk menuliskan beberapa hadis, *abi juga memberikan i$in kepada shahabat untuk menuliskan hadis. #isalnya ,bdullah bin ,mru bin al ,sh 6w.?;7 dengan menamai tulisanya dengan al-Shahifah al-Shadi'ah.<? Shahifah ini kemudian diwariskan kepada keluarganya, sampai ,mru bin )yuaib bin #uhammad bin ,bdullah bin ,mru 6w.!!?.7 kemudian isi Shahifah ini diceritakan kepada tabi/in yang lain. sebagimana riwayat dari Ibnu ,mr3 Dari ,bdullah bin ,mr beliau berkata3 )aya menulis setiap yang saya dengar dari 8asulullah )aw. untuk saya hafalkan, maka orang orang 1uraiys mencegahku dengan berkata3 apakah kamu menulis segala sesuatu yang kamu dengar dari 8asulullah )aw.N )edangkan 8asulullah adalah manusia yang kadang kadang berbicara dalam keadaan marah dan kadang kadang dalam keadaan ramahN maka akupun menghentikan penulisan itu, dan mengadukannya pada 8asululah )aw., maka sambil menunjuk mulutnya beliau bersabda3 TulislahB Demi D2at yang ,i#a&u ada di tangan-!ya, tida& &eluar darinya ?lisan 0asulullah@ &ecuali yang ha& ?"enar@L.<@ ,bdullah bin ,mr sangat menghargai tulisan ini sebagaimana pernyataannya3 J2idak ada yang lebih menyenangkanku dalam kehidupan ini kecuali al-shadi'ah dan al-#ahth, adapun
;@

,l (aiha+i, Sunan al-/u"ra, vol. AIII, Dairatul #a/arif al -stmaniyyah, cet I, hal. !'?4 Ibnu Kastir, $idyah #a al-!ihyah, vol. III, Darul Kutub al Ilmiyyah, (eirut, cet. III, !"&9, hal. 99;4 #uhammad .amidullah, Ma,m%ah al<atsi' al-Syiysiyah li A4hdi al-!a"iy, Dar *afais, (eirut, cet. AI, !"&@, hal. >@ ;& Bihat dalam ,bdullah #uhammad bin Ismail al (ukhari, Jmi( al-Shah h, #aktabah al )alafiyah, cet.I, Kairo, !<''., hal. <<& <>', hadis no.!<>;,!<>< dan !<>>4 ,hmad bin ,li bin .ajar al ,s+alani, 3athul $ar "i Syarhi al)mm 4"i 4"dillah i"n )sma l al-$u&hri, vol.III, ditahkik oleh ,bdul 1adir )yaibah al .amd, 8iyad, hal. ;@' ;@@ ;" Bihat al 2irmi$i dalam al-Sunan hadis no. ?9!4 ,bu Dawud dalam al-Sunan hadis no. !>?& dan Ibnu #ajah dalam al-Sunan hadis no. !@"& <' Bihat ,bu Dawud dalam al-Sunan hadis no. !>@' <! )ecara lengkap shahifah ini terdapat dalam al-Shah h Ibnu .ibban hadis no. ?>>", .akim dalam al-Mustadra& vol. I hal ;"> ;"@. al (aiha+i, 1p.:it, vol. IA, hal. &" "' <9 Bihat ,bdullah #uhammad bin Ismail al (ukhari, 1p.:it, hal.>?, hadis no. !!! dan Imam #uslim dalam alShah h hadis no.!"@&. Bihat juga penjelasan ,hmad bin ,li bin .ajar al ,s+alani, 1p.:it, hadis no. !!! <; Bihat ,bdullah #uhammad bin Ismail al (ukhari, 1p.:it, hal. >?, hadis no. !!9. Bihat pula Cuad )a$kin, Tar &h Turst al-4ra" , vol. I, alih bahasa #uhammad Cahmi, 8iyad,!"&;, hal.!9> << )"id., hal. >? <> .akim K-baisan al #athiri, Tar &h Tad# n al-Sunnah #a Su"htu al-Mustasri' n, Bajnah 2a/lif wa 2a/rib wa al *asr, -niversitas Kuwait, 9''9, hal. ;" <? Ibnu .ajar, al-)sh"ah, vol. II, cet. I, Dar al )a/adah, Kairo, !"!', hal. 9>!4 ,l D$ahabi, Ta2&irah al-/hufd2, vol. I, Darul #a/arif al -stmaniyah, tt,hal. <94 ,l D$ahabi, Siyaru al-4(lm al-!u"al(, vol. III, (eirut,cet. AII, !"";, hal. &' <@ )ulaiman bin al ,s/ast, 1p. :it., vol. III, hal. ;!&4 ,hmad bin .ambal, Musnad, vol. II,2aswir al #aktab al Islamiy, (eirut, hal.!?9

!!

al-Shadi'ah adalah shahifah yang aku tulis dari 8asulullah )awL.<& Imam (ukhari telah meriwayatkan3 dari ,bu .urairah 8,. beliau berkata3 Jtida& ada seorang dari saha"at !a"i yang le"ih "anya& meri#ayat&an hadits dari&u selain 4"dullah "in 4mr "in 4sh, &arena sesungguhnya dia mencatat hadits sedang&an a&u tida&L.<" Ibnu 2aimiyyah berkata Jkeluarga ,bdullah bin ,mru bi al ,sh mempunyai nus&hah yang ditulis dari *abi, nus&hah ini memiliki nilai falid yang tinggi dan menunjukkan keoutentikannya, sebagaimana yang dimiliki ,mru bin )yuaib yang terdiri dari beberapa hadis tentang fikih. Kemudian oleh fu'aha digunankan sebagai dalil.>' ,nas bin #alik al ,nshari 6w.";.7 juga menuliskan hadis 8asul, bahkan sampai 8asul wafat jika ia mendengar hadis dari sahabat tentang 8asulullah ia pun memyuruh anaknya untuk menuliskannya. Dia berkata3 Laku kagum terhadap hadisTTL, ini kemudian dia berkata paada anakanya3 JtulislahTL maka anaknya pun menuliskannya.>! )elain itu )aid bin Ibadah al ,nshari 6w.!>.7 juga memiliki tulisan didalamnya terdapat bebrapa hadis yang kemudian di wariskan kepada keturunannya dan disampaikan kepada orang orang.>9 )amrah bin Jandab 6w.>&.7 juga memliki shahifah yang kemudian diwasiatkan kepada anak anaknya. shahifah ini sangat terkenal di (asrah sampai sampai .asan al (asri 6w.!!'.7 menjelasakan isi shahifah ini kepada penduduk (asrah. shahifah ini secara berturut turut diriwayatkan sampai dengan #arwan bin Ja/far bin )a/ad bin )amrah.>; Penulisan hadis pada masa ini belum tersusun dalam satu kumpulan lengakap dan hanya dimiliki untuk kepentingan pribadi. Pada masa ini juga muncullah inti dari kitab fi+ih seperti tulisan ,li bin ,bi 2halib dalam masalah 'had/><, tulisan Maid bin 2sabit dalam masalah ma#r s>>, tulisan Jabir bin ,bdullah dalam mansi& ha,>?. Dari beberapa riwayat diatas mengindikasikan bahwa kegiatan penulisan hadis telah berlangsung semenjak 8asul masih hidup. #engenai riwayat yang menyatakan bahwa 8asul melarang menuliskan sesuatu dari 8asul selain al 1ur0an, secara dhahir terjadi kontradiksi dengan riwayat riwayat yang membolehkan penulisan hadis seperti diatas. 8iwayat yang melarang penulisan tersebut hadis dari ,bu )a/id al Khudriy. Diriwayatkan dari ,bu )a/id ,l Khudriy, sesungguhnya 8asulullah )aw. (ersabda3 JJanganlah &alian menulis dari&u, "arang siapa menulis dari&u selain al-*uran ma&a henda&lah menghapusnyaL.>@ Dalam menyikapi kontradiksi tersebut para ulama berbeda pendapat. .ertama, hadis pelarangan telah di nasa&h 6dihapus7 dengan hadis perintah, hal ini didasarkan bahwa hadis perintah
<& <"

al Darimiy, Sunan al-Drim y, ditahkik #ustafa al (agha, vol. I, Damaskus, cet. I, !""!, hal. !9@ Ibnu .ajar al ,s+alaniy. 1p. :it., Kitabu/l Ilmy, hal. ;9. .adis tersebut diriwayatkan juga oleh al 2irmid$i, 1p. :it., vol. A, hal. ;" >' Ibnu 2aimiyah, Ma,m%(ah 3at#, vol. SAIII, K,lamul Kutub, 8iyad, !""!, hal. & "4 Cuad )a$kin, 1p. :it., vol. I, hal. !>; >! Khatib al (aghdadi, Ta'y dul )lmi, ditahkik Eusuf al K,sy, Darul Ikhya/ al )unnah, #esir, !"@<, hal. "< >9 Bihat al 2urmi$i dalam al-Sunan hadis no. !;<;4 ,hmad bin .ambal, 1p. :it., vol. A, hal. 9&>4 al 2habari, Mu(,am al-/a" r, vol. SAI, ditahkik ,bdul #ajid al )alafi, al #aktab al Islamiy, (eirut, !"&9, hal. !@ >; Ibnu )a/ad, al-Tha"a't, vol. AII, ditakhkik ,bdul 1adir K,tha, Darul Kutub Ilmiyah, cet. I, (eirut, !"&", hal. ;>4 ,l (asawiy, al-Ma(rifat #a al-Tr &h, vol. II, ditahkik ,kram Diya/ al -mriy, #aktabah al Dar, #ansurah, !"&", hal. <> >< #uslim bin .ujaj, Shah h Muslim, vol. I, #aktabah Islamiyah, Istanbul, hal. !; !< >> ,l (aiha+i, 1p. :it.,vol. AI, hal. 9<@4 ,l D$ahabi, Siyaru al-4(lm al-!u"al(, vol. II, hal. <;? >? ,l D$ahabi, Ta2&irah al-Hufd2, vol. I, hal. <; >@ #uslim bin .ujaj, 1p. :it., vol. II, hal. @!'4 ,hmad bin .ambal, 1p. :it., vol. III, hal. !9 dan 9!

!9

khususnya hadis ,bu )yah disampaikan setelah 3athu(l Ma&&ah. /edua, larangan bersifat umum, sedangkan perintah bersifat khusus, yaitu berlaku bagi para sahabat yang kompeten menulis, hal ini karena kebanyakan sahabat adalah ummiy 6tidak mampu menulis7 sehingga dikhawatirkan terjadi kesalahan penulisan. /etiga, bahwa larangan bersifat khusus yaitu menulis hadis bersama dengan al 1ur/an dalam satu naskah. )edang menurut Dr. *uruddin Bitr, bahwa penulisan hadis pada dasarnya tidak dilarang. ,danya larangan penulisan hadis tidak lain karena adanya illah khusus. Ketika illah itu tidak ada, maka otomatis pelarangan tidak berlaku. )llah yang dimaksud adalah adanya kekhawatiran berpalingnya umat dari al 1ur/an karena merasa cukup dengan apa yang mereka tulis. ,bu *a/im menuliskan dalam bukunya Tr &h )s"ahan bahwa Khalifah -mar bin ,bdul ,$i$ mengirimkan pesan3 perhatikan hadis *abi dan kumpulkan. (ukhari meriwayatkan bahwa -mar bin ,bd al ,$i$ mengirim surat kepada ,bu (akar bin #uhammad bin .a$m3 LPerhatikanlah apa yang ada pada hadis hadis 8asulullah )aw., dan tulislah. Karena aku khawatir akan terhapusnya ilmu sejalan dengan hilangnya ulama, dan janganlah engkau terima selain hadis *abi )aw..>& Case kodifikasi 6tad# n7 tahun @' !9' .. Proses kodifikasi hadis 6tad# n al-had ts7 berdasarkan pendapat yang mashur adalah proses pembukuan hadis secara resmi yang dilakukan atas instruksi Khalifah, dalam hal ini adalah Khalifah -mawiyyah -mar bin ,bdul ,$i$ 6w.!'!.7. *amun bardasarkan bukti sejarah, ,bdul ,$i$ bin #arwan 6w. &>.7 dan #arwan bin al .akim 6w.?>.7 sudah memulai proyek kodifikasi hadis. Dalam suratnya yang dikirimkan kepada Katsir bin #urrah al Khadramiy 6w. &'.7 Khalifah ,bdul ,$i$ bin #arwan mengatakan Ltulislah kepadaku apa yang kamu dengar dari shahabat tentang hadis 8asul, kecuali hadis ,bu .urairah karena kami sudah memilikiL.>" Dari riwayat ini menegasakan bahwa Khalifah #arwan bin al .akim telah memiliki kumpulan hadis ,bu .urairah. #arwan bin al .akim juga melakukan pengecekan ulang terhadap hadis hadis ,bu .urairah ini sampai dua kali untuk menghilangkan kesalahan dalam penulisnya. Kemudian kumpulan hadis ini tesimpan dalam di#n 6/hi2nah al-Daulah7. )ebab inilah kenapa ,bdul ,$i$ bin #arwan merasa tidak perlu meminta menuliskan hadis hadis ,bu .urairah seperti tertuang dalam surat yang dikirmkan kepada Kastir bin #urrah. )elain koleksi hadis ,bu .urairah #arwan bin al .akim juga memiliki koleksi hadis Maid bin 2sabit dan beberapa pendapanya dalam masalah fikih.?' Penjelasan diatas menunjukan sebelum -mar bin ,bdul ,$i$ proyek kodifikasi hadis sudah dilakukan yang tak lain oleh bapak dan kakeknya sendiri. *amun dapat dikatakan pula -mar bin ,bdul ,$i$ adalah orang pertama yang menkodifikasikan hadis dalam arti penulisannya kedalam bentuk buku. )ebagaimana Muhri berkata3 L-mar bin ,bdul ,$i$ memerintahkan kepada kami untu mengumpulkan hadis, maka kami menulisnya dalam bentuk beberapa buku yang kemudian
>& >"

,bdullah #uhammad bin Ismail al (ukhari, 1p. :it., vol. I, hal. 9" Ibnu )a/ad, 1p. :it., vol. AII, hal. ;!!4 Ibnu .ajar al ,s+alani, Tahd2 " al-Tahd2 ", vol. AI, 2ashwir al Kutub al Islami, cet. I, (eirut, !"'@, hal. ;>? ?' Bihat #ustafa #uhammad ,$ami, Dirst fi al-Had s al-!a"a#iy, vol. I, Dar al 2hiba/ah, 8iyad, cet. III, !"&!, hal. @&

!;

dikirimkan keberbagai penjuru satu bukuL.?! Kegiatan kodifikasi yang dilakukan -mar bin ,bdul ,$i$ ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh -sma bin ,ffan 6w.;>.7 ketika mengumpulkan al 1ur/an kedalam bentuk mushaf yang sebelumnya terpisah pisah kedalam beberapa lembaran. Khalifah -mar bin ,bdul ,$i$ merasakan adanya kebutuhan untuk memelihara perbendaraan hadis. -ntuk itulah Khalifah mengeluarkan surat perintah ke seluruh wilayah kekuasaannya agar setiap orang yang hafal hadis menuliskan dan membukukannya supaya tidak ada hadis yang akan hilang pada masa sesudahnya. Khalifah menginstruksikan kepada ,bu (akar bin #uhammad bin .a$m 6w. !9' .7 untuk mengumpulkan hadis hadis yang ada pada K,mrah binti ,bd al 8ahman bin )a/ad bin Maharah al ,nshariyah 69! "& .7 dan al 1asim bin #uhammad bin ,bu (akr al )hiddi+. ?9 Pengumpulan hadis khususnya di #adinah belum sempat dilakukan secara lengkap oleh ,bu (akar bin #uhammad bin .a$m dan akhirnya usaha ini diteruskan oleh Imam #uhammad bin #uslim bin )yihab al Muhri al 1urasyi al #adani 6>' !9;.7 ,l Muhri adalah ulama hadis yang paling menonjol di $amannya. )elain itu beberapa ulama abad pertama .ijriyah yang ikut dalam proyek besar ini )ulaiman bin 1ois al Easykiriy 6w.sebelum &'.7, -rwah bin Mubair 69; ";.7, #uhammad bin ,l .anafiyah 6w.&'.7, ,bdullah bin #uhammad bin ,+il bin ,bi 2halib, #uhammad bin ,li bin al .usain bin ,li bin ,bi 2halib 6>? !!<.7, )aid bin Jubair 6w.">.7, )alim bin ,bi Ja/di 6w."@.7, Kuraib 6w. "&7, Khalas bin ,mru al .ijriy 6w. sebelum !''7, ,bdullah bin Maid al Jarmi ,bu 1alabah al (asri 6w.!'<.7, ,mir bin )ya/bi 6;' !';.7, #uhammad bin )irin 6w. !!'.7, al .asan bin ,bi al .asan al (asri 6!> !!'.7, #uawwiyah bin 1urrah 6w.!!;.7, ,ta/ bin ,bi 8abbah 6w.!!<.7, )ulaiman bin #usa al ,sadiy 6w.!!>.7, (asyir bin *uhaik al (asri, #akkhul al )yami 6w.!!?.7, 1atadah bin Di/amah al (asri 6w.!!@.7, ,mru bin )yuaib bin #uhamamd bin ,bdullah bin ,mru bin al ,sh 6w.!!&.7, ,bu Isha+ ,mru bin ,bdullah al )abi/iy 6w.!9@.7, .ammam bin #unbih al )han/aniy 6w.!;9.7 Eahya bin ,bi Katsir.6w.!9;.7 dan ,la/ bin ,bdurrahman 6w.!;>.7. Dari sini jelaslah bahwa Tad# n al-Had ts bukanlah semata mata ta&ti" al-Hadits 6penulisan hadis7 tapi juga pengumpulannya. Kodifikasi hadis merupakan kegiatan pengumpulan hadis dan penulisannya secara besar besaran yang disponsori oleh Pemerintah. )edangkan kegiatan penulisan hadis sendiri secara tidak resmi telah berlangsung sejak masa 8asulullah )aw. masih hidup dan berlanjut terus hingga masa kodifikasi. ,tas dasar ini tuduhan para orientalis dan beberapa penulis muslim kontemporer bahwa hadis sebagai sumber hukum tidak otentik karena baru ditulis satu abad setelah 8asulullah wafat adalah tidak tepat. 2uduhan ini menurut Dr. ,$ami lebih disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam melacak sumber sumber yang berkaitan dengan kegiatan penulisan hadis. (ahkan beberapa orientalis seperti Igna$ %old$iher dan Joseph )chacht telah sengaja melakukan kecerobohan dalam membuat kesimpulan dalam studi hadis. 2etapi amat disayangkan banyak penulis kontemporer termasuk dari kalangan #uslim sendiri menjadikan karya Igna$ %old$iher dan Joseph )chacht sebagai rujukan. )ungguh aneh karya Igna$ %old$iher dan Joseph )chacht

?! ?9

Ibnu ,bdul al (ir, Jmi( $ayn al-A)lm #a 3adluh, Darul Kutub Islamiyah, Kairo, cet. II, !"&!, hal. !9@ Ibnu ,bi .atim, al-Jar&h #a al-Ta(d l, vol. I, Darul #a/arif al -tsmaniyah, India, cet. I, !">9, hal. 9!4 ,l (asawiy, 1p. :it., vol.I, hal. ?<>4 Khatib al (aghdadi, 1p. :it., hal. !'> !'?

!<

telah ditelan mentah mentah oleh kelompok liberal Islam untuk menghantam karya karya ulama terdahulu tentang hadis. Dr. ,$ami dalam bukunya Studies )n Early Hadith Literature, menjelaskan bahwa telah terjadi transfer informasi atas riwayat hadis dari generasi ke generasi, mulai dari masa sahabat hingga masa ta"i( n dan ta"i(ut ta"i( n tidak saja dalam bentuk lisan tetapi juga dalam bentuk tulisan. #isalnya saja catatan dari ,bdullah bin ,mr bin ,sh yang terkenal dengan al-Shahifah al Shadi'ah telah ditransferkan kepada muridnya ,bu )ubrah. )hahifah tersebut juga sampai ke tangan cucunya )yu/aib bin #uhammad bin ,bdullah bin ,mr. Dari tangan )yu/aib ini berlanjut ke tangan putra )yu/aib bin #uhammad atau cicit dari ,bdullah bin ,mr yaitu ,mr bin )yu/aib. )elain itu, tersebarnya hadis ke berbagai daerah dengan redaksi yang sama keberbagai daerah juga menunjukna bahwa sitem isnd tersebut valid. Karena isi dan susunan kata dari hadis itu tersebar dengan luas padahal sitem komunikasi modern ketika itu belum ada, dan sulit untuk dilakukan pada masa abad abad yang lalu. Pada masa tad#in ini penulisan hadis belum tersistimatika sebagimana kitab kitab hadis yang ada saat ini, tetapi sekadar dihimpun dalam bentuk kitab kitab ,ami( dan mushannaf. Demikian juga belum terklasifikasikannya hadis hadis tersebut atas dasar shahih dan tidaknya. (arulah pada periode sesudahnya muncul kitab hadis yang disusun berdasarkan bab bab tertentu, juga kitab hadis yang memuat hanya hadis hadis shahih saja. Pada periode terakhir ini pengembangan ilmu ,arh #a tadil telah semakin mantap dengan tampilnya #uhammad bin Ismail al (ukhari. A. Penutup )tudi hadis di dunia Islam secara fundamental berbeda dengan di (arat. Jika di dunia Islam studi hadis menekankan pada ta&hr , ?; dalam menetukan otentisitasnya. )edang di (arat penekanan
?;

Ta&hr , menurut istilah muhadisin adalah sinonim dari kata i&hra, yang memiliki arti menunjukkan hadis seseorang dengan menyebutkan orang orang yang mengelurkanya dari sumber aslinya dengan menyebutkan sanad dan menjelaskan derajatnya ketika diperlukan. ,da beberapa metode dalam Ta&hr ,. #etode Pertama, ta&hr , dengan cara mengetahui r#i a(la 6sahabat7. #etode ini dapat dibantu dengan tiga macam karya hadis3 4l-Masn d, 4l-Ma(, m dan kitab kitab 4l-4thrf . #etode Kedua, ta&hr , dengan mengetahui permulaan lafad dari hadis. =ara ini dapat dibantu dengan 4l-Duraru(l Muntatsirah fi(l 4hd ts al-Musytaharah karya Imam )uyuti4 4l-Lli 4lMants%rah fi(l 4hd ts al-Masyh%rah karya Ibnu .ajar4 4l-Ma'shidu( Hasanah fiy $ayni /atsir n mina(l 4hditsi(l Musytahirah Aala(l 4lsinah karya ,s )akhawi4 Tamy 2u al-Thayyi" mina(l /ha" ts f m 9aduru Aala 4lsina al-!s mina(l Had ts karya Ibnu ,l Dabi/ ,l )yaibani4 /asyfu al-/haf #a Mu2 lu(l )l"s Aama )sytahara mina(l 4hd ts Aala 4lsinati al-!s karya ,l K,jluni. Kitab kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan huruf kamus, seperti 4l-Jam ( al-Shagh r mina(l 4hd ts al-$asy r al-!ad2 r karya ,s )uyuthi. Indeks yang disusun para ulama untuk kitab kitab tertentu, misalnya3 Mifth al-Shah hain karya al 2au+adi4 Mifth al-Tart "i li 4hd tsi Tar &h al-/hath " karya )ayyid ,hmad ,l %humari4 4l-$ughiyah f Tart "i 4hd tsi Shah h Muslim karya #uhammad Cuad ,bdul (a+i4 Mifth Mu#aththa( Mli& karya #uhammad Cuad ,bdul (a+i. #etode Ketiga, ta&hr , dengan cara mengetahui kata ghar " 6jarang7dari bagian hadis. #etode ini dapat dibantu dengan kitab alMu(,am al-Mufahras li al-3d2i(l Had ts al-!a"a#iy 6berisi sembilan kitab hadis terkenal, yaitu3 /utu"u al-Sittah, Mu#atha( )mm Mli&, Musnad 4hmad, dan Musnad 4l-Darimi7. Kitab ini disusun oleh seorang orientalis Dr. Aensink 6w.!";" #7. #etode Keempat, ta&hr , dengan mengetahui tema dari pembahasan hadis. =ara ini banyak dibantu dengan kitab Mifth /un%2 4l-Sunnah yang berisi daftar isi hadis yang disusun berdasarkan judul judul pembahasan. Kitab ini disusun oleh seorang orientalis (elanda Dr. ,rinjan Aensink. Kitab ini mencakup daftar isi untuk !< kitab hadis yang terkenal, yaitu3 Shah h $u&hari, Shahih Muslim, Sunan 4"u Da#ud, Jami( 4t-Tirmid2i, Sunan 4n-!asa(i, Sunan )"nu Ma,ah, Mu#aththa( Mali&, Musnad 4hmad, Musnad 4"u Da#ud 4th-Thayalisi, Sunan 4d-Darimi, Musnad Caid "in A4li, Sirah )"nu Hisyam, Magha2i 4l-<a'idi, Tha"a'at )"nu Sa(ad. Penjelasan lebih lanjut lihat, ,bdul #uhdi ,bdul 1adir ,bdul .adi, Turu' Ta&hr , al-Had s, #akabatul ImDn, Kairo, cet. II,

!>

mereka pada dating 6penaggalan7, pendekatan historis hadis untuk menaksir historisnya dan melakukan rekontruksi sejarah yang allegedly yang terjadi pada masa awal Islam. Dimana hadis harus ditafsirkan menurut perspektif historisnya dan menurut fungsinya yang tepat dalam konteks kesejarahan. )elain itu penelusuran terhadap keontitesisan suatu hadis sebagaimana yang dilakukan di dunia Islam dapat dijabarkan dalam dua jalur3 pertama, penyelidikan terhadap sanad 6melihat rantai periwayatan74 &edua, melihat matan 6isi hadis tersebut7. Keduanya memiliki jalinan erat, suatu hadis masuk dalam kriteria hadis ma'"%l jika dari segi sanad dan matan telah lolos uji seleksi. Dua jalur ini terangkum dalam definisi hadis ma'"%l. (ersambung sanad nya, diriwayatkan oleh orang yang adil dan dha"it sampai akhir sanad dan hadis itu tidak janggal dan cacat. Proses kodifikasi hadis adalah proses pembukuan hadis secara resmi yang dikoordinasi oleh pemerintah dalam hal ini adalah Khalifah, bukan semata mata kegiatan penulisan hadis, karena kegiatan penulisan hadis secara berkesinambungan telah dimulai sejak 8asulullah )aw. masih hidup. (erangkat dari realitas ini adanya tuduhan bahwa hadis sebagai sumber yurisprudensi yang diragukan otentisitasnya merupakan tuduhan yang tidak beralasan karena tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. #empelajari metodologi keduanya akan semakin memperkaya metodologi kita. Dan mampu mengungkap kenyataan sejarah *abi. 5leh karena itu menolak tradisi intelektual secara a-priori sangatlah naif tanpa tahu esensi tradisi tersebut. 2antangan buat kita semua. <allhu 4(lam. Rahmadi Wibowo #akrom ,bied, 99 #aret 9''&

DAFTAR !STAKA !. 9. ;. <. ,l 1ur/an al Karim ,badi, Cairu$i, al-*am%s al-Muh d, #uassah al 8isalah, (eirut, cet. AI, !""@#Q!<!". ,bu Dawud, al-Sunan 4"i Da#ud ,dams, =harles J., )slamic 0eligious Traditions dalam Leonard $inder, 2he )tudy of #iddle :ast3 8esearch and )cholarship in the .umanities and )ocial )ciences, *ew Eork, !"@? >. ,l ,s/ast, )ulaiman bin, Sunan 4"i Da#%d, (eirut, cet. I, !"@&
!"&?

!?

?. ,l ,sad, *asiruddin, Masdir al-Syir al-Jhiliy, (eirut, cet. I, !"@' @. ,l ,s+alani, Ibnu .ajar, al-)sh"ah, Dar al )a/adah, Kairo, cet. I, !"!' &. UUUUUUUUUUUUUUUUUUU, 3athu(l $ri fi Shah h al-$u&hri, DDr #isr li al 2habD/ah, Kairo, cet. I, 9''! ". UUUUUUUUUUUUUUUUUUU, Tahd2 " al-Tahd2 ", 2ashwir al Kutub al Islami, cet. I, (eirut, !"'@ !'. ,l (aghdadi, Khatib, Ta'y dul )lmi, ditahkik Eusuf al K,sy, Darul Ikhya/ al )unnah, #esir, !"@< !!. ,l (aiha+i, Sunan al-/u"ra, Dairatul #a/arif al -stmaniyyah, cet I, tt !9. ,l (asawiy, al-Ma(rifat #a al-Tr &h, ditahkik ,kram Diya/ al -mriy, #aktabah al Dar, #ansurah, !"&" !;. ,l (ir, ,bdurrahman ,bdul .amid, Mausu(ah >lum%l Had s, Kementrian Iakaf, 8epublik ,rab #esir, 9''> !<. ,l (ukhari, ,bdullah #uhammad bin Ismail, Jmi( al-Shah h, #aktabah al )alafiyah, cet.I, Kairo, !<''. !>. ,l Darimiy, Sunan al-Drim y, ditahkik #ustafa al (agha, Damaskus, cet. I, !""! !?. ,l D$ahabi, Sirul 4(lm al-!u"ul(, (eirut, cet. IS, !""; !@. UUUUUUUUU, Siyaru al-4(lm al-!u"al(, (eirut,cet. AII, !""; !&. UUUUUUUUU, Ta2&irah al-/hufd2, Darul #a/arif al -stmaniyah, t.t !". ,l .akim, #uhammsd bin ,bdullah bin hamdawih, al-Mustadra& 9'. ,l Khatib, #uhammah 0Ijaj, al-Sunnah *a"la al-Tad# n, #aktabah Iahbah, Kairo, cet. II, !"&& 9!. ,l #athiri, .akim K-baisan, Tar &h Tad# n al-Sunnah #a Su"htu al-Mustasri' n, Bajnah 2a/lif wa 2a/rib wa al *asr, -niversitas Kuwait, 9''9 99. ,l *aisaburi, #uslim bin .ujaj, Shah h Muslim, #aktabah Islamiyah, Istanbul 9;. ,l *amlah, ,li, al-)stisr' fi(l 4da"iyyt al-4ra"iyyah5 4rd li(l !adart #a Hasr #a 0'iy li(l /ut%", #arka$u/l #alik Caishal li/l (uhGst al DirasDt al IslDmiyyah, 8iyad, !""; 9<. ,l 2habari, Mu(,am al-/a" r, ditahkik ,bdul #ajid al )alafi, al #aktab al Islamiy, (eirut, !"&9 9>. ,l 2urmu$i, ,bu Isa #uhammad bin Isa bin )aurah, Sunan al-Turmi2iy, ditahkik Ibrahim 0,twah ,udh, #ustafa al (ani, #esir, !"?9#Q!;&9. 9?. ,l -mry, ,kram Dhiya, $uh%st fi al-Tar &h al-Sunnah al-Musyrifah, #uasasah al 8isDlah, cet. III, t.t. 9@. ,$ami, #uhammad #ustafa, Mudra, al-!usyul Tud2 Muhammaditsm, )yirkah al 2iba/Dh al K,rabiyah, 8iyad, !"&9 9&. UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU, Studies in Early Hadith Literature, ,merican 2rust Publications, Indiana, !"@> 9". UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU, Dirst fi al-Had s al-!a"a#iy, Dar al 2hiba/ah, 8iyad, cet. III, !"&! ;'. (akar, 0,la, Mad2hi"u al-3i&riyyah fi(l M 2n, DDr ,+Fdah, 9''9 ;!. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, /amus $esar $ahasa )ndonesia, (alai Pusataka, Jakarta, edisi III, 9''! ;9. Cites, ,hmad )amuel, 3alsafatu(l )stisr' #a 4tsaruha fi(l 4da"i(l 4ra"iy al-Mushir, tanpa penerbit, Kairo, t.t.

!@

;;. .adi, ,bdul #uhdi ,bdul 1adir ,bdul, Turu' Ta&hr , al-Had s, #akabatul ImDn, Kairo, cet. II, !"&? ;<. .ambal, ,hmad bin, Musnad, 2aswir al #aktab al Islamiy, (eirut, t.t ;>. .amidullah, #uhammad, Ma,m%ah al-<atsi' al-Syiysiyah li A4hdi al-!a"iy, Dar *afais, (eirut, cet. AI, !"&@ ;?. Ibnu ,bdul al (ir, Jmi( $ayn al-A)lm #a 3adluh, Darul Kutub Islamiyah, Kairo, cet. II, !"&! ;@. Ibnu ,bi .atim, al-Jar&h #a al-Ta(d l, Darul #a/arif al -tsmaniyah, India, cet. I, !">9 ;&. Ibnu .ibban, al-Shah h )"nu Hi""an ;". Ibnu Kastir, $idyah #a al-!ihyah, Darul Kutub al Ilmiyyah, (eirut, cet. III, !"&9 <'. Ibnu )a/ad, al-Tha"a't, ditakhkik ,bdul 1adir K,tha, Darul Kutub Ilmiyah, cet. I, (eirut, !"&" <!. Ibnu 2aimiyah, Ma,m%(ah 3at#, K,lamul Kutub, 8iyad, !""! <9. 1hurab, ,hmad ,bdul .amid, 0u&yatu(l )slmiyyah li(l )stisr', al #untada al IsalDmiy, (ermenham. cet. II, !<!! <;. 8obson, James, The )snad in Muslim Tradition, %las -niversity 58. )5=, t.t <<. )aid, :dward, 1rientalism, Aintage (ooks, *ew Eork, !"@" <>. )a$kin, Cuad, Tar &h Turst al-4ra" , alih bahasa #uhammad Cahmi, 8iyad,!"&; <?. )chacth, Joseph, The 1rigin of Muhammad Jurisprudence, =larendon Press, 5Hford, !"@> <@. )iba/i, #ustafa, al-Sunnah #a Ma&natuha fi al-Tasr ( al-)slm y, Dar al )alam, Kairo, cet.III, 9''?#Q!<9@. <&. )yahar$awari, ,bu -mar bin ,bdurahman, >l%mu(l Had ts, ditahkik oleh *uruddin ,tar, DDr Cikr, )yiria, cet. III, 9''9

!&

Anda mungkin juga menyukai