(Catatan: pemahaman mengenai concordant dan discordant dari perhitungan contoh berikut) Sebagai contoh, misalnya suatu perusahaan ingin mengetahui efektivitas pengeluaran biaya iklan pada surat kabar lokal terhadap penjualan mereka. Untuk kepentingan tersebut, diambil sampel pada 11 daerah pemasaran, dengan biaya iklan dan penjualan selama setahun terakhir (dalam Rp Juta)
sebagai Korelasi
berikut: Peringkat
Secara sederhana, untuk melihat efektivitas iklan terhadap penjualan, akan dilihat korelasi dari kedua variabel tersebut. Jika terdapat korelasi positif yang signifikan, maka dapat disimpulkan iklan tersebut efektif dalam meningkatkan penjualan. Demikian juga sebaliknya. Untuk menghitung koefisien korelasi untuk ketiga pengukuran (tersebut, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memberi rangking untuk iklan dan penjualan, mulai dari yang angka terkecil sampai angka terbesar. Selanjutnya, lakukan perhitungan-perhitungan dengan tahapan seperti tabel berikut: Tabel: Perhitungan Korelasi Peringkat
Kolom (1) adalah nama daerah, diurutkan berdasarkan biaya iklan terkecil sampai terbesar (hanya untuk Kolom Kolom Kolom Kolom (2) (4) (6) (7) dan (3) adalah adalah adalah adalah rangking selisih kuadrat memudahkan biaya iklan iklan, dari dan penjualan (5) iklan selisih untuk adalah dengan rangking kolom rangking rangking dari perhitungan). masing-masing daerah. penjualan. penjualan. kolom (6)
rangking
Kolom (8) adalah nilai concordant. Concordant adalah rangking yang lebih besar yang berada dibawah Y (dalam hal ini rangking penjualan) jika diurut berdasarkan rangking X (dalam hal ini rangking iklan). Misalnya pada daerah K yang sesuai dengan rangking iklannya berada pada rangking 7. Penjualan daerah K adalah rangking 9. Jika ditelusuri kebawahnya terdapat satu rangking yang lebih besar dari 9, yaitu rangking 11. Sehingga nilai concordantnya adalah 1. Kolom (9) adalah nilai discordant. Discordant kebalikan dari concordant yaitu mencari rangking yang
lebih kecil. Misalnya pada daerah K dengan rangking penjualan 9. Jika ditelusuri kebawahnya terdapat tiga rangking yang lebih kecil dari 9, yaitu rangking 5, 8, 7. Sehingga nilai concordantnya adalah 3. Setelah mendapatkan nilai-nilai pada masing-masing kolom, selanjutnya jumlahkan kolom di2, kolom C (=Nc) dan kolom D (=Nd). Dengan memasukkan ketiga nilai tersebut kedalam persamaan diatas, didapatkan korelasi untuk Spearman, Kendal dan Gamma sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa hasil korelasi Spearman lebih tinggi dibandingkan Kendal tau dan Gamma. Selain itu, nilai koefisien Kendal tau dan Gamma dalam kasus ini adalah sama, karena tidak ada nilai dalam variabel yang berangka sama. Kendal tau dan Gamma akan menghasilkan koefisien korelasi yang berbeda, jika terdapat nilai dalam variabel yang berangka sama. Ok, cukup sekian dulu. Agar tulisan ini tidak terlalu panjang dan lama menguploadnya, pembahasan mengenai aplikasi perhitungannya pada SPSS akan dilanjutkan pada seri tulisan berikutnya:
K O R E L AS I R AN K S P E AR M AN & K E N D A L L ' S T AU
" Spearman's correlation coeffcient, r, is a nonparametric statistic and so can be used when data have violated parametric assumptions such as non -normally distribution data. Spearman's test works by firt ranking the data, and then applying pearson's equation to those ranks ". " Kendall 'Tau is n onparametric correlation and it should be used rather than Spearman's coeffecient when you have a small data set with a large number of tied ranks, Kendall 'Tau should be used. although Spearman's statistic is the more popular of the two coefficients, the re is much to suggest that Kendall's statistic is actually a better estimate of the correlationin the population " (Andy Field, 2000). Koefisien Rank Spearman dan Kendall's Tau termasuk dalam uji statistik nonparametrik. Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel data yang berskala ordinal. Suatu variabel/data dikatakan berskala ordinal apabila pengukuran data menunjukan adanya tingkatan atau data ranking. Skala ordinal mem punyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan skala nom inal. Skala ordinal, m isalnya : senang, cukup senang, tidak senang. Contoh kasus . Untuk m engetahui tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan superm arket A, manajer superm arket tersebut mem berikan kuesioner kepada 30 pelanggan. Ingin diketahui apakah ada hu bungan antara kepuasan dan loyalitas?
Data Kuesioner
Langkah-langkah analsis : Klik Analyze Correlate Bivariate Masukkan variabel ke kolom Variable (s) Pilih Spearman Rho atau Kendall's Tau. Jangan lupa menonaktifkan pilhan Pearson. Pada test significance,Pilih Two tailed untuk diuji dua sisi. Kemudian OK Hipotesis H0= Tidak ada hubungan antara kepuasan dan loyalitas H1= terdapat hubungan antara kepuasan dan loyalitas. Kriteria uji : Tolak hipotesis nol (H0) jika nilai signifikansi p-value (< 0.05) Hasil output SPSS
Pada tabel correlation di atas menunjukkan nilai signifikansi p-value 0.004 (<0.05) pada uji kendall's Tau. Jdi kesimpulannya terdapathubungan antara kepuasan dan loyalitas. Pada ujiSpearman's rho tidak jauh berbeda yaitu 0.002. Untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel dapat dilihat pada nilai Correlation Coeffecient. Nilai pada uji Kendall's Tau sebesar 0.516 yang berarti hubngansangat erat, demikian juga pada uji Spearman rho menghasilkan nilai sebesar 0.535
Proposal Penelitian UJI KORELASI RANK KENDALL TAU UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA IQ DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. SINARMAS
UJI KORELASI RANK KENDALL TAU UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA IQ
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
NIM 0807015004
SAMARINDA
2010
KATA PENGANTAR
limpahan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan proposa penelitian yang berjudul UJI KORELASI RANK KENDALL TAU UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA IQ DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT.SINARMAS.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, tanpa adanya bantuan, bimbingan, dukungan dan motifasi dari berbagai pihak penulis tidak akan mampu
menyelesaikannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penelitian ini jauh dari sempurna,mengingat keterbatasan dan kekurangan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.1 1.2 Rumusan Masalah2 1.3 Tujan Penelitian2 1.4 Batasan Masalah2 1.5 Manfaat Penelitian...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian IQ..3 2.2 Pengertian Prestasi Kerja5 2.3 Skala Pengukuran5 2.4 Korelasi dan Koefisien Korelasi6 2.5 Rank7 2.6 Korelasi Rank Kendall Tau....7
BAB III METODOLOGI PPENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.10 3.2 Rancangan Penelitian.10 3.3 Populasi dan Sampel..11 Populasi..11 Sampel....11
3.3.1
3.3.2
3.4 Teknik Sampling....11 3.5 Variabel Penelitian.11 3.6 Teknik Analisis Data11 3.7 Kerangka Penelitian11 ILUSTRASI13
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1.
Lampiran 2. Tabel Nilai Peluang dalam Uji Korelasi Koefisien Korelasi RankKendall...21
Lampiran 3.
BAB 1
PENDAHULUAN
Tes statistik nonparametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Tes nonparametrik tidak menuntut pengukuran sekuat yang dituntut tes-tes parametrik, sebagian besar tes nonparametrik dapat diterapkan untuk data dalam skala ordinal, dan beberapa yang lain juga dapat diterapkan untuk data dalam skala nominal. Beberapa macam pengujian nonparametrik yang antara lain adalah Uji Tanda, Uji H, Uji U Mann Whitney, Uji Q Cochran, Uji Median, Uji Wilcoxon, Uji Rank Korelasi Kendall, Uji Rank Korelasi Spearman, dan Uji Friedman (Siegel, 1992).
Dari beberapa macam pengujian nonparametrik, uji korelasi kendall Tau digunakan untuk melihat adanya korelasi antara dua variable ,bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan metode ini dapat digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial (Khotimah,2007).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IQ karyawan dan prestasi selama bekerja, banyak orang yang berasumsi bahwa karyawan yang memiliki kepandaian (IQ) tinggi memiliki prestasi kerja yang baik pula. Namun pada kenyataannya karyawan yang tergolong memiliki tingkat kepandaian yang tidak tinggi mampu memiliki prestasi kerja yang baik. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karyawan tersebut rajin sehingga meningkatkan prestasi kerjanya.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis mengajukan proposal penelitian dengan judul :
UJI KORELASI RANK KENDALL UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA IQ DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT.SINARMAS
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah, Bagaimana hubungan (korelasi) antara IQ dan prestasi karyawan PT. SINARMAS dengan menggunakan uji korelasi rank kendall ?
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan (korelasi) antara IQ dan prestasi karyawan PT. SINARMAS dengan menggunakan uji korelasi rank kendall.
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada : 1. Mengingat banyaknya jumlah karyawan PT. SINARMAS maka penulis membatasinya dengan menggunakan sampel yang diambil secara acak. 2. Data yang diteliti seluruhnya merupakan data sekunder yang diperoleh dari bagian HRD (Human Resource Departement) PT. SINARMAS.
Manfaat penelitian ini adalah : 1. Dapat mengetahui hubungan (korelasi) antara IQ dan prestasi karyawan PT. SINARMAS dengan menggunakan uji korelasi rank kendall . 2. Diharapkan kepada bagian HRD (Human Resource Departement) maupun pihak-pihak lain dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam penerimaan karyawan baru.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian IQ
IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
x 100 = IQ
Usia Sesungguhnya
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
TINGKAT KECERDASAN
IQ
Genius
Di atas 140
Sangat Super
120 140
Super
110 120
Normal
90 -110
Bodoh
80 90
Perbatasan
70 80
Moron / Dungu
50 70
Imbecile
25-50
Idiot
0 25
(http://4gus3.blogspot.com/2009/05/pengertian-atau-definisi-dari-iq-eq-dan.html)
Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan performance. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih menggambarkan pada prestasi dalam bahasa Inggris yaitu kata achievement. Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata to achieve yang berarti mencapai, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi pencapaian atau apa yang dicapai.
Bernardin dan Russel (1993:378) memberikan definisi tentang prestasi kerja sebagai berikut : performance is defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period (Prestasi kerja didefinisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu).
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa prestasi kerja lebih menekankan
pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan.
(www.damandiri.or.id/file/ahmadrajaulunairbab2.pdf)
Secara umum skala pengukuran dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu : 1. Skala Nominal
Skala nominal atau skala klasifikasi merupakan skala data yang paling sederhana (paling rendah tingkatannya), dimana angkaangka digunakan semata-mata untuk mengklasifikasikan objek. Perhitungan yang diperbolehkan untuk data berskala nominal yaitu modus dan frekuensi, sedangkan statistic yang dapat diterapkan yaitu Uji Binomial dan Uji 2.
1.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang digunakan untuk membedakan suatu ukuran dari ukuran dengan memberi atribut lebih besar atau lebih kecil tetapi tidak dapat mencari selisih atau perbedaan antar skala. Jadi sifat skala ini adalah mengklasifikasi dan mengurutkan. Contoh skala ini adalah nilai ujian (A, B, C, D,E) dan kerusakan (parah, sedang, ringan). 1. Skala Interval
Skala interval adalah skala yang memiliki ciri-ciri mengklasifikasi, mengurutkan, menghitung jarak antara dua titik skala, dan titik skala nol tidak tetap serta rasio tergantung pada satuan skala yang digunakan. Contoh skala ini adalah pengukuran suhu. 1. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang memiliki ciri-ciri mengklasifikasi, mengurutkan, menghitung jarak antara dua titik skala, dan titik skala nol tetap serta rasio tidak tergantung pada satuan skala yang digunakan. Skala rasio mencerminkan nilai sebenarnya dari data dan bisa dilakukan operasi matematis. Contoh skala ini adalah massa, hasil belajar, tinggi badan dan berat badan.
(Wijaya,2000)
Korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil. Dalam analisis korelasi akan dibahas apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada hubungan antara variabel-variabel dan populasi asal sampel dan jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Salah satu langkah untuk menentukan korelasi adalah dengan menentukan koefisien korelasi.
Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Misalnya dipunyai sampel acak berpasangan berukuran n yaitu (x1, y1), (x2, y2),,(xn, yn), maka ukuran korelasi antara variabel X dan variabel Y harus memenuli syarat sebagai berikut:
2. Jika nilai X semakin besar berpasangan dengan nilai Y yang juga semakin besar dan jika nilai X semakin kecil berpasangan dengan nilai Y yang juga semakin kecil, maka korelasi dikatakan positif.
3. Jika nilai X semakin besar berpasangan dengan nilai Y yang semakin kecil dan jika nilai X semakin kecil berpasangan dengan nilai Y yang semakin besar, maka korelasi dikatakan negatif.
4. Jika nilai X tampak berpasangan secara acak dengan Y dengan ukuran korelasi mendekati nol. Hal ini terjadi bila variabel X dan variabel Y Independen, sehingga dapat dikatakan antara variabel X dan Y tidak terdapat korelasi.
Koefisien korelasi positif terbesar adalah 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan (error). Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi.
(Siegel, 1992)
Koefisien korelasi sering dilambangkan dengan huruf (r). Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. Apabila korelasi mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat, sebaliknya korelasi yang mendekati nilai 0 bernilai lemah. Apabila korelasi sama dengan 0, antara kedua variabel tidak terdapat hubungan sama sekali. Pada korelasi +1 atau -1 terdapat hubungan yang sempurna antara kedua variabel. Notasi positif (+) atau negatif (-) menunjukkan arah hubungan antara kedua variabel. Pada notasi positif (+), hubungan antara kedua variabel searah, jadi jika satu variabel naik maka variabel yang lain juga naik. Pada notasi negatif (-), kedua variabel berhubungan terbalik, artinya jika satu variabel naik maka variabel yang lain justru turun.
( Prastito,2004)
2.5 Rank
Rank atau peringkat merupakan nomor urut yang diberikan pada setiap observasi dari yang terkecil hingga observasi yang terbesar. Misalnya dalam observasi diambil data sebagai berikut: 10, 5, 7, 3, 9, 6, 11 kemudian data tersebut diurutkan dari data yang terkecil hingga data yang terbesar sehingga diperolah data yang telah diurutkan sebagai berikut: 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11 dan apabila data tersebut di ranking maka diperoleh rank dari masingmasing data tersebut sebagai berikut: rank 1 untuk data 3, rank 2 untuk data 5, rank 3 untuk data 6, rank 4 untuk data 7, rank 5 untuk data 9, rank 6 untuk data 10, rank 7 untuk data 11.
Jika dalam me-ranking data hasil observasi terdapat angka yang sama, maka angka sama diberi rank rata-rata dari posisi-posisi yang seharusnya. Misalnya diperoleh data sebagai berikut: 10, 5, 7, 3, 9, 6, 11, 5, 5 dan apabila data tersebut di-ranking maka diperoleh rankdari masing-masing data tersebut sebagai berikut: rank 1 untuk data 3, karena rank 2, rank 3 dan rank 4 mempunyai data yang sama yaitu 5, maka dicari rank rata-rata yaitu sebanyak tiga kali sehingga ketiga data tersebut masing-masing diberi rank 3, rank 5 untuk data 6, rank 6 untuk data 7, rank 7 untuk data 9, rank 8 untuk data 10, rank 9 untuk data 11.
(Khotimah,2007)
Korelasi rank Kendall adalah ukuran korelasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal. Sehingga obyekobyek yang dipelajari dapat di-ranking dalam dua rangkaian berurut.
(Siegel,1994: 250)
Analisis korelasi rank Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. (Sugiono, 2004: 117) Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.
Beberapa asumsi pada analisis korelasi rank Kendall adalah sebagai berikut.
a. Ukuran koefisien korelasi adalah dari -1 sampai dengan 1. b. Data terdiri atas sampel acak yang berpasangan (bivariate) berukuran n, (Xi, Yi) dengan i = 1, 2, 3,, n.
Metode yang digunakan pada analisis koefisien korelasi rank Kendall yang diberi notasi adalah sebagai berikut.
1. Beri ranking data observasi pada variabel X dan variabel Y. 2. Susun n objek sehingga ranking X untuk subjek itu dalam urutan wajar, yaitu 1, 2, 3, , n. Apabila terdapat ranking yang sama maka ranking-nya adalah rata-ratanya.
3. Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking X yang ada dalam urutan wajar kemudian tentukan jumlah angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah angka pasangan discordant (Nd).
N = ukuran sampel. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi rank Kendall apabila N 10 dapat dicari dengan menggunakan tabel Nilai peluang dalam uji Koefisien Korelasi Rank Kendall pada lampiran 1. H0 ditolak jika . Sedangkan untuk N > 10, distribusi yang digunakan adalah distribusi normal, yaitu
(3.2)
Dengan kriteria H0 diterima bila harga z hitung lebih kecil dari tabel, dan H1 terima bila harga z hitung lebih besar atau sama dengan harga z tabel.
Jika dua observasi atau lebih pada varibel X maupun variabel Y mempunyai nilai yang sama, maka prosedur yang digunakan dalam memberi ranking untuk nilai observasi tersebut adalah observasi-observasi yang mempunyai nilai sama tersebut diberi ranking ratarata dari posisi yang seharusnya. Akibat nilai observasi sama adalah mengubah pembagi pada rumus . Sehingga rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
(3.3)
keterangan: Tx = t (t-1), t adalah banyak observasi dengan nilai sama dalam tiap kelompok nilai sama pada variabel X; Ty = t (t-1), dengan t adalah banyak observasi dengan nilai sama dalam tiap kelompok nilai sama pada variabel Y.
(Khotimah,2007)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan tempat penelitian disajikam dalam tabel jadwal kegiatan berikut:
er
Studi literatur
FMIPA UNMUL
Penyusuna n Proposal
FMIPA UNMUL
Seminar Proposal
FMIPA UNMUL
Pengambila n data
FMIPA UNMUL
Pengolahan data
PT. SINARMA S
Seminar Akhir
FMIPA UNMUL
Berdasarkan tabel diatas penelitian ini direncanakan dari bulan September sampai dengan bulan Februari 2010 dari studi literatur hingga seminar akhir dengan obyek yang penulis teliti adalah data yang diperoleh dari HRD PT. SINARMAS.
Metode rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini termasuk penelitian inferensial yaitu mengolah data mentah menjadi data berarti. Penelitian ini juga bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang berlangsung. Dari data yang telah dikumpulkan tersebut maka dapat diketahui hubungan IQ dan prestasi karyawan PT.SINARMAS dengan menggunakan metode analisis uji Korelasi Rank Kendall Tau.
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.SINARMAS yang masih aktif bekerja pada tahun 2010 yaitu berjumlah 100 orang.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2010) berikut.
dimana ,
n = jumlah sampel,
(http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04/19/ukuran-sampel-rumus-slovin/)
Sehingga,
Maka besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan rumus Slovian adalah 80 sampel.
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak (random) dengan menggunakan sistem pengundian dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data karyawan yang masih aktif bekerja pada tahun 2010.
2. 3. 4.
Mengambil sampel melalui pengundian secara acak . Mengumpulkan nilai prestasi dan IQ dari setiap karyawan yang terpilih secara acak. Membuat ranking dari sampel tersebut.
1. X1 = IQ
IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis, Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan (performance test). Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan)
Ukuran data yang digunakan untuk IQ adalah skala interval yaitu skala yang memiliki ciri-ciri mengklasifikasi, mengurutkan, menghitung jarak antara dua titik skala, dan titik skala nol tidak tetap serta rasio tergantung pada satuan skala yang digunakan. Seperti pada tabel 2.1.1 Interpretasi atau penafsiran dari IQ.
(http://www.docstoc.com/docs/24505644/Statistika)
Dalam penelitian ini data mengenai IQ karyawan PT. SINAR MAS diperoleh dari bagian HRD dimana sebelum menjadi karyawan harus melengkapi data IQ dengan melakukan tes IQ sebelumnya.
2. X2 = prestasi kerja
Menurut Hasibuan (1995:105), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Menurut Heidrahman dan Suad Husnan (1990:126), faktor-faktor prestasi kerja yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
1)
Kuantitas Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.
2)
Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
3)
Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama.
4)
Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan.
5)
Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin.
6)
Sikap
7)
Kehadiran
Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/prestasi-kerja-penegertian-penilaian.html)
Ukuran data yang digunakan untuk prestasi kerja adalah skala interval dimana skalanya antara 0 (jelek sekali) sampai dengan 100 (baik sekali). Pengambilan nilai untuk prestasi kerja di peroleh dari data setiap supervisor mengenai disiplin kerja seperti kehadiran, sikap, kerajinan dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan kemudian diserahkan kepada bagian HRD.
Metode Kendall Tau pada dasarnya berusaha mengukur derajat keeratan hubungan antara suatu variabel terhadap variabel lainnya dimana asumsi normalitas distribusinya dapat kita abaikan. Pada metode Kendall Tau harus dibuat ranking terlebih dahulu secara teratur pada satu macam pengamatan tertentu kemudian barulah disesuaikan ranking yang telah disusun tersebut dengan pasangannya yang telah ada.
H0 : Tidak ada hubungan antara IQ dan prestasi kerja karyawan PT. SINARMAS .
1. 2.
1.
Kriteria Uji
H0 diterima bila harga z hitung lebih kecil dari tabel, dan H1 terima bila harga z hitung lebih besar atau sama dengan harga z tabel.
Berikut adalah kerangka penelitian uji korelasi rank kendall untuk mengetahui hubungan antara IQ dan prestasi kerja karyawan PT. SINAR MAS :
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan masalah setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah penelahaan kepustakaan yakni mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis kemudian membuat hipotesis penelitian. Kemudian langkah selanjutnya adalah pemilihan alat pengambil data dilanjutkan dengan penentuan sampelnya dan pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka selanjutnya data diolah dan dianalisis kemudian Interpretasi hasis analisis yang diperoleh dan langkah yang terakhir adalah penyusunan laporan penelitian.
ILUSTRASI
Kasus
Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara rangking SD dengan rangking SMU. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel siswa kelas III SMU sebanyak 25 orang. Berdasarkan 25 orang siswa itu, mereka ditanya bagaimana rankingnya di SD kelas V dulu dan rankingnya di kelas SMU. Data hasil penelitian ditunjukkan pada tabel berikut.
No. Siswa
Ranking di SD (R1)
10
16
10
10
11
11
12
12
11
13
13
14
14
14
12
15
15
15
16
16
23
17
17
18
18
18
17
19
19
19
20
20
20
21
21
13
22
22
25
No. Siswa
Ranking di SD (R1)
23
23
22
24
24
21
25
25
24
Penyelesaian :
H0 : = 0 atau tidak ada hubungan antara prestasi belajar di SD dengan di SMU. H1 : > 0 atau ada hubungan antara prestasi belajar di SD dengan di SMU.
Statistik uji:
Kasus ini merupakan kasus untuk sampel besar dan mempunyai nilai observasi yang sama sehingga statistik uji yang digunakan adalah , yaitu uji koefisien korelasi rank Kendall yang telah didefinisikan oleh rumus (3.1). Sedangkan untuk mengetahui signifikansinya digunakan rumus (3.2)
Kriteria uji:
H0 diterima bila harga z hitung lebih kecil dari tabel, dan H1 terima bila harga z hitung lebih besar atau sama dengan harga z tabel.
Perhitungan:
No.
R1
R2
Nc
Nd
23
23
21
No.
R1
R2
Nc
Nd
21
18
17
16
10
15
16
10
10
15
11
11
14
12
12
11
13
13
13
14
10
14
14
12
11
15
15
15
16
16
23
17
17
18
18
18
17
19
19
19
20
20
20
21
21
13
22
22
25
23
23
22
24
24
21
25
25
24
264
36
Nc adalah jumlah ranking di bawah baris yang dihitung jumlahnya, tetapi angkanya yang lebih besar dari angka pada baris itu. Nd adalah jumlah ranking di bawah baris yang dihitung , dan angkanya lebih kecil dari angka baris itu. Sehingga dengan menggunakan rumus (3.1) diperoleh nilai sebagai berikut.
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa antara prestasi belajar di SD dengan di SMU berasosiasi atau berhubungan sebesar = 0,76. Kemudian dengan menggunakan rumus (3.2) diperoleh nilai z untuk mengetahui signifikannya sebagai berikut.
Keputusan: ztab dicari dengan cara 0,5 0,025 = 0,475 kemudian dilihat pada tabel z.Dengan menggunakan tabel z dipeoreh harga z z = 5,32 > 1,96, H0 ditolak
tab
= 1,96 .
Kesimpulan: H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa > 0 atau ada hubungan antara prestasi belajar di SD dengan di SMU. Dan berdasarkan angka koefisien korelasi sebesar 0,76 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ranking kelas di SD dengan SMU, atau bila di SD pandai, maka di SMU juga akan pandai, demikian sebaliknya
Jika diselesaikan dengan menggunakan program komputer yaitu program SPSS 15 akan menghasilkan output koefisien korelasi kendall sebesar 0.760 dan diperoleh taraf kritik(peluang untuk menolak H0) yaitu sebesar 0,000 atau karena nilainya kurang dari = 0,05, maka H0 ditolak. Jadi,ada hubungan antara prestasi belajar di SD dengan di SMU.
Kesimpulan
Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain: 1. Perlunya penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai uji korelasi rank kendall tau misalnya membandingkan dengan metode lain. 2. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi dalam mengolah data sehingga data yang diperoleh data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA -. 2007. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 15.0. Semarang: ANDI.
Budiman, Heri. 2008. Skripsi Analisis Uji Korelasi Kendall Tau dan Uji Korelasi Spearman untuk Mengetahui Hubungan Antara Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan Lama Studi Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman. Samarinda: Universitas Mulawarman.
Khotimah, Khusnul. 2007. Skripsi Analisis Korelasi Rank Kendall dan Aplikasinya dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Prastito, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik Perancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Alex Media Komputindo
Siegel, Sidney. 1992. Statistika Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wijaya. 2000. Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Bandung: Alfabeta.
http://4gus3.blogspot.com/2009/05/pengertian-atau-definisi-dari-iq-eq-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan
http://www.docstoc.com/docs/24505644/Statistika
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/prestasi-kerja-penegertian-penilaian.html
http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04/19/ukuran-sampel-rumus-slovin/
www.damandiri.or.id/file/ahmadrajaulunairbab2.pdf
Correlations
SD
SMU
Kendalls tau_b
SD
Correlation Coefficient
1.000
.760**
Sig. (2-tailed)
.000
25
25
SMU
Correlation Coefficient
.760**
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
25
25
Lampiran 2.
Tabel Nilai Peluang dalam Uji Korelasi Koefisien Korelasi Rank Kendall.
Harga N
Harga N
(Nc-Nd)
(NcNd)
10
0.625
0.592
0.548
0.54
0.5
0.5
0.5
0.375
0.408
0.452
0.46
0.36
0.386
0.431
0.167
0.242
0.36
0.381
0.235
0.281
0.364
0.042
0.117
0.274
0.306
0.136
0.191
0.3
0.042
0.199
0.238
0.68
0.119
0.242
10
0.008
0.138
0.179
11
0.028
0.068
0.19
12
0.089
0.13
13
0.008
0.035
0.146
14
0.054
0.09
15
0.0014
0.015
0.108
16
0.031
0.06
17
0.0054
0.078
18
0.016
0.038
19
0.0014
0.054
20
0.0071
0.022
21
0.00002
0.036
22
0.0028
0.012
23
0.023
24
0.00087
0.0063
25
0.014
26
0.00019
0.0029
27
0.0083
28
0.00003
0.0012
29
0.0046
30
0.00043
31
0.0023
33
0.0011
Sumber: