Anda di halaman 1dari 24

BAB 1 PENDAHULUAN

Obat antipsikotik atau disebut juga obat neuroleptika (juga disebut obat antiskizofren, obat anti psikotik atau tranquizer mayor), telah digunakan dalam dunia medis dari tahun 60 tahun. Obat ini mempengaruhi fungsi prilaku, emosi dan pikiran yang biasa digunakan dalam bidang psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa. !ejak ditemukan klorpromazin, suatu neuroleptik golongan tiazin pada tahun "#0, pengobatan untuk psokotik terutama skizofrenia terus berkembang dari kenyataan bahwa obat antipsikotik sering menimbulkan gejala saraf berupa gejala ekstrapiramidal. $engan dikembangkanyan golongan baru yang hampir tidak menimbulkan gejala saraf berupa gejala e%trapiramidal istilah neuroleptik tidak lagi dianggap sinonim dari istilah anti psikotik. &ada tahun ""0, ditemukan 'lozapin yang dikenal sebagai generasi pertama antipsikotik golongan atipikal, disebut golongan atipikal karena golongan ini sedikit menyebabkan reaksi ekstrapiramidal syntom ((&!) yang umum terjadi dengan obat anti psikotik tipikal yang ditemukan lebih dahulu. !emua obat neuroleptika menghambat reseptor dopamine dalam otak dan perifer, lima jenis reseptor ($ ,$), $*, $+, $#) telah diketahui, -eseptor $ dan $# mengaktifkan adenil siklase, sedangkan reseptor $),$*,$+ menghambatnya. Obat neuroleptik terkait pada reseptor. reseptor tersebut dalam berbagai tingkat, dan efikasi

obat neuroleptikatradisional berkolerasi dengan kemampuannya menghambat reseptor $) dalam sistem mesolimbik otak, kerja obatneuroleptikadi antagonisir oleh obat.obat yang meningkatkan kosentrasi d'opamin, misalnya /.dopa dan amfetamin.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi

&sikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan indi0idu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku ka'au atau aneh.* 1angguan psikotik adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya hendaya berat dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku indi0idu dalam suatu saat maupun prilaku indi0idu dalam perjalanannya mengalami hendaya berat kemampuan daya nilai realitas terganggu misalnya ,

2aham, halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologisnya 3danya perilaku yang demikian ka'au (glossly disorganized) misalnya bi'ara inkoheren, agitasi tanpa tujuan.

3danya kegagalan fungsi so'ial dan personal dengan menarik diri dari pergaulan so'ial dan tidak mampu dalam menjalankan tugas pekerjaan sehari.hari.+

4adi dapat diambil kesimpulan gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan menyeluruh dalam uji realitas seperti yang ditandai waham, halusinasi, inkoheren, atau prilaku yang tidak teratur (ka'au).+

B. Etiologi Gangguan Psikotik

5aktor psikodinamik yang harus diperhatikan didalam kelompok gangguan psikotik ini adalah stressor pen'etus dan lingkungan interpersonal. $idalam pengambilan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik pasien, klinis harus memperhatikan tiap perubahan atau pemi'u pada lingkungan interpersonal pasien. &asien rentan terhadap kebutuhan psikosis untuk mempertahankan jarak interpersonal tertentu.6 &emeriksaan terhadap pasien psikotik harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa gejala psikotik adalah disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai 'ontoh, tumor otak).6 6ondisi fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah oksipitalis dan temporalis dapat menyebabkan halusinasi, lesi yang mengenai lobus temporalis dan daerah otak lainya, khususnya di hemisfer kanan dan lobus parientalis biasaya dapat menyebabkan waham. 6 7at psikoaktif adalah penyebab yang umum dari sindrom psikotik. 7at yang paling sering terlibat adalah al'ohol, halusinogen indol sebagai 'ontohnya, lysergi' a'id diethylamid (/!$), amfetamin, 6okain, mes'alin dan ketamin (689). :eberapa obat ; obatan seperti fenilpropanolamin, bromo'riptin dapat menyebabkan atau memperburuk gejala psikotik.6

C. Menifestasi Klinis 1. <alusinasi

<alusinasi adalah sensasi pan'a indra tanpa adanya rangsangan. &asien merasa melihat (halusinasi 0isual), mendengar (halusinasi audio), halusinasi raba, halusinasi membau, halusinasi ke'ap, meskipun tidak ada rangsangan dari pan'a indra.=
2. >llusi

>llusi adalah sensasi pan'a indra yang ditafsirkan salah. ?ontoh, &asien melihat tali bisa di tafsirkan sebagai ekor ular dan sebagainya. >llusi dapat terjadi pada panas yang tinggi dan disertai kegelisan , dan kadang.kadang terjadi perubahan kesadaran (delirium). =
3. 2aham

2aham adalah isi pikiran (keyakinan yang diper'ayainya) yang salah, walaupun salah tetapi pasien merasa betul, sulit dikoreksi oleh orang lain. :iasanya isi pikiran bertentangan dengan adanya kenyataan (realita), isi pikirannya berkaitan dengan pola prilaku indi0idu. ?ontoh seorang dengan waham 'uriga, maka pola prilaku menunjukan ke'urigaan terhadap seseorang. >ni berdampak buruk kepada orang yang di'urigainya karena pasien akan agresif (men'elakakan orang yang di'urigai, teruma orang yang tidak dikenalnya). =
4. >nsight illness

&asien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya perubahan perilaku yang jelas dan tidak wajar. ?ontohnya, pasien tidak mau

minum obat atau tidak mau diajak berobat, atau jika terdapat waham pasien merasa waspada takut dira'unin. 6eadaan yang tidak merasakan sakit seperti ini yang berdampak kepada sulitnya pemberian obat, tilikan yang buruk merupakna 'irri khas pasien dengan gejala psikotik. &entingnya peranan keluarga jika terdapat gejala seperti, waham, halusinasi, ilusi merupakan tanda dan segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa. =
5. &rilaku ka'au

&ada penderita psikotik fungsi pekerjaan sering tidak bisa dijalankan dengan seksama, tidak mau bekerja dengan kewajiban dan bertanggung jawab dalam keluarga. $alam kegiatan so'ial sering ada penarikan diri dari pergaulan so'ial atau terjadi penurunan pergaulan so'ial. ?ontohnya tidak mau bergaul dengan teman.teman atau keluarganya selalu menarik diri, dalam keadaaan normal dapat ber'engkraman dengan keluarga atau masyarakat, tetapi dengan gangguan jiwa berat keadaan tersebut pasien lebih banyak melamun, malas,ndan kadang.kadang perawatan diri sehari.hari diabaikan seperti mandi, makan, beribadah. =
D. Epi e!iologi

9enurut penelitian 2<O pre0alensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil penduduk. $i jawa tengah dengan penduduk kurang lebih *0 juta jiwa, maka akan ada sebanyak *0.000. "0.000 yang harus dirawat. 8etapi tidak semua dirawat di -!4 karena keterbatasan tempat. <al ini menjadi stigma dalam masyarat, bahwa -!4 identik dengan gila. 8etapi sekarang sudah berbeda, tidak semua pasien yang dirawat di -!4 adalah gila.*

E. Patofisiologi

9elibatkan sistem dopaminergik dan serotonergik. 1angguan psikotik terjadi akibat dari peningkatan akti0itas neurotransmitter dopaminergik. &eningkatan ini mungkin merupakan akibat dari meningkatnya pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine, turunnya nilai ambang, atau hipersenti0itas reseptor dopamine, atau kombinasi dari faktor.faktor tersebut. @ <ipotesisAteori tentang patofisiologi gangguan psikotik , . &ada pasien skizofrenia terjadi hiperakti0itas sistem dopaminergik ). <iperdopaminegia pada sistem meso limbikB berkaitan dengan gejala posistif *. <ipodopaminergia pada sistem meso kortis dan nigrostriatalB bertanggungjawab terhadap gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal. 4alur dopaminergik saraf ,
a. 4alur nigrostriatal , dari substansia nigra ke basal gangliaB fungsi

gerakan, (&!
b. 4alur mesolimbik , dari tegmental area menuju ke sistem limbik B

memori, sikap, kesadaran, proses stimulus. '. 4alur mesokortikal , dari tegmental area menuju ke frontal 'orte% B kognisi, fungsi sosial, komunikasi, respons terhadap stress. d. 4alur tuberoinfendibular , dari hipotalamus ke kelenjar pituitary B pelepasan prolaktin.

Gambar 1. Jalur Dopamine 8erdiri dari * fase , a. &remorbid , semua fungsi masih normal b. &rodomal , !imptom psikotik mulai nyata (isolasi sosial, ansietas, gangguan tidur, 'uriga). &ada fase ini, indi0idu mengalami kemunduran dalam fungsi. fungsi mendasar (pekerjaan dan rekreasi) dan mun'ul symptom nonspesifik seperti gangguan tidur, ansietas, konsentrasi berkurang, dan defi'it perilaku. !imptom positif seperti 'uriga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti sudah mendekati menjadi fase psikosis.@ '. &sikosis

5ase 3kut dijumapi gambaran psikotik yang jelas, misalnya waham, halusinasi, gangguan proses piker, pikiran ka'au. !imptom negati0e menjadi lebih parah sampai tak bisa mengurus diri. :erlangsung + ; @ minggu. C !tabilisasi , 6 ; @ bulan C !tabil , terlihat residual, berlangsung ). 6 bulan

Gambar 2. Neurotransmiter Dopamine


F.

"#at Antipsikotik Tipikal 3ntipsikotik dibedakan menjadi ) golongan besar bedasarkan tempat kerjanya. 1olongan pertama atau yang disebut dengan antipsikotik kon0ensional (antipsikotik tipikal) yang bekerja selektif terhadap reseptor $), sedangkan golongan antipsikotik atipikal bekerja memblokade reseptor $) dan #<8).

Tabel 1. Klasifikasi Antipsikotik Tipikal dan sediaan obat Do -antai 6imia 5enotiazin -antai alifatik -antai piperizin -antai piperidin :utirofenon $ifenil. butil.piperidin Dama Obat !ediaan $osis 3njuran

6lorpomazin &erfenazin 8rifluopenazin 5lufenazin 8hioridazin <aloperidol &imozid

8ab )#. 00 mg 8ab + mg 8ab .# mg 8ab ),#.# mg 8ab #0. 00 mg 8ab 0,#. ,#.# mg 8ab + mg

#0.600 mgAh ).)+ mgAh 0. # mgAh 0. # mgAh #0.*00 mgAh #. # mgAh ).+ mgAh

) *

1. 6lorpomazin

6lozapin (?&7) adalah ).klor.D.(dimetil.aminopropil).fenotiazin. Obat ini sampai sekarang masih tetap digunakan sebagai antipsikosis, karena mudah didapat dan harganya yang relatif murah. a. 5armakodinamik (fek farmakologik ?&7 dan antipsikosis lainya meliputi efek pada susunan saraf pusat, sistem otonom, dan sistem endokrin. (fek ini terjadi karena antipsikosis menghambat berbagai reseptor diantaranya dopamine, reseptor alfa adrenelgik, muskarinik, histamine < dan reseptor serotonin #<8) dengan afinitas yang berbeda.
1. !usunan !araf &usat

?&7 menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap a'uh tak a'uh terhadap rangsangan dari lingkungan . &ada pemakaian lama dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. 8imbulnya sedasi sangat tergantung sangat tergantung dari status emosional pasien sebelum minum obat. ?&7 berefek antipsikosis terlepas dari efek sedasinya. 3ktifitas motorik terganggu (berkurang). 3da beberapa obat lain yang dapat menimbulkan efek menenangkan seperti, barbiturate. ?&7 berbeda dengan barbiturate, 6arena ?&7 tidak bisa men'egah timbulnya kon0ulsi akibat rangsangan listrik maupun rangsangan oleh obat. !emua deri0ate fenotiazin mempengaruhi ganglia basalis sehingga menimbulkan gejala &arkinson (efek e%trapiramidal). ?&7 dapat men'egah atau mengurangi muntah yang disebabkan oleh rangsangan pada chemoreseptor trigger zone. 9untah yang disebabkan oleh kelainan saluran pen'ernaan atau 0estibuler, kurang dipengaruhi, tetapi fenotiazid putensi tinggi untuk keadaan tersebut.
2. Deurologik

&ada dosis berlebihan semua deri0ate fenotiazin dapat menyebabkan gejala e%trapiramidal. $ikenal 6 gejala sindron neurogik, + diantaranya biasa terjadi sewaktu minum obat, yaitu distonia akut, akatisia, parkinsonisme dan sindrom neuroleptik maligna (jarang terjadi), ) sindrom yang lain terjadi setelah pengobatan berbulan.bulan berupa tremor perioral (jarang) dan 8ardif diskinesia.
3. Otot -angka

?&7 dapat menimbulkan relaksasi otot rangka yang berbeda dalam keadaan spasti'. ?ara kerja relaksasi ini diduga bersifat sentral, sebab sambungan saraf otot dam medulla spinalis (9!) tidak dipengaruhi oleh ?&7.
4. (fek (ndokrin

?&7 dan beberapa antipsikotik lama lainnya mempunyai efek samping terhadap sistem reproduksi. &ada wanita dapat terjadi amenore, galaktorea, dan peningkatan libido. (fek ini terjadi karena efek sekunder dari hambatan reseptor dopamin yang menyebabkan hiperprolaktinemia, serta peningkatan androgen menjadi estrogen di perifer. &ada antipsikosis atipikal misalnya 'lozapin, olanzapin efek samping ini minimal karena afinitas yang rendah terhadap reseptor dopamine.
5. 6ardio0askular

<ipotensi ortostatik dan peningkatan denyut nadi saat istirahat biasanya sering terjadi dengan deri0ate fenotiazin. 8ekanan arteri rata.rata, resisten perifer, 'urah jantung menurun dan denyut jantung meningkat.
b. 5armakokinetik

6ebanyak antipsikosis diabsobsi sempurna, sebagian diantaranya mengalami metabolism lintas pertama. 6ebanyakan antipsikosis larut dalam lipid dan terikat kuat dngan protein plasma (").""E), serta memiliki 0olume distribusi besar. 9etabolit ?&7 ditemukan diurin sampai beberapa minggu setelah pemberian obat terakhir.
c. (fek !amping

:atas keamanan ?&7 'ukup besar, hingga obat ini 'ukup aman. 1ejala idiosinkrasi mungkin timbul, berupa ikterus, dermatitis dan leu'openia, reaksi ini disertai eosinofilia dalam darah perifer.
d. !ediaan ?&7

8ersedia dalam bentuk tablet )# mg dan

00 mg dan selain itu terdapat

sediaan larutan suntuk )# mgAml (larutan ?&7 dapat berubah warna menjadi merah jambu ketika terkena 'ahaya). &erferazin tersedia sebagai obat suntik dan tablet ), +, @ mg, thioridazin tersedia dalam bentuk tablet #0 mg dan bentuk tablet 0,# mg (masa kerja )+ jam).
2. <aloperidol

00 mg. 5lufenazin tersedia dalam

<aloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis yang karena hal tertentu tidak dapat diberikan fenotiazin. -eaksi e%trapiramidal timbul pada pasien yang diobati dengan haloperidon.
a. >ndikasi

Fntuk psikosis, selain itu sebagai pilihan untuk mengobati sindrom Gilles de la Tourette suatu kelainan neurologi' yang aneh yang ditandai dengan kejang otot hebat.

b. !ediaan

<aloperidol tersedia dalam bentuk tablet 0,# mg dan ,# mg.


c. 5armakodinamik

!truktur haloperidol berbeda dengan fenotiazin, tetapi butirofenon banyak memperlihatkan efek fenotiazin. <aloperidol memperlihatkan antipsikosis yang kuat dan efektif untuk fase mania dan skizofrenia.
1. !usunan !araf &usat

<aloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang mengalami eksitasi. (fek sedati0e haloperidol kurang kuat disbanding dengan ?&7. <aloperidol dan ?&7 sama kuat menurunkan ambang rangsang kon0ulsi. <aloperidol menghambat sistem dopamine dan hipotalamus, juga menghambat muntah yang ditimbulkan oleh apomorfin.
2. !istem !araf Otonom

(fek sistem saraf otonom lebih ke'il terhadap efek anti psikotik lainnya, walau demikian haloperidol dapat menyebabkan pandangan kabur. Obat ini menghambat alfa adrenelgik yang disebabkan oleh amin simpatomimetik, tetapi hambatannya tidak sekuat ?&7.
3. !istem 6ardio0askular dan -espirasi

<aloperidol menyebabkan hipotensi tetapi tidak sesering dan sehebat ?&7. <aloperidol menyebabkan takikardi meskipun kelainan (61 belum pernah dilaporkan.

4. (fek (ndokrin

$apat menyebabkan galaktore dan respon endokrin lain.


d. 5armakokinetik

<aloperidol 'epat diserap dari saluran 'erna. 6adar pun'aknya dalam plasma ter'apai dalam waktu ).6 jam sejak menelan obat, menetap =) jam dan masih ditemukan berminggu.minggu. Obat ini ditimbun di hepar dan kira.kira E dari dosis yang diberikan diekresi melalui empedu. (kresi haloperidol lambat melalui ginjal, kira. kira +0E obat dikeluarkan selama # hari setelah pemberian obat tunggal.
G. Efek sa!ping an intoksikasi

<aloperidol menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan isidensi tinggi, terutama pada pasien muda. &engobatan dengan haloperidol harus dimulai dengan hati.hati. $apat terjadi depresi akibat re0erse keadaan mania atau sebagai efek samping yang sebenarnya. $apat menyebabkan leu'openia dan

agranulositosis, haloperidol jangan diberikan pada wanita hamil.)

Tabel 2. !ubumhan obat antipsikotik terhadap efek samping 1olongan Obat &otensial 6linik 8oksisitas ekstrapiramidal sedatif hipotensi

5enotiazin 3lifatik &iperizin 8io%anten :utirofenon $ibenzodiazepin :enzisoksazol 8ienobenzodiazepin $ibenzotiazepin $ihidroindolon
H. Efek Sa!ping

6lorpomazi n 5lufenazin 8hioti%ena <aloperidol 6lozapin -isperidon Olanzapin Huetiapin 7iprasidon

GG GGGG GGGG GGGG GGG GGGG GGGG GG GGG

GGG GGGG GGG GGGGG G GG G G G

GGGG GG GGG GG GG GG GGG GGG GG

GGG G GGG G GGG GG GG GG G

(fek samping neuroleptika terjadi pada semua pasien dan kira.kira @0E.
1. (fek &arkinson

(fek menghambat neuron dopaminergik biasanya diimbangi oleh kerja eksitasi neuron kolinergik. &enghambat reseptor dopamine mengganggu keseimbangan ini yang menyebabkan kelebihan pengaruh kolinergik dan menyebabkan efek motor ekstrapiramidal.)
a) (fek obat antikolinergik

4ika akti0itas kolinergik juga dihambat, keseimbangan ter'apai dan efek ekstrapiramidal berkurang. >ni dapat diperoleh dengan pemberian obat anti kolinergik seperti bemztropin. &enggantian terapi ini memper ke'il efek. efek ekstrapiramidal yang diukur dengan efek samping penghambatan parasimpatik. (fek &arkinson sering menetap meskipun ada obat antikolinergik . Obat.obat ini memperlihatkan aktifitas antikolinergik kuat seperti tioridazon menunjukan zedikit gangguan ekstrapiramidal, karena

aktifitas kolinergik ditekan kuat. >ni berlainan dengan haloperidol dan flifenazin yang mempunyai aktifitas antikolinergik dan menghasilkan ekstrapiramidal karena menghambat transmisi dopaminergik tanpa penghambatan aktifitas kolinergik.)
b) 6lozapin dan risperidon

Obat.obat ini mempunyai potensi rendah untuk menimbulkan gejala ekstrapiramidal dan merendahkan resiko diskinesia tardif. Obat ini lebih baik dari haloperidol dan klorpomazin dalam pengobatan gejala skizofren terutama gejala negatif. -isperidon termasuk diantara obat antipsikotik baris pertama, sedangkan 'lozapin disediakan bagi pasien skizofrenia berat yang tidak dapat disebutkan dengan obat.obat tradisional. ?lozapin dapat menimbulkan supresi sumsum tulang dan efek samping kardio0askular. -esiko agranulasitosis berat sering sering memerlukan monitoring untuk menghitung sel darah putih.)
c) 8ardif $iskinesia

&engobatan neuroleptika jangka panjang dapat menyebabkan penyakit motorik. &asien memperlihatkan gerakan tidak terkendali, termasuk gerakan rahang ke lateral dan gerakan lidah (menangkap lalat). &enghentian neuroleptika yang lama menyebabkan gejala berkurang atau hilang setelah * bulan. 8etapi diskinesia tardif pada beberapa orang dapat bersifat ire0ersibel dan menetap setelah terapi dihentikan. 1erakan yang berlebihan ini diperkirakan karna neuron menjadi supersensiti0e terhadap

efek dopamine dan membiarkan input dopaminergik menguasai struktur ini lebih banyak daripada input kolinergik.)

Gambar ". !ipersensiti#itas Dopamin

d) (fek lain

9engantuk terjadi karena depresi !!&, biasanya selama ) minggu pertama pengobatan. :ingung kadang.kadang juga ada. Deuroleptika sering menyebabkan mulut kering, retensi urin, konstipasi, dan hilangnya akomodasi. 6arena obat tersebut menghambat alfa adrenelgik

menyebabkan hipotensi ortostatik. )


I. $a%a ke%&a antipsikotika

6erja antipsikotik neuroleptika berupa penghambatan reseptor dopamine dan atau serotonin. :anyak diantara obat ini menghambat reseptor kolinergik, adrenelgik dan histamine denagn berbagai ma'am efek samping. 6erja obat dapat mengurangi halusinasi dan agitasi dari skizofrenia dengan 'ara menghambat reseptor dopamine sistem mesolimbik otak, obai ini juga mempunyai efek menenangkan dan mengurangi gerakan fisik spontan. :erbeda dengan obat. obat depresan !!&, seperti barbiturate, neuroleptika tidak menekan fungsi intelektual pasien. )

8abel *. (fek samping farmakologik antipsikotik !istem organ yang 9enifestasi 9ekanisme

dipengaruhi !!O

1angguan penglihatan, mulut <ambatan eseptor muskarinik kering, sulit miksi, konstipasi, hipotensi ortostatik, impotensi, <ambatan reseptor adrenelgik

!!&

gangguan ejakulasi !indrom &arkinson, akatsia distonia

<ambatan reseptor dopamine

!upersensiti0itas 8ardif diskinesia dopamine

reseptor

kejang toksik

<ambatan muskarinik

reseptor

!istem (ndokrin

3minore,

galaktorea, <ambatan reseptor dopamine yang menyebabkan dan

infertilitas impotensial !istem lain 9eningkatnya berat badan

hiperprolaktinemia <ambatan reseptoer < #<8)

BAB III PENUTUP


A. 6(!>9&F/3D

&sikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan indi0idu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku ka'au atau aneh. 1angguan psikotik adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya hendaya berat dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku indi0idu dalam suatu saat maupun prilaku indi0idu dalam perjalanannya mengalami hendaya berat kemampuan daya nilai realitas.

Obat antipsikotik atau disebut juga obat neuroleptika. Obat ini mempengaruhi fungsi prilaku, emosi dan pikiran yang biasa digunakan dalam bidang psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa, pengobatan untuk psokotik terutama skizofrenia terus berkembang dari kenyataan bahwa obat antipsikotik sering menimbulkan gejala saraf berupa gejala ekstrapiramidal. !emua obat neuroleptika menghambat reseptor dopamine dalam otak dan perifer, lima jenis reseptor ($ ,$), $*, $+, $#) telah diketahui, -eseptor $ dan $#

mengaktifkan adenil siklase, sedangkan reseptor $),$*,$+ menghambatnya. Obat neuroleptik terkait pada reseptor. reseptor tersebut dalam berbagai tingkat, dan efikasi obat neuroleptikatradisional berkolerasi dengan kemampuannya menghambat reseptor $) dalam sistem mesolimbik otak, kerja obat neuroleptikadi antagonisir oleh obat.obat yang meningkatkan kosentrasi dopamine.

DA'TA( PUSTAKA
1. $epartemen 5armakologi dan 8rapeutik 56 F>. $armakologi dan terapi. (disi

#, 4akarta, 1aya :aru, )00=.


2. 9y'ek 9ary 4. $armakologi ulasan %ergambar. (disi ), 4akarta, 2idya

9edika, )00 .
3. Durmah, >slamiyah D, dkk. &sikotik dan 'kizofrenia. $iunduh dari,

http,AAid.s'ribd.'omAdo'A=+666)0=A&!>6O8>6.lengkap
4. !edo'k :4, !ado'k I3. 6aplan dan !ado'k :uku ajar &sikiatri 6linis. (disi ).

4akarta, (1?,)0 0.
5. Dews

9edi'al.

3pa

&enyebab

&sikotik.

$i

unduh

dari,

http,AAid.s'ribdAdo'A@* +)60)+Amenjeaskan.definisi.gamgguan.psikotik.

6. $r. 9aslim -.

%uku 'aku Diagnosis Gangguan Ji(a. 4akarta, &t

Durjaya,)00 .
7. 9anda. 'kizofrenia. $iunduh dari

http,AAgadjahmandanursing.blogsport.'om

DA'TA( ISI
Hala!an Ju ul Dafta% Isi BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................*
A. $efinisi.....................................................................................................* B. (tiologi.....................................................................................................+ C. 9enifestasi 6linis....................................................................................# D. (pidemiologi............................................................................................6 E. &atofisiologi.............................................................................................= F. Obat 3ntipsikotik tipikal.........................................................................."

G. (fek !amping dan >ntoksisitas................................................................. # H. (fek !amping........................................................................................... 6 I.

?ara 6erja................................................................................................)0

BAB III PENUTUP..................................................................................................)

DA'TA( PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai