Anda di halaman 1dari 6

BAB III PEMBAHASAN A.

Mekanisme Kerja Inovasi Biodigster Tinja Komunal Tinja yang dihasilkan pada kegiatan BAB akan masuk pada closet (nomor 1) kemudian beserta air penggelontor tinja masuk menuju bak penampung tinja (nomor 2a) yang dilengkapi dengan sensor early system, bak penampung ini sekaligus menjadi bak penakar agar tinja yang masuk ke bak pengaduk sesuai dengan formulasi takaran yang telah ditentukan. Alas bak penakar merupakan saringan yang fungsinya memisahkan tinja dengan air penggelontor, ketika tinja dan air penggelontor memenuhi bak penakar maka air penggelontor akan meresap melalui lubang kapiler alas dan menetes menuju bak penampung air (nomor 2b). Setelah Bak penampung tinja penuh maka tinja akan memotong sensor early system yang secara otomatis akan menggerakkan dinamo pada bak penampung tinja dan bak penampung air sehingga isi dari masing-masing bak tersebut akan ditumpahkan kedepan dan secara bersamaan masuk ke dalam bak pengaduk (nomor 3). Tinja dan air yang masuk pada bak pengaduk akan mengalami homogenisasi oleh baling-baling pengaduk. Proses pengadukan akan berlangsung sampai tinja dan air benar-benar tercampur rata selama lima menit setelah homogen pipa penyalur tinja menuju biodigester akan terbuka sampai seluruh campuran benar-benar masuk ke bio digester, setelah seluruh campuran habis maka pipa akan tertutup kembali. Campuran yang terdapat pada bio digester akan mengalami proses dekomposisi dan pembentukan gas metan yang nantinya tertampung pada bagian berbentuk setengah bola, adanya gas metan dapat dilihat dari tekanan gas yang terdeteksi melalui manometer (nomor 5), gas metan kemudian disalurkan menggunakan pipa output (nomor 6) untuk dimanfaatkan sebagai energi terbarukan. Campuran tinja dan air pada biodigester selalu terakumulasi dan ketika telah melewati batas ketinggian tertentu maka campuran tersebut akan keluar menuju bak penampung sisa tinja (nomor 7) melalui pipa putlet.

Keterangan: 1. Closet / Inlet 2. Bak Penampungan Awal 2a. Bak Takaran Tinja 2b. Bak Takaran Air 3. Bak Pengadukan 4. Bio Digester 5. Manometer 6. Output Gas 7. Outlet Tinja
B. Aplikasi Lapangan Limbah manusia dalam jumlah banyak dan kontinu terdapat di tempat padat penduduk seperti Asrama Terpadu I Poltekkes Yogyakarta. Dengan adanya instalansi pembuangan tinja di Asrama Terpadu I Poltekkes Yogyakarta menjadikan kita untuk menciptakan rancangan inovasi terbaru pengolahan kotoran manusia berupa biogas sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomis kotoran manusia dari dua sisi yakni dapat meningkatkan pendapatan pengeluaran bahan bakar. Jika diasumsikan bahwa penghuni Asrama Terpadu I Poltekkes berjumlah 3000 jiwa (meliputi mahasiswa, pengelola asrama, dan Dosen). Sedangkan kapasitas rataan tinja yang dihasilkan manusia dewasa sebesar 0,2 kg/hari/jiwa. Maka jumlah tinja yang terakumulasi setiap harinya dapat dihitung dengan mengalikan jumlah penghuni Asrama Terpadu I terhadap limbah kotoran yang dihasilkan per hari. Sesuai dengan rumus : dari gas yang dihasilkan dan mengurangi biaya

n = 0,2x

n = Jumlah limbah manusia yang dihasilkan per hari (kg)


x = Jumlah penghuni asrama (diperkirakan 300 orang) Maka jumlah limbah yang terakumulasi setiap harinya sebesar 60 kg.

Dari limbah tinja yang hasilkan oleh manusia sebesar 60 kg per hari, langsung masuk ke dalam bak penampung tinja dan air guyuran akan mengalir ke dalam bak yang ada di bawah bak penampung tinja, kemudian sisanya akan mengalir di dalam bak penampungan. Perbandingan tinja dan air 2 : 1. Kemudian bak tinja dan bak air yang sudah terisi penuh, secara otomatis dengan teknologi sensor akan memasukkan tinja dan air tersebut ke dalam bak inlet dengan ukuran 40 x 60 cm. Dan di dalam bak inlet tinja dan air akan diaduk secara otomatis. Setelah tinja dan air tercampur, akan masuk ke dalam tangki digester. Campuran tinja dan air yang masuk ke tangki digester tidak boleh lebih dari 80% volume tangki digester, hal ini dimaksudkan sebagai tempat penampungan gas metan. Bagian bawah tangki digester dihubungkan dengan pipa menuju ke bak peresapan atau bak outlet. Bak ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara campuran tinja dan air yang berasal dari tangki digester karena terdesak oleh campuran tinja dan air yang baru. Campuran tinja dan air yang lama dibuang melalui saluran pembuangan karena dimungkinkan kandungan gas metannya sudah tidak ada. Tangki digester dihubungkan dengan pipa sebagai outlet gas metan. Pada ujung pipa dipasang manometer yang bertujuan untuk memantau terjadinya gas dalam tabung digester. Jika sudah terjadi kenaikan angka pada manometer maka gas dalam tangki digester dibuang terlebih dahulu karena proses didalam tangki digester masih aerob karena jika gas tidak dibuang dapat menyebabkan ledakan dalam tangki digester. Adapun ciri-ciri gas metan yaitu tidak berbau, tidak berwarna, mudah menyala.

C. Penghitingan

Diketahui : 1. Perbandingan kotran manusia dengan air 2. Jumlah penghuni Asrama = 2:1 = 300 orang

3. Berat kotoran manusia yang dikeluarkan per hari = 0,2 kg/ hari

Perhitungan :

Volume kotoran manusia Volume air Volume total = 60 Liter = 30 Liter = 90 Liter = 0,09 m3

1. Volume bak inlet

2. Volume bak digester yang memungkinkan = Volume tabung + volume setengah lingkaran =( =( = 7, 065 + 0,19625 = 7, 2612 m3 (volume 80 % dari 0,09 m3 sudah jauh terpenuhi ) 3. Volume bak outlet ) ( ) ) ( )

Diketahui : - Perbandingan kotran manusia dengan air Jumlah penghuni Asrama

= 2:1 = 300 orang

Berat kotoran manusia yang dikeluarkan per hari = 0,2 kg/ hari

Perhitungan :

Volume kotoran manusia Volume air Volume total

= 60 Liter = 30 Liter = 90 Liter = 0,09 m3

4. Volume bak inlet

5. Volume bak digester yang memungkinkan = Volume tabung + volume setengah lingkaran =( =( = 7, 065 + 0,19625 = 7, 2612 m3 (volume 80 % dari 0,09 m3 sudah jauh terpenuhi ) 6. Volume bak outlet ) ( ) ) ( )

Tambahan Saran: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih detail mengenai desain teknik alat yang terkait dengan bentuk dan proses mekanik sehingga alat dapat beroperasi sesuai dengan estimasi produksi tinja yang dilakukan oleh peneliti. 2. Perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai waktu yang diperlukan dari tinja dihasilkan sampai dengan gas metan layak digunakan.

3. Desain alat perlu dimodifikasi agar lebih mudah dan murah untukdiaplikasikan di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai