Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan
pengembangan sumber daya manusia. Untuk itulah perguruan tinggi bertujuan
membentuk mahasiswa yang handal yaitu mahasiswa yang mampu memahami
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diberikan dalam pendidikan tinggi serta
mampu mengembangkan dan merealisasikannya ke masyarakat.
Program pendidikan di jurusan Teknik Komputer Politeknik SAKTI
Surabaya bertujuan untuk menyiapkan tenaga yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam mengembangkan berbagai teknologi dengan dasar ilmu
rangkaian elektronika dan kemampuan untuk memadukan, menghubungkan serta
mewujudkan konsep-konsep elektronika yang baru dalam berbagai disiplin.
Materi yang disampaikan diharapkan mampu untuk diterapkan sesuai dengan apa
yang telah diajarkan. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan praktikum keahlian
sebagai sarana pembekalan bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dan
konsep yang didapatkan selama perkuliahan.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang di bahas pada tugas akhir bagian dua ini adalah:
Bagaimana membuat sistem kerja hardware modul pembelajaran elektronika
1. Bagaimana cara untuk merangkai komponen-komponen rangkaian
elektronika bagian dua dalam satu modul.
1
2

1.2. Tujuan
Tujua dari tugas akhir modul praktikum rangkaian elektronika1 bagian dua
adalah:
1. Memahami prinsip kerja Jfet, Mosfet,Transistor,Resistor dan Dioda
2. Mengamati dan memahami arus DC pada 7 percobaan rangkaian
elektronika
3. Mengamati dan memahami prinsip kerja 7 percobaan rangkaian
elektronika
1.3. Manfaat
Manfaat dari modul praktikum rangkaian elektronika ini yaitu:
1. Un
1.4. Sistematika
Sistematika pembahasan pada penyusuna tugas akhir ini di recanakan sebagai
berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pembuatan tugas akhir, perumusan
masalah,tujuan,manfaat dan Sistematika penulisan.
BAB II : TEORI PENUJANG
Berisi mengenai dasar teori dari masing-masing bagian yang
menjadi panduan atau dasar dari pembuatan tugas akhir
3

BAB III : PERENCANAAN SISTEM
Berisi mengenai perencanaan perangkat keras [Hardware] yang
akan di buat dalam tugas akhir.
BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA
Berisi penjelasan mengenai pengujian perangkat keras[Hardware]
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan seluruh proses
perancangan dan pembuatan tugas akhir, serta penyelesai laporan.









4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas tentang teori-teori resistor,transistor,diode
dan Jfet mpf 102 beserta 7 rangkaian percobaan elektronika .
2.2 Fungsi dan kegunaan resistor
Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai
penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua
komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding
dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR). Sebuah
resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama
yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating.
Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi.
Ohm yang dilambangkan dengan simbol (Omega) merupakan satuan resistansi
dari sebuah resistor yang bersifat resistif.
2.3 Fungsi dan kegunaan Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor. Fungsi transistor yakni
sebagai penguat, sebagai pemutus dan penyambung (saklar), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal dan bebagai fungsi lainnya. Transistor pun dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
4
5

inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
2.4 Fungsi dan kegunaan diode
Dioda ialah jenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda
termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan
lainnya yang unik. Fungsi Dioda termasuk unik yaitu hanya dapat mengalirkan
arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P
dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain
adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi
P menuju sisi N.
Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda
termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai
dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda
digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Sifat kesearahan yang
dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan.
2.5 Dasar-dasar Teori
2.5.1 Penyearah Setengah Gelombang (HalfWaveRectifier)
Tujuan :
1. Observasi dan pengukuran bentuk gelombang output dari rangkaian
penyearah setengah gelombang.
6

2. Pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan faktor ripple dari penyearah
setengah gelombang.
2.5.2 Penyearah Setengah Gelombang

Gambar 2.1: Rangkaian penyearah Setengah Gelombang
Penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah yang
paling sederhana, yaitu yang terdiri dari satu dioda. Gambar 1 menunjukkan
rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah
gelombang memperoleh masukan dari sekunder trafo yang berupa tegangan
berbentuk sinus, vi = Vm Sin wt (gambar 1 (b)). Vm merupakan tegangan puncak
atau tegangan maksimum. Harga Vm ini hanya bisa diukur dengan CRO,
sedangkan harga yang tercantum pada sekunder trafo merupakan tegangan efektif
yang dapat diukur dengan menggunakan volt meter. Hubungan antara tegangan
puncak Vm dengan tegangan efektif (Veff) atau tegangan rms.
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal
input berupa siklus positip maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i)
mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus negatip
7

maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus. Bentuk
gelombang tegangan input (vi) ditunjukkan pada (b) dan arus beban (i)
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang umumnya
nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias mundur)
resistansinya besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak terhigga,
sehingga arus dioda tidak mengalir atau i = 0. Arus yang mengalir ke beban (i)
terlihat pada gambar (c) bentuknya arus searah (satu arah) yang harga rataratanya
tidak sama dengan nol seperti pada arus bolak-balik.
2.5.3 Dasar Teori

Diode adalah suatu device yang melewatkan arus hanya untuk satu arah
(one way). Bias adalah suatu cara untuk mengontrol arus, dengan cara
memberikan supply tegangan ke suatu device semiconductor, seperti halnya diode.
Apabila tegangan supply positip (+) dihubungkan ke kutub anode dan
tegangan supply negatip (-) dihubungkan ke kutub katode, maka disebut dengan
forward bias. Sebaliknya jika tegangan supply positip (+) dihubungkan ke kutub
katode dan tegangan supply negatip (-) dihubungkan ke kutub anode, maka
disebut dengan reverse bias.
Ketika tegangan input sinusoida (V
in
) setengah gelombang negatip, maka
dioda dibias reverse, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke beban R
L
yang
menyebabkan tidak ada tegangan pada R
L
(0 Volt). Demikian seterusnya,
sehingga membentuk deretan setengah gelombang (half-wave).


8

2.6 Penyearah Gelombang Penuh (Full-Wave Rectifier)
Tujuan
1. Observasi dan pengukuran bentuk gelombang output dari rangkaian
penyearah gelombang penuh.
2. Pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan faktor ripple dari penyearah
gelombang penuh.
2.6.1 Rangkaian Dioda ( Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah adalah rangkaian elektronika yang berfungsi menyearahkan
gelombang arus listrik. Arus listrik yang semula berupa arus bolak-balik (AC) jika
dilewatkan rangkaian Penyearah akan berubah menjadi arus searah (DC).
Penyearah gelombang penuh (fullwave rectifier).Kelemahan dari halfwave
rectifier adalah arus listrik yang mengalir ke beban hanya separuh dari setiap satu
cycle. Hal ini akan menyulitkan dalam proses filtering (penghalusan). Untuk
mengatasi kelemahan ini adalah penyearah gelombang penuh.
Gambar 2.2: Rangkaian Dasar penyearah gelombang
9

Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar.
Menggunakan dua dioda dan satu center tape transformer. Jika titik tengah
transformer ditemukan maka tegangan di kedua ujung lilitan sekunder berlawanan
fasa 180 derajat. Jadi ketika misalnya tegangan dititik A mengayun kearah positip
diukur dari titik tengah lilitan sekunder maka tegangan dititik B mengayun ke arah
negatif diukur dari titik yang sama. Mari kita lihat prinsip kerja penyearah
gelombang penuh ini.
Pada rangkaian penyearah gelombang penuh ini, selama setengah siklus
tegangan sekunder positif, jika digunakan dua dioda seperti pada landasan teori,
dioda yang di atas (D1) mengalami prategangan maju dan dioda yang di bawah
mengalami prategangan balik. Hal ini menyebabkan arus mengalir melalui dioda
yang di atas, tahanan beban, dan setengah lilitan yang di atas. Kemudian selama
setengah siklus yang negatif, arus mengalir melalui dioda yang di bawah, tahanan
beban, dan setengah belitan yang di bawah.
2.6.2 Dasar Teori
2.6.2.1 Penyearah gelombang penuh dengan trafo CT
Dari gambar tersebut terlihat bahwa ketika tegangan input sinusoida (V
in
)
setengah gelombang positip, dioda D
1
dibias forward, dan dioda D
2
dibias reverse,
sehingga arus
mengalir dari CT trafo melalui D
1
ke beban R
L
, sedangkan D
2
open. Arus ini akan
menghasilkan tegangan pada beban R
L
yang mempunyai bentuk sama dengan
tegangan input (V
in
) setengah gelombang positif.
10

Ketika tegangan input sinusoida (V
in
) setengah gelombang negatip, maka
dioda D
2
dibias forward, dan dioda D
1
dibias reverse, sehingga arus mengalir dari
CT trafo melalui D
2
ke beban R
L
, sedangkan D
1
open. Arus ini akan menghasilkan
tegangan pada beban R
L
yang mempunyai bentuk setengah gelombang positip.
Demikian seterusnya, sehingga membentuk deretan gelombang penuh (full-wave).
2.7 Filter Kapasitor
Tujuan
1. Observasi dan pengukuran bentuk gelombang output dari rangkaian filter
kapasitor.
2. Pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan faktor ripple dari filter
kapasitor.
2.7.1 Fungsi Kapasitor sebagai Filtering (penghalusan) pada penyearah

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa arus listrik DC yang
keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja arus listrik DC
semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan oleh perangkat elektronik
apapun.


Gambar 2.3: Rangkaian Filtering
11

Untuk itu perlu dilakukan suatu cara filtering agar arus listrik Dc yang
masihberupa deretan pulsa itu menjadi arus listrik DC yang halus/ rata. Adabebera
pa cara yang dapat dilakukan diantaranya dengan C filter, RC filter dan LC
filter.Pada artikel hanya akan dibahas C filter (basic). Sedangkan RC maupun
LCfilter merupakan pengembangan C filter yang fungsinya lebih
menghaluskantegangan output dioda
2.7.2 Filter kapasitor untuk half wave (HW)


Filetr kapasitor untuk half wave menggambarkan proses terjadinya output
HW dengan filter kapasitor. terlihat bahwa ketika tegangan input sinusoida (V
in
)
seperempat gelombang positip, dioda dibias forward, sehingga kapasitor terisi
muatan (charge) sebesar V
p(in)
- 0,7 Volt. Ketika tegangan input mulai menurun,
maka kapasitor membuang muatan (discharge) ke beban, seperti ditunjukkan pada
gambar 3.1(b). Pembuangan muatan kapasitor ini terjadi selama diode terbias
reverse. Sedangkan laju pembuangan muatan ini ditentukan oleh konstanta waktu
t = R
L
C
Ketika besarnya tegangan input kembali lebih besar 0,7 Volt dari tegangan
muatan kapasitor, maka dioda dibias forward dan terjadi proses pengisian
kembali, seperti ditunjukkan pada gambar 3.1(c). Demikian seterusnya, sehingga
membentuk tegangan ripple half wave.
2.8 Diode Zener dan Ragulasi Tegangan
Tujuan
1. Observasi dan pengukuran karakteristik diode zener.
12

2. Mendemonstrasikan diode zener yang digunakan sebagai regulator
tegangan sederhana.
2.8.1 Regulasi Tegangan Dengan Dioda Zener
Keluaran tegangan DC dari penyearah tanpa regulasi mempunayi
kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada
masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya
ketidakstabilan. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu
daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil
diperlukan regulator tegangan.
Sejumlah rangkaian regulator sudah digunakan untuk meningkatkan
kualitas catu daya. Salah satu cara yang paling banyak digunakan adalah dengan
memasang diode zener. Diode zener dipasang paralel atau shunt dengan RL.
Regulator ini hanya memerlukan sebuah diode zener terhubung seri
dengan resistor RS . Perhatikan bahwa diode zener dipasang dalam posisi
berpanjar mundur. Dengan cara pemasangan ini, diode zener hanya akan
berkonduksi saat tegangan mundur mencapai tegangan patah (break-down).


Gambar 2.4 : Penyearah berupa Rangkaian dioda
13

Skema pencatu daya dengan regulasi diode zener diperlihatkan pada
gambar diatas. Penyearah berupa rangkaian diode bentuk jembatan dengan proses
penyaringan dengan tapis-RC. Resistor seri pada rangkaian ini berfungsi ganda.
Pertama, resistor ini menghubungkan C1 dan C2 sebagai rangkaian tapis. Kedua,
resistor ini berfungsi sebagai resistor seri untuk regulator. Diode zener dapat
dipasang dengan sebarang harga tegangan patah, misalnya sebesar 9 V.
2.8.2 Diode zener
Sebagian besar penggunaan diode zener adalah untuk regulator tegangan
pada dc power supplies. Diode zener adalah device pn junction silicon yang
berbeda dengan diode rectifier, karena diode zener beroperasi pada daerah
reverse. Pada gambar 4.1 ditunjukkan kurva karakteristik diode zener. Dari kurva
tersebut terlihat bahwa, ketika diode mencapai tegangan breakdown, maka
tegangannya hampir dapat dikatakan konstan, meskipun terjadi perubahan arus
yang besar.
Diode zener di desain untuk ber-operasi pada reverse breakdown.
Kemampuan untuk menjaga tegangan konstan pada terminalnya adalah kunci
utama dari diode zener.
Nilai minimum arus reverse (I
ZK
), harus dijaga agar diode tetap pada
breakdown untuk dapat menghasilkan regulasi tegangan. Begitu juga arus
maksimumnya (I
ZM
) harus dijaga agar tidak melebihi power dissipasinya, yang
dapat merusakkan diode.


14









2.9 Rangkaian Clipper Dengan Diode
2.10 Tujuan
Mendemonstrasikan cara kerja rangkaian clipper menggunakan diode.
Diode clipper adalah rangkaian pembentuk gelombang (wave-shaping) yang
digunakan untuk melindungi tegangan sinyal diatas atau dibawah nilai tertentu.
2.10.1 Rangkaian Dasar Clipper
Rangkaian clipper (pemotong) berfungsi untuk memotong atau
menghilangkan sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level
tertentu. Contoh sederhana dari rangkaian clipper adalah penyearah setengah
gelombang. Rangkaian ini memotong atau menghilangkan sebagian sinyal
masukan di atas atau di bawah level nol. Rangkaian dasar dari sebuah clipper atau
pemotong sinyal dapat menggunakan sebuah dioda. Secara umum rangkaian
clipper menggunakan dioda dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: rangkaian
clipper seri dan rangkaian clipper paralel. Rangkaian clipper seri berarti dioda
berhubungan secara seri dengan beban, sedangkan clipper paralel berarti dioda
15

dipasang paralel dengan beban. Sedangkan untuk masing-masing jenis tersebut
dibagi menjadi clipper negatip (pemotong bagian negatip) dan clipper positip
(pemotong bagian positip). Clipper Seri Poin-poin yang perlu diperhatikan dari
rangkaian clipper seri dengan dioda adalah : Dioda dan baterai sebagai rangkaian
utama clipper dipasang secara seri dengan sumber sinyal
2.10.2 Dasar Teori
Rangkaian clipper adalah rangkaian pembentuk gelombang (wave-
shaping) yang berfungsi memotong bentuk gelombang pada level dc tertentu. Ada
beberapa konfigurasi dari rangkaian clipper, yaitu rangkaian clipper
positif, clipper negative, clipper dengan bias tegangan positif dan clipper dengan
bias tegangan negative
2.11 Rangkaian Clamper dengan Diode
Tujuan
Mendemonstrasikan cara kerja rangkaian clamper menggunakan diode.
Diode clamper adalah rangkaian pembentuk gelombang (wave-shaping) tetapi
dengan menambahkan level dc pada bentuk gelombang.
2.10.1 Clamper
Rangkaian clamper adalah rangkaian yang akan melempar sinyal ke level
DC yang berbeda. Clamper tersusun atas kapasitor, dioda, dan komponen resistif.
Sumber DC juga dapat ditambahkan untuk memperoleh pergeseran tegangan
tambahan. Nilai R dan C harus dipilih sedemikian rupa agar kontanta waktu =RC
16

cukup besar. Hal ini berguna agar kapasitor tidak membuang tegangan (discharge)
pada saat dioda mengalami perioda non konduksi (OFF).
Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC positif dan penjepit
DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi pemasangan
dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda menunjukkan pergeseran
sinyal outputnya.
2.10.2 Dasar Teori

Rangkaian clamper adalah rangkaian pembentuk gelombang (wave-shaping)
yang berfungsi menggeser bentuk gelombang keatas dan ke bawah. Ada
beberapa konfigurasi dari rangkaian clamper, yaitu rangkaian clamper positif dan
clamper negative.

2.11 Transistor base Biasing (Rangkaian bias Tetap/Fixed Bias)
Tujuan
Pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias base sebagaimana
perencanaannya dengan garis beban untuk menentukan titik kerja rangkaian (Q).
Karena kesederhanaan rangkaian bias base ini sehingga kestabilan titik kerja
transistornya menjadi tidak efektif. Kestabilan titik kerja rangkaian ini
dipengaruhi oleh penguatan arus transistor (|).
2.11.1 Penguat Transistor
Biasing penguat Transistor adalah proses pengaturan tegangan operasi DC
dan saat ini ke tingkat yang benar sehingga setiap sinyal input AC dapat diperkuat
dengan benar oleh transistor . Titik bias benar transistor umumnya suatu tempat
antara dua ekstrem operasi sehubungan dengan itu menjadi baik " penuh - ON "
17

atau " OFF sepenuhnya " sepanjang garis beban . Ini titik operasi sentral disebut "
Titik Operasi diam " , atau Q -point untuk pendek .
Ketika transistor bipolar bias sehingga Q -point dekat tengah jangkauan
operasinya , yang kira-kira setengah jalan antara cutoff dan saturasi , dikatakan
akan beroperasi sebagai Kelas-A amplifier . Mode operasi memungkinkan arus
keluaran untuk meningkatkan dan mengurangi sekitar amplifier Q - titik tanpa
distorsi sebagai sinyal ayunan masukan melalui siklus lengkap . Dengan kata lain ,
saat ini arus output untuk 360o penuh dari siklus input
2.11.2 Dasar Teori

Suatu transistor harus diberi bias dc untuk dapat dioperasikan sebagai
penguat. Titik kerja dc harus di set agar variasi sinyal pada terminal input dapat
dikuatkan (amplify) dan secara akurat direproduksi pada terminal output.
Apabila arus base (I
B
) bertambah, maka arus collector (I
C
) juga bertambah,
sedangkan tegangan collector-emitter (V
CE
) berkurang. Sebaliknya apabila arus
base (I
B
) berkurang, maka arus collector (I
C
) juga berkurang, sedangkan tegangan
collector-emitter (V
CE
) bertambah. Sehingga perubahan pada (V
BB
) akan
mengakibatkan perubahan titik kerja transistor di sepanjang garis lurus, yang
disebut dengan garis beban dc. Sebagai contoh, pergeseran titik Q yang
disebabkan perubahan arus base (I
B
), arus collector (I
C
), dan tegangan collector-
emitter (V
CE
), di-ilustrasikan oleh gambar 7.1.
Titik perpotongan garis beban dengan sumbu mendatar adalah V
CE
= V
CC
=
10 V. Titik ini adalah titik cut-off, karena secara ideal I
B
dan I
C
sama dengan n
18

BAB III
PERENCANAAN SISTEM

Pada bab ini akan di bahas perencanaan dan pembuatan hardware sistem yang
akan di gunakan meliputi :
1. Volmeter dc untuk mengukur setiap tegangan/arus yang ada di 14
Percobaan.
2. Resistor,Transistor dan dioda
3.1. Proses Kerja Volmeter Dc Untuk Mengukur Setiap Tegangan/Arus
Yang Ada Di 14 Percobaan
Proses kerja pembelajaran modul praktikum elektronika sebagai berikut:
Power Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gendeng magnet berdasarkan
prinsip induksi-elektromagnet. Transformator adalah alat yang digunakan untuk
mengubah tegangan bolak balik (ac) dari suatu nilaitertentu ke nilai yang kita
inginkan terdiri dari kumparan primer dan sekunder.Dan hasilnya akan
menampilkan langsung pada volmeter dc dan akan di cari menggunaka potensio.



18
19

3.1.1 Rangkaian Power Suply ( Hardware)
Gambar 3.1 : Power Suply
3.1.2 Penjelasan tentang power suply
Rangkaian power supply variabel dapat dibuat dengan menggunakan chip
IC regulator tegangan positif variable 3 pin LM317 seperti pada gambar rangkaian
dibawah. Rangkaian power supply variabel ini dapat memberikan output dengan
tegangan variable dari 1,2 volt DC sampai dengan 30 volt DC dan arus makasimal
yang mampu dialirkan hingga 10A. Rangkaian power supply variabel ini
menggunakan IC LM317 sebagai regulator tegangan variabelnya dan
menggunakan trasnsitor TIP 147 sebagai penguat arus output power supply
variable ini. Rangkaian power supply variabel 10A ini menggunakan transformer
tanpa CT dengan output 32V 10 ampere. Rangkaian lengkap power supply
variabel LM317 10A dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut. Rangkaian
Power Supply Variable LM317 10A
20


Gambar 3.2. Rangkaian Power Suply
Rangkaian power supply variable diatas terdiri dari beberapa bagian
sebagai berikut. Step-down tegangan menggunakan transformer tanpa CT dengan
output 32 volt AC dengan arus maksimum 10 ampere. Rectifier atau penyearah
gelombang menggunakan rangkaian penyearah gelombang penuh dari dioda
bridge. Tapis DC pertama adalah kapasitor C1 10000 uF/ 40V yang berfungsi
untuk menghilangkan riple dari penyearah gelombang penuh dioda bridge.
Regulator tegangan variabel menggunakan IC LM317 sebagai pengontrol
tegangan output rangkaian power supply variabel 10A ini. Pengatur tegangan
referensi regulator tegangan IC LM317 adalah konfigurasi pembagi tegangan
R120 Ohm dan variabel resistor (potensiometer) 2,2 KOhm.
21

Potensiometer 2,2 KOhm tersebut digunakan untuk mengatur tegangan
output rangkaian power supply dariu 1,2 volt DC hingga 30 volt DC. Penguat arus
power supply variabel 10A ini menggunakan transistor power TIP147 yang mapu
mengalirkan arus DC maksimum 10A.
Tapis akhir rangkaian power supply variabel LM317 10A ini
menggunakan kapasitor 10 uF/40V yang dipasang pada jalur output rangkaian
power supply variabel LM317 10A diatas. Penguat arus output power supply
variabel LM317 10A diatas (transistor TIP 147)
akan mengeluarkan panas pada saat bekerja pada beban dengan konsumsi arus
besar, oleh karena itu transistor TIP 147 tersbut perlu dipasang heat sink yang
cukup untuk mengurangi panas yang terjadi pada saat power supply variabel
LM317 10A bekerja.
3.2 Resistor
Resisitor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif
dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resisitor
memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai besaran
hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol .
3.2 .1 Resistor Kegunaannya rangkaian elektronika, misalnya :
- Sebagai penghambat arus listrik
- Sebagai pembagi tegangan
- Sebagai pengaman arus berlebih
- Sebagai pembagi arus
22

- dan lain sebagainya.








Gambar 3.3: Resistor
3.2.2 Berdasarkan nilai hambatannya resistor dapat dibagi menjadi 3
jenis :
1. Fixed Resistor : merupakan resistor yang memiliki nilai hambatan tetap.
2. Varibel Resistor : merupakan resistor yang memiliki nilai hambatan yang
dapat berubah-ubah.
3. Resistor Non Linier : merupakan resistor yang memiliki nilai hambatan yang
tidak liner hal ini dikarenakan nilai resistor tersebut dipengarui oleh keadaan
suhu, cahaya dan sebagainya.
Untuk mengetahui besaran hambatanya kita dapat melihat nilainya
berdasarkan nilai cincinya (bisanya resistor karbon yang memiliki cincin
sedangkan bentuk SMD (Surface Mouth Device) berbeda).

23

Gambar 3.4: Macam-macam Resistor
3.2.3 Variabel Resistor
Merupakan resistor yang nilai hambatanya dapat diubah-ubah. Bentuk atau
jenis dari resistor variable ini juga sangat banyak misanya potensiometer dan
trimpot. Biasanya tujuan dari pengunaan variabel resistor ini sebagai pembagi
tegangan yang dapat kita atur misalnya, pengaturan volume amplifier analog dan
sebagainya.
Potensiometer merupakan variabel resistor yang memiliki poros untuk
melakukan pengaturan nilai resistansinya sedangkan trimpot tidak memiliki poros
sehingga untuk melakukan perubahan kita mengunakan obeng.
Berikut ini gambar potensiometer dan trimpot:




Gambar 3.5 : Simbol dan pembacaan kaki potensiometer
24

2.12 Transistor
Pengertian transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis),
pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal)
tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Pengertian transistor berasal dari perpaduan dua kata, yakni transfer
yang artinya pemindahan dan resistor yang berarti penghambat. Dengan
demikian transistor dapat diartikan sebagai suatu pemindahan atau peralihan
bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu.









Gambar 3.6 Jenis-jenis Transistor dari Fungsi Transistor

Transistor ditemukan pertama kali oleh William Shockley, John Barden,
dan W. H Brattain pada tahun 1948. Mulai dipakai secara nyata dalam praktik
mereka pada tahun 1958. Transistor termasuk komponen semi konduktor yang
bersifat menghantar dan menahan arus listrik.Ada 2 jenis transistor yaitu transistor
tipe P N P dan transistor jenis N P N. Transistor NPN adalah transistor
positif dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis
25

dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah transistor
negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negatif.


Gambar 3.7 :Macam-macam Transistor dari Fungsi Transistor

Fungsi transistor sangatlah besar dan mempunyai peranan penting untuk
memperoleh kinerja yang baik bagi sebuah rangkaian elektronika. Dalam dunia
elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut:
Sebagai sebuah penguat (amplifier).
Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
Stabilisasi tegangan (stabilisator).
Sebagai perata arus.
Menahan sebagian arus.
Menguatkan arus.
Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

26

Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog ini meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa diantara transistor dapat juga dirangkai
sedemikian rupa sehingga fungsi transistor menjadi sebagai logic gate, memori,
dan komponen-komponen lainnya.
2.13 Dioda
Pengertian dan fungsi diode adalah komponen elektronika dengan 2
terminal (anoda dan katoda) dan terbentuk dari dua jenis semikonduktor (silikon
jenis N dan silikon jenis P) yang tersambung. Bahan ini mampu dialiri arus secara
relatif mudah dalam satu arah. Dioda dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran
serta amat berguna. Dari pengertian dioda, maka pada simbol dioda terdapat tanda
menyerupai anak panah yang menunjukkan arah aliran arus listrik.

Gambar 3.8 :diode
Pada mulanya dioda dibuat dari bahan germanium karena bahan ini lebih
mudah dipakai untuk memurnikan bahan dasar apabila dibandingkan dengan
27

silikon, namun semua peralatan germanium mempunyai kelemahan yaitu akan
rusak bila suhu naik. Setelah pemurnian silikon mencapai tingkat yang
dibutuhkan, peralatan silikon mulai muncul. Sekarang pasaran semikonduktor
benar -benar dikuasai oleh silikon.
2.14 Transistor Emitter Biasing







Gambar 3.9 : Rangkaian bias emitter
Tujuan
Pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias emitter, sebagaimana
perencanaannya dengan garis beban, untuk menentukan titik kerja rangkaian (Q).
Tidak seperti rangkaian bias yang lain, Rangkaian bias emitter ini menggunakan
supply tegangan positip dan negatip.
3.15 Transistor Voltage Divider Biasing
Tujuan :

Pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias pembagi tegangan
sebagaimana perencanaannya dengan garis beban untuk menentukan titik kerja
rangkaian (Q). Rangkaian bias pembagi tegangan seringkali dugunakan karena
28

arus base dibuat kecil dibanding dengan arus yang melalui resistansi pada sisi
base (voltage divider). Sebagai hasilnya, arus pada kolektor relatif stabil terhadap
perubahan nilai | dari transistor.






Gambar 3.10 : Rangkaian bias pembagi tegangan

3.16 Transistor Collector-Feedback Biasing
Tujuan
Pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias collector-feedback
sebagaimana perencanaannya dengan garis beban untuk menentukan titik kerja
rangkaian (Q). Rangkaian bias collector-feedback berbeda dengan rangkaian bias
yang lain. Perbedaannya adalah, tegangan collector memberikan bias untuk
junction base-emitter. Hasilnya adalah titik Q sangat stabil, sehingga akan
mengurangi efek dari penguatan arus (|).




29







Gambar 3.11 : Rangkaian bias collector-feedback

3.17 Kurva Transfer Karakteristik Jfet

Tujuan

Membuat kurva tranfer karakteristik JFET pada layar oscilloscope. Kurva ini
memperlihatkan variasi arus drain (I
D
) sebagai fungsi tegangan gate-source (V
GS
).
Dari kurva ini dapat diestimasikan nilai dari parameter-parameter JFET, meliputi
I
DSS
(nilai arus drain, dimana gate dan source kondisi short, atau V
GS
= 0), V
GS (off)

(tegangan cut-off dari gate-source) dan g
m0
(transkonduktansi forward).






Gambar 3.12 : Rangkaian penyearah setengah gelombang (HW)

30

3.18 Jfet Self Bias
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah verifikasi tegangan dan arus pada
rangkaian JFET dengan menggunakan self bias. Yaitu membuktikan kesesuaian
tegangan dan arus pada rangkaian self bias dari JFET dengan perencanaan
sebelumnya, untuk menentukan titik kerja rangkaian (Q).






Gambar 3.13 : Rangkaian penyearahan gelombang penuh metoda bridge

3.19 Rangkaian Penguat Common Emitter
Tujuan :
Mendemonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian
penguatcommon emtter sinyal kecil.
Investigasi pengaruh dari penguatan tegangan.




31





Gambar 3.14 : Rangkaian penguat common emitter

3.20 Rangkaian Penguat Common Colector
Tujuan :
1. Mendemonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian penguat
sinyal kecil common collector.
2. Investigasi pengaruh dari penguatan tegangan.



Gambar 3.15 : Rangkaian percobaan penguat common collector





32

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini akan di bahas mengenai hasil dari pengujian terhadap Sistem
yang di rangkai beserta analisanya. Pengujian ini menyangkut beberapa hal
sebagai berikut:
4.1 Sistem Yang Dipakai
Untuk mencapai hasil yang maksimal maka di gunakan hardware dengan
spesifikasi lebi dari apa yang rekomondasi untuk hardware pada sistem ini.
Berikut hardware yang di rekomondasikan:
1. Minimum PC yang di gunakan yaitu Intel (R) Coleron 1,50 Ghz
2. Operasi System yang di pakai yaitu Microsoft Windows 7 Starter
3. Memory RAM 2 GB
4. Hard Disk 250 GB

4.2. Pengujian
Pada pengujian akan di lakukan beberapa proses untuk mengetahui apakah
system yang dibuat mampu bekerja dengan baik atau tidak.
Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mendapatkan data-
data dari rangkaian elektronika yang telah dirancang, sehingga kita dapat
mengetahui spesifikasi dari rangkaian tersebut, pengujian dilakukan secara
bertahap sesuai dengan urutan rangkaian yang akan dirancang, setelah masing-
masing rangkaian dapat menghasilkan output sesuai yang diinginkan, maka dapat
32
33

dilanjutkan dengan menggabungkan rangkaian-rangkaian tersebut sehingga dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Pada pengujian akan dilakukan beberapa proses untuk mengetahui apakah
sistem yang dibuat mampu bekerja dengan baik atau tidak.
4.3. Pejelasan Teori Oscilloscop
Osiloskop, sebelumnya disebut osilograf , dan informal dikenal sebagai
ruang lingkup , CRO (untuk osiloskop sinar katoda ) , atau DSO ( untuk osiloskop
penyimpanan digital yang lebih modern) , adalah jenis alat tes elektronik yang
memungkinkan pengamatan terus-menerus berbagai sinyal tegangan , biasanya
sebagai grafik dua dimensi dari satu atau lebih perbedaan potensial listrik
menggunakan vertikal atau sumbu y , diplot sebagai fungsi waktu ( horizontal atau
sumbu x ) . Banyak sinyal dapat dikonversi ke tegangan dan ditampilkan dengan
cara ini . Sinyal sering periodik dan ulangi terus-menerus sehingga beberapa
sampel sinyal yang sebenarnya bervariasi dengan waktu yang ditampilkan sebagai
gambar stabil . Banyak osiloskop ( osiloskop penyimpanan) juga dapat
menangkap bentuk gelombang non - berulang untuk waktu tertentu dan
menunjukkan tampilan yang stabil dari segmen ditangkap .
Oscilloscope biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang
yang tepat dari sinyal listrik . Osiloskop biasanya dikalibrasi sehingga tegangan
dan waktu dapat dibaca dengan sebaik-baiknya oleh mata . Hal ini memungkinkan
pengukuran tegangan puncak ke puncak gelombang, frekuensi sinyal periodik ,
34

waktu antara pulsa , waktu yang dibutuhkan untuk sinyal untuk naik ke amplitudo
penuh ( rise time ) , dan waktu relatif dari beberapa sinyal terkait .
Osiloskop digunakan dalam ilmu , kedokteran, teknik , dan industri
telekomunikasi . Tujuan umum instrumen digunakan untuk perawatan peralatan
elektronik dan pekerjaan laboratorium . Tujuan khusus osiloskop dapat digunakan
untuk tujuan seperti analisis sistem pengapian otomotif atau untuk menampilkan
bentuk gelombang dari detak jantung sebagai elektrokardiogram . Beberapa
perangkat lunak suara komputer memungkinkan suara didengarkan akan
ditampilkan pada layar sebagai oleh osiloskop .

Gambar 4.1 Proses Storage Oscilloscope


35

4.4 Multimeter Digital
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
AVOmeter yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter),
maupun arus (amper-meter). Adadua kategori multimeter: multimeter digital atau
DMM (digital multi-meter) dimana lebih akurat hasil pengukurannya, dan
multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun
listrik DC.
Fungsi dasar Multimeter adalah sebagai :
Amperemeter DC
Voltmeter DC
Voltmeter AC
Ohmmeter





Gamabar 4.2 Volmeter dc 20 Volt

36

Ada dua macam multimeter digital yang akan kita gunakan yakni
multimeter biasa dan multimeter true Rms, perbedaannya adalah untuk multimeter
biasa terdapat rumus Rms dan hanya bisa menerima gelombang sinus sedangkan
yang true Rms lebih sensitive dan lebih teliti dibanding yang non true Rms karena
di dalam true Rms terdapat rumusan yang lebih kompleks, selain itu juga true
Rms bias menerima gelombang lebih banyak disbanding yang non true Rms, jadi
tidak hanya gelombang sinus saja.
4.5 Potensio Meter
Potensiometer

Sebuah potensiometer tunggal gilirannya khas
Jenis Pasif
Simbol Elektronik
(Internasional)
(US)

Gambar 4.3 Potensiometer
Potensiometer A ( informal, pot, adalah tiga terminal resistordengan
kontak geser yang diatur membentuk pembagi tegangan . Jika hanya dua
37

terminal yang digunakan (satu sisi dan wiper), ia bertindak sebagai resistor
variabel atau rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengontrol
perangkat listrik seperti kontrol volume pada peralatan audio.Potensiometer
dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai posisi transduser ,
misalnya,dalam sebuah joystick . Potensiometer jarang digunakan untuk
mengendalikan secara langsung kekuatan yang signifikan (lebih dari watt ),
karena daya yang dihamburkan dalam potensiometer akan
4.4 Menggukur 7 Rangkaian Percobaan Elektronika
4.4.1 Penyearah Setengah Gelombang(Half-Wave Rectifier)
Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Rangkaian penyearah
setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah sederhana yang hanya
dibangun menggunakan satu dioda saja, seperti diilustrasikan pada gambar berikut
ini.






Gambar 4.4 : Rangkaian penyearah setengah gelombang (HW)

38

Prinsip kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang ini adalah
pada saat setengah gelombang pertama (puncak) melewati dioda yang bernilai
positif menyebabkan dioda dalam keadaan forward bias sehingga arus dari
setengah gelombang pertama ini bisa melewati dioda.
4.4.2 Prosedur Percobaan Tabel :

1) Rangkaikan seperti pada gambar .4.4 yang bersesuaian dengan modul
praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan pada R
B
dan R
C
.
Dari hasil pengukuran tersebut, dengan menggunakan hukum Ohm,
hitunglah I
B
dan I
C
, kemudian catatlah hasilnya pada tabel 4.1.
3) Dari hasil langkah (2) tentukan penguatan arus dc transistor (|) dan
catatlah hasilnya pada tabel 4.1.
B
C
I
I
= |
4) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan pada titik V
B
, V
C
dan
V
E
ke ground, catatlah hasilnya pada tabel 4.1.
5) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.1 berikan kesimpulan
yang didapat dari percobaan ini.





39

Tabel 4.1 : Data pengukuran dan perhitungan parameter transistor







4.4.3 Penyearah Gelombang Penuh (Full-Wave Rectifier)
Penyearah gelombang penuh dapat dibuat dengan 2 macam yaitu,
menggunakan 4 diode dan 2 diode. Untuk membuat penyearah gelombang penuh
dengan 4 diode menggunakan transformator non-CT
Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas
dimulai pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif,
maka D1, D4 pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias
sehingga level tegangan sisi puncak positif tersebut akan di leawatkan melalui D1
ke D4. Kemudian pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi
puncak negatif maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi
Parameter Transistor 1
Pengukuran
Perhitungan
I
B



+15
-8
04,v
I
C
06, v
| 07,v
V
B
03,v
V
C
07,v
V
E
09,v
V
CE
02,v
40

Gambar 4.5 : Rangkaian penyearahan gelombang penuh metoda bridge.
4.4.4 Prosedur Percobaan dan Tugas :

1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.5 yang bersesuaian dengan modul
praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2) Dengan menggunakan nilai V
BE
yang umum untuk transistor silikon
(0,7 V), hitunglah nilai tegangan dc base (V
B
), emitter (V
E
), collector
(V
C
), dan collector-emitter (V
CE
) untuk rangkaian percobaan voltage
divider biasing, gambar 4.5 kemudian catatlah hasilnya pada tabel 4.2.
C C CC C
R I V V =
3) Dengan menggunakan voltmeter dc, secara bergantian ukurlah
tegangan base (V
B
), emitter (V
E
), collector (V
C
), dan collector-emitter
(V
CE
) untuk rangkaian percobaan gambar 4.5, kemudian catatlah
hasilnya pada tabel 4.2




41

Tabel 4.2 : Data pengukuran dan perhitungan parameter transistor






4.4.5 Filter Kapasitor
Agar tegangan penyearahan gelombang AC lebih rata dan menjadi
tegangan DC maka dipasang filter kapasitor pada bagian output rangkaian
penyearah seperti terlihat pada gambar beriku.





Gambar 4.6 : Rangkaian filter kapasitor

4.4.6 Prosedur Percobaan Tabel :

1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.6 yang bersesuaian dengan modul
praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
Parameter Pengukuran
Transistor 1
V
B
15,v
V
C
07,v
V
E
07,v
V
CEQ
7,v
I
CQ
9,v
42

2) Dengan menggunakan voltmeter dc, ukurlah tegangan pada resistor R
B
,
kemudian dengan menggunakan hukum Ohm carilah I
BQ
, dan catatlah
hasilnya pada tabel 4.3
3) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.3 berikan
kesimpulan yang didapat dari percobaan ini.

Tabel 4.3 : Data pengukuran dan perhitungan parameter transistor

4.4.7 Diode Zener Dan Regulasi Tegangan
Keluaran tegangan DC dari penyearah tanpa regulasi mempunayi
kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada
masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya
ketidakstabilan. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu
daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil
diperlukan regulator tegangan. Sejumlah rangkaian regulator sudah digunakan
untuk meningkatkan kualitas catu daya. Salah satu cara yang paling banyak
digunakan adalah dengan memasang diode zener. Diode zener dipasang paralel
Parameter Transistor 1
Pengukuran
Perhitungan
I
B
+15 0,8, v
I
C
+15 04, v
| +15 0,10v
V
B
+15 0,7 V
V
CE
+15 04,v
43

atau shunt dengan RL . Regulator ini hanya memerlukan sebuah diode zener
terhubung seri dengan resistor RS . Perhatikan bahwa diode zener dipasang dalam
posisi berpanjar mundur. Dengan cara pemasangan ini, diode zener hanya akan
berkonduksi saat tegangan mundur mencapai tegangan patah (break-down.)

Gambar 4.7 : Rangkaian percobaan regulasi zener

4.4.8 Prosedur Percobaan Tabel :

1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.7 yang bersesuaian dengan modul
praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2) Pada percobaan ini, oscilloscope di set-up fungsinya sebagai X-Y
plotter, yaitu :
3) Dari nilai I
DSS
dan V
GS (off)
yang didapat dari display oscilloscope,
hitunglah transkonduktansi forward (g
m0
) pada tegangan gate-source
sama dengan nol (V
GS
= 0), dan catatlah pada tabel 4.4
44


Tabel 4.4 : Data kurva transfer karakteristik JFET







4.4.9 Rangkaian Cliper Dengan Diode

Rangkaian Clamper (penggeser) digunakan untuk menggeser suatu sinyal
ke level dc yang lain. Untuk membuat rangkain Clamper minimal harus
mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor, disamping itu bisa pula
ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih sedemikian rupa
sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan
yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar. Dalam analisa ini dianggap
didodanya adalah ideal. Sebuah rangkaian clamper sederhana (tanpa baterai)
terdiri atas sebuah R, D, dan C terlihat pada gambar berikut.
Kemudian saat T/2 T sinyal input berubah ke negatif, sehingga dioda
tidak menghantar (OFF) (gmbar ilustrasi clamper dioda kondisi open). Kapasitor
membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup lama. Sehingga
pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output. Sinyal
output merupakan penjumlahan tegangan input -V dan tegangan pada kapasitor -
V, yaitu sebesar -2V (gambar sinyal output clamper). Terlihat pada gambar sinyal
output clamper diatas bahwa sinyal output merupakan bentuk gelombang kotak

I
DSS


. . . 12. mA

V
GS (off)


. 07. . . V

g
m0


. . 50. . s
45

(seperti gelombang input) yang level dc nya sudah bergeser kearah negatip
sebesar -V. Besarnya penggeseran ini bisa divariasi dengan menambahkan sebuah
baterai secara seri dengan dioda. Disamping itu arah penggeseran juga bisa dibuat
kearah positip dengan cara membalik arah dioda.








Gambar 4.8 : Skematik Diagram dari Rangkaian Percobaan.

4.4.10 Prosedur Percobaan Tabel :

1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.8 yang bersesuaian dengan modul
praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2) Dengan menggunakan voltmeter dc, ukurlah besarnya tegangan pada
R
D
, kemudian dengan menggunakan hukum Ohm hitunglah arus drain
pada titik kerja rangkaian (I
DQ
) dan catatlah hasilnya pada tabel 4.5.
3) Masih dengan persamaan diatas dan nilai I
DSS
dan V
GS (off)
yang didapat
dari percobaan sebelumnya, gambarkan kurva transfer karakteristik.
46

Kemudian letakkan titik kerja rangkaian yang didapat dari hasil
pengukuran pada kurva yang telah dibuat.

Tabel 4.5 : Data pengukuran tegangan input, output dan barier
4.4.11 Rangkaian Clamper Dengan Diode
Rangkaian clipper seri adalah rangkaian clipper yang diodenya
berhubungan secara seri dengan beban. Rangkaian dasar dari clipper seri ini mirip
dengan rangkaian penyearah setengah gelombang. Namun demikian rangkaian ini
dapat dibuat dalam berbagai variasi. Berikut ini adalah petunjuk menganalisa
rangkaian clipper seri :
1. Perhatikan arah dioda, bila arah dioda ke kanan maka bagian positif dari sinyal
input akan dilewatkan dan bagian negatif akan dipotong (clipper seri ini
bersifat negatif).
2. Bila arah doida ke kiri, maka bagian negatif dari sinyal input akan dilewatkan
dan bagian positif akan di potong (clipper seri ini bersifat positif).
3. Bila ada perhatikan polaritas baterai.
4. Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol pada level baterai.

Parameter
Hasil
Pengukuran Perhitungan
I
D
15 0,5 v
V
G
8 0,7 v
47

5. Batas pemotongan sinyal sesuai dengan sinyal input.







Gambar 4.9 : Skematik Diagram dari Rangkaian Percobaan.

4.4.12 Prosedur Percobaan Tabel :

1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.9 yang bersesuaian dengan modul
praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2) Setelah di cek semua hubungan rangkaian dengan benar, hubungkan
tegangan supply sebesar 15 Volt.
3) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan base (V
B
),
tegangan emitter (V
E
), dan tegangan collector (V
C
), kemudian tuliskan
pada tabel 4.6
4) Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang ada, dan dengan
asumsi bahwa V
BE
= 0,7 Volt, hitunglah tegangan base (V
B
), tegangan
emitter (V
E
), dan tegangan collector (V
C
), kemudian tuliskan pada tabel
4.6 sebagai nilai yang diharapkan.
48

5) Bandingkan hasil penguatan tegangan tanpa kapasitor by-pass emitter
yang didapat secara teori dan praktek, kemudian hitunglah errornya
dan catatlah hasilnya pada tabel 4.6.
6) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.6 berikan
kesimpulan yang didapat dari percobaan ini
Tabel 4.6: Data pengukuran tegangan dengan oscilloscope


Parameter

Hasil



Error (%)

Pengukuran


Perhitungan

V
B

15 0,7 v

V
E

30 10 v

V
C

20 5 v

4.4.13 Transistor Base Biasing (Rangkaian Bias Tetap/Fixed Bias)
Rangkaian bias tetap (fix bias) untuk transistor ini cukup sederhana karena
hanya terdiri atas dua resistor RB dan RC. Kapasitor C1 dan C2 merupakan
kapasitor kopling yang berfungsi mengisolasi tegangan dc dari transistor ke
tingkat sebelum dan sesudahnya, namun tetap menyalurkan sinyal ac-nya.
Rangkaian dasar untuk memberikan fix bias pada transistor dapat dilihat pada
gambar berikut:
49



Gambar 4.10 : Rangkaian bias base (bias tetap / fixed bias)

4.4.14 Prosedur Percobaan Tabel :

1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.10 yang bersesuaian dengan modul
praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2) Setelah di cek semua hubungan rangkaian dengan benar, hubungkan
tegangan supply sebesar 15 Volt.
3) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan base (V
B
) dan
tegangan emitter (V
E
) terhadap ground, kemudian tuliskan hasilnya pada
tabel 4.7.
4) Ulangi langkah (10) sampai dengan (12) dengan mengganti hambatan
beban R
L
, berturut-turut 100 O dan 68 O, kemudian catatlah hasilnya
kedalam tabel 4.7

50

5) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.7 berikan kesimpulan
yang didapat dari percobaan ini.

Tabel 4.7 : Data pengukuran dan perhitungan untuk V
B
dan V
E

















Parameter

Hasil



Error (%)

Pengukuran


Perhitungan

V
B

30 20,5 v

V
E

15 07,v
51

BAB V
PENUTUP

Setelah melakukan perencanaan, pembuatan serta pengkomparasian
pengujian modul rangkaian elektronika maka dapat di ambil kesimpulan dan saran
demi kesempurnaan Proyek Tugas Akhir ini selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Rangkaian elektronika yang dilakukan dengan menerapkan merangkai
komponen-komponen setiap percobaan yang bertujuan untuk membantu
mahasiswa merancang rangkaian elektronika I, sehingga akan mengurangi
kesalahan pada saat pembuatan alat. Penggunaan modul praktikum rangkaian
elektronika akan mendapat rangkaian dengan menggunakan komponen semenimal
mungkin dan akan sangat lebih berguna untuk perancangan rangkaian dengan
tingkat kesulitan yang lebih kompleks.
Penerapan modul praktikum rangkaian elektronika I juga akan dapat
melihat pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam merancang suatu
rangkaian percobaan-percobaan dengan melihat hasil rancangan dari tugas akhir
mahasiswa. Antusiasi mahasiswa terdapat metode pembelajaran yang baru dengan
menggunakan dc power supply ini sangat tinggi karena tingkat kefektifan
percobaan rangkaian untuk penganalisaan rangkaian elektronika untuk rangkaian
yang lebih rumit.
51
52

Modul praktikum rangkaian elektronika yang di gunakan dalam
perkuliahan sistem digital pada jurusan teknik komputer ini adalah merangkaian
rangkaian elektronika, dimana modul praktikum ini tidak akan menciptakan
mahasiswa menjadi langsung paham mengenai rangkaian ini tanpa terlebih
dahuluh memahami fungsi-fungsi pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan
faktor ripple dari penyearah setengah gelombang ini akan mempermudah
mahasiswa dalam perancangan sustau rangkaian dan analisa terhadap rangkaian
tersebut.
5.2 Saran
Dengan memperhatikan beberapa kelemahan dan kekurangan dari alat ini
secara keseluruhan di berikan saran untuk sekirannya alat ini dapat berguna bagi
mahasiswa khususnaya yang mempelajari tentang sistem digital dan di
kembangkan pada masa yang akan datang agar lebih sempurna. Adapun beberapa
saran tersebut,yaitu:
Untuk pengembangan lebih lanjut pada alat ini sebaiknya di tambahkan
perintah selain merangkai Mendemonstrasikan cara kerja rangkaian clipper
menggunakan diode. Diode clipper adalah rangkaian pembentuk gelombang
(wave-shaping) yang digunakan untuk melindungi tegangan sinyal diatas atau
dibawah nilai tertentu



53

DAFTAR PUSTAKA

1. http://beskem.net/pengertian-Rangkaian Elektronika/ Resistor,Transistor
dan dioda, , Mengontrol peralatan dgn Komputer.html,
2. http://himatel.eepis-its.edu/?p=1059, ALL Materi Kuliah Rangkaian
Elektronika 1 & 2.
3. http://angahazhari.blogspot.com/2011/09/rangkaian-elektronika-
modul.html
4. Tutorial Code Potensiometer,dan volmeter dc StepbyStep,
http://student.eepis-its.edu/Tutorial/Rangkaian Volmeter dc .pdf, tanggal
diakses 20 Desember 2011.
5. [2] Prince Arthas, Rangkaian bias emiter dan Jfet mpf102,
http://www.forumsains.com/artikel/Toko online digiware , tanggal diakses
21 Desember 2011.












54

LAMPIRAN LAMPIRAN


Gambar : Keseluan Modul










55

DAFTAR RIWAYAT HIDUP












Latar belakang pendidikan penulis :
1. SD Inpres Kwamki 1 Timika Papua.
2. SMP Negeri 4 mimika Papua.
3. STM Negeri 1 kuala Kencana Timika Papua.
4. Program Matrikulasi Widiya Mandala I Tahun.
5. Kursus IT Essentials PC Hardware and Sofware Cisco Networking
Academy Politeknik SAKTI Surabaya.
6. Karene Kasih Karunia Tuhan Yesus yang lebih besar kepada saya
sehingga, saya dapat menyelesaiakan Tugas Akhir ini dengan baik .Maka
saya mengucapkan banyak terima kasih kepda pihak-pihak yang sudah
membantu saya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Nama saya Nes Tabuni,saya di lahirkan di pedalaman
Pogapa kabupaten Intan Jaya Papua pada tanggal,11
Nopember 1989,saya anak ketiga dari 4 bersaudara , 1
perempuan 3 laki-laki.Kedua orang tua saya Ayanda
tercinta (almh) dan Ibunda Masih hidup di Timika
Papua.
Saat ini, saya lagi menjalani OJT (On The Job
Training) di salah satu lembaga, setelah menyelesaikan
Tugas Akhir ini sebagai syarat kelulusan prorram studi
Teknik Komputer diploma 3 (D III). Di Politeknik
SAKTI Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai