Anda di halaman 1dari 0

LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001


i

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akhir Kajian Baku
Mutu Kualitas Air Lampiran Peraturan Pemerintah (PP) No. 82/Tahun 2001 dapat
diselesaikan pada waktunya.
Salah satu amanat UU No.32/Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah penerapan Baku Mutu Lingkungan Hidup.
Namun dalam penerapannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 82/Tahun 2001 masih
perlu disempurnakan untuk itu telah dilaksanakan pengkajian PP No. 82/Tahun 2001
khususnya bagian Lampiran Kriteria Mutu Air.
Laporan ini berisi dan membahas tentang Kriteria Mutu Air dari segi dampak
kesehatan, kemampuan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dll.
Pelaksanaan pengkajian lampiran PP No.82/tahun 2001 ini berdasarkan kepada
pengumpulan data sekunder serta kajian peraturan pemerintah yang relevan
dengan studi. Juga dalam laporan ini dilengkapi dengan lampiran pemantauan air
dan peraturannya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna sehingga saran
dan kritik membangun demi penyempurnaan dan perbaikan dari para pembacanya
sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu pengkajian ini kami
ucapkan terima kasih

Serpong, Januari 2012

Penyusun



LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
ii
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar.. i
Daftar Isi.. ii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar... v

BAB 1 PENDAHULUAN. 1
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2. Tujuan.................................................................................. 3
1.3. Metodologi Kajian Baku Mutu Air........................................ 3
1.4. Penetapan Baku Mutu Air.................................................... 3

BAB 2 SUMBER DAYA AIR. 5
2.1. Jenis Sumber Daya Air........................................................ 5
2.2. Pemanfaatan Sumber Air.. 5

BAB 3 SISTEM BAKU MUTU AIR... 9
3.1. Sistem Baku Mutu Air. 9
3.2. Klasifikasi Kualitas Air 12
3.3. Status Trofik Danau dan Waduk.......................................... 15

BAB 4 PARAMETER KELAS AIR PP 82 TAHUN 2001.. 17
4.1. Kriteria Kualitas Air pada Kelas Air.. 17

BAB 5 KONDISI KUALITAS AIR SAAT INI... 22
5.1. Jaringan Pemantauan Kualitas Air..... 22
5.2. Tinjauan Kualitas Air Sungai Hasil Program Pemantauan... 23
5.3. Kualitas Air Spesifik Alamiah............................................... 27
5.4. Kadar Parameter Kualitas Air 27


LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
iii
BAB 6 USULAN REVISI KRITERIA KELAS AIR.. 35
6.1. Klasifikasi Kualitas Air.......................................................... 35
6.2. Kriteria Kelas Air..... 41
6.2.1. Kelompok Parameter Fisika... 41
6.2.2. Kelompok Parameter Kimia....................................... 42
6.2.3.Kelompok Parameter Kimia Logam dan Logam Berat 43
6.2.4. Kelompok Parameter Kimia Pestisida........................ 46
6.2.5. Kelompok Parameter Kimia Mikrobiologi................... 47
6.2.6. Kelompok Parameter Biologi..................................... 47

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 49
7.1. Kesimpulan.......................................................................... 49
7.2. Saran.................................................................................... 50



LAMPIRAN 1 KRITERIA KELAS AIR PP 82 TAHUN 2001
LAMPIRAN 2 HASIL ANALISA STATISTIK DATA PEMANTAUAN KUALITAS AIR 2010
LAMPIRAN 3 REVISI KRITERIA KELAS AIR









LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
iv
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 3.1 Kriteria Kelas Air PP No.82 Tahun 2001..................................... 13
Tabel 3.2 Kategori Status Trofik Danau..................................................... 16
Tabel 4.1 Kategori Parameter Kualitas Air pada Kelas Air......................... 19
Tabel 5.1 Jaringan Pemantauan Kualitas Air Pulau Pulau di Indonesia.. 22
Tabel 5.2 Tingkat Pencemaran Air Beberapa Sungai di Indonesia............ 25
Tabel 5.3 Rentang Kadar Parameter Kualitas Air Pulau-Pulau di
Indonesia.....................................................................................

29
Tabel 5.4 Percentile Kadar Parameter Kualitas Air Berdasarkan Kelas Air 33
Tabel 6.1 Kasisifikasi Kualitas Air pada Berbagai Negara.......................... 36
Tabel 6.2 Klasifikasi Kualitas Air Berdasarkan Kategori Pemanfaatan Air 38
Tabel 6.3 Usulan Klasifikasi Mutu Air di Indonesia. 39
Tabel 6.4 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Fisika...................... 41
Tabel 6.5 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Kimia....................... 44
Tabel 6.6 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Kimia Logam dan
Logam Berat...............................................................................

45
Tabel 6.7 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Pestisida................. 47
Tabel 6.8 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Pestisida................. 48
Tabel 6.9 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Pestisida................. 48








LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
v
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1.1 Skema Alur Peraturan Perundang- Undangan Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.................... 2
Gambar 1.2 Skema Alur Penetapan Baku Mutu Air............................... 4
Gambar 2.1 Skema Sumber Daya Air yang Memerlukan Pengaturan
Kualitas Air. 7
Gambar 2.2 Ketersediaan dan Pemanfaatan Air di Indonesia 8
Gambar 3.1 Sekema Sistem Baku Mutu Air untuk Pemanfaatan Air
Perlindungan Ekosistemnya.................................................. 11



LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
1
BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Undang undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup menetapkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum. Pengelolaan lingkungan hidup memerlukan baku mutu lingkungan sebagai acuan
dan dasar hukum untuk pengendalian dan pengawasan pencemaran.
Undang-undang tersebut mengamanatkan dalam pasal 20 kewajiban menetapkan
Baku Mutu Air. Selain itu, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air telah berumur 10
tahun , sehingga memerlukan evaluasi dan revisi sesuai dengan perkembangan lingkungan
hidup khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pencemaran sumber daya air.
Beberapa permasalahan yang dihadapi di lapangan berkaitan dengan pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Jenis sumber daya air sebagai objek peraturan kurang spesifik, padahal sumber
daya air di Indonesia memiliki berbagai perbedaan karakteristiknya. Sumber air
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Sungai
b. Air rawa dan gambut
c. Danau dan waduk
d. Mata air
e. Air tanah
2. Kelas air sebagai dasar penyusunan baku mutu air perlu direvisi karena kurang
sesuai dengan berbagai jenis pemanfaatan air, dan belum dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis sumber air.
3. Sumber pencemaran air yang diatur memerlukan identifikasi yang lebih
komprehensif, mengingat sumber pencemaran dari berbagai jenis kegiatan sangat
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
2
bervariasi. Selain itu sumber pencemaran ada yang bersifat point source dan non
point source yang memerlukan pengaturan yang berbeda.
4. Pengaturan baku mutu sumber air, daya tampung beban pencemaran air dan baku
mutu air limbah memerlukan keterpaduan pengelolaan suatu daerah aliran sungai
atau daerah tangkapan air agar memenuhi daya dukung lingkungannya.

Skema pada Gambar 1.1. menunjukkan alur perundangan pada saat ini yang
berkaitan dengan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Perundangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, sumber daya air dan
kewenangan pemerintah serta pemerintah daerah telah diubah dengan undang-undang
baru, sehingga PP No.82/tahun 2001 memerlukan revisi untuk penyesuaian dan
pengembangannya. Skema pada Gambar 1.1. menunjukkan betapa pentingnya penetapan
Kelas Air dan Baku Mutu Air untuk mengimplementasikan kebijaksanaan dan program
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

Gambar 1.1. Skema Alur Peraturan Perundang-
Undangan Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
3
1.2. Tujuan
Kajian Baku Mutu Air dimaksudkan untuk mengevaluasi Kriteria Kelas Air
sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, dan
merevisinya sesuai dengan kondisi kualitas air di Indonesia serta perkembangan ilmu
pengetahuan kualitas air dan pencemaran air. Hasil kajian dan revisi Kelas Air tersebut
akan digunakan sebagai bahan revisi Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, khususnya
yang berkaitan dengan pasal-pasal Kelas Air dan Lampiran Kriteria Kelas air.

1.3. Metodologi Kajian Baku Mutu Air
Kajian Baku Mutu Air untuk revisi Kriteria Kelas Air dilakukan berdasarkan
metodologi sebagai berikut:
1) Kajian Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, khususnya pasal-pasal yang berkaitan dengan Baku Mutu
Lingkungan Hidup
2) Kajian Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air, khususnya Kelas Air dan Kriteria kualitas air.
3) Kajian kualitas air pada berbagai sungai dan danau di Indonesia, yang meliputi
parameter kualitas air dan kadarnya.
4) Kajian kriteria kualitas air untuk berbagai pemanfaatan air dari berbagai hasil
penelitian
5) Perbandingan standar kualitas air dari negara-negara lain

1.4. Penetapan Baku Mutu Air
Alur proses penetapan baku mutu air berdasarkan kajian criteria kualitas air,
peraturan perundang-undangan, pertimbangan teknologi, dampak kesehatan dan
sosekbud.
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
4














Gambar 1.2. Skema Alur Penetapan Baku Mutu Air









Studi Literatur
Kriteria Kualitas Air
Peraturan Perundang-
undangan
Analisis dan Evaluasi Data
Pemantauan
Kebijakan/Pertimbangan:
Teknologi
Kesehatan
Sosekbud


Draft Baku Mutu Air
Diskusi dan
Pembahasan
dengan
Nara Sumber
Baku Mutu Air
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
5
BAB 2
SUMBER DAYA AIR


2.1. Jenis Sumber Daya Air
Sumber daya air yang diatur sebagaimana tercantum pada Pasal 1 Butir 1 UU No. 7
tahun 2004 tentang sumber daya air adalah sebagai berikut: sumber daya air adalah air,
sumber air, dan daya air yang terkandung didalamnya dan sumber air didefinisikan sebagai
tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah. Dalam PP No.82 tahun 2001 pasal 1 butir 1: Sumber air adalah wadah
air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini
akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Ketentuan ini dapat
diteruskan, karena sudah sesuai dengan kondisi di Indonesia. Namun demikian penentuan
Kelas Air dan Baku Mutu Air perlu meliputi semua jenis sumber air tersebut, yang pada
umumnya secara alamiah memiliki karakteristik berbeda (Gambar 2.1), khususnya antara
air permukaan dan air tanah. Demikian juga antara air permukaan terdapat perbedaan
antara sungai dan danau serta waduk. Air sungaipun berbeda antara sungai pada umumnya
dan sungai yang mengalir pada daerah rawa gambut (bersifat asam), dan muara sungai
yang bersifat payau sampai asin. Gambar 2.1 menunjukkan skema jenis sumber daya air
yang memerlukan penetapan Kelas Air, Baku Mutu Air dan Daya Tampung Beban
Pencemaran Air.

2.2. Pemanfaatan Sumber Air
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diperlukan untuk
perlindungan pemanfaatan air dan ekosistem sumber daya air. Pemanfaatan air yang diatur
dengan Undangundang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, memerlukan
pengaturan kualitas air (Gambar 2.1). Pengaturan pengelolaan kualitas air pada sumber air
memerlukan baku mutu pemanfaatan air untuk air minum, air perikanan, air irigasi
persawahan dan keperluan lainnya. Baku mutu tersebut dapat diterbitkan dengan Peraturan
Pemerintah sesuai dengan Pasal 20 pada Undang undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
6
Berbagai jenis pemanfaatan air di Indonesia pada umumnya adalah sebagai berikut:
a. air baku air minum
b. air rekreasi
c. air perikanan tangkap maupun perikanan budidaya
d. air peternakan
e. air pertanian dan pertanaman
f. air baku industri dan pertambangan
Klasifikasi kualitas air memerlukan revisi, mengingat jenis pemanfaatan air tidak
tersegmentasi namun tersebar dari hulu sampai muara sungai. Sedangkan kualitas air
sungai cenderung makin menurun dari hulu ke hilir.
Indonesia sebagai negara trofis dengan curah hujan yang relatif tinggi memiliki
ketersediaan air yang cukup, bahkan di musim hujan beberapa daerah sering dilanda banjir.
Namun demikian pada musim kemarau ketersediaan air sangat terbatas, sehingga pada
beberapa daerah yang berpenduduk banyak atau padat terjadi masalah kekurangan air.
Gambar 2.2. menunjukkan nilai atau indeks ketersediaan air terhadap kebutuhan air.
Sebagian besar wilayah di pulau Jawa mengalami kekurangan air karena kebutuhan air
baku yang besar oleh jumlah penduduk yang banyak antara lain untuk air minum, air irigasi
dan air industri , sedangkan debit air di musim kemarau relatif sangat rendah. Oleh karena
itu pencemaran air akan memperparah kondisi kekurangan air tersebut.
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
7

Gambar 2. 1. Skema Sumber Daya Air yang
Memerlukan Pengaturan Kualitas Air
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
8




























Gambar 2.2. Ketersediaan dan Pemanfaatan Air di Indonesia
(Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, 2011)
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
9
BAB 3
SISTEM BAKU MUTU AIR



3.1. Sistem Baku Mutu Air
Penentuan Baku Mutu Pemanfaatan Air dan Kelas Air (Kelas Kualitas Air) serta
Baku Mutu Air Limbah pada dasarnya mengacu pada Ketentuan Umum pada Pasal 1 PP
No.82 tahun 2001. Ketentuan tersebut masih sesuai sehingga tidak memerlukan revisi,
bahkan menjadi acuan revisi Baku Mutu Air dan Kelas Air, kecuali pencemaran air yang
disesuaikan dengan UURI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagaimana pada point e. yaitu:
a. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas
air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjaga agar kualitas air tetap
dalam kondisi alamiahnya;
b. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penangulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai
dengan baku mutu air;
c. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan
bagi peruntukan tertentu;
d. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air;
e. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui
baku mutu air yang telah ditetapkan;
f. Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung didalam
air atau ,air limbah;
g. Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber
air,untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut
menjadi cemar;
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
10
h. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau
jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air limbah yang akan
dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan;
Pengelolaan kualitas air memerlukan empat macam baku mutu, yaitu (Gambar 3.1):
a. Baku Mutu Air untuk berbagai jenis pemanfaatan
b. Kelas Air sebagai peringkat kualitas air pada sumber air .
c. Baku Mutu Sumber Air, yang merupakan implementasi dan modifikasi Kelas Air pada
sumber air atau ruas tertentu dari sumber air.
d. Baku Mutu Air limbah sebagai syarat air limbah dapat dibuang ke sumber air.
Selain itu diperlukan juga penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Air
(DTBPA), yang dihitung berdasarkan Kelas Air atau Baku Mutu sumber air dan debitnya.
Selanjutnya pengendalian pencemaran air dilakukan dengan pengurangan beban
pencemaran air agar memenuhi atau sesuai dengan DTBPA.
Beberapa jenis pemanfaatan air yang memerlukan baku mutu, antara lain adalah:
a. Sumber air minum: beberapa kategori baku mutu air baku dan proses pengolahan
airnya
b. Air peternakan: beberapa kategori baku mutu sesuai dengan tingkat kepekaan dan
toleransi ternak terhadap pencemaran air.
c. Air perikanan: beberapa kategori baku mutu sesuai dengan tingkat kepekaan dan
toleransi jenis ikan terhadap pencemaran air
d. Air irigasi: beberapa kategori baku mutu air irigasi pertanian sesuai dengan tingkat
kepekaan dan toleransi tanaman (misalnya bibit padi sangat peka pencemaran,
sedangkan tanaman padi dapat mentolerir pencemaran pada tingkat tertentu)
e. Air industri: beberapa kategori baku mutu air industri sesuai dengan proses
pengolahan air baku agar dapat mengolah air baku dengan tingkat kualitas air atau
tingkat pencemaran air tetentu.
f. Perairan untuk rekreasi dan olahraga air
g. PLTA, yang hanya menggunakan enersi hidraulik air dan tidak mengubah
kualitasnya
h. Air untuk konservasi kehidupan biota akuatik (hidrobiologi)

Kelas Air dan Baku Mutu Air (BMA) perlu memperhatikan dua aspek penting, yaitu:
a. Pemanfaatan sumber daya air dan persyaratan kualitasnya (atau baku mutu
pemanfaatan air bila telah ada)
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
11
b. Daya Tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA), dimana makin ketat BMA maka
makin rendah DTBPA dan makin rendah daya dukungnya terhadap lingkungan.




AIR MINUM
BM AIR
MINUM
INSTALASI
PDAM
AIR MINUM
BM AIR
MINUM
Gambar 3.1. Skema Sistem Baku Mutu Air untuk Pemanfaatan
Air Perlindungan Ekosistemnya
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
12
3.2. Klasifikasi Kualitas Air
Kriteria mutu air dan penetapan kelas air diatur pada PP No.82/2001, yang disertai
dengan Lampiran Kriteria Mutu Air berdasarkan Kelasnya. Kelas air adalah peringkat
kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukkan tertentu.
Pembagian kelas air ini didasarkan pada peringkat tingkatan baiknya mutu air, dan
kemungkinan kegunaannya. Tingkatan mutu air dari setiap kelas disusun berdasarkan
kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukkan. Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu
air untuk setiap kelas air. Definisi pada Pasal 8 PP No.82/2001 adalah sebagai berikut:
(Tabel 3.1)
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama.
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan
peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, pertanaman, dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang
sama
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama

LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
13
Tabel 3.1. Kriteria Kelas Air PP No.82 Tahun 2001

No Prameter Unit
Kelas Mutu Air
I II III IV
Fisika
1 Temperatur C 1 Devia
si 3
Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5
2 Residu Terlarut Mg/L 1000 1000 1000 2000
3 Residu Suspensi Mg/L 50 50 400 400
1.1 Kimia Inorganik
4 pH 6-9 6-9 6-9 5-9
5 BOD Mg/L 2 3 6 12
6 COD Mg/L 10 25 50 100
7 DO Mg/L 6 4 3 0
8 Phosphate (PO4- P) Mg/L 0.2 0.2 1 5
9 Nitrat (NO3 N) Mg/L 10 10 20 20
10 NH3-N Mg/L 0.5 (-) (-) (-)
11 Arsen Mg/L 0.05 1 1 1
12 Kobalt Mg/L 0.2 0.2 0.2 0.2
13 Barium Mg/L 1 (-) (-) (-)
14 Boron Mg/L 1 1 1 1
15 Selenium Mg/L 0.01 0.05 0.05 0.05
16 Kadmium Mg/L 0.01 0.01 0.01 0.01
17 Khrom (VI) Mg/L 0.05 0.05 0.05 1
18 Tembaga Mg/L 0.02 0.02 0.02 0.2
19 Besi Mg/L 0.3 (-) (-) (-)
20 Timbal Mg/L 0.03 0.03 0.03 1
21 Mangan Mg/L 0.1 (-) (-) (-)
22 Air raksa Mg/L 0.001 0.002 0.002 0.005
23 Seng Mg/L 0.05 0.05 0.05 2
24 Khlorida Mg/L 600 (-) (-) (-)
25 Sianida Mg/L 0.02 0.02 0.02 (-)
26 Fluorida Mg/L 0.5 1.5 1.5 (-)
27 Nitrit (NO2- N) Mg/L 0.06 0.06 0.06 (-)
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
14
28 Sulfat Mg/L 400 (-) (-) (-)
29 Khlorin bebas Mg/L 0.03 0.03 0.03 (-)
30 Sulfida (H2S) Mg/L 0.002 0.002 0.002 (-)
1.2 Kimia Organik
31 Minyak dan lemak Ug/L 1000 1000 1000 (-)
32 MBAS Ug/L 200 200 200 (-)
33 Fenol Ug/L 1 1 1 (-)
34 BHC Ug/L 210 210 210 (-)
35 Aldrin Ug/L 17 (-) (-) (-)
36 Chlordane Ug/L 3 (-) (-) (-)
37 DDT Ug/L 2 2 2 2
38 Heptachlor Ug/L 18 (-) (-) (-)
39 Lindane Ug/L 56 (-) (-) (-)
40 Methoxychlor Ug/L 35 (-) (-) (-)
41 Endrin Ug/L 1 4 4 (-)
42 Toxaphan Ug/L 5 (-) (-) (-)
Mikrobiologi
43 Fecal coliform Jml/100
ml
100 1000 2000 2000
44 Total Coliform Jml/100
ml
1000 5000 10000 10000
Radioaktivitas
45 1.2.1 Gross-A Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
46 Gross-B Bq/L 1 1 1 1
Parameter Tambahan
SAR --
% Na %
Ni Mg/L

LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
15
3.3. Status Trofik Danau dan Waduk
Kondisi kualitas air danau dan waduk selain diklasifikasikan berdasarkan status mutu air
berdasarkan Kelas Air, juga perlu diklasifikasikan status proses eutrofikasi yang disebabkan
adanya peningkatan kadar unsur hara dalam air. Faktor pembatas sebagai penentu eutrofikasi
adalah unsur Fosfor (P) dan Nitrogen (N). Pada umumnya rata-rata tumbuhan air mengandung
Nitrogen dan Fosfor masing-masing 0,7 % dan 0,09% dari berat basah. Fosfor membatasi
proses eutrofikasi jika kadar Nitrogen lebih dari delapan kali kadar Fosfor, sementara Nitrogen
membatasi proses eutrofikasi jika kadarnya kurang dari delapan kali kadar Fosfor (UNEP-
IETC/ILEC, 2001). Klorofil- adalah pigmen tumbuhan hijau yang diperlukan untuk
fotosintesis, sehingga Parameter Klorofil- tersebut mengindikasikan kadar biomassa algae,
dengan perkiraan rata-rata beratnya adalah 1% dari biomassa.
Eutrofikasi yang disebabkan oleh proses peningkatan kadar unsur hara terutama
parameter Nitrogen dan Fosfor pada air danau. Proses tersebut diklasifikasikan dalam
empat kategori status trofik kualitas air danau dan waduk berdasarkan kadar unsur hara dan
kandungan biomasa atau produktivitasnya (Tabel 3.2):
1) Oligotrofik adalah status trofik air danau dan waduk yang mengandung unsur hara dengan
kadar rendah; status ini menunjukkan kualitas air masih bersifat alamiah belum tercemar
dari sumber unsur hara Nitrogen dan Fosfor.
2) Mesotrofik adalah status trofik air danau dan waduk yang mengandung unsur hara dengan
kadar sedang; status ini menunjukkan adanya peningkatan kadar Nitrogen dan Fosfor
namun masih dalam batas toleransi karena belum menunjukkan adanya indikasi
pencemaran air.
3) Eutrofik adalah status trofik air danau dan waduk yang mengandung unsur hara dengan
kadar tinggi; status ini menunjukkan air telah tercemar oleh peningkatan kadar Nitrogen
dan Fosfor.
4) Hipereutrofik / Hipertrofik adalah status trofik air danau dan waduk yang mengandung unsur
hara dengan kadar sangat tinggi; status ini menunjukkan air telah tercemar berat oleh
peningkatan kadar Nitrogen dan Fosfor.


LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
16
Tabel 3.2. Kategori Status Trofik Danau
Status Trofik
Kadar
Rata-rata
Total N
(g/l)
Kadar
Rata-rata
Total P
(g/l)
Kadar
Rata-rata
Khlorofil-a
(g/l)
Kecerahan
Rata-rata
(m)
Oligotrofik 650 10 2,0 >10
Mesotrofik 750 30 5,0 >4
Eutrofik 1900 100 15 >2,5
Hyperetrofik > 1900 > 100 100 - 200 2,5

Sumber: Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau, KLH 20009

















LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
17
BAB 4
PARAMETER KELAS AIR
PP 82 TAHUN 2001



4.1. Kriteria Kualitas Air pada Kelas Air
Revisi Kriteria Kelas Air memerlukan kajian dan pertimbangan yang komprehensif
agar menghasilkan peraturan yang dapat diimplementasikan dan tidak menimbulkan
kerancuan atau salah interpretasi oleh penggunanya. Parameter kualitas air dan kadarnya
pada Lampiran PP No.82/2001 tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut (Tabel 4.1):
Kategori 1: Parameter yang memperhatikan kondisi alamiah, yaitu pH
Kategori 2: Kadar parameter pada kelas yang lebih tinggi makin besar sesuai dengan
kelasnya, yaitu Residu Tersuspensi, BOD, COD, Fluorida, Klorida, PO
4
-P, Arsen, NO
3
-N,
COD, Se, Endrin, Coli tinja, Coli total
Kategori 3: Kadar parameter pada kelas yang lebih tinggi makin kecil yaitu DO
Kategori 4: Kadar parameter Kelas 1 = Kelas 2 = Kelas 3 = Kelas 4, yaitu Boron,
Kadmium, Kobalt, DDT, Radioaktif Gross A, Radioaktif Gross B
Kategori 5: Kadar parameter Kelas 1 = Kelas 2 = Kelas 3, yaitu: Zat Padat Terlarut, Cr-6,
NO2-N, pH, CN, Klorin bebas, S-H
2
S, Cu, Pb, Zn, Minyak-lemak, MBAS, Phenol, BHC,
sedangkan Kelas 4 tidak disyaratkan
Kategori 6: Kadar parameter pada kelas yang lebih tinggi (Kelas 2, 3 dan 4) tidak
disyaratkan , yaitu Air Raksa, NH
3
-N, Besi, Mn, Barium, Aldrin/Dieldrin, Chlordane,
Heptachlor/Heptachlor epoxide, Lindane, Methoxychlor dan Toxaphen. Sebaiknya semua
kelas memiliki syarat kualitas air, sebagai antisipasi pembuangan beban pencemaran yang
berlebihan pada sumber air yang memiliki kelas tersebut. Daya tampung beban pencemaran
air yang digunakan sebagai acuan perizinan air limbah memerlukan kadar parameter pada
Kelas Air yang telah ditetapkan.
Kategori 7 : Parameter yang kontroversi antara Kelas Air dan pemanfaatan air
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
18
a. Kadar parameter untuk air minum jauh lebih tinggi dari Kelas 1), yaitu: Residu
suspensi ( 5000 mg/l >>> 50 mg/l), Tembaga ( 1,0 mg/l >> 0,02 mg/l), Besi (5 mg/l
>> 0,3 mg/l), Timbal (0,1 mg/l > 0,03 mg/l = Kelas 4), Seng (5 mg/l >> 0,05 mg/l =
Kelas 5), Nitrit ( 1 mg/l >>0,06 mg/l= Kelas 4), Sulfida (0,1 mg/l >> 0,002 mg/l =
Kelas 4), bakteri fecal coliform (2000 >>100 jlh/100ml = Kelas 4) dan bakteri total
coliform (10.000 >> 1000 jlh/100 ml = Kelas 4)
b. Kadar parameter perikanan: Ammonia << Kelas 1, namun penggunaan air untuk
perikanan ditempatkan pada Kelas 2, dimana kadar amonia tidak disyaratkan.

Parameter kualitas air pada Kategori 4, 5 dan 6 memerlukan koreksi pada sistem
klasifikasi dan cara penentuan kadar parameter. Sedangkan Kategori 6 tesebut
menunjukkan diperlukannya baku mutu pemanfaatan air, khususnya air baku untuk air
minum.
Selain itu diperlukan tambahan parameter antara lain:
a. Parameter logam Nikel, mengingat banyak industri pelapisan metal yang membuang
limbah tersebut
b. Parameter Natrium dalam bentuk nilai SAR (sodium absorsi ratio) dan % Na, yang
sangat diperlukan untuk melindungi air irigasi dan lahan pertanian dari pencemaran
alkali.











LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
19
Tabel 4.1. Kategori Parameter Kualitas Air pada Kelas Air

No Parameter Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4
Kategori 1: Parameter yang nilainya/ kadarnya memperhatikan kondisi alamiah

pH 6-9 6-9 6-9 5 - 9
Kategori 2: Kadar parameter pada kelas yang lebih tinggi makin besar
1 Residu suspensi 50 50 400 400
2 BOD 2 3 6 12
3 COD 10 25 50 100
4 Air raksa 0,001 0,002 0,002 0.005
5 PO4-P 0,2 0,2 1,0 5,0
6 Arsen 0,05 1,0 1,0 1,0
7 NO3-N 10 10 20 20
8 COD 10 25 50 100
9 Se 0,01 0,05 0,05 0,05
10 Coli tinja 100 1000 2000 2000
11 Coli total 1000 5000 10000 10000
Kategori 2: Kadar parameter pada kelas yang lebih tinggi makin besar
1 DO 6 4 3 0
Kategori 3: Kadar parameter Kelas 1 = Kelas 2 = Kelas 3 = Kelas 4
1 Boron 1,0 1,0 1,0 1,0
2 Kadmium 0,01 0,01 0,01 0.01
3 Kobalt 0,2 0,2 0,2 0.2
4 DDT 0,002 0,002 0,002 0,002
5 Radioaktif Gross A 0,1 0,1 0,1 0,1
6 Radioaktif Gross B 1,0 1,0 1,0 1,0
Kategori 4: Kadar parameter Kelas 1 = Kelas 2 = Kelas 3
1 Zat padat larut 1.000 1.000 1.000 2.000
2 Cr-6 0,05 0,05 0,05 1,0
3 NO2-N 0,06 0,06 0,06 --
4 pH 6-9 6-9 6-9 5 - 9
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
20
5 CN 0,02 0,02 0,02 --
6 Klorin bebas 0,03 0,03 0,03 --
7 S-H2S 0,002 0,002 0,002 --
8 Cu 0,02 0,02 0,02 0.2
9 Pb 0,03 0,03 0,03 1,0
10 Zn 0,05 0,05 0,05 2,0
11 Minyak-lemak 1,0 1,0 1,0 --
12 MBAS 0,2 0,2 0,2 --
13 Phenol 0,001 0,001 0,001 --
14 BHC 0,210 0,210 0,210 --


Tabel 4.1. Kategori Parameter Kualitas Air pada Kelas Air (Lanjutan)
No Parameter Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4
Kategori 5: Kadar parameter pada kelas yang lebih tinggi tidak disyaratkan
1 Fluorida 0,5 1,5 1,5 --
2 Klorida 600 -- -- --
3 NH3-N 0,5 -- -- --
4 Besi 0,3 -- -- --
5 Mn 0,1 -- -- --
6 Barium 1,0 -- -- --
7 Aldrin/Dieldrin 0,017 -- -- --
8 Chlordane 0,003 -- -- --
9 Heptachlor 0,018 -- -- --
10 Lindane 0,056 -- -- --
11 Methoxychlor 0,035 -- -- --
12 Endrin 0,001 0,004 0,004 --
13 Toxaphen 0,005 -- -- --
Kategori6: Kadar pada Kelas Air air tidak konsisten dengan kadar pada pemanfaatan air
Air minum = Kelas 1 Kelas 1 Air Minum
1 Residu suspensi 50 5000
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
21













2 Tembaga 0,02 1,0
3 Besi 0,3 5,0
4 Timbal 0,03 0,10
5 Seng 0,05 5,0
6 Nitrit NO2-N 0,06 1,0
7 Sulfida H2S 0,002 0,1
8 Fecal coliform 100 2000
9 Total coliform 1000 10.000
Air Perikanan = Kelas 2 Perikanan Kelas 2
10 Amonia NH4-N 0,02 ==

Kategori 7: Tambahan Parameter

1 Nikel
2 SAR
3 % Natrium

Kategori 8: Parameter yang dikeluarkan/ tidak disyaratkan pada Kelas Air, akan
tetapi diatur dengan peraturan perundangan lain
1 Radioaktivitas
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
22
BAB 5
KONDISI KUALITAS AIR SAAT INI


5.1. Jaringan Pemantauan Kualitas Air
Data hasil pemantauan kualitas air adalah salah satu bahan indikator program
PROKASIH mengatasi laju peningkatan pencemaran air. Berdasarkan data pemantauan
kualitas air PUSARPEDAL tahun 2009 yang meliputi sebagian sungai dan danau di
Indonesia, ternyata jaringan pemantauan terdiri dari 41 sungai dan danau. Lokasi
pemantauan sebanyak 303, sedangkan frekwensi pemantauan bervariasi 1 sampai 5 kali
setahun (Tabel 5.1). Sungai yang dipantau terdiri dari sungai nasional dan sungai provinsi,
sedangkan lokasi yang dipantau adalah induk sungai dan anak sungai mewakili segmen
daerah.

Tabel 5.1. Jaringan Pemantauan Kualitas Air Pulau Pulau di Indonesia
Pulau
Sungai &
Danau
Lokasi
Frekwensi
per Tahun
Sumatera 8 87 5
Jawa 12 85 3 - 5
Bali, NTB dan NTT 5 32 2 - 4
Kalimantan 4 31 2 - 5
Sulawesi 6 36 2 - 5
Maluku dan Irian 6 32 1 - 3
INDONESIA 41 303 --

Evaluasi data pantau kualitas air, sumber: PUSARPEDAL 2010


LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
23
5.2. Tinjauan Kualitas Air Sungai Hasil Program Pemantauan
Indikator keberhasilan PROKASIH antara lain adalah perbaikan kualitas air sungai
atau penurunan tingkat pencemarannya. Data time series kualitas air dapat digunakan
sebagai acuannya. Kualitas air beberapa sungai di Indonesia yang dikumpulkan oleh
PUSARPEDAL serta instansi lainnya di Pusat dan di Daerah dapat digunakan sebagai
bahan kajian penilaian kondisi kualitas air pada saat ini.
Meskipun PP No.82 tahun 2001 memberikan persyaratan kualitas air dan
parameternya , namum pemantauan kualitas air sungai belum sepenuhnya mengikuti
ketentuan tersebut, sehingga hasil evaluasinya juga terbatas. Meskipun demikian,
parameter penting pada umumnya di pantau sehingga dapat digunakan sebagai bahan
penilaian tingkat pencemaran air sebagai sasaran PROKASIH. Penilaian tingkat
pencemaran air dapat menggunakan metode Storet apabila datanya time series minimal 3
kali.
Namun pada kajian ini penilaian kualitas air dimaksudkan untuk bahan penentuan
parameter kualitas air yang menjadi target sasaran pengendalian pencemaran air, sehingga
dipilih metode statistik. Metodenyapun sederhana dan cepat, yaitu mengklasifikasikan
parameter kualitas air berdasarkan jumlah lokasi dan frekwensinya yang tidak memenuhi
baku mutu air (BMA) . Sedangkan BMA yang dipilih sebagai tolok ukur pada metode ini
adalah Kelas 2. Kategori yang digunakan untuk evaluasi pencemaran air sungai adalah
sebagai berikut (Tabel 5.2) :
1. Kategori 1: Memenuhi syarat Kelas 2 semua lokasi sepanjang waktu
2. Kategori 2: Tidak memenuhi syarat Kelas 2 < 50 %, merupakan parameter prioritas
pengendalian pencemaran air
3. Kategori 3: Tidak memenuhi syarat Kelas 2 > 50 %, merupakan parameter super
prioritas pengendalian pencemaran air
4. Kategori 4: Tidak ada data atau tidak dipantau sehingga tidak dapat dievaluasi
5. Kategori 5: Tidak disyaratkan pada Kelas 2 (misalnya Ammonia atau NH4).

Sungai yang dipilih untuk evaluasi awal adalah 12 sungai berdasarkan data tahun
2008 dan 2009, dengan hasil sebagai berikut:
a. Parameter Lumpur Tersuspensi (total suspended solid atau TSS) yang menunjukkan
kerusakan sungai oleh erosi dan sedimentasi merupakan parameter superprioritas
untuk dikendalikan pada 7 sungai, yaitu Cisadane, Citarum, Citanduy, Progo, Barito
dan Sadang.
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
24
b. Parameter BOD, COD dan Sulfida yang menunjukkan pencemaran zat organik dan
proses pembusukannya merupakan parameter superprioritas untuk dikendalikan
pada 10 sungai, yaitu Kampar, Cisadane, Ciliwung, Citarum, Citanduy, Progo,
Brantas, Barito dan Sadang. Parameter ini berasal antara lain dari limbah domestik,
limbah industri, limbah ternak dan limbah agroindustri.
c. Parameter logam Besi, Mangan dan Tembaga yang menunjukkan pencemaran
bahan mineral merupakan parameter superprioritas untuk dikendalikan pada 5
sungai, yaitu Kampar, Batanghari, Ciliwung, Progo dan Barito. Parameter ini berasal
antara lain dari limbah industri dan sisa galian bahan pertambangan
d. Parameter Faecal Coliform dan Total Coliform yang menunjukkan pencemaran
limbah tinja merupakan parameter superprioritas pada 8 sungai, yaitu Kampar,
Cisadane, Ciliwung, Citarum, Citanduy, Progo, Brantas dan Sadang. Parameter ini
berasal dari limbah manusia dan hewan.
e. Sungai-sungai yang superkritis dengan parameter pencemar superprioritas sebanyak
5 atau lebih adalah Kampar, Ciliwung, Citarum, Citanduy, Progo, Barito dan Sadang























LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
25
Tabel 5.2 Tingkat Pencemaran Air Beberapa Sungai di Indonesia

No Prameter Kampar
Batang-
hari
Musi
Cisa-
dane
Cili-
wung
Cita-
rum
Citan-
duy
Pro-
go
Benga
-wan
Solo
Bran-
tas
Bari-
to
Sa-
dang
1
Temp.




2 TDS Intrusi Industri Intrusi
3 TSS.
4 pH Gambut Gambut
5 BOD
6 COD
7 DO
8 PO4-P
9 NO3-N
10 NO2-N
11 NH4-N
12 Sianida
13 Fluorida
14 Khlorin
15 Sulfida
16 Boron
17 Minyak
18 MBAS
19 Fenol
20 Sulfat
21 Khlorida
22 Arsen
23 Kobalt
24 Barium
25 Selenium
26 Kadmium
27 Khrom 6
28 Tembaga
29 Besi
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
26
30 Timbal
31 Mangan
32 Air raksa
33 Seng
34 Fec.coli
35 Tot.Coli

Sumber: Hasil Review Kelas 2, Data Kualitas Air PUSARPEDAL 2009

Warna Kategori Keterangan
Kategori 1 Memenuhi syarat Kelas 2 semua lokasi sepanjang waktu
Kategori 2 Tidak memenuhi syarat Kelas 2 < 50 %
Kategori 3 Tidak memenuhi syarat Kelas 2 > 50 %
Kategori 4 Tidak ada data
Kategori 5 Tidak disyaratkan pada Kelas 2
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
27
5.3. Kualitas Air Spesifik Alamiah
Selain itu kualitas air alamiah yang spesifik untuk berbagai jenis sumber daya air
juga masih dikaji, agar kriteria kelas air memperhatikan kondisi spesifik tersebut. Sebagai
contoh adalah data kualitas air berikut (sumber: BPLHD Provinsi Riau dan BPLHD Provinsi
Kalimantan Selatan):
a. Sei Nili anak S.Kampar di Provinsi Riau pada 30 April tahun 2009 menunjukkan pH
4,42 , disebabkan pengaruh air rawa gambut yang memang bersifat asam.
b. S.Paku Sengingi anak S.Kampar juga pada 3 Agustus 2009 menunjukkan pH 4,02
c. S.Alalak anak S.Barito di Provinsi Kalimantan Selatan pada Agustus 2008
menunjukkan pH 4,32 yang juga disebabkan pengaruh air rawa gambut.
d. Danau Batur di Provinsi Bali memiliki kadar zat padat telarut melebihi 1000 mg/l yang
disebabkan pengaruh lahar G.Batur

5.4. Kadar Parameter Kualitas Air
Hasil pemantauan kualitas air digabung lokasi dan periode pemantauannya untuk
evaluasi statistik perhitungan nilai percentile tiap parameter kualitas air. Evaluasi kadar
parameter kualitas air Indonesia tersebut dikelompokkan berdasarkan pulau dan kepulauan
(Tabel 5.3, uraian lengkap pada Lampiran 2).
1. Pulau Sumatera:
a) Terdapat lokasi pemantauan kualitas air di hilir sungai yang terpengaruh air laut,
sehingga kadar TDS tinggi tidak memenuhi syarat Kelas 4
b) Kadar median/ rerata sebagian besar parameter normal dan memenuhi syarat
Kelas 2.
c) Kadar minimal pH pada beberapa lokasi bersifat asam karena pengaruh asam
gambut
d) Kadar maksimal sebagian besar parameter tidak memenuhi Kelas 2, kecuali Cl, SO
4

dan NO
3
-N
2. Pulau J awa
a) Kadar median/ rerata semua parameter normal dan memenuhi syarat Kelas 2,
kecuali BOD.
b) Kadar maksimal sebagian besar parameter tidak memenuhi Kelas 2


LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
28
3. Pulau Kalimantan
a) Kadar median/ rerata sebagian besar parameter normal dan memenuhi syarat
Kelas 2, kecuali BOD
b) Kadar minimal pH pada beberapa lokasi bersifat asam karena pengaruh asam
gambut
c) Kadar maksimal sebagian besar parameter tidak memenuhi Kelas 2, kecuali TDS,
pH, Cl, SO
4
dan NO
3
-N
4. Pulau Sulawesi
a) Terdapat lokasi pemantauan kualitas air di hilir sungai yang terpengaruh air laut,
sehingga kadar TDS tinggi tidak memenuhi syarat Kelas 4
b) Kadar median/ rerata sebagian besar parameter normal dan memenuhi syarat
Kelas 2
c) Kadar minimal pH pada beberapa lokasi bersifat asam dengan pH sangat rendah
d) Kadar maksimal sebagian besar parameter tidak memenuhi Kelas 2, kecuali pH, Cl,
dan NO
3
-N
5. Kepulauan Maluku
a) Kadar median/ rerata sebagian besar parameter normal dan memenuhi syarat
Kelas 2, kecuali BOD, minyak, Coli Tinja dan Coli Total
b) Kadar maksimal sebagian besar parameter tidak memenuhi Kelas 2, kecuali TDS,
pH, Cl, SO
4
dan NO
3
-N
6. Pulau Papua
a) Kadar median/ rerata sebagian besar parameter normal dan memenuhi syarat
Kelas 2, kecuali minyak.
b) Kadar maksimal sebagian besar parameter tidak memenuhi Kelas 2, kecuali TDS,
NO
2
-N , NO
3
-N, Detergen / MBAS dan Coli Total
7. Kepulauan Bali, NTB, NTT
a) Terdapat lokasi pemantauan kualitas air di hilir sungai yang terpengaruh air laut,
sehingga kadar TDS tinggi ridak memenuhi syarat Kelas 4
b) Kadar median/ rerata sebagian besar parameter normal dan memenuhi syarat
Kelas 2, kecuali minyak
c) Kadar maksimal sebagian besar parameter tidak memenuhi Kelas 2, kecuali pH,
dan Cl
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
29
Tabel 5.3. Rentang Kadar Parameter Kualitas Air Pulau-Pulau di Indonesia
No
Rentang
Kadar
Parameter
TDS
mg/l
TSS
mg/l
pH
DO
mg/l
BOD
mg/l
COD
mg/l
Cl
mg/l
SO
4

mg/l
1 Pulau Sumatera: berdasarkan 401 data pantau
Minimal 1.2 1 3.24 1.5 0.2 0 0.75 1
Maksimal 4860 669 8.8 8 18.8 141 26 587
Median 24.4 26.35 6.41 5.6 2.22 8.4 1.5 2.99
2 Pulau Jawa: berdasarkan 398 data pantau
Minimal 3 1 5.76 0 0.30 4.3 4 1.9
Maksimal 2000 2195 9.7 8.65 59.4 261 1806 1340
Median 180 71 7.5 5.4 4,0 17 14 18
3 Pulau Kalimantan: berdasarkan 348 data pantau
Minimal 7.5 10 5 1.87 0.18 1.99 4.84 0.001
Maksimal 381 387 7.11 7.9 175.8 114.8 17.74 7.64
Median 26 63 6.52 4.23 12.3 28.8 11.58 1.01
4 Pulau Sulawesi:
Minimal 0.18 4 3.11 0 0.06 0 4.95 0
Maksimal 13277 2610 8.53 8,0 107 92.2 30.9 727
Median 160 71 7.35 6.62 2.5 10 13.49 0
5 Kepulauan Maluku:
Minimal 7 1 6.5 3.5 2.8 1 0.8 2
Maksimal 218 302 8.3 9.3 20.3 177 5.2 64
Median 101 9 7.35 7.25 5,0 10 1.4 3.3
6 Pulau Papua:
Minimal 28.7 3,6 6.44 3.32 0.31 3
Maksimal 139 385 9.5 7.59 8.31 269
Median 35.8 39.5 6.88 6.88 2.23 8
7 Kepulauan Propinsi Bali, NTB dan NTT:
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
30
Minimal 2.28 0.4 5.5 2.8 0.24 2 0.01
Maksimal 2235 1608 8.5 7.6 50.4 319 800
Median 95 18.5 7.31 5.97 2.7 15.2 4

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik Tim Konsultan berdasarkan Data Kualitas Air
PUSARPEDAL 2010
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
31
Tabel 5.3. Rentang Kadar Parameter Kualitas Air Pulau-Pulau di Indonesia
(Lanjutan)

No
Rentang
Kadar
Parameter
NO2N
mg/l
NH3N
mg/l
NO3N
mg/l
PO4P
mg/l
Minyak
ug/l
MBAS
ig/l
Coli
Tinja
x1000
Coli
Total
x1000
1 Pulau Sumatera: berdasarkan 401 data pantau
Minimal
0.001 0.001 0.001 0 0 0 2 3
Maksimal
4.2 2.41 15.4 26.1 3060 12370 11 160
Median
0.014 0.107 0.246 0.07 50 23.75 0,20 1,0
2 Pulau Jawa: berdasarkan 398 data pantau
Minimal
0.002 0 0 0 0 0 0 0
Maksimal
1.01 1462 2467 33714 25000 1860 170000 920000
Median
0.04 0.16 1.023 0.17 1000 30 0,50 1,50
3 Pulau Kalimantan: berdasarkan 348 data pantau
Minimal
0.001 0 0.001 0.001 0 1 0 0
Maksimal
0.166 3.18 1.88 2.68 38800 3000 540 1600000
Median
0.01 0.05 0.34 0.02 1000 76 0,017 0,11
4 Pulau Sulawesi:
Minimal
0 0 0 0 0 0 7.6 0
Maksimal
1002 1.27 1899 101 5000 95.5 24,2 24,24
Median
0.01 0.02 0.22 0.095 0.08 0.1 0,70 2,42
5 Kepulauan Maluku:
Minimal
0 0.02 0 0 0 0 0 0,10
Maksimal
0.5 0.07 1.2 0.4 5000 1.7 390 1898
Median
0.001 0.02 0.03 0.056 5000 0.01 1,12 5,50
6 Pulau Papua:
Minimal
0.001 0.03 0.001 0.36 4840 0.0012 0.0013 9
Maksimal
0.009 0.67 0.6 5 394300 94.4 2,4 2,4
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
32
Median
0.003 0.11 0.3 1 9250 8.5 0,017 1,10
7 Kepulauan Propinsi Bali, NTB dan NTT:
Minimal
0 0 0 0.01 0 0 0,002 0,04
Maksimal
0.27 5.24 460 21 6000 1470 920 920
Median
0.01 0.012 0.79 0.12 2500 40 0,44 24

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik Tim Konsultan berdasarkan Data Kualitas Air
PUSARPEDAL 2010
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
33
Tabel 5.4. Percentile Kadar Parameter Kualitas Air Berdasarkan Kelas Air

No
Para-
meter
Kelas Kadar
Suma-
tera
Jawa
Kaliman-
tan
Sula-
wesi
Maluku Papua
Bali,
NTB,
NTT
1 TDS 1,2,3 1000 0.956 0.985 1,00 0.986 1,00 1,00 0.996
4 2000 0.963 1,00 1,00 0.987 1,00 1,00 0.999
2 TSS 1,2 50 0.656 0.450 0.34 0.45 0.786 0.564 0.844
3,4 400 0.996 0.888 1,00 0.944 1,00 1,00 0.947
3 pH 1 5 0.07 0.001 0.01 0.114 0 0 0
2 6 0.3 0.002 0.3 0.15 0 0 0.03
3 9 1,00 0.94 1,00 1,00 1,00 0.98 1,00
4 DO 1 6 0.62 0.74 0.93 0.31 0.14 0.345 0.5
2 4 0.11 0.17 0.36 0.1 0.04 0.11 0.06
3 3 0.02 0.091 0.11 0.06 0 0 0.01
4 0 - 0 - 0 - - -
5 BOD 1 2 0.43 0.11 0.05 0.4 0 0.43 0.4
2 3 0.6 0.34 0.087 0.55 0.01 0.77 0.56
3 6 0.81 0.67 0.202 0.76 0.72 0.91 0.85
4 12 0.967 0.838 0.47 0.965 0.918 1,00 0.979
6 COD 1 10 0.7 0.21 0.061 0.5 0.5 0.548 0.43
2 25 0.92 0.627 0.397 0.823 0.872 1,00 0.552
3 50 0.986 0.867 0.865 0.913 0.899 0.562 0.58
4 100 0.967 0.966 0.981 1,00 0.978 0.71 0.606
7 Cl 1 600 0.97 0.97 1,00 1,00 1,00 - -
2 250 1,00 0.958 1,00 1,00 1,00 - -
3 300 1,00 1,00 1,00 1,00 - -
8 SO4 1 400 0.990 0.997 1,00 0.940 1,00 - 0.994
2 250 0.987 0.996 1,00 0.934 1,00 - 0.984
3 300 0.988 0.996 1,00 0.935 1,00 - 0.985
9 NO2N 1,2,3 0.06 0.21 0.08 0.983 0.8 0.955 1,00 0.95
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
34
4
10 NH3N 1 0.5 0.81 0.81 0.9778 0.890 0.5 0.73 0.993
11 NO3N 1,2 10 0.984 0.933 0.83 0.576 0.986 1,00 0.55
3,4 20 1 0.949 0.83 0.576 1,00 1,00 0.55
12 PO4P 1,2 0.2 0.76 0.56 0.94 0.636 0.95 0 0.7
3 1,00 0.96 0.93 0.981 0.73 1,00 0.5 0.97
4 5 0.884 0.017 1,00 0.828 1,00 0.99 0.993
13 Minyak 1,2,3 1000 0.94 0.5 0.5 0.828 0.82 0.517 0.340
4
14 MBAS 1,2,3 200 0.793 0.87 0.972 1,00 0.4 1,00 0.75
4
15 Coli tinja 1 100 0.3 0.236 0.703 0.191 0.235 0.675 0.311
2 1000 0.876 0.562 0.836 0.61 0.48 0.878 0.553
3 2000 0.931 0.588 0.895 0.79 0.66 0.96 0.489
4 2000 0.931 0.588 0.895 0.79 0.66 0.96 0.489
16 Coli total 1 1000 0.5 0.470 0.638 0.357 0.039 0.461 0.243
2 5000 0.87 0.586 0.817 0.7 0.482 1,00 0.323
3 10000 0.900 0.613 0.833 0.865 0.62 1,00 0.332
4 10000 0.900 0.613 0.833 0.865 0.62 1,00 0.332

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik Tim Konsultan berdasarkan Data Kualitas Air
PUSARPEDAL 2010








LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
35
BAB 6
USULAN REVISI
KRITERIA KELAS AIR



6.1. Klasifikasi Kualitas Air
Ketentuan Pasal 8 pada PP 82 tahun 2001 perlu direvisi, mengingat beberapa fakta
sebagai berikut:
a. Air baku untuk air minum tidak hanya menggunakan air Kelas 1, akan tetapi juga
Kelas 2 dan 3 dengan menggunakan berbagai teknologi pengolahan air tergantung
kualitas air baku
b. Budidaya perikanan dan pertanian juga dapat dilaksanakan pada kelas air yang lebih
buruk tergantung kepekaan dan toleransi terhadap pencemaran air pada jenis ikan
dan jenis tanaman yang dipelihara
c. Zonasi jenis pemanfaatan air tidak mudah dilaksanakan, mengingat pada sebagian
besar wilayah terdapat gabungan berbagai jenis pemanfaatan air.
Negara-negara lain telah memperhatikan kondisi tersebut pada klasifikasi kualitas
airnya (Tabel 6.1 dan Tabel 6.2). Kategori kelas air di Indonesia juga perlu dipertimbangkan,
yaitu ketentuan 5 kelas air (Tabel 6.3) , dimana sumber air baku dapat ditetapkan pada
Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3. Instalasi PDAM menyesuaikan teknologi pengolahan air
sesuai dengan kelas air bakunya. Teknologi instalasi air minum untuk berbagai kondisi air
baku dapat diatur dengan standard teknologi sarana pengolahan air minum.
Revisi klasifikasi air diperlukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan jenis
pemanfaatan air serta teknologi penyediaan dan pengolahan air. Selain itu sumber air yang
pada saat ini dinilai tidak berkelas karena kualitasnya lebih buruk dari Kelas 4 harus
dilindungi atau dikonservasi untuk keperluan masa yang akan datang sehingga
dikategorikan Kelas 5. Upaya tersebut juga harus selaras dengan pertumbuhan ekonomi,
antara lain perkembangan industri dan pertambangan yang juga memerlukan perairan
penampung air limbah yang telah dikendalikan pencemarannya. Klasifikasi yang direvisi
adalah sebagai berikut:
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
36

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
peruntukkan lain
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan
peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, pertanaman, air industri, air pertambangan, dan peruntukkan lain
dengan syarat kualitas yang sama
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman,
air industri, air pertambangan, dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang
sama
e. Kelas lima, air yang tidak memenuhi syarat peruntukkan air namun harus
dikonservasi
f. Air baku air minum selain menggunakan sumber air Kelas 1, dapat juga
menggunakan Kelas 2 dan Kelas 3, apabila proses dan sarana pengolahannya
mampu mengolah air baku menjadi air minum yang memenuhi syarat kesehatan.

Tabel 6.1. Klasifikasi Kualitas Air pada Berbagai Negara
Kelas/
Kategori
Pemanfaatan Air
Indonesia
PP
82/2001
Jepang Korea Thailand Malaysia Pilipina
1 Air baku (M) I: M AA: M-1 I: M-1 1: M-1 I: M-1 AA: M-1
Perikanan (IK) I: Ik-1
Konservasi (K) AA: K I: K 1: K
2 Air baku (M) A: M-2 II: M-2 2: M-2 IIA:M-2 A: M-2
Perikanan (IK) II: Ik A: Ik-1 II: Ik-1 2: Ik-1 IIA:Ik-2
Mandi/renang (R) II: R A: R 2: R
Peternakan (Tr) II: Tr
Pertanian (Tn) II: Tn
Konservaasi (K) 2: K
3 Air baku (M) B: M-3 III:M-3 3: M-3 B: R-1
Perikanan (Ik) III: Ik B: Ik-2 III:Ik-2
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
37
Peternakan (Tr) III: Tr
Pertanian (Tn) III: Tn 3: T
Mandi/renang (R) IIB:R
4 Air baku (M) 4: M-4 III: M-3 C: Ik
Perikanan (Ik) C: Ik-3 IV:Ik-4 III: Ik-3
Pertanian (Tn) IV: Tn
Industri (Id) C: Id-1 IV:Id-1 4: Id C: Id-1
Rekreasi (R) C: R-2
5 Air baku (M)
Industri (Id) D: Id-2 V:Id-2 D: Id-2
Pertanian (Tn) D: Tn IV: Tn D: Tn
Peternakan (Tr)
Konservasi V:K
6 Industri (Id) E: Id-3
Konservasi (K) E: K
Tdk
berkelas
Navigasi (N) 5: N













LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
38
Tabel 6.2. Klasifikasi Kualitas Air Berdasarkan Kategori Pemanfaatan Air

No Pemanfaatan Air 1 2 3 4 5
1 Hidrobiologi Kehidupan
biota memiliki
keaneka-
ragaman
mantap
Kehidupan
biota memiliki
keaneka-
ragaman
mantap;
jumlah spesis
peka
berkurang
Kehidupan biota
memiliki
keaneka-
ragaman
mantap; banyak
kehilangan
spesis peka
Kehidupan
biota
memiliki
keanekaraga
man
berkuarng
dan banyak
kehilangan
spesis peka
Kehidupan biota
memiliki keaneka
ragaman sangat
rendah
2 Baku Air Minum Memerlukan
proses
pengolahan
desinfeksi
Memerlukan
proses
pengolahan
sederhana
Memerlukan
proses
pengolahan
konvensional
Memerlukan
proses
pengolahan
kompleks
Air tidak dapat
dipakai sebagai
air baku
3 Rekreasi dan Olah
Raga Air
Kualitas air
optimal
Kualitas air
dapat diterima
dan memerlukan
pemantauan
ketat
Air tidak dapat
digunakan
rekreasi dan olah
raga air
4 Irigasi Air irigasi
untuk semua
tanaman
termasuk
yang sangat
peka dan
semua jenis
tanah
Air irigasi
untuk
tanaman
peka dan
semua jenis
tanah
Air irigasi hanya
dapat digunakan
untuk tanaman
yang toleran,
tanah basa atau
netral
Air irigasi
hanya dapat
digunakan
untuk
tanaman
yang sangat
toleran,
tanah basa
atau netral

Air tidak dapat
digunakan air
irigasi
5 Peternakan Air minum
untuk semua
binatang,
termasuk
hewan ternak
peka
Air minum
hanya untuk
binatang
dewasa, tidak
mudah sakit,
pemantauan
ketat diperlukan
Air tidak dapat
digunakan untuk
minum hewan
ternak
6 Perikanan Air sesuai
untuk semua
jenis ikan,
termasuk telor
ikan, bibit ikan,
dan ikan peka
Air sesuai untuk
semua jenis ikan
dewasa sedikit
peka
Air tidak sesuai
untuk perikanan

Sumber: Kriteria Kualitas Air Perancis, 1999
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
39
Tabel 6.3. Usulan Klasifikasi Mutu Air di Indonesia
Kelas
Air
Jenis Pemanfaatan
Air
Kategori
Pemanfaatan
Air
Keterangan
Syarat kualitas air/
Syarat proses pengolahan air
1
Air baku (M)
M-1 Proses sederhana: disinfeksi
Rekreasi air (R)
R-1 Mandi berenang, menyelam
Perikanan (Ik)
Ik-1 Perikanan peka dan ekosistem akuatik
Peternakan (Tr)

Pertanian (Tn)

Industri (Id)

Konservasi (K)
K Konservasi sumber daya air
2
Air baku (M)
M-2 Proses konventional: sedimentasi,
koagulasi, filtrasi, disinfeksi
Rekreasi air (R)
R-2 Tidak kontak air
Perikanan (Ik)
Ik-2 Perikanan dan ekosistem akuatik kurang
peka
Peternakan (Tr)
Tr-1 Peternakan peka pencemaran air
Pertanian (Tn)
Tn-1 Tanaman peka pencemaran air
Industri (Id)
Id-1 Proses konventional
Konservasi (K)
K Konservasi sumber daya air
3
Air baku (M)
M-3 Proses kompleks: konventional plus
Rekreasi air (R)

Perikanan (Ik)
Ik-3 Perikanan tidak peka pencemaran air
Peternakan (Tr)
Tr-2
Pertanian (Tn)
Tn-2 Tanaman yang tidak peka pencemaran air
Industri (Id)
Id-2 Proses pengolahan konventional plus
Konservasi (K)
K Konservasi sumber daya air
4
Rekreasi air (R)

Perikanan (Ik)

Peternakan (Tr)
Tr-3
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
40
Pertanian (Tn)
Tn-3 Tanaman yang dapat mentolerir
pencemaran air
Industri (Id)
Id-3 Proses pengolahan kompleks
Konservasi (K)
K Konservasi sumber daya air
5
Air baku (M)
xxx Tidak sesuai atau tidak ekonomis
Rekreasi air (R)
xxx
Perikanan (Ik)
xxx
Peternakan (Tr)
xxx
Pertanian (Tn)
xxx
Industri (Id)
xxx
Penggelontoran (G)
G Penggelontoran perkotaan dan
permukiman
Penampung air
limbah (PL)
PL Penampung air limbah bersyarat DTBPA
Konservasi (K)
K Konservasi sumber daya air











LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
41
6.2. Kriteria Kelas Air
6.2.1. Kelompok Parameter Fisika
Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Kelompok Parameter Fisika adalah sebagai berikut (Tabel
6.4):
1) Temperatur: tidak ada perubahan Kelas 1 sampai Kelas 4 yaitu deviasi temperatur 3 C.
2) Residu Terlarut: tidak ada perubahan, yaitu Kelas 1 sampai Kelas 3 sama 1000 mg/l,
sedangkan Kelas 4 adalah 2000 mg/l
3) Residu Tersuspensi: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4, yaitu Kelas 1
dan Kelas 2 adalah 50 mg/l sedangkan Kelas 3 dan Kelas 4 adalah 400 mg/l.
Tambahannya adalah Kelas 5 yaitu <1000 mg/l
4) Tranparansi: parameter tambahan untuk danau, waduk dan situ, yaitu Kelas 1 sebesar
10 m, Kelas 2 sebesar 4 m, Kelas 3 sebesar 2,5 m dan Kelas 4 sebesar < 2,5 m.
5) Warna: parameter tambahan, berturutan Kelas 1 sampai Kelas 4 masing-masing adalah
15, 50, 100 dan 150 dengan satuan PtCo Unit.

Tabel 6.4 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Fisika
No Prameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Revisi
FISIKA
1
Temperatur
C
Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3 Tetap tidak
berubah
2 Residu Terlarut mg/L 1.000 1.000 1.000 2.000 --- Tetap tidak
berubah
3 Residu
Suspensi
mg/L 50 50 400 400 <1000 Tetap tidak
berubah, tetapi
tambah Kelas 5
4 Transparansi m 10 4 2,5 <2,5 -- Berlaku untuk
danau, waduk,
situ
5 Warna PtCo
Unit
15 50 100 150 -- Parameter
tambahan, tidak
berlaku untuk air
gambut (warna
alami)
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
42
6.2.2. Kelompok Parameter Kimia
Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Kelompok Parameter Kimia adalah sebagai berikut (Tabel
6.5):
1) Derajat Keasaman atau pH; tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 3 sama
6,0 9,0 sedangkan Kelas 4 adalah 5,0 9,0. Tambahan Kelas 5 juga 5,0 9,0.
2) Biochemical Oxygen Demand atau BOD: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai
Kelas 4 berturutan adalah 2,0 3,0 6,0 12,0 mg/l
3) Chemical Oxygen Demand atau COD : reviisi Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan
adalah 10,0 25,0 40,0 80,0 mg/l, dan tambahan Kelas 5 adalah 100 mg/l
4) Dissolved Oxygen atau DO : revisi pada Kelas 4 dari 0,0 menjadi 1,0 mg/l , sehingga
kadarnya berturutan adalah 6,0 4,0 3,0 1,0 mg/l.
5) Sulphate atau SO
4
: revisi lebih ketat dan semua Kelas ada kadarnya, yaitu berturutan
dari Kelas 1 sampai Kelas 4 menjadi 300 300 300 600 mg/l.
6) Chlorida atau Cl : revisi lebih ketat dan semua Kelas ada kadarnya, yaitu berturutan
dari Kelas 1 sampai Kelas 4 menjadi 300 300 300 600 mg/l.
7) Natrium sebagai % Na : parameter tambahan pada semua kelas adalah 60 %.
8) Sodium Absorption Ratio atau SAR : parameter tambahan pada semua kelas adalah
18.
9) Barium :ada perbahan , yaitu Kelas 1 sampai Kelas 4 sama 1,0 mg/l.
10) Nitrate sebagai NO
3
-N: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan
adalah 10,0 10,0 20,0 20,0 mg/l
11) Nitrite sebagai NO
2
-N: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 semuanya
adalah 0,06 mg/l
12) Ammonia sebagai NH
3
-N : revisi lebih ketat dan semua Kelas ada kadarnya, yaitu
berturutan dari Kelas 1 sampai Kelas 4 adalah 0,1 0,5 1,0 dan 1,5 mg/l.
13) Phosphate sebagai PO4-P
14) Total Phosphate sebagai Total P
15) Fluorida atau F : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan adalah
0,5 1,5 1,5 1,5 mg/l
16) Sulphide sebagai S : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan
adalah 0,002 0,002 0,002 0,04 mg/l
17) Sianida sebagai CN : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 yaitu sama
0,02 mg/l.
18) Chlorine bebas Cl
2
: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 yaitu sama
0,03 mg/l.
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
43
19) Minyak dan Lemak : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 yaitu sama
1000 ug/l.
20) Detergent sebagai MBAS : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4
berturutan adalah 200 200 200 500 ug/l
21) Phenol : revisi menjadi lebih longgar sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berturutan menjadi 2 5 10 20 ug/l
22) Boron : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 yaitu sama 1,0 mg/l.

6.2.3. Kelompok Parameter Kimia Logam dan Logam Berat
Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Kelompok Parameter Kimia Logam Berat adalah sebagai
berikut (Tabel 6.6):
1) Air Raksa atau Hg : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan
adalah 1 2 2 5 ug/l
2) Arsen atau As : revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berturutan menjadi 50 50 50 100 ug/l.
3) Besi atau Fe : revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berturutan menjadi 0,3 0,5 1,0 1,5 mg/l.
4) Cadmium atau Cd : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 yaitu sama 10
ug/l.
5) Chomium heksavalent atau Cr VI: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4
yaitu sama 50 ug/l.
6) Cobalt atau Co : revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berturutan menjadi 50 50 50 200 ug/l.
7) Mangan atau Mn : revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas
4 berturutan menjadi 0,1 0,2 0,5 1,0 mg/l.
8) Nikel atau Ni : tambahan parameter yang kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan
adalah 50 50 50 100 ug/l.
9) Selenium atau Se : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan
adalah 10 50 50 50 ug/l
10) Seng atau Zn : tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan adalah 50
50 50 200 ug/l
11) Tembaga atau Cu: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 yaitu berturutan
adalah 20 20 20 200 ug/l
12) Timbal atau Pb: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berturutan menjadi 30 30 30 500 ug/l.
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
44

Tabel 6.5 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Kimia
No Prameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Revisi
KIMIA
1 pH 6-9 6-9 6-9 5 - 9 5-9 Kadar tidak berubah,
tambah Kelas 5
2 BOD mg/L 2 3 6 12 -- Tetap tidak berubah
3 COD mg/L 10 25 50 100 Kadar pada PP 82/2001
10 25 40 80 100 Revisi sedikit lebih ketat,
tambah Kelas 5
4 DO mg/L 6 4 3 0 Kadar pada PP 82/2001
6 4 3 1 -- Revisi lebih ketat pada
Kelas 4
5 Sulfat mg/L 400 --- --- --- Kadar pada PP 82/2001
300 300 300 400 -- Revisi lebih ketat
6 Khlorida mg/L 600 -- -- -- Kadar pada PP 82/2001
300 300 300 600 -- Revisi lebih ketat
7 % Na % 60 60 60 60 -- Tambahan parameter
8 SAR -- 18 18 18 18 -- Tambahan parameter
9 Barium Mg/L 1,0 -- -- --
10 Nitrat (NO
3

N)
mg/L 10 10 20 20 -- Tetap tidak berubah
11 Nitrit (NO2-
N)
mg/L
0,06 0,06 0,06 0,06 --
Tetap tidak berubah
12 NH
3
-N mg/L 0,5 -- -- -- Kadar pada PP 82/2001
0,1 0,5 1,0 1,5 -- Revisi lebih ketat
13 Total N 0,65 0,75 1,90 > 1,90 -- Tambahan parameter
untuk danau
14 PO4- P mg/L 0,2 0,2 1,0 5,0 -- Kadar pada PP 82/2001
15 Total P 0,2 0,2 1,0 5,0 -- Perubahan parameter,
berlaku untuk sungai
16 Total P 0,010 0,030 0,100 >0,100 -- Tambahan, berlaku untuk
danau
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
45
17 Fluorida mg/L mg/L 1,5 1,5 1,5 -- Tetap tidak berubah
18 Sulfida- S mg/L 0,002 0,002 0,002 0,04 -- Tetap tidak berubah
19 Sianida CN mg/L 0,02 0,02 0,02 0,02 -- Tetap tidak berubah
20 Khlorin
bebas
mg/L 0,03 0,03 0,03 0,03 -- Tetap tidak berubah
21 Minyak dan
lemak
Ug/L 1000 1000 1000 1000 -- Tetap tidak berubah
22 MBAS Ug/L 200 200 200 500 -- Tetap tidak berubah
23 Phenol Ug/L 1 1 1 -- Kadar pada PP 82/2001
2 5 10 20 -- Revisi lebih lonngar
24 Boron mg/L 1,0 1,0 1,0 1,0 -- Tetap tidak berubah


Tabel 6.6 Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Kimia Logam dan Logam Berat

No Prameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Revisi
LOGAM &
LOGAM BERAT

1 Air raksa, Hg mg/L 0,001 0,002 0,002 0.005 ---- Tetap tidak berubah
2 Arsen, As mg/L 1.0 1,0 1,0 -- Kadar pada PP
82/2001
mg/L 0,05 0,05 0,05 0,10 --- Revisi lebih ketat
3 Besi, Fe mg/L 0,3 -- -- -- Kadar pada PP
82/2001
mg/L 0,3 0,5 1,0 1,5 --- Revisi lebih ketat
4 Cadmium, Cd mg/L 0,01 0,01 0,01 0.01 --- Tetap tidak berubah
5 Chromium, Cr VI mg/L 0,05 0,05 0,05 (0,01) Kadar pada PP
82/2001
mg/L 0,05 0,05 0,05 0,05 --- Tetap tidak berubah
6 Cobalt, Co mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2 Kadar pada PP
82/2001
7 Mangan, Mn mg/L 0,1 -- -- -- Kadar pada PP
82/2001
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
46
0,1 0,2 0,5 1,0 --- Revisi lebih ketat
8 Nikel, Ni mg/L 0,05 0,05 0,05 0,10 --- Tambahan parameter
9 Selenium, Se mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05 --- Tetap tidak berubah
10 Seng, Zn mg/L 0,05 0,05 0,05 2,0 --- Tetap tidak berubah
11 Tembaga, Cu mg/L 0,02 0,02 0,02 0.2 --- Tetap tidak berubah
12 Timbal, Pb mg/L 0,03 0,03 0,03 1,0 Kadar pada PP
82/2001
0,03 0,03 0,03 0,5 --- Revisi sedikit lebih
ketat



6.2.4. Kelompok Parameter Kimia Pestisida
Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Kelompok Parameter Kimia Pestisida adalah sebagai
berikut (Tabel 6.7):
1) Aldrin/ Dieldrin: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berubah menjadi 1,0 ug/l.
2) BHC: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4 berubah
menjadi 2,0 ug/l.
3) Chlordane: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berubah menjadi 0,01 ug/l.
4) DDT: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4 berubah
menjadi 0,1 ug/l.
5) Endrin: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4 berubah
menjadi 0,2 ug/l.
6) Heptachlor: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berubah menjadi 0,2 ug/l.
7) Lindane: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4 berubah
menjadi 4,0 ug/l.
8) Metoxychlor: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berubah menjadi 35,0 ug/l.
9) Toxaphan: revisi menjadi lebih ketat sehingga kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4
berubah menjadi 5,0 ug/l.


LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
47
6.2.5. Kelompok Parameter Kimia Mikrobiologi
Kriteria Kelas Air Kelompok Parameter Mikrobiologi tetap tidak berubah, yaitu sebagai
berikut (Tabel 6.8):
1) Fecal coliform: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan adalah
100 1000 2000 > 2000 jumlah koloni/100 ml
2) Total Coliform: tidak ada perubahan untuk Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan adalah
1000 5000 10000 > 10000 jumlah koloni/100 ml

6.2.6. Kelompok Parameter Biologi
Usulan tambahan Kriteria Kelas Air Kelompok Parameter Biologi untuk danau dan waduk
adalah sebagai berikut (Tabel 6.9):
Chlorophyl @: tambahan parameter yang kadarnya Kelas 1 sampai Kelas 4 berturutan
adalah 10 50 100 200 ug/l.

Tabel 6.7. Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Pestisida

No Prameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Revisi
PESTISIDA
1 Aldrin/
Dieldrin
ug/L 17 -- -- -- --- Kadar pada PP 82/2001
ug/L 1 1 1 1 Revisi lebih ketat
2 BHC ug/L 210 210 210 210 ---- Kadar pada PP 82/2001
ug/L 2 2 2 2 Revisi lebih ketat
3 Chlordane ug/L 3 -- -- -- --- Kadar pada PP 82/2001
ug/L 0,01 0,01 0,01 0,01 Revisi lebih ketat
4 DDT ug/L 2 2 2 2 ---- Kadar pada PP 82/2001
ug/L 0,1 0,1 0,1 0,1 Revisi lebih ketat
5 Endrin ug/L 1 4 4 -- --- Kadar pada PP 82/2001
0,2 0,2 0,2 0,2 Revisi lebih ketat
6 Heptachlor ug/L 18 -- -- -- --- Kadar pada PP 82/2001
0,2 0,2 0,2 0,2 Revisi lebih ketat
LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
48
7 Lindane ug/L 56 -- -- -- --- Kadar pada PP 82/2001
4 4 4 4 Revisi lebih ketat
8 Methoxychlor ug/L 35 -- -- -- --- Kadar pada PP 82/2001
35 35 35 35 Revisi lebih ketat
9 Toxaphan ug/L 5 -- -- -- --- Kadar pada PP 82/2001
5 5 5 5 Revisi lebih ketat


Tabel 6.8. Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Mikrobiologi
No Prameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Revisi
MIKROBIOLOGI
1 Fecal coliform Jml
/100 ml
100 1000 2000 >2000 --- Tetap tidak
berubah
2 Total Coliform Jml
/100 ml
1000 5000 10000 >10000 --- Tetap tidak
berubah


Tabel 6.9. Usulan Revisi Kriteria Kelas Air Parameter Biologi
No Prameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Revisi
BIOLOGI
1 Chlorophyl @ g/l 10 50 100 200 Tambahan
parameter
untuk danau
dan waduk






LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
49

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN




7.1. Kesimpulan
d. Peraturan Pemerintah No.82 ahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air memerlukan revisi, sesuai dengan kondisi lingkungan
di lapangan dan pengalaman pemantauan serta penilaian kualitas air dan
implementasinya pada berbagai daerah.
e. Kriteria kualitas air memerlukan revisi, yaitu katagorinya perlu mencakup berbagai
pemanfaatan air termasuk berbagai tingkat proses pengolahan air untuk air baku dan
tingkat kepekaan ikan dan tanaman terhadap pencemaran air. Selain itu perlu
penambahan kelas air-5
f. Parameter kualitas air dan kadarnya pada kriteria kelas air tidak memerlukan revisi
berdasarkan hasil penelitian dan literatur serta data di lapangan adalah residu
terlarut, BOD, Ba, NO3-N, Fluorida, Sulfida, Sianida, Chlorine bebas, Minyak lemak,
MBAS, Boron, Hg, Cd, Se, Zn, Cu, Fecal Kholiform dan Total Coliform.
g. Parameter kualitas air dan kadarnya pada kriteria kelas air memerlukan revisi,
ditambah kelas-5 untuk parameter temperatur, pH, Residu suspensi, dan COD.
Sedang kan lebih ketat berdasarkan hasil penelitian dan literatur serta data di
alapanga adalah COD, DO, SO4, Cl, NH3-N, As, Fe, Mn, Pb dan semua parameter
Pestisida.
h. Parameter kualitas air dan kadarnya pada kriteria kelas air memerlukan revisi lebih
longgar berdasarkan hasil penelitian dan literaiur serta data lapangan adalah phenol.
i. Parameter kualitas air yang perlu ditambahkan pada kriteria kelas air berdasarkan hasil
penelitian dan literatur serta data lapangan adalah warna, %Na, SAR, Ni, Sedangkan
Transparansi, Total N, Total P, dan khlorofil @khusus untuk danau dan waduk.

LAPORAN FINAL

KAJIAN KRITERIA MUTU AIR LAMP.PP.82/2001
50
7.2. Saran
a. Mengingat kelas air akan digunakan untuk keperluan perhitungan daya tampung beban
Pencemaran sesuai dengan amanat Undang-undang No.32 tahun 2009, maka diperlukan
penyusunan Pedoman/panduan teknik dalam metode perhitungan DTBP untuk melengkapi
Peraturan Mentri KLH No.1 Tahun 2010.
b. Perlu segera diterbitkan kelas air sungai-sungai Nasional dengan memperlihatkan revisi Kelas
Air yang diusulkan pada kajian ini.

Anda mungkin juga menyukai