Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN WAJIB MENGAJAR UNTUK MAHASISWA GUNA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN MERATA DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN: PKM GT

DIUSULKAN OLEH

PURNAMA M KAIMUN

D62111254 (Angkatan 2011)

NURFITRAH RAMADHANI D62111256 (Angkatan 2011) NAFILAH SHAF


NUR FITRIANI

D62111275 (Angkatan 2011) D62112261 (Angkatan 2012)

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan

Bidang Kegiatan
Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap NIM Universitas Jurusan / Prodi Alamat Rumah Nomor Telepon/ HP Email Anggota Pelaksana Kegiatan Dosen Pendamping Nama dan Gelar NIP Alamat No.Telp/hp

: Penerapan Wajib Mengajar untuk Mahasiswa Guna Mewujudkan Pendidikan Merata di Indonesia : ( ) PKM AI ( ) PKM-GT
: : : : : : : : : : : :

Purnama M Kaimun D62111254 Universitas Hasauddin Teknik Geologi / Teknik Pertambangan Perumahan Green Hasanuddin , B1 /3 085256555388 purnamakaimun@gmail.com 3 orang Aryanti Virtanti A.ST, MT 197010052008012026
Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 32 A, Makassar 081354872847

Makassar, 15 Maret 2013

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis yang berjudul Penerapan Wajib Mengajar Untuk Mahasiswa Guna Mewujudkan Pendidikan Merata Di Indonesia, yang disusun untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT). Penulisan karya tulis ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. phil. nat. Sri Widodo S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan 2. Ibu Aryanti Virtanti A. S.T, M.T., selaku Dosen Pembimbing karya tulis kami yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penulisan karya tulis ini. 3. Orang tua dari penulis masing - masing yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan kepada kami untuk menyelesaikan progam kreatifitas mahasiwa agar menjadi kenyataan. 4. Teman-teman Detonator11 Teknik Pertambangan 2011 yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan, baik moral maupun material kepada kami. Tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu dalam penulisan karya tulis ini masih banyak ditemukan kekurangan, penulis menerima masukan, saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, pemerintah, dan seluruh rakyat Indonesia. Mari berkontribusi untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Makassar, 10 Maret 2013

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii KATAPENGANTAR .................................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................................... v RINGKASAN .............................................................................................................. vi PENDAHULUAN Latar Belakang ....................................................................................................... 1 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1 Manfaat Penulisan .................................................................................................. 2 GAGASAN Kondisi Pendidikan Saat ini ................................................................................... 2 Guru di Sekolah ...................................................................................................... 2 Solusi Pemerintah ................................................................................................... 3 Potensi Mahasiswa .................................................................................................. 4 Konsep Wajib Mengajar ..................................................................................... 4 Kegiatan Belajar Mengajar............................................................................................... 4 KESIMPULAN ........................................................................................................... 4 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP Biodata penulis pertama Biodata penulis kedua Biodata penulis ketiga Biodata penulis keempat

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Contoh matriks pembelajaran yang bisa diterapkan pada mahasiswa ................ 4

PENERAPAN WAJIB MENGAJAR UNTUK MAHASISWA GUNA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN MERATA DI INDONESIA Purnama M Kaimun., Nurfitrah Ramadhani., Nafilah Shaf., Nur Fitriani Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin RINGKASAN Pendidikan di Indonesia belum ditunjang dengan aspek-aspek pendukung yang memadai. Masalah yang sering dihadapi di Indonesia adalah kekurangan guru di sekolah utamanya bagi mereka yang berada di wilayah terpencil. Di lain pihak, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan adalah tenaga terampil yang bisa digunakan sebagai guru untuk pendidikan jenjang di bawahnya. Mahasiswa dapat dikenakan wajib mengajar atau menjadi guru sementara untuk mengisi kelangkaan guru di sekolah jenjang Sekolah Dasar. Penerapan wajib mengajar tidak membutuhkan dana besar dan proses yang rumit, cukup memasukkan wajib mengajar sebagai salah satu capaian kurikulum perguruan tinggi. Penerapan wajib mengajar merupakan suatu solusi untuk menunjang pendidikan di Indonesia guna mewujudkan pendidikan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. SUMMARY Education in Indonesia has not been supportes with supporting aspects. Educations problem issue in Indonesia is need of teachers for students in the isolated area. In the other side, college students who studying are very potential that can be used to be teacher for below level of education. The college studentss can be require to be a temporary teacher to take the vacuum of teacher in the elementary school . Application of obligation teach does not need much money and complicated process, we only need to take teaching as one of the part in college curriculum. Obligation teaching is a solution for support education in indonesia to realize equitable education in our beloved Indonesia.

vi

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, sehingga akan mampu menjadi negara yang maju dan besar bila memajukan pendidikan atau pembinaan sumber daya manusia bagi masyarakat. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Di lain pihak, menurut hasil penelitian dari lembaga yang sama, Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia (Ganis, 2012). Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah penyebaran guru yang tidak merata sehingga mengakibatkan kelangkaan guru di beberapa daerah. Hal ini umumnya terjadi pada tingkat sekolah dasar (SD) di daerah-daerah terpencil. Selain masalah kelangkaan guru, masalah lain adalah kualitas dan kompetensi dari guru yang bersangkutan. Banyak guru dengan alasan usia yang sudah tua tidak mau dan tidak mampu lagi untuk mengembangkan diri sebagai guru berkualitas. Faktor lain adalah keterbatasan informasi dan keterbatasan pengetahuan untuk menggunakan sumber-sumber informasi bagi guru untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai tenaga pengajar profesional. Pada tahun 2010, Anies Baswedan mencetuskan program yang dikenal dengan Indonesia Mengajar. Program ini mengirim sarjana-sarjana terpilih ke berbagai daerah di wilayah Indonesia untuk mengajar dan berbagi inspirasi. Program ini memang membantu meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita. Namun, kami melihat bahwa program ini memiliki sedikit kekurangan, yakni keterbatasan jumlah pengajar yang dapat dikirim karena membutuhkan sumber dana yang besar. Berdasarkan beberapa masalah di atas, penulis tertarik untuk mengusulkan penerapan wajib mengajar untuk mahasiswa guna mewujudkan pendidikan merata di Indonesia. Wajib mengajar ini sejalan dengan program pemerintah yaitu program wajib belajar 12 tahun serta berkaitan dengan salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, wajib mengajar juga dapat menjadi wadah latihan bagi mahasiswa untuk terjun kepada masyarakat secara langsung. Penerapan wajib mengajar yang penulis usulkan tentunya harus sistematis dan terprogram dengan baik serta profesional. Hal ini guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang sangat memprihatinkan. Program wajib mengajar ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menutupi kelangkaan guru dan meningkatkan kualitas pengetahuan anak didik melalui transformasi ilmu dari generasi yang tergolong masih muda. Tujuan Penulisan Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gagasan program wajib mengajar bagi mahasiswa untuk: 1. Mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia 2. Membantu peningkatan kualitas pendidikan dasar

3. Menggali potensi mahasiswa sebagai pengajar muda, tangguh dan berkualitas Manfaat Penulisan Penulisan gagasan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Menjadi salah satu solusi untuk mengatasi ketidakmerataan serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 2. Bagi mahasiswa Menjadi sarana untuk mengabdikan diri kepada masyarakat serta menggali potensi dan bakat sebagai insan muda yang inovatif. 3. Bagi siswa Berkesempatan mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas. B. GAGASAN

Kondisi Pendidikan Saat ini Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Tingkat kesejahteraan pada umumnya sangat bergantung pada tinggi rendahnya tingkat pendidikan. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik, sebaliknya seseorang dengan pendidikan yang rendah akan memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang baik. Pendidikan identik dengan status sosial seseorang di mata masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka ia akan mendapatkan status sosial yang semakin baik di mata masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah tersedianya guru dalam jumlah cukup dan berkualitas. Namun, pendidikan di Indonesia masih mengalami keadaan yang problematik. Selain kualitasnya rendah, distribusi guru di negara kita masih belum merata. Sebagai contoh, Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli memiliki SD sebanyak 13 sekolah, pada tahun 2012 seluruh sekolah memiliki jumlah siswa 2751 dengan jumlah guru tetap sebanyak 8 orang dan guru tidak tetap 11 orang. Bila dihitung maka rasio perbandingan guru dan siswa adalah 1:144 yang berarti bahwa setiap guru mengajar 144 orang siswa. Contoh lainnya terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Makale 5, Kabubaten Tana Toraja, dimana jumlah siswa 529 orang dan jumlah guru kelas yang berstatus PNS hanya delapan orang. Hal ini juga terjadi di berbagai daerah lainnya di Indonesia. Guru di Sekolah Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang semestinya memiliki tingkat kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah

sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia (Wikipedia, 2012). Guru tetap adalah guru yang telah memiliki status minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Guru tetap di sekolah swasta adalah guru tetap yang telah memiliki kewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang di kepemerintahan Indonesia. Guru tidak tetap adalah guru yang belum berstatus minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, dan digaji per jam pelajaran. Seringkali mereka digaji secara sukarela, dan bahkan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi. Secara kasat mata, mereka sering nampak tidak jauh berbeda dengan guru tetap, bahkan mengenakan seragam Pegawai Negeri Sipil layaknya seorang guru tetap. Hal tersebut sebenarnya sangat menyalahi aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Secara fakta, mereka berstatus pengangguran terselubung. Pada umumnya, mereka menjadi tenaga sukarela demi diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil melalui jalur honorer ataupun sebagai penunggu peluang untuk lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil formasi umum. Berdasarkan pengamatan, guru di sekolah dapat digolongkan sebagai guru aktif dan guru pasif. Guru aktif adalah guru yang aktif mengembangkan diri dan terus inovatif mendidik siswa dengan metode yang kreatif dan sesuai dengan kebutuhan masa kini. Sedangkan guru pasif adalah guru yang tidak mengembangkan kualitasnya sebagai guru dan bergantung pada metode mengajar yang konvensional terkesan sederhana dan kurang memenuhi kebutuhan masa kini. Solusi Pemerintah Solusi yang pernah ditawarkan oleh pemerintah dalam hal ini Mendiknas Muhammad Nuh adalah distribusi guru yang merata dengan pendekatan regulasi untuk memperbaiki reformasi pendidikan (Harian Kompas, 20 Mei 2010). Namun solusi ini kurang optimal karena beberapa hal, yaitu: 1. Ketersediaan SDM guru tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan guru di berbagai daerah Indonesia. Latief (2010) memaparkan, 68 persen sekolah di kota kelebihan guru, sementara 37 persen sekolah di desa dan 66 persen sekolah di daerah terpencil masih sangat kekurangan guru. 2. Sistem otonomi daerah yang mempersulit koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah kota/daerah. Muhdi (2010) mengatakan, secara koordinatif, guru memang berada di bawah naungan Kemendiknas RI. Namun, ia mengatakan bahwa kelembagaan guru faktanya merupakan "milik" pemkab/pemkot sehingga hal tersebut perlu disadari oleh pemerintah secara baik. 3. Kurangnya motivasi dari dalam diri guru untuk membangkitkan semangat anak didiknya untuk menempuh pendidikan yang lebih baik. Sampai saat ini pendidikan di daerah Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua masih tertinggal dengan Angka Pendidikan Mutu (APM) SMP/MTS-nya terendah, yaitu 59-61 persen. (Hitipeuw, 2010).

Potensi Mahasiswa Mahasiswa sebagai insan akademis yang terdidik, terlatih dan terampil memiliki potensi luar biasa bila dimanfaatkan sebagai tenaga guru temporer di sekolah-sekolah. Usia mahasiswa yang masih tergolong muda menjadikan mahasiswa memiliki pemikiran yang segar, daya juang dan semangat yang tinggi.

Konsep Wajib Mengajar Wajib mengajar merupakan suatu program untuk mahasiswa dimana mahasiswa melaksanakan tugas menjadi guru di Sekolah Dasar yang minim tenaga pengajar. Sebelum mengajar mahasiswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan tentang metode-metode mengajar yang baik dan benar sehingga pada waktunya mahasiswa sedikitnya memiliki pengetahuan tentang bagaimana menjadi guru. Program Wajib Mengajar pada dasarnya tidak terlalu rumit untuk diwujudkan. Pemerintah dapat memasukkan program wajib mengajar ke dalam kurikulum universitas sebagai mata kuliah wajib yang dilaksanakan selama 6 bulan. Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa cenderung terbiasa dengan iklim belajar dan mengajar sehingga dapat dengan mudah ditugaskan sebagai guru atau tenaga pengajar. Banyak di antara mahasiswa bahkan menjadi tenaga pengajar privat atau tenaga pengajar di bimbingan belajar di luar sekolah. Mahasiswa lebih bersemangat dan lebih inovatif. Mahasiswa tergolong dalam usia muda sehingga masih memiliki energi dan tenaga yang cukup kuat menciptakan proses mengajar yang jauh lebih bersemangat. Ide-ide kreatif mahasiswa lebih maju sehingga dapat memberi terobosan-terobosan dalam kegiatan mengajar. Beberapa mata kuliah juga memiliki banyak kaitan dengan pelajaran pada umumnya. Materi kuliah mencakup mata kuliah umum seperti kewarganegaraan, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Selain itu, beberapa mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa erat kaitannya dengan mata pelajaran SD (Tabel 1). Tabel 1. Contoh matriks pembelajaran yang bisa diterapkan pada mahasiswa Mata Kuliah Mata pelajaran yang bisa diajarkan pada siswa SD Matematika Dasar Matematika Fisika Dasar IPA Geologi Fisik IPS Kewarganegaraan PKN Bahasa Inggris Terpadu Bahasa Inggris
C. KESIMPULAN

1. Wajib mengajar merupakan program untuk mahasiswa menjadi pengajar Sekolah Dasar selama 6 bulan sebagai salah satu syarat menyelesaikan

studinya di universitas. Wajib mengajar diharapkan membantu peningkatan dan pemerataan pendidikan di Indonesia. 2. Wajib mengajar dapat dilakukan melalui upaya pemerintah memasukkan wajib mengajar sebagai salah satu kurikulum dalam sistem pendidikan tinggi. 3. Wajib mengajar diprediksikan akan sangat bermanfaat dan membantu dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia terutama bagi siswa-siswa Sekolah Dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Anik, Ghufron. 2010. Jabatan Fungsional guru dan Angka Kreditnya. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Ganis, 2012. Masalah pendidikan di Indonesia. http://ganis.student.umm.ac.id /2010/01/26/mahalnya-biaya-sekulah-di-masa-sekarang.htm. Diakses tanggal 24 November 2012 pukul 23.57. Hitipeuw, Jimmy. 2010. Pendidikan Dasar Tak Merata. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/09/29/06212629/Pendidikan .Dasar.Tak.Merata.htm. Diakses pada 20 Februari 2013 pukul 03.14. Muhdi. 2013. SK Bersama 3 Menteri Justru Bikin "Ribet". http://www.duniaedukasi.net/2010/05/sk-bersama-3-menteri-justru-bikinribet.html. Diakses pada 20 Februari 2013 pukul 03.11.

Wrihatnolo, Randi dkk. 2006. Manajemen Pembangunan Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Yayasan Indonesia Mengajar. 2013. Visi dan Misi Indonesia Mengajar. https://indonesiamengajar.org/tentang-indonesia-mengajar/visi-danmisi/.htm. Diakses tanggal 20 Februari 2013 pukul 03.07.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Email NIM Jurusan/ Prodi Universitas Karya Ilmiah yang pernah dibuat : Purnama M Kaimun : Tolitoli, 11 Juli 1993 : Perempuan : purnamakaimun@gmail.com : D62111254 : Teknik Geologi/ Teknik Pertambangan : Universitas Hasanuddin : Penerapan UU lalu lintas No.22 Tahun 2009 terhadap pelajar SMA se-kabupaten Toltoli.
Penghargaan Ilmiah yang pernah diraih : Astra Honda Motor Best Student 2010

Anggota 1 Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat, tanggal lahir NIM Jurusan/ Prodi Universitas Karya Ilmiah yang pernah dibuat : Nurfitrah Ramadhani : Perempuan : Tinambung, 16 Februari 1993 : D62111256 : Teknik Geologi/ Teknik Pertambangan : Universitas Hasanuddin :-

Penghargaan Ilmiah yang pernah diraih : -

Anggota 2 Nama Lengkap Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin NIM Jurusan/ Prodi Universitas Karya Ilmiah yang pernah dibuat : Nafilah Shaf : Sengkang, 06 Juli 1992 : Perempuan : D62111275 : Teknik Geologi/ Teknik Pertambangan : Universitas Hasanuddin : -

Penghargaan Ilmiah yang pernah diraih : -

Anggota 3 Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat, tanggal lahir NIM Jurusan/ Prodi Universitas Karya Ilmiah yang pernah dibuat : Nur Fitriani : Perempuan : Ujung Pandang, 27 Februari 1995 : D62112261 : Teknik Geologi/ Teknik Pertambangan : Universitas Hasanuddin :-

Penghargaan Ilmiah yang pernah diraih : -

Anda mungkin juga menyukai