Anda di halaman 1dari 38

BAB II DASAR TEORI

2.1.

Teori Penyulingan Minyak arsiri atau disebut juga minyak eteris adalah minyak yang terdiri

dari campuran zat yang mudah menguap. Zat-zat yang terkandung dalam minyak arsiri mempunyai komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Setiap zat yang mudah menguap memiliki titik didih dan tekanan uap tertentu, hal ini dipengaruhi oleh suhu. Untuk persenyawaan yang memiliki titik didih sangat tinggi pada umumnya tekanan uapnya sangat rendah. Intensitas suatu bau yang dihasilkan merupakan hasil si at mudah menguap dari persenyawaan yang menghasilkan bau harum tersebut pada kondisi tertentu. Stephen Miall dalam bukunya yang berjudul !A New Dictionary of Chemistry menyatakan bahwa, penyulingan dapat dide inisikan sebagai pemisahan suatu komponen-komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Secara umum ada dua macam sistem penyulingan campuran cairan, antara lain" #. $enyulingan dari campuran cairan yang saling tidak melarut dan membentuk dua ase. $enyulingan tersebut dilakukan untuk memurnikan dan memisahkan minyak atsiri dengan cara penguapan. $enyulingan dapat dilakukan dengan cara memanaskan bahan baku dalam air

mendidih pada suatu ketel penyuling. Selain itu dapat juga dilakukan dengan memasukan bahan baku ke dalam ketel penyuling, kemudian uap panas dialirkan masuk. Uap panas tersebut dihasilkan dari ketel uap atau boiler yang letaknya terpisah. %. $enyulingan dari campuran cairan yang suling melarut secara sempurna dan hanya membentuk satu ase. Usaha tersebut dilakukan untuk

memurnikan dan memisahkan kandungan minyak yang terdapat di dalam bahan tanpa menggunakan uap panas. Si at campuran satu ase dengan campuran dua ase dapat dibedakan secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama pada keadaan mendidih. &alam waktu singkat jumlah molekul yang menguap, akan sama dengan jumlah uap yang berkondensasi dalam satuan waktu yang sama. &engan kata lain jumlah zat menguap sama dengan jumlah zat yang terkondensasi. 'leh karena itu terbentuklah keseimbangan dinamis, sehingga jumlah molekul dalam keadaan uap menjadi konstan. (ika ruangan terbuka, uap akan keluar dan digantikan dengan molekul uap baru dalam jumlah sama dengan uap yang keluar. )itik didih dapat dide inisikan sebagai !nilai suhu pada tekanan atmos ir atau pada tekanan tertentu lainnya, dimana cairan akan berubah menjadi uap, atau suhu pada saat tekanan uap dari cairan tersebut sama dengan tekanan gas atau uap yang berada disekitarnya* +,ackh-s .hemical &ictionary, #/001. $enyulingan pada tekanan atmos ir mempunyai tekanan uap yang sama dengan tekanan air raksa dalam kolom setinggi 234 mm5. 6erkurangnya tekanan pada ruangan di atas

cairan akan menurunkan titik didih, dan sebaliknya peningkatan tekanan di atas permukaan cairan akan menaikan titik didih cairan tersebut. Suatu cairan yang terdiri dari beberapa komponen yang saling bercampur dengan titik didih yang berbeda, pada umumnya tidak berada pada suatu nilai titik didih. .ampuran cairan tersebut mempunyai nilai kisaran titik didih tertentu. &engan penguapan

komponen yang bertitik didih rendah, maka titik didih cairan yang tertinggal akan meningkatkan secara bertahap dan akhirnya mendekati komponen yang bertitik didih tertinggi. $ada cairan dua ase dalam keadaan seimbang, jumlah molekul yang terdapat dalam ase uap lebih besar daripada jumlah molekul uap cairan murni pada suhu yang sama. 'leh karena itu, tekanan yang dihasilkan oleh campuran uap akan lebih besar daripada tekanan yang dihasilkan oleh uap murni itu sendiri. $ada penyulingan uap air atau uap mendidih +hydrodistillation1, tekanan pada ruang uap akan lebih konstan, karena uap berhubungan dengan atmos ir atau ditentukan oleh alat control yang dapat menaikkan atau menurunkan tekanan. ,ukum hidrodestilasi minyak atsiri atau zat-zat menguap adalah sebagai berikut" !perbandingan antara berat dua komponen uap dan perbandingan berat dua macam cairan dalam destilat (kondensat), merupakan perbandingan dari tekanan uap parsial dikalikan dengan perbandingan berat molekulnya*. ,ukum hidrodestilasi jika dituliskan dengan rumus adalah"

%O

#oil

"

%O

"oil

%O

! oil

+7uenther

8,

#%%,

#/921 &imana "


#

%O

berat air di dalam kondensat

#oil :

berat mimyak di dalam kondensat : tekanan uap air pada suhu yang ditetapkan

"

%O

"oil :

tekanan minyak pada suhu ketel : berat molekul air +#91

%O

! oil :

berat molekul minyak +dengan asumsi bahwa nilai ini ditetapkan sebagai nilai rata-rata1.

)ekanan uap parsial ialah tekanan uap dari masing-masing komponen dalam campuran uap. Setiap sistem cairan dua ase, tekanan uap parsial sama dengan tekanan uap masing-masing komponen.

2.2.

Praktek Penyulingan $ada bagian ini akan diuraikan tentang teori penyulingan dan teknik yang

digunakan dalam penyulingan minyak atsiri. 2.2.1. Perlakuan Terhadap Bahan Untuk mendapatkan minyak atsiri, hendaklah dilakukan perlakuan awal pada bahan olah yang akan disuling. $erajangan berguna untuk membebaskan minyak atsiri yang terdapat di dalam jaringan tanaman. Selain

itu, cara penyimpanan bahan olah berperan penting sebelum melakukan penyulingan. 2.2.1.a. Perajangan $roses penyulingan adalah proses pemisahan minyak atsiri dan bahan tanaman aromatik. $enanganan ini antara lain penanganan bahan yang bersi at padat +daun, batang, akar, dan sebagainya1 dan persiapan bahan. Minyak atsiri pada bahan dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, dan kantung minyak. ;ecepatan minyak yang terekstraksi ditentukan oleh kecepatan proses di usi. Uap akan lebih mudah menembus jaringan minyak dan menguapkan minyak pada bahan terutama pada daun dengan perajangan dibanding tanpa perajangan. )ujuan perajangan adalah untuk menyiapkan bahan siap disuling dan untuk memudahkan penguapan minyak dari bahan. 6ahan yang telah dirajang harus segera disuling. (ika tidak, kandungan minyak akan berkurang atau terbuang karena penguapan di udara bebas. Ini disebabkan karena di dalam bahan terdapat kandungan minyak bertitik didih rendah dan mudah menguap. <amun dalam proses perajangan terdapat kekurangan. ;ekurangan dari perajangan adalah = pertama, jumlah rendaman minyak akan berkurang, seimbang dengan penguapan di udara bebas yang terjadi selama perajangan dan sesudahnya. ;edua, komposisi minyak akan

berubah dan akan mempengaruhi baunya. ,al ini terjadi karena minyak atsiri terdiri dari campuran berbagai komponen minyak. ;ehilangan senyawa mudah menguap jumlahnya lebih besar daripada komponen bertitik didih tinggi dan komponen yang tidak dapat menguap. &alam bukunya yang berjudul !$heorie der %ewinnung der atherischen Ole* >on ?ochenberg +ilmuwan 6elanda1 menyatakan bahwa, penyusutan berat akibat penguapan minyak adalah sekitar 4.@A. 6ila diinginkan kandungan minyak besar dan mutu minyak baik, maka bahan yang telah dirajang harus segera dimasukkan ke dalam alat penyuling. 2.2.1.b. Penyi panan Bahan Olah )empat penyimpanan bahan olah sebelum perajangan juga mempengaruhi penyusutan kandungan minyak dalam bahan, namun pengaruhnya tidak begitu besar seperti pada perajangan. ;ehilangan

minyak atsiri dalam tanaman biasanya dipengaruhi oleh proses pengeringan setelah panen. 6eberapa macam bahan tanaman yang masih segar dengan kadar air tinggi +misalnya mawar, tansi, akar kalamus1 akan kehilangan sebagian minyak atsiri selama pengeringan di udara. Sedangkan pada beberapa jenis tanaman lainnya, besarnya minyak yang hilang tidak begitu besar. (ika bahan harus disimpan sebelum diproses, maka penyimpanan dilakukan pada udara kering dan udara tidak disirkulasikan. <amun penyimpanan dalam udara kering masih terdapat penyusutan minyak.

$enyusutan ini tergantung dari beberapa aktor yaitu" kondisi bahan, metode penyimpanan dan lama penyimpanan, serta komposisi kimia minyak dalam bahan. $enyimpanan bahan olah dalam waktu lebih lama membutuhkan suhu penyimpanan yang rendah dan ruangan yang kelembabannya dapat diatur. (ika mungkin ruang penyimpanan dilengkapi dengan air&conditioned' ;ehilangan minyak dalam bahan dapat dihindari, jika bahan diproses dengan segera.

2.2.2. !etode " u

Penyulingan

&alam industri minyak atsiri dikenal B macam metode penyulingan. $erbedaan pokok dari ketiga tipe penyulingan teletak pada perbedaan cara penanganan bahan olahannya. ;etiga metode in antara lain= a. b. c. 2.2.2.a. $enyulingan dengan air +water distillation1= $enyulingan dengan air dan uap (water and steam diatillation)= $enyulingan dengan uap langsung (team distillaion). Penyulingan Dengan Air $ada metode ini bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. 6ahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling. Cir dapat dipanaskan dengan cara = panas langsung, mantel uap, pipa uap melingkar tertutup, atau dengan memakai pipa uap berlingkar terbuka atau

berlubang. .iri khas dari metode ini adalah kontak langsung antara bahan dan air mendidih. (enis bahan yang biasa disuling dengan metode ini biasanya berupa bubuk dan bunga, seperti bubuk buah badam, bunga mawar, dan orange blossom. 6ahan tersebut tidak dapat disuling dengan metode uap langsung karena bahan tersebut akan melekat dan membentuk gumpalan besar yang kompak, sehingga uap tidak dapat berpenetrasi ke dalam bahan. 7ambar %.%.%.a. di bawah merupakan contoh dari cara-cara pemanasan =

+i1

+ii1

+iii1

%ambar ('('('a' contoh pemanasan) (i) "emanasan langsung (ii) "emanasan dengan pipa uap (iii) "emanasan dengan mantel uap

2.2.2.b.

Penyulingan dengan Air dan uap $ada metode penyulingan ini, bahan olah diletakan pada rak-rak atau

saringan berlubang atau bisa dinamakan dengan keranjang daun. ;etel suling diisi dengan air sampai permukaan air tidak jauh di bawah saringan. Cir dapat dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh yang basah dan

bertekanan rendah. Selain itu pemanasannya dapat juga menggunakan panas langsung seperti pada pemanasan air. .iri khas dari metode ini adalah " a. Uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas=

b. 6ahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan atau mengenai air panas= c. 6ahan olah biasanya dari jenis= daun, akar, dan batang.

%ambar ('('('b' "enyulingan *ap dan air

2.2.2.#.Penyulingan dengan "ap Metode ketiga disebut dengan penyulingan uap atau penyulingan uap langsung. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas +superheat1 pada tekanan lebih dari # atmos ir. $embentukan uap yang digunakan untuk memanasi bahan biasanya menggunakan peralatan tersendiri yang disebut boiler. )ipe boiler pada penyuling uap dengan panas lanjut (superheat) bisa menggunakan boiler lorong api, boiler pipa-pipa api (fire

tube boiler), boiler pipa-pipa air (water tube boiler)' Uap dialirkan melalui pipa uap melingkar berpori yang terletak dibawah bahan, dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan. 7ambar %.%.%.c merupakan contoh peralatan penyulingan uap.

+i1

+ii1
%ambar ('('('c') (i) +ndustri penyulingan dengan uap (ii) ,kema penyulingan uap dengan boiler lorong api

2.$.

Peralatan !inyak At%iri Clat penyuling minyak arsiri tipe air dan uap memiliki tiga bagian utama.

)iga bagian utama yang merupakan peralatan dasar antara lain = #. %. B. ketel suling +retort1 pendingin +kondensor1 penampung minyak +recei-er1

Selain peralatan utama, terdapat peralatan pendukung seperti = ketel uap +boiler1, isolasi ketel, dan peralatan pendukung lainnya. 2.$.1. &etel Suling 'retort( ;etel suling atau biasanya disebut tangki. )angki ber ungsi sebagai tempat air dan atau uap untuk mengadakan kontak dengan bahan +daun1. &i dalam ketel suling terjadi penguapan minyak atsiri yang terkandung dalam bahan. )angki tersebut dilengkapi dengan penutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian atas penampang ketel. $ada tutup ketel dipasang pipa berbentuk seperti leher angsa +gooseneck1. $ipa ini berguna untuk mengalirkan uap ke kondensor. $ada penyulingan air dan uap dipasang suatu saringan +grid1 atau dasar semu di antara air dan bahan olah. Selain memisahkan antara air dan bahan, saringan berman aat untuk menjaga air yang mendidih tidak kontak dengan bahan yang disuling. Deher angsa biasanya dipasang pada bagian tengah tutup ketel, dan dihubungkan ke kondensor. 6agian Eertikal pada leher angsa harus

diisolasi dengan baik. Ini dimaksudkan untuk mengurangi panas yang terlepas atau keluar akibat kondensasi. $ipa penghubung ini berdiameter paling kecil 0 inci dan jika diinginkan proses penyulingan yang lebih cepat, maka diameternya harus lebih besar. Semua sambungan pada ketel suling harus disolder dengan kuat, karena setiap tempat yang bocor mengakibatkan hilangnya sebagian minyak atsiri dan pemborosan bahan bakar. Supaya uap tidak menerobos keluar melalui celah antara ketel suling dan penutup, sebaiknya antara ketel suling dan penutup ditambahkan karet, kain, atau bahan lain yang dapat menghambat keluarnya uap. Selain penambahan perapat pada ketel dan penutup, ketel suling dapat dibuat dengan sistem !water seal*.

%ambar ('.'/' 0 ydraulic1oint atau 0#ater seal di antara ketel dan tutup ketel' ( %uenther 2 3 /4/, /567 )

2.$.2. Pendingin 'condenser( ;ondensor merupakan suatu perlengkapan utama dalam penyulingan. Ukuran dan bentuk kondensor dapat bermacam-macam. ;ondensor ber ungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak menjadi ase cair. (umlah panas yang dikeluarkan pada peristiwa kondensasi sebanding dengan panas yang diperlukan untuk penguapan uap minyak dan uap air. 6esarnya panas yang dapat dibebaskan oleh uap sewaktu mengembun dapat dinyatakan dengan rumus berikut= 8 9 * A :t &imana " F +,olman (.$, 09#, #//01

: panas yang dibebaskan per satuan waktu.

* 9 konstanta pada kondisi operasi A 9 luas areal yang dipakai untuk membebaskan panas + t51 :t 9 perbedaan suhu antara uap panas dan medium pendingin +air pendingin1 Gaktor- aktor di atas tidak mengakibatkan perubahan nilai *' Gaktor yang mempengaruhi nilai * pada proses kondensasi adalah kecepatan aliran air pendingin yang melewati permukaan kondensor, kecepatan aliran uap dan jenis bahan kondensor. 7ambar %.B.%.a memperlihatkan tipe kondensor yang sederhana.

%ambar ('.'('a' ;agan kondensor kuno berbentuk <ig<ag ( %uenther 23 /46, /567 )

Cir diisikan melalui tangki yang letaknya di bagian atas dan akan mengalir melewati saluran pipa berlubang pada bagian dasarnya. $osisi miring ke bawah dari tabung-tabung kondensor ber ungsi untuk memperlancar aliran kondensasi minyak dan air. Untuk mencegah tekanan tidak terlalu besar di dalam tabung, maka diperlukan tabung pendingin yang besar, untuk mengimbangi tekanan uap yang keluar dari ketel suling. >olume dan kecepatan uap akan berkurang dalam proses pendinginnan sebagai akibat dari kondensasi. Untuk mengatasi hal tersebut diameter pipa pada tipe kondensor ini mengecil secara proporsional kearah ujung pipa. ,anya saja tipe kondensor ini sekarang jarang digunakan, karena rumit dalam rancangan dan mempunyai e isiensi yang rendah.

)ipe kondensor dalam penyulingan yang lain adalah kondensor berpilin +coil condenser1 dan kondensor tubular. ;ondensor yang paling umum digunakan adalah kondensor berpilin. $ipa berpilin dimasukan ke dalam tangki berisi air pendingin yang mengalir secara konstan. Untuk menaikkan e isiensi pendinginan, arah aliran air pendingin berlawanan dengan arah aliran uap air dan uap minyak. Untuk lebih e ekti dalam pendinginan, disisipkan % pipa berpilin pada tangki kondensor. 7ambar %.B.%.b menunjukan kondensor dengan pipa berpilin. 7ambar %.B.%.c adalah contoh gambar kondensor tubular. (umlah dan panjang pipa dalam tergantung dari jumlah uap yang dikondensasikan. Cir disirkulasikan di sekeliling pipa-pipa di dalam tabung. )ipe kondensor ini lebih e isien dalam pendinginan disbanding kondensor berpilin. <ilai actor * untuk kondensor tipe ini sekitar %44. ;ondensor tubular dapat dipakai dalam posisi Eertikal maupun pada kemiringan tertentu. $ipa penghubung antara ketel suling dan kondensor harus dengan perancangan yang matang, ini berguna untuk menghindari tekanan balik yang terjadi dalam ketel suling. Cir pendingin untuk kondensor tersebut sebaiknya menggunakan air yang tidak sadah +soft water1, untuk mencegah pembentukan kerak pada dinding timbang. $enimbunan kerak pada tabung akan mengurangi pertukaran panas.

%ambar ('.'('b' =ondensor berpilin (coil condenser)' ('.'('c' =ondensor tubular'

Seperti ditulis pada buku Minyak Ctsiri +(ilid I1 karangan 8rnest 7uenther, e isiensi maksimum kondensor tecapai jika kondensat telah cukup dingin +pada suhu yang cukup rendah1, akibat perpindahan panas ke dalam air pendingin. Cir pendingin keluar dari kondensor pada suhu yang mendekati suhu penguapan, namun hal ini jarang terjadi. ;ondensasi telah sempurna jika suhu air pendingin yang mengalir ke luar kondensor adalah 94H. +#2@HG1, dan suhu destilat yang dihasilkan sekitar %@H. I B4H. +22HG I 93HG1.

2.$.$. Pena pung !inyak 'receiver( Clat ketiga yang penting pada perlengkapan penyulingan adalah alat penampung kondensat +recei-er1, pemisah minyak +decanter1. Clat ini

ber ungsi untuk memisahkan minyak dari air suling +condensed water1. >olume air suling selalu lebih besar dari jumlah minyak. Minyak atsiri dan air suling tidak saling larut, karena perbedaan berat jenis. (ika bobot minyak lebih dari #, maka minyak akan berada pada dasar tabung pemisah. &an sebaliknya, jika bobot minyak kurang dari # minyak akan berada di permukaan tabung atau terapung. 6entuk dari botol pemisah tergantung dari bobot jenis minyak dan air. 6otol pemisah ini dinamakan 6otol Glorentine. 6otol Glorentine yang berukuran kecil terbuat dari gelas, sedang botol dengan ukuran besar terbuat dari logam. Dogam yang digunakan adalah= timah, tembaga berlapis timah, alumuniun atau besi galEanized. 6otol dari timah hitam tidak dapat digunakan sebagai tabung pemisah minyak yang mengandung asam lemak bebas. Csam lemak tersebut akan bereaksi dengan timah hitam dan membentuk garam. 7aram yang terbentuk akan mengakibatkan keracunan jika termakan. )abung pemisah yang terbuat dari karet tidak dapat digunakan karena akan menimbulkan bau pada minyak arsiri. &ibawah termasuk contoh-contoh 6otol Glorentine =

%ambar ('.'.'a' ;otol&botol >lorentine

%ambar ('.'.'b' Alat "emisah !inyak yang ?ebih ;erat dan atau ?ebih @ingan dari Air'

2.$.). &eranjang Daun $ada peralatan penyulingan sederhana, pembersihan ketel suling dari ampas bahan yang telah diolah akan susah. 6ahan yang telah disuling menjadi

kering dan menempel pada dinding-dinding ketel. (ika masih ada bahan yang masih basah atau mengandung minyak, minyak akan menempel dan akan menimbulkan bau pada hasil suling selanjutnya. Untuk itu ketel suling harus bersih dari bahan yang menempel maupun bau. Untuk mempermudah pembersihan, sebaiknya dipasang keranjang daun atau rak. ;eranjang daun ber ungsi sebagai tempat bahan yang akan diolah. &i dalam ketel suling tipe air dan uap dipasang suatu saringan +grid1 atau dasar semu di atas dasar ketel suling, bisa disebut juga dengan nama keranjang daun. ;eranjang daun ber ungsi sebagai tempat bahan suling, agar air yang mendidih tidak kontak dengan bahan suling. Saringan sebagai penyangga dan tempat bahan dalam ketel dapat terbuat dari jaring kawat yang kasar, merupakan rak berlubang, atau terbuat dari kayu yang disusun sehingga membentuk kisi-kisi. $ada penyulingan bahan berupa biji, terutama biji yang hancur, saringan tempat bahan perlu dilapisi dengan karung atau bahan lain yang sesuai. $enggunaan karung ber ungsi untuk menghindari jatuhnya partikel bahan ke dasar ketel. (ika digunakan system penyulingan air dan uap, maka saringan tersebut harus dipasang dengan jarak % t diatas dasar ketel. $ada penyulingan uap langsung jarak saringan dari dasar ketel jaraknya harus lebih jauh, untuk memudahkan penetrasi uap ke dalam bahan olah. (ika bahan suling mempunyai berat lebih dari %44-B44 lb, maka bahan diletakan di atas saringan yang disusun secara bertingkat. $enyusunan rak

bertingkat ini bertujuan untuk menjaga agar distribusi uap merata dan mengeluarkan ampas +sisa bahan hasil penyulingan1. 6ahan yang lebih kasar dan lebih ringan diisikan pada saringan yang letaknya lebih tinggi. $emasangan keranjang daun dalam ketel bersi at tidak permanen, sehingga dapat diangkat untuk mengganti atau mengisi bahan yang akan disuling. (arak antar saringan % I B atau B I 0 t sesuai ukuran ketel. 7ambar %.B.0 dibawah adalah contoh dari dua tipe ketel suling yang dilengkapi rak bertingkat.

%ambar ('.'A' =etel dengan rak bertingkat

2.$.*. I%ola%i &etel $anas di dalam ketel akan berkurang akibat terkondensasi dengan udara luar yang lebih rendah suhunya. Ini disebabkan karena lapisan luar ketel suling dan penutup kontak langsung dengan udara luar. (ika dibiarkan, bahan menjadi lembab, partikel bahan akan menggumpal dan melekat. $enyulingan akan lebih lama, dan menghasilkan randemen +yield1 minyak yang rendah.

Maka untuk menanggulanginya ketel suling, saluran uap dan bagian-bagian yang dipanaskan sebaiknya dilapisi dengan bahan isolasi. Untuk ketel berukuran kecil, isolasi dapat dilakukan dengan membungkus ketel dengan kulit kayu yang diikat dengan kawat. ?uang antaranya dapat diisi dengan serbuk gabus atau serbuk gergaji. Isolasi yang lebih baik terbuat dari asbestos dan magnesia.

2.$.+. &etel "ap 'boiler( Ukuran ketel uap tergantung pada jumlah uap yang dibutuhkan. ;etel uap biasanya digunakan pada penyulingan uap dan penyulingan air dan uap dengan suhu diatas #44H., bahkan suhu uap mencapai superheat' Untuk mengurangi bahaya yang bisa timbul karena digunakannya uap super panas, ketel harus memiliki perlengkapan yang memadai. Selain kotak pemanas dan tabung pemanas ketel uap harus dilengkapi dengan alat pengukur jumlah air dan tekanan, katup pengaman pada tekanan tinggi, pompa atau injektor untuk mensirkulasikan air, dan pipa-pipa yang dapat diamati secara manual. Cda dua macam ketel uap, yaitu ketel uap bertekanan tinggi +J#44 lb1 dan ketel uap bertekanan rendah +04 I 0@ lb1. Suhu uap jenuh merupakan ungsi dari tekanan uap. ;arena uap merupakan kelanjutan wujud dari air mendidih +pada tekanan gauge : 41 dengan suhu %#%HG +#44H.1, maka pada tekanan 04 lb, ketel suling mempunyai suhu %92HG +#0#,2H.1. $ada tekanan #44 lb, ketel suling suhunya sekitar BB9HG +#24H.1. Uap bertekanan rendah

dan bersuhu rendah akan terkondensasi kembali menjadi air dan jatuh pada tumpukan bahan. )umpukan bahan yang terkena air akan menambah waktu penguapan minyak. $eristiwa kondensasi dalam ketel suling akan berkurang, pada uap yang bertekanan lebih tinggi dan bersuhu tinggi. Uap bertekanan tinggi akan berpenetrasi ke dalam bahan secara lebih e ekti dan akan mempersingkat proses penyulingan. ;etel uap bertekanan rendah menghasilkan tekanan yang kecil, tetapi Eolume uap cukup besar. &alam beberapa hal, dikehendaki uap bertekanan rendah, sehingga minyak yang dihasilkan bersi at lebih larut dalam alkohol, dan tidak mengandung resin. ;etel uap tersebut biasanya terbuat dari besi tuang, dan corong asapnya terbuat dari logam yang digalEanisir. 6iasanya tekanan dalam ketel uap sekitar B4 I #44 lb. hal ini tergantung pada jumlah uap yang dibutuhkan. &alam ketel uap, suhu uap akan berkurang sehingga sama dengan suhu alat penyuling, tanpa merubah tekanan. Uap yang masuk ke dalam ketel suling dengan dorongan besar, akan mengakibatkan tekanan balik. ;ejadian ini mengakibatkan naiknya suhu ketel suling lebih dari #4HG +@H.1 di atas suhu %#%HG +#44H.1. 2.). ,aju Penyulingan Daju penyulingan adalah nilai perbandingan antara jumlah air suling dan waktu atau dengan kata lain jumlah air yang disuling per jam. ;ecepatan ini harus diatur sesuai dengan diameter alat dan Eolume antar ruang dari bahan atau derajad perajangan. $roses ekstraksi tidak berlangsung dengan sempurna pada kecepatan

uap yang terlalu rendah. Daju uap akan berhenti pada bahan yang padat. Sebaliknya, kecepatan uap yang terlalu tinggi akan memecahkan bahan dan membentuk jalur uap +rat holes1. Ini akan menghambat aliran uap di dalam kondensor, karena partikel bahan masuk ke kondensor. Untuk mengontrol laju penyulingan dilakukan dengan menampung dan menimbang air suling yang mengalir dari kondensor. (umlah air suling dihitung dalam kgKjamKm5.

2.*.

&etel Suling Penyulingan !inyak At%iri $roses pada ketel suling berkaitan erat dengan panas. 8nergi-energi kalor

dan besaran-besaran yang bekerja pada ketel suling peralatan penyulingan minyak atsiri antara lain suhu dan perpindahan kalor. 2.*.1. &alor ;alor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. ;alor berbeda dengan suhu. ;alor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. ;alor merupakan asal kata dari caloric, ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Cntonnie laurent laEoiser +#20B - #2/01. ;alor memiliki satuan ;alori +kal1 dan ;ilokalori +;kal1. &alam SI, satuan kalor adalah joule. Satu kalori +kal1 sama dengan kalor yang dibutuhkan untuk

menaikkan temperatur # gr air sebesar #H. +menaikan suhu dari #0,@H. menjadi #@,@H.1. &alam sistem 6ritish, # 6tu +;ritish $hermal *nit1 adalah kalor untuk menaikkan temperatur # lb air dari 3B G menjadi 30 G. (ika satuan kalor dikonEersikan, akan menghasilkan= # kal : 0,#93 ( : B,/39 L #4-B 6tu # ( : 4,%B9/ kal : /,029 L #4-0 6tu # 6tu : #4@@ ( : %@%,4 kal.

6esar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda +zat1 bergantung pada B aktor antara lain= massa zat, jenis zat +kalor jenis1, dan perubahan suhu. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan= M : m c N) &imana " m : massa +gr1 c : kalor jenis +kgKgH.1

O) : +t#-t%1 : $erubahan suhu +H.1 &alam pembahasan kalor ada dua kosep yaitu kapasitas kalor +,1 dan kalor jenis +c1. ;apasitas kalor +,1 adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar # derajat celcius. , : MK+t%-t#1 ;alor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu # kg zat sebesar # derajat celcius. Clat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.

c : MKm.+t%-t#1 Cnalisis gra ik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. &alam gra ik %.@.# dapat dilihat semua persamaan kalor yang digunakan.

%ambar ('4'/' grafik perubahan wu1ud

;eterangan " $ada M# es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 4 . kalor yang diterima digunakan untuk melebur +M%1, setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air +MB1, setelah suhunya mencapai suhu #44 . maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap +M01, kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali +M@1.

2.*.2.

Suhu Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas, dingin suatu

benda. Clat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. &alam kehidupan sehari-hari untuk mengukur suhu cenderung digunakan indera peraba. Skala suhu yang digunakan di Indonesia secara umum ada 0 macam yaitu " .elcius, Gahrenheit, ;elEin, dan ?eamur. )etapi yang paling umum dan sering digunakan adalah .elcius. 7ambar %.@.% merupakan perbandingan skala dari termometer =

%ambar ('4'( "erbandingan skala

6erikut ini adalah contoh mengubah dari skala celcius ke skala ahrenheit=
t 4 > B%4 #94 = #44 t4 4 t 4 > B% / = @ t4 C
/ @

+%.@.%.a1

+%.@.%.b1 +%.@.%.c1 +%.@.%.d1

4 4 t > B% = t C

4 4 t > = t C + B%

/ @

2.*.$.

A%a% Bla#k $enemu adalah (oseph 6lack +#2%4 - #2//1 dari Inggris. Menurut Csas

6lack apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Cliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal +suhu kedua benda sama1. ;alor akan dilepas benda yang bersuhu tinggi, dan kalor diterima oleh benda bersuhu rendah. 6ila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh " M lepas : M terima m#.c#.+t# - ta1 : m%.c%.+ta-t%1 M : kalor +%.@.B.a1 +%.@.B.b1

dimana =

m#, c#, t# : massa benda bersuhu tinggi, kalor jenis bersuhu tinggi, suhu tinggi=

m%, c%, t% : massa benda bersuhu rendah, kalor jenis bersuhu rendah, suhu rendah= ta : suhu lingkungan .atatan yang harus selalu diingat jika menggunakan Csas 6lack adalah pada benda yang bersuhu tinggi digunakan +t#-ta1 dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan +ta-t%1.

2.*.).

Perpindahan &alor ;alor dapat merambat melalui tiga macam cara yaitu" a. konduksi b. konEeksi c. radiasi

2.*.).a.

&onduk%i ;onduksi adalah perambatan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya. ;onduksi biasanya terjadi pada benda padat. $roses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul +atom1, dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.

T2

T1
Aliran kalor
A D

%ambar ('4'A'a' Aliran =alor

6ila )% dan )# dipertahankan terus besarnya, maka kesetimbangan termal tidak akan pernah tercapai. &alam keadaan mantapKtunak +stedy state1, kalor yang mengalir persatuan waktu sebanding dengan luas penampang C, sebanding dengan perbedaan temperatur ) dan berbanding terbalik dengan lebar bidang l.
= B $ = =A $ ?

+%.@.0.a1

&imana " ; : ;onduktiEitas termal +(Ks.m.H.1 C : Duas penampang +m51 ) : Suhu +H.1 , : jumlah kalor yang merambat per satuan waktu D : panjang benda +m1

7ambar %.@.0.a merupakan hubungan antara temperatur dan tebal bahan.

%ambar ('4'A'a' ubungan antara temperatur dan tebal untuk bahan C bahan dengan kondukti-itas termal k yang berbeda

)abel %.@.0.a. ;onduktiEitas termal, k, dari beberapa material Bahan Aluminium Tembaga Emas Besi Timbal #erak k (W/m.Co) 238 397 314 79, 34,7 427 Bahan Asbestos Concrete Gelas !aret air ka$u u%ara k (W/m.Co) 0,08 0,8 0,8 0,2 0," 0,08 0,0234

2.*.).b.

&on-ek%i ;onEeksi adalah perambatan kalor yang disertai perpindahan

bagian-bagian zat, karena perbedaan massa jenis. ;alor ditrans er dari satu

tempat ke tempat yang lain dengan pergerakan molekul, zat atau materi. ?umus mengenai konEeksi dapat dilihat pada persamaan berikut= , : k . C . &) +%.@.0.b1

&imana= , : jumlah kalor yang merambat per satuan waktu k : koe isien konEeksi

&) : kenaikan suhu +H;1 $erpindahan kalor konEeksi memiliki dua cara pada perpindahan panasnya yaitu= konEeksi alami dan konEeksi paksa. 7ambar %.@.0.b menunjukan dua cara perpindahan panas konEeksi. Selain itu, perpindahan kalor konEeksi mempunyai koe isien termal. ;oe isien perpindahan kalor konEeksi dapat dilihat pada tabel %.@.0.b.

%ambar ('4'A'b' =on-eksi alam dan paksa

;eterangan " Ctas " lapis batas pada pelat Eertical

6awah " pro il kecepatan untuk lapis batas laminar dan turbulen pada aliran melalui pelat rata )abel 0.% ;oe esiensi perpindahan kalor konEeksi, h

2.*.).#.

Radia%i ?adiasi adalah perambatan kalor dengan pancaran berupa gelombang-gelombang elektromagnetik. $ancaran kalor secara radiasi mengikuti ukum ,tefan ;olt<mann3

%ambar ('4'A'c' ;agan pengaruh radiasi datang

;ecepatan sebuah benda meradiasikan energiKpersamaan ste an6oltzmann= P : e . s . )0 &imana= P : intensitasKenergi radiasi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu s : konstanta 6oltzman :@,32% L #4-9 wattKcm%.H;0 e : emisiEitas +o Q e Q #1 ) : suhu mutlak +H;1 e : koe isien pemancaran ) : suhu

)abel %.@.0.c. 8misiEitas bahan

6enda yang dipanaskan sampai pijar, selain memancarkan radiasi kalor juga memancarkan energi radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang #4-3 sKd #4-@ m. Untuk benda ini berlaku hukum $ergeseran Pien, yaitu"
max . T = C

. : konstanta Pien : %./ L #4-Bm H; ;esimpulan" #. %. Semua benda +panasKdingin1 memancarkan energi radiasiKkalor= Semakin tinggi suhu benda. semakin besar radiasinya dan semakin pendek panjang gelombangnya= B. ;oe isien emisiEitas benda tergantung pada si at

permukaannya.6enda hitam sempurna mempunyai nilai e : # merupakan pemancar dan penyerap kalor yang paling baik.

2.*.*.

Perpindahan &alor &onden%a%i Dan Didih &alam penyulingan terdapat enomena kalor yang berkaitan dengan

perubahan ase luida. &ua buah contohnya yang penting ialah enomena pengembunan atau kondensasi (condensation) dan enomena didih (boiling). Sebagaimana dalam konEeksi sederhana, di sini akan digunakan koe isien perpindahan kalor h untuk menghubungkan luks kalor dengan beda suhu antara permukaan pemanas dengan zat cair jenuh (saturated)' 8 9 hA ($/ C $1enuh) 2.*.*.a. +$itts &.? " %##, #/921

Perpindahan &alor &onden%a%i $lat Eertikal akan terjadi kondensasi, jika suhu plat lebih rendah dari suhu uap jenuh ketika menyentuh dengan uap yang mengembun. ;arena pengaruh graEitasi, embun akan mengalir kebawah. (ika permukaan itu basah karena zat cair, akan terbentuklah suatu ilm yang halus. $roses ini disebut kondensasi ilm (film condensation). (ika zat cair itu tidak membasahi permukaan, maka yang terbentuk ialah tetesan-tetesan yang jatuh dari permukaan itu secara rambang (random). $roses ini disebut kondensasi tetes (dropwise condensation). ;ondensasi dapat berlangsung menurut dua cara +kondensasi ilm dan kondensasi tetes1, dan kedua cara ini dapat berlangsung bersamasama. &alam proses kondensasi ilm, permukaan tertutup oleh ilm yang semakin tebal pada waktu mengalir ke bawah. $ada ilm itu terdapat gradien suhu (temperature gradient), dan ilm ini merupakan tahanan

termal (thermal resistance) terhadap perpindahan kalor. &alam hal kondensasi tetes, sebagian permukaan terbuka terhadap uap, tidak ada rintangan ilm terhadap aliran kalor, dan laju perpindahan kalor pun lebih tinggi. 'leh karena laju prpndh kalornya yang lebih tinggi, kondensasi titik lebih dikehendaki daripada kondensasi ilm. ,anya saja kondensasi titik sangat sulit dicapai karena kebanyakan permukaan menjadi basah bila agak lama terkena uap yang mengembun. Daju perpindahan kalor bergantung pada tebal ilm, seperti pada gambar %.@.@.a untuk permukaan Eertikal.

%ambar ('4'4'a' =ondensasi pada permukaan -ertical ("itts D'@ 3 (/6, /567)

2.*.*.b.

Didih $roses pendidihan akan terjadi bila suatu permukaan bersentuhan

dengan zat cair dan dipelihara pada suhu lebih tinggi dari zat cair itu.

Gluks kalor yang berlangsung bergantung pada perbedaan antara suhu permukaan dan suhu jenuh. 6ila permukaan yang dipanaskan berada atau terbenam di bawah permukaan bebas zat cair, proses itu disebut didih kolam (pool boiling). (ika suhu zat cair berada dibawah suhu jenuh, proses itu disebut didih dengan lanjut (subcooled boiling) atau didih local (local boiling). (ika zat cair dipelihara pada suhu jenuh, proses ini disebut didih jenuh (saturated boiling) atau didih limbak (bulk boiling). 7ambar %.@.@.b adalah data luks kalor dari kawat platina yang dipanaskan dengan listrik dan dibenamkan di dalam air.

%ambar ('4'4'b' %rafik kelebihan suhu $w C $1enuh, dari >arber dan ,corah ( olman D'" 3AEF, /55A)

&alam daerah I terdapat arus konEeksi-bebas yang menyebabkan gerakan sluida di dekat permukaan. $ada daerah ini, zat cair di dekat permukaan mengalami pemanasan sampai agak panas lanjut, dan menguap dalam perjalanan ke permukaan. &alam daerah II terbentuk gelembung-

gelembung pada permukaan itu. &aerah ini menandai permulaan dari didih nukleat (nucleate boiling). (ika suhu ditingkatkan, gelembung-gelembung akan terbentuk lebih cepat. 7elembung-gelembung ini akan menutupi seluruh permukaan pemanas, dan menghalangi masuknya aliran zat cair baru yang masuk. Ini terlihat dalam daerah III. $ada saat gelembunggelembung bergabung dan membentuk ilm uap yang menutupi seluruh permukaan. Genomena pada daerah I> (film boiling), terjadi tahanan termal ilm dan akan menyebabkan berkurangnya luks kalor. &i sini perpindahan kalor konduksi berperan untuk melangsungkan proses didih. &aerah ini menunjukan terjadinya transisi dari didih nukleat ke didih ilm, dan tidak stabil. &idih ilm stabil tercapai pada daerah >. Untuk

memelihara didih ilm yang stabil memerlukan suhu tinggi. (ika kondisi ini tercapai, sebagian besar rugi kalor dari permukaan mungkin disebabkan oleh radiasi termal +daerah >I1.

Anda mungkin juga menyukai