Anda di halaman 1dari 71

ARAH & KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM & PERMUKIMAN

Disampaikan oleh:
Ir Agoes Widjanarko, MIP SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PU REPUBLIK INDONESIA

Sebagai Kuliah Umum Karya Siswa Beasiswa Pendidikan dan Vokasi Tahun 2013 Kerjasama Kementerian PU & Mitra Perguruan Tinggi

PRESENTASI | OUTLINE
1. 2. 3. PENDAHULUAN ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PENGELOLAAN ASET KEMENTERIAN PU DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(menuju terwujudnya pembangunan yg berkelanjutan)

4. 5.

6. 7.

INFRASTRUCTURE OUTLOOK 2013 THE WAY FORWARD


1

PENDAHULUAN

TUGAS & FUNGSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


TUGAS |
Menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara (Perpres no. 24/2010. Ps.391)

FUNGSI | a. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pekerjaan umum; b. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum; c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum; d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan Umum di daerah; dan e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. (Perpres no 24/2010. Ps.392.
3

RUANG LINGKUP PEKERJAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Bidang Sumber Daya Air
Ketahanan Pangan, Penyediaan Air Baku dan Pengendalian Banjir

Bidang Bina Marga KEMENTERIAN PU

Peningkatan Konektivitas dan Kelancaran Arus Orang dan Barang 1. Jalan dan Jembatan 2. Jalan Tol 1. Pencapaian sasaran MDGs (air minum dan sanitasi) 2. Peningkatan Kualitas Permukiman dan Penataan Bangunan 3. Mendukung Pengurangan Kemiskinan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Penataan Ruang: 1. Penyelesaian peraturan perundangan dan RTRW 2. Implementasi Kota Hijau/Berkelanjutan berupa RTH, green community, green planning and design 3. Implementasi Kota Pusaka (Heritage City) dan Desa Lestari Pengawasan, Jasa Konstruksi, Penelitian dan Pengembangan dan Kelembagaan
4

Bidang Cipta Karya

Bidang Penataan Ruang Bidang Pengawasan, Manajemen, Jasa Konstruksi dan Teknologi

PERAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL


INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN Bidang Sumber Daya Air Bidang Bina Marga (Jalan) Bidang Cipta Karya
(Infrastruktur Permukiman) Pro Growth Pro Poor Pro Job Pro Green

STRATEGI

KEGIATAN PRIORITAS
Peningkatan Aksesibilitas Barang/Penumpang [6] Dukungan Ketahanan Pangan [5] Peningkatan Investasi & Eksport [7]

TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL

MENINGKATNYA PERTUMBUHAN EKONOMI

Bidang Penataan Ruang

Penanggulangan Kemiskinan, Peningkatan Kesempatan Kerja [4] Mengurangi Kesenjangan antar Wilayah, Dukungan terhadap Kawasan Perbatasan, Tertinggal, Terpencil, dan Terisolir [10] Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat [4]

MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

KEMAKMURAN DAN KESEJAHTERAAN

Penelitian dan Pengembangan Bidang Jasa Konstruksi

Penerapan Green Construction [9] Pembangunan Berbasis Penataan Ruang [9] Adaptasi terhadap Perubahan Iklim [9]

MENINGKATNYA KUALITAS LINGKUNGAN 5

PERINGKAT GCI INDONESIA DI BIDANG INFRASTRUKTUR


Peringkat Daya Saing Indonesia menurun dari 44 dari 139 negara (tahun 2010) menjadi peringkat 46 dari 142 negara (tahun 2011) dan kemudian menurun menjadi peringkat 50 dari 144 negara (tahun 2012). Hal ini didorong oleh turunnya peringkat infrastruktur transportasi udara pelabuhan dan jaringan listrik. Tahun No Kebutuhan Dasar A. 1 2 Infrastruktur Kualitas Infrastruktur Keseluruhan Kualitas Jalan 84 96 94 82 90 84 76 82 83 78 92 90 +6 +8 +1 +2 +10 +7 -1 +1 +9 = -5 -1 +8
6

Indeks Perubahan 2012 (2010-2011) (2011-2012)

Faktor Penilaian 2009 2010 2011

3
4 5 6 7 8 9

Kualitas Infrastruktur Kereta Api


Kualitas Infrastruktur Pelabuhan Kualitas Infrastruktur Transportasi Udara Kualitas Infrastruktur Jumlah Penerbangan Kualitas Jaringan Listrik Kualitas Jaringan Telepon Kualitas Jaringan Mobile Telephone

60
95 68 21 96 79 -

56
96 69 21 97 82 98

52
103 80 20 98 79 82

51
104 89 20 93 78 90

+4
-7 +11 +1 -1 +3 +16

Sumber: diolah dari Global Competitiveness Report, World Economic Forum

ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL PEKERJAAN UMUM DAN PERMUKIMAN

SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2010 - 2025


RPJMN 2010-2014 Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Tingkat Pengangguran Tingkat Kemiskinan
1. Dgn potensi yg ada selayaknya Indonesia menjadi kekuatan besar ekonomi dunia. 2. Indonesia layak dimasukkan sebagai negara I kedua setelah India di negaranegara BRIC (Brazil, Rusia, India, dan Cina). 3. Komite Nasional Indonesia (KEN) Indonesia mampu memasuki kekuatan 5 besar dunia di tahun 2030. 4. EIU, Indonesia diperkirakan mencapai PDB nominal sebesar $4,977 milyar di tahun 2030 dan $26,679 milyar di tahun 2050. 5. Dengan kondisi tersebut, diperkirakan bahwa Indonesia minimal mampu menjadi kekuatan 10 besar dunia di tahun 2030 dan 6 besar dunia pada tahun 2050.

Rata-rata 6,3 6,8 persen per tahun Sebelum 2014 tumbuh 7 persen, tahun 2014 berkisar 7- 7,7 persen. Rata-rata 4 - 6 persen pertahun 5 6 persen pada akhir tahun 2014 8 10 persen pada akhir tahun 2014

2025
2011
PDB ~ US$ 850 Milyar Pendapatan/kap: US$ 3,543

2014
PDB: US$ ~ 1,2 triliun Pendapatan/kap: US$ ~ 4.800-5.000

PDB: US$ 3,8 4,5 Triliun Pendapatan/kap: US$ ~ 13.000 16.100 (high income country)

Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 2013 Ditargetkan 6,7% untuk dapat menurunkan angka pengangguran menjadi 6,0 6,4% dan menurunkan tingkat kemiskinan 9,5-10,5%.

Prioritas Pembangunan Nasional


1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2 Pendidikan 3 Kesehatan

4 Penanggulangan Kemiskinan
5 Ketahanan Pangan
11 PRIORITAS NASIONAL KABINET INDONESIA BERSATU II 2010 - 2014

6 Infrastruktur

7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha


8 Energi 9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-

konflik

11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi


9

VISI DAN MISI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


VISI 2010 2014 : TERSEDIANYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERMUKIMAN YANG ANDAL UNTUK MENDUKUNG INDONESIA SEJAHTERA 2025

MISI 2010 2014


1.

Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.

2.

3.

Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan.
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan : IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur bidang PU dan Permukiman. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional
10

4.

5.

6.

7.

8.

PENDEKATAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL KEMENTERIAN PU


Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang Meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur jalan dan jembatan serta pengelolaan sumber daya air Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman Meningkatkan kapasitas pengawasan pengendalian pelaksanaan dan akuntabilitas kinerja bidang pekerjaan umum Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM aparatur dan jasa konstruksi serta penelitian dan pengembangan bidang pekerjaan umum dan permukiman
Implementasi MP3EI Implementasi MP3KI Percepatan pembangunan Papua, Papua Barat dan NTT Peningkatan Program Pro Rakyat Ketahanan Pangan

Kebijakan sesuai RPJMN Kebijakan dan Strategi Kementerian PU

Penajaman

Catatan: Prosesnya melalui Konsultasi Regional, Musrenbangnas, dan Konsultasi DPR

11

PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PENANGANAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN


1. Infrastruktur PU dan permukiman harus dipandang sebagai aset nasional yg perlu terus dipelihara dan ditingkatkan nilai tambahnya (value added) agar dapat terus diandalkan manfaatnya 2. Penyediaan infrastruktur PU dan permukiman berorientasi kepuasan pengguna berbasis kualitas, tidak lagi cukup hanya untuk memenuhi SPM tetapi juga untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan sosial dan inklusif 3. Pengembangan infrastruktur PU dan permukiman mengarusutamakan sebaran pusat pusat pertumbuhan sesuai daya dukung lingkungan dalam keseimbangan pembangunan wilayah secara berkelanjutan. 4. Penyelenggaraan konstruksi infrastruktur PU dan permukiman harus dilaksanakan secara berkualitas, aman dgn memanfaatkan kemajuan teknologi dan ramah lingkungan (green construction) 5. Pembiayaan pembangunan PU dan permukiman perlu dikembangkan sedemikian rupa agar efisien, efektif, dan tidak membebani pemerintah ( melalui kerjasama Public Private Partnership) 6. Manajemen pembangunan infrastruktur PU dan permukiman harus terus ditingkatkan agar semakin efektif dan efisien serta profesional dan produktif dgn memanfaatkan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi melalui proses 12 reformasi birokrasi yang berjenjang dan bertahap.

PEMBAGIAN TUGAS |ROLE SHARING DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN


PP 40/2006. TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL Bagian Ketiga, Penyiapan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Pasal 12, Ayat (1) Pimpinan Kementerian/Lembaga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk mengidentifikasikan pembagian tugas dalam pencapaian sasaran nasional sesuai dengan rancangan rencana pembangunan secara teknokratik di sektornya sebagaimana dimaksud pada ayat (2). PEMENUHAN KEBUTUHA/PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KAB/KOTA PEMERINTAH PROVIDER /OPERATOR (sesuai kewenangan) PROVINSI PROVIDER /OPERATOR (lintas kabupaten) REGULATOR REGULATOR
(UU,PERPRES,PERMEN) (PERDA PROV)

PROVIDER /OPERATOR (sesuai kewenangan,)

REGULATOR
(PERDA KAB/KOTA)

ENABLER/ FASILITATOR ENABLER/ FASILITATOR

Masyarakat/ Swasta

ENABLER/ FASILITATOR

13

PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL | UU NO. 25/2004|


2 BULAN RPJPN 2005-2025 VISI, MISI, PROGRAM PRESIDEN YANG TERPILIH

Pedoman RANCANGAN AWAL RPJMN 2010-2014 Diperhatikan Pedoman RANCANGAN RENSTRA-KL 2010-2014 RANCANGAN RPJMN 2010-2014

KORD & KONS.

MUSRENBANG NASIONAL

Diacu

RANCANGAN AKHIR RPJMN 2010-2014

Pedoman
RENSTRA-KL

RPJPD 2005-2025

VISI, MISI, PROGRAM KEPALA DAERAH YANG TERPILIH RANCANGAN AKHIR RPJMD Pedoman RENSTRA-SKPD

Pedoman

RANCANGAN AWAL RPJMD Pedoman RANCANGAN RENSTRA-SKPD

RANCANGAN RPJMD

MUSRENBANG DAERAH

3 BULAN

14

PENDEKATAN PENGANGGARAN APBN

Pedoman
RPJM

Dijabarkan

Pedoman

RPJP Nasional

Nasional

RKP

RAPBN

APBN

Pedoman

Diacu

Renstra

K/L

Renja K/L Pedoman Pedoman

RKA-KL

Rincian APBN

UU SPPN UU 17/2007 & UU 25/2004

UU KEU

15

SINERGI & SINKRONISASI PEMBANGUNAN PUSAT DAN DAERAH


RPJP
(UU 25/2004)

RTRWN
(UU 26/2007 dan PP 26/2008

RPJMN

RTRW PROV/KAB/KOTA SPW


PROV/KAB/KOTA
*) SPW = STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

RENSTRA K/L (SEKTOR)

RENCANA INVESTASI DAN BISNIS BADAN USAHA

RKP

RKP
16

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN SERTA CAPAIAN KINERJA

KERANGKA PENGANGGARAN 5 TAHUN


PERGERAKAN PENINGKATAN ANGGARAN
(dalam triliun rupiah) TAHUN ANGGARAN Program Kementerian PU 2010-2014 Alokasi Anggaran (2010-2013) 2010 71.300 37.651 2011 76.887 57.960 2012 90.126 75.421 2013 89.387 77.978 2014 92.000 TOTAL 419.700 249.010

450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL Program Kementerian PU 2010-2014 Alokasi Anggaran (2010-2013)

18

SKENARIO RINCIAN PENDANAAN PER-UNIT KERJA TAHUN 2010-2013


TAHUN SATMINKAL 2010 2011 2012 2013 Total Anggaran 2010-2013 61,703 126,542 53,029 2,586 2,637 0,446 1,114 1,629 249,01

DIPA
SUMBER DAYA AIR BINA MARGA CIPTA KARYA PENATAAN RUANG SEKRETARIAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL 9,554 18,364 8,389 0,365 0,438 0,076 0,211 0,318 37,651

DIPA
13,023 27,975 13,553 0,669 0,844 0,123 0,315 0,435 57,960

DIPA
19,082 40,339 13,827 0,750 0,694 0,121 0,254 0,417 75,421

DIPA
20,044 39,864 17,260 0,802 0,661 0,126 0,334 0,459 77,978

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TOTAL

19

RENCANA PROGRAM DAN TARGET KEMENTERIAN PU RPJMN 2010-2014 BIDANG SUMBER DAYA AIR
Irigasi Ketahanan Pangan Rawa 1. Peningkatan/Pembangunan kapasitas seluas 503.000 ha, 2. Rehabilitasi : seluas 1.378.000 Ha 1. Peningkatan/Pembangunan : 574.000 Ha 2. Rehabilitasi : 602.000 Ha

Ketahanan Air (Konservasi dan Penyediaan Air Baku)

1. Pembangunan 19 waduk; Rehabilitasi 140 waduk; Pembangunan 200 buah embung/situ/bangunan penampung air; Rehabilitasi 300 buah embung/situ/bangunan penampung air 2. Peningkatan kapasitas tampung sumber air sebesar 25,6 milyar m3 3. Kapasitas air baku sebesar 57,1 m3/detik

Berkurangnya Luas Kawasan yang Terkena Dampak Banjir

1. Pembangunan Prasarana dan Sarana Pengendali Banjir sepanjang 1.000 km 2. Rehabilitasi Prasaranadan Sarana Pengendali Banjir sepanjang 750 km

20

PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA UTAMA RPJMN 2010-2014 BIDANG SUMBER DAYA AIR
PROGRAM /SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU TARGET 2010-2014 REALISASI (2010-2012) RENCANA 2013 2014

NO

SATUAN

1 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERKELANJUTAN) Pendayagunaan Air Luas cakupan layanan jaringan Pembangunan dan Peningkatan - Irigasi dan Irigasi air tanah - Reklamasi rawa dan tambak Rehabilitasi - Irigasi dan Irigasi air tanah - Reklamasi rawa dan tambak Ketahanan Air(Konservasi dan Peningkatan Kapasitas tampung Penyediaan Air Baku) Kapasitas layanan air baku Pembangunan - Waduk - Embung/Situ Rehabilitasi - Waduk - Embung/Situ Berkurangnya luas kawasan Luas kawasan yang terlindungi dari yang terkena dampak banjir Prasaranan dan Sarana Pengendali - Pembangunan

Ribu Ha Ribu Ha

503 574

298 256

59% 45%

108 63

100 286

Ribu Ha Ribu Ha Miliar m3 m3/detik Buah Buah Buah Buah Ribu Ha Km

1.378 602 25,6 57,1 19 200 140 300 120 1.000

1.432 649 11,43 77,66 12 328 44 141 81 1.514

104% 108% 45% 136% 63% 164% 31% 47% 67% 151%

375 124 5,08 31,5 21 254 106 106 13 188

120 85 6,86 42,8 1 40 27 83 27 70

21

RENCANA PROGRAM DAN TARGET KEMENTERIAN PU RPJMN 2010-2014 BIDANG BINA MARGA

Pembangunan Jalan dan Jembatan Meningkatkan Konektivitas dan Kelancaran Arus Orang dan Barang Peningkatan Struktur dan/atau Kapasitas Rehabilitasi/ Pemeliharaan Berkala Jalan

1. Pembangunan jalan baru sepanjang 1.799 km 2. Pembangunan jembatan sepanjang 45.645 m

Peningkatan struktur/pelebaran jalan sepanjang 17.525 km

Rehabilitasi/pemeliharaan berkala jalan 4.830 km

22

PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA UTAMA RPJMN 2010-2014 BIDANG BINA MARGA

NO

PROGRAM /SASARAN STRATEGIS

URAIAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU

SATUAN

TARGET 2010-2014

REALISASI (2010-2012)

Rencana 2013 2014

2 PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN (KONEKTIVITAS DAN KELANCARAN ARUS ORANG DAN BARANG) Meningkatkan Konektifitas Peningkatan Kemantapan Jalan dan Kelancaran Arus Orang Pembangunan dan Barang - Jalan - Jembatan Peningkatan Struktur dan / atau kapasitas Rehabilitasi/ Pemeliharaan berkala jalan % Km M Km Km 94.00 1,799 45,645 17,525 4,830 90.50 1,979 41,583 10,799 4,204 110% 91% 62% 87% 92.50 433 11,175 4,283 1,076 94.00 381 14,345 4,000 2,416

23

RENCANA PROGRAM DAN TARGET KEMENTERIAN PU RPJMN 2010-2014 BIDANG CIPTA KARYA
Akses Air Minum Akses Sanitasi Penanganan Kumuh
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan

Meningkatnya Pelayanan Dasar Masyarakat (Pencapaian Target MDGs)

Peningkatan Akses Air Minum melalui pembangunan : SPAM IKK di 881 IKK, SPAM MBR di 1.277 kawasan dan SPAM Perdesaan di 10.432 desa. Peningkatan Akses Sanitasi melalui pembangunan infrastruktur Air Limbah di 421 kawasan. Pengurangan kawasan kumuh melalui Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman perkotaan di 1.189 kawasan dan Rusunawa 250 Twin Blok.

Penanggulangan Kemiskinan (Pemberdayaan Masyarakat/PNPM Perkotaan)

P2KP di 10.948 kelurahan.


Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di 25.362 desa, Penyediaan Infrastruktur dalam rangka pembangunan ekonomi masyarakat perdesaan dengan berbasis sumber daya lokal (PISEW/RISE) di 237 kecamatan.

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perdesaan

Meningkatnya Tertib Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan

Tertib Bangunan Gedung Penataan Lingkungan

Penyusunan NSPK bidang Bangunan Gedung sebanyak 263 NSPK, Fasilitasi Pengembangan Bangunan Gedung Negara di 224 kab/kota. Revitalisasi Kawasan Permukiman di 1.288 kawasan.
24

PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA UTAMA RPJMN 2010-2014 BIDANG CIPTA KARYA
NO PROGRAM /SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU SATUAN TARGET 2010-2014 REALISASI (2010-2012) Rencana 2013 2014

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT) Meningkatnya Pelayanan Dasar Masyarakat(Pencapaian Target MDGs) Percepatan Pencapaian sasaran MDG'S - Akses Air Minum IKK/Kws/Des - Akses Sanitasi Kws - Penanganan Kumuh Kws TB Penanggulangan Pemberdayaan Masyarakat Kemiskinan (Pemberdayaan Miskin Perkotaan - P2KP Kelurahan Masyarakat/PNPM Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan) Miskin Perdesaan - PPIP Desa - PISEW/RISE Kec Meningkatnya Tertib Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Bangunan Lingkungan Permukiman dan Gedung dan Penataan Kesejahteraan Rakyat Lingkungan - Tertib Bangunan Gedung - Penataan Lingkungan

12,590 421 1,189 250

8,219 294 814 155

65% 70% 68% 62%

2,069 61 225 67

2,302 66 150 28

10,948

10,948

100%

10,948

10,948

25,362 237

15,362 237

61% 100%

6,040 237

5,000 237

Kws

487 1,288

273 766

56% 59%

107 260

107 262

25

RENCANA PROGRAM DAN TARGET KEMENTERIAN PU RPJMN 2010-2014 BIDANG PENATAAN RUANG
Penyelesaian

Pengaturan
Penataan Ruang

1. 5 Peraturan Pemerintah 2. Peraturan Presiden (76 KSN dan 7 Pulau) 3. 1 Keppres BKPRN 4. 60 Peraturan Menteri (NSPK)
1. Pembinaan 33 RTRW Provinsi 2. Pembinaan 398 RTRW Kabupaten dan 93 RTRW Kota 3. Pembinaan Kelembagaan Penataan Ruang Provinsi/Kab/Kota (BKPRD) di 32 Provinsi

Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Penataan Ruang UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang

Peningkatan Pembinaan RTRW Provinsi/Kabupaten /Kota dan Kelembagaan PR Daerah

A. Implementasi Kota Hijau 1. Fasilitasi Implementasi Perwujudan 30% RTH di 110 Kab/Kota 2. Fasilitasi Green Planning & Design di 110 Kab/Kota 3. Fasilitasi Green Community di 110 Kab/Kota B. Implementasi Kota Pusaka (Heritage City) 1. Penyusunan RDTR di 48 kab/kota 2. Penyusunan Heritage City Management Plan di 48 kab/kota C. Implementasi Desa Lestari 1. Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Perdesaan Berkelanjutan di 28 kawasan 2. Penyusunan Rencana Aksi Perwujudan Desa Lestari di 28 kawasan 3. Fasilitasi Kegiatan Percontohan di 28 kawasan.

Peningkatan Kualitas Penataan Ruang (Implementasi RTRW)

Peningkatan

Pengawasan
Penataan Ruang

1. Diklat Penyidik PNS Penataan Ruang, 2000 orang PPNS 2. Pengawasan Teknis Penataan Ruang, 32 Provinsi
26

PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA UTAMA RPJMN 2010-2014 BIDANG PENATAAN RUANG [1/2]
NO 4 PROGRAM /SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU SATUAN TARGET 2010-2014 REALISASI (2010-2012) Rencana 2013 2014

PROGRAM DAN TARGET KEMENTERIAN PU RPJMN 2010-2014 BIDANG PENATAAN RUANG Mendukung Pembangunan Penyelesaian Pengaturan Berkelanjutan Berbasis Penataan Ruang Penataan Ruang (UU No. - Peraturan Pemerintah 26/2007 tentang Penataan - Penyelesaian Rancangan Ruang) Perpres RTR KSN, Pulau/Kepulauan

PP Raperpres

5 83

4 47

1 30

1 6

- Fasilitasi pengesahan Perpres RTR KSN, Pulau/Kepulauan - Keppres BKPRN - Peraturan Menteri/NSPK Peningkatan Pembinaan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kelembagaan Penataan Ruang - Pembinaan Penataan Ruang Provinsi Pembinaan Penataan Ruang Kabupaten dan Kota - Pembinaan Kelembagaan Penataan Ruang Provinsi/kabupaten/Kota (BKPRD)

Perpres Kepres Permen

(69 RTR KSN Non (34 RTR KSN Non (29 RTR KSN RTR KSN Non Perkotaan, Perkotaan, Non Perkotaan, Perkotaan, 1 7 RTR KSN 5 RTR KSN 1 RTR KSN RTR KSN Perkotaan, 7 Perkotaan, Perkotaan) Perkotaan) RTR 7 RTR Pulau/Kepulauan) Pulau/Kepulauan )

61 1 60

22 1 19

16 22

23 19

Provinsi

33

33 398 kabupaten dan 93 kota 32

33
398 kabupaten dan 93 kota 32

33
402 kabupaten dan 93 kota 32

Kabupaten/Kota 402 kabupaten dan


93 kota

Provinsi

32

PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA UTAMA RPJMN 2010-2014 BIDANG PENATAAN RUANG [2/2]
PROGRAM /SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU Peningkatan Kualitas Penataan Ruang Implementasi RTRW Implementasi Kota Hijau - Fasilitasi implementasi perwujudan 30% RTH - Fasilitasi Green Planning & Design - Fasilitasi Green Community Implementasi RTRW Kota Pusaka - Fasilitasi Penyusunan RDTR - Fasilitasi Penyusunan Heritage City Management Plan (HCMP) Implementasi RTRW Desa Lestari - Fasilitasi Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Perdesaan Berkelanjutan - Fasilitasi Penyusunan Rencana Aksi Perwujudan Desa Lestari - Fasilitasi Kegiatan Percontohan Peningkatan Pengawasan Penataan Ruang - Diklat Penyidik PNS Penataan Ruang - Pengawasan Teknis Penataan Ruang kabupaten/kota kabupaten/kota 48 48 8 10 27 27 22 22 kabupaten/kota kabupaten/kota kabupaten/kota 112 112 112 60 85 85 60 112 112 60 112 112 TARGET 2010-2014 REALISASI (2010-2012) Rencana 2013 2014

NO

SATUAN

kawasan perdesaan kawasan perdesaan kawasan perdesaan

28

14

14

28

14

14

28

14

14

orang provinsi

667 32

247 32

150 32

170 32

PENGELOLAAN ASET KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PENGERTIAN ASET
PENGERTIAN ASET: Barang/benda atau sesuatu barang/benda yang dapat dimiliki dan mempunyai nilai ekonomis (economic value), nilai komersial atau nilai pertukaran yang dimiliki atau digunakan suatu badan usaha, lembaga atau perorangan. PENGERTIAN ASET NEGARA: Aset negara adalah bagian dari Harta Kekayaan Negara yang terdiri dari barang bergerak atau barang tidak bergerak yang dimiliki, dikuasai oleh instansi pemerintah, yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban APBN serta dari perolehan yang sah, tidak termasuk aset dipisahkan (dikelola BUMN) dan kekayaan Pemda. MANAJEMEN ASET (PENGELOLAAN ASET) PUBLIK Ruang Lingkup : Inventarisasi Aset - Inventarisasi Fisik mencakup: lokasi dan alamat, jenis dan bentuk aset, luas dan/atau jumlah aset, batas dan penunjuk khusus - Inventarisasi dan sudut legal: status legal penguasaan atau pemilikan aset, batasan dan waktu penguasaan aset, ada atau tidaknya permasalahan legal

FUNGSI DAN PERAN MANAJEMEN ASET PUBLIK


- Memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan, pengawasan dan pengendalian - Dasar atas identifikasi potensi ekonomi daerah, sehingga memberikan strategi dan program yang terintegrasi pengembangan dan optimalisasi potensi ekonomi daerah - Dasar optimalisasi Pendapatan Asli Daerah - Dasar memperbaiki organisasi kerja, sistem dan prosedur guna peningkatan pelayanan publik dan kemandirian dalam pendanaan / pembiayaan pembangunan daerah - Landasan untuk merespon perubahan dan pertumbuhan daerah dalam perspektif otonomi daerah-regional-global dalam suasana persaingan pasar yang dinamis dan global - Landasan untuk meningkatkan dan menciptakan citra baru dan pemasaran daerah di mata pasar terbuka - Landasan untuk menggairahkan dan meningkatkan investasi dan mendorong efek berantai dari investasi itu pada pertumbuhan ekonomi daerah

Pertumbuhan Aset Tetap Pada Neraca Kementerian Pekerjaan Umum

600,000,000,000,000 555,362,825,302,926

575,573,940,769,534

500,000,000,000,000

400,000,000,000,000
226,304,983,632,441

Tanah
282,171,744,628,038 278,260,649,609,527

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan

312,774,448,324,723 300,000,000,000,000
234,174,373,623,852 247,924,708,167,181

Jalan, Jembatan, Irigasi & Jaringan Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan


200,000,000,000,000 Lain-lain Total
59,584,188,616,541

100,000,000,000,000

2010 2011 2012

NILAI ASET KEMENTERIAN PU s/d Tahun 2011

No. 1 2

Satminkal SETJEN ITJEN

Jumlah Satker 28 1

Neraca 2011 Audited Terkecil 542 Juta Terbesar 1.3 T 22 M Total 2.729.938.932.224 22.062.035.703

3
4 5 6 7 9

DITJEN TARU
DITJEN BINA MARGA DITJEN CIPTA KARYA DITJEN SDA BALITBANG BP KONSTRUKSI Total

43
209 224 279 18 15 817

14.9 Juta
10.3 Juta 3.6 Juta 14.7 Juta 814 Juta 521 Juta

478 M
75.6 T 3T 9.1 T 600 M 484 M

1.496.673.770.616
410.806.649.775.284 25.555.982.136.520 112.504.884.727.595 1.460.044.229.859 786.589.695.125 555.362.825.302.926

HAL-HAL YG PERLU DIPERTIMBANGKAN

Setiap Satuan Kerja memiliki aset yang harus dikelola; Diperlukan SDM yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam pengelolaan Aset/BMN; Diharapkan dari program-program kerjasama dengan Perguruan Tinggi dihasilkan SDM yang berkualitas dan siap pakai; Materi kuliah perlu disesuaikan dengan kondisi riil pekerjaan.

LINGKUP PENGELOLAAN BMN


Perencanaan kebutuhan dan penganggaran; Pengawasan/ pengendalian. Penatausahaan; Pengadaan;

Penggunaan;

Pemindahtanganan;

Pemanfaatan;

Penghapusan;

Pemeliharaan;

Penilaian;

DASAR-DASAR HUKUM
2.Perbendaharaan Negara
UU 1/2004

1.Keuangan Negara

UU 17/2003

Permenkeu No. 33/PMK.06/2012

PP 6/2006

3.Pengelolaan BMN/D

PMK 96/2007

6.Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN

5.Pelimpahan kewenangan di lingkungan DJKN

KMK 31/2008

4.Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, & Pemindahtanganan BMN

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENDEKATAN| PRO GROWTH| PRO JOB | PRO POOR | PRO GREEN

MP3EI UNT MENDUKUNG PRO GROWTH & PRO JOB


(Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan Mengembangkan Koridor Ekonomi Indonesia:
Membangun pusat-pusat pertumbuhan dengan mengembangkan klaster industri berbasis sumberdaya Komoditi/sektor unggulan

TUJUAN: STRATEGI UTAMA

Memperkuat konektivitas nasional


Mengurangi transaction cost dan mewujudkan sinergi antar pusat Pertumbuhan dengan: Konektivitas intra dan inter pusat pertumbuhan di dalam koridor Konektivitas internasional dari hub koridor Konektivitas lokal untuk pembangunan inklusif (pemerataan)

Mempercepat Kemampuan SDM dan IPTEK Nasional STRATEGI PENDUKUNG

Mengembangkan kebijakan investasi, kebijakan perdagangan, kebijakan pembiayaan, dan pengembangan KPS/PPP
38

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KORIDOR EKONOMI NASIONAL


1. 2. 3. Penyelesaian RTRW Kawasan Koridor Ekonomi Penyediaan Air Baku dan Air Bersih Penyediaan Infrastruktur Jalan a) Jalan Nasional b) Jalan Provinsi c) Jalan Kabupaten d) Jalan Tol Pengendalian Banjir Pengolahan Air Limbah

4. 5.

39

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN PERBATASAN


BIDANG
Sumber Air Daya

KEGIATAN
Penyediaan air baku, Pembangunan jaringan irigasi,Pengaman Pantai Pulau Laut, O&P Waduk, Pengendali Banjir, Rehab Embung, Peningk. Jar. Rawa Pembangunan Jalan: Tj Harapan-Galing-Sp. Tanjung-ArukBts. Sarawak, Kembayan-B.Karangan-Entikong-Bts. Sarawak, Sambas-Tnh Hitam Sp. Tiga Apas-Simanggaris-Serudong, Jayapura-Hamadi-PNG Merauke-Erambu Kefamenanu-Oelfaub Atambua-Motoain Penyediaan Permukiman Air Minum , Sanitasi,

LOKASI
NAD, Kepri, NTT, Kalbar, Kaltim, Sulut, Malut, Maluku, Papua Barat

VOLUME

Bina Marga

Kalbar Kalbar Kaltim Papua Papua NTT NTT Riau Kepulauan Kalbar, Kaltim, Malut Sultra, NTT,

59, 6 Km 87,7 Km 92,8 Km 53 Km 150 Km 21,3 Km 30,5 Km 83 kws (air minum), 40 (permukiman)

Cipta Karya

Penataan Ruang

Penyusunan RTR perbatasan

daerah di kawasan

NAD, Sumut, Riau,Kepri, Sulut, NTT, Maluku, Malut Papua Barat, Papua

9 KSN Prbtsn 75 kota/kab perbatasan

di

40

MP3KI UNT MENDUKUNG KEBIJAKAN PRO POOR


MASTER PLAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN INDONESIA

PerpresNo.13/2009 dilanjutkan Perpres No.15/2010

Keppres No.10/2011

KLASTER I

KLASTER II

KLASTER III

KLASTER IV

Bantuan & Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Usaha Mikro danKecil


Meningkatkan tabungan dan menjamin keberlanjutan berusaha

Program Murah Untuk Rakyat

Mengurangi beban masyarakat miskin

Meningkatkan kemampuan masyarakat miskin

Memberikan sesuatu dengan harga murah, Sebagian dibantu pemerintah


41

MP3KI UNT MENDUKUNG KEBIJAKAN PRO POOR


MASTER PLAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN INDONESIA

KLASTER I
Bantuan & Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga

Keppres No.10/2011

01 RUMAH SANGAT MURAH KLASTER IV 02


PROGRAM

PROGRAM

KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MURAH


PROGRAM

KLASTER II
Pemberdayaan Masyarakat

03 AIR BERSIH UNTUK RAKYAT Program Murah Untuk Rakyat 04 LISTRIK MURAH & HEMAT
PROGRAM

KLASTER III
Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil

05 PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN


Memberikan sesuatu dengan harga murah, Sebagian dibantu pemerintah
PROGRAM

PROGRAM

06 PENINGKATAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT MISKIN PERKOTAAN

42

PROGRAM KEMENTERIAN PU TERKAIT KLASTER II DAN KLASTER IV (PROGRAM MP3KI)

Keterangan: PNPM PISEW: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah RIS PNPM : Rural Infrastructure Support - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat 43

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN YANG RAMAH LINGKUNGAN PRO GREEN


Penyelenggaraan infrastruktur PU banyak terkait dengan teknologi Konstruksi
Teknologi Sipil & Lingkungan

Rekayasa Struktur. antara lain gedung dan jembatan Sumber Daya Air, baik pengelolaan sumber air, irigasi, pengendalian banjir dan drainase Teknik Lingkungan, meliputi: penyediaan air minum, penyaluran dan pengelolaan limbah dan mengelolaan sampah Rekayasa Geoteknik, meliputi: penyelidikan tanah, stabilitas lereng, stabilitas tanah, desain fondasi, reklamasi tanah, dan utilitas ruang bawah tanah Teknik Transportasi, seperti jalan raya dan jembatan, beserta fasilitas yang menyertainya. Teknologi Bahan, meliputi: beton mutu tinggi, aspal buton, dan tanah
44

perencanaan, peranca ngan, maupun konstruksi infrastruktur fisik

Butuh dukungan Pemerintah, Swasta dan Perguruan Tinggi

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN YANG RAMAH LINGKUNGAN PRO GREEN


Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan konsep yang harus dikembangkan dan diimplementasikan baik dalam penyelenggaraan maupun pengelolaan infrastruktur kePU-an. Dengan demikian: setiap kegiatan pembangunan harus diikuti dengan analisis holistik mencakup aspek fungsi, manfaat, dan dampak yang mungkin ditimbulkan menjadi salah satu misi pembangunan infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum, yang mencakup Bidang Sumber Daya Air, Bidang Jalan dan Jembatan, Bidang Permukiman serta Bidang Penataan Ruang

Mengantisipasi Perubahan Iklim


Teknologi Konstruksi

Teknologi ramah lingkungan

1. 2.

PENGEMBANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI, HEMAT MATERIAL DAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN CONSTRUCTION) RECYCLING PADA PENINGKATAN STRUKTUR JALAN
45

FUNGSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PEKERJAAN


Pengembangan IPTEK bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman, pada dasarnya dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi para pihak yang berkepentingan (stakeholder), baik pemerintah, swasta maupun masyarakat umum. Pengembangan IPTEK bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman (IPTEK PU) meliputi kegiatan: penelitian dan pengembangan yang menghasilkan iptek dan SPMK, penerapan IPTEK yang menghasilkan informasi tentang kesiapan pakai IPTEK, dan pemberian layanan keahlian untuk memecahkan persoalan persoalan lapangan (advis teknis) serta ditunjang dengan pengembangan sarana dan prasarana litbang (laboratorium). Area litbang meliputi desain dan teknologi, sosial budaya, kelembagaan, ekonomi dan pembiayaan, serta kebijakan. Selain itu, litbang juga dilakukan terhadap seluruh aspek penyelenggaraan Infrastruktur yaitu pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan (Tur Bin Bang Was), serta aspek aspek yang berhubungan dengan keamanan, keselamatan, kenyamanan, kesehatan atau pelestarian fungsi dan sumber daya lingkungan hidup. Pengembangan iptek dan penyusunan SPMK dilakukan oleh Balitbang PU dan didukung oleh perguruan tinggi, unit kerja operasional dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, konsultan, kontraktor dan assosiasi dalam rangka jaminan mutu infrastruktur PU dan Permukiman.
46

FUNGSI PEMBINAAN KONSTRUKSI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN JASA KONSTRUKSI


Bidang jasa konstruksi saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan seputar lemahnya penguasaan teknologi, sulitnya akses ke permodalan, serta masih kerap terjadi kegagalan bangunan, kegagalan konstruksi, dan mutu konstruksi yang belum sesuai standar. Sementara itu, Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi masih dipandang secara sempit sebagai undang-undang bidang pekerjaan umum. Sehingga, pembinaan jasa konstruksi lebih dianggap sebagai bagian dari tanggungjawab Kementerian Pekerjaan Umum dan bukan menjadi tanggungjawab semua instansi terkait. Di sisi lain, pengembangan sumber daya manusia (SDM) konstruksi melalui pelatihan berbasis kompetensi masih menghadapi berbagai keterbatasan, di antaranya terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana, standar kompetensi kerja, modul pelatihan, standar uji, serta tenaga pelatih yang berkompetensi. Nota kesepahaman antara Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan LPJK tentang penyelenggaraan pelatihan konstruksi serta pencanangan Gerakan Nasional Pelatihan Konstruksi (GNPK) diharapkan dapat menggalang sumber daya yang tersedia di tiap-tiap instansi terkait guna mengatasi kendala yang dihadapi.

47

PENDEKATAN PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGEMBANGAN KEWILAYAHAN


Salah satu misi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJPN) tahun 2005 2025 adalah terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan ditandai oleh tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah diwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antarwilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Pengembangan wilayah berbasis penataan ruang harus dapat menjawab tantangan pembangunan infrastruktur, terkait dengan kondisi wilayah nasional yang memiliki karakteristik geografis yang beragam dan sumber daya alam yang tidak merata. Penyelenggaraan infrastruktur dalam lingkup PU meliputi infrastruktur jalan sebagai prasarana pembentuk struktur ruang, infrastruktur sumber daya air sebagai sarana pendukung penyimpanan dan pendistribusian air maupun pengendalian daya rusak air, infrastruktur cipta karya sebagai pendukung kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat seperti pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan. Kesemuanya harus sinkron dan sejalan dengan kebijakan penataan ruang yang telah ditetapkan.

48

KEBIJAKAN KEMENTERIAN PU TERKAIT PERUBAHAN IKLIM


Seluruh Undang-Undang (UU) sektor ke-PU-an memperhatikan kualitas lingkungan: 1. Undang- Undang Bangunan Gedung (UU No. 28/2002) 2. Undang-Undang Sumber Daya Air (UU No. 7/2004) dan 3. Undang- Undang Jalan (UU No. 38/2004). 4. Undang- Undang Penataan Ruang (UU No. 26/2007) menjadi payung hukum dalam menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang baik skala kawasan maupun wilayah. 5. Ketentuan lebih lanjut yaitu peraturan-peraturan pelaksanaannya baik berupa norma, standar, pedoman dan manual (NSPM), maupun peraturan daerah. Kebijakan pembangunan ke depan harus mampu mendorong peningkatan kualitas lingkungan : baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, maupun dalam proses pemeliharaan bangunan-bangunan konstruksi dan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman Efek perubahan iklim : naiknya muka air laut, naiknya temperatur, perubahan pola curah hujan, serta kenaikan frekuensi dan intensitas iklim ekstrem. Potensi dampak yang ditimbulkan adalah: 1. penurunan ketersediaan air; kekeringan; gangguan keseimbangan air; banjir; tanah longsor, intrusi air laut; dan badai. 2. Karena 18% dari penduduk Indonesia bermukim di dataran rendah, serta terdapat lebih kurang 2000 pulau kecil yang terancam tenggelam, termasuk 92 pulau terluar, menyebabkan tingginya kerentanan Indonesia terhadap perubahan iklim. 3. Kementerian PU telah menyusun Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (RAN MAPI PU), dan rencana aksi pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang harus menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman.
49

KEBIJAKAN KEMENTERIAN PU TERKAIT PERUBAHAN IKLIM


Pembangunan berkelanjutan mencakup: 1. penerapan konstruksi berkelanjutan (sustainable construction) yaitu industri konstruksi yang ramah lingkungan, hemat energi dan tidak merusak lingkungan. 2. Penyelenggaraan pembangunan tidak hanya memperhatikan kepuasan dan kenyamanan bagi para penggunanya, 3. Tetapi juga melindungi lingkungan dan miminimalisasi penggunaaan sumber daya energi. Penerapan sustainable construction : 1. sustainable procurement, yaitu proses pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan menilai keseluruhan proses konstruksi, perencanaan, konstruksi, hingga masa layan (life cycle cost) yang memberi manfaat sosial-ekonomi secara optimal dan mengurangi dampak lingkungan. 2. Strategi penerapannya menggunakan life cycle cost analysis dengan mempertimbangkan cost masa konstruksi dan masa layan, dengan memperhatikan aspek ekonomi lingkungan menjadi perhatian utama. Pembangunan berkelanjutan terwujud dalam Kota Hijau, terkait dengan: 1. perencanaan dan perancangan kota (green planning and design), 2. Ruang Terbuka Hijau (Green Open Space), 3. Green Community, dan 4. Green Infrastructure yaitu Green waste, green transportation, green water, green energy, dan green building Prioritas penanganan adalah: 1. pembangunan ruang terbuka hijau (Green Open Space) untukmeningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan karakteristik kota/kabupaten, dengan target RTH 30%, dan 2. Green Infrastructure yaitu pengurangan dan pengolahan limbah dan sampah (Green Waste) dengan menerapkan zero waste; peningkatan kualitas air (Green Water) dengan menerapkan konsep ekodrainase danzero runoff; penerapan bangunan hijau yang hemat energi (Green Building
50

PROGRES KEMENTERIAN PU DALAM PENYELENGGARAAN PENURUNAN EMISI GRK


1. Pembentukan Tim Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Pekerjaan Umum (Tim MAPI-PU) -- Keputusan Menteri PU No. 139/KPTS/M/2012 2. Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Pekerjaan Umum (RAN MAPI-PU) -- Peraturan Menteri PU Nomor 11/PRT/M/2012, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1194 (Sebagai Revisi terhadap RAN MAPI-PU 2007) 3. Inisiatif atau upaya-upaya Kementerian PU dalam penurunan emisi GRK yang sedang/telah dilakukan Kebijakan MAPI Kementerian Pekerjaan Umum : 1. Penerapan perencanaan tata ruang nasional dan wilayah yang aman, nyaman, lingkungan produktif dan berkelanjutan; 2. Peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana sumber daya air untuk menjamin ketahanan pangan nasional dan mengurangi kerentanan resiko banjir, longsor, kekeringan, dan abrasi pantai; 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana dan sarana permukiman di perkotaan dan perdesaan untuk mengurangi potensi banjir/genangan, krisis air bersih, dan sanitasi; serta 4. Peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana jalan dan jembatan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas dan aksesibilitas sosial ekonomi masyarakat

51

Infrastructure Outlook 2013

Diagram Siklus Pengembangan Infrastruktur Beberapa Negara Asia

53

KEBUTUHAN PEMBIAYAAN/INVESTASI INFRASTRUKTUR

54

ANGKA MAKRO PENTING INFRASTRUKTUR INDONESIA

55

THE WAY FORWARD

THE WAY FORWARD


1. Indonesia dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur PU dan Permukiman sangat membutuhkan tenaga yang mempunyai kompetensi yang mencukupi, antara lain: Knowledge, Pengetahuan dalam bidangnya Skill/Expertise , Mampu menimba pengalaman, baik di institusi ataupun individu Behavior/Perilaku, Seorang sarjana/pasca sarjana harus memiliki profesionalisme yaitu mampu mempertanggung jawabkan semua keputusan yang diambil. 2. Dalam proses pembelajaran di Perguruan Tinggi terutama program pasca sarjana, diharapkan serius dan semua pengalaman yang diperoleh selama kuliah harus dicatat dan dapat dibagikan setelah tugas belajar 3. Dalam menempuh pendidikan di program sarjana dan pascasarjana agar dapat dilakukan dengan disiplin dan tepat waktu. 4. Diharapkan generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan, harus mendalami profesi dalam bidangnya sehingga pembangunan nasional di bidang PU dan Permukiman kedepan semakin baik dan profesional.
57

TERIMA KASIH

Kementerian Pekerjaan Umum 2012

MP3EI - KORIDOR EKONOMI SUMATERA


Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil

Komoditas Utama
Kelapa Sawit Fokus pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation KaretMeningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir BatubaraMeningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api

Bumi dan Lumbung Energi Nasional

Pusat Kegiatan Ekonomi dan Pelabuhan


Metropolitan Mebidangro Pelabuhan Utama Kuala Tanjung Metropolitan Palembang Pelabuhan Utama Tanjung Api-Api Dumai Pelabuhan Dumai dan Kuala Enok

Infrastruktur PU
Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tb.Tinggi, (60 km), Tol Palembang Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (15,8 km), Tol Pekanbaru Dumai (135 km), dan Tol Bakauheuni-Terbanggi Besar (100 km) Jalan Sp.Inalum Kuala Tanjung (17 km), Kws. Sei Mangke-Sp.Mayang (3 km), Akses Pelabuhan Dumai (76 km), Akses Belawan (8 km), Akses Kualanamu (8 km), Lingkar Jambi, (23,6 km), Muaraenim-Palembang (174,9 km), dan ruas-ruas Lintas Timur Sumatera SPAM Bandar Lampung 500 l/s (IPA+Pipa), SPAM Kota Limapuluh 50 l/s, dan SPAM Kawasan Industri DumaiTj.Buton-Kuala Enok 30 l/s Bendungan Karian 10.000 l/s 59

MP3EI - KORIDOR EKONOMI JAWA


Pendorong Industri dan Jasa Nasional
Komoditas Utama
Produk Makanan Fokus untuk memindahkan hambatan untuk mengkapitalisasi tumbuhnya permintaan domestik TekstilMerebut pasar domestik dari impor dan memperkuat sebagai negara pilihan sumber produksi Industri Alat AngkutMengembangkan kapabilitas untuk nilai tambah pengolahan yang lebih tinggi

Pusat Kegiatan Ekonomi dan Pelabuhan


Cirebon

Metropolitan Jabodetabek Pelabuhan Tj.Priok Metropolitan Semarang Pelabuhan Tj. Emas Metropolitan Gerbangkertosusila Pel. Tj.Perak Metropolitan Bandung Raya Kawasan Pantura lainnya

Infrastruktur PU
Jalan Tol Trans Jawa (617 km) dan Non-Trans Jawa (745,95 km) dan Jalan Tol Jabodetabek (271,82 km) Water Conveyance Umbulan 4.000 l/s IPA Jatiluhur 5.000 l/s Rehabilitasi Kanal Tarum Barat (+ 5.000 l/s) Bendungan Jatibarang 1.050 l/s SPAM Kota Bekasi 300 l/s dan Kab. Bekasi 450 l/s SPAM Semarang 1.050 l/s SPAM Kab.Tangerang (IPA Sepatan) 900 l/s
60

Sumber: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia

MP3EI - KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN


Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional Komoditas Utama
MIGAS Eksplorasi lebih banyak untuk memastikan pertumbuhan produksi yang stabil Kelapa SawitMeningkatkan produksi panen, beralih ke produk dengan nilai tambah tinggi dan produk hilir BatubaraMeningkatkaan produksi dengan membangun infrastruktur yang dapat mencapai tambang di pedalaman

Pusat Kegiatan Ekonomi dan Pelabuhan


Pontianak-Samarinda Pelabuhan Tayan-Mempawah-Pontianak Batulicin-Kotabaru Maloy, Sampit-Bagendang, Pangkalan Bun-Kumai

Infrastruktur PU
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (99 km) Jalan Sei Pinyuh-Sei Duri, (98,5 km), TayanPontianak, (263,8 km), Samarinda-Bontang-SangattaMaloy (304,5 km), dan Sampit-Sp.Runtu-Pangkalan BunKumai (277,6 km) Jembatan Tayan dan Jembatan Pulau Balang Intake dan transmisi air baku Palingkau 220 l/s (Kalteng) SPAM Kota Pontianak Timur (300 l/s) Peningkatan kapasitas IPA Banjarmasin menjadi 1000 l/s
61

MP3EI - KORIDOR EKONOMI SULAWESI


Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian,Perkebunan, Perikanan serta Pertambangan Nikel Nasional Komoditas Utama
Tanaman Pangan (Padi dan Jagung)Meningkatkan produktivitas menjamin ketahanan pangan nasional Perkebunan (Kakao)Beralih ke produk dengan nilai tambah tinggi PerikananMengurangi tangkapan perikanan laut, dan membangun produksi akuakultur Pertambangan NikelMeningkatkan ekspor nikel setengah jadi

Pusat Kegiatan Ekonomi dan Pelabuhan


Makassar Pelabuhan Makassar Mamuju Pelabuhan Belang-Belang Manado-BitungPelabuhan Bitung Kendari

Infrastruktur PU
Jalan Tol Manado-Bitung (30,86 km) Jalan Kendari Asera (125,4 km), Siwa-Pare-Pare-BarruMaros-Makassar (312,9 km), Parigi-Poso-TentenaTindantana (293,2 km), Kolaka-Lasusua (279,8 km), Majene-Tapalang-Mamuju (143,1 km), dan Atinggola-Maelang-Kaiya (121,5 km) SPAM Kota Bitung 40 l/s, SPAM Kota Makassar dan SPAM Industri Makassar 1.000 l/s,

62

MP3EI - KORIDOR EKONOMI BALI NUSA TENGGARA


Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional Komoditas Utama
PariwisataMeningkatkan jumlah kunjungan turis maupun pengeluaran pariwisata. Memanfaatkan Bali sebagai gerbang untuk mempromosikan kunjungan ke daerah tujuan wisata lain Pertanian dan PeternakanMeningkatkan produktivitas lahan dan mengembangkan kegiatan produksi sampai dengan hilir

Pusat Kegiatan Ekonomi dan Pelabuhan


Metropolitan SarbagitakuPelabuhan Tj.Benoa, Gilimanuk, dan Padang Bai Lombok Pelabuhan Lembar Kupang Pelabuhan Tenau Labuan Bajo Pelabuhan Labuan Bajo

Infrastruktur PU
Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 km) Jalan Benete-Sp. Negara (72,1 km-Bali), Jalan TohpatiKosamba, (11,8 km-Bali), Akses Bandara Internasional Lombok (NTB), Jalan Ende-Maumere-Magepanda (172,6 km-NTT), Jalan Bolok-Kupang-Oesapa (59,4 kmP.Timor), dan Jalan Dompu-Raba-Lb.Bajo (159,2 km-NTB) Bendungan Titab (359 l/s-Buleleng) dan Pandanduri (27 juta m3-Lombok) IPA Petanu 300 l/s dan IPA Kabupaten Kupang 100 l/s 63

Sumber: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia

MP3EI - KORIDOR EKONOMI PAPUA KEP. MALUKU


Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional
Komoditas Utama
Pertambangan (Tembaga dan Emas)Mendorong eksplorasi lokasi tambang baru melalui dukungan infrastruktur. Mendorong forward integration melalui kegiatan produksi hilir Pertanian dan PerkebunanMeningkatkan produksi melalui MIFEE dan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi

SOFIFI

Pusat Kegiatan Ekonomi dan Pelabuhan


SORONG

Merauke Pelabuhan Merauke dan Pelabuhan Khusus MIFEE (Wanam) JayapuraPelabuhan Jayapura MorotaiPelabuhan Morotai SorongPelabuhan Sorong Timika Pelabuhan Pomako

Infrastruktur PU
AMBON

Jalan Merauke-Muting (511,4 km), Merauke-OkabaBuraka-Wanam-Bian-Wogikel (152 km-MIFEE), MaruniBintuni (217,1 km), Manokwari-Kebar,-Sorong (606,2 km), Daruba-Wayabula (52 km), Daeo-Bere-Bere (55,7 km), Timika-Nabire, (427,7 km), dan Fak-fak-Bomberay (139,9 km) Pengembangan Instalasi Air Bersih Morotai 13 l/s Intake dan jaringan transmisi air baku Teluk Umar Nabire 150 l/s SPAM Pemekaran Kota Timika 200 l/s Rehabilitasi jaringan irigasi Pulau Buru dan Seram 64

FASILITASI DALAM KELEMBAGAAN PPP

Land Acquisition

Land Fund

Financing

SMI (Sarana Multi Infrastructure) & IIFF (Indonesia Infrastructure Financing Facilities)

Guarantee Fund (PII&IIGF)

PreConstruction
Winning Bidder Awarded Financial Closing

Construction

Operation

End of Financial Period

End of Concession Period

Sumber :Paparan Presiden Direktur PT PII dalam acara Launching of PPP Project Planning Book 2011, Bappenas 9 Juni 2009

65

PENGEMBANGAN JALAN TOL


SKEMA PPP

KELAYAKAN

PENGANDAAN TANAH, KONSTRUKSI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Ekonomi Finansial Ekonomi Finansial Ekonomi Finansial

+ +
marginal

Pemerintah

BUJT

Pemerinta h

BUJT

BUJT

+ +

BUJT

BUJT

66

PENGEMBANGAN JALAN TOL


SKEMA PPP
Content EPC Modality BOT SBOT TRC TRC (Private Portion) Contractors other than TRC* Contractors other than TRC TRC TRC TRC (Private Portion) Government TRC TRC Finance O&M

Main Source of Revenue of TRC Toll Tariff Toll Tariff

Lease

TRC

Toll Tariff

Outsourcing

Government

TRC

Payment by Government Payment by Government

Annuity

TRC

TRC

Source: BPJT BOT SBOT TRC EPC : : : : Build, Operate and Transfer Subsidized, Build, Operate and Transfer Toll Road Company Engineering, Procurement and Construction

67

PENGEMBANGAN JALAN TOL


Project Finance Structure

IIGF
Guarantee Agreement

Pemerintaht/BPJT

Tripartite Agreements

Concession Agreement

Investors

Equity

Toll Road Company

Loan Agreements

Pemberi Pinjaman

Mezanine

Lenders

D&C Contract

O&M Contract

Kontraktor

Operator
68

PENGEMBANGAN JALAN TOL


ALOKASI RESIKO
Sebelum Perpres No 13/2010 Pengadaan Tanah Engineering & Konstruksi Operasi & Pemeliharaan Tariff BUJT Setelah Perpres No 13/2010 FEMERINTAH

BUJT

BUJT BUJT

BUJT

BUJT

PEMERINTAH

Traffic Volume

BUJT

BUJT

Force Majeure

SHARE

SHARE

69

PENINGKATAN KELAYAKAN
Jaminan Pemerintah Dukungan Pemerintah Subsidi Bunga Keringanan Pajak Pinjaman yang dijamin pemerintah Design Build -Lease Annuity PPJT
PEMERINTAH BADAN USAHA

Penyesuaian Return on equity Bundling dengan kawasan, industri terkait Pooling Tarif

PROYEK

PEMBIAYAAN Mediasi Perbankan Pinjaman lunak [Bunga Rendah, Tenor Lama, Bullet] DER 80:20 Refinancing Securitization Fasilitas kredit konstrusi

Optimasi Konstruksi Pembangunan Bertahap

70

Anda mungkin juga menyukai