Anda di halaman 1dari 120

ELEKTROKARDIOGRAFI

Dr.Carmonthy H SpJP

Definisi
Elektro : listrik Kardio : jantung Elektrokardiograf : alat untuk merekam aktivitas listrik jantung Elektrokardiogram : grafik hasil perekaman potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung (elektrocardigram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung

ELEKTROCARDIOGARFIE
Elektrocardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.

Akan tetapi klinis pasien tetap lebih penting di bandingkan dengan EKG, sebab sering kelaian EKG ditemukan pada orang normal atau kebalikan gambaran EKG normal dapat ditemukan paeda orang yang mengalami kelainan jantung

Manfaat EKG
Aktivitas listrik siklus jantung dapat di rekam dan dipakai sebagai alat diagnostik Alat pemeriksaan penunjang Deteksi gangguan kelistrikan jantung :
Hipertrofi Infark myocard Disritmia Gangguan elektrolit , Kalium

Bagaimana mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan EKG

Pertama-tama perkenalkan diri anda kepada pasien dengan menyebutkan;

Nama anda, jika pasien bukan pasien anda Posisi anda Alasan mengerjakan pemeriksaan ini Jelaskan apa yang akan anda lakukan. Tekankan bahwa pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa nyeri. Ceritakan kepada pasien manfaat pemeriksaan ini. Sebagian pasien psikiatri akan mengira mereka akan menjalani ECT, jelaskan perbedaan. Ajak bicara pasien agar mereka bisa santai

Sekarang untuk persiapan fisik sebenarnya. Pasien harus buka pakaian sampai setinggi pinggang untuk memaparkan dada. Pergelangan kaki pasien juga harus terpapar. Jika anda menggunakan alat yang dilengkapi stiker logam, penting untuk menggosok kulit pasien dengan kapas alkohol sebelum aplikasi untuk menjamin kontak listrik yang baik.

Jika alat anda memiliki suction cups, maka semprotan elektrolit harus dikenakan ke daerah kulit di mana elektrode akan ditempelkan. Pria dengan bulu dada tebal mungkin memerlukan elektrolit gel untuk menempelkan, atau perlu dicukur..
Terakhir usahakan pasien berbaring, nyaman dan santai.

ANATOMI JANTUNG DAN SISTEM KONDUKSI Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa yaitu Atrium kanan & kiri serta ventrikel kanan & kiri. Hubungan fungsional antar atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh suatu sistem jaringan susunan hantar khusus yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel yang terdiri dari Nodus SA (SA Node), Nodus AV (AV Node), Berkas HIS dan Serabut Purkinje

1. SA Node Terletak pada pertemuan antara vena kava superior dengan atrium kanan. Sel dalam Nodus SA secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 X/ menit. 2. AV Node Terletak pada sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Sel dalam Nodus AV mengeluarkan impuls lebih rendah dari Nodus SA yaitu 40-60 X/menit.

3. Berkas HIS Nodus AV kemudian menjadi berkas HIS yang menembus jaringan pemisah MIokardium atrium dan Miokardium Ventrikel, dan berjalan pada Septum Ventrikel yang kemudian bercabang dua menjadi berkas kanan (Righ Bundle Branch) dan berkas kiri (Left Bundle Branch). RBB dan LBB kemudian menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri. Berkas tersebut bercabang menjadi serabut serabut purkinje.

4. Serabut PURKINJE Serabut purkinje mampu mengeluarkan impuls frekuensi 20-40 X/menit.

Fisiologi dasar dari ECG Kontraksi otot jantung diatur oleh suatu titik di atrium kanan yang dikenal sebagai sinus node. Sel-sel otot jantung memiliki sifat khusus. Sel-sel ini mengalami depolarisasi spontan pada laju berbeda-beda(yakni muatan pada membran sel berubah pada laju tertentu tanpa rangsang eksternal). Sel-sel sinus node kebetulan mengalami depolarisasi lebih cepat dibandingkan sel-sel otot jantung lainnya, sehingga frekuensi denyut jantung ditentukan di sini.

Impuls listrik yang ditimbulkan di sinus node menyebar melalui kedua atrium, sehingga menyebabkan kontraksi kedua atrium. Ketika impuls mencapai septum atrio-ventricular , impuls disaring oleh annulus fibrosis, sehingga hanya berjalan sepanjang struktur yang dikenal sebagai "bundle of His". Struktur ini bekerja sebagai penunda ( delay box), menghasilkan "PQ" interval. Kemudian impuls berjalan sepanjang cabang berkas kanan dan kiri, dan disalurkan ke miokard ventrtikel via "serabut Purkinje' . Ini mewnghasilkan kontraksi ventrikel yang berasal dari apeks. .

Sistema Conductoria

Sel otot jantung


2 macam sel :
Sel autoritmik (1%)
Potential pace maker Hanya terdapat pada NSA NAV berkas his cabang kanan dan kiri serabut purkinye

Sel kontraktil (99%)


Sel yang berkontraksi sebagai respon thd impuls dari sel autoritmik

The Normal Conduction System

ELEKTROCARDIOFISIOLOGIS
Tubuh manusia mrp konduktor listrik yang baik Cairan dalam jaringan tubuh mengandung ion-ion Perbedaan potensial ion berpindah Elektrode pada permukaan kulit merekam beda potensial Perubahan letak elektroda > perubahan hasil perekaman

ELEKTROCARDIOFISIOLOGIS
Sel otot jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negative. Perbedaan potensial muatan melalui membrane sel ini kira-kira 90 milivolt Terdapat 3 ion yang mempunyai fungsi penting dalam elektrokardiografi sel, yaitu Kalium, Natrium, Kalsium

ELEKTROCARDIOFISIOLOGIS
Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion natrium dengan cepat cairan ekstrasel ke dalam sel, sehingga menyebabkan muatan dalam sel lebih positif jika di bandingkan dengan luar sel Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan DEPOLARISASI, setelah depolarisasi sel terjadi pengembalin muatan ke keadaan semula yang disebut REPOLARISASI Seluruh proses tersebut dinamakan AKSI POTENSIAL.

Muatan listrik sel otot jantung


Keadaan sel otot jantung Muatan listrik intraseluler ekstraseluler

Istirahat/repolar - (relatif lebih isasi negatif)


depolarisasi + (relatif lebih positif)

+ (relatif lebih positif)


- (relatif lebih negatif)

Dasar EKG
Topik yang harus dikuasai :
Muatan listrik sel otot jantung Arah defleksi pada elektrokardiogram Sandapan EKG (lead)

Interpretasi
FDJ, Irama, aksis, nomenklatur gelombang Kelainan2

Sel istirahat +++++++ -- -- -- --- --- ----- --- --- --- --+++++++ Sel telah depolarisasi --- --- --- --- --+++++++ +++++++ --- --- --- ---

Sel sedang depolarisasi --- --- --++++ ++++ ++++ --- --- ----- --- ----- --- --+++++

Sel mulai repolarisasi --- --- --++++ ++++ --- --- --++++ --- --- ----- --- --++++

Elektrokardiogram
Fase depolarisasi ;
bagian yang terjadi akibat penyebaran impuls

Fase repolarisasi :
bagian yang terjadi bila sel otot jantung kembali istrirahat

Arah defleksi , ditentukan :


Arah penyebaran impuls depolarisasi Letak elektroda

Hubungan arah impuls defleksi elektrokardiogram


Arah impuls depolarisasi Menuju elektroda + Menuju meninggalkan Arah defleksi Positif (ke atas) Bifasik Gambar

Meninggalkan elektroda +

Negatif (ke bawah)

SANDAPAN (LEAD) EKG


Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda pada kulit pada tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda ini penting, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Terdapat 2 jenis sadapan (Lead) pada EKG; sadapan Bipolar dan sadapan Unipolar

SANDAPAN (LEAD) EKG


Sandapan rutin 12 leads
3 bipolar standard leads ( I, II, III) 3 unipolar lead ekstremitas (aVR, aVL, aVF) 6 unipolar chest leads (V1, V2, V3, V4, V5, V6)

Bipolar standard lead & unipolar lead ekstremitas menggambarkan keadaan medan bioelektrik aktivitas jantung pada bidang frontal Chest lead Bidang horizontal

Bipolar lead/ Standard lead


SADAPAN BIPOLAR Dinamakan sadapan bipolar karena sadapan ini hanya merekan perbedaan potensial dari 2 elektroda, sadapan ini ditandai dengan angka romawi I, II, III. Ketiga sadapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi ( segi tiga EINTHIOVEN) Sadapan I Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negative (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+).

Bipolar lead/ Standard lead


SADAPAN BIPOLAR Sadapan II Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negative (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Sadapan III Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negative (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+).

Standard lead (I,II,III)

Standard Limb Leads

Segitiga Einthoven
Seorang ilmuwan, Einthoven, yang menemukan lead I, II dan III untuk perekaman EKG mengenalkan formula segitiga Einthoven, yaitu segitiga khayalan yang menghubungkan antara vektor diagram lead I, II dan III sebagai segitiga sama sisi dengan pusat pada jantung Segitiga Einthoven merupakan dasar pengembangan Trihexial Reference System untuk menghitung aksis arah dan kekuatan listrik jantung (gabungan dari vektor diagram dua atau lebih lead) pada bidang frontal

Segitiga Einthoven
Vektor diagram lead bipolar membentuk segitiga Einthoven Segitiga bidang frontal tubuh dari Einthoven merupakan segitiga sama sisi Jika ketiga sisi segitga Einthoven dipindahkan ke titik pusat maka akan terbentuk tri axial reference system dari Bailey

Segitiga Einthoven

Standard Limb Leads

Unipolar limb leads


1. SADAPAN UNIPOLAR Sandapaan unipolar ini terdiri dari 2, yaitu sadapan unipolar ekstremitas dan sadapan unipolar prekordial a. Sadapan unipolar ekstremitas Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstresmitas yang akan di ukur. Gabungan elektroda pada ekstremitas lain membentuk elektroda indiferen (potensial 0).

Unipolar limb leads


Sadapan aVR Merekan potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan bermuatan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen. Sadapan aVL Merekan potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen. Sadapan aVF Merekan potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk elektroda indiferen.

Augmented Voltage Right

Augmented Voltage Left

Augmented Voltage Foot

Sudut orientasi unipolar limb lead (aVR, aVL, aVF)

Augmented Limb Leads

Hexaxial reference system (6 sudut orientasi sandapan bidang frontal)

All Limb Leads

Hexaxial reference system (6 sudut orientasi sandapan bidang frontal)

Sudut orientasi Lead Ekstremitas (bidang frontal)


Sandapan
Sandapan Inferior II III aVF Sandapan lateral kiri I aVL Sandapan aVR

Sudut
+ 60 o + 120 o + 90 o +0o - 30 o - 150 o

Unipolar chest lead


Sadapan unipolar prekordial Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang ditempatkan di beberapa tempat pada dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas

Sadapan V1 Sadapan V2 Sadapan V3 Sadapan V4 Sadapan V5 Sadapan V6

: : : : : :

ruang intercostal IV garis sternal kanan ruang intercostal IV garis sternal kiri pertengahan antara V2 dan V4 ruang intercostal V garis midclavikula kiri sejajar V4 garis aksila depan sejajar V4 garis aksila tengah.

Unipolar chest lead


Umumnya perekaman EKG lengkap dibuat 12 sadapan (lead), akan tetapi pada keadaan tertentu di buat sampai V7, V8, V9, atay V3R dan V4R

Unipolar chest lead

Precordial Leads

Adapted from: www.numed.co.uk/electrodepl.html

Lead Dada Unipolar (Lead Precordial V1-V6)

Precordial Leads

Ventrikel kanan terletak di antero medial Ventrikel kiri terletak di anterolateral Sandapan V1 dan V2 terletak di atas ventrikel kanan Sandapan V3 dan V4 di atas septum interventrikulare Sandapan V5 dan V6 di atas ventrikel kiri

Lead Bidang Frontal dan Horizontal

Resume sandapan EKG


Sandapan V1, V2, V3, V4 I, aVL, V5, V6 II, III, aVF aVR Kelompok Anterior Lateral kiri Inferior aVR

Summary of Leads
Limb Leads
Bipolar Unipolar I, II, III
(standard limb leads)

Precordial Leads
V1-V6

aVR, aVL, aVF


(augmented limb leads)

Arrangement of Leads on the EKG

Anatomic Groups
(Septum)

Anatomic Groups
(Anterior Wall)

Anatomic Groups
(Lateral Wall)

Anatomic Groups
(Inferior Wall)

Anatomic Groups
(Summary)

Ada Pertanyaan?

ELEKTROKARDIOGRAM
KERTAS EKG Kertas EKG merupakan kertas grafik yang tersdiri dari garis horizontal dan vertikal dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu dimana 1 mm = 0,04 detik; 5 mm = 0,20 detik. Gris vertikal menggambarkan voltase dimana 1 mm = 0,1 milivolt; 10 mm = 1 milivolt.

Pada praktek sehari-hari perekaman di buat dengan kecepatan 25 mm/detik. Kalibrasi yang biasa dilakukan adalah 1 milivlt yang menghasilkan defleksi setingga 10 mm. Pada keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menghasilkan defleksi 20 mm atau di perkecil yang akan menghasilkan defleksi setinggi 5 mm. Hal ini harus di catat pada kertas hasil rekaman, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang membacanya.

ELEKTROKARDIOGRAM

Hasil perekaman pada Lead II Beda lead beda hasil perekaman

ECG reporting-systematic approach


1. Rate

2. Rhythm & P waves


3. Conduction intervals

4. Axis
5. QRS complexes-narrow, wide, bizarre 6. ST segments-elevation or depression 7. T waves-inverted, upright, peaked

Gelombang P
Selama depolarisasi atrium normal, aliran listrik utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV, dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. aliran ini berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF (karena aktivitas listrik umum sedang menuju elektrode positif sadapan itu), dan membalik di sadapan aVR.

Gelombang P
Gambaran depolarisasi atrium Depolarisasi mulai dari NSA Atrium kanan mengalami depolarisasi lebih dulu sebelum atrium kiri Oleh karena itu, vektor rata-rata berjalan dari kanan ke kiri dan sedikit ke arah inferior

Gelombang P
Karakteristik Bentuk normal : kecil, halus, melengkung, mendahului kompleks QRS Positif pada sandapan lateral kiri dan inferior Bifasik pada lead III dan V1 Defleksi ke atas (+) di lead II, terbalik (-) di aVR Nilai normal : - tinggi/amplitudo : < 3mm (2,5mm) - lebar < 3 mm (0,06-0,11detik) DIsfungsi NSA abnormalitas bentuk gelombang P

Gelombang P

Kompleks QRS
Gelombang QRS Kompleks QRS adalah struktur EKG yang berhubungan dengan Deplarisasi ventrikel. Karena ventrikel mengandung lebih banyak massa otot dibanding atrium, kompleks QRS lebih besar dari gelombang P Depolarisasi ventrikel Bentuk defleksi besar dan berujung tajam Nilai normal Gelombang QRS Lebar 0,06 0,12 detik Tinggi tergantung sadapan ( lead )

Depolarisasi miokard ventrikel


Ventrikel kiri jauh lebih besar dari ventrikel kanan Ventrikel kiri mendominasi kompleks QRS Vektor aliran listrik rata-rata antara +90 o dan 0 o

QRS bidang frontal


Pada bidang frontal, akan terlihat defleksi positif yang besar pada sandapan lateral kiri dan inferior (gelombang R) Pada aVR akan merekam defleksi negatif (gelombang S)

QRS bidang frontal

QRS bidang horisontal


V1 dan V2 yang terletak di atas ventrikel kanan merekam gelombang s yang dalam V3 dan V4 mewakili zona transisi, salah satunya bifasik (R dan S hampir sama besar) V5 dan V6 merekam gelombang R yang tinggi Mengapa??? Hubungkan arah vektor impuls dengan lokasi elektroda (+)

QRS bidang horizontal

Nomenklatur Kompleks QRS

Gelombang q
Awal depolarisasi ventrikel Depolarisasi septum interventrikulare dari kiri ke kanan Depolarisasi negatif I dari kompleks QRS Q patologis old miokard infark - Ciri gel. Q patologis
- lebar 0,04 detik (1 mm) - dalamnya > 25% amplitudo gel. R

Gelombang q
Gelombang Q adalah defleksi negative pertama pada gelombang QRS, nilai normalnya Lebar < 0,04 detik Dalamnya < 1/3 R Gelombang Q Abnormal disebut gelombang Q patologis

Gelombang r
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya gelombang QRS positif di lead I, II, III, V5 dan V6. Di lead aVR, V1 dan V2 biasanya kecil atau tidak ada samasekali

Gelombang r
Defleksi positif pertama pada kompleks QRS R patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block

Gelombang s
Gelombang S adalah defleksi negative setelah gelombang R. di lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, di lead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang.

Gelombang s
Defleksi negatif setelah gelombang r Depolarisasi ventrikel s patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block

Gelombang T
Gelombang T menggambarkan Repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel. Interval dari awal kompleks QRS ke puncak gelombang Tdisebut sebagai periode refraksi absolut. Separuh terakhir gelombang T disebut sebagai periode refraksi relatif. Umumnya gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR.

Gelombang T
Repolarisasi ventrikel Amplitudo normal : - < 10 mm di sandapan dada - < 5 mm di sandapan ekstremitas - Min. 1 mm Bentuk patologis Indikator iskemik /infark

Gelombang T

Gelombang T
Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling akhir Gelombang depolarisasi yang datang dan repolarisasi yang menjauh menimbulkan gelombang positif pada EKG T positif pada sandapan yang merekam defleksi positif saat repolarisasi ventrikel (gelombang R tinggi)

Gelombang U
Gelombang U tak selalu terlihat. Gelombang ini khasnya kecil, dan menurut definisi, mengikuti gelombang T. Gelombang U diperkirakan menggambarkan repolarisasi otot papillaris atau serabut Purkinje. Gelombang U yang menonjol sering terlihat di hipokalemia, namun bisa ada di hiperkalsemia, tirotoksikosis, atau efek obat digitalis seperti; epinefrin, dan antiaritmia.

PR interval
Menggambarkan waktu dari mulai depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel PR interval normal 0,12 0,20 detik (3-5 mm)

Interval PR

Segmen ST
Menggambarkan waktu antara akhir depolarisasi ventrikel dengan awal repolarisasi ventrikel Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. Segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekordial dapat bervariasi dari 0,5-2mm. Segmen ST yang naik di atas garis isoelektris di sebut ST elevasi dan yang turun di bawah garis isoelektris di sebut ST depresi.

Gelombang dasar EKG

Waveforms and Intervals

Cara Membaca EKG


Tentukan frekuensi (HR) 2. Tentukan Irama 3. Tentukan Axis 4. Tentukan adanya tanda-tanda Hipertropi 5. Tentukan ada kelainan miocard 6. Tentukan ada atau tidak gangguan lain (Elektrolit, obat digitalis, pacu pacu jantung)

1.

Frekuensi Denyut Jantung


FDJ normal : 60 100 x/menit Takikardi : > 100 x / menit Bradikardi : < 60 x / menit Takikardi abnormal : 140 250 x / menit Flutter : 250 350 x / menit Fibrilasi : > 350 x / menit

Determining the Heart Rate


Rule of 300 10 Second Rule

Rule of 300
Take the number of big boxes between neighboring QRS complexes, and divide this into 300. The result will be approximately equal to the rate 300 Jumlah kotak besar antara R R 1500 Jumlah kotak kecil antara R R

Although fast, this method only works for regular rhythms.

What is the heart rate?

www.uptodate.com

(300 / 6) = 50 bpm

What is the heart rate?

www.uptodate.com

(300 / ~ 4) = ~ 75 bpm

What is the heart rate?

(300 / 1.5) = 200 bpm

The Rule of 300


It may be easiest to memorize the following table:
# of big boxes 1 2 3 Rate 300 150 100

4 5 6

75 60 50

10 Second Rule
As most EKGs record 10 seconds of rhythm per page, one can simply count the number of beats present on the EKG and multiply by 6 to get the number of beats per 60 seconds Gel QRS ; ambil strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik dan kalikan 10 atau ambil dalam 12 detik kalikan 5.
This method works well for irregular rhythms.

What is the heart rate?

The Alan E. Lindsay ECG Learning Center ; http://medstat.med.utah.edu/kw/ecg/

33 x 6 = 198 bpm

Irama
Menentukan irama jantung urutan yang harus di pakai adalah sebagai berikut; Tentukan apakah denyut janntung berirama teratur atau tidak Tentukan berapa frekuensi jantung (HR) Tentukan gelombang P ada/ tidak dan normal/ tidak Tentukan interval PR normal atau tidak Tentukan gelombang QRS normal atau tidak Irama EKG yang normal impuls berasal dari Nodus SA, maka disebut dengan Irama Sinus (Sinus Rhythem).

Irama Sinus
Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola penjalaran impuls listrik yang teratur dan berasal dari NSA Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah. 1.Apakah irama teratur/ tidak. 2. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS 3. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm) 4. P di lead II positif, P di lead aVR negatif 5. FDJ antara 60-100x/menit, reguler
Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas di sebut ARITMIA atau DISRITMIA.

Aksis
Sebuah vektor yang meringkaskan semua vektor (depolarisasi ventrikel). Vektor hasil penjumlahan ini disebut Mean vektor dan arahnya adalah aksis depolarisasi ventrikel Aksis hanya ditentukan bidang frontal saja Mean vektor QRS menunjuk ke kiri bawah, antara (+110 o sampai -30 o)

The QRS Axis


The QRS axis represents the net overall direction of the hearts electrical activity. Abnormalities of axis can hint at: Ventricular enlargement Conduction blocks (i.e. hemiblocks)

The QRS Axis


By near-consensus, the normal QRS axis is defined as ranging from -30 to +90.

-30 to -90 is referred to as a left axis deviation (LAD) +90 to +180 is referred to as a right axis deviation (RAD)

Determining the Axis


The Quadrant Approach
The Equiphasic Approach

Determining the Axis

Predominantly Positive

Predominantly Negative

Equiphasic

The Quadrant Approach


1. Examine the QRS complex in leads I and aVF to determine if they are predominantly positive or predominantly negative. The combination should place the axis into one of the 4 quadrants below.

Quadrant Approach: Example 1

The Alan E. Lindsay ECG Learning Center http://medstat.med.utah. edu/kw/ecg/

Negative in I, positive in aVF RAD

Quadrant Approach: Example 2

The Alan E. Lindsay ECG Learning Center http://medstat.med.utah. edu/kw/ecg/

Positive in I, negative in aVF

Predominantly positive in II

Normal Axis (non-pathologic LAD)

The Equiphasic Approach


1. Determine which lead contains the most equiphasic QRS complex. The fact that the QRS complex in this lead is equally positive and negative indicates that the net electrical vector (i.e. overall QRS axis) is perpendicular to the axis of this particular lead. 2. Examine the QRS complex in whichever lead lies 90 away from the lead identified in step 1. If the QRS complex in this second lead is predominantly positive, than the axis of this lead is approximately the same as the net QRS axis. If the QRS complex is predominantly negative, than the net QRS axis lies 180 from the axis of this lead.

Equiphasic Approach: Example 1

The Alan E. Lindsay ECG Learning Center ; http://medstat.med.utah.edu/kw/ecg/

Equiphasic in aVF Predominantly positive in I QRS axis 0

Equiphasic Approach: Example 2

The Alan E. Lindsay ECG Learning Center ; http://medstat.med.utah.edu/kw/ecg/

Equiphasic in II Predominantly negative in aVL QRS axis +150

Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai