Anda di halaman 1dari 8

Menganalisa Perbedaan Makalah dengan Artikel Ilmiah.

Dalam kebahasaan, terdapat berbagai jenis karangan ilmiah salah satunya adalah makalah dan artikel. Dalam hal ini keduanya memiliki beberapa karakteristik tersendiri, yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai macam aspek kebahasaan. Adapaun pemaparannya yaitu sebagai berikut. 1. Makalah Definisi dari makalah sangatlah beragam, berikut beberapa pengertian makalah, diantaranya sebagai berikut : a. Tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum di suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan. b. Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi. c. Uraian tertulis yang membahas suatu masalah tertentu dikemukakan untuk mendapat pembahasan lebih lanjut. (Kamus Bahasa Indonesia. W.J.S Poerwadarminta, 1994 : 496). d. Karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris objektif. (E. Zaenal Arifin, 2000 : 2). Dalam pembuatan sebuah makalah, haruslah memperhatikan kualitas dari penyajian informasi dalam makalah tersebut. Berikut beberapa aspek yang menjadi komponen dalam menyajikan sebuah makalah yaitu: a. Akurat dan menyeluruh (comprehensive), artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik. b. Memiliki sumber informasi yang baik. Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah yang bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu telah diterbitkan. Tidak melakukan hal itu dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk. Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam (semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan yang bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan kutipan. Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan

dipilih untuk memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka sendiri. (Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan diberikan di bawah.). c. Seimbang, berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang dibicarakan secara obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang secara ad hominem1 kepada penulis lain. d. Kreatif, dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar menyajikan fakta belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu dikarang atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata, dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang inovatif, kreatif, dan orisinal. e. Secara teknis, penulisannya benar, berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tata bahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan. f. Tertata dengan baik. Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat. Secara teknis makalah memiliki sistematika tersendiri dalam proses penyajian informasi didalamnya. Sistematika ini menjadi struktur tersendiri yang akan menjadi bagan yang akan mempermudah dalam memaparkan informasi. Berikut struktur penulisa yang terdapat dalam makalah. a. Bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas, menarik, dan ringkas tentang (a) topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut, (b) bagaimana kaitan topik tersebut dengan bidang ilmu yang sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu penulis, serta (c) mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan. Dalam bagian ini penulis memaparkan latar belakang dalam mengangkat topik di makalah tersebut, rumusan masalah yang akan dikaji, tujuan serta manfaat penulisan yang ingin diperoleh oleh penulis sendiri. Dalam makalah yang berbasis

penelitian, hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bagian ini.

b. Batang tubuh makalah. Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi menjadi bagian materi dan metode penelitian, bagian hasil/temuan penelitian, dan bagian diskusi/pembahasan. Untuk makalah yang disajikan dalam seminar/konferensi, bagian hasil/temuan penelitian dan pembahasan ini seringkali digabungkan.

Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis mengungkapkan dari mana dan bagaimana dia memperoleh data atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu. Penulis juga menjelaskan metode, prosedur, atau pendekatan yang akan digunakan untuk memeriksa data atau gagasan tersebut.

Di bagian hasil/temuan penelitian, penulis menyebutkan hasil-hasil analisa atau evaluasinya terhadap data atau gagasan yang ditelitinya.

Di bagian diskusi/pembahasan, penulis membicarakan implikasi dan makna dari hasil/temuan penelitiannya itu. Setiap faktor yang mungkin mempengaruhi

hasil/temuan tersebut, termasuk penulis sendiri, hendaknya dibicarakan di sini. c. Ringkasan dan Kesimpulan. Dalam laporan penelitian yang formal, ini disebut bagian penutup/kesimpulan. Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali secara ringkas tujuan makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode penelitian yang digunakan, dan hasil yang diperolehnya. Kesimpulan kemudian ditarik berdasarkan hasil/temuan penelitian tersebut. Dalam makalah laporan penelitian, penulis menyatakan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Ringkasan tesebut menyatakan berakhirnya penelitian yang telah ia lakukan tetapi menyebutkan penelitian lanjutan yang masih harus dilakukan mengenai topik tersebut. d. Daftar Pustaka. Makalah yang bagus menyertakan daftar pustaka (bibliografi). Bagian ini bisa juga disebut sebagai daftar sumber yang dikutip. Ruukan diberikan untuk semua karya yang dikutip dalam makalah, dan hanya karya yang telah dikutip saja. Secara aspek kebahasaan, pengggunaan gaya bahasa dalam makalah adalah baku dan sesuai dengan EYD. Selain itu, untuk sebuah malakah ilmiah yang berbasis penelitian, gaya bahasa yang dipergunakan pun haruslah ilmiah untuk memaparkan hasil penelitian.

2. Artikel Ilmiah Suatu tulisan (essay ) merupakan suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi, opini atau perasaan (feeling ), dan biasanya juga menampilkan argumen tentang topik tertentu (UVic, 1995). Bentuk fisik tulisan ilmiah dapat berupa : buku ilmiah, laporan ilmiah, dan artikel (paper ) ilmiah. Peran artikel ilmiah sangat tergantung dari peruntukannya, yaitu untuk melaporkan (to report ), mengartikan (to interpret ) atau untuk menganalisis (to analyze ) sumber-sumber yang dimiliki. Namun seringkali ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Artikel sangat berbeda dengan karya tulis ilmiah. Dari segi bahasa, bahwa artikel lebih sederhana karena sasaran pembacanya menjangkau semua kelompok masyarakat. Sedangkan bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah haruslah menggunakan bahasa yang formal sehingga kadang-kadang terasa kaku. Dari segi isi, gagasan-gagasan dalam sebuah artikel tidak perlu ditunjang oleh bukti-bukti yang lengkap sebagaimana dalam karya tulis ilmiah. Di dalam karya tulis ilmiah, penulis harus menyertakan sumber data berupa kutipan, catatan kaki, biografi, serta daftar pustaka pada akhir tulisan.Suatu artikel dikatakan bagus biasa apabila memiliki semua kriteria yang dimilki artikel yang utama tetapi masih terdapa beberapa bagian yang perlu dilengkapi, penambahan gambar, dan pranala-pranala merah yang masih perlu dirintis. Ciri artikel yang berkulitas yaitu aktual, akurat dan mempunyai gambar-gambar sebagai ilustrasi lengkap. Syarat-syarat artikel yang baik adalah mengandung masalah, topik harus spesifik, sehingga dapat dengan mudah diuraikan atau dijelaskan semakin spesifik suatu topik, semakin mudah bagi penulis untuk menyelesaikannya, semua gagasan harus bisa

dipertanggungjawabkan dengan mengikutsertakan alasan, bukti, dan contoh, panjang artikel antara 3-5 halaman. Sebuah artikel hendaknya menyertakan alternatif pemecahan persoalan atau menyertakan harapan, usul ataus saran kepada pembaca. Secara lebih spesifik, suatu artikel ilmiah harus memiliki ciri-ciri berikut (UNBC, 2001) : 1. Merupakan sintesa temuan-temuan tentang suatu topik dan pendapat penulis. 2. Merupakan pekerjaan yang memperlihatkan keaslian (originality ) penulis. 3. Merupakan pengakuan / pernyataan / jawaban terhadap semua sumber yang digunakan. 4. Memperlihatkan bahwa penulis merupakan bagian dari suatu komunitas akademis. Sehingga secara formal, pengertian artikel ilmiah adalah tulisan yang unik dan terintegrasi dari fakta (bukti) yang ada diluar penulis dan pengetian personal yang dihasilkan

dari pemikiran penulisnya (Hamid, 2001). Berdasarkan hal-hal di atas, maka suatu artikel tidak dapat dikategorikan artikel ilmiah jika (UNBC, 2001) : - hanya merupakan ringkasan suatu artikel atau buku. - gagasan orang lain yang diulang tanpa adanya kritik. - kumpulan cuplikan. - opini personal yang belum terbukti. - menyalin atau menerima gagasan pekerjaan orang lain tanpa menyatakan sumbernya. Dengan demikian, suatu artikel ilmiah adalah suatu tulisan tentang topik tertentu, yang dilandasi oleh hasil dan pemikiran peneliti sebelumnya, yang menyertakan hasil dan gagasan penulisnya, sehingga menjadi hasil dan gagasan yang baru. Struktur suatu tulisan ilmiah akan dipengaruhi oleh bentuk fisik, peruntukan, serta jenis tulisan ilmiahnya. Namun demikian, secara garis besar suatu tulisan ilmiah akan terdiri dari : judul dan abstrak; isi yang terdiri dari pengantar, metoda, hasil, diskusi atau analisis, kesimpulan; serta daftar pustaka. Khusus untuk tulisan ilmiah yang akan dipiblikasikan pada prosiding atau jurnal tertentu, tentunya perlu mengikuti ketentuan penulisan (termasuk format) dari penerbitnya. 1) Judul Judul menjelaskan isi tulisan secara ringkas, jelas, dan tepat, sehingga pembaca dapat segera memutuskan apakah akan membacanya atau tidak. Selain itu, judul juga merupakan kata-kata kunci yang biasanya digunakan untuk daftar indeks penelitian. Dalam membuat judul, hindari kata-kata yang tidak perlu, misalnya : "studi tentang" atau "suatu penelitian tentang", dan sejenisnya. Hindari penggunaan singkatan dan jargon, serta hindari judul yang mempunyai kesan "aneh". 2) Abstrak Abstrak berisi laporan keseluruhan secara ringkas, tanpa adanya suatu tambahan di luar tulisan/artikel dan tanpa adanya kerincian tertentu, misalnya menunjuk pada gambar, tabel atau sumber tertentu. Abstrak berisi pernyataan tujuan utama penelitian, metoda yang digunakan, ringkasan hasil yang terpenting, serta pernyataan kesimpulan yang utama dan yang paling signifikan. Abstrak dibatasi oleh jumlah kata yang biasanya sekitar 50 sampai 300 kata. Proses penyusunan abstrak dapat dilakukan dengan cara

menyarikan hal-hal pokok dari setiap bagian tulisan, yang kemudian dipadatkan menjadi suatu kesatuan tulisan. 3) Pengantar Pengantar berisi tentang persoalan yang dibahas yang meliputi persoalan yang diteliti, ringkasan penelitian sebelumnya yang relevan, dan konsep yang melandasi penelitian yang akan dilakukan; pentingnya persoalan; serta tujuan penelitian yang berupa upaya untuk menjawab hipotesis, pertanyaan penelitian, atau penggunaan/perbaikan metoda. Proses penulisan pengantar ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum menuju ke pernyataan yang spesifik. Dalam hal ini dapat berupa persoalan dalam dunia nyata atau studi literatur menuju ke eksperimen atau pengembangan yang dilakukan. 4) Metode Metode menguraikan bagaimana persoalan dipelajari dan diselesaikan. Di sini diuraikan secara rinci percobaan, prosedur atau pengembangan yang dilakukan. Material dan peralatan serta teknik/metoda apa yang digunakan. Atau data dan teknik serta metoda apa yang digunakan sebagai dasar pengembangan, dan bagaimana mengembangkannya. Proses penulisan metoda menjelaskan tahapan yang dilakukan secara rinci, sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan. Dalam penulisan metoda, digunakan bentuk lampau (menceritakan /past tense), serta menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif yang tegas. Pada bagian ini tidak perlu menyertakan prosedur statistik umum yang rinci dan tidak mencampur-adukkan antara prosedur dan hasil. 5) Hasil Hasil berisi hasil dari setiap percobaan atau prosedur yang dilakukan dan/atau diobesevasi. Selain itu juga disampaikan hasil utama yang didukung oleh data terpilih, apakah merupakan data yang umum atau data yang ideal atau data kekecualian. Penulisan hasil disusun secara logis dimulai dari yang paling penting ke yang kurang penting, atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Dalam penulisan hasil digunakan bentuk lampau (menceritakan /past tense), tidak menginterpretasikan hasil, serta menggunakan kalimat yang ringkas. 6) Diskusi/Analisis Diskusi/analisis berisi tentang hasil dari metoda, yang menjelaskan temuan-temuan yang terpenting dengan memperhatikan kesimpulan awal yang dapat diambil yang berupa pola,

prinsip, atau hubungan; kaitan dengan penelitian sebelumnya yang dicuplik atau dijadikan basis penelitian. Pada bagian ini juga berisi penjelasan tentang hasil atau temuan-temuan tersebut. 7) Kesimpulan Bagian ini berisi penjelasan tentang bagaimana hasil yang diperoleh menjawab tujuan penelitian serta persoalan yang lebih luas, yang berupa implikasi teoritik, aplikasi praktis, atau generalisasi pada situasi yang berbeda. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sehingga tidak terkesan spekulatif dan melakukan generalisasi yang berlebihan. Selain itu, bagian ini dapat berisi penelitian lanjut untuk menjawab kontradiksi yang terjadi atau untuk menjelaskan kekecualian yang terjadi. Dua aspek yang menentukan dalam teknik penulisan ilmiah adalah gaya penulisan dan teknik notasi (Suriasumantri, 1984). Gaya penulisan menentukan dalam pembuatan pernyataan ilmiah. Gaya penulisan dalam upaya mengkomunikasikan hasil penelitian harus bersifat jelas dan tepat, sehingga proses penyampaian pesannya bersifat reproduktif dan impersonal. Gaya penulisan ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya penerima pesan mendapatkan pesan yang benar-benar sama dengan yang disampaikan. Dalam hal ini tidak boleh terdapat penafsiran yang lain selain dari isi yang terkandung dalam pesan tersebut. Hal ini diperlukan oleh karena komunikasi ilmiah ditujukan untuk penalaran. Pernyataan yang tidak jelas dan bermakna jamak harus dihindarkan. Pernyataan ilmiah (proposisi ilmiah) harus berisi salah satu penilaian benar atau salah, dan tidak dapat keduanya. Demikian juga bentuk pernyataan yang mempunyai konotasi emosional harus dihindarkan. Gaya penulisan ilmiah harus bersifat impersonal, artinya tidak menggunakan kata ganti perorangan, tetapi menggunakan kata ganti universal. Sehingga bentuk kalimat ilmiah berbentuk pasif. Bentuk lainnya adalah gabungan kalimat pasif dan kalimat aktif. Teknik notasi merupakan teknik penulisan sumber kepustakaan yang mengidentifikasi suatu pernyataan ilmiah dalam bentuk tulisan. Dalam suatu pernyataan ilmiah harus teridentifikasi tiga hal, yaitu : orang yang membuat pernyataan, media komunikasi ilmiah (misalnya jurnal, buku), serta penerbit, tempat, dan saat penerbitan. Suatu bentuk pertanggungjawaban yang sekaligus merupakan penghargaan atas upaya penelitian yang dilaporkan, maka pada setiap tulisan/artikel ilmiah dicantumkan nama dan institusi penulis. Dalam pencantuman nama-nama penulis, yang tercantum adalah nama-nama

yang berkontribusi langsung terhadap penelitian tersebut. Sedangkan yang berkontribusi secara tidak langsung, misalkan dalam pendanaan, administratif, atau

pendapat/gagasan/usulan "lepas", cukup dinyatakan dalam bentuk ucapan terima kasih, yang biasanya berada pada bagian akhir tulisan setelah bagian kesimpulan. Pencantuman nama institusi secara tidak langsung menyatakan tanggung jawab dan pernyataan terima kasih penulis pada institusinya. Konvensi dalam pencantuman nama penulis yang menjadi standar umum yang berlaku adalah sebagai berikut (Schrag,2001): a. Semua yang berkontribusi langsung dan signifikan pada penelitian, disertakan sebagai penulis. b. Semua nama yang tercantum pada tulisan ilmiah yang dipublikasikan, mengetahui dan berkontribusi pada penelitian tersebut. c. Penanggung jawab utama yang juga kontributor utma dari tulisan ilmiah dicantumkan pertama kali, kemudian diikuti oleh nama-nama lainnya sesuai dengan kontribusinya. Dengan demikian, pencantuman nama peneliti sesuai dengan kontribusinya dan pernyataan terima kasih pada bagian ucapan terimakasih, juga merupakan bentuk penghargaan yang dianut dalam komunitas ilmiah. Daftar sumber kepustakaan merupakan komponen wajib yang harus disertakan dalam artikel ilmiah. Bentuk daftar pustaka dalam suatu artikel ilmiah memiliki sistem dokumentasi standar untuk tulisan ilmiah paling tidak terdiri dari 6 (tujuh) sistem, yaitu (UW, 1997) : 1. Sistem APA (American Psychological Association ). 2. Sistem MLA (Modern Language Association ). 3. Sistem Chicago/Turabian (A footnote or endnote System ). 4. Sistem APSA (American Political Science Association ). 5. Sistem CBE (Council of Biology Editors ). 6. Sistem Referensi Elektronik (Citing Electronic Sources ). Dari keenam sistem tersebut, sistem yang sering digunakan pada tulisan ilmiah keteknikan dan umum digunakan adalah sistem yang mengacu/menyerupai Sistem CBE berbasis nama-tahun (name-year system ) dan Sistem Nomor. Perkembangan terakhir, dengan berkembangnya teknologi informasi, maka diperlukan juga pengetahuan tentang penggunaan Sistem Referensi Elektronik.

Anda mungkin juga menyukai