Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

AL ISLAM dan KEMUHAMMADIYAHAN

SYIRIK

KELOMPOK ; iv
Program studi kedokteraN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2010

KELOMPOK IV; ANGGOTA

1. ELIM JUSRI 2. ULFAYOSI SONIA PUTRI 3. FEBBY DAHLIA PUJICIPTA 4. WELLY DEHSY 5. AMALIYAH MUSTARI 6. DINAWATI AMALIAH 7. REZA MUSTAFA 8. M. HASBIY 9. A.AYU RATNASARI 10. MIFTAHUL JANNA 11. RATNASARI 12. ANDI MARNIA ASTUTI 13. SRI UMMI SULAIM 14. NUR HIKMAH 15. MUH.GATRA PRATAMA 16. REZA FAHLEFI AMAHORU 17. EZA AGUSALAM 18. ANUGRAH ADAM PARADISE 19. RUSLAN 20. RUHAMA PURWA 21. RIZKA DAMAYANTI 22. RIESKA ADRIATI FAHRI 23. MUH.HASBIH 24. SYAMSU FUAD SYACKH 25. PUTRI PRATAMA 26. RASI SALLANG 27. RUSMIN USMAN 28. SAHRUL RIDENG 29. YULIANTI LIAMBANA 30. NURHIKMAH.B 31. A.EMMA EKA RAMADHANI

MUSYRIK

1.

PENDAHULUAN

Musyrik adalah orang yang melakukan dosa syirik (berasal dari kata syarikah : p ersekutuan) yaitu mempersekutukan atau membuat tandingan hukum atau ajaran lain selain dari ajaran/hukum Allah. Syirik adalah akhlak yang melampaui batas aturan dan bertentangan dengan prinsip tauhid yaitu dengan mengabdi , tunduk , taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran / perintah selain dari ajaran Allah. Dalam Islam, syirik adalah dosa yang tak bisa diampuni kecuali dengan pertobatan dan meninggalkan kemusyrikan sejauhjauhnya. Kemusyrikan secara personal dilaksanakan dengan mengikuti ajaran2 selain ajaran Allah secara sadar dan sukarela (membenarkan ajaran syirik dalam qalbu, menjalankannya dalam tindakan dan berusaha menegakkan atau menjaga ajaran syirik tersebut). Kemusyrikan secara sosial/komunal (jama'ah atau bangsa) dijelaskan pada surat Ar-Rum/Roma 31-32: janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah yaitu orang-orang yang memecah-belah din mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Jadi fanatisme golongan/sektarian dengan berpecah belah dari ajaran Allah merupakan kemusyrikan yang besar karena melibatkan manusia secara sosial, antara lain dengan bermazhabmazhab, berpartai-partai dengan tujuan kepentingan kelompok

mereka sendiri dan menciptakan aturan-aturan sendiri(yang berlandaskan kepentingan kelompok tersebut). Keadaan ini menyebabkan disintegrasi antar manusia, kalaupun terjadi perdamaian yang ada adalah perdamaian semu, sehingga kehendak Allah pada manusia tidak bisa terlaksana karena kekacauan. Tujuan diutusnya para Rasul adalah untuk mengintegrasikan kembali manusia dari kondisi berpecah belah, kembali menjadi Ummat yang Tauhid (satu) yaitu satu Azas/Prinsip (Rubbubiyah) , satu kekuasaan (Mulkiyah) dan satu ketaatan (Uluhiyah). Adapun Azas2 atau prinsip-prinsip tersebut telah ada pada alam semesta dan Kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artikel bertopik Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

PATUHI UUD MUSRIK Mematuhi undang-undang buatan DPR yang bertentangan dengan hukum Allah Taala adalah Musyrik. Ada pendapat dikalangan umat islam dikarenakan pembuat undang-undang adalah Legislative yang merupakan hasil dari proses demokrasi yang meliputi pemilu dan pencoblosan, maka demokrasi haram, pemilu bidah,nyoblos mustyrik. Pro kontra ketiganya terus berlanjut dikalangan umat islam di Indonesia. Setiap perbedaan dalam suatu masalah hendaknya dikembalikan kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw : ( ) 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Bukanlah malah mempertajam perselisihan dengan saling mengeluarkan fatwa demokrasi haramversus golput haram, yang keduanya cenderung dikuasai hawa nafsu, bukan fikiran yang jernih dan membuat bingung umat islam yang awam. a.Haramkah demokrasi ? Dalam memutuskan sesuatu halal atu haram adalah hak prerogatif Allah taala: ( )

40. kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) Nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang Nama-nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ( ) 10. tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali. Dalam kitab suci Al-Quraan Allah taala tidak melarang ataupun menetapkan sistem a,b,c,d kepada manusia/umat islam dalam hidupnya bermasayarakat, tetapi menetapkan hukum syariah yang harus diamalkan. Ini dapat dilihat pada sejarah bahwa tidak ada larangan ataupun anjuran kepada para Rasul terdahulu yang menggunakan sistem kerajaan seperti nabi Sulaiman, Daud, Yusuf dalam mengelola pemerintahannya. Manusia diberi kebebasan dengan akal fikirannya untuk membuat suatu bentuk sistem dalam menyelesaikan persoalan kemasyarkatan, Allah ta, ala menggariskan : () 38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka

menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Dengan ketentuan yang ditegaskan ayat diatas, terlepaslah masyarakat islam dari suatu susunan yang beku dan statis. Apalagi dalam syura ada segolongan orang yang diberi tanggung jawab ahlul halli wal aqdi yaitu orang yang ahli dibidangnya masing-masing. Orang-orang inilah yang berhak dan berkewajiban memusyawarahkan bagaimana tercapainya masayarakat yang adil dan makmur. Maka dijaman modern ini dikenallah Demokrasi yang merupakan bentuk musyawarah, diamana dalam menetukkan ahlul hilla wal aqdi dipilih melalui pemilu. b. Bidahkah pemilu ? Bidah adalah sesuatu perbuatan yang diada-dakan dan tidak pernah diajarkan Rasulullah saw. Pemilu adalah suatu bentuk perbuatan baru yang diada-adakan dan merupakan bidah, yang jadi pertanyaan apakah kebidahan pemilu merupakan kesesatan yang membawa pada kekafiran ? Kamu semua harus berpegang teguh pada sunnahku setelah Al-Quran dan sunnah Khulafaurraasyidin yang mendapat petunjuk Allah sesudahku, berpeganglah dengan sunnahku dan gigitlah dengan gigi gerahammu sekuat-kuatnya, serta jauhilah perbuatan baru [dalam agama], karena setiap perbuatan baru itu adalah bidah dan setiap bida, ah adalah sesat[HR.Abu Daud dan Tirmidzi]. Kebidahan pemilu memanga namapak jelas pada proses kampanyedimana ada larangan Rasulullah yang dilanggar yaitu larangan meminta-minta jabatan dan larangan membuang harta untuk hal yang sia-sia [mubadzir]. Kebidahan pemilu tidak menjadikan seseorang sesat dan menuju kemusyrikan, akan tetapi merupakan suatu bentuk kufur nikmat atas karunia Allah

taala. c. Nyoblos musyrik ? Ada beberapa alasan kenapa seseorang ikut serta dalam mencoblos, diantaranya karena ikut-ikutan, karena ingin hidupnya kedepan lebih baik, karena uang dan lain-lain. Kalau dikatakan nyoblos adalah bentuk kekuasaan ditangan rakyat, adalah tidak benar, sebab rakyat hanya dibutuhkan pada saat mencoblos saja, selanjutnya dalam membuat dan menentukan kebijakan yang berbentuk undang-undang/hukum yang terkadang bertentangan dengan hukum Allah, yang merupakan salah satu bentuk kemusyrikan, rakyat tidak pernah diikut sertakan. Letak keharaman dan kemusyrikan bukanlah pada demokrasi dengan segala macam prosesnya, akan tetapi pada undangundang/hukum yang dihasilkan oleh lembaga legislative, yang berkuasa layaknya tuhan. ()

39. Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? ( ) 40. kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) Nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang Nama-nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.

Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." Dimana dalam hukum dalam bidang-bidang tertentu hanya hukum Allah saja yang harus dipatuhi oleh seorang muslim. Diantara hukum/undang-undang buatan manusia yang bila dipatuhi menyebabakan musyrik adalah : 1. Hukum muamalah, baik yang berupa jual beli, utang piutang, sewa mnyewa, yang bertentangan dengan hukum yang telah digariskan Allah taala : () 275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang

yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah. [175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan. [176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan. () 65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. 2. Hukum peradilan tindak kejahatan, pembunuhan, pencurian, perzinahan. Yang bertentangan dengan hukum dan sanksi Allah tala () 45. dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara

menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. () 4. dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baikbaik[1029] (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. [1029] Yang dimaksud wanita-wanita yang baik disini adalah wanita-wanita yang Suci, akil balig dan muslimah. 3. Undang-undang perkawinan, yang bertentangan dengan hukum-hukum perkawinan yang telah ditetapkan Allah taala : ( ) 221. dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

() 321. (ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". () 3. dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. [265] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah. [266] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh Para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja. ()

4. berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan[267]. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. [267] Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas. () 5. pada hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan Dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan[402] diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat Termasuk orang-orang merugi. [402] Ada yang mengatakan wanita-wanita yang merdeka. d. Hukum waris buatan manusia yang bertentangan dengan hak waris yang telah digariskan Allah taala :

() 7. bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibubapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. () 11. Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[272] Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki lebih berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi nafkah. (Lihat surat An Nisaa ayat 34). [273] Lebih dari dua Maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan Nabi. () 12. dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at

yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. [274] Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: a. Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka. b. Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. Sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris, juga tidak diperbolehkan. e. Dan segala hukum buatan manusia yang bertetangan dengan hukum Allah yang tercantum dalam Al-Qur, an. Maka bisa dikatakan undang-undang/hukum yang patut dan wajib ditaati bagi seorang muslim adalah Al-Quran. Bila seorang muslim menaati dan mematuhi undangundang/hukum buatan manusia yang bertentangan dengan hukum Allah taala, maka dia telah Musyrikkarena telah melakukan perbuatan Syirik Hakimiyah yaitu mereka yang membuat dan mengeluarkan undang-undang yang bertentangan dengan syariat islam serta membolehkan diberlakukannya undang-undang tersebut, atau dia memandang bahwa hukum islam tidak lagi sesuai jaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim, penguasa yang membuat undang-undang, serta orangorang yang mematuhi dan menjalankan undang-undang tersebut, jika dia menyakini kebenaran undang-undang itu dan rela dengannya. ( ) 49. dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu

mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Kesimpulanya: Letak haram dan musyrik bukanlah pada demokrasi dengan segala prosesnya, akan tetapi pada undang-undang yang dihasilkannya. Sebab jika demokrasi bila dijadikan sarana untu musyawarah dalam rangka menerapkan Syariah Islam/hukum Allah, haramkah demokrasi ? Memang betul undang-undang dihasilkan karena demokrasi, akan tetapi juga undang-undang yang bertentangan dengan syariah islam akan terbuat, tergantung siapa yang mengelola dan masuk didalamnya sisytem apapun, baik itu kerajaan, sultan dan lain-lain. Semoga kita semua terlindung dari perbuatan syirik karena mematuhi undang-undang buatan manusia yang bertetangan dengan syariaat islam Sumber : http://almanhaj.or.id

SYIRIK Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.Syirik juga menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benarbenar kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13] Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya.

Allah

Subhanahu

wa

Ta'ala

berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48] Surga-pun Diharamkan Atas Orang Allah Subhanahu wa Ta'ala Musyrik. berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[ AlMaa'idah: 72] Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan. Allah Azza wa Jalla berfirman. "Artinya : Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"[Al-An'aam: 88] Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65] Orang Allah Musyrik Itu Subhanahu Halal wa Darah Dan Ta'ala Hartanya. berfirman.

"Artinya : ...Maka bunuhlah orang-orang musyirikin dimana saja

kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian..."[At-Taubah: 5] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka telah melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka aku lindungi kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka ada pada Allah Azza wa jalla"[2] Syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim dan kemungkaran yang paling mungkar. JENIS-JENIS SYIRIK 1. Syirik Akbar Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka. Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti memohon dan taat kepada selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya, memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah, seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara

ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah. Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya): Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya: Bagaimana hal itu, ya Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut: Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia menjawab: Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersem-bahkan kepadanya. Mereka pun berkata kepadanya lagi: Persembahkan sekalipun seekor lalat. Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat, mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan. Maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain: Persembahkanlah kurban kepadanya. Dia menjawab: Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah 'Azza wa Jalla. Kemudian mereka memenggal lehernya, karenanya orang ini masuk surga. (HR. Imam Ahmad). Dan termasuk penyembelihan jahiliyah yang terkenal di zaman kita sekarang ini- adalah menyembelih untuk jin. Yaitu manakala mereka membeli rumah atau membangunnya, atau ketika menggali sumur mereka menyembelih di tempat tersebut atau di depan pintu gerbangnya sebagai sembelihan (sesajen) karena takut dari gangguan jin. (Lihat Taisirul Azizil Hamid, hal. 158).

MACAM-MACAM SYIRIK BESAR a. Syirik dalam berdoa Yaitu meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya): "Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14) b. Syirik dalam sifat Allah Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta'ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya): "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri." (QS. AlAn'am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27. Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar. c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan) Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta'ala. Mengenai hal ini Allah Ta'ala berfirman (yang terjemahannya): "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. AlBaqarah: 165).

Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah (cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun. d. Syirik dalam ketaatan Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta'ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta'ala, atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya. Mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) : Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. (QS. AtTaubah: 31). Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad). e. Syirik khauf (takut) Jenis-jenis takut : 1. Khauf Sirri; yaitu takut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, berupa berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175). 2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut kepada seseorang sehingga

menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): "Janganlah seseorang dari kamu menghinakan dirinya!" Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: "Yaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?". Ia menjawab: "Karena takut kepada manusia!". Allah berkata: "Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut". (HR. Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih). 3. Takut secara tabiat, takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya. f. Syirik hulul Percaya bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem. g. Syirik Tasharruf Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta. h. Syirik Hakimiyah Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undangundang yang betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut atau

beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya. i. Syirik tawakkal Tawakkal ada tiga jenis: a. Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk Musyrik. b. Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk syrik ashghar. c. Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk. j. Syirik niat dan maksud Yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya): "Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Hud: 15-16).

Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya. k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: "Pagi ini di antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang". (HR, Bukhari). Lihat Fathul Bary, 2/333). Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti yang banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya pengaruh bintang dan planet-planet terse-but maka dia telah musyrik. Jika ia membacanya sekedar untuk hiburan maka ia telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan dengan membaca hal-hal syirik. Disamping setan terkadang berhasil menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya kepada hal-hal syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan jalan menuju kemusyrikan. 2. Syirik Ashghar Yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia merupakan dosa besar yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar. Macam-macam syirik asghar: a. Zhahir (nyata) Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): "Barangsiapa yang bersumpah dengan selain

nama Allah, maka ia telah berbuat syirik". (HR. Ahmad, Shahih). Dan sabda Nabi SAW yang lain (yang terjemahannya): "Janganlah kamu berkata: Atas kehendak Allah dan kehendak Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak Allah , kemudian kehendak Fulan". (HR. Ahmad, Shahih). Berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain radiallahu anhu menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat di tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya (yang terjemahannya): "Apakah ini?". Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi pun bersabda: "Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selamalamanya". (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa diterima). Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu (yang terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak mengabul-kan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan wadaah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain: Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik.(Tamimah adalah sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat). b. Khafi (tersembunyi); syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.

BAHAYA SYIRIK 1. Syirik Ashghar (tidak mengeluarkan dari agama). a. Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar. Dari Abu Hurairah radiallahu anhu marfu (yang terjemahannya): Allah berfirman: "Aku tidak butuh sekutusekutu dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya". (Riwayat Muslim, kitab azZuhud 2985, 46). b. Terkena ancaman dari dalil-dalil tentang syirik, karena salaf menggunakan setiap dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk syirik ashghar. (Lihat al-Madkhal, hal 124). c. Termasuk dosa besar yang terbesar. 2. Syirik Akbar a. Kezhaliman terbesar. Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya): "Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar". (QS. Luqman: 13). b. Menghancurkan seluruh amal. Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya): "Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang rugi". (QS. Az-Zumar: 65). c. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, 116). d. Pelakunya diharamkan masuk surga.

Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya): "Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun". (QS. Al-Maidah: 72). e. Kekal di dalam neraka. Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya): "Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk". (QS. AlBayyinah: 6). f. Syirik adalah dosa paling besar. Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya): "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya". (QS. An-Nisa: 116). g. Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang terjemahannya): "Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menu-runkan hujjah untuk itu dan (meng-haram-kan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Araaf: 33). h. Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lihat Quran surah Al-Anaam: 151. i. Pelakunya adalah orang-orang najis (kotor) akidahnya. Allah Ta'ala berfirman (yang terjemahannya): "Hai orangorang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis". (QS. At-Taubah: 28).

Wallahualam Bisshawab.

CONTOH KASUS Mengamati masyarakat islam yang berjualan di MTC dimana banyak terjadi praktek kemusyrikan. Menurut kami tindakan seperti hal diatas adalah suatu tindakan yang tidak baik dalam konteks islam itu sendiri karena seperti yang kita ketahui mempercayai benda-benda yang dianggap mampu memberikan sesuatu yang baik (rezeki) adalah tindakan musyrik atau menyepelehkan kekuasaan Allah SWT seabagai Tuhan Yang Maha Kuasa yang mampu memberikan hambahnya yang dikehendakinya. Hal ini sama saja pedangang yang menggunakan pelaris dalam istilah bahasa jawa dan pakio-kio (pemanggil rezeki) dalam bahasa Makassar yang masih cukup banyak menganut kepercayaan-kepercayaan tersebut yang biasa dilihat baik itu dalam sembahan-sembahan maupun benda seperti cincin, patung kodok, patung kucing, batu giok dll. Adapun kepercayaan-kepercayaan pelaris pedagang di MTC sebagai berikut: Cincin Giok : dimana masih ada saja pedagang diMTC yang menyakini bahwa cincin yang digunakannya mampu menarik pembeli untuk masuk ketokohnya padahal pedagang tersebut adalah pedagang yang beragam islam tapi masih saja mempercayai hal-hal

yang sama saja musyrik kepada ALLAH SWT. Adapun hal yang menyebabkan pedagang tersebut yakin kepada kekuatan cincin tersebut karena makin kebetulan suatu hari dimana ia belum menggunakan cincin tersebut toko miliknya sunyi dan setelah menggunakan cincin tersebut maka toko miliknya menjadi ramai oleh pembeli. Padahal semua itu telah ditentukan oleh ALLAH SWT atau ALLAH lah yang memberikan rezeki kepada pedagang itu sendiri, tapi karena kepercayaan yang tinggi akan keajaiban cincin untuk membawa rezeki akan tetap diterapkan bahwa tidak menutup kemungkinan sampai ke anak cucu mereka. Tulisan ayat AL-QURAN pada toko-toko penjual : dimana hal ini dibenarkan saja oleh agama islam itu sendiri asalkan tulisan ayat tersebut tidak terkena sesuatu yang mampu mengotorinya merusaknya dll. Hal yang tidak diperbolehkan sebenarnya yakni para penjual di MTC menggunakannya sebagai pelaris atau penarik pembeli yang nota benehnya tidak ada kaitannya tapi penjual tersebut menyakininya dan akhirnya biasa menuju ke hal musyrik padahal penjual itu sendiri atau orang yang beragama islam yang mengetahui bahwa tindakan ini atau hal yang tidak tahu kurang memahami konsep islam tentang rezeki yang sebenarnya semua telah ditentukan oleh ALLAH SWT. Sebenarnya tidak perlu hal-hal yang tidak masuk akal. Justru hal ini dapat mendatangkan dosa bagi pedagang tersebut apabila ayat tersebut terkena najis dan terbakar. Patung kucing dengan tulisan jimat ditangan kanan dimana ini adalah hal yang sudah tidak perlu lagi ditanyakan kesalahan apa yang dilakukan karena sudah

dapat dilihat jelas ini adalah tindakan musyrik yang dimana patung kucing tersebut mampu membawa pembeli atau rezeki yang sebenarnya rezeki dan pembeli penjual di MTC itu sendiri telah diatur oleh ALLAH SWT sehingga tidak perlu lagi mempercayai hal-hal demikian yang tidak terpercaya. Padahal nota beneh ini adalah budaya china yang menyakini bahwa apabila kita (orang cina) mampu memperoleh rezeki memakai patung kucing yang tangan kanannya goyang-goyang. Oleh karena itu segai seorang muslim tidak atau tidak perlu mengetahuinya dan cukup disembunyikan. Saja apabila ada rasa percaya dan tidak perlu untuk dilakukan. Kesimpulan : apabila kita mempercayai hal-hal di atas maka sama saja tidak menyakini kebesaran ALLAH yang mengatur rezeki (pembeli) dan kita tidak perlu memaki benda-benda yang diyakini mampu memberikan pembeli (rezeki).

DAFTAR PUSTAKA
Bahan Bacaan: Kitab Tauhid (terjemah) Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi Dosa-Dosa yang Dianggap Biasa (terjemah), Syaikh Muhammad bin Shalih al Munajjid. Majalah As-Sunnah 09/IV/1421/2000.

Anda mungkin juga menyukai