Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi . Karangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu karya tulis non-

ilmiah (karya non ilmiah), semi ilmiah dan ilmiah. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih jelas mengenai karangan ilmiah. Karangan Ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah dan karangan popular memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, dan bagaimana proses penulisan karangan ilmiah yang baik dan benar, di dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan, mengetahui jenis-jenis karangan ilmiah serta bagaimana menuliskan karangan ilmiah yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasaahan yang bisa diangkat. 1) Apa pengertian karangan ilmiah? 2) Apakah ciri-ciri dari karangan ilmiah?

1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. 1) Pengerian dari karangan ilmiah. 2) Mengetahui ciri-ciri karangan ilmiah.

1.4 Metode Penulisan Studi pustaka ditelatur yang di peroleh dari buku maupun artikel artikel online.

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1

Karangan ilmiah Karangan merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah (menurut Brotowidjoyo) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

2.2

Perbedaan Karangan Ilmiah dan Nonilmiah


Menulis karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan. Terdapat tiga golongan karangan, yaitu ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah Seperti pernyataan sebelumya karanga ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan, sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki ciri-ciri karangan nonilmiah sebagai berikut: a) Ditulis berdasarkan fakta pribadi, b) Fakta yang disimpulkan subyektif, c) Gaya bahasa konotatif dan populer, d) Tidak memuat hipotesis, e) Penyajian dibarengi dengan sejarah, f) Bersifat imajinatif,

g) situasi didramatisir, dan h) bersifat persuasif. Adapun contoh karangan ilmiah yang sering kita temui yaitu Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman, dari penjelasan singkat ini dapat dicermati perbedaan antara karangan ilmiah dan non ilmiah dari beberapa aspek. Pertama,dari segi bahasa. Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama penulis, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah. Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra. Kedua, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Ketiga, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Selain itu, Karya non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Pengertian karangan ilmiah Suatu karya tulis akan lebih bermakna bila dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang membacanya, serta bila mungkin dapat juga tersebar secara lebih meluas sesuai dengan sasaran atau target audiencenya. Kita menyusun suatu karya tulis dengan maksud agar dapat dibaca oleh orang lain baik untuk orang tertentu, golongan masyarakat tertentu, atau masyarakat luas. Kualitas suatu karya tulis dapat dilihat dari berbagai aspek. Pertama, tentunya kualitas karya tulis tersebut ditentukan oleh topik materi tulisan atau pokok bahasannya, dan hal ini sangat berperan terhadap upaya menarik minat pembaca. Namun, kedua, menarik minat pembaca saja belumlah memadai bila tidak diiringi bahasan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Untuk memudahkan pemahaman tersebut sehingga tidak menimbulkan berbagai persepsi dan interpretaasi yang saling berbeda, baik oleh berbagai ragam pembaca maupun oleh berbagai bentuk karya tulis, tentunya penulisan tersebut harus dapat memenuhi persyaratan seperti bentuk format, gaya, maupun sistematika penulisan tertentu yang sudah baku. Karangan ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

3.2 Ciri-ciri karangan ilmiah Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri-ciri, diantaranya: a) Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan,

klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.


b) Objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian sesuai dengan yang diteliti. c)

Cermat, tepat, dan benar.

d) Tidak persuasive. e) Tidak argumentative. f)

Tidak emotif.

g) h)

Netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak lain. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

3.5 Tujuan karangan ilmiah Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :

Memberi penjelasan Memberi komentar atau penilaian Memberi saran Menyampaikan sanggahan Membuktikan hipotesa

3.4 Sepuluh asas mengarang Dalam menulis karangan ilmiah sebelumnya harus mengetahui sepuluh asas mengarang yang baik dan benar, berikut adalah sepuluh asas mengarang: 1. Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi keterbacaan. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan. 2. Pilihlah yang sederhana Kalimat yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan. 3. Pilihlah kata yang umum dikenal Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca. Hindari kata-kata yang tidak perlu Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannnya. 4. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja anda Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan yang dimaksud. 6. Menulislah seperti sedang bercakap-cakap Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas. 7. Pakailah istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkannya

Perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, factory town(kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap ada istilah industrial community(masyarakat industri). 8. Kaitkan dengan pengalaman pembaca anda Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya. 9. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya. 10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.

3.3 Jeni-jenis karangan ilmiah Karangan ilmiah terbagi beberapa jenis, berikut adalah jenis-jenis karangan ilmiah: 1. Makalah Makalah adalah karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan). 2. Kertas kerja Kertas kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya. 3. Skripsi Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis

berdasarkan pendapat orang lain. 4. Tesis Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. 5. Disertasi Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis tang terinci.

3.4 Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah Penggunaan Bahasa Tulis I. Dalam menggunakan kata dan frase 1. Hendaknya dihindari pemakaian kata/frase tutur dan kata/frase setempat kecuali bila sudah menjadi perkataan umum. 2. 3. Hendaknya dihindarkan pemakaian kata/frase yang telah mati. Hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana dan tempatnya. 4. Hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya. 5. Hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan umum. 6. Hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi. II. Dalam menyusun kalimat 1. Gunakanlah kalimat-kalimat pendek 2. Gunakanlah bahasa biasa yang mudah dipahami orang 3. Gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutarannya 4. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk 5. Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif 6. Gunakan bahasa padat dan kuat 7. Gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah adalah sebagai berikut : a. Memilih sebuah pokok topik yang ditulis sesuai dengan minat anda, minat pembaca, arti penting topik, fasilitas, dan kesempatan b. Mencari sumber yang autoratif c. Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan pendirian didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik d. Menentukan suatu tesis percobaan/garis besar acuan sementara yang menjadi arah umum dan tujuan yang hendak dicapai. e. Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi

f.

Mengumpulkan/meminjam buku-buku dan bacaan yang lain yang akan dipakai sebagai sumber.

g.

Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography, lengkap dengan data tentang nama pengarang dan publikasinya. Kartu-kartu bibliography ini diperlukan untuk menyusun catatan kaki, catatan akhir dan daftar pustaka.

h.

Membaca buku-buku sumber dengan membuat catatan-catatan. Catatan ini dapat berupa kutipan, ringkasan atau komentar pribadi

i.

Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar. Dalam hal terakhir ini, anda harus membaca buku-buku lain lagi serta mengadakan pengamatan, wawancara dan sebagainya

j.

Merumuskan tensis final

k. Menyusun kerangka karangan yang final l. Menulis draft pertama karangan. Pengantar tidak selalu yang pertama kali disusun. Mungkin saja batang tubuh karangan ditulis terlebih dahulu, kemudian penutupnya berupa kesimpulan. Setelah itu baru disusun pengantarnya. Dalam menulis karangan sementara ini, kutipan, catatan kaki/catatan akhir hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan setepat-tepatnya. Baris-baris karangan sementara ini sebaiknya cukup longgar untuk memberi tempat kepada koreksi-koreksi perbaikan. Dalam membuat draft pertama, perhatikanlah petunjuk berikut ini. 1. Selalu berpegang teguh pada topik 2. Kata-kata dan susunan kalimat sederhana 3. Menggunakan pernyataan-pernyataan positif 4. Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan maknanya (denotasi dan konotasi) 5. Menggunakan tanda baca dan cara penulisan menurut ejaan yang resmi dan berlaku 6. Membaca kembali segala sesuatu yang telah dituliskan, dam memperbaiki rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat. 7. Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas kesatu paduan, pertautan

Merevisi karangan sementara dengan memperhatikan hal-hal berikut : 1. Apakah pengantar cukup kuat dan menyatakan tesis dengan jelas? 2. Apakah karangan ditulis dengan mengikuti kerangkanya? 3. Apakah paragraf-paragraf bertautan? 4. Terlalu banyakkah kutipan yang dipakai? 5. Apakah bahasanya mudah dipahami dan tidak berbelit?

6. Apakah konsistensi dalam segala hal dijaga? 7. Apakah cara penulisan kata sudah sesuai dengan EYD? 8. Apakah daftar pustaka tersusun secara cermat? 9. Apakah penutup cukup menarik?

Anda mungkin juga menyukai