Anda di halaman 1dari 10

Urania Vol. 13 No.

2 April 2007: 46-98

ISSN 0852-4777

PEMETAAN KONTAMINAN RADIOAKTIF ALPHA DI UDARA DALAM RUANG PERBAIKAN HOT CELL DAN LABORATORIUM RADIOAKTIVITAS SEDANG INSTALASI RADIOMETALURGI

Yusuf Nampira(1), Endang Sukesi(1), S. Wahyunigsih(1), R.Budi Santoso(1)


1

Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

ABSTRAK
PEMETAAN KONTAMINAN RADIOAKTIF ALPHA DI UDARA DALAM RUANG PERBAIKAN HOT CELL DAN LABORATORIUM RADIOAKTIVITAS SEDANG DI INSTALASI RADIOMETALURGI. Hotcell dan ruang asam laboratorium aktivitas sedang dalam Instalasi Radiometalurgi digunakan untuk penyiapan pengujian pasca irradiasi bahan bakar nuklir. Bahan yang diuji adalah bahan radioaktif yang merupakan bahan berbahaya yang dapat menyebar melalui aliran udara. Penyebaran bahan berbahaya tersebut dapat dihambat dengan mengatur aliran udara dari ruang laboratorium ke ruang pengujian. Guna mengetahui unjuk kerja pengaturan aliran udara tersebut maka dilakukan pemetaan kontaminan radioaktif alpha dalam laboratorium/ruang tempat kegiatan diantaranya, laboratorium aktivitas sedang dan ruang perbaikan. Pemetaan radiokontaminan ini dilaksanakan dengan pengukuran tingkat radioaktivitas- dari sampel udara yang diambil pada berbagai ketinggian dengan jarak 1m berbagai jarak dan dari sumber yang potesial sebagai akses penyebaran kontaminan. Dari hasil pemetaan tersebut menunjukkan bahwa terjadi sedikit penyebaran bahan radioaktif dari lemari asam ke laboratorium aktivitas sedang, hingga jarak 3 m dari lemari asam dan penyebaran radiokontaminan- dari pintu akses barang hotcell 104 ke ruang perbaikan mencapai jarak 2 m dari pintu akses barang. Tingkat radiokotaminasi- dalam ruang tersebut jauh di bawah batasan maksimum yang diperkenankan (20 Bq/m3). Kata kunci : dispersi, radiokontaminan- dalam udara, hot cell (bilik radiasi), lemari asam.

ABSTRACT RADIOACTIVE MAPPING CONTAMINANT of ALPHA ON THE AIR IN SPACE of REPAIR of HOT CELL AND MEDIUM RADIOACTIVITY LABORATORY IN RADIOMETALURGY INSTALLATION. Hotcell and space of acid laboratory medium activity in Radiometalurgi Installation are used for the examination preparation of fuel nuclear post irradiastion. The sample examined is dangerous radioactive material representing which can disseminate passing air stream. The dangerous material spreading can be pursued by arranging air stream from laboratory space to examination space. To know the performance the air stream arrangement is hence conducted by radioactive mapping contaminan of alpha in laboratory / space of activity place, for example, medium akctifvity laboratory and repair space. This mapping radioactivity contaminant is executed

74

ISSN 0852-4777

Pemetaan Kontaminan Radioaktif Alpha Di Udara Dalam Ruang Perbaikan Hot Cell dan Laboratorium Radioaktivitas Sedang Instalasi Radiometalurgi

(Yusuf Nampira, Endang Sukesi, S. Wahyunigsih dan R.Budi Santoso)


with the measurement level of the radioacktivity from sample air taken at various height with the distance of 1m, various distance and from potential source as contaminant spreading access. The mapping result indicate that a little spreading of radioactive material happened from acid cupboard locker to laboratory activity up to distance of 3 m from acid cupboard locker and spreading of radioactive contaminant from goods access door of the hotcell 104 to repair space reach the distance of 2 m from goods door access. Level of the radioakctive cotamination in the space was far under maximum limitation allowed ( 20 Bq / m3).il. Kata kunci : dispersion, radioactive contaminan- in air, hot cell , acid cupboard

PENDAHULUAN Instalasi radiometalurgi merupakan fasilitas uji pasca irradiasi dalam Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, yang digunakan untuk menganalisis unjuk kerja elemen bakar nuklir di dalam reaktor. Bahan bakar pasca iradiasi yang terdiri dari uranium bahan hasil belah, bahan hasil biak biak dan nuklida hasil aktivasi neutron [1,2], bahan tersebut mempunyai radioaktivitas tinggi dan merupakan bahan berbahaya. Oleh sebab itu fasilitas ini merupakan fasilitas nuklir yang sangat perlu memperhatikan faktor keselamatan bagi pekerja didalamnya, diantaranya paparan radiasi dan kontaminasi bahan radioaktiv dalam udara ruang kerja [3]. Dalam peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir mempersyaratkan bahwa tingkat kontaminasi radioaktif pemancar- dalam ruang laboratorium tidak boleh lebih dari 20Bq/m3 [4]. Berkaitan dengan faktor keselamatan tersebut, maka pengujian atau analisis bahan tersebut dilakukan dalam bilik radiasi (hot cell) dan laboratorium aktivitas sedang. Pengujian sampel radioaktivitas tinggi dilakukan dalam bilik radiasi yang terpisah dari ruang operasi pengujian (ruang pelaksana mengendalikan pelaksanaan pengujian) dan ruang perbaikan (ruang untuk melaksanakan perbaikan peralatan dalam hot cell). Bahan yang diuji dalam hot cell berbentuk padat, bahan tersebut dilakukan penyiapan dengan melakukan pemotongan, penghalusan dan pereaksian. Sedang sampel analisis

radiokimia disiapkan dalam lemari asam ruang laboratorium aktivitas sedang. Proses kimia yang dilakukan dalam lemari tersebut diantaranya pengenceran dan pemisahan. Beberapa bilik radiasi mempunyai pintu akses barang yang menghubungkan bilik radiasi dengan ruang perbaikan (R-143), sedangkan lemari asam terdapat pintu untuk melakukan kegiatan tersebut. Sehubungan dengan keadaan itu maka dalam melakukan pekerjaan pengujian dalam ruang tersebut memungkinkan terjadinya sebaran bahan radioaktif dalam bentuk partikel padat, cair dan gas ke udara sekitar sumber kegiatan. Faktor kunci pemindahan pengotor udara diantaranya: angin, turbulensi dan temperatur [5]. Pengotor dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain sesuai dengan arah angin sedangkan jangkauan sebaran pengotor di udara dipengaruhi oleh kecepatan udara, gaya grafitasi dan kestabilan pengotor di dalam udara. Turbulensi udara dalam ruangan akan menyebabkan ketidak teraturan sebaran pengotor. Guna menghindari penyebaran partikel radioaktif keruangan pelaksana pekerjaan maka aliran udara dalam laboratorium dan ruang dikondisikan, yaitu mengatur tekanan udara dalam ruangan laboratorium yang berpotensi menyebarkan bahan radioaktiv paling besar mempunyai tekanan udara paling kecil. Hal ini diharapkan agar kontaminan dari bahan uji tersebut tidak lepas dari ruang pengujian. Sistem tata udara dalam laboratorium terdapat saluran pemasok udara 75

Urania Vol. 13 No. 2 April 2007: 46-98

ISSN 0852-4777 pasokan udara bersih ke ruang tersebut lebih besar dari laju alir keluaran udara dari laboratorium melalui lemari asam, maka akan terjadi turbulensi udara dalam ruang, hal ini dapat menyebabkan gas/partikulat radioaktiv yang terdapat dalam lemari asam ke ruang laboratorium.

pada ketinggian 350 cm yang memasukkan udara segar kedalam ruang laboratorium. Lubang udara saluran ini berada pada jarak 150 cm di depan lemari asam yang ada ruang 135, adapun lubang keluaran udara dari ruang dialirkan melalui lemari asam. Pada pintu laboratorium terdapat lubang angin yang memungkinkan terjadi aliran dari atau keluar laboratorium (Gambar 1a). Bila laju alir dari

A : Glove box

B : Lemari asam Saluran pasokan udara Lubang pasokan udara

Saluran udara keluar Lubang keluaran udara

Pintu ruang laboratorium

B
Gambar 1a. Susunan ruang laboratorium aktivitas sedang

107

106

105

104

103
Lubang akses barang

108
Lubang pasokan udara

109 110 111 112 Service area (R-143)

102

Saluran keluaran udara Lubang keluaran udara

101

Gambar 1b. Susunan hor cell dan ruang perbaikan (service area) 76

ISSN 0852-4777

Pemetaan Kontaminan Radioaktif Alpha Di Udara Dalam Ruang Perbaikan Hot Cell dan Laboratorium Radioaktivitas Sedang Instalasi Radiometalurgi (Yusuf Nampira, Endang Sukesi, S. Wahyunigsih dan R.Budi Santoso) d. Penyangga dudukan pompa e. Kertas saring Cara kerja 1. Partikulat dalam udara laboratorium aktivitas sedang (135) pada daerah berjarak 1m dan ketinggian pompa (50, 100, 150, 175, 200cm dari lantai) diambil dari 1,350m3 udara dengan pompa hisap dan radioaktivitas alpha yang terikat dalam kertas saring diukur dengan menggunakan peralatan pencacah radiasi alpha. 2. Radioaktivitas kontaminan sampel yang diperoleh dari penghisapan 1,350m3 udara pada ketinggian antara 150 sampai dengan 200cm dan berbagai jarak dari lubang akses barang ke Hot Cell 104 (1, 2, 3, 4 dan 6 m) diukur menggunakan pencacah radiasi alpha.

Dalam ruang perbaikan (R-143) udara bersih dipasok dari saluran udara yang berada pada dinding disisi kiri pada ketinggian sekitar 700 cm sedangkan lubang keluaran udara berada pada sisi kanan dekat dinding belakang concret cell pada ketinggian 300 cm (Gambar 1b). Berdasarkan keadaan tersebut ada kemugkinan pada daerah dibawah 300 cm mengalami sedikit pertukaran udara dan terjadi hamburan/lepasan dari kontaminan yang ada didaerah tersebut diantaranya dari lubang akses barang cell 104. Guna membuktikan apakah sistem tata udara dalam ke dua ruang tersebut dapat mengendalikan dalam hal mejaga tingkat kontaminasi pada tingkat yang dipersyaratkan? Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini, yaitu dengan melihat tingkat kontaminasi- dalam berbagai kedudukan dalam udara ruang laboratorium. Bila udara laboratorium pada ketinggian dan jarak sampling udara dari sumber pegotor (lemari asam dan lubang akses barang hot cell 104) mempunyai tingkat radioaktivitas alpha sama, maka aliran udara dari ruang sekitar pengujian ke ruang pengujian mampu menghindarkan terjadinya penyebaran kotaminan ke ruang sekitar kegiatan pengujian dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan pemetaan pola sebaran radionuklida pemancar radiasi- dalam ke dua ruangan tersebut di atas, hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemetaan radiokontaminan berdasarkan jarak dari sumber yang berpotensi dapat menyebarkan kontaminan dan ketinggian dalam atmosfer laboratorium.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran tingkat radiokotaminan- dalam udara yang dilakukan sampling pada jarak 1m dari sumber (lemari asam untuk keadaan laboratorium aktivitas sedang dan lubang akses arang untuk ruang perbaikan) dan berbagai ketinggian ditunjukkan dalam Tabel 1. Sedangkan Tingkat radiokontaminan- dalam udara yang yang dilakukan sampling pada berbagai jarak dari sumber ditunjukkan dalam Tabel 2. Hasil analisis tingkat radiokontaminasi dari sampling udara laboratorium radioaktivitas sedang (R-135) dan ruang perbaikan (R-143) yang diambil dari berbagai jarak dan ketinggian dari sumber yang berpotensi menyebarkan patikulat radioaktiv dianalisis dengan melakukan uji F . Hasil pengujian tersebut (Tabel 3) menunjukkan bahwa besar harga F dari hasil perhitungan lebih besar daripada harga F dari tabel statistik, hal ini menunjukkan bahwa terjadi

TATA KERJA Alat dan bahan yang digunakan a. Pompa hisap udara b. Alpha counter SAC-4 c. Stop watch

77

Urania Vol. 13 No. 2 April 2007: 46-98

ISSN 0852-4777

penyebaran bahan radioaktiv dari pintu akses barang hotcell 104 ke ruang perbaikan dan dari lemari asam ke ruang laboratorium aktivitas sedang, tingkat radiokontaminan

dalam udara ruang tersebut sangat dipengaruhi oleh jarak dan ketinggian dari sumber.

Tabel 1. Tingkat radiokontaminan pada berbagai ketiggian udara dalam laboratorium aktivitas sedang dan ruang perbaikan (service area)

Tingg i (cm) 50 75 100 125 150 175 200

Lab.radioaktivitas sedang
Radioaktivitas (Bq/m3) 2.484 3.092 2.480 2.229 1.502 1.270 1.433 % Relatif deviasi 0.773 4.422 0.645 13.122 8.963 8.108 6.164

Ruang perbaikan Hotcell


Radioaktivitas (Bq/m3) 1.607 1.582 1.644 1.093 1.070 0.675 0.655 % Relatif deviasi 7.510 5.826 10.675 5.380 4.276 12.859 18.670

Tabel 2. Tingkat radiokotaminan pada berbagai jarak dan ketiggian udara dalam laboratorium aktivitas sedang dan ruang perbaikan ( service area)

Jarak (m) 1 2 3 4 5 6 7 8

Lab.radioaktivitas sedang Tinggi 100 cm Tinggi 175 cm


Bq/m3 2.674 1.616 0.793 0.587 0.545 0.497 % Rel.dev 8.179 4.562 12.161 14.140 20.810 32.746 Bq/m3 1.215 0.957 0.729 0.698 0.642 0.497 % Rel.dev 9.226 7.130 5.368 7.809 17.694 32.746

Ruang perbaikan Hotcell Tinggi 100 cm Tinggi 175 cm


Bq/m3 1.657 1.145 0.86 0.62 0.631 0.536 0.536 0.539 % Rel.dev 11.186 14.949 41.519 54.840 82.066 90.179 105.245 107.404 Bq/m3 0.999 0.627 0.558 0.558 0.511 0.504 0.503 0.497 % Rel.dev 8.571 10.799 16.138 16.138 26.485 18.806 28.395 49.191

Tabel 3. Harga F perhitungan dari radiokontaminan sampel udara dalam laboratorioum radioaktivitas sedang dan Ruang perbaikan dan Tabel statistik

Lokasi R-135

R-143

Variabel sampling ketinggian Jarak (1,75 m) Jarak (1,00 m) ketinggian Jarak (1,00m) Jarak (1.75m)

Harga F perhitungan Tabel


71.70199 160.8673 31.92729 46.36247 72.68077 10.71208 2.45 2.61 2.61 2.45 2.61 2.61

78

ISSN 0852-4777

Pemetaan Kontaminan Radioaktif Alpha Di Udara Dalam Ruang Perbaikan Hot Cell dan Laboratorium Radioaktivitas Sedang Instalasi Radiometalurgi (Yusuf Nampira, Endang Sukesi, S. Wahyunigsih dan R.Budi Santoso)

3.5 radioaktifitas- sampel udara 3 2.5 (B q/m3) 2 1.5 1 0.5 0 0 50 100 ketinggian (cm) 150 200 250

Gambar 2. Tigkat radioaktivitas kontaminan- dalam sampel udara dari berbagai ketinggian dalam R-135. Penyebaran bahan radioaktiv kearah vertikal ditunjukkan oleh tingkat radiokontaminan dalam udara yang diambil pada jarak 1m dari lemari asam dengan berbagai elevasi. Hubungan radioaktivitas dengan elevasi sampling udara tersebut ditunjukkan dalam Gambar 2. Radioaktivitas dari berbagai ketinggian tersebut dilakukan uji beda dengan menggunakan metode Newman-Keuls (Range Test), memberikan nilai selisih aktivitas radiokontaminan rerata lebih kecil (untuk sampling 150cm sampai dengan 200cm) dari nilai least significant range (LSR), hal ini radioaktivitas dari pengambilan sampel diatas 150cm memberikan tingkat kontaminasi yang sama yaitu disekitar 1.5 Bq/m3. Selisih tingkat radiokontaminan dalam udara ketinggian 50 cm sampai dengan 125cm memberikan hasil lebih kecil dari harga LSR, keadaan ini menunjukkan bahwa tingkat radiokontaminan dalam udara dengan ketinggian sekitar 50 cm hingga 125cm mempunyai tingkat kontaminasi relative sama. Sedang tingkat kotaminasi 125cm ke bawah dan 150cm ke atas mempunyai tingkat radiokontaminan yang berbeda hal ini ditunjukkan kedua daerah tersebut mempunyai nilai selisih radioaktivitas lebih besar dari nilai LSR. Keadaan ini menggambarkan adanya pelepasan radioaktiv dari melalui pintu lemari asam dan mengikuti pergerakan udara dalam laboratorium berjarak 1m dari lemari asam dan pada ketinggian sekitas 50 hingga 125cm.

79

Urania Vol. 13 No. 2 April 2007: 46-98

ISSN 0852-4777

3.5 R a d io a k tifita s - s a m p e lu d a ra 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8

jarak pegambilan sampel dari sumber (m)

Gambar 3. Hubungan antara Tingkat radioaktivitas- dalam sampel udara yang diambil pada beberapa jarak dari lemasi asam (R-135) Tingkat radiokontaminan- dalam udara juga dipengaruhi oleh jarak lokasi pengambilan sampel dari sumber, hal ini ditunjukkan oleh nilai F perhitungan lebih besar dari nilai F dalam tabel statistik (Tabel 3). Perbedaan sampel yang diambil dari berbagai jarak dalam ruang laboratorium aktivitas sedang dilakukan uji beda dengan menggunakan metode Newman-Keuls (Range Test), yang menunjukkan tingkat kontaminasi yang berbeda untuk ketinggian dari 50 sampai dengan 125 cm, sedangkan radioaktivitas dari pengambilan sampel diatas 150 memberikan tingkat kontaminasi yang sama yaitu disekitar 1.5 Bq/m3 (Gambar 3). Penyebaran ini disebabkan kurangnya kesesuaian antara pasokan udara dengan keluaran udara melalui lemari asam. Besarnya pasokan udara dari lubang pasokan udara maupun pintu ke dalam laboratorium akan mengalir melalui lubang keluaran dalam lemari asam. Bila laju aliran dalam lubang keluaran tersebut kecil maka akan menyebabkan terjadinya perputaran udara dalam lemari asam dengan membawa kontaminan, udara ini dapat keluar melaui pintu adatu celah yang terdapat pada lemari asam dan menyebarkan kontaminan disekitarnya. Pengaruh jarak dari sumber dan ketinggian terhadap tingkat aktivitas radiokotaminan- dalam udara laboratorium radioaktivitas sedang (R-135) dan ruang perbaikan (R-143) dianalisis dengan melakukan uji F terhadap data dari pengu-kuran radioaktivitas kontaminan dari sampel udara yang diambil dari berbagai jarak dari sumber kegiatan. Hasil pengujian tersebut (Tabel 3) menunjukkan bahwa besar harga F dari hasil perhitungan lebih besar daripada harga F dari tabel, hal ini menunjukkan bahwa tingkat radiokontaminan dalam udara tersebut sangat dipengaruhi oleh jarak dan ketinggian dari sumber. Bersadarkan pengujian tingkat radioaktivitas kontaminan udara tersebut dengan menggunakan metode Newman-Keuls (Range Test) menujukkan bahwa pada ketinggian udara 1m dari lantai sebaran radiokontaminan tersebut mencapai jarak 3m dan pada ketinggian 1.75 m jarak sebaran tersebut mencapai 2 m dari sumber.

80

ISSN 0852-4777

Pemetaan Kontaminan Radioaktif Alpha Di Udara Dalam Ruang Perbaikan Hot Cell dan Laboratorium Radioaktivitas Sedang Instalasi Radiometalurgi (Yusuf Nampira, Endang Sukesi, S. Wahyunigsih dan R.Budi Santoso)

Radioaktifitas- sampel udara (Bq/m 3)

2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 50 100 150 200 250 Ketinggian pengambilan sampel (cm)

Gambar 4. Tigkat radioaktivitas kontaminan- dalam sampel udara dari berbagai ketinggian dalam R-143 Udara dengan berbagai ketinggian dalam ruang perbaikan mempunyai perbedaan tingkat radiokontaminasi- dalam udara ruang perbaikan, hal ini ditunjukkan dalam Tabel 1 dan Gambar 4. Sedangkan jangkauan penyebaran radiokontaminan diperoleh dengan melakukan uji beda menggunakan metode Newman-Keuls (Range Test) terhadap tingkat radioaktivitas kontaminan- tersebut. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa penyebaran radiokontaminan di ruang perbaikan tersebut mencapai jarak 3 m pada ketinggian 100 cm dan jarak 1m untuk ketinggian udara 175 cm (Gambar 5). Penyebaran tersebut disebabkan terjadinya pelepasan partikulat dalam saluran akses barang disekitar pintu akses, yang disebabkan oleh turbulensi udara dalam ruang perbaikan sedangkan tekanan udara pada saluran tersebut sama dengan tekanan udara dalam ruang perbaikan.

2 Radioaktifitas- sampel udara 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 2 4 6 8 10 jarak pegambilan sampel dari sumber (m)

Gambar 4. Hubungan antara Tingkat radioaktivitas - dalam sampel udara yang diambil pada beberapa jarak dari lubang akses barang sel 103 (R-143) Tingkat radiokontaminan- dalam ruang laboratorium aktivitas sedang dan ruang perbaikan di atas berada sangat jauh dibawah tingkat radiokontaminan- di dalam udara

81

Urania Vol. 13 No. 2 April 2007: 46-98

ISSN 0852-4777

yang dipersyaratkan dalam peraturan yang ditetapkan 20 Bq/m3 . SIMPULAN Aliran udara dalam laboratorium aktivitas sedang dan ruang perbaikan belum mampu menahan penyebaran radiokontaminan melalui udara ke ruang laboratorium. Radiokontaminan- dalam laboratorium aktivitas sedang dan ruang perbaikan berada disekitar pintu lemari asam hingga mecapai jarak 2 m untuk ketinggian 175 cm dan 3m untuk ketinggian 1m, sedangkan untuk daerah ruang perbaikan sebaran teresebut mencapai 1m untuk ketinggian 175 cm dan 3 m untuk ketinggian 1m. Tingkat radioaktivitas kontaminan udara dalam ruang tersebut berada dalam keadaan aman (dibawah tingkat radiokontaminasi- dalam udara laboratorim yang diperbolehkan).

PUSTAKA
1. GERHART FRIEDLANDER, JOSEPH W. KENNEDY, EDWARD S.MACIAS, JULIAN MALCOLM MILLER, Nuclear and Radiochemistry, John Wiley & Sons, 1981, hal 528-529, 536-539 2. MANSON BENEDICT, THOMAS H. PIGFORD, HANS WOLFGANG LEVI, Nuclear Chemical Egineering, 2nd ed. McGraw-Hill Book Company 1981,hal 5364. 3. SAFETY FUNDAMENTALS, The Safety of Nuclear Installations, SAFETY SERIES No.110, IAEA, Vienna 1993 4. BAPETEN, Ketentuan Keselamatan Tenaga Kerja Terhadap Radiasi, 01/KaAPETE/V-99 5. J. GLYSS HENRY AND GARRY W. HEINKE, Evironmental Science and Engineering, Prentice Hall Englewood Cliffs, New Jersey 1989, hal 522-525.

82

Anda mungkin juga menyukai