Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hadits Nabi Saw.

diyakini oleh mayoritas umat Islam sebagai bentuk ajaran yang paling nyata dan merupakan realisasi dari ajaran Islam yang terkandung dalam al-Quran. Dalam hubungan antara keduanya, hadits ber ungsi sebagai penjelas al-Quran. Interpretasi terhadap petunjuk !llah ini diwujudkan dalam bentuk nyata dalam kehidupan Nabi. Sabda, perilaku, dan sikapnya terhadap segala sesuatu, terkadang menjadi hukum tersendiri yang tidak ditemukan dalam al-Quran. "leh karena sedemikian sentralnya keberadaan hadits nabi itu, banyak musuh-musuh Islam berupaya meruntuhkan ajaran Islam dengan #ara mengkaji dan meneliti hadits dengan satu tujuan untuk meragukan dasardasar $aliditas hadits sebagai dalil atau dasar argumentasi. %enelitian dan kajiankajian yang dilakukan oleh musuh-musuh islam itu &diantaranya sebagian dilakukan oleh orientalis' itu sebenarnya mengajak umat islam untuk meragukan kebenaran dari hadits. Dengan diragukannya hadits-hadits yang ada dalam kitabkitab hadits karya ulama masa lalu, maka robohlah sudah satu pilar agama Islam . Sehingga umat Islam tidak memiliki kesatuan atau keseragaman dalam memahami al-(uran dan lebih jauh dalam mengaplikasikan ajaran-ajaran syariat Islam tentunya. Inilah tujuan utama kegiatan orientalis dalam mengkaji hadits. )usu Qardhawi telah membagi kelompok &musuh-musuh Islam' itu terdiri dari para missionaris dan orientalis dan sebagian lagi murid-murid termasuk orang-orang yang terpesona dengan *metode ilmiah+ yang mereka peragakan itu. Di antara sekian banyak orientalis yang mengkaji, ada , nama besar yang berpengaruh dalam kegiatan penelitian hadis. -ereka itu adalah .old/iher , S#hah#t dan 0yunboll. 1erikut ini akan dibahas pola pemikiran mereka terhadap kesahihan hadis-hadis nabi saw. B. Rumusan Masalah !. !pakah pengertian orientalisme, dan orientalis2 1. 1agaimana pandangan tokoh-tokoh orientalis yang berpengaruh dalam kajian hadits2 3. 1agaimana bantahan ilmuan hadits terhadap pandangan dan karyakarya orientalis2

BAB II PEMBAHASAN 4. %engertian "rientalis dan "rientalisme Orientalis berasal dari bahasa Inggris, orient yang berarti 5imur, negeri 5imur. "rang yang menekuni dunia timur disebut orientalis4. jadi orientalis adalah orang yang menekuni dunia timur baik mengajar, menulis atau melakukan penelitian tentang dunia timur, baik dalan aspek antropologi,sosiologi, sejarah, budaya, ilologi, atau yang berkaitan dengan kebahasaan se#ara spesi ik maupun umum. !min 6ais mengatakan bahwa orientalis adalah sarjana yang menguasai masalah-masalah ketimuran, bahasa-bahasan ya, kesusasteraannya, dan sebagainya.7 Sedangkan orientalisme adalah sesuatu paham atau aliran yang berkeinginan menyelidiki hal-hal berkaitan dengan bangsa-bangsa di Timur beserta lingkungannya. 7. -oti$asi "rientalis -engkaji Islam 7.4 -oti$asi !gama -oti$asi inilah yang melatarbelakangi pertumbuhan dan perkembangan "rientalisme yang begitu lama. 1arat yang memandang Islam sebagai agama yang sejak awal menentang doktrin-doktrinnya. Sasarannya antara lain8 7.4.a. -enumbuhkan keragu-raguan terhadap kerasulan Nabi -uhammad Saw. Dan menganggap hadis sebagai perbuatan umat Islam selama tiga abad pertama. 7.4.b. -enumbuhkan keraguan terhadap al-Quran 7.4.#. -emojokkan bahasa !rab dan menjauhkannya dari ilmu pengetahuan yang semakin berkembang 7.4.e. -engkristenkan umat Islam 7.4.d. -engedepankan hadits-hadits maudhu dan dhai untuk mendukung pendapatnya dan mengembangkan teorinya. 7.7. -oti$asi 9konomi dan %enjajahan %ada masa kolonialisasi, "rientalisme dipergunakan untuk menaklukkan bangsa 5imur. %ada pas#a %erang Dunia II, "rientalisme merupakan alat untuk melestarikan kolonialisasi dalam bidang ekonomi, dimana kapitalisme dianggap sebagai sistem perekonomian yang sesuai bagi dunia Islam.

9dward :. Said, Orientalisme,terj. !sep Hikmat, &1andung8%ustaka Salman,4;;<', hlm. 7 -. !min 6ais,3akrawala Islam,&1andung8-i/an,4;=<', hlm.4>

7.,.

-oti$asi %olitik Dalam hal ini, ada beberapa sasaran yang diinginkan oleh 1arat

yaitu8 7.,.a. -elemahkan semangat ukhuwah islamiyah dan meme#ah belah umat untuk dikuasai 7.,.b. -enghidupkan !rab ?amiyyah &pasaran' dan mengkaji adat istiadat yang berlaku 7.@. -oti$asi Aeilmuan Harus diakui, ada sebagian dari para orientalis yang mengarahkan penelitian dan analisisnya semata-mata untuk pengetahuan. Diantara mereka malah ada yang masuk Islam seperti 5homas !rnold yang mempunyai andil dalam menyadarkan kaum -uslim dengan bukunya The Preaching in Islam. Ia masuk Islam dan tinggal di !lja/air. ,. 5okoh-tokoh "rientalis ,.4. Igna/ .old/iher Igna/ .old/iher &4=B>-4;74' adalah satu-satunya orientalis yang sempat belajar se#ara resmi di Cni$ersitas al-!/har, -esir. Seorang )ahudi yang lahir di Hungaria 4=B>, ia terlatih dalam bidang pemikiran sejak usia dini. Ia belajar di 1udapest, 1erlin dan Deip/ig. %ada tahun 4=E, ia pergi ke Syiria dan belajar pada Syeikh 5ahir al-0a/airi. Aemudian %indah ke %alestina, lalu ke -esir dimana ia belajar dari sejumlah ulama di Cni$ersitas !l-!/har Aairo. %ada tahun 4=;@ dia menjadi #alon tenaga pengajar bahasa Semit dan pada tahun 4;>@ menjadi guru besar bahasabahasa Semit di Cni$ersitas 1udapest akhirnya ia meninggal pada 4, No$ember 4;74. .old/iher melontarkan tuduhan bahwa Islam merupakan himpunan pengetahuan dan pandangan agama-agama lain yang sengaja dipilih -uhammad. Hal ini diketahui dan ditimba oleh -uhammad karena hubungannya dengan oknum-oknum )ahudi, Nasrani dan lain-lainnya. Igna/ .old/iher melalui analisa dan pemikirannya telah melahirkan paham sesat dalam Islam yaitu Inkar Sunnah &inkar hadits'. %ada tahun 4=;> Igna/ .old/iher menerbitkan hasil penelitiannya tentang hadits Nabawi dengan judul Muhammadanische Studies, di mana ia membantah otentisitas apa yang disebut hadits oleh orang-orang Islam. -enurutnya hadits Nabawi tidak lebih dari produk perkembangan keadaan sosial politik Islam pada waktu itu. Ia juga menuduh bahwa yamg disebut saanad adalah bikinan orang-orang belakangan. 5idaklah benar pendapat yang menyatakan bahwa hadits merupakan dokumen Islam yang sudah ada sejak masa dini &masa pertumbuhan' melainkan ia adalah pengaruh perkembangan Islam pada masa kematangan. Nampak dari ungkapan Igna/ ini adanya keraguan untuk meyakini otentisitas hadits sudah ada pada masa Nabi, Sahabat ataupun masa tabiin. Hadits tidak lain adalah karya-karya ulama masa sesudah wa at Nabi yang diedarkan pada enomena- enomena sosial dan

kasus-kasus aktual yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. !dapun argumentasi yang digunakan .old/iher untuk membuktikan keaslian hadits Nabi adalah berdasarkan pada sebuah riwayat yang berkenaan dengan kasus penulisan hadits yang dilakukan oleh Ibn Syihab al-Fuhri. -enurut .old/iher al-Fuhri mengatakan8 *Sesungguhnya para pejabat itu &Cmar bin !bdul !/i/ dan Hisyam bin !bdul -alik' telah *memaksa+ kami untuk menulis beberapa *hadits +. Aata-kata ahadits dalam kutipan .old/iher tanpa memakai *al+ yang dalam bahasa arab menunjukkan sesuatu yang sudah de initi &mari ah' sementara dalam teks yang asli seperti terdapat pada kitab Ibn Saad dan Ibn !syakir adalah *al !hadits + yang berarti hadits -hadits yang sudah dimaklumi se#ara de initi yakni hadits-hadits yang berasal dari Nabi Saw. 0adi pengertian u#apan al-Fuhri yang asli adalah para pejabat itu telah memaksanya untuk menuliskan hadits-hadits Nabi yang pada saat itu sudah ada, akan tetapi belum terhimpun dalma satu buku. sementara pengertian u#apannya dalam kutipan .old/iher adalah para pejabat itu telah memaksanya untuk menulis hadits yang belum pernah ada pada saat itu. ,.7. 0oseph S#ha#ht %ro . Dr. 0oseph S#ha#ht lahir di Silisie 0erman pada 4B -aret 4;>7. Aarirnya sebagai orientalis dimulai dengan belajar pilologi klasik, theologi, dan bahasa-bahasa 5imur di Cni$ersitas 1erslauw dan Cni$ersitas Deip/ig. -eskipun ia seorang pakar Sarjana Hukum Islam, namun karyakarya tulisnya tidak terbatas pada bidang tersebut. Se#ara umum, ada beberapa disiplin ilmu yang ia tulis. !ntara lain, kajian tentang -anuskrip !rab, 9dit-Aritikal atas -anuskrip-manuskrip Gi(h Islam. Aajian tentang ilmu Aalam, kajian tentang Gi(h Islam, kajian tentang Sejarah Sains dan Gilsa at, dan lain-lainnya, seperti l !hosha" a# !itab al $iyal %a alMakhari& &4;,7', bu $atim al 'a(%ini) !itab al !hiyal "i al *i+ih&4;7@', th Thabari) Ikhtila" al *u+aha &4;,,' dan lain-lain. Aarya tulisnya yang paling monumental dan melambungkan namanya adalah bukunya The Origins o" Muhammadan ,urisprudence yang terbit pada tahun 4;B>, kemudian bukunya !n Introdu#tion to Islami# Dau yang terbit pada tahun 4;<>. Dalam dua karyanya inilah ia menyajikan hasil penelitiannya tentang Hadits Nabawi, di mana ia berkesimpulan bahwa Hadits Nabawi, terutama yang berkaitan dengan Hukum Islam, adalah buatan para ulama abad kedua dan ketiga hijrah. %emikiran 0osepht S#hah#t atas hadits banyak bertumpu pada teori-teori yang digagas oleh pendahulunya yakni .old/iher. Hanya saja perbedaannya adalah jika .old/iher meragukan otentisitas hadits , 0osepht S#hah#t sampai pada kesimpulan bahwa sebagian besar adalah palsu, dan berhasil *menyakinkan+ tidak adanya otentisitas itu, khususnya haditshadits i(ih.
4

0oseph S#ha#ht menyusun beberapa teori untuk membuktikan dasar-dasar pemikirannya tentang kepalsuan hadits Nabi saw, antara lain8 ,.7.4. 5eori %roje#ting 1a#k -aksud dari teori ini bahwa untuk melihat keaslian hadits bisa direkonstruksikan lewat penelusuran sejarah hubungan antara hukum islam dengan apa yang disebut hadits Nabi. Selain itu, Ia juga mengklaim bahwa sanad lengkap yang berujung ke 6asulullah saw adalah #iptaan atau tambahan para u(aha di era 5abiin dan setelahnya, yang ingin memperkokoh mad/hab mereka dengan menjadikannya sebagai hadits nabawi. ,.7.7. 5eori 9 Siliento Sebuah teori yang disusun berdasarkan asumsi bahwa bila seseroang sarjana &ulamaHperawi' pada waktu tertentu tidak #ermat terhadap adanya sebuah hadits dan gagal menyebutkannya. -embuktikan hadits itu eksis atau tidak, #ukup dengan menunjukkan bahwa hadits tersebut tidak pernah dipergunakan sebagai dalil dalam diskusi para u(aha. Sebab seandainya hadits itu pernah ada pasti hal itu akan dijadikan sebagai re rensi. ,.,.,. 5eori 3ommon Dink 5eori yang beranggapan bahwa orang yang paling bertanggungjawab atas kemun#ulan sebuah hadits adalah periwayat poros &#ommon link' yang terdapat di tengah bundel sanad-nya. 3ommon link itulah yang menurut 0uynboll merupakan pemalsu dari hadits yang dibawanya. ,.,. .auther H.! 0uynboll 0uynboll adalah seorang orientalis yang mendukung pemikiran kedua orientalis di atas, berasal dari 1elanda dan dilahirkan tahun 4;,B, sejak di bangku S4 di Deiden ia telah banyak melakukan kajian tentang otensitas hadits. 1eberapa karyanya seperti -uslim 5radition 8 Studies in 3ronology %ro$enan#e and !uthorship o 9arly Hadith dan 5he Date o 5he .reat Gitna, 0yunboll melakukan kritik hadits yang sejatinya kritikkritiknya itu tidak lebih dari mengulang-ulang atau mendukung gagasan S#ha#ht dalam bukunya the "rigin o -uhammadans )urispruden#e. -enurut muhadisin, isnad baru dipergunakan se#ara #ermat setelah terjadinya + itnah+ tragedi pembunuhan khali ah ustman &<B< -' 0yunboll menolak anggapan ini dengan bersandarkan pada karya ibn Sirin, bahwa penggunaan isnad baru dimulai ketika * itnah+ tragedi peperangan antara !bdullah bin Fubair dengan dinasti Cmmayah yang pada akhirnya berdampak pada banyaknya hadis-hadis palsu. @. -etode Aritik Hadis %andangan 5okoh-5okoh "rientalis tentang Hadits-Hadits adalah segala sesuatu yang mengandung u#apan, perbuatan atau ketentuan ketentuan yang disandarkan kepada Nabi -uhammad Saw., sehingga bagi

orientalis hadits adalah merupakan kajian yang mudah bagi mereka untuk memutar balikkan kebenaran hadits se#ara keseluruhan. !spek-aspek yang dijadikan sebagai lahan kritik orientalis dalam penolakan mereka terhadap otentisitas hadits, diantaranya banyak argumen yang se#ara umum dikemukakan oleh mereka, yaitu 8 @.4. !spek %ribadi Nabi -uhammad !rgumen pertama orientalis meragukan otentisitas hadits adalah bahwa hadits-hadits itu buatan manusia dan bukan wahyu.-enurut orientalis pribadi -uhammad perlu dipertanyakan, mereka membagi status -uhammad menjadi tiga, sebagai rosul, kepala negara dan pribadi biasa sebagaimana orang kebanyakan. Sesuatu yang didasarkan dari Nabi -uhammad baru disebut hadits jika sesuatu tersebut berkaitan dengan halhal praktis keagamaan, karena jika tidak hal itu tidak layak disebut hadits, karena bisa saja hal itu hanya timbul dari status lain seorang -uhammad. @.7. !spek !sanid &6angkaian %erawi'. "rientalis memiliki kesimpulan bahwa semua asanid itu ikti atau bahwa yang asli dan yang palsu itu tidak bisa dibedakan se#ara pasti. Isnad yang sampai kepada Nabi -uhammad jauh lebih diragukan ketimbang isnad yang sampai kepada sahabat. %ara orientalis sering mempertanyakan tentang para perawi yang banyak meriwayatkan hadis dari rasulullah. seperti yang kita ketahui bersama para sahabat yang terkenal sebagai perawi bukanlah para sahabat yang banyak menghabiskan waktunya bersama rasullah seperti !bu bakar, Cmar, Csman dan !li. Namun yang banyak meriwayatkan hadis adalah sahabat-sahabat junior dalam artian karena mereka adalah orang *baru+ dalam kehidupan rasulullah. Dalam da tar sahabat yang banyak meriwayatkan hadis tempat teratas diduduki oleh sahabat yang hanya paling lama 4> tahun berkumpul dengan Nabi, seperti !bu hurairah, Sayyidah !isyah, !nas bin malik, !bdullah ibn Cmar dll. !bu hurairah selama masa , tahun dia berkumpul dengan Nabi telah berhasil meriwayatkan lebih dari B=>> hadis, Sayyidah !isyah mengumpulkan lebih dari ,>>> hadis dan demikian juga dengan !bdullah ibn Cmar, !nas. @.,. !spek -atan %ada umumnya dapat dikatakan bahwa ktirik isnad adalah satusatunya metode yang dipraktekkan ahli-ahli hadits untuk menyaring mana hadits yang shahih dan hadits mana yang tidak shahih. -enurut orientalis matan hampir tidak pernah dipertanyakan, hanya jika isi sebuah hadits yang isnad-nya shahih jelas bertentangan dengan !l-Quran, baru ditolak kalau isinya dapat diinterpretasikan sedemikian sehingga menjadi selaras dengan !l-Quran dan hadits-hadits lain, hadits itu tidak dikritik. B. 1antahan Clama 5erhadap Aritik "rientalis B.4. 1antahan untuk Igna/ .old/iher

%endapat .old/iher bahwa hadits belum merupakan dokumen sejarah yang mun#ul pada masa-masa awal peertumbuhan Islam disanggah oleh bebrapa pakar hadits. -ereka itu di antaranya 8 %ro . Dr. -ustho a as Sibaiy &as Sunnah wa -akanatuha i at 5asyriil Islam', %ro . Dr. ?!jjaj al Ahatib &as Sunnah Qabla 5adwin', dan %ro . Dr. -. -ustho a al !/hami &Studies in 9arly Hadith Diterature'. -enurut ketiga ulama ini pendapat .old/iher lemah baik dari sisi metodologisnya maupun kebenaran materi sejarahnya. !lasan mereka adalah karena ketidaktahuan mereka &kekurang per#ayaan' pada bukti-bukti sejarah. "rientalis lain seperti Nabia !bbot, justru mengajukan bukti-bukti yang #ukup $alid tentang keberadaan pen#atan hadits pada awal-awal periode Islam, dalam bukunya Studies in rabic #iterary Papyri) 'ur-anic .ommentary and Tradition /01234 . !bbot menyimpulkan bahwa penulisan hadits bisa direkonstruksikan dalam @ ase8 pertama, masa Nabi hidup, kedua, masa wa at Nabi sampai masa Cmmayah, ketiga, pada masa Cmmayah dengan titik sentral bahasan pada peran ibn Syihab al-Fuhri dankeempat adalah periode kodi ikasi hadits kedalam buku-buku i(h. Sisi metodologi yang dikritik !/ami adalah bahwa kesalahan orientalis yang tidak konsisten dalam mendiskusikakan perkembangan hadis Nabi yang berkaitan dengan hukum, sebab bukunya mem okuskan diri pada masalah hukum, mereka malah memasukkan hadis-hadis ritual. Sebagai #ontoh dari @E hadis yang diklaimnya berasal dari Nabi sebagiannya tidak berasal dari Nabi, dan tidak juga berkaitan dengan hukum hanya seperempat yang rele$an dengan topik yang didiskusikan. 1erkenaan dengan pernyataan ibn Syihab al-Fuhri, !/ami menyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti historis yang memperkuat teori .old/iher, bahkan justru sebaliknya. 5ernyata .old/iher merubah teks yang seharusnya berbunyi al-hadis, akan tetapi ditulis dengan la a/ hadis saja. Demikian juga ternyata tesis .old/iher bahwa al-Fuhri dipaksa khali ah abdul malik bin marwan &yang bermusuhan dengan ibn Fubair' untuk membuat hadis, adalah palsu belaka. Hal ini mengingat al-Fuhri semasa hidupnya tidak pernah bertemu dengan !bdul -alik, ke#uali sesudah E tahun dari wa atnya ibn Fubair. %ada saat itu umur al Fuhri sekitar 4>-4= tahun sehingga tidak rasional pemuda seperti itu memiliki reputasi dan otoritas yang kuat untuk mempengaruhi masyarakat di sekitarnya. 1ahkan as-Sibai menantang abdul Qadir pro esornya untuk membuktikan kebenaran teks al Fuhri. %ada akhirnya terbukti bahwa !bdul Qadir salah dan berpegang pada argumen-argumen yang tidak ilmiah. !rgumen lain yang juga dapat meruntuhkan teori .old/iher adalah teks hadis itu sendiri. Sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih 1ukhari, hadis tersebut tidak memberikan isyarat apapun yang bisa menunjukkan bahwa ibadah haji dapat dilakukan di al-Quds &)urussalem' yang ada hanya isyarat pemberian keistimewaan kepada masjid al !(sha, dan hal ini wajar mengingat masjid itu pernah dijadikan (iblat pertama bagi ummat

islam. Sementara itu tawaran .old/iher agar hadis tidak semata-mata didekati lewat perspekti sanad akan tetapi juga lewat kritik matan, perlu di#ermati. Sebenarnya semenjak awal para shahabat dan generasi sesudahnya sudah mempraktekkan metode kritik matan. %enjelasan argumentati telah disajikan oleh Subkhi as Shalih bahwa ulama dalam mengkaji hadis juga bertumpu pada matan. B.7. 1antahan untuk 0osep S#ha#ht 1erikutnya adalah bantahan terhadap kritik 0oseph S#hah#ht sebagaimana yang dia gagas dalam teori Pro&ecting 5ack-nya. -enurut !/ami kekeliruan S#ha#ht adalah bahwa dia keliru ketika menjadikan kitab-kitab sirah Nabi dan kitab-kitab i(h sebagai dasar asumsi penyusunan teorinya itu. Aitab -uwattha Imam -alik dan al Syaibaniy serta risalahnya Imam as Sya ii tidak bisa dijadiakan sebagai alat analisis eksistensi atau embrio kelahiran hadis Nabi. Sebab kitab-kitab tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. "leh karena itu untuk meneliti hadis Nabi sebaiknya menggunakan dan berpedoman pada kitab-kitab hadis. !/ami dalam rangka meruntuhkan teorinya S#ha#ht telah melakukan penelitian terhadap beberapa naskah hadits dengan sanad abu hurairah, abu shalih, suhailIdst, yang ternyata dari hasil kajiannya sangat mustahil hadis bisa dipalsukan begitu saja. Sementara teori rgumenta e Silentionya s#ha#ht dikritk oleh 0a ar Isha( !nshari dalam buku beliau 8 The uthenticity o" Tradition, .riti+ue o" ,oseph Schacht6s rgument e Silention , begitu pula !/ami dalam sanggahannya terhadap The Origins o" Muhammadan ,urisprudence karya S#ha#ht, Aeduanya berkesimpulan bahwa S#ha#ht melakukan kontradiksi dalam berargumen, sebab dalam bukunya s#ha#ht menge#ualikan teorinya itu terhadap re erensi yang berasal dari 7 generasi di belakang sya ii, kenyataannya s#ha#ht justru menggunakan muwathanya Imam -alik dan Syaibaniy sebagai data-datanya yang itu adalah re erensi yang $alid menurutnya. -uwatha adalah suatu karya yang justru oleh Igna/ .old/iher sendiri dikritik sebagai bukan kitab hadis dengan alasan &4' belum men#akup seluruh hadis yang ada &7' lebih menekankan pada aspek hukum, kurang okus pada penyelidikan penghimpunann hadis &,' #ampuran (aul Nabi, Shahabat dan tabiin. Selain itu, temuan !nshari justru membuktikan kebalikan dari teori rgumenta e Silentio. Setelah melakukan $eri ikasi berdasarkan empat koleksi hadis 8 al-Mu%atha- karya Imam -alik dan asy-Syaibani dan al- tsar karya abu )usu dan asy-Syatibi, ia menemukan bahwa ternyata ada sejumlah hadis dalam koleksi-koleksi awal yang tidak ditemukan dalam koleksi-koleksi hadis belakangan. -isalnya, sejumlah hadis yang terdapat dalam al-Mu%atha- karya Imam -alik tidak ada dalam asy-Syaibani, meskipun al-Mu%atha- karya asy-Syaibani adalah koleksi yang lebih muda. Demikian juga sejumlah hadis yang terdapat di al- tsar !bu )usu tidak dijumpai dalam al- tsar asy-Syaibani,

walaupun al- tsar asy-Syaibani ini lebih muda daripada al- tsar !bu )usu . 5emuan !nshari berdasarkan empat koleksi hadis ini paling tidak mampu mengoreksi asumsi dasar teori rgumenta e Silentio. Hal ini juga menyadarkan para pengkaji hadis untuk mempertimbangkan adanya aktor- aktor lain, selain aktor ketiadaan, yang menyebabkan mengapa seorang ahli hukum merasa #ukup untuk menghimpun doktrin i(ih tertentu tanpa men#antumkan hadis-hadis yang mendukungnya. Aarena tujuan para ahli hukum yang utama bukanlah untuk menghimpun hadis, melainkan untuk menghimpun berbagai doktrin aliran i(ih yang sudah disepakati dan diterima se#ara umum serta diikuti oleh para pendahulu mereka. "leh karena itu, sering kali penyebutan sebuah hadis utuk mendukung berbagai doktrin i(ih dipandang tidak begitu penting. !kibatnya, merka tidak selalu menyebutkan hadis-hadis yang rele$an dengan doktrin-doktrin hukum yang dihimpun meskipun dalam aktanya hadis-hadis tersebut ada. Di samping itu !/ami membuktikan bahwa tidak adanya sebuah hadis pada masa kemudian, padahal pada masa-masa awal hadis itu di#atat oleh perawi, disebabkan pengarangnya menghapusHmenasakh hadis tersebut, sehingga ia tidak menulisnya dalam karya-karya terbaru. Aetidakkonsistenan S#ha#ht terbukti ketika dia mengkritik hadis-hadis hukum adalah palsu, ternyata ia mendasarkan teorinya itu pada hadis-hadis ritual &ibadah' yang jika diteliti lebih dalam lagi ternyata tidak bersambung ke Nabi. Aemudian untuk membantah teori yang dikemukakan oleh para orientalis yang lain, khususnya S#ha#ht, yang meneliti dari aspek sejarah, maka -.-. !/ami membantah teori S#ha#ht ini juga melalui penelitian sejarah, khususnya sejarah Hadis. !/ami melakukan penelitian khusus tentang Hadis-Hadis Nabi yang terdapat dalam naskah-naskah klasik. Di antaranya adalah naskah milik Suhail bin !bi Shaleh &w.4,= H'. !bu Shaleh &ayah Suhail' adalah murid !bu Hurairah shahabat Nabi saw. Naskah suhail ini berisi @; Hadis. Sementara !/ami meneliti perawi Hadis itu sampai kepada generasi Suhail, yaitu jenjang ketiga &al-thaba+ah altsalitsah4. 5ermasuk jumlah dan domisili mereka. !/ami membuktikan bahwa pada jenjang ketiga, jumlah perawi berkisar 7> sampai ,> orang, sementara domisili mereka terpen#ar-pen#ar dan berjauhan, antara India sampai -aroko, antara 5urki sampai )aman. Sementara teks hadis yang mereka riwayatkan redaksinya sama. Dengan demikian apa yang dikembangkan oleh S#ha#ht dengan teorinya Pro&ecting 5ack, yang mengemukakan bahwa sanad Hadis itu baru terbentuk belakangan dan merupakan pelegitimasian pendapat para (adhi dalam menetapkan suatu hukum, adalah masih dipertanyakan keabsahannya, hal ini dibantah oleh !/ami dengan penelitiannya bahwa sanad Hadis itu memang muttashil sampai kepada rasulullah Saw. melalui jalur-jalur yang telah disebutkan di atas. Dan membuktikan juga bahwa Hadis-hadis yang berkembang sekarang bukanlah buatan para generasi

terdahulu, tetapi merupakan perbuatan atau u#apan yang datang dari 6asul Saw. sebagai seorang Nabi dan panutan umat Islam. B.,. 1antahan untuk ..H.! 0uynboll 5okoh ketiga yang tak luput dari perbin#angan para sarjana muslim adalah 0yunboll dengan teori #ommon link-nya. Diantara yang menanggapinya adalah !/ami, baginya teori #ommon link bukanlah hanya patut dipertanyakan namun ia pula meragukan $aliditas teori tersebut. !/ami #enderung manyimpulkan bahwa metode common link dan semua metode yang dihasilkannya tidak rele$an. 1agi !/ami, teori #ommon link banyak yang perlu dipertanyakan. -isalnya, jika memang ditemukan seorang periwayat seperti al-Fuhri, yang menjadi periwayat satu-satunya yang meriwayatkan hadis pada muridnya, tetapi telah diakui ke-tsi(ah-an dirinya oleh para kritikus hadis maka tidak ada alasan untuk menuduhnya sebagai seorang yang memalsukan hadis. %ara ahli hadis sendiri telah menyadari adanya periwayatan hadis se#ara in irad &menyendiri' dan implikasinya. !kan tetapi, itu semua bergantung pada kualitas para periwayat hadis pada isnad-nya. %ada tempat lain, !/ami menunjukkan bahwa jika seseorang tidak melihat se#ara keseluruhan jalur isnad maka ia akan salah dalam mengidenti ikasi seorang periwayat sebagai #ommon link. Hal ini tentunya agar penemuan akan sanad hadis itu tidak parsial. Sebab, bisa jadi yang dianggap oleh peneliti hadis sebagai #ommon link sebenarnya hanya seeming atau arti i#ial #ommon link. Ini disebabkan karena jalur yang dihimpun hanya sebagian saja sehingga tidak bisa menggambarkan jalur isnad se#ara lebih akurat.

10

BAB III PENUTUP Di dunia Islam makna orientalis mengalami penyempitan objek bahasan. "rientalis dipahami sebagai pengkajian Islam menurut orang 1arat atau sarjana lainnya yang berkiblat ke 1arat. %engkajian yang dilakukan lebih #enderung berkiblat ke 1arat dengan etnosentrisnya, orientalisme dalam dunia Islam kemudian juga dipahami sebagai ga(%ah al-"ikr dari diskursus 1arat dalam upaya melemahkan nilai-nilai dan semangat keagamaan umat Islam. Hadits adalah reportase dari sunnah nabi. Aetiga orientalis yang terkemuka dan berpengaruh memiliki pandangan bahwa hadits itu diragukan otentisitasnya sebagai sabda Nabi saw., menurut mereka hadits adalah buatan para ulama abad kedua dan ketiga hijriyah setelah Nabi -uhammad S!: wa at, bukan berasal dan tidak asli dari beliau, dengan alasan ketidakmungkinan keshahihan hadits dalam masyarakat Islam pada abad pertama, kemudian .old/iher menawarkan metodenya dengan menggunakan kritik matan. Sementara menurut S#ha#ht sanad mulai dari sumber pertama sampai yang terakhir, yang atas mereka keaslian sebuah hadits disandarkan pada Nabi S!: menurut otentisitasnya sangat diragukan. Cntuk membuktikan kepalsuan-kepalsuan itu ia lalu menyodorkan teori Pro&ecting back. %andangan-pandangan orientalis terhadap hadits pada dasarnya sama yaitu mengkritik hadits baik dari segi sanad, matan, maupun rawi. !kan tetapi, ada perbedaan sedikit dalam pandangan mereka, misalnya .old/iher hanya sampai pada peringkat meragukan otentisitas hadits, sedangkan S#ha#t sudah berhasil menyakinkan tidak ada otentisitas itu, khusus hadits-hadits i(ih. Sanggahan-sanggahan dilakukan oleh para Clama hadits untuk merontokkan teori-teori mereka. Dan ada beberapa #atatan yang dapat dikemukakan bahwa adanya sekumpulan subjekti$itas paradoks dari keduanya sebagai orientalis yang setidaknya menyimpan misi-misi tersendiri untuk menyudutkan Islam dibalik ka#amata orientalisme, yang sesungguhnya merupakan neo-kolonialisme atas belahan dunia 5imur, khususnya kawasan Islam. Aemudian mereka memiliki kemampuan yang terbatas dalam metodologi dan teknik memahami hadits dengan tanpa mempertimbangkan hal-hal lain dibalik maksud dari hadits tersebut. -enyadari hal itu, usaha mereka tetap harus diterima dengan kepala dingin seraya menyelidiki, mengkritik, bahkan dikembang sedemikian rupa agar spirit mengkaji Islam terutama hadis tetap menyala di tengah-tengah umat Islam. 1ila itu dilakukan, setidaknya mereka akan menyadari bahwa Islam serta kekayaan warisan intelektual para sarjana -uslim merupakan dua hal yang sangat berarti, sehingga mereka sebagai para pewaris sah tidak rela bila yang berhasil mengembangkan apalagi yang menghan#urkannya adalah orang lain di luar komunitas mereka.
11

Dalam makalah ini, penulis membuktikan bahwa mereka mengkaji hadis dengan serius, bahkan rela menghabiskan puluhan tahun dari sisa hidupnya sehingga menghasilkan beberapa karya dan penemuan yang tidak bisa dilakukan oleh umat Islam. Sebagai peneliti outsiders, tentu saja metode dan hasil kajian mereka tidak harus sama dengan metode dan hasil kajian umat Islam. "leh sebab itu, kelebihan dan kekurangan tetap menghiasi metode dan hasil kajian mereka, sebagaimana juga berlaku terhadap metode dan hasil kajian umat Islam sebagai peneliti insiders.

12

DA TAR PUSTA!A Darmalaksana, :ahyudin.7>>@. $adits di mata Orientalis Telaah atas Pandangan Igna( 7old(iher dan ,osep Schacht. 1andung8 1enang -erah %ress. Darussamin, Fikri.7>4>.Ilmu $adis.%ekanbaru8Suska %ress. Ha sa -uta//, Sosok Orientalisme dan !iprahnya, dalam internet website8 http8HHwww.gaulislam.#omHsosok-orientalisme-dan-kiprahnya. Dabib Syau(i !ki ahadi, *Tanggapan sar&ana Muslim Terhadap !a&ian $adits Orientalist+, dalam internet website8 http8HHlenterahadits.#omHindeJ.php2 optionK#omL#ontentM$iewK#ategoryMlayoutKblogMidK,<MItemidKBE -akalah *!a&ian Sanad $adis, antara ,oseph Schacht dan M.M. -dhami oleh Failani, -.!g -. !/ami, -uhammad.7>>@. Mengu&i !easlian hadits-hadits hukum. 0akarta8%ustaka Girdaus. Souyb, -. 0oesoep.4;;>. Orientalisme dan Islam. 0akarta8 %5 1ulan 1intang. Suparta, -un/ier.7>>,. Ilmu $adits. 0akarta8 %5 6aja .ra indo %ersada )a(ub, !li -usto a.4;;4. Imam 5ukhori dan Metodologi kritik dalam Ilmu $adits. 0akarta8 %ustaka Girdaus.

13

Anda mungkin juga menyukai