Anda di halaman 1dari 12

BAB I 1.

Pemeriksaan manajemen adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagai penilaian system perusahaan, apakah system tersebut telah beroperasi secara efektif dan apa risiko yang ditimbulkan apabila sistem tersebut tidak berjalan secara efisien. 2. Efisien : ukuran dari masukan dan keluaran Efektifitas : ukuran dari keluaran Ekonomisasi : ukuran dari masukan 3. Perbedaan antara pemeriksaan manajemen dan pemeriksaan keuangan secara karakteristik : - Tujuan pemeriksaan manajemen adalah untuk menilai dan meningkatkan keefektifan pengelolaan system manajemen sedangkan tujuan dari pemeriksaan keuangan adalah menyatakan pendaat tentang laporan keuangan dan meniai system pengendalian akuntansi dalam menjaga keamanan aktiva perusahaan. - Ruang lingkup pemeriksaan manajrman adalah operasi atau fungsi manajeman sedangkan ruang lingkup pemeriksaan keuangan adalah data atau laporan keuangan. - Orientasi dari pemeriksaan manajeman adalah urusan operasional yang sudah lalu, sekarang dan yang akan datang sedangkan orientasi dari pemeriksaan akuntansi adalah urusankeuangan dalam periode yang sudah lalu. - Standar penilaian pemeriksaan manajemen adalah prinsip-prinsip manajemen sedangkan standar penilaian pemeriksaaan keuangan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. - Metode dari pemeriksaan manaemen adalah teknik-teknik manajemen sedangkan pemeriksaan keuangan adalah standar-standar audit yang berlaku umum. - Presisi dari pemeriksaan manajemen adalah relative sedangkan pemeriksaan kuanagan presisinya absolut. - Penerima pemeriksa manajemen adalah pihak intern umumnya pimpinan sedangkan penerima pemeriksaan keuangan adalah pihak luar pemegang saham, pemerintah, public. - Realisasi dari pemeriksaan manajemen bersifat relative sedangkan pemeriksaan keuangan bersifat actual. - Frekuensi dilakukannya pemeriksaan manajemen adalah periodic sedangkan pemeriksaan keuangan bersifat teratur. 4. Manfaat dari pemeriksaan manajemen adalah : - Member informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan. - Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian. - Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur, serta persyaratan peraturan pemerintah. - Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil - Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan - Menilai efektivitas dalam mencapai tujuandan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan - Menyediakan tempet pelathan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan 5. Bagaimana melakukan pemeriksaan manajemen : - Usulan dan pengenalan yaitu pertemuan awal auditor dengan manajemen menyamakan persepsi terhadap organisani yang diaudit agar mendapatkan menfaat yang optimal dan dalam tahap ini auditor menganalisis tujuan organisasi secara keseluruhan agar dapat menilai tiap aktivitas, unit atau fungsi dalam organisasi. - Survey pendahuluan, dalam tahap ini auditor melakukan penilaian pendahuluan atas aktivitas yang akan diuji, mengajukan pertanyaan yang relevan kepada manajemen operasi. - Penelaahan pendahuluan, dalam taha ini pengujian terbatas dilakukan untuk menilai keabsahan pandangan dan impresi yang diperoleh pada tahap sebelumnya. - Pengujian detail, dalam tahap ni kemutahiran, kelengkapan dan akurasi data akan dtentukan.
1

Mengembangkan dan meneaah temuan audit, dalam tahap ini auditor mengambangkan dan menelaah temuan audit menggunakan pengetahuaan dan pengalamannya tang memadai. - Pelaporan, merupakan tahap pembuatan laporan pemeriksaan manajemen yaitu alat formal untuk memberitahukan manajemen puncak tentang temuan auditor yang signifikan serta rekomendasinya. - Tindak lanjut setelah audit, pada tahap ini auditor memastikan bahwa rekomendasi yang dimasukan dalam laporan audit benar-benar telah dilaksanakan, apabila manajemen tidak melakukan tindakan korektif yang dimaksud, carilah penjelasan untuk kegagalan manajemen melakukan demikian. 6. Elemen dari suatu laporan tipikal yang dikembangkan dari suatu audit manajemen adalah : - Executive Summary - Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Pemeriksaan - Daftar Temuan Pemeriksaan 7. Contoh area khusus dimana audit manajemen/operasional dapat dilakukan : - Bidang pemasaran - Bidang personel - Bidang produksi - Bidang operasi pengolahan data elektronik 8. Dalam pelaksanaan audit manajemen hubungan harmonis antara staf audit dengan manajemen harus dipelihara karena hubungan staf audit dengan petugas pemeriksaan memegang peranaan penting dalam hal mempermudah perolehan data/informasi, meringkas pekerjaan auditor dengan bantuan dalam pembautan kertas kerja pemeriksaan.

BAB II 1. Apa yang dimaksud dengan Balance Scorecard ? Balance Scorecard adalah suatu system prngukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan strategic business sehingga value proposition dapat sampai dengan efektif kepada konsumen dan pada akhirnya tercapai target keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. 2. Audit manajemen dengan pendekatan balance scorecard untuk melihat keseimbangan antara 4 perspektif, agar akar masalah yang sebenarnya (real root causes) dapat diidentifikasi dan suatu rekomendasi yang realistis dan tepat guna dapat diberikan kepada Auditee. Sebutkan dan jelaskan 4 perspektif yang dimaksud! a. Perspektif Finansial ( Financial Perspektive ) Jika sukses dalam memberikan nilai kompetitif produk yang positif ( value proposition ) kepada konsumen ( dan mereka puas ) dan efisien dalam menjalankan proses internal. Bagaimana hasil laporan keuangan ? b. Perspektif Pelanggan ( Customer Perspektive ) Mengapa konsumen membeli produk kita dan bukan produk competitor ? nilai lebih apa yang harus kita tawarkan dalam produk kita ? c. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspektive) Agar dapat menyampaikan dengan efektif nilai kompetitif produk yang posistif kepada konsumen, proses internal apa yang harus kita kembangkan sehingga hasilnya lebih baik daripada competitor kita ? d. Perspektif Pemebelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspektive) Untuk mengembangkan kemampuan/keahlian dan sikap dari personel kita agar mereka dapat menjalankan proses internal bisnis dengan efektif, system/program apa yang harus kita jalankan ? 3. Apa yang diharapkan dari seorang auditor dalam pemeriksaan manajemen dengan pendekatan balance scorecard ? Yang hiharapkan dari seorang auditor adalah tidak hanya terpaku pada asatu persepektif saja, tetapi harus menilai indicator indicator lain agar akar masalah yang sebenarnya (real root counses) dapat diidentifikasi dan suatu rekomendasi yang realistis dan tepat guna dapat diberikan kepada Auditee. 4. Bagaimana suatu proses pemeriksaan manajemen dengan pendekatan balance scorecard ?
2

financial Why ? Customer Why ?

Fakta di lapangan menunjukan bahwa penjualan tidak sesuai dengan target sehingga nilai penjualan lebih rendah dan profit turun Konsumen tidak membeli produk Factor apa penyebab tidak tercapai targetkita STDlagi

Internal Business Process


Why ? Learning & Growth Apakah harga pesaing lebih murah ? Apakah cita rasa pesaing lebih nikmat ? Apakah program promosi tidak menarik ? Apakah produk kita tidak tersedia di pasar karena keterbatasan distributor ?

hy ?

Lakukan survei market share bersama sama dengan staf marketing gunakan metode survei dan parameter yang sama Proses kerja tidak efisien sehingga harga produk kita menjadi lebih mahal dan tidak kompetitif Proses kreatif dan inovatif tidak berjalan dengan baik sehingga produk kita tidak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan pesaing Proses delivery tidak efektif sehingga produk tidak tersedia di pasar Kenapa proses penciptaan produk yang harganya kompotitip, diterima konsumen dan tersedia di pasar tidak dapat dialakukan?

SDM yang berkualitas tidak tersedia Turnover tinggi Taining tidak terprogram dan tidak dilakukan secara rutin Career path tidak jelas sehingga terjadi demotivasi karyawan

Kenapa SDM yang berkualitas tidak tersedia Kenapa Turnover tinggi Kenapa Taining tidak terprogram dan tidak dilakukan secara rutin Career path tidak jelas

BAB III

1. Apa yang dimaksud dengan audit pemasaran? Audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodic terhadapa lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemsaran perusahaan. 2. Apa tujuan dilakukannya audit pemasaran? Tujuan dilakukannya audit pemasaran adalah untuk mencari dan mengidentifikasi masalah-masalah atau ancaman-ancaman pemasaran yang mungkin akan atau sedang dihadapi oleh perusahaan dan membuat sebuah perencanaan perbaikkan yang perlu dilakukan untuk mengatasi dan menghilangkan masalah-masalah tersebut, sehingga diharapkan aktifitas pemasaran dapat menjadi lebih efektif dan efisien. 3. Apa sebabnya dilakukan audit pemasaran? Sebab sebuah perusahaan suatu saat dapat mengalami perjalanan yang tidak mulus dalam perusahaan sepertipenjualan yang menurun, margin menurun, kehilangan pangsa pasar. Pada saat tersebutlah, manajement sering berusaha melakukan tindakan yang keliru. 4. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah audit pemasaran? Langkah-langkah audit pemasaran Menurut Grashof Aktivitas pra audit, yaitu auditor memutuskan cakupan yang tepat dan focus dari audit Pengumpulan informasi pada area yang mempengaruhikinerja pemasaran organisasi informasi tersebut secara ripikalmenyangkut: industry, pasar, perusahaan, produk, penetapan harga, promosi, distribusi. Analisis informasi Formulasi dan rekomendasi Pengembangan dari program implementasi Langkah-langkah audit pemasaran Menurut Cannon Mendefinisikan pasar Menentukan deferensial kinerja Menentukan perbedaan dalam program kompetitif Membuat riwayat strategi pesaing Menentukan struktur perencanaan strategi 5. Jelaskan komponen audit pemasaran? a. Audit Lingkungan Pemasaran, Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi, teknologi, sosial, dan politik. b. Audit Organisasi Pemasaran,Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian, dan sebagainya. c. Audit Sistem Pemasaran,Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang pemasaran.

Apa peran analisis SWOT dalam audit pemasaran,jelaskan? d. Menghadapi lingkungan perubahan yang konstan setiap usaha perlu mengembangkan suatu sistem informasi pemasaran untuk mengikuti kecenderungan dan pengembangan. Setiap kecenderungan dapat dikategorikan sebagai kekuatan ( Strength ), kelemahan ( weaknees ), peluang/kesempatan ( O = Opportunity ) dan ancaman ( T=Treat ), e. Dalam menguji peluang dan ancaman, pembaca perlu mengingat poin yang dikemukakan oleh Johnson dan Scholes ( 1988 ) yaitu : peluang dan ancaman tidak pernah dipandang sebagai suatu yang absolut. Apa yang mungkin muncul pada pandangan pertamakali sebagai suatu peluang mungkin tidak demikian ketika diuji terhadap sumber daya organisasi, budayanya, harapan dari Stakeholders. Strategi yang tersedia atau kebaikan menerapkan strategi. Namun, atas risiko simplifikasi yang berlebihan, tujuan dari formulasi strategi adalah untuk mengembangkan suatu strategi yang akan mengambil keuntungan peluang dan mengatasi atau mengelakkan ancaman. BAB IV 1. Apa yang dimaksud dengan audit mutu (Quality Audit?) Audit mutu merupakan suatu pengujian yang sitematis dan independent untuk menentukan apakah aktivitas mutu dan hasil sesuai dengan pengaturan yang direncanakan, dan apakah pengaturan tersebut dapat diimplementasikan secara efektif dan cocok untuk mencapai tujuan. 2. Kapan suatu audit mutu harus dilakukan? Audit mutu dapat dilakukan selang waktu tertentu tergantung dari organisasi yang akan diaudit. Artinya, organisasi dibebaskan untuk menentukan frekuensi pelaksanaan audit mutu apakah setiap tiga bulan sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali. Ada kemungkinan, bagian tertentu atau departemen tertentu dalam sebuah organisasi bisa jadi memiliki frekuensi audit lebih banyak dari departemen yang lain untuk alasan tertentu seperti: merupakan departemen yang sangat kritis dan menetukan mutu organisasi secara keseluruhan atau departemen yang paling banyak penyimpangannya dalam proses penerapan sistem manajemen mutu. 3. Dimana audit mutu harus dilakukan? Audit mutu dilakukan di dalam organisasi yang akan diteliti data dan digali informasinya sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Dilakukan langsung di dalam organisasi tersebut untuk menentukan tingkat kesesuaian aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen Mutu yang telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan sistem tersebut. 4. Apa tujuan dari audit mutu? o Menentukan ketidaksesuaian o Menentukan efektivitas sistem mutu o Memberikan peluang untuk perbaikan sistem o Memenuhi persyaratan peraturan o Memudahkan registrasi/pendaftaran atas sistem mutu o Menilai pemasok dan memverifikasi sistem mutu perusahaan sendiri o Menilai dan memverifikasi sistem mutu perusahaan sendiri 5. Jelaskan daur hidup audit mutu menurut ISO10011! Tahap Inisiasi dan Perencanaan Audit: 1. Auditor dan Klien sepakat akan melaksanakan proses audit 2. Klien memprakasai audit dan memutuskan ruang lingkup audit serta unsur-unsur sistem mutu yang akan diaudit; audit harus memuaskan kebutuhan klien untuk informasi; standar untuk sistem mutu auditee harus dispesifikasi; 3. Auditor kemudiaan menelaah sistem mutu yang akan diadudit, setelah itu auditor akan menyiapkan audit, tentu saja sebelumnya klien harus menyetujui rencana audit yang akan dilakukan oleh auditor, setelah klien menyetujui maka audior yang memimpin (lead auditor) menugaskan auditornya dan juga menyiapkan dokumen kerja.
5

Tahap Pelaksanaan Audit: 1. Auditor mengadakan pertemuan pembukaan 2. Auditor melakukan pengumpulan bukti - Apabila melakukan observasi , auditor harus membuat catatan atas audit yang dilakukan kemudian melaporkannya kepada auditor yang memimpin dan auditor pemimpin yang akan memberitahu hasil dari audit yang telah dilakukan kepada klien dan auditee. Untuk melakukan obervasi, auditor harus memberikan pertanyaan dalam proses audit untuk dapat informasi yang akan dipakai sebagai bahan audit. - Apabila tujuan audit tidak dapat tercapai, maka auditor yang memimpin harus melaporkan kepada klien dan auditee. 3. Setelah melaporkan hasil observasi kepada klien dan auditee, auditor menutup pertemuan dengan klien dan auditee. Tahap Pelaporan dan Tindaklanjut Audit: 1. Menyiapkan isi laporan, dimana auditor pemimpin mengarahkan tim audit atas isi laporan yang akan dibuat 2. Distribusi laporan, dimana auditor yang memimpin menyerahkan laporan kepada klien atas penyelesaian audit yang telah dibuat, kemudian klien mengirim suatu copy kepada manajemen auditee. Distribusi lebih lanjut laporan audit akan dilakukan kembali setelah berkonsultasi dengan auditee. 3. Auditor akan menyimpan catatan yang telah dibuatnya sebagai arsip setelah disetujui oleh klien, organisasi audit dan auditee. 4. Tindaklanjut korektif, merupakan langkah awal apabila ada gejala ketidaksesuaian dalam sistem mutu atau adanya temuan audit, kemudian auditor kembali mengidentifikasi ketidaksesuaian dan ketidaksesuaian tersebut akan diselesaikan dalam kurun waktu yang disetujui oleh klien dan auditee dan dalam penyelesaiannya selalu dikonsultasikan dengan auditor.

BAB V 1. Pengertian Audit Manufacturing adalah pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebijakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut. 2. Sasaran Audit Manufacturing Tepat jumlah Tepat mutu Tepat hasil produksi / operasi Biaya yang rendah 3. Langkah langkah audit manufacturing Merumuskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya audit manufacturing. Ex : Untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat umum tentang objek audit dan berhubungan dengan produk yang dihasilkan Menentukan ruang lingkup audit manufacturing Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat umum tentang objek audit. Menyusun program dan prosedur audit manufacturing. Melaksanakan audit manufacturing yang telah ditetapkan sesuai dengan program dan prosedur audit yang mencangkup pengumpulan dan pemeriksaan data serta mengadakan wawancara. Mengolah dan menganalisis hasil temuan. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting dan saran perbaikan

LANGKAH LANGKAH AUDIT PRODUKSI Audit Pendahuluan Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditte. Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit dan penggalian informasi umum tentang organisasi auditte, objek yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi. Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produk yang dihasilkan, proses produksi yang dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik(fasilitas produksi), layout pabrik, sistem komputer yang digunakan dan berbagai sumber daya penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya. Hasil pengamatan pada tahap audit ini dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. Disamping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan berbagai tindakan korektif yang harus diambil. Audit Lanjutan (terinci) Pada tahap ini auditor melakukan audit lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daflar pertanyaan (audit checlist) yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit. Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dari ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telah dilakukan. Pelaporan Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai altematif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit tersebut. Tindak Lanjut Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan altematif perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. 4. Ruang lingkup audit bidang produksi Rencana produksi dan operasi. o Jadwal induk produksi. Membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat sesuai dengan rencana produksi. o Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi.

Pertimbangan kebutuhan kapasitas berpengaruh secara mendasar terhadap jadwal produksi utama. Rencana induk produksi harus meminimalkan terjadinya kapasitas menganggur, untuk menjadikan operasi berjalan efektif dan efisien. o Tingkat persediaan. o Perencanaan keseimbangan lintas produksi. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah. Lean production adalah suatu metode produksi yang ramping, yang dikembangkan oleh produsen yang menggunakan focus berulang dalam rancangan prosesnya mampu secara signifikan memberikan keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya . Keunggulan lean production didukung oleh kebijakan dan praktik produksi yang secara maksimal mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya, kebijakan dan praktek itu meliputi : a. Penghapusan persediaan. b. Tingkat cacat no. c. Meminimalkan kebutuhan tempat d. Kemitraan dengan pemasok. e. Tanggung jawab pemasok. f. Meminimalkan aktivitas yang tidak menambah nilai. g. Pengembangan angkatan kerja. h. Menciptakan tantangan dalam bekerja Pengendalian produksi dan operasi. Tujuan utama dari pengendalian produksi dan operasi meliputi tiga hal penting dalam keunggulan bersaing perusahaan, meliputi : o Maksimumkan tingkat pelayanan. Pengendalian harus mejamin bahwa pelayanan telah diberikan secara tepat. Beberapa elemen yang harus mendapat perhatian khusus adalah : kualitas produk, ketersediaan produk, harga yang kompetitif, penyediaan untuk stok pengaman dan penyerahan yang tepat waktu. o Minimumkan investasi pada persediaan. Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas (utama dan pendukung) manufaktur ke dalam suatu proses yang terintegrasi, sehingga proses berjalan dengan mulus sesuai rencana dan jadwal yang sudah ditentukan. Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi yang mulus dengan persediaan minimum dan waktu tunggu yang pendek. o Efisiensi produksi dan operasi: Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi. Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen dan tahapan dalam proses produksi mulai dari penangan bahan baku sampai dengan penanganan penyerahan produk jadi ke gudang . secara rinci tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Pengendalian bahan baku. b. Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi. c. Pengendalian transformasi. d. Pengendalian kualitas. e. Pengendalian barang jadi.

BAB VI 1. Audit Pengolahan Data Elektronik Menurut Ron Weber : EDP Auditing adalah proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem komputer mampu mengamankan harta, memelihara kebenaran data, mampu mencapai tujuan organisasi perusahaan secara efektif, dan menggunakan aktiva perusahaan secara hemat.
8

Menurut Gallegos, Richardson dan Borthick : Komputer Auditing adalah evaluasi atas sistem informasi komputer, penggunaan, dan operasi untuk meyakinkan integritas atas informasi unit usaha. Evaluasi tersebut termasuk penilaian atas efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi penggunaan komputer. 2. Metode yang digunakan dalam audit pengelolaan data elektronik : a. Auditing around the Komputer Yaitu suatu pendekatan audit dengan memperlakukan komputer sebagai kotak hitam. Teknik ini tidak menguji langkah-langkah proses secara langsung, cara ini hanya berfokus pada masukan dan keluaran dari sistem komputer. Pendekatan itu mengandung berbagai kelemahan antara lain: Umumnya data base mencakup jumlah data yang banyak dan sukar untuk ditelusuri secara manual Tidak menciptakan sarana bagi auditor untuk menghayati dan mendalami lebih mantap liku-liku sistem komputer Cara ini mengabaikan pengendalian sistem dalam pengolahan komputer itu sendiri, sehingga rawan terhadap adanya kelemahan dan kesalahan yang potensial di dalam sistem Lebih berkenaan dengan hal yang lalu daripada audit yang preventif Kemampuan komputer sebagai fasilitas penunjang pelaksanaan audit menjadi mubazir Tidak dapat mencakup keseluruhan maksud dan tujuan penyelenggaraan audit Keuntungannya: Dapat menggunakan prosedur audit yg telah diketahui dalam pelaksanaan pengujian Tidak perlu menggunakan program komputer yg rumit b. Auditing through the Komputer Adalah suatu pendekatan yang berorientasi pada komputer dengan membuka kotak hitam dan secara langsung berfokus pada operasi pemrosesan dalam sistem komputer. Cara ini menggunakan asumsi bahwa apabila sistem pemrosesan ditemukan pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan penyalahgunaan tampaknya tidak akan terlewat untuk dideteksi. Sehingga keluarannya dapat diterima.Pendekatan ini banyak digunakan dalam audit PDE. Auditor menggunakan komputer untuk menguji logic dan pengendalian yang ada dalam komputer dan catatan yang dihasilkan oleh komputer. c. Auditing with the Komputer Adalah audit yang menggunakan komputer sendiri (audit software) untuk membantu melaksanakan langkah-langkah audit, yaitu dalam pengujian substantive (menguji saldo-saldo perkiraan laporan keuangan).Pada pendekatan ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk mengotomatisasi prosedur pelaksanan audit . Pendekatan ini dapat menggunakan beberapa Computer Assisted Audir Techniques sebagai berikut : Sistem Control Audit Reviw File (SCARF), snapshot (pemotretan cepat). Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara audit dengan bantuan komputer, yang sangat bermanfaat selama pengujian substantif ats file dan record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang digunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan record dan file perusahaan. 3. Risiko Audit : Risiko audit dapat dibagi menjadi 3, yaitu : a) Risiko inheren adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan kesalahan material yang dikandung oleh laporan keuangan yang diaudit b) Risiko pengendalian adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan kesalahan yang berasal dari ketidakmampuan sistem intern untuk menemukan, menghindarkan kesalahan secara dini c) Risiko deteksi adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan auditor tidak menemukan kesalahan material sewaktu audit. 4. Lima Komponen yang harus diorganisasikan : Komponen sistem pengolahan data elektronik untuk berbagai jenis aplikasi terdiri paling tidak 5 komponen yaitu:
9

1. Sumber daya manusia, yaitu berfungsi sebagai pengendali dan untuk menjalankan sistem elektronik yang ada untuk pengolahan data, apabila sistem yang ada sudah baik akan tetapi sumber daya manusia kurang mendukung jalannya sistem tersebut, maka sistem yang ada tidak dapat berjalan sebagai mana semestinya. 2. Prosedur, berperan sebagai aturan main dalam menjalankan roda organisasi dan dalam menyelenggarakan berbagai fungsi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam hal penjalanan fungsi menggunakan elektronik, prosedur merupakan instrument yang menjamin bahwa keseluruhan proses pengolahan data telah dijalankan dengan baik dan sebagai mana mestinya. 3. Fasilitas fisik, dalam hal ini harus diperhatikan adanya sarana dan prasarana fisik dari alat yang ada dengan personal yang menggunakannya harus terpenuhi dan terjamin kerahasiaannya. 4. Perangkat keras : Terdiri dari CPU, alat untuk memasukkan data, alat-alat luaran, alat pendukung dan penyimpan tambahan. 5. Perangkat lunak : Yang sering disebut dengan istilah program. Program adalah intruksi yang diberikan kepada komputer yang memungkinkan komputer mengerjakan pekerjaan yang diinginkan oleh pemogram. Dalam pengoperasian komputer, perangkat lunak mempunyai paling sedikit fungsi,yaitu: a. Mengelola berbagai sumber daya komputer yang dimilki oleh perusahaan. b. Mengembagkan berbagai sarana yang dapat dipakai oleh sumber daya manusia sehingga pemanfaatannya menjadi optimal. c. Menjembatani peranan informasi sebagai hasil olahan data dengan perusahaan yang bersangkutan. BAB VII 1. Apa yang dimaksud dengan istilah dibawah ini : a) Fraudulent Financial Reporting ( Financial Statement Fraud) / kecurangan laporan keuangan adalah salah saji atau pengabaian jumlah dan pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan / Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor. b) Illegal acts : tindakan yang tidak sah / melanggar hukum / perbuatan yang melanggar hukum c) Irregularities : penyimpangan 2. Apa penyebab terjadinya kecurangan ? A. Penyebab Utama 1. Penyembunyian (concealment), kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari deteksi dan hukum sebagai akibatnya. 2. Kesempatan/peluang (opportunity), pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat agar dapat mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam sistem dan juga menghindari deteksi 3. Motivasi ( motivation), pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian, suatu kebutuhan pribadi seperti ketamakan dan motivator yang lain. 4. Daya tarik ( attraction ), sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu menarik bagi pelaku. 5. Keberhasilan ( success ), pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik menghindari penuntutan atau deteksi. B. Penyebab Sekunder 1. A Perk , kurang pengendalian, mengambil keuntungan aktiva organisasi dipertimbangkan sebagai tunjangan karyawan 2. Hubungan antar pemberi kerja/pekerja yang jelek, yaitu saling kepercayaan dan penghargaan telah gagal. Pelaku dapat mengemukakan alasan bahwa kecurangan hanya merupakan kewajibannya.
10

3. Pembalasan dendam ( revenge ), ketidak sukaan yang hebat terhadap organisasi dapat mengakibatkan pelaku berusaha merugikan organisasi tersebut. 4. Tantangan ( challenge ), karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat mencari stimulasi dengan berusaha untuk memukul sistem, sehingga mendapatkan suatu arti pencapaian atau pembebasan frustasi. 3. Sebutkan kondisi-kondisi yang menandai terjadinya kecurangan ? Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana di jelaskan dalam PSA 70 (SA 316). Tiga kondisi yang menyebabkan kecurangan, digambarkan dalam segitiga kecurangan (fraund triangle) yaitu: 1. Insentif / tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan. 2. Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan. 3. Sikap / rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakteristik atau seperangkat nilai etika yang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut. American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) tahun 1979 menyusun daftar mengenai kondisi-kondisi yang dapat menandai adanya kecurangan : 1. Manajemen senior yang sangat menguasai/mendominasi dan terdapat satu atau lebih kondisi berikut atau yang sama : a. Dewan direksi dan/atau panitia audit yang tidak efektif b. Indikasi dari penolakan manajemen atas pengendalian akuntansi internal yang penting c. Kompensasi atau opsi saham yang signifikan, yang berkaitang dengan kinerja yang dilaporkan atau terhadap transaksi khusus, yaitu manajemen senior mempunyai pengendalian nyata atau penuh. d. Indikasi kesulitan keuangan pribadi dari manajemen senior. e. Perebutan perwalian yang melibatkan pengendalian perusahaan atau status dari manajemen senior. 2. Kemerosotan atau kemunduran dari mutu pendapatan yang dibuktikan oleh : a. Penurunan dalam volume atau mutu penjualan (misalnya risiko kredit yang meningkat atau penjualan sama dengan atau dibawah harga pokok) b. Perubahan yang signifikan dalam praktek usaha. c. Kepentingan yang berlebihan oleh manajemen senior dalam laba persaham yang dipengaruhi oleh pilihan akuntansi. 3. Kondisi usaha yang dapat menciptakan tekanan yang tidak biasa a. Modal kerja yang tidak memadai b. Fleksibilitas yang kecil dalam pembatasan hutang, seperti rasio modal kerja dan keterbatasan dalam pinjaman tambahan. c. Ekspanasi yang cepat dari suatu produk atau lini usaha yang mencolok sekali dengan melebihi ratarata industri d. Investasi yang besar dari sumber daya pemisahan dalam suatu industri yang mengalami perubahan cepat, seperti suatu industri yang berteknologi tinggi. 4. Struktur korporat yang rumit, yaitu kompleksitas yang terjadi tidak tampak diperlukan oleh operasi atau ukuran perusahaan. 5. Lokasi usaha yang menyebar secara luas disertai oleh manajemen yang didesentralisasi secara ketat, dengan sistem pelaporan tanggung jawab yang tidak memadai. 6. Kekurangan staf yang tampak memerlukan karyawan tertentu bekerja pada jam yang tidak biasa, tidak melakukan cuti dan/atau melakukan kerja lembur yang substansial.
11

7. Tingkat perputaran yang tinggi dalam posisi keuangan penting, seperti bendaharawan atau kontroler. 8. Sering terjadi perubahan auditor tau penasehat hukum. 9. Kelemahan material yang diketahui dalam pengendalian intern yang dapat secara praktis dikoreksi, akan tetapi tidak diperbaiki, seperti : a. Akses terhadap peralatan komputer atau alat pemasukan data elektronik tidak cukup dikendalikan. b. Kewajiban yang tidak sesuai/bertentangan tetapi tidak tergabung. 10. Terdapat transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau terdapat transaksi yang mencakup benturan kepentngan. 11. Pengumuman yang terlalu cepat atau prematur atas hasil operasi atau pengharapan masa depan yang positif. 12. Prosedur penelaahan analitis mengungkapkan fluktuasi yang signifikan yang tidak dapat secara wajar dijelaskan, seperti : a. Saldo akun yang material b. Antar hubungan keuangan dan operasional c. Selisih perhitungan persediaan d. Tingkat perputaran persediaan 13. Transaksi besar yang tidak biasa, khususnya pada akhir tahun, dengan pengaruh yang material atas pendapatan. 14. Pembeyaran besar yang tidak biasa berhubungan dengan jasa yang diberikan dalam usaha normal kepada pengacara, agen atau pihak lain (termasuk karyawan). 15. Kesulitan dalam memperoleh bukti yang berhubungan dengan : a. Ayat jurnal yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan b. Dokumentasi dan/atau otorisasi yang tidak lengkap atau hilang c. Pengubahan dalam dokumentasi atau akun. 16. Dalam pelaksanaan pengujian laporan keuangan, masalah yang tidak dapat diramalkan ditemukan seperti : a. Tekanan klien untuk menyelesaikan audt dalam suatu waktu singkat yang tidak biasa atau dalam kondisi yang sult. b. Situasi pemindahan yang mendadak c. Tanggapan yang bersifat mengelakan dari manajemen terhadap penyelidiikan audit. 4. Uraikan kerangka kerja dari auditor untuk mendeteksi kesalahan dan ketidakberesan. 1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan sistem pengendalian manajemen, struktur pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisensi dan efektifitas

2. 3. 4. 5. 6.

12

Anda mungkin juga menyukai