31
III. SIFATKIMIASENYAWAFENOLIK
A. KerangkaFenolik
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
32
pada benzena dipakai bersama oleh setiap atom C. Oleh
karena elektron tersebut digunakan bersama, penggambaran
benzenamenjadisepertipadaGambar3.2.Ikatanrangkappada
benzena tidak selalu berada pada tempat yang sama sehingga
digunakan tanda pada Gambar 3.2.a untuk menyatakan
pergerakan elektron. Secara sederhana, konjugasi elektron
tersebutdapatdiekspresikandengansebuahlingkarandidalam
cincinsepertipadaGambar3.2.b.
Gambar3.2.Rumusstrukturbenzena(VermerrisdanNicholson
2006).
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
_____________________________________SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous
33
Suatu senyawa dikatan asam jika senyawa tersebut dapat
melepaskan proton (H
+
) di dalam larutan. Asam kuat merupakan
senyawa yang terdisosiasi (terpisah dengan protonnya) secara
sempurna. Sebaliknya, asam lemah (HA) tidak terdisosiasi
sempurna atau berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
disosiasinya (Gambar 3.3). Konstanta keasaman (Ka) menyatakan
tingkat pelepasan proton tersebut. Semakin tinggi nilai Ka suatu
senyawa,semakinasamsenyawaitu.NilaiKadidefinisikansebagai
Ko =
|H
+
]|A
-
]
|HA]
. Biasanya nilai Ka disederhanakan dengan
mengonversi Ka menjadi pKa (pKo = - Iog Ko
10
). Tingkat
keasaman yang dinyatakan dengan pKa berkebalikan dengan Ka,
yaitusemakinasamsuatusenyawa,semakinrendahnilaipKa.
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
34
Gambar3.4. Delokalisasielektronfenol(VermerrisdanNicholson
2006).
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
_____________________________________SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous
35
mempengaruhi tingkat keasaman senyawa fenolik. Semakin
panjangjalurdelokalisasi,semakinstabilanionyangterbentukdan
semakin asam senyawa tersebut. Subtituen nitro (NO
2
) sebagai
contoh, merupakan subtituen yang keberadaannya tidak hanya
sebagai penarik elektron tapi juga menambah jalur delokalisasi.
Gambar 3.6 menunjukkan perjalanan elektronyang terdelokalisasi
lebih panjang akibat keberadaan subtituen nitro (bandingkan
denganelektronyanghanyadapatterdelokalisasisepanjangcincin
benzen pada Gambar 3.4). Kemampuan mendelokalisasikan
elektron inilah yang menyebabkan senyawa pada Gambar 3.5.f
memiliki pKa paling rendah dibandingkan senyawa lainnya
(Gambar3.5.ae).
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
36
Pengetahuan tentang nilai pKa senyawa fenolik bermanfaat
ketika akan mengekstrak atau memisahkan senyawa ini. Ketika di
dalam suatu bahan pangan terdapat sejumlah senyawa fenolik
dengan tingkat keasaman berbeda (dari lemah hingga ke kuat),
senyawasenyawa tersebut dapat dipisahkan dengan
menambahkan basa lemah seperti Na
2
CO
3
atau NaHCO
3
. Basa
lemahiniakanmengikatproton(H
+
)yangdilepaskanolehsenyawa
fenolik yang lebih asam atau asam kuat. Hal ini mengakibatkan
terbentuknya garam fenolat yang larut air. Senyawa fenolik yang
kurang asam tidak ternetralkan oleh basa lemah atau tidak
melepaskanH
+
sehinggamasihberadadalambentukfenolikbebas
yang tidak larut air. Perbedaan kelarutan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memisahkan kedua jenis senyawa fenolik
(asamkuatdanasamlemah)tersebut.
C. IkatanHidrogenpadaSenyawaFenolik
Ikatanhidrogenmerupakaninteraksidipoldipolyangsecara
khusus terjadi antara hidrogen (H) yang terikat pada oksigen (O),
nitrogen (N), atau fluorida (F) dengan elektron dari O, N, atau F
pada molekul lain (Gambar 3.7). Panjang ikatan kovalen antara
atom O dan H adalah 0,96 , sedangkan panjang ikatan hidrogen
dariatomHsatumolekulkeatomOdimolekullainnyahampirdua
kali lipat ikatan kovalen (1,691,79). Hal ini menunjukkan bahwa
ikatan hidrogen lebih lemah jika dibandingkan ikatan kovalen.
Namun demikian, ikatan hidrogen lebih kuat jika dibandingkan
interaksidipoldipollainnya.Ikatanhidrogenterkuatadalahikatan
hidrogen yang terjadi secara linier (atom H dengan atom lainnya
beradadalamsatugarislurus).
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
_____________________________________SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous
37
Gambar3.7.Ikatanhidrogen(Bruice2003)
Gambar3.8. Ikatanhidrogenpadafenol(VermerrisdanNicholson
2006).
Ikatan hidrogen di senyawa fenolik dapat terjadi baik di
dalam satu molekul itu sendiri (intramolekular) maupun dengan
molekul lain (intermolekular). Ikatan hidrogen yang terjadi secara
intramolekularbiasanyaterjadipadaduagugushidroksil(OH)yang
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
38
berdekatan (subtitusi orto) atau gugus hidroksil dengan karbonil
(C=O) yang berdekatan. Gambar 3.9 memperlihatkan ikatan
hidrogenintramolekulyangterjadidiquersetin.
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
_____________________________________SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous
39
dengan adanya interaksi hidrogen intermolekular. Ikatan ini juga
meningkatkan titik leleh senyawa fenolik. Hal ini membuat
senyawa fenolik yang mengalami ikatan hidrogen intermolekular
biasanya berbentuk padat pada suhu ruang. Pemisahan atau
pemurnian senyawa fenolik di suatu campuran akan lebih sulit
akibat adanya ikatan hidrogen intermolekular karena dibutuhkan
energi yang lebih untuk memutuskan interaksi antara senyawa
fenolikdenganmolekullainnya,termasukpelarut.
D. Esterifikasi
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
40
Ester dari senyawa fenolik umumnya ditemukan di alam
sebagai senyawa yang dibentuk oleh reaksi antara gugus karboksil
senyawa fenolik dengan gugus hidroksil alkohol lainnya (bukan
fenol). Sebagai contoh pembentukan ester dengan cara ini adalah
asam klorogenat (Gambar 3.11). Asam klorogenat dibentuk dari
reaksi gugus karboksil asam kafeat dengan gugus hidroksil asam
kuinat.
Gambar3.11.Asamklorogenat(VermerrisdanNicholson2006).
Senyawa ester dapat juga terbentuk secara intramolekular.
Contoh esterifikasi intramolekular ini adalah pembentukan
koumarin dari asam koumarat yang memiliki gugus hidroksil di
posisi orto. Gambar 3.12 memperlihatkan proses esterifikasi
intramolekular.
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
_____________________________________SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous
41
Gambar3.12. Esterifikasi interamolekular (Vermerris dan
Nicholson2006).
E. PembentukanEter
F. OksidasiSenyawaFenolik
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
42
pertumbuhan mikroorganisme patogen. Kemudahan senyawa
fenolik teroksidasi menjadikan beberapa dari senyawa ini
digunakan sebagai antioksidan pada minyak untuk mencegah
terjadinyaoksidasiasamlemak.
Oksidasi yang terjadi pada senyawa fenolik dapat melalui
reaksi autooksidasi atau oksidasi enzimatik. Autooksidasi
merupakan reaksi oksidasi yang disebabkan oleh keberadaan
cahaya dan oksigen. Dalam kondisi terpapar cahaya, oksigen akan
lebih mudah menyerang suatu senyawa sehingga senyawa
tersebut melepaskan protonnya. Pelepasan proton ini semakin
mudah terjadi pada proton yang berdekatan dengan ikatan
rangkap karena radikal elektron dapat terdelokalisasi. Gugus
aromatik pada fenol yang dapat memberikan efek delokalisasi
lebih tinggi dibandingkan ikatan rangkap alifatik , menjadikan
senyawafenoliklebihmudahmengalamiautooksidasi.
Fenol radikal dapat bereaksi dengan radikal lainnya
membentuk dimer. Oleh karena elektron radikal di fenol
terdelokalisasi, maka dimer yang terbentuk beragam tergantung
lokasi elektron radikal tersebut pada saat terjadi reaksi. Gambar
3.14 memperlihatkan bagaimana radikal katekol dapat bereaksi
membentukcampurantetrahidroksibifenildankuinin.
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
_____________________________________SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous
43
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
44
Enzimtirosinasememilikiduatipeaktivitas,yaitu1)aktivitas
fenol ohidroksilase, padatahap ini monofenol dikonversi menjadi
odifenol melalui inkorporasi oksigen, dan 2) aktivitas katekolase,
yaitudifenolyangterbentukpadatahappertamadioksidasi.Kedua
tahap reaksi ini diilustrasikan pada Gambar 3.15 Pada tahap awal,
oksigen menempel di posisi orto senyawa tirosin sehingga
terbentuk difenol. Selanjutnya difenol yang terbentuk teroksidasi
hinggaterbentukindol5,6kuinonkarboksilat.Oksidasilebihlanjut
terhadap indol5,6kuinon karboksilat akan menghasilkan pigmen
melanin yang menyebabkan timbulnya warna coklat pada apel
ketikatereksposudara.
Gambar3.15(VermerrisdanNicholson2006).
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
_____________________________________SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous
45
Gambar3.16(VermerrisdanNicholson2006).
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2
SenyawaFenolikpadaSayuranIndigenous____________________________________
46
horseradish peroksidase, juga memiliki nama umum, yitu guaiakol
peroksidasedanskopoletinperoksidase.
S
E
A
F
A
S
T
C
e
n
t
e
r
2
0
1
2