Anda di halaman 1dari 52

PENGENALAN HUKUM KEDOKTERAN (MEDICAL LAW)

Dr.Ngesti Lestari SH, SpF (K) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Apakah HUKUM itu ?


Himpunan peraturan-2 yg.dibuat oleh yg. berwenang dgn.tujuan utk.mengatur tata kehidupan bermasyarakat yg.mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dgn. menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yg. melanggarnya.

Hukum terdapat di mana ?

Anggapan kuno :
Hukum hanya terdapat dalam masyarakat yang beradab.

Anggapan modern :
Hukum terdapat di-mana-2, pada setiap waktu, pada setiap bangsa. Hukum ber-beda-2 karena perbedaan manusianya, alamnya, tradisinya, akal dan budinya.

Fungsi dan Peran Hukum


Fungsi hukum

Peran hukum

Sbg.alat pengatur tata tertib hub.masyarakat Sbg.sarana utk. mewu- judkan keadilan sos. Sbg.sarana penggerak pembangunan. Sbg.alat fungsi kritis hukum

Dlm.hub.dg.keluarga. Dlm.pekerjaan. Dlm.menjalankan profesi. Dlm.hub.dg.hak. Dlm.perkembangan masyarakat. Dlm.hub.dg.ilmu lain.

Sistem Hukum di Dunia


Sistem Eropa Kontinental (Indonesia, Belanda, Prancis)
Sistem ini berdasarkan UU yg tertulis maupun tdk tertulis

Sistem Anglo Saxon (Amerika, Inggris, Singapura)


Sistem ini hukumnya terbentuk dari kebiasaan yg berkembang dlm masy. (common law)

Sistem hukum campuran

MACAM-MACAM HUKUM DI INDONESIA


1.

2.
3. 4. 5. 6. 7.

Hukum Pidana Hukum Perdata. Hukum Administrasi. Hukum Dagang. Hukum Tata Usaha Negara. Hukum Internasional. Hukum Adat.

Hukum Pidana

Hukum yang memuat peraturan-2 yang mengandung keharusan / larangan dan bila dilanggar sanksi nya adalah siksaan badan. Dibagi 2 : a.Hukum pidana materiel - Peraturan-2 yang menegaskan
Perbuatan apa yang dapat dihukum. Hukumannya berupa apa. Siapa yang dapat di hukum.

b. Hukum Pidana Formil Hukum yang mengatur cara-2 untuk menghukum seseorang yang melanggar peraturan pidana.

Hukum Perdata
Hukum yang memuat semua peraturan -2, yang meliputi hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya dalam masyarakat, dengan menitik beratkan pada kepentingan perorangan. Dalam masyarakat tiap-2 orang mempunyai kepentingan sendiri-2 dan hukum perdata lah yang mengatur agar setiap orang dalam hubungan dan pergaulan dalam masyarakat saling menghormati hak dan kewajibannya.

Rumusan Hukum Kedokteran


Adalah bagian dari Hukum Kesehatan, meliputi ketentuan yg.berhubungan dengan pelayanan medis. Jadi Hukum Kedokteran merupakan inti/nukleus dari Hukum Kesehatan, atau merupakan Hukum Kesehatan dalam arti sempit.

Rumusan Hukum Kesehatan


(Prof. H.J.J.Leenen)
Meliputi semua ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan berupa penerapan dari hukum perdata, hukum pidana,hukum administratif,pedoman internasional, hukum kebiasaan,jurisprudensi,hukum otonom,literatur yg. berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.

Sumber Hukum Kesehatan :


Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Administrasi, Pedoman Internasional, Hukum Kebiasaan, Hukum Otonom, Ilmu dan Literatur, Yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.

PROFESI KEDOKTERAN

MEDICAL SC.&TECH

MEDICAL ART

MEDICAL ETHICS

TERDIRI DARI 3 ASPEK

Hubungan Hukum dalam Hukum Kedokteran

Definisi Teman Sejawat


ialah teman satu profesi Pasal 14 Kode Etik Kedokteran Indonesia : - Setiap dokter di indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Pasal 15 : - Setiap dokter di indonesia tidak dibenarkan mengambil alih pasien dari teman sejawatnya tanpa persetujuanya.

Sifat pelayanan medis


pemberian pertolongan

kepercayaan

harus didasarkan persetujuan.

Mengapa timbul masalah-2 dalam Hukum Kedokteran ???

SOSIALISASI U.U. NO. 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

Dr. NGESTI LESTARI SH.SpF (K) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

UU PRADOK
IDI

DINAS KESEHATAN

Tujuan Pengaturan Praktek Kedokteran


memberikan perlindungan pada pasien mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter/dokter gigi

memberikan kepastian hukum pada masyarakat, dokter dan dokter gigi

Kerangka UU Praktek Kedokteran


Bab I : Ketentuan umum Bab II : Azas dan tujuan Bab III : Konsil Kedokteran Indonesia Bab IV : Standar Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi Bab V : Diklit Kedokteran dan Kedokteran Gigi Bab VI : Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Bab VII : Penyelenggaraan Praktek Kedokteran Bab VIII : Disiplin Dokter dan Dokter Gigi Bab IX : Pembinaan dan Pengawasan Bab X : Ketentuan Pidana Bab XI : Ketentuan Peralihan Bab XII : Penutup
Jumlah : 88 pasal

Wewenang Konsil

Menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi. Menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi. Mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi. Mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. Melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi tentang etika profesi Melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang melanggar etika profesi.

Pasal 18
Syarat-syarat sebagai anggota Konsil Kedokteran Indonesia : WNI Sehat jasmani dan rohani Bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia Berkelakuan baik Usia minimal 40 tahun, setinggi-tingginya 65 tahun pada waktu menjadi anggota KKI Pernah melakukan praktek kedokteran minimal 10 tahun dan memiliki surat tanda registrasi dokter/dokter gigi Cakap, jujur, memiliki moral, etika dan integritas yang tinggi serta memiliki reputasi yang baik Melepaskan jabatan struktural dan/atau jabatan lain pada saat diangkat dan selama menjadi anggota KKI

Pasal 28
Setiap dokter/dokter gigi yang berpraktek wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi.

Pasal 29
Setiap dokter/dokter gigi yang melakukan praktek kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter/dokter gigi. Surat tanda registrasi dokter/dokter gigi diterbitkan oleh KKI. Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter/dokter gigi harus : a) Memiliki ijazah dokter/dokter spesialis/dokter gigi/dokter gigi spesialis. b) Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter/dokter gigi. c) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental. d) Memiliki sertifikat kompetensi. e) membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan etika profesi. Surat tanda registrasi dokter/dokter gigi berlaku selama 5 tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 tahun sekali.

1.

Pasal 30
Dokter/dokter gigi lulusan luar negeri yang akan praktek di Indonesia harus dievaluasi. Evaluasi meliputi : a) Sah/tidaknya ijazah. b) Kemampuan melakukan praktek kedokteran surat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan mempunyai sertifikat kompetensi c) Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter/dokter gigi. d) Surat keterangan sehat fisik & mental e) Surat pernyataan mematuhi etika profesi. Surat ijin kerja dari Depnaker + Imigrasi WNA. Syarat terpenuhi diberikan surat tanda registrasi dokter/dokter gigi oleh KKI.

1. 2.

Pasal 31
STR sementara dokter/dokter gigi WNA yang mengikuti pendidikan/pelatihan sementara di Indonesia. STR sementara berlaku 1 tahun, diperpanjang setelah 1 tahun berikutnya.

Pasal 32
STR bersyarat program pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis WNA yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di Indonesia. Dokter/dokter gigi WNA yang memberikan pendidikan/pelatihan IPTEK tidak perlu STR bersyarat.

Pasal 35
Dokter/dokter gigi yang telah memiliki STR mempunyai wewenang praktek kedokteran : a) Anamnese pasien b) Pemeriksaan fisik dan mental pasien c) Pemeriksaan penunjang d) Menentukan diagnosa e) Menentukan penatalaksanaan dan terapi pasien f) Melakukan tindakan kedokteran/kedokteran gigi g) Menulis resep obat dan alat kesehatan h) Menerbitkan surat keterangan dokter/dokter gigi i) Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan j) Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien bagi yang praktek di daerah terpencil yang tidak ada apotek

Pasal 36 Setiap dokter/dokter gigi yang melakukan praktek kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat ijin praktek.

Pasal 37
SIP dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktek dokter/dokter gigi. SIP hanya diberi maksimal 3 tempat praktek. 1 SIP hanya berlaku untuk 1 tempat praktek.

Pasal 38
Untuk mendapatkan SIP : a) Memiliki STR dokter/dokter gigi yang masih berlaku. b) Mempunyai tempat praktek. c) Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.

Pasal 40
Dokter/dokter gigi yang berhalangan praktek harus membuat pemberitahuan dan menunjuk dokter/dokter gigi pengganti. Dokter/dokter gigi pengganti harus dokter/dokter gigi yang mempunyai SIP.

Pasal 41
Dokter/dokter gigi yang telah mempunyai SIP dan menjalankan praktek wajib memasang papan nama praktek kedokteran. Dokter/dokter gigi yang berpraktek di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter/dokter gigi yang praktek.

Pasal 42
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengijinkan dokter/dokter gigi yang tidak memiliki SIP untuk melakukan praktek kedokteran.

Pasal 55 (MKDKI)
(1) Untuk menegakkan kedisiplinan dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran dibentuk MKDKI (2) MKDKI merupakan lembaga otonom dari KKI

(3) MKDKI bersifat independen

Pasal 57
(1) MKDKI berkedudukan di ibukota Negara RI

(2) MKDKI propinsi dapat dibentuk oleh KKI atas usul MKDKI

Pasal 64 (Tugas MKDKI)


a. Menerima pengaduan, memeriksa, memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter/dokter gigi yang diajukan

b. Menyusun pedoman & tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter/dokter gigi

Pasal 66
(1) Setiap orang yang merasa dirugikan kepentingannya atas tindakan dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada ketua MKDKI
(2) Pengaduan di atas tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindakan pidana kepada pihak yang berwenang dan atau menggugat kerugian perdata kepada pengadilan

Pasal 68
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, maka MKDKI meneruskan pengaduan pada organisasi profesi

Pasal 69
(1) Keputusan MKDKI mengikat dokter, dokter gigi dan KKI. (2) Keputusan tersebut dapat berupa pernyataan tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin. (3) Sanksi disiplin dapat berupa: a. peringatan tertulis b. rekomendasi pencabutan STR/SIP c. atau kewajiban mengikuti pendidikan/pelatihan di institusiinstitusi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi

Pasal 73
(1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar/bentuk lain yang menimbulkan kesan pada masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah seorang dokter/dokter gigi yang telah memiliki STR & SIP. (2) Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam menggunakan pelayanan dalam masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter/dokter gigi yang memiliki STR/SIP.

Pasal 75 (Ketentuan Pidana)


(1) Dokter/dokter gigi yang sengaja melakukan praktek kedokteran tanpa memiliki STR dipidana penjara max 3 tahun atau denda max 100 juta. (2) Dokter/dokter gigi WNA yang sengaja melakukan praktek kedokteran tanpa memiliki STR Sementara dipidana penjara max 3 tahun atau denda max 100 juta. (3) Dokter/dokter gigi WNA yang sengaja melakukan praktek kedokteran tanpa memiliki STR Bersyarat dipidana penjara max 3 tahun atau denda max 100 juta.

Pasal 76
Setiap dokter/dokter gigi yang sengaja melakukan praktek kedokteran tanpa mempunyai SIP dipidana penjara max 3 tahun atau denda max 100 juta.

Pasal 77
Setiap orang yang sengaja menggunakan identitas berupa gelar yang menimbulkan kesan seolaholah ia adalah dokter/dokter gigi yang telah memiliki STR & SIP dipidana penjara max 5 tahun atau denda max 100 juta.

Pasal 78
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode yang menimbulkan kesan seolaholah yang bersangkutan adalah dokter/dokter gigi yang telah memiliki STR & SIP dipidana penjara max 5 tahun atau denda max 100 juta.

Pasal 79
Dipidana penjara kurungan max 1 tahun atau denda 50 juta bagi dokter/dokter gigi : a. Sengaja tidak memasang papan nama b. Sengaja tidak membuat RM c. Sengaja tidak memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi & SOP, tidak merujuk ke dokter/dokter gigi yang lebih ahli, tidak menjaga kerahasiaan pasien, tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan dan tidak menambah ilmu pengetahuan dan IPTEKDOK

Pasal 80
(1) Setiap orang yang dengan sengaja mempekerjakan dokter/dokter gigi yang tidak memiliki SIP dipidana penjara max 10 tahun atau denda maksimal 300 juta.

(2) Bila dilakukan oleh korporasi maka pidananya pidana denda seperti ayat (1) + 1/3 atau dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan izin.

Pasal 82
(1) Dokter/dokter gigi yang telah memiliki surat penugasan & SIP dinyatakan telah memiliki STR & SIP. (2) Surat penugasan & SIP harus disesuaikan dengan STR dokter/dokter gigi & SIP berdasarkan UU ini paling lama 2 tahun setelah KKI terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai