MateriStatistik Jadi
MateriStatistik Jadi
OLEH
DAFTAR ISI
II. PENGUKURAN DAN ANALISISN3A. 1. S#(4e* $#n 454 *#+%. 2. R#nge $#n (e$%#n. ,. Pen6#7%#n $#)# +e8#"# g"#0%+. /. D%+!"%4+% $#)#. 1. De0%n%+%. 2. 95n)5..
III. TEORI KESALAHAN RANDOM. 1. Peng#n)#". 2. D%+)"%& +% n5"(#* $#n n5"(#* +)#n$#". ,. P"5&#&%*%)#+ +)#n$#"$ e""5" $#n $e'%#+%. /. P"5&#&*e e""5". 1. Pe(#!#%#n 4e"8en) 50 e""5".
I:. TEORI AN DISTRIBUSI SAMPLING. 1. D%+)"%& +%9.%-K #$"#). 2. In)e"'#* !5n0%$en+% '#"%#n 454 *#+%. ,. D%+)"%& +% ). /. In)e"'#* !5n0%$en+% "e"#)#. 1. D%+)"%& +% F. 2. In)e"'#* !5n0%$en+% "#+%5 '#"%#n.
:. TES HIPOTESIS.
1. Te+ .%45)e+%+. 2. Te+ .%45)e+%+ n) ! "e"#)#. ,. Te+ .%45)e+%+ n) ! '#"%#n +#(4e* $#n 454 *#+%. /. Te+ .%45)e+%+ n) ! 2 '#"%#n +#(4e*. :I. PERAMBATAN KESALAHAN. 1. F ng+% #n)#"# &e+#"#n ! "#n $#n .%) ng#n. 2. R ( + $#+#" 4e"#(&#)#n !e+#*#.#n. ,. Pene"#4#n.
I.
PENGANTAR.
engukuran tidak langsung, dilakukan bila parameternya tidak bisa langsung diukur. )isalnya kita ingin mengetahui luas suatu bidang tanah, sedangkan yang bisa diukur panjang sisi bidang tanah tersebut. Kemudian luas bidang tanah dihitung dari hasil pengukuran panjang sisinya. engukuran luas bidang tanah dengan mengukur panjang sisinya disebut pengukuran tidak langsung. ada pengukuran langsung, kesalahan pengukuran langsung didapat dari hitungan hasil pengukuran. Sedangkan pada pengukuran tidak langsung terjadi perambatan kesalahan dari yang diukur, misalnya dari kesalahan pengukuran jarak merambat ke kesalahan pengukuran luas.
'lat pengukur jarak ada yang graduasinya (pemba#aan terke#il) #m, ada yang mm. )aka bila jarak diukur dengan alat yang graduasinya #m, maka kesalahan atau kemampuan ba#aan juga #m, demikian juga untuk alat yang graduasinya mm. Ketelitian hasil pengukuran (besar kesalahan) tidak hanya tergantung kepada alat yang digunakan, seperti #ontoh diatas, tetapi tergantung juga kepada faktor yang lain. )isalnya ketrampilan si pengukur (surveyor), kondisi medan. engukuran pada daerah hutan ra,a berbeda tingkat kesulitannya dengan area perkotaan, sehingga hasil ketelitian pengukurannya juga berbeda. Se#ara definisi, kesalahan (e) adalah beda atau selisih antara hasil pengukuran (y) dengan nilai yang betul (u).
e-y.u
(/./)
0adi ada 1 sumber kesalahan, yaitu$ i. ii. iii. +ersumber dari alat, tergantung dari ketelitian alat. 2ontohnya graduasi alat. +ersumber dari keadaan alam sekitar pengukuran. 2ontohnya hutan, ra,a, perkotaan, hujan, panas dan sebagainya. +ersumber dari personal si pengukur (surveyor). )isalnya terdidik3terlatih dan tidak terdidik.
ii.
iii.
&ntuk menjelaskannya berkut ini diberikan #ontoh hasil 9T5)+'K'*: penembak pada target yang berupa lingkaran!lingkaran satu pusat.
a. b. #. d.
Hasil yang sekaligus presisi dan akurat. Hasil yang akurat tapi tidak presisi. Hasil yang presisi tapi tidak akurat. Hasil yang tidak akurat dan tidak presisi.
;ang kita inginkan adalah pengukuran yang presisi dan akurat (a).
9ONTOH SOAL.
/. >. 1. =. <. 0elaskan tahapan memastikan kualitas hasil ukuran. +erikan #ontoh 1 buah pengukuran tidak langsung. 0elaskan perbedaan kesalahan sistimatik dan random. 0elaskan perbedaan presisi dan akurasi dan berikan #ontohnya. 'pa saja kesalahan sistimatik pada pengukuran jarak dengan alat pita ukur (meteran). ?. 0elaskan tujuan dilakukan pengukuran lebih.
Tabel ""./ >>.B m >>.1 ><.< >1.C >>.D >>.> >/.D >?./ >>.? >/.Bm ><.=m >=.> >=.B >=.= >1.= >1.1 >=.1 >/.> ><.1 >1.Dm >=.@m >=.C >1.> >1.B ><.D >=.? >1.C >1.@ ><.@ >>.1m >@.<m >1.< >>.@ >=./ >1./ >=./ >1./ ><.D >>.C ><.1m >>.<m >>.D >1.C >>.? >/.C >1.> ><.> >>.C >1.? >@./m
4ange $ adalah beda nilai terbesar dan terke#il. (ari data diatas (tabel ""./) didapatkan nilai terendah >@./m dan yang terbesar >?./m, sehingga range adalah >?./! >@./ - ?.@m. *ilai tengah (mid point) disebut median, yaitu nilai pada urutan $%)eng#. +e)e*#. $#)# $% " )!#n.
>@./m >/.D >>.< >>.C >1./ >1.< >1.C >=.> >=.C ><.=m
>@.<m >>.@ >>.? >>.D >1.> >1.? >1.D >=.1 ><.@ ><.<m
>/.>m >>.> >>.? >>.D >1.> >1.B >=.@ >=.= ><.> ><.Dm
>/.Bm >>.1 >>.B >1.@ >1.1 >1.C >=./ >=.? ><.1 ><.Dm
>/.Cm >>.1 >>.C >1./ >1.= >1.C >=./ >=.B ><.1 >?./m
Terlihat setelah data sebanyak <@ diurutkan dari ke#il ke besar (as#ending), data yang ditengah yaitu no urut >< dan >?, yang nilainya >1.= dan >1.<. %leh karena itu MEDIAN DATA DIATAS ADALAH (2,./;2,.1)<2 = 2,./1.
Kemudian data yang sudah diurutkan dibagi dalam klas!klas. +anyaknya klas tergantung dari jumlah data. Se#ara umum, jumlah klas diantara < sampai dengan >@ klas. &ntuk data sebanyak 1@, ada < klas dan untuk data yang jumlahnya lebih dari /@@ bisa dibagi dalam >@ klas. ada #ontoh ada <@ data sehingga akan dibagi menjadi B klas.
Tabel "".1. (Erekuensi) Klas >@./@ ! >@.D? >@.D? ! >/.C> >/.C> ! >>.?B >>.?B ! >1.<1 >1.<1 ! >=.1C >=.1C ! ><.>= ><.>= ! >?./ Erekuensi Klas > 1 C /1 // ? B !!!!!!!! <@ Erekuensi 4elatif Klas >3<@ - @.@= 13<@ - @.@? C3<@ - @./? /13<@- @.>? //3<@- @.>> ?3<@ - @./> B3<@ -@./= !!!!!!!!!!!! <@3<@- /
Kemudian tabel frekuensi "".1 diatas digambarkan dalam bentuk H"ST%G4') E45K&5*S" sebagaiberikut$
(ari histogram diatas beberapa item yang bisa diamati adalah$ i. ii. iii. iv. 'pakah data S")5T4"S terhadap nilai tengah atau median. 4ange atau dispersion data. Erekuensi dari masing!masing klas nilai. +entuk histogram, tajam atau tumpul. Tajam menunjukan presisi yang tinggi.
+erikut ini disampaikan berma#am bentuk (shapes) histogram yang umum ditemui.
(a)
(b)
(#)
(d)
Gambar (a) dan (b) semuanya bentuk S")5T4"S, tapi (b) lebih tajam dari (a). 'tau (b) lebih presisi dari (a). +entuk simetris seringkali ditemui pada data di surveying, #ontohnya pada ("ST4"+&S" *%4)'8.
Gambar (#) mempunai > pun#ak, disebut histogram +")%("'8. Gambar (d) mempunyai / pun#ak tetapi punya 5K%4 yang memanjang kekiri, maka disebut histogram yang SK5F5( T% TH5 85ET. Sedangkan gambar (e) disebut histogram yang SK5F5( T% TH5 4"GHT.
0arak yang diukur dengan alat yang teliti, misalnya alat ukur jarak elektronik (5()-5le#troni# (istan#e )easurement), umumnya menghasilkan data yang mempunyai histogram tajam seperti gambar (b).
/. 4erata 'ritmetik adalah nilai rerata ()5'*) dari data ukuran. y(""./)
n - jumlah data pada sampel. y $ simbol untuk rerata sampel. u $ simbol untuk rerata populasi.
II.1. DEFINISI.
+erikut ini disampaikan definisi!definisi yang diperlukan untuk menganalisis data pengukuran. i. ii. *ilai yang benar (true value), u, merupakan rerata populasi. 5rror, , merupakan selisih hasil ukuran dengan nilai yang benar. ("".>) iii. iv. )ost probable value, y ,merupakan nilai yang mempunyai probabilitas paling tinggi dari data ukuran (sampel). &mumnya berupa rerata (aritmetik mean) dari sampel. 4esidual, v, merupakan selisih hasil ukuran dengan nilai rerata. v("".1)
v. vi.
(egree of freedom atau redundasi, merupakan kelebihan pengukuran. 7arian opulasi, , adalah mean sGuare error$
("".=)
7arian Sampel, S ,adalah mean sGuare residual$ ("".<) vii. Standard error, , merupakan akar dari 7arian opulasi. , merupakan akar dari 7arian Sampel.
Standard deviation,
>. )edian adalah nilai tengah, yaitu diantara data ke>< dan ke>? setelah data diurutkan, diperoleh >1.=<m. 1. )ode, nilai yang tertinggi frekuensinya, yaitu >1.Cm yang terjadi 1A. =. 4ange, #lass ,idth dan histogram, sudah diterangkan diatas.
9ONTOH SOAL.
/. 0arak diukur /@A, sebagai berikut$ ><?.C>C, ><?.C1>, ><?.C1/, ><?.C11, ><?.C>< ><?.C11, ><?.C1@, ><?.C>B, ><?.C1@, ><?.C1/ Tentukan$ .range data, .rerata sampel .median, .mode. >. ada soal diatas, hitung $ residu masing!masing ukuran, varian sampel, standar deviasi, standar deviasi rerata. 1. ' dan + mengukur sudut msing!masing /<A, yang hasilnya$ ' $ /@C@ >?J /D: >@ 1@ /C /= // /? >1 >> >> >B /C >1 >@ @ /@C >?J >@: +$ /@C@ >?J ><: >= /B >1 >= >C >/ >1 /D /D >/ >1 >> >B @ /@C >?J >=:
Tentukan $ rerata dan varian ' dan +, buatlah histogram dari masing!masing data ' dan + dengan lebar klas 1:, dari histogram tentukan mana yang lebih baik ( ' atau +).
("""./)
A - error, dan - standard error. - true value. (alam praktek pengukuran karena yang dilakukan S') 58 (+&K'* % &8'S"), maka persamaan (istribusi *ormal menjadi$
(""".>) v - residual, dan S - standard deviation. - most probable value, dalam hal ini 454'T' ()5'*). ersamaan (istribusi *ormal bisa diubah menjadi ("ST4"+&S" *%4)'8 ST'*(4'( yang mempunyai$ persamaan
f(t) - (/ 3
(""".1)
dengan $ K - ( A . y ) 3 s
(""".=)
Seringkali diinginkankan untuk menghitung probabilitas suatu kesalahan (standard error atau standard deviation) yang akan terjadi. )isalnya berapa L kemungkinan akan terjadinya kesalahan sebesar s, dengan s besarnya standard deviation. &ntuk meghitungnya diperlukan T'+58 ("ST4"+&S" *%4)'8 ST'('4(, yang menampilkan 8&'S distribusi normal standard dari )"*&S T'K T54H"*GG' sampai dengan 8&S T'K T54H"*GG'. Tabel ("ST4"+&S" *%4)'8 ST'*('4( terlampir di TABEL 1.
*ilai rerata - y - =@@.@@>m, Standard (eviation - S - @.@@=m. +erapa besar kemungkinan terjadinya hasil pengukuran jarak yang besarnya diantara$ =@@.@@>m H @.@@=m dan =@@.@@>m . @.@@=m 0a,ab$ (ari persamaan (""".=) K-(A.y)3s
A adalah batas rentang kanan, dan rentang kiri. (iperoleh$ &ntuk batas rentang kanan (=@@.@@>H@.@@=) K - (=@@.@@> H @.@@= . =@@.@@>) 3 @.@@= -/ &ntuk batas rentang kiri (=@@.@@>!@.@@=) K - (=@@.@@> . @.@@= . =@@.@@>) 3 @.@@= - !/ Kemudian dari T'+58 ("ST4"+&S" *%4)'8 ST'*('4(, diperoleh$ 8uas dari minus tak terhingga sampai dengan batas kiri !/ adalah @./<C?? dan luas dari minus tak terhingga sampai dengan batas kanan H/ adalah @.C=/1=, sehingga luas dari !/ sampai dengan H/ sebesar pada *%4)'8 ST'*('4( adalah$ @.C=/1= . @./<C?? - @.?C>?C. %leh karena itu K5)&*GK"*'* T540'("*;' H'S"8 5*G&K&4'* 0'4'K S5+5S'4 454'T' 8&S )"*&S S'T& ST'*('4( (57"'T"%* adalah @.?C>?C atau ?C.>?CL 'T'& $ kemungkinan terjadinya pengukuran yang besarnya diantara (=@@.@@>!@.@@=)m dan (=@@.@@>H@.@@=)m adalah ?C.>?CL.
Sehingga$ 8uas dari (%n + )#! )e".%ngg# +#(4#% $eng#n &#)#+ !%"% #$#*#. 0.21 $#n * #+ $#"% (%n + )#! )e".%gg# +#(4#% $eng#n &#)#+ !#n#n #$#*#. 0.>1. INGAT ? LUAS KESELURUHAN DARI MINUS TAK TERHINGGA SAMPAI DENGAN PLUS TAK TEHINGGA ADALAH 1. (engan integral bisa ditulis$
Kemudian di#ari pada tabel distribusi normal, untuk luas sebesar @.>< berapa batas kirinya. (idapatkan batas kiri - !@.?B=<. (emikian pula untuk luas sebesar @.B< didapatkan batas kanan H@.?B=<. Se.%ngg#? 10@ PROBABLE ERROR =;- 0.2>/1 +. A)# E10 = 0.2>/1
2ontoh$ 4erata engukuran 0arak - =@@.@@>m Standard (eviation (s) - @.@@=m M#!#? Ke( ng!%n#n )e"7#$%n6# 4eng ! "#n +e&e+#" /00.002( ;A (0.2>/1B0.00/() #$#*#. 10@.
9ONTOH SOAL.
0arak diukur 1>A $ /<?.D>m /<?.D= /<?.D1 /<?.D/ /<?.D@ /<?.D> /<?.D1 /<?.D=m .D1 .D1 .D= .D= .D1 .D> .D1 .D1 .D= .D1 .D1 .D> .D1 .D1 .D< .D1 /<?.D>m /<?.D> /<?.D1 /<?.D= /<?.D1 /<?.D> /<?.D1 /<?.D=m . Hitung rerata dan standar deviasinya, . +uatlah relatif frekuensi, pada < klas, . Hitung interval pada 5<@ dan 5D@ , . 'dakah data yang ditolak pada D<L, . Gambarkan distribusi normalnya.
Table """./. robable 5rrors. Simbol 5<@ 5D@ 5D< 5DD 5DD.B 5DD.D )ultiplier @.?B=<s /.?=<s /.D?s >.<B?s >.D?s 1.>Ds L robable 5rrors <@ D@ D< DD DD.B DD.D
2ontoh Soal$
0arak diukur /<A $ >/>.>>, >/>.><, >/>.>1, >/>./<, > />.>1, >/>.//, >/>.>D, >/>.1=, >/>.>>, >/>.>=, >/>./D, >/>.><, >/>.>B, >/>.>@, >/>.>< Hitung$ 4erata (mean), s (standard deviation), 5<@ dan 5D< 'dakah pengukuran yang melebihi DD.BL probability level6 0a,ab$ 4erata (mean) - >/>.>> Standard (eviation (S) - HI @.@<< 5<@ - @.?B=< S - HI@.@= 5D< - /.D? S - HI @.// 5DD.B - >.D?C S - HI@./?
ada DD.BL batas konfiden (keper#ayaan), maka nilai yang diluar batas >/>.>> HI@./? , atau lebih ke#il dari >/>.1C dan lebih besar dari >/>.@? direje#t (dibuang). (ari data pengukuran '(' 2%*T%H ("'T'S didapatkan tidak ada data yang direje#t pada kriteria DD.BL batas keper#ayaan, karena tidak ada data yang melebihi >/>.1C dan kurang dari >/>.@?.
Tabel "7./. opulasi dengan /@@ data. /C.> >?.B >>.D >D.@ 1C.> 1/.< >=.< >>.@ >C.< ><.< >?.= 1@.? 1@.B ><.@ >>.? >C.@ >1.C /C.= 1@.D 1@.> >@./ >>.? 1>.> >D.D >C.@ >>.= >C.> >?.= /D./ /C.D >D.D >>.1 >>.> ><.> >=.@ >1.= >?.C >=.> >C./ >C.D >D.C 1@.@ >D.> >@.C /D.= >/.> >B.B >D.D 1@.1 >B.? >?.? >?.< >?./ >D.@ >B.@ >B.B 1D.C >/.C >?.< /D.? >?.> >C./ >?.C >/.D 1>.@ >B./ /D.C 1?.@ >?.D >B.D ><.B ><.? ><.1 ><.= >B.1 >B.@ >D.1 >/.1 >?.? >=.D ><.> >@.1 >=.1 >B.1 /<.1 ><.> >C.< >C.C >C.> >/.1 >?.1 1<.< >=.= >1.= >?.< >=.@ >=.B >>.C >=.> >?.B
Kemudian dilakukan pengambilan sampel dari data diatas se#ara a#ak (random), dengan jumlah sampel mulai dari /@ kemudian >@ dan seterusnya sampai /@@.
Tabel "7.>. enambahan jumlah sampel. 0umlah sampel /@ >@ 1@ =@ <@ ?@ B@ C@ D@ /@@ 4erata >?.D ><.D ><.D >?.< >?.? >?.= >?.1 >?.1 >?.1 >?./ 7arian (S>) >C./ >/.D >@.@ /C.? >@.@ /B.? /B./ /C.= /B.C /B.<
'pa yang bisa diamati dari Tabel "7.>. diatas 6 T548"H'T$ MAKIN BESAR JUMLAH SAMPELD MAKA :ARIANN3A AKAN MAKIN MENDEKATI :ARIAN POPULASI. 'K'* T5T' " H'8 T54S5+&T T"('K S58'8& T540'(" '(' 454'T'.
Karena "e"#)# $#n '#"%#nn6# dihitung dari data sampel yang diambil se#ara random, )'K' 454'T' ('* 7'4"'* 0&G' 7'4"'+58 4'*(%). Tugas$ Supaya masing!masing mahasis,a melakukan pengambilan data se#ara a#ak (random) dan menghitungnya, sehingga menghasilkan hasil mirip tabel "7.>.
+erikut ini akan diberikan #ontoh hasil pengambilan sampel (/@ data) se#ara random, yang diulang =A. Tabel "7.1. engambilan /@ data se#ara random. Set /$ >D.D, /C.>, 1@.B, >=.=, 1?.@, ><.?, >?.<, >D.D, /D.?, >B.D Hasil set / $ rerata - >?.D, varian - >C./ Set >$ >?.D, >C./, >D.>, >?.>, 1@.@, >B./, >?.<, 1@.?, >C.<, ><.< Hasil set > $ rerata - >B.D, varian - >.D Set 1$ 1>.>, >>.>, >1.=, >B.D >B.@, >C.D, >>.?, >B.B, 1@.?, >?.D Hasil set > $ rerata - >?.D, varian - /@.D Set =$ >=.>, 1?.@, /C.>, >=.1, >=.@, >C.D, >C.C, 1@.>, >C./, >D.@ Hasil set = $ rerata - >B.>, varian - >1.@ Terlihat dari tabel "7.1, 454'T' ('* 7'4"'* +54+5(' ('4" S'T& S5T S') 58 K5 S') 58 ;'*G 8'"*. T548"H'T &8' 454'T' S5T / ('* > S5+5S'4 >?.D '8"*G (5K'T (5*G'* 454'T' % &8'S" (>?./). 'K'* T5T' " 7'4"'* T54K52"8 (>.D), '(' '(' S5T K5 > ;'*G )5) &*;'" 454'T' 0'&H ('4" 454'T' % &8'S". SEHINGGA ? :ARIAN 3ANG KE9IL BELUM TENTU MEMBERIKAN NILAI RERATA 3ANG PALING MENDEKATI RERATA POPULASI. 3ANG KITA %ng%n!#n ADALAH NILAI RERATA SAMPEL 3ANG MENDEKATI RERATA POPULASI (DISEBUT AKURAT)D DAN NILAI :ARIAN SAMPEL 3ANG KE9IL (DISEBUT PRESISI).
> (istribusi 2hi!Kuadrad dengan simbol , )5*&*0&K'* H&+&*G'* '*T'4' :ARIAN POPULASI (5*G'* :ARIAN SAMPEL +54('S'4K'* JUMLAH REDUDANSI (UKURAN LEBIH<$eg"ee 50 0"ee$5() SAMPEL.
("7./)
Gambar "7./. (istribusi 2hi!Kudrad. TABEL 2.D MENUNJUKAN TABULASI DARI DISTRIBUSI 9HIKUADRADD BERDASAR DEGREE OF FREEDOM.
>
v s> M !!!!!
> /!a3>
("7.>)
2ontoh$ Seorang surveyor melakukan pengukuran sudut >@A, dengan hasil standard deviasinya HI /.C: . +erapakah rentang 7'4"'* % &8'S" 'K'* T540'(" '(' D<L "*T547'8 K%*E"(5*S" 6. 0a,ab$ ada #ontoh diatas (/ . a) - @.D<, sehingga a - @.@<, dan a3> - @.@>< i. ii. 2ari di tabel >, pada degree of freedom >@ . / - /D, yaitu pada kolom pertama v nilai /D dan pada kolom @.DB<. (iperoleh nilai C.D@B. (engan #ara yang sama, pada v - /D dan kolom @.@><, diperoleh 1>.C<.
>
M ?.D/
Sehingga pada "*T547'8 K%*E"(5*S" D<L 7'4"'* % &8'S" 'K'* T540'(" ("'*T'4' ( range ) /.CB ('* ? .D/.
("7.1)
2ontoh $
*ilai t pada a - @.@/, dan d.o.f. (degree of freedom) - v - /@, diperoleh nilai t - >.B?=.
ada bab """ telah dibahas rentang (range) untuk 454'T' ()5'*) ('4" % &8'S". Sedangkan untuk 454'T' S') 58 (jumlah ukuran kurang dari 1@) 45*T'*G*;' ("T5*T&K'* (5*G'* ("ST4"+&S" t. (engan rumus $ s s y . ta3> !!! M u M y H ta3> !!!!
n n
("7.=)
y - rerata sampel, s - stadard deviasi, a - / . interval konfidensi, n - jumlah sampel, ta3> - nilai t pada a3> dan d.o.f. sebesar ukuran lebih. 2ontoh$ (ari hasil pengukuran sebanyak 12B, diperoleh "e"#)# = 21./ $#n +)#n$#"$ $e'%#+% = ;- 1.,. Ten) !#n "*T547'8 K%*E"(5* rerata '(' D<L, dihitung dengan ("ST4"+&S" t dan ("ST4"+&S" *%4)'8 ST'*('4(.
0a,ab$
ada soal diatas a - /! D<L - @.@<, dan a3> - @.@><. Tahap /. $ d.o.f. - v - /? . / - /< Tahap >. $ lihat pada tabel 1, kolom @.@>< Tahap 1. $ pada v-/< dan kolom @.@><, diperoleh nilai t - >./1/ Tahap =. $ )enggunakan rumus "7.= diproleh$ y . >./1/ (/.13=) - ><.= . @.?D1 - >=.B y H >./1/ (/.13=) - ><.= H @.?D1 - >?./ (engan menggunakan tabel t, diperoleh rentang rerata diantara >=.B dan >?./. +ila menggunakan tabel distribusi normal pada 5 D< - /.D?@, maka rentangnya menjadi $ ><.= HI /.D?@ A (/.13=) , atau diantara >=.C dan >?.@. 0'(" '(' 54+5(''* '*T'4' 45*T'*G (5*G'* menganggap sebagai 454'T' S') 58 ()5)'K'" t) dan menganggap sebagai 454'T' % &8'S" ()5)'K'" ("ST4"+&S" *%4)'8). RENTANG MEMAKAI DISTRIBUSI NORMAL *e&%. +e(4%) $#"% RENTANG MEMAKAI DISTRIBUSI ). ('8') 4'KT5K, ;'*G (" 'K'" ("ST4"+&S" t, K'45*' 0&)8'H ('T' ;'*G &)&)*;' T54+'T'S. )isalnya kita akan menolak (reje#t) data pada D<L, maka yang dipakai ('T' ;'*G ("8&'4 45*T'*G dari distribusi t, yaitu diluar rentang >=.B dan >?./. +ukan yang diluar rentang ('4" ("ST4"+&S" *%4)'8 diantara >=.C dan >?.@ yang lebih sempit. Karena jumlah pengukurannya H'*;' /?A.
I:.1. DISTIBUSI F.
(istribus" E digunakan untuk )5)+'*("*GK'* (&' +&'H 7'4"'* ;'*G )'S"*G!)'S"*G ("H"T&*G ('4" S') 58 ;'*G +54+5('. 3 v/ E - !!!!!!!!!! > > 3 v>
/ >
("7.<)
v/ dan v> masing!masing d.o.f. sampel / dan sampel >. ("ST4"+&S" E ("T'+&8'S"K'* '(' TABEL / 2ontoh $ v/ - < v> - /@ a - @.@/
(ari Tabel = diperoleh nilai E - <.?= (istribusi E digunakan untuk$ MEMASTIKAN BAHEA DUA SAMPEL BERASAL $#"% POPULASI 3ANG SAMA.
"nterval konfidensi untuk rasio dua varian populasi atau ( > 3 > ), berdasarkan distribusi E mengunakan persamaan ("7.<) menghasilkan persamaan$ / S/ > !!!!!!!!!!! !!!! E a3> , v/, v> S>> S/ > M !!!! M !!!! > S> > >
/ >
Ea3> , v> , v/
("7.?)
E a3> ,v/ , v> - nilai pada tabel E, dengan v/ sebagai nominator (kolom) dan v> sebagai denominator (baris), pada a3>.
E a3> , v> , v/ - nilai pada tabel E, dengan v > sebagai nominator (kolom) dan v/ sebagai denominator (baris), pada a3>.
2ontoh$ 7arian pertama S/> - >.>< dan d.o.f. v/ - 1@ 7arian kedua S>> - @.=D dan d.o.f. v> - >= 'pakah kedua varian berasal dari populasi yang sama, pada a3> - @.@><. 0a,ab$ (ari tabel distribusi E, pada a3> - @.@><, dengan v/- 1@ sebagai n5(%n#)5" dan v> - >= sebagai $en5(%n#)5"D diperoleh nilai >.>/. Kemudian bila v> - >= sebagai n5(%n#)5" dan v/ - 1@ sebagai $en5(%n#)5"D $iperoleh nilai >./= (engan persamaan ("7.?) diperoleh,
+atas kiri dan batas kanan adalah$ / >.>< !!!! A !!!!! - >.@C >.>/ @.=D >.>< dan !!!!! (>./=) - D.C1 @.=D
Karena RENTANG +'T'S K"4" ('* +'T'S K'*'* T"('K +54"S" /, maka RASIO KEDUA :ARIAN TIDAK SAMA DENGAN 1. ATAU DENGAN KATA LAIND :ARIAN 4e")#(# TIDAK SAMA $eng#n :ARIAN !e$ # PADA C1@.
9ONTOH SOAL.
0arak kalibrasi - =@>./?Bm, jarak tersebut diukur dengan 5() sebanyak <A, yang hasilnya =@>./</m HI@.@@<<m. )enurut anda hasil 5() tersebut diterima atau tidak pada D<L 6.
:.
TES STATISTIK.
(7./)
2ontoh$ Suatu jarak hasil kalibrasi (disebut +'S58"*5) sebesar$ =@@.@@Cm. 0arak tersebut diukur lagi dengan alat ukur 0arak 5lektronik (5() 5le#troni# (istan#e )easurement), sebanyak >@A, dengan hasil$ 4erata - =@@.@/>m , dan (eviasi Standar - HI@.@@>m ertanyaan$
'pakah hasil pengukuran jarak dengn 5() sama dengan hasil kalibrasi pada @.@< level of signifi#an#e6 0a,ab$ &ntuk soal diatas$ 4erata sampel - y - =@@.@/>m (eviasi Standar - S - HI@.@@>m 4erata opulasi - u - =@@.@@Cm d.o.f. - >@!/ - /D, a - @.@< Tahapan Tes$ H@ Ha u - =@@.@/>, #")%n6# "e"#)# 454 *#+% ( ) = "e"#)# +#(4e*. u tidak sama dengan =@@.@/>
(engan persamaan (7./) diperoleh$ y.u t - !!!!!!!! S3 n =@@.@/> . =@@.@@C !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! - C.D== @.@@>3 >@
(ari tabel 1, pada a - @.@< dan d.o.f. - v - /D diperoleh nilai $ /.B>D Kriteria penolakan$ t-C.D== N ta -/.B>D
Kesimpulan $ Hasil pengukuran jarak 5() berbeda se#ara statistik dengan jarak kalibrasi. Karena hasil tes menunjukan jarak tersebut masuk daerah penolakan.
:.,. TES HIPOTESIS UNTUK MEMBANDINGKAN :ARIAN PENGUKURAN (SAMPEL) DENGAN :ARIAN POPULASI.
ada #ontoh pada 7.>. diatas, telah dibahas prosedur untuk #heking (memastikan) apakah hasil pengukuran jarak sama dengan hasil jarak kalibrasi. S54"*GK'8" S&475;%4 0&G' (")"*T' &*T&K MEMASTIKAN ' 'K'H H'S"8 PENGUKURAN mempunyai KETELITIAN 3ANG SAMA DENGAN KETELITIAN DARI KALIBRASI F 0adi pada bab ini tekanannya pada K5T58"T"'* (7'4"'*) hasil pengukuran, sedangkan pada bab sebelumnya tekanan terletak pada H'S"8 5*G&K&4'*. &ntuk tes, digunakan 2H"!K&'(4'T, sebagai berikut$ %ne!tailed test Hipotesis *ol Hipotesis 'lternatif Tes Statistik (aerah penolakan H @ $ S> H a $ S> N
> > >
T,o!tailed test
>
atau S> M
>
- v S> 3 N
> a
>
>
atau
>
> /!a
>
Gambar 7./. 4epresentasi grafis dari one!tailed dan t,o!tailed test. 2ontoh$ (ari kalibrasi diperoleh varian sebesar HI@.D, kemudian dari pengukuran sebanyak 1@A diperoleh varian HI/.@. 'pakah kedua varian tersebut sama pada <L level of signifi#ant 6
0a,ab$ &ntuk soal diatas S> - /.@ dengan d.o.f. v - 1@!/ ->D > - @.D dan a - @.@<
H@ $ Ha $
S> S> N
> >
>
(ari tabel 2hi Kuadrat (tabel >) pada a-@.@< dan v->D diperoleh nilai =>.<?. Karena 1>.>> M =>.<?, maka K5(&' 7'4"'* T54S5+&T S')'. 'tau dengan kata lain varian S') 58 S')' (5*G'* 7'4"'* H'S"8 K'8"+4'S".
:./. TES HIPOTESIS UNTUK MEMBANDINGKAN :ARIAN PENGUKURAN (SAMPEL) DENGAN :ARIAN SAMPEL 3ANG LAIN.
Sering kali surveyor membandingkan hasil varian hasil ukurannya terhadap varian hasil ukuran surveyor yang lain, yang jumlah datanya juga terbatas. +ukan terhadap varian kalibrasi sebagaimana telah diterangkan di 7.1. UNTUK TES INI DIGUNAKAN DISTRIBUSI F.
Kembali ke #ontoh di "7.?. 9ATATAN? S5+'G'" NUMERATOR (4e(&%*#ng) :ARIAN 3ANG NILAIn6# LEBIH BESAR. Sehingga S/ - >.>< v/ - 1@ ADALAH
S> - @.=D v> - >= H@ Ha S>/ 3 S>> - / S>/ 3 S>> *.5. / >.><3@.=D - =.<D N E@.@><,1@,>= ->.>/
Tes Statistik$
Karena tes statistik tidak dipenuhi, maka !e$ # '#"%#n )%$#! +#(#. 2ontoh lain$ ' mengukur </A mendapatkan varian @.C/, dan + mengukur juga </A dan variannya /.>/. +isakah dikatakan + surveyor yang lebih baik dari '6 0a,ab$ Tes Statistik$ /.>/3@.C/ - /.=D M E@.@/,</,</- /.D< (ari hasil tes diatas, varian ' sama dengan varian +. 0adi kedua surveyor sama baiknya. ada a-@.@/.
9ONTOH SOAL.
0elaskan dengan kalimat anda$ Kapan kita menggunakan tes t, tes #hi!kuadrat, dan tes E.
Telah disampaikan sebelumnya, ada pengukuran 8'*GS&*G dan T"('K 8'*GS&*G. ada pengukuran langsung, misalnya pengukuran 0'4'K, '#"%#n 7#"#! langsung didapat dari pengukurannya. Sedangkan pada pengukuran tidak langsung, misalnya 8&'S, '#"%#n * #+ .#" + $%.%) ng $#"% 4eng ! "#n 4#n7#ng +%+% &%$#ng. Un) ! (eng.%) ngn6# 4e"* $%g n#!#n PERSAMAAN DASAR PERAMBATAN KESALAHAN. ersamaan (asar erambatan Kesalahan memerlukan E&*GS" '*T'4' +5S'4'* ;'*G ("&K&4 (5*G'* +5S'4'* ;'*G ("H"T&*G. 2ontoh $ +esaran yang diukur $ y/ - anjang bidang persegi panjang. y> - 8ebar bidang persegi panjang. +esaran yang dihitung$ A - luas bidang. - y/ . y> Sehingga f - A - y/ . y> adalah 0 ng+% #n)#"# BESARAN UKURAN O HITUNGAND 4#$# !#+ + 4eng ! "#n LUAS.
Un) ! (eng.%) ng :ARIAN LUAS $%4e"* !#n RUMUS DASAR PERAMBATAN KESALAHAN. (i Teknik Geodesi, sebagian besar pengukuran yang dilakukan adalah 5*G&K&4'* T"('K 8'*GS&*G. Eungsi antara besaran ukuran dan hitungan bisa sederhana, seperti pada 2%*T%H pengukuran luas, sampai yang rumit, misalnya pada pekerjaan Eotogrametri, G S dan sebagainya.
Eungsi yang rumit #ontohnya ada di Eotogrametri, G S dan sebagainya, yang nanti akan dibahas pada saat kuliah mata kuliah yang bersangkutan. ;ang akan dibahas sekarang, adalah 4&)&S ('S'4 54')+'T'* K5S'8'H'*, yang tidak memperhatikan kerumitan fungsi antara besaran ukuran dan hitungan.
)isalkan$ Eungsi antara besaran ukuran dan hitungan $ f-f(y) SA> - (( df 3 dy/).S/)>H ((df 3 dy>).S>)> H ((df 3 dy1).S1)> H PPP. (7"./) SA> - varian besaran hitungan. S/> , S>> , S 1> PP.. - varian besaran yang diukur. df 3 dy/ - turunan parsiel 0 ng+% )e".#$#4 ! "#n 4e")#(#D P. y/,>,1P.. - besaran yang diukur A - f (y/,>,1P) - besaran hitungan.
95n)5. ?
8uas bidang persegi panjang diukur panjang dan lebarnya, dengan hasil ukuran sebagai berikut$
anjang - y/ - >@m dengan Ketelitian - HI@.@/m. 8ebar - y> - /<m dengan Ketelitian - HI@.@/m. Hitunglah $ Ketelitian 8uas +idang. 0a,ab$ 8uas +idang - f - y/. y> S/ - HI @.@/m dan S> - HI@.@/m df 3 dy/ - y> - /<m, dan df 3 dy> - y/ - >@m. (engan rumus (7"./) $ SA> - (/<m A @.@/m)> H (>@m Q @.@/m)> - @.@?><m= SA - HI@.><m> Ketelitian luas bidang $ HI @.>< m>, dengan kata lain 8&'S +"('*G - 1@@m> HI@.><m> .
:I.,. PENERAPAN.
(ari #ontoh pengukuran luas, penerapan rumus dasar tergantung pada kerumitan fungsi yang menghubungkan besaran yang diukur dengan besaran yang dihitung.