Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN OBSERVASI LINGKUNGAN DI RSUD DR.

ADJIDARMO RANGKASBITUNG, BANTEN Pengolahan Limbah Rumah Sakit

Oleh : Lina Rohliana (1003484)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012

A. Rasional Kegiatan di rumah sakit akan menghasilkan banyak limbah. Limbah tersebut harus segera diolah karena akan membahayakan manusia di sekitarnya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dapat dibedakan menjadi limbah padat medis, limbah cair, dan limbah gas. Jenis limbah padat medis yaitu berupa jarum suntik dan spuit, kain kassa, jaringan tubuh bekas operasi, tabung urine, kapas, jarum infus, urine bag dan selang kateter, botol ampul, sarung tangan, kantong darah, perban, tulang, gigi, dll. Sedangkan limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik. Limbah padat medis dapat diolah dengan menggunakan incenerator. Dengan menggunakan incenerator, limbah padat medis dari hasil kegiatan rumah sakit dapat diolah dengan baik, sehingga lingkungan tidak tercemar. Cara kerja incenerator yaitu dengan cara pembakaran limbah dengan

menggunakan bahan bakar solar. Kegiatan pembakaran limbah dengan menggunakan incenerator diawali dengan pemisahan limbah medis dengan jarum suntik dengan cara kerja sama dengan setiap ruangan. Kemudian limbah tersebut diangkut oleh petugas setiap harinya ke TPS. Sedangkan limbah cair diolah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Proses pengolahan limbah cair diawali dari setiap ruangan. Kemudian limbah diarahkan ke bak penampungan awal (Pumping Station). Lalu terjadi pemisahan antara limbah cair dengan sampah padat lain (seperti bungkus shampo). Selanjutnya pemisahan antara air dengan lumpur. Kemudian pemberian kaporit untuk meminimalisir bakteri sebelum dialirkan pada saluran kota. Kalitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu

efluen sesuai Keputusan Menteri

Lingkungan

Hidup

Nomor

Kep-

58/MenLH/12/1995 atau peraturan daerah setempat.

B. Tujuan Tujuan observasi lingkungan ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengolahan limbah padat medis dari kegiatan rumah sakit. 2. Untuk mengetahui pengolahan limbah cair dari kegiatan rumah sakit.

C. Waktu dan Tempat Waktu dan tempat observasi lingkungan ini mengambil tempat di instansi RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung kabupaten Lebak provinsi Banten pada hari Senin tanggal 4 Mei 2012 dan hari Selasa tanggal 5 Mei 2012.

D. Observer Observer dalam kegiatan observasi ini adalah Lina Rohliana (1003484), Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Dibantu oleh Bapak Hari Wibowo (pegawai di instalasi sanitasi, instansi RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung) dan Ibu Lilis Susilawati (pegawai di RSUD Dr. Adjidarmo).

E. Hasil Observasi Hasil observasi lingkungan ini sebagai berikut. 1. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit terdiri dari limbah padat medis, limbah cair, dan limbah gas. 2. Untuk memudahkan pengolahan dilakukan pemisahan limbah. 3. Limbah jarum suntik dipisah dengan limbah padat medis lain. 4. Sebelum dimasukkan ke dalam incenerator, seharusnya jarum suntik dimasukkan terlebih dahulu ke dalam suatu alat penghancur, sehingga jarum suntik sudah menjadi berupa serbuk ketika dimasukkan dalam

incenerator. Namun hal itu tidak dilakukan dikarenakan alat penghancur jarum suntik sudah rusak dan tidak dapat dioperasikan lagi. 5. Waktu pengolahan yaitu 60 kg/jam dengan 50 liter bahan bakar solar dengan suhu 10000C. 6. Jumlah limbah padat medis yang dihasilkan RSUD Dr. Adjidarmo setiap minggunya 600 kg. Itu dihasilkan dari dua rumah sakit (gedung baru dan gedung lama). 7. Petugas dalam melakukan pembakaran harus menggunakan seragam (menggunakan APD standar, yaitu masker, sepatu boot, dan sarung tangan saja). 8. Kemampuan IPAL dalam mengolah limbah cair yaitu 0,3m3/jam. Diperkirakan limbah cair yang dihasilkan dari setiap ruangan yaitu 100 liter. Sehingga proses pengolahan limbah cair dilakukan 24 jam. 9. Terdapat alat untuk memadatkan/mengepress lumpur dari hasil

pengendapan. Sehingga lumpur yang telah dipadatkan tersebut diolah bersamaan dengan limbah padat medis dengan menggunakan incenerator. Namun alat tersebut tidak dapat dioperasikan dikarenakan rusak. Sehingga lumpur tersebut tidak diolah lebih lanjut. 10. Dalam mengolah limbah cair dapat dibantu dengan mikroorganisme yaitu bakteri. Namun itu sudah tidak dilakukan. 11. Untuk lebih menyempurnakan pengolahan, digunakan kaporit untuk meminimalisir bakteri yang keluar ke lingkungan.

F. Alternatif-alternatif Solusi Alternatif-alternatif solusi yang bisa diambil yaitu sebagai berikut. 1. Pengolahan limbah padat medis dengan menggunakan incenerator untuk mengurangi kandungan yang terkandung dalam limbah medis. Dan dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dalam mengolah limbah cair.

2. Harus adanya kerja sama dengan setiap ruangan di rumah sakit untuk memisahkan limbah medis, jarum suntik, dengan limbah non medis. 3. Limbah jarum suntik disimpan dalam ember sedangkan limbah padat medis disimpan dalam polibag yang berwarna kuning. Dan limbah medis diambil dari ruangan oleh petugas setiap harinya agar tidak terjadi penumpukkan sampah dalam ruangan. Pengambilan limbah medis dan limbah non medis dilakukan oleh petugas yang berbeda. Limbah medis diambil oleh petugas dari instalasi sanitasi, sedangkan limbah non medis diambil oleh petugas kebersihan. 4. Harus adanya perbaikan segera pada alat penghancur jarum suntik, agar pengolahan limbah, terutama jarum suntik yang sangat berbahaya tersebut dapat dimusnahkan secara sempurna. 5. Untuk menghemat bahan bakar, sekali pembakaran limbah dilakukan sebanyak beberapa kali lipat. Tepatnya sekitar 150-200kg sekali bakar. Agar terjadi pembakaran sempurna, suhunya harus 10000C. Jika suhu kurang dari 10000C, pembakaran tidak akan maksimal dan akan

menghasilkan asap yang berwarna hitam. 6. Agar tidak terjadi penumpukkan limbah, pembakaran dilakukan 2 kali dalam seminggu. 7. Untuk pengamanan petugas, dalam proses pengolahan sampah padat medis dengan menggunakan incenerator harus menggunakan peralatan pengaman yang lebih lengkap sesuai dengan Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yaitu topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang (coverall), apron untuk industri, sepatu boot, dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves). 8. Karena pengolahan limbah cair dilakukan secara berkelanjutan (24 jam) maka digunakan dua mesin yang cara kerjanya secara bergantian. 9. Harus ada pihak yang mampu memperbaiki alat pengepress lumpur endapan tersebut. Jika pegawai tidak mampu memperbaiki, seharusnya

memanggil ahli dalam bidang tersebut. sehingga pengolahan dapat dilakukan secara optimal. 10. Bakteri dapat membantu proses pengolahan limbah cair rumah sakit. Seharusnya dilakukan pembiakan bakteri yang dilakukan dengan menggunakan media dan bahan seperti serbuk gergaji. 11. Sebelum hasil pengolahan dibuang ke lingkungan (saluran kota, sungai), untuk mengoptimalkan pengolahan ditambah kaporit untuk lebih meminimalisir bakteri yang terkandung.

G. Lampiran Foto-foto Observasi DIAGRAM BLOK ALIRAN LIMBAH CAIR (Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)) Limbah dapur, ruangan, ruang operasi, dsb

PUMPING STATION (air buangan awal)

LIFT STASIUN (tempat pembuangan sementara dari influent air buangan)

Rake Screen (alat pemisah padatan tersuspensi)

SISTEM INCENERATOR (proses pembakaran limbah padat RS) SCREEN (proses pemisahan material padat)

BAK BUFFER (pengocokkan dan pencampuran), diperasikan 24 jam serta dipasang mixer terendam dan pompa transfer

Pompa Transfer

Media FBBR (menggunakan blower), seharusnya ditambah menggunakan media berisi mikroba

Air yang masih bercampur lumpur dari FBBR

BAK PENGENDAPAN (air dan lumpur dari FBBR mengalir ke bak pengendapan. Terjadi pemisahan air dengan lumpur yang mengendap secara gravitasi)

BAK AIR TEROLAH (penyimpanan sementara)

UP FLOW FILTER (residu padatan tersuspensi harus bisa dihilangkan dengan metoda media absorpsi.

BAK DISINFEKTASI (fasilitas klorinasi digunakan untuk mensterilkan effluent sebelum dilepaskan keluar badan air dengan bantuan kaporit)

EFFLUENT (air limbah yang telah diolah akan memenuhi standard buangan air limbah dan harus dibuang ke saluran kota)

Diagram Proses Pengolahan Limbah Padat Medis Menggunakan Incenerator

INPUT LIMBAH

PENGHANCUR JARUM

BURNER UTAMA

INCENERATOR

LIQUIFIRE FD FAN UTAMA

POMPA SPRAY

CYCLONIC SCRUBBER

BLOWER UDARA LEBIH

HAZARD PARTICLE PERVADE

CEROBONG

GAS BERSIH

Lokasi incenerator (tepatnya berada di bagian belakang RSUD DR. Adjidarmo)

Foto mengenai proses pengolahan limbah padat medis menggunakan incenerator (limbah padat medis dibuang sesuai dengan jenis wadahnya, limbah padat medis dibuang oleh petugas, limbah padat medis dibuang pada troli angkut, diangkut menuju incenerator, limbah padat medis dimasukkan ke incenerator, incenerator)

Proses pemisahan limbah dimulai dari setiap ruangan (limbah medis dengan limbah jarum suntik)

Limbah disimpan di TPS oleh petugas

Limbah dimasukkan dalam mesin incenerator. Proses pembakaran dilakukan 60kg/jam dengan bahan bakar 50 liter solar. Namun untuk penghematan bahan bakar, dilakukan sebanyak 150-200 kg sekali proses pembakaran dengan suhu 10000C

Tombol-tombol penggerak incenerator

Mesin incenerator

Mesin penghancur jarum suntik (hingga berupa serbuk, sebelum dimasukkan ke dalam incenerator), namun sudah tidak dapat digunakan dikarenakan rusak

Jadwal pembakaran

Foto proses pengolahan air limbah (IPAL)

Petugas sedang memberikan informasi kepada observer mengenai penggunaan alat pengolahan limbah (IPAL)

Sludge Dewatering System (kiri), hasil dari proses dewatering berupa gumpalan lumpur (kanan), yang kemudian dibakar bersamaan dengan limbah padat di incenerator

Tombol-tombol penggerak alat IPAL (kiri), lab/ ruangan tempat pengoperasian IPAL (kanan)

Anda mungkin juga menyukai