225
oleh Mycobacterium tuberculosis Menginfeksi pulmo dan ektrapulmo Insiden TB secara global tahun 2010 terbesar Asia Tenggara. Dan Indonesia menempati posisi ke lima TB ektarpulmoner salah satu yaitu tuberkulosis milier.
Tuberkulosis Milier : Infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang penyebarannya melalui lifo-hematogen sistemik dari paru ke bagian lain tubuh.
Afrika 30%
4. Nigeria (0,37-0,55 juta) 5. Indonesia (0,35-0,52 juta)
infeksi tbc. Karena ukurannya yang sangat kecil (<5um) Pada sebagian kasus kuman TB dapat dihancurkan seluruhnya oleh mekanisme imunologis non spesifik, sehingga tidak terjadi respons imunologis spesifik sebagian kecil kuman TB yang tidak dapat dihancurkan akan terus berkembang biak dalam makrofag, akhirnya menyebabkan lisis makrofag. Selanjutnya, kuman TB membentuk lesi di tempat tersebut, yang dinamakan fokus primer Ghon
Inhalasi Mycobacterium tuberculosis Fagositosis oleh Kuman mati makrofag alveolus paru Kuman hidup berkembang biak Pembentukan fokus primer Penyebaran limfogen Penyebaran hematogen Kompleks primer Terbentuk imunitas seluler spesifik
Sakit TB
Infeksi TB
Imunitas optimal
Sakit TB
Manifestasi TB milier bermacam-macam, tergantung pada banyaknya kuman dan jenis organ yang terkena.
Tuberkulosis milier, juga dapat diawali dengan serangan akut berupa demam tinggi yang sering hilang timbul (remittent).
Gejala klinis, biasanya timbul akibat gangguan pada paru, yaitu gejala respiratorik seperti batuk dan sesak nafas yang disertai ronkhi atau mengi
OT (Old Tuberkulin)
Tuberkulin PPD (Purified Protein Derivatif) dan ada 2 jenis tuberkulin PPD yang dipakai yaitu PPD-S (Seibert) dan PPDRT23.
Jika disuntikkan kepada orang yang terinfeksi TB , maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan
Seseorang yang menerima vaksin BCG dapat memberikan hasil yang positif pada TST. Hal ini dikarenakan efek BCG pada hasil TST kurang lebih bermakna selama 15 tahun dan akan minimal terjadi pada setelah 10 tahun.
Indurasi 0 4 mm
Reaksi Negetif
Uji Serologis: cara ELISA, untuk mendeteksi antibodi IIgG terhadapat cord factor berguna untuk serodiagnosis paru aktif.
Patologi Anatomi: Pemeriksaan PA dapat menunjukkan gambaran granuloma yang ukurannya kecil, terbentuk dari agregasi sel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Granuloma tresebut mempunyai karakteristik perkijuan atau area nekrosis kaseosa di tengah granuloma. Gambaran khas lainnya ditemukannya sel datia langhans (multinucleat giant cell).
Pemeriksaan Mikrobiologi: terdiri dari pemeriksaan mikroskopik apusan langsung untuk menemukan BTA, pemeriksaan biakan M. Tuberculosis, dan pemeriksaan PCR
Pemeriksaan darah: Pada TB bisa didapatkan leukositosis dan Laju Endap Darah (LED) yang meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal dan laju endap darah mulai turun ke arah normal lagi
Uji Interferon: merangsang limfosit T dengan antigen tertentu, diantaranya antigen dari kuman TB.
Gambaran Radiologis
Lesi milier dapat terlihat
pada foto Rontgen Thorax dalam waktu 2-3 minggu setelah penyebaran basil secara hematogen. TB milier secara klasik digambarkan sebagai milletlike yaitu bintik bulat atau tuberkel halus (millii) 1-3mm yang tersebar merata di seluruh lapangan paru. Sekitar 1-2 minggu setelah timbulnya penyakit, pada foto Rontgen thorax, dapat dilihat lesi yang tidak teratur seperti kepingan salju.
Pasien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan 6 (6), harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT (obat anti tuberkulosis). Bila skor kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan kearah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi
Addison disease
Pneumonia akibat bakteri dibagi menjadi dua
penyebab yaitu gram positif dan gram negatif. Pneumocytiss carinii pneumonia atau PCP atau pneumocytosis Pneumonia hipersensitif Blastomycosis
TB milier direkomendasikan diberikan kortikosteroid, yaitu prednison dosis 2mg/kgBB/hari selama 4 minggu full dose (dibagi dalam 3 dosis) tappering off selama 1-2 minggu
Penatalaksanaan medikamentosa TB milier adalah pemberian 4-5 macam OAT kombinasi isoniazid, rifampisin, pirasinamid, dan streptomisin atau etambutol selama 2 bulan pertama
Prognosis tuberkulosis milier dipengaruhi oleh umur anak, lama infeksi, luas lesi, gizi, sosial ekonomi keluarga, diagnosis dini, pengobatan adekuat dan infeksi lain. Prognosis penderita penyakit tuberkolosis milier adalah baik bila diagnosa dini dapat diketahui dan dilakukan pengobatan yang tepat.
yang penyebarannya melalui limfo-hematogen sistemik dari paru ke bagian lain dari seluruh tubuh.
Penyebaran kuman TBC melalui droplet yang masuk ke dalam paru-
termasuk adanya riwayat kontak dengan penderita TBC aktif, pemeriksaan fisik yang mendukung serta pemeriksaan penunjang lain.
Penatalaksanaan medikamentosa pada TB milier adalah pemberian 4-5
macam OAT kombinasi isoniazid, rifampisin, pirasinamid, dan streptomisin atau etambutol selama 2 bulan pertama, dilanjutkan dengan isoniazid dan rifampisin sampai 9-12 bulan sesuai dengan perkembangan klinis. TB milier diberikan kortikosteroid (prednison) dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3 dosis.
Prognosa kesembuhan TB Milier, setelah ditemukan obat anti TBC dan
penderita TB harus dikuasai benar terutama bagi seorang dokter umum, namun sebelumnya keluhan dan gejala dari penyakit tersebut harus diketahui agak deteksi dini dapat dilakukan.