Anda di halaman 1dari 3

Pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2011 diestimasi sebesar 7,77%, meningkat dibanding triwulan I yang tumbuh 5,35% (yoy).

Meski searah dengan proyeksi di laporan sebelumnya, namun penguatan yang terjadi cenderung lebih besar dari perkiraan sebesar 6,22%. Kinerja ekspor yang berasal dari sektor Industri Pengolahan pulih lebih cepat dari perkiraan. Realisasi ekspor tercatat mengalami pertumbuhan 7,22% sedangkan pada periode sebelumnya tumbuh di level 4,07%. Kondisi ini dihasilkan dari aktivitas sektor Industri Pengolahan yang berakselerasi sebesar 9,41%, meningkat tajam dari triwulan I-2011 yang tumbuh 4,44% Kelesuan ekonomi Amerika Serikat (AS), krisis hutang negara-negara Eropa serta recovery perekonomian Jepang belum menunjukkan pengaruhnya terhadap aktivitas ekonomi regional Kepulauan Riau. Di sisi lain, perekonomian global yang cenderung memburuk telah mempengaruhi kondisi ekonomi Singapura yang diestimasi hanya tumbuh 0,5% di triwulan II, merosot tajam dibanding triwulan sebelumnya yang masih mencatat angka pertumbuhan sebesar 8,3%. Perkembangan inflasi Kepulauan Riau sepanjang semester I tahun 2011 terus menunjukkan penurunan, searah dengan proyeksi pada laporan periode sebelumnya. Tingkat inflasi yang diwakili oleh kota Batam dan Tanjungpinang pada akhir triwulan II-2011 sebesar 4,87% (yoy), sementara di triwulan sebelumnya tercatat 6,39%. Tingkat inflasi di periode ini juga masih lebih rendah dibanding rata-rata inflasi selama 3 tahun, yakni sebesar 5,65%. Melihat perkembangan harga-harga hingga awal Agustus-2011, target inflasi regional sampai dengan akhir tahun sebesar 51% optimis dapat tercapai. Pada akhir triwulan II-2011, kota Batam mengalami inflasi sebesar 0.58% (mtm) atau secara tahunan (yoy) sebesar 5.11%, lebih rendah dibanding akhir triwulan I-2011 yang masih berada pada posisi 6,33%. Sementara di kota Tanjungpinang, tren penurunan inflasi terjadi secara lebih tajam dibandingkan kota Batam. Laju inflasi pada akhir periode triwulan II-2011 tercatat 3,82%, sedangkan di akhir periode sebelumnya masih berada pada level 6,67% (yoy). Perkembangan aktivitas perbankan hingga akhir triwulan II-2011 secara umum masih menunjukkan tren ekspansif. Fungsi intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan dengan kualitas kredit yang masih terjaga yang terindikasi dari turunnya rasio kredit bermasalah. Kondisi ini terindikasi dari tingkat pertumbuhan kredit bank umum yang mencapai 33,26%, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 23,17% (yoy). Peningkatan kredit tersebut juga diiringi peningkatan kualitas kredit yang tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah yang masih berada di bawah target indikatif Bank Indonesia sebesar 5%. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan juga meningkat yang tercermin dari pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga, khususnya bank umum yang mencapai tingkat pertumbuhan 24,16% lebih tinggi 19,29% (yoy). Kondisi perekonomian makro Kepulauan Riau pada triwulan III-2011 diwarnai oleh kekhawatiran melambatnya aktivitas ekonomi di negara-negara mitra dagang. Laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2001 diproyeksi pada kisaran 6,91%, relatif melambat dari periode sebelumnya yang tumbuh 7,77% (yoy). Selain dari merosotnya pertumbuhan ekonomi Singapura sebagai pasar ekspor dominan di kuartal II-2011 dimana hanya tumbuh 0,5%, kelesuan ekonomi di Amerika Serikat (AS), krisis hutang negara-negara Eropa serta recovery perekonomian Jepang dapat mempengaruhi realisasi ekspor triwulan III-2011 yang

diproyeksi tumbuh 6,09%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan 7,22% (yoy). Sementara itu asesmen perkembangan harga-harga di awal triwulan III-2011 mulai menunjukkan tren meningkat. Kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan masih cukup terkendali yang diestimasi mencapai puncaknya di bulan Agustus seiring dengan perayaan Idul Fitri.
INDIKATOR PDRB - harga konstan (Rp Miliar) Pertumbuhan PDRB (yoy %) Laju Inflasi Tahunan (yoy %) Kota Batam Tw. I 2010 10.064 9,22% 2,97% Tw. II 2010 10.160 7,37% 5,14% Tw. III 2010 10.280 6,12% 5,15% Tw. IV 2010 10.578 6,27% 7,40% Tw. I 2011 10.602 5,35% 6,33% Tw. II 2011 10.950 7,77% 5,11%

2010

Laju perekonomian Kepulauan Riau di kuartal akhir 2010 kembali mengalami tren ekspansif dengan pertumbuhan sebesar 6,27% (year-on-year), hal ini relatif meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,12%. Dengan demikian laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diestimasi sebesar 7,21%. Pertumbuhan ekonomi ini di akselerasi oleh perbaikan kinerja ekspor yang tumbuh sebesar 10,5%, menggantikan dominasi komponen konsumsi rumah tangga sebagai faktor penggerak utama perekonomian makro regional. Secara tahunan, kinerja ekspor menguat tajam dari mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,99% di tahun 2009, menjadi tumbuh 7,31% sepanjang tahun 2010 Dari sisi produksi, sektor industri pengolahan masih mendominasi perekonomian Provinsi Kepulauan Riau yakni sebesar 46,8%. Aktivitas sektor industri pada triwulan IV-2010 diestimasi tumbuh 6,38%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,71%. Sepanjang tahun 2010 sektor ini mengalami ekspansi ekonomi sebesar 7,06% dibanding tahun sebelumnya. Asesmen terhadap perkembangan harga-harga memperlihatkan adanya tekanan dari kelompok volatile food price yang men-triger peningkatan inflasi secara umum .Laju inflasi kota Batam pada triwulan IV-2010 mencapai 7,4%, sedangkan di periode sebelumnya masih berada pada level 5,15%. Adapun di kota Tanjungpinang tekanan inflasi relatif lebih rendah dibanding kota Batam dengan realisasi sebesar 6,17%. Hal tersebut disebabkan kenaikan indeks harga pada sejumlah komoditas bahan makanan, yang diperkirakan akibat terganggunya pasokan bumbubumbuan dari daerah bencana di Jawa, serta menurunnya produksi di sentra-sentra beras karena perubahan iklim dan cuaca. Sementara itu, kelompok administered price dan core inflation cenderung stabil bahkan sedikit menurun. Inflasi inti di Kota Batam relatif persisten berada di level 4-6% sedangkan di kota Tanjungpinang lebih rendah yakni sekitar 3-4%. Industri perbankan Kepulauan Riau menunjukkan kinerja yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari pertumbuhan kredit bank umum di Kepulauan Riau pada

Triwulan IV 2010 sebesar 20,27% yang meningkat lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sebesar 13,92%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan) pada akhir tahun 2010 menurun hingga di bawah 3%. Seiring dengan itu laju pertumbuhan dana pihak ketiga berbanding lurus dengan pertumbuhan kredit, dimana laju pertumbuhan DPK juga mengalami percepatan pada triwulan laporan hingga mencapai 18,29% (yoy). Preferensi masyarakat di Kepulauan Riau untuk menempatkan dananya di bank umum masih dominan terutama pada produk tabungan dan giro. Dana berbiaya murah ini lebih sustainable dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di triwulan I-2011 diperkirakan mengalami tahapan ekspansi kedua setelah terkena dampak krisis global. Laju pertumbuhan ekonomi diproyeksi berada pada kisaran 6,431%, lebih tinggi dibanding triwulan IV-2010 yang tumbuh 6,27%. Faktor pendorong berasal dari aktivitas ekspor dan konsumsi, meski sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Laju pertumbuhan ekspor dan konsumsi di triwulan mendatang diperkirakan hampir mencapai 10%. Sementara tekanan inflasi kota Batam pada akhir periode triwulan I-2011 diperkirakan meningkat mencapai 7,531%, dan di kota Tanjungpinang diproyeksi mengalami shock harga yang lebih tinggi dengan tingkat inflasi sebesar 7,931%. Sumbangan terbesar berasal dari komoditas beras dan bumbu-bumbuan yang harganya masih tinggi di pasaran. Meningkatnya tekanan inflasi Kepulauan Riau di triwulan I-2011 disebabkan oleh beberapa faktor yang akhirnya berimbas pada kenaikan harga-harga pangan. Dari aspek produksi, tekanan inflasi dipengaruhi oleh terganggunya siklus panen di beberapa sentra penghasil pangan. Bersamaan dengan itu, terjadi gangguan distribusi akibat tingginya gelombang laut yang menghambat lalu lintas bahan kebutuhan pokok. Sementara dari sisi eksternal, harga bahan kebutuhan yang diimpor turut mengalami kenaikan akibat nilai tukar Rupiah terhadap Singapura Dollar yang terus melemah (import inflation). Lebih jauh, tekanan inflasi di awal tahun juga dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat yang memandang arah inflasi ke depan masih cenderung tinggi.

INDIKATOR PDRB - harga konstan (Rp Miliar) Pertumbuhan PDRB (yoy %) Laju Inflasi Tahunan (yoy %) Kota Batam

Tw. III 2009 9.687 3.50% 2.57%

Tw. IV 2009 9.954 7,72% 1,88%

Tw. I 2010 10.064 9,22% 2,97%

Tw. II 2010 10.160 7,37% 5,14%

Tw. III 2010 10.280 6,12% 5,15%

Tw. IV 2010 10.278 6,27% 7,40%

Anda mungkin juga menyukai