Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR

MAKALAH

Oleh : 1. ANA ROHMANI F 2. RENY FATMAWATI 3. IKHDA FITRIA I. 4. ENDAH SULISTIAWATI 5. M. IHSAN 6. AHMAD MUZAKI 7. HAFIDHUDDIN M. 8. RETNO SRI WAHYUNI 9. RULY FIANTI MALA 10.ARI RIDMA WULANDARI 11.M. ALIM ROSYIDI 12.FERRINA ROSYIANA D.

111034029 111034030 111034031 111034032 111034033 111034034 111034035 111034036 111034037 111034038 111034039 111034040

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR

MAKALAH

Oleh : 1. ANA ROHMANI F 2. RENY FATMAWATI 3. IKHDA FITRIA I. 4. ENDAH SULISTIAWATI 5. M. IHSAN 6. AHMAD MUZAKI 7. HAFIDHUDDIN M. 8. RETNO SRI WAHYUNI 9. RULY FIANTI MALA 10.ARI RIDMA WULANDARI 11.M. ALIM ROSYIDI 12.FERRINA ROSYIANA D.

111034029 111034030 111034031 111034032 111034033 111034034 111034035 111034036 111034037 111034038 111034039 111034040

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2013
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Strategi pembelajaran. Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. Sucahyono M.Pd dan Sjafiatul Mardliyah, MA selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Strategi pembelajaran. 2. Keluarga dan teman-teman satu kelompok, yang telah memberikan motivasi dan dapat bekerjasama dengan baik. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya penulisan makalah, rekan-rekan satu angkatan yang telah memberi kesempatan dan masukan kepada kami hingga penulisan makalah ini selesai. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memenuhi tugas dalam mata kuliah Strategi pembelajaran dan bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR

.......... ..........

i ii iii 1 1 2 2 2 3 8 25 24 24 25

DAFTAR ISI .......... BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......... ..........

B. Rumusan Masalah ..................... C. Tujuan Penulisan ..................... D. Manfaat Penulisan ..................... BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......... BAB III. PEMBAHASAN ...................................................................... .....

BAB IV. PENUTUP .......... A. Simpulan .......... B. Saran ..........

DAFTAR PUSTAKA ..........

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Secara etimologis, Strategi adalah cara cermat dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sedangkan, Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang diciptakan dan dirancang untuk mendorong, menggiatkan dan mendukung belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran adalah seni untuk merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang meiputi seluruh komponen yang terkait dengan kebutuhan pembelajar untuk pencapaian tujuan lebih efektif dan efisien. Salah satunya, Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Joyce dan Weil (1980) menempatkan model pembelajaran ini ke dalam bagain model pembelajaran Cognitive Growth : Increasing the Capacity to Think. Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), materi pembelajarannya tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan pengalaman yang dimiliki siswa. Walaupun tujuan dari SPPKB ini sama dengan strategi pembelajaran inkuiri, yaitu agar siswa dapat mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada pola pembelajaran yang digunakan. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan

pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikir, bukan teka-teki yang harus dicari jawabannya seperti dalam pola inkuiri.

B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam bab ini adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari SPPKB ? 2. Apa landasan filosofis dan psikologis SPPKB ? 3. Bagaimana hakikat kemampuan berpikir dalam SPPKB ? 4. Apa saja karakteristik SPPKB ? 5. Bagaimana tahapan-tahapan pembelajaran SPPKB ? 6. Bagaimana tahapan-tahapan memecahkan masalah dalam SPPKB ? 7. Apa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran SPPKB ? 8. Apa yang menjadi dasar pertimbangan pembelajaran SPPKB ?

C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas maka, dapat disimpulkan tujuan penulisan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian dari SPPKB. 2. Untuk mengetahui landasan filosofis dan psikologis SPPKB. 3. Untuk mengetahui hakikat kemampuan berpikir dalam SPPKB. 4. Untuk mengetahui karakteristik SPPKB. 5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pembelajaran SPPKB. 6. Untuk mengetahui tahapan memecahkan masalah dalam konteks SPPKB. 7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran SPPKB 8. Untuk mengetahui dasar pertimbagan dari pembelajaran SPPKB.

D. Manfaat Penulisan Dari uraian diatas maka manfaat dari penulisan makalah ini untuk menjadi bahan ajar mengenai Strategi Pembelajaran Peningkatan

Kemampuan Berpikir (SPPKB) dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pada mulanya, Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu Strategia yang artinya ilmu perang, panglima perang. Istilah strategi pertama kali digunakan dikalangan militer kemudian berkembang dan mulai digunakan di negara/birokrat hingga istilah ini dikenal dalam pembelajaran. Berikut adalah definisi strategi menurut beberapa ahli antara lain : 1. Pearce dan Robinson (1997, p. 20) Strategi adalah Rencama Main suatu perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana ia harus bersaing menghadapi lawan dan dengan maksud dan tujuan untuk apa. 2. Morrisey (1995:45) Strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan. Dalam menjalankan aktifitas operasional setiap hari di perusahaan, para pemimpin dan manajer puncak selalu merasa bingung dalam memilih dan menentukan strategi yang tepat karena keadaan yang terus menerus berubah. 3. Karl Von Clausewitz Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. 4. A. Halim Strategi adalah suatu cara dimana organisasi / lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang - peluang dan ancaman -

ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal. 5. Kaplan dan Norton, Strategi adalah seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan effect, yaitu suatu hubungan yang dapat diekspresikan melalui kaitan antara pernyataan if-then. 6. Hamel dan Prahalad (1995), Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus - menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggakn di masa depan. 7. Sjahfrizal, Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor internal dan eksternal. 8. Webster's Third New International Dictionary, Strategi adalah ilmu dan seni tentang penggunaan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, psikologi, dan militer satu bangsa atau kelompok bangsa-bangsa yang memungkinkan dukungan maksimal kepada kebijakan yang telah ditetapkan, baik saat damai maupun saat perang. Dari sekian banyaknya definisi yang diberikan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa Strategi merupakan suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

B. Pembelajaran Istilah pembelajaran berasalah dari kata dasar belajar menurut Gage yang artinya adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman. Kemudian diberi imbuhan pe-an sehingga dikenal istilah pembelajaran. Dalam pembelajaran sendiri memiliki 2 konsep dasar yakni : 1. Pembelajaran merupakan proses menyampaian materi pelajaran atau bahan ajar/ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Konsep ini lebih dikenal dengan sebutan Teacher Center Approach memiliki indikator : a. Berorientasi kepada guru b. Siswa sebagai objek 4

c. Belajar pada tempat dan waktu tertentu d. Tujuan utamanya adalah penguasaan materi 2. Pembelajaran merupakan proses mengatur lingkungan yang

memungkinkan untuk terciptanya suasana belajar agar peserta didik mendapat pengetahuan, pengalaman dalam rangka perubahan tingkah laku. Konsep ini lebih dikenal dengan sebutan Student Center Approach memiliki indikator : a. Mengajar berpusat pada peserta didik b. Peserta didik sebagai subjek c. Pembelajaran berlangsung dimana saja d. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan Berikut terdapat penjelasan mengenai definisi-definisi pembelajaran leh beberapa ahli antara lain : 1. Warsita (2008:85), Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. 2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3. Sudjana (2004:28), Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan. 4. Corey (1986:195), Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. 5. Dimyati dan Mudjiono (1999:297), Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat

siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. 6. Trianto (2010:17), Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.

Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.

Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.

C. Strategi Pembelajaran Dilihat dari riwayat perkembangan strategi yang teah dijelaskan diatas, dikenal strategi dalam dunia pendidikan dengan istilah Strategi Pembelajaran yang didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut : 1. Dick dan Carey (2005:7) Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya. 2. Suparman (1997:157) Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 3. Gerlach dan Ely (1990) Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi

pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik melalui pembelajaran yang sistematis. 6

4. Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1990) Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan. 5. Kozma dalam Gofur (1989) Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. 6. Wina Sanjaya (2006) Strategi Pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan), termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penetapan, pengorganisasian, dan pengoperasian sistem lingkungan yang bersifat efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Petunjuk dalam bentuk interaksi pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas. Dari keberagaman definisi yang diberikan oleh beberapa ahli dapat diatrik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran merupakan seni untuk merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang meliputi seluruh komponen yang terkait dengan kebutuhan pebelajar untuk pencapaian tujuan lebih efektif dan efisien.

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian (SPPKB)

Strategi

Pembelajaran

Peningkatan

Kemampuan

Berpikir

Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan

kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama, SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah pengembangan SPPKB bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupkan salah satu kemampuan berpikir. Kedua, telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ideide didasarkan pada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan/atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak. Strategi pembelajaran kemampuan berpikir merupakan model

pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Strategi tersebut bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep, akan tetapi bagaimana data, 8

fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Peningkatan

Kemampuan Berpikir adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa dengan pemberian pertanyaan pertanyaan yang memacu anak untuk berpikir sehingga dapat menemukan konsep sendiri.

B. Landasan Filosofis dan Psikologis a. Landasan Filosofis Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia atau antara manusia dengan lingkungan. Proses interaksi ini diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalkan yang berhubungan dengan tujuan perkembangan kognitif, afektif, atau psikomotrik. Tujuan pengembangan kognitif adalah proses

pengembangan intelektual yang erat kaitannya dengan meningkatkan aspek pengetahuan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Apa hakikat dari pengetahuan? Bagaimana sebenarnya setiap individu memperoleh pengetahuan? Hal itu merupakan pertanyaan yang mendasar yang membutuhkan kajian filosofis. Dilihat dari bagaimana pengetahuan itu bisa diperoleh manusia, dapat didekati dari dua pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Rasionalisme menyatakan bahwa pengetahuan menunjuk kepada objek dan kebenaran itu merupakan akibat dari deduksi logis. Aliran rasionalis menekankan pada rasio, logika, dan pengetahuan deduktif. Berbeda dengan aliran rasionalis, aliran empiris lebih menekankan kepada pentingnya pengalaman dalam memahami suatu objek. Aliran ini memandang bahwa semua kenyataan itu diketahui melalui indra dan kriteria kebenaran itu adalah kesesuaian dengan pengalaman. Dengan demikian, pandangan empirisme menekankan kepada pengalaman dan pengetahuan induktif. Apabila kita simak, baik aliran rasional maupun aliran empiris, keduanya berangkat dari dasar pemikiran yang sama, yaitu bahwa sumber 9

utama dari pengetahuan adalah dunia luar atau objek yang ada di luar individu; atau objek yang menjadi pengamatannya. Namun dalam aliran kontruktivisme, pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamati. Menurut aliran ini, pengetahuan itu memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan tebentuk oleh dua kemampuan subjek untuk menginterpretasi obejk tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan demikian, pengetahuan itu tidak bersifat statis tapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan mengkonstruksinya. Inilah dasar filosofis dalam pmbelajaran berpikir. b. Landasan Psikologis Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologi kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavorial. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalah adanya faktor pendorong yang menggerakkan fisik itu. Mengapa demikian? Sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kebutuhan itulah yang mendorong manusia untuk berperilaku. Dalam perspektif psikologi kognitif sebagai landasan SPPKB, belajar adalah proses aktif individu dalam membangun pengetahuan dan pencapaian tujuan. Artinya, dala proses belajar tidaklah tergantung kepada pengaruh dari luar, tetapi sangat tergantung kepada individu yang belajar. Individu adalah organisme yang aktif. Ia adalah sumber daripada semua kegiatan. Pada hakikatnya manusia adalah bebas untuk berbuat, manusia bebas untuk membuat satu pilihan dalam setiap situasi, dan titik pusat kebebasan itu adalah kesadarannya sendiri. Oleh sebab itu psikologi kognitif memandang bahwa belajar itu merupakan proses mental. Tingkah laku manusia hanyalah ekspresi yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal yang pada hakikatnya bersifat pribadi. Brower dan Hilgard (1986:421) menjelaskan bahwa teori kognitif berkenaan dengan 10

bagaiman seseorang memperoleh pengetahuan dan bagaimana mereka menggunakan pengetahuan tersebut untuk berperilaku lebih efektif.

C. Hakikat Kemampuan Berpikir Strategi pembelajaran kemampuan berpikir merupakan model

pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reason (1981), berpikir (Thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat dan memahami (responding). Karena mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatan berpikir. Mengingat lebih dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan; sedangkan memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta keterkaitan antar aspek dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang di dengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan

memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki kemampuan mengingat dan memahami memiliki kemampuan juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal seperti ini dikemukakan Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanya memori. Bila seseorang kurang memiliki daya ingat, maka orang tersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalah dan informasi yang cukup lama. Jika seseorang kurang memiliki daya ingat jangka panjang, maka orang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan masa lalu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-maslah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan demikian, berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, sebaliknya 11

untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan proses mental yang disebut berpikir. SPPKB merupakan bukan hanya model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik agar dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep, akan tetapi bagaimana data, fakta atau konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam mengahadapi dan memecahkan suatu persoalan.

D. Karakteristik SPPKB Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, SPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementai SPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya pada apa yang dipelajari, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya. b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari serta metode apa yang dipelajari.

12

c. Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari. d. Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan

pengetahuan yang telah mereka miliki. e. Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari. Merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik. 2. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus-menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahakan utnuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa utnuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. 3. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir,

sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.

E. Tahapan Pembelajaran Adapun tahap pelaksanaan SPPKB ini memiliki 3 garis besar tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Untuk lebih jelasnya akan di jabarkan sabagai berikut : 1. Kegiatan Awal a. Tahap Orientasi Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran Tahap orientasi dilakukan

dengan, pertama penjelasan tujuan yang harus dicapai, baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran 13

atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki oleh siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran. b. Tahap Pelacakan Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapantahapan selanjutnya. 2. Kegiatan Inti a. Tahap Konfrontasi Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini, guru dapat memberikan persoalanpersoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa.Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan. b. Tahap Inkuiri Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pada tahap inilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang dan kesempatan

14

kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya penecahan persoalan. 3. Kegiatan Akhir a. Tahap Akomodasi Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan. b. Tahap Treatment Tahapan dimana guru mengadakan perbaikan pada siswa yang belum bisa menyimpulkan hasil kegiatan inkuiri. c. Tahap Transfer Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu menstransfer kemampuan berpikir setiap siswa, untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topic pembahasan.

F. Tahapan Memecahkan Masalah Penyelesaian melalui SPPKB akan terlihat pada tahapannyaseperti yamg diterangkan sebelumnya, antara lain : 1. Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Orientasi Di mulai dari mengidentifikasi karekteristik peserta didik dalam kelas yang beraneka ragam membuat pendidik mengunakan analisis, urutan (fungsi otak kiri) untuk mendekati peserta didik. Hal ini bertujuan agar solusi mendekati yang didapatkan dengan menggunakan logika (fungsi otak kiri) akan membuat pendidik mengerti dengan apa yang diinginkan oleh peserta didik. Ketika

15

peserta didik sudah didekati, pendidik akan mereview kembali dengan data-data yang sudah dimilikinya. Jika terkendala dengan solusi yang digunakan, maka pendidik akan mencari solusi yang lain. Menganalisis karakteristik peserta didik bertujuan agar peserta didik merasa dekat, sehingga peserta didik akan merasa materi yang diberikan untuk dirinya sendiri dan berguna untuk kehidupannya. Semua ini akan meningkatkan emosi positif peserta didik. Emosi positif memiliki dampak yang bagus dalam pembelajaran, karena hati yang senang dan otak yang tenang membuat pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah. 2. Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Pelacakan Mencoba mengingat masa lalu adalah salah satu cara meningkatkan kinerja otak manusia, karena otak manusia selalu berpikir dan terlatih berpikir untuk mengingat pristiwa yang pernah terjadi. Pelacakan pristiwa yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dilakukan pendidik adalah hal yang

menggabungkan logika, dan analaisis. Ketika peserta didik diminta mengingat kembali apa yang pernah terjadi. Ketika itu peserta didik menggunakan beberapa fungsi otak. Jadi yang harus dilakukan pendidik pada tahap pelacakan ini adalah membuat otak peserta didik mengingat kembali peristiwa yang dilaluinya yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Kemudian dilakukan dialog, di mana dialog tersebut bisa membuat perasaan peserta didik menjadi senang atau sedih sehingga apa yang akan terjadi nantinya lama disimpan di dalam otak. Kedua pelakuan tersebut adalah suatu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir di belahan otak kanan peserta didik. 3. Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Konfrontasi Pada tahap ini, pendidik memikirkan permasalahan yang berbeda dengan materi pelajaran yang sama. Palaksanaanya bisa dilakukan dengan bermain. Kegiatan yang dilakukan dengan bermain adalah salah satu meningkatkan kinerja otak kanan, karena bermain 16

merupakan hal yang paling menyenangkan (berhubungan dengan perasaan). Ketika peserta didik melakukan kegiatan yang diminta guru, rasa penasaran akan muncul. Rasa penasaran ini salah satu meningkatkan kinerja otak kiri dan kanan. 4. Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Inkuiri Tahap ini peserta didik akan diarahkan untuk berpikir logis dan dapat menganalisis setiap permasalahan yang diberikan oleh pendidik, sehingga peserta didik dapat belajar berpikir kritis. Jika peserta didik sudah dapat berpikir kritis akan memudahkan dalam mencari solusi. Sama dengan tahap konfrontasi, pada tahap ini fungsi otak kiri akan berkerja. 5. Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Akomodasi Tahap ini adalah tahap yang menggabungkan fungsi masingmasing belahan neokorteks, contoh saja: dalam menggunakan bahasa sendiri untuk mencatat di buku catatan, memberikan aneka warna, bentuk, kreatifitas (fungsi otak kanan) untuk memudahkan mengingat catatan yang dibuat. Pada tahap ini fungsi otak kiri juga akan dilatih dengan menggunakan urutan pristiwa yang dialami, menyimpulkan apa yang menjadi, mengananlisis setiap yang ditemukan dengan diskusi kelas, dan logika peserta didik akan menyimpulkannya. 6. Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Transfer Pada tahap ini, pendidik akan memberikan tugas tentang permasalahan yang ada kaitannya dengan materi yang sudah dipelajari. Otak kanan dan kiri peserta didik akan berpikir untuk meyelesaikan tugas yang diberikan pendidik. Analisis, logika berpikir sangat diperlukan dan kreatifitas peserta didik akan nampak dengan masalah yang baru ditemukannya. Keenam tahap di atas pada dasarnya untuk melatih kinerja neokorteks peserta didik, karena jika neokorteks peserta didik terlatih itu sama saja dengan meningkatkan kemampuan berpikir. Meningkatkan kemampuan berpikir itu sama dengan meningkatkan kinerja neokorteks. 17

G. Kelebihan dan Kekurangan Setiap strategi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan SPPKB. Karena sebuah strategi tidak dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dengan sempurna. Adapun kelebihan dan kekurangan dalam SPPKB adalah sebagai berikut : a. Kelebihan SPPKB 1. Melatih daya pikir siswa dalam penyelesaiaan masalah yang ditemukan dalam kehidupannya. 2. Siswa lebih siap menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru. 3. Siswa diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran. 4. Memberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada. b. Kekurangan SPPKB 1. SPPKB yang membutuhkan waktu yang relatif banyak, sehingga jika waktu pelajaran singkat maka tidak akan berjalan dengan lancar. 2. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran, karena siswa selalu akan diarahkan diajukan. 3. Guru atau siswa yang tidak memiliki kesiapan akan SPPKB, akan membuat proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagai mana seharusnya, sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak dapat terpenuhi. 4. SPPKB hanya dapat diterapkan dengan baik pada sekolah yang sesuai dengan karakteristik SPPKB itu sendiri. untuk memecahkan masalah-masalah yang

H. Dasar Pertimbangan Pemilihan SPPKB Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya pertimbangan yang berhubungan dengan : 18

1. Tujuan yang ingin dicapai Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. diantaranya apakah tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau psikomotor? bagaimana kompleksitas tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkatnya tinggi atau rendah? Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis? Jika pelajaran yang hanya mementingkan pembentukan fisik seperti pelajaran olah raga, maka tidak sesuai dengan tujuan dari SPPKB. 2. Bahan atau materi pembelajaran Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan bahan atau materi pembelajaran diantaranya apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?, apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak? apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu? 3. Siswa Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan siswa diantaranya apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?, apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan kondisi siswa? Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya bahasa belajar siswa?

19

PENUTUP

A. Simpulan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai obyek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran dan mencatat untuk dihafalkan. SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang mana tujuan akhir dari pembelajarannya adalah siswa terlatih

mengungkapkan ide-ide untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Tidak hanya memecahkan permasalahan, siswa juga terlatih dalam berpikir kritis dan kreatif.

B. Saran Dalam pemilihan strategi ini guru seharunya memperhatikan keadaan siswa baik dalam bentuk kecerdasannya maupun lingkungan sekitar. Guru sebaiknya menguasai strategi ini sebelum menerapkannya, karena strategi yang baik tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dibekali dengan kemampuan yang cukup.

20

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, Prenada Media Group. http://singopadon.wordpress.com/2012/06/02/strategi-pembelajaran-peningkatankemampuan \-berpikir-sppkb/ 22:48 05 November 2013 http://gudangmaterikuliah.blogspot.com/2012/05/sppkb.html 22:49 05 November 2013 http://heng-ky.blogspot.com/2013/01/strategi-pembelajaran-peningkatan.html 17:07 07 November 2013

21

Anda mungkin juga menyukai