Sebagai akibat perubahan lingkungan dlm uterus ke luar uterus, maka bayi menerima rangsangan yg bersifat kimiawi, sensorik mekanik & termik. Hasil rangsangan tsb membuat bayi akan mengalami perubahan - perubahan
A. ransangan kimia
Fetus mengalami asfiksia sementara akibat aliran darah plasenta tggu selama kontraksi uterus, penekanan, & pemotongan tali pusat. chemo reseptor arteri carotis dan aorta siransang oleh tekanan arterial O2 (PaO2) yang menurun, dan peningkatan tekanan arterial CO2 (PaCO2), dan penurunan pH arterial di bawah 7.35. Impuls yang dicetuskan oleh chemoreseptor ini merangsang pusat pernapasan di medula.
Ransangan Sensory
Selama persalinan neonatus diserang berbagai macam ransangan. Bahkan ketika ransangan taktil, meransang kulit. Olh krn itu, setelah lahir bayi dikeringkan dan dibungkus dalam selimut atau t4 kan bayi diatas perut ibunya, sehingga kontak kulit, memberi stimulasi lebih lanjut. Stimulasi cahaya, bau dan rasa sakit saat melahirkan juga dapat membantu dalam memulai pernapasan.
C. Ransangan Termal
Dingin merupakan rangsang yang kuat untuk mulai bernapas pada neonatus. Ketika bayi baru lahir hangat, basah pada tubuh dilepaskan dengan cara evaporasi yang dapat menyebabkan temperatur kulit dengan cepat menurun. Reseptor thermal, khususnya pada muka dan paru, melepaskan impuls ke medula, mencetuskan pernapasan yang pertama. Terpapar terhadap dingin dapat menyebabkan menurunnya temperatur pusat dan berakibat pada depresi pernapasan dan asidosis.
D. Ransangan Mekanikal
Selama melewati jalan lahir, kurang lebih 30% dari cairan paru-paru fetal dalam jalan napas dan alveoli terperas keluar. Jumlah cairan tersebut kurang lebih 30 ml dari cairan trachea dipaksa keluar lewat orofarink sebelum lahir. Selama kelahiran pervagina, begitu dada dilahirkan, terjadi recoil (penciutan) dinding paru, sehingga udara dikeluarkan. Bayi yang dilahirkan dengan cecarea tidak mengalami penekanan pada thorax dan bisa menderita karena distres pernapasan sementara yang disebabkan oleh cairan paru fetal.
Adaptasi psikologi
karakteristik perilaku terlihat nyata selama jam transisi setelah lahir. a. Reaktivitas I (The First Period Of Reactivity) Mulai persalinan-stlh 30mnt detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat jelas. Warna kulit terlihat sementara sianosis atau akrosianosis. Perilaku bayi siaga. Bayi akan menangis, terkejut atau terpaku.
C. Periode Reaktivitas II
selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dg stimulus lingkungan. Tingkat pernafasan bervariasi tergantung pada aktivitas. Neonatus mungkin membutuhkan makanan dan harus menyusu untuk pencegahan hipoglikemia dan stimulasi pengeluaran kotoran.
Perkembangan
Bakal paru-paru terbentuk Kedua bronchi membesar Di bentuk segmen bronchus Differensial lobus Dibentuk alveolus Dibentuk Surfaktan Struktur Matang
ADAPTASI INTRA/EKSTRAUTERIN
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paruparu bayi. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigensi janin sebelum bayi lahir adalah plsenta.
Cont
Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah mampu menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehinga memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara.
saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Untungnya
kekuatan otototot pernapasan dan kemampuan diafragma untuk bergerak mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekpirasi. BBLsehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan kapasitas residu fungsional. R= 40 kali permenit dengan rentang 3060 kali permenit ( pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekuensi secara konsisten lebih dari 60 kali permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah kelahira
Intra/Ekstrauterin
SISTEM Respirasi/Sirkulasi 1. Pernafasan volunter 2. Alveoli 3. Vaskulerisasi paru 1. Belum berfungsi 2. Kolaps 3. Belum aktif 1. Berfungsi 2. Berkembang 3. Aktif INTRAUTERIN EKSTRA UTERIN
4. Intake Oksigen
5. Pengeluaran CO2 6. Sirkulasi paru 7. Sirkulasi sistematik 8. Denyut Jantung
4. Rendah
5. Di paru 6. Berkembang banyak 7. Resistensi perifer tinggi 8. Lebih lambat
DAFTAR PUSTAKA Barbara. Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, EGC, Jakarta, 2004. Winarsih. Pemeriksaan bayi baru lahir,Gramedia, Jakarta, 2010. Maria,Wijayarini. Bayi Baru Lahir, Gramedia, Jakarta, 2005. Evelyn, Pearce. Anatomi dan Fisiologi Keperawatan,EGC,Jakarta, 2002. Dewi. Asuhan Persalinan, Alfabeta, Jakarta. 2011. McKinney, E.S., James, S. R., Murray, S. S., & Ashwill, J.W. (2009). Maternal-Child Nursing. Canada: Saunder Elsevier