*)
Penulis adalah Staf Peneliti BPP Teknologi
III-120 III-121
III. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN GAS ALAM listrik dengan gas alam sebesar 75,74 %, pada PELITA VII sebesar 83,71 %, pada
PELITA VIII 84,17 % dan pada PELITA IX pangsanya menurun dari PELITA
3.1 TURBIN GAS DAN GAS COMBINED CYCLE sebelumnya menjadi sebesar 69,14 %. Untuk Sumatera, Kalimantan, dan pulau
Bentuk sederhana pembangkit tenaga listrik dengan bahan bakar gas alam lain hanya digunakan turbin gas.
adalah turbin gas. Dalam bentuk sederhana ini, gas buangnya masih mempunyai
temperatur yang relatif tinggi (sekitar 540 oC) dan masih dapat dibentuk satu Tabel 3.
siklus uap yang disebut gas combined cycle. Proyeksi Pemakaian Gas Alam untuk Pembangkit Tenaga Listrik
Turbin gas terdiri atas kompresor, ruang bakar, turbin dan generator.
Kompresor memampatkan udara dari luar menjadi udara yang bertekanan tinggi PELITA Pemakaian Tiap Pelita (BSCF/tahun)
sekitar 10 bar sampai 15 bar dan diumpankan ke ruang bakar. Gas alam Wilayah VI VII VIII IX
diinjeksikan melalui nozzle ke ruang bakar. Bersama-sama dengan udara Jawa: Turbin Gas 6,36 7,60 9,07 10,83
bertekanan tinggi, gas alam dibakar di ruang bakar. Gas hasil pembakaran Gas Combined Cycle 161,55 345,86 383,86 256,73
mempunyai temperatur sekitar 1000 oC dan dialirkan ke turbin yang akan Sumatera:
menggerakkan rotor yang dihubungkan dengan generator listrik. Turbin Gas 29,52 38,86 35,70 67,69
Gas turbin mempunyai efisiensi yang rendah. Dengan makin meingkatnya Kalimantan:
Turbin Gas 13,45 17,69 23,27 30,57
kebutuhan tenaga listrik, dibutuhkan juga pembangkit tenaga listrik yang
Pulau Lain:
mempunyai efisiensi yang tinggi untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Turbin Gas 2,40 3,17 4,16 5,47
Pembangkit tenaga listrik dengan gas combined cycle merupakan pemecahannya
* Sumber: Pustaka 2
dan dapat mencapai efisiensi termal sebesar 50 %.
IV. ANALISIS
Simple-cycle gas turbine (ISO inlet temp 1100 oC) 33% 1. Kebijaksanaan Umum Bidang Energi, BAKOREN, April 1989.
Condensing steam turbine(steam condition 60 bar 530o C) 34% 2. Energy Strategies, Energy R+D Strategies, Technology Assessment for
Indonesia: Optimal Result, BPP Teknologi-KFA, Mei 1988.
Condensing steam turbine (120 bar/530 o C) 35.5%
3. Energy Strategies, Energy R+D Strategies, Technology Assessment for
Single-reheat steam turbine (100 bar/530 o C/530 o C) 41% Indonesia: The Indonesia Gas Sector, BPP Teknologi-KFA, Januari 1988.
Supercritical reheat steam turbine (250 bar/560 o C/560 o C) 42% 4. Energy Strategies, Energy R+D Strategies, Technology Assessment for
Supercritical double-reheat st em turbine (250 bar/ 560 o C/ 560 o C/560 o C) 43% Indonesia: The Indonesia Electricity Sector, BPP Teknologi-KFA, Mei 1988.
5. Energy Strategies, Energy R+D Strategies, Technology Assessment for
Fully f ired combined cycle (1100 oC with 120 bar/530 oC/530 oC) 44%
Indonesia: Markal Report Listing, BPP Teknologi-KFA, Mei 1988.
Unfired combined cycle (1100 oC with 60 bar/530 o C) 50% 6. Gas Transmission and Utilization for East Java: Electric Power Generation,
10 20 30 40 50
BPP Teknologi – Lemigas – Migas – Pertamina – PLE – PLN – Siemens UB –
0
Net cycle efficiency
KWU, Agustus 1988.
* Sumber: Pustaka 6
Gambar 3.
Efisiensi Termal Pembangkit Tenaga Listrik dengan Gas Alam
III-124 III-125
Paper/Publication
Available at www.geocities.com/Athens/Academy/1943/paper.htm
Published Paper
Technical Note