Anda di halaman 1dari 14

Aji Muhamad Kurniawan

2A P 17334111024

DISSOLVED OXYGE !DO" P#ndahu$uan !Da%ar &#'ri" Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia seperti oksigen terlarut (DO). emakin banyak jumlah DO, maka kualitas air semakin baik. !ika kadar oksigen terlarut terlalu rendah, maka akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik. atuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran "at yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan#bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. umber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut ( $%&'(. )***). +e,epatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti ar,s, gelombang, dan pasang surut. ODU& (-./-) menyatakan bah0a kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. 1ada lapisan permukaaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan#bahan organik dan anorganik.

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

+eadaan oksigen terlarut berla0anan dengan keadaan 2OD, semakin tinggi 2OD semakin rendah oksigen terlarut. +eperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada lems, stadium dan aktivitasnya. +ebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak. +andungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah ) ppm dalam keadaan normal dan tidak ter,emar oleh senya0a bera,un. 'dealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari -,/ ppm selama 0aktu 3 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar /*4 (5U67, -./*). +%5 menetapkan bah0a kandungan oksigen terlarut adalah 8 ppm untuk kepentingan 0isata bahari dan biota laut ($nonimous, )**9). Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. elain itu, oksigen juga menentukan biologik yang dilakukan oleh organisme aerobik dan anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang ada pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senya0a#senya0a kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. +arena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pen,emaran pada perairan se,ara alami maupun se,ara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga. Oksigen terlarut dapat dianalisis dengan ) ma,am ,ara, yaitu : -. &etoda titrasi dengan ,ara ;inkler ). &etoda elektrokimia

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

Prin%i( Ana$i%a -. &etode ;inkler 1rinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. ampel yang akan

dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan &n<l) dengan (aO5 dan +', sehingga akan terjadi endapan &nO). Dengan menambahkan 5) O9 atau 5<l maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (')) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. 'odium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat ((a) )O=) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji). &n<') > (aO5 ??@ &n(O5)) > ) (a<' ) &n(O5)) > O) ??@ ) &nO) > ) 5)* &nO) > ) +' > ) 5)O ??@ &n(O5)) > ') > ) +O5 ') > ) (a) )O= ??@ (a) 9OA > ) (a' ). &etode 6lektrokimia <ara penentuan oksigen terlarut dengan metode elektrokimia adalah ,ara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. 1rinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit. 1ada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak ($g) dan anoda timbal (1b). terhadap oksigen. M#)ani%m# *#a)%i -. &etode ;inkler &n<') > (aO5 ??@ &n(O5)) > ) (a<' ) &n(O5)) > O) ??@ ) &nO) > ) 5)* &nO) > ) +' > ) 5)O ??@ &n(O5)) > ') > ) +O5 ') > ) (a) )O= ??@ (a) 9OA > ) (a' e,ara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeabel

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

).

&etode 6lektrokimia +atoda : O) > ) 5)O > 9e ??@ 9 5OB $noda : 1b > ) 5OB ??@ 1bO > 5)O > )e

&ujuan Ana$i%a Untuk mengukur kadar oksigen terlarut pada ,airan/sampel uji dan air

limbah, terutama untuk sampel air yang mengandung lebih besar dari 8* Cg (O )B (/% dan kadar besi ('') lebih ke,il dari - mg/% dengan menggunakan metode 'odometri (modifikasi a"ida) untuk kadar oksigen terlarut sama atau di ba0ah kejenuhannya. +ara Ana$i%a 7itrasi 'odometri M#,'d# ;inkler A$a, dan -ahan o (aO5 o (a' o $milum/kanji o (a(= o $sam salisilat o 5) O9 pekat o (a) )O=.85)O o +5('O=)) o +)<r)O/

o 2otol ;inkler o 2uret mikro ) m% o 1ipet volume 8 m%, o -* ml, dan 8* m% o 1ipet ukur 8 m% o 6rlenmeyer -)8 m% o Delas piala 9** m% o %abu ukur -*** ml o &angan ulfat o $ir suling

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

Pr'%#dur K#rja

-. &asukkan sampel ke dalam botol ;inkler hingga penuh. ). 7ambahkan mangan sulfat dan alkali iodida a"ida masingBmasing sebanyak m%. =. 7utup botol ;inkler lalu ko,ok hingga homogen. 9. Dumpalan dibiarkan mengendap selama 8B-* menit. 8. 7ambahkan asam sulfat pekat sebanyak - m%. A. 2otol ;inkler ditutup kembali, lalu diko,ok hingga homogen dan endapan larut sempurna. /. Dipipet sampel sebanyak 8* m% lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. 7ambahkan - tetes amilum. 3. 7itrasi sampel dengan natrium tiosulfat hingga 0arna birunya hilang. <atat natrium tiosulfat yang terpakai.

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

-IOLOGI+AL OXYGE DEMA D !-OD" P#ndahu$uan !Da%ar &#'ri" 2iologi,al Oxygen Demand (2OD) atau +ebutuhan Oksigen 2iologis (+O2) adalah sautu analisa empiris yang men,oba mendekati se,ara global prosesBproses mikrobiologis yang benarBbenar terjadi di dalam air. 2io,hemi,al Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk meme,ahkan bahanBbahan organik yang terdapat di dalam air. $da pula yang mengartikan 2OD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. $ngka 2OD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semua "at organis yang terlarut dan sebagian "atB"at organis yang tersuspensi dalam air. 1emeriksaan 2OD diperlukan untuk menentukan beban pen,emaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendesain sistemBsistem pengolahan biologis bagi air yang ter,emar tersebut. 1enguraian "at organis adalah peristi0a alamiah, kalau sesuatu badan air di,emari oleh "at organis, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut, dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kamatian ikanBikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air tersebut. !enis bakteri yang mampu mengoksidasi "at organis yang berasal dari sisaB sisa tanaman dan air buangan penduduk, berada pada umumnya di setiap air alam. !umlah bakteri ini tidak banyak di air jernih dan di air buangan industri yang mengandung "at organis. 1ada kasus ini pasti perlu ditambahkan benih bakteri. Untuk oksidasi/penguraian "at organis yang khas, terutama di beberapa jenis air buangan industri yang mengandung misalnya fenol, detergen, minyak dan sebagainya bakteri harus diberikan adaptasi beberapa hari melalui kontak dengan air buangan tersebut, sebelum dapat digunakan sebagai benih pada analisa 2OD air tersebut.

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

ebaliknya beberapa "at organis maupun inorgani, dapat bersifat ra,un terhadap bakteri dan harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Derajat kera,unan ini juga dapat diperkirakan melalui analisa 2OD. Prin%i( Ana$i%a 1emeriksaan 2OD didasarkan atas reaksi oksidasi "at organis dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. ebagai hasil oksidasi akn terbentuk karbon dioksida, air dan amoniak. $tas dasar reaksi tersebut, yang memerlukan kiraBkira ) hari dimana 8*4 reaksi telah ter,apai, 8 hari supaya /84 dan )* hari supaya -**4 ter,apai, maka pemeriksaan 2OD dapat dipergunakan untuk menaksir beban pen,emaran "at organis. 7entu saja, reaksi juga berlangsung pada badan air sungai, air danau maupun di instalasi pengolahan air buangan yang menerima air buangan yang mengandung "at organis tersebut. Dengan kata lain, tes 2OD berlaku sebagai simulasi sesuatu proses biologis se,ara alamiah. Eeaksi biologis pada tes 2OD dilakukan pada temperatur inkubasi )* *< dan dilakukan selam 8 hari, hingga mempunyai istilah yang lengkap, namun di beberapa literatur terdapat lama inkubasi A jam atau ) hari atau )* hari. Demikian, jumlah "at organis yang ada di dalam air diukur melalui jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi "at organis tersebut. +arena reaksi 2OD dilakukan di dalam botol yang tertutup, maka jumlah oksigen yang telah dipakai adalah perbedaan antara kadar oksigen di dalam larutan dan kadarnya. Oleh karena itu, semua sampel yang mengandung 2OD @A mg harus dien,erkan supaya syarat tersebut terpenuhi. M#)ani%m# *#a)%i !ika terdapat oksigen dalam jumlah yang ,ukup maka pembusukan biologis se,ara aerobik dari limbah organik akan terus berlangsung sampai semua limbah terkonsumsi. $ir limbah menjadi produk akhir selBsel baru serta bahanB

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

bahan organik stabil dan hasil akhir lainnya. &ulaBmula sebagian air limbah dioksidasi produk akhir untuk melepaskan energi guna pemeliharaan sel serta pembentukan sel baru dengan menggunakan sebagian energi yang dilepas selama oksidasi. $khirnya pada saat bahan organik dipakai selBsel baru mulai memakan selBsel nya sendiri untuk mendapatkan energi guna pemeliharaan sel. 1roses ketiga ini disebut respirasi endogen. !ika istilah <5O( (<arbon, 5ydrogen, Oxygen, (itrogen, ulphur) dipakai untuk me0akili limbah organik dan istilah <85/(O) me0akili seratBserat sel, maka ketiga proses dapat dinyatakan dengan reaksi kimia berikut. Oksidasi : <5O( > O) > bakteri 1ersenya0aan : <5O( > O) > bakteri > energi Eespirasi endogen : <85/(O) > 8 O) 8 O) > (5= > 5)O <85/(O) <O) > 5)O >(5= > produk > energi

&ujuan Ana$i%a 7ujuan dilakukannya uji 2OD adalah untuk mengetahui jumlah bahan

organik yang ada didalam air berdasarkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk meme,ah bahanBbahan organik dalam air. +ara Ana$i%a 7itrasi 'odometri M#,'d# ;inkler

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

A$a, dan -ahan o ampel limbah air

o 1ipet gondok o 6rlenmeyer )8* ml o 6rlenmeyer tutup asah )8* ml o 2uret 8* ml o 1ipet tetes o 2otol semprot o Delas ukur

o &n O9 -* 4 o 5) O9 pekat o (atrium 7hiosulfat *.- ( o %arutan kanji ) 4 o +&nO9 *.- ( o %arutan alkali a"ida o $Fuadest

Pr'%#dur K#rja

-. 1ipet -** ml sampel ke dalam erlenmeyer tutup asah, tambahkan -ml &n O9 dan - ml larutan alkali a"ida. ). 7utup sampel dan ko,ok dengan membolakB balikkan botol beberapa kali. =. 2iarkan hingga terbentuk endapan setengah bagian. 9. 2uka tutup sampel dan panaskan dalam 5) O9 pekat melalui dinding botol,kemudian tutup botol kembali. 8. +o,ok kembali sampai endapan melarut. A. 7itrasi larutan dengan natrium thiosulfat *.-( sampai ber0arna kuning muda, tambahkan -B) ml indi,ator kanji sampai 0arna biru dan lanjutkan titrasi sampai 0arna biru hilang.

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

+.EMI+AL OXYGE DEMA D !+OD" P#ndahu$uan !Da%ar &#'ri" <OD juga merupakan parameter yang umum dipakai untuk menentukan tingkat pen,emaran bahan organik pada air limbah. <OD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi se,ara kimia bahan organik di dalam air. Uji <OD dapat dilakukan lebih ,epat dari pada uji 2OD, karena 0aktu yang diperlukan hanya sekitar ) jam. <hemi,al Oxygen Demand (<OD) atau +ebutuhan Oksigen +imia (+O+) adalah jumlah oksigen (mgO)) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi "at#"at organis yang ada dalam - liter sampel air. $ngka <OD merupakan ukuran bagi pen,emaran air oleh "at # "at organis yang se,ara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mokrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam air dan diukur dalam satuan ppm. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan sebagai tanda derajat pengotor air baku. emakin besar oksigen yang terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif ke,il. Eendahnya nilai oksigen terlarut berarti beban pen,emaran meningkat sehingga koagulan yang bekerja untuk mengendapkan koloida harus bereaksi dahulu dengan polutan # polutan dalam air menyebabkan konsusmsi bertambah. <hemi,al Oxygen Demand (<OD) yaitu jumlah oksigen (mg O)) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi "atB"at organis yang ada dalam sampel air dimana peoksidasi +)<r)O/ digunakan sebagai sumber oksigen (oxidi"ing agent). $ngka yang ditunjukkan <OD merupakan ukuran bagi pen,emaran air dari "atB"at organik yang se,ara alamiah dapat mengoksidasi melalui proses mikrobiologis dan dapat juga mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. ebagian besar "at organis melalui tes <OD ini dioksidasi oleh larutan + )<r)O/ dalam keadaan asam yang mendidih.

10

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

$dapun reaksi yang terjadi: <a5bO, > <r)O/)B > 5> G <O) > 5)O > ) <r=> Hat organis $g) O9 0arna hijau. 1erak ulfat $g) O9 ditambahkan sebagai katalisator untuk memper,apat reaksi. edangkan merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang umumnya terdapat di dalam air buangan. Untuk memastikan bah0a hampir semua "at organis hampir teroksidasi maka "at pengoksidasi + )<r)O/ yang sesudah direfluks masih harus tersisa. +)<r)O/ yang tersisa dalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. isa +)<r)O/ tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro amonium sulfat (I$ ). 'ndikator ferroin yang digunakan akhir titrasi yitu saat 0arna hijau # biru larutan menjadi ,oklat # merah. Dalam analisa <OD, kadar klorida (<lB) sampai )*** mg/l di dalamn sampel dapat menjadi gangguan karena dapat menjadi ganguan karena dapat mengganggu kerjanya kualitas $g) O9, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi oleh dikromat, sesuai dengan reaksi berikut: A <lB > <r)O/)B > -9 5> G = <l) > ) <r=> > /5)O. Dangguan ini dapat dihilangkan dengan penambahan 5g O9 pada sampel. $dapun keuntungan dengan penambahan tes <OD dibandingkan tes 2OD, antara lain: B B B B &emakan 0aktu J= jam, sedangkan 2OD memakan 0aktu 8 hari Untuk menganalisa <OD antara 8* # 3** mg/l, tidak dibutuhkan pengen,eran sampel, sedangkan 2OD selalu membutuhkan pengen,eran +etelitan dan ketepatan (reprodi,ibilty) tes <OD adalah ) sampai = kali lebih tinggi dari tes 2OD Dangguan "at yang bersifat ra,un tidak menjadi masalah. edangkan kekurangan dari tes <OD adalah tidak dapat membedakan antara "at yang sebenarnya yang tidak teroksidasi (inert) dan "atB"at yang

11

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

teroksidasi se,ara biologis. 5al ini disebabkan karena tes <OD merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis, sehingga suatu pendekatan saja. Untuk tingkat ketelitian pinyimpangan baku antara laboratorium adalah -= mg/l. edangkan penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu laboratorium sebesar 84 masih diperkenankan. Prin%i( Ana$i%a 1rinsipnya pengukuran <OD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (+)<r)O/) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa 0aktu. elanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan ,ara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai <OD dapat ditentukan. M#)ani%m# *#a)%i

(<5O() > +)<r)O/ > 5> <O) > 5)O > <r=> > bahan organik +)<r)O/ > Ie((59))( O9)) > 5> <r=> > +> > (59> > Ie=> > O9)B > 5)O &ujuan Ana$i%a

o Digunakan untuk mengukur jumlah senya0a organik dalam air. o Diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi se,ara biologis maupun yang sukar didegradasi. o !ika pada perairan terdapat bahan organik yang resisten terhadap degradasi biologis, misalnya tanin, fenol, polisakarida, dan sebagainya, maka lebih ,o,ok dilakukan pengukuran <OD daripada 2OD. o ebagian besar aplikasi <OD menentukan jumlah organik polutan ditemukan di air permukaan (misalnya danau dan sungai) atau air limbah.

12

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

+ara Ana$i%a pektrofotometri

M#,'d# Eefluks 7ertutup

A$a, dan -ahan o pektrofotometer o Delas piala o &agneti, stirrer o 7imbangan analitik o Digestion solution o 5) O9 pekat o $g) O9 o (5) O=5 o +alium 5idrogen Italat (+51)

o +uvet o Digestion vessel o 5eating blo,k o 2uret o %abu ukur 8* m%, )8* m%, 8** m%, dan -*** m% o 1ipet volume 8 m%, -* m%, -8 m%, )* m%, dan )8 m% Pr'%#dur K#rja

-. 1roses Digestion a. 1ipet volume ,ontoh uji atau larutan kerja, tambahkan digestion solution dan tambahkan larutan pereaksi asam sulfat yang memadai ke dalam tabung atau ampul. b. 7utup tabung dan ko,ok perlahan sampai homogen. ,. %etakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada suhu -8* O <, lalu lakukan refluks selama ) jam. ). 1embuatan kurva kalibrasi

13

Aji Muhamad Kurniawan


2A P 17334111024

a. 5idupkan alat dan optimalkan alat uji spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat dan untuk pengujian <OD. $tur panjang gelombangnya pada A** nm atau 9)* nm. b. Ukur serapan masingBmasing larutan kerja kemudian ,atat dan plotkan terhadap kadar <OD. ,. 2uat kurva kalibrasi dari data yang diperoleh dan buat persamaan garis lurusnya. =. 1engukuran untuk ,ontoh uji <OD -** mg/% sampai .** mg/% a. Dinginkan perlahan ,ontoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang utnuk men,egah terbentuknya endapan. !ika perlu, saat pendinginan sesekali tutup ,ontoh dibuka untuk men,egah adanya tekanan gas. b. 2iarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benarB benar jernih. ,. 5itung kadar <OD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi. d. %akukan analisa duplo. 9. 1engukuran untuk ,ontoh uji <OD kurang dari sama dengan .* mg/% a. Dinginkan perlahan ,ontoh yang sudah direfluks sampai suhu ruang utnuk men,egah terbentuknya endapan. !ika perlu, saat pendinginan sesekali tutup ,ontoh dibuka untuk men,egah adanya tekanan gas. b. 2iarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benarB benar jernih. ,. Dunakan pereaksi air sebagai larutan referensi. d. Ukur serapannya ,ontoh uji pada panjang gelombang yang telah ditentukan (9)* nm). e. 5itung kadar <OD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi.
f. %akukan analisa duplo.

14

Anda mungkin juga menyukai