Ver 1.0
Komputer 1
Komputer 2
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 004 4
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 005 5
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 006 6
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 007 7
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 008 8
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 009 9
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 011 11
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 012 12
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 013 13
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 014 14
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 015 15
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 016 16
Teknik UNIVERSITAS Informatika, BUDI FTKOM, LUHUR UNCOK JAKARTA PALOPO - 019 19
TOPOLOGI
Topologi Jaringan adalah susunan lintasan aliran data didalam jaringan yang secara fisik menghubungkan simpul yang satu dengan simpul lainnya. Topologi suatu jaringan didasarkan pada cara penghubung sejumlah node atau sentral dalam membentuk suatu sistem jaringan.
TOPOLOGI
TOPOLOGI
1. Topologi Jaringan Mesh - Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. - Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). - Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. - Kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.
TOPOLOGI
TOPOLOGI
b. Topologi Jaringan Bintang (Star) - Dalam topologi jaringan bintang, salah satu sentral dibuat sebagai sentral pusat (concentrator). - Jika dibandingkan dengan sistem mesh, sistem ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis. - Beban yang dipikul sentral pusat cukup berat. - Kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari sentral ini lebih besar.
TOPOLOGI
TOPOLOGI
c. Topologi Jaringan Bus - Pada jaringan bus yaitu kabel linier, pada suatu saat sebuah mesin bertindak sebagai master dan diijinkan untuk mengirim paket. - Mesin-mesin lainnya perlu menahan diri untuk tidak mengirimkan apapun. - Untuk mencegah terjadinya konflik, ketika dua mesin atau lebih ingin mengirimkan paket secara bersamaan, - Mekanisme pengatur dapat berbentuk tersentralisasi atau terdistribusi. - Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) mengeluarkan aturan yang diberi nama IEEE 802.3 yang populer disebut Ethernet merupakan jaringan broadcast bus dengan pengendali terdesentralisasi yang beroperasi pada kecepatan 10 sampai dengan 100 Mbps. - Dalam Request for Comments (RfCs) 1180 dijelaskan bahwa komputerkomputer pada Ethernet dapat mengirim data kapan saja diinginkan, bila dua buah paket atau lebih bertabrakan, maka masing-masing komputer cukup menunggu dengan waktu tunggu yang acak sebelum mengulangi lagi pengiriman.
TOPOLOGI [BUS]
TOPOLOGI [TREE]
d. Topologi Jaringan Pohon (Tree) - Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. - Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. - Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. - Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer.
TOPOLOGI
e. Topologi Jaringan Cincin (Ring) - Ring adalah salah satu sistem broadcast - Topologi ini setiap bit dikirim ke daerah sekitarnya tanpa menunggu paket lengkap diterima. - Biasanya setiap bit mengelilingi ring dalam waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan beberapa bit. - Seperti sistem broadcast yang lainnya, beberapa aturan harus dipenuhi untuk mengendalikan akses simultan ke ring. - IEEE 802.5 (token ring) merupakan LAN ring yang populer yang beroperasi pada kecepatan 4 sampai dengan 15 Mbps. - Setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. - Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. - Kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral. - Keuntungan : tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana), juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu sentral maka aliran trafik dapat dilewatkan pada arah lain dalam sistem itu.
NURDIN, S.KOM., M.T. Teknik Informatika, FTKOM, UNCOK PALOPO 46
TOPOLOGI [RING]
PIN Warna Kabel 1 2 3 4 5 6 7 8 Putih/Oranye Oranye Putih/Hijau Biru Putih/Biru Hijau Putih/Coklat Coklat
NURDIN, S.KOM., M.T. Teknik Informatika, FTKOM, UNCOK PALOPO 57
PIN 1 2 3 4 5 6 7 8
Warna Kabel Putih/Oranye Oranye Putih/Hijau Biru Putih/Biru Hijau Putih/Coklat Coklat
PIN 3 6 1 4 5 2 7 8
Teknik Informatika, FTKOM, UNCOK PALOPO 58
Kabel Serat-Optik
Peralatan Infrared
PROTOKOL TCP/IP
Protokol adalah standar yang menetapkan bagaimana data direpresentasikan pada saat ditransfer dari satu mesin komputer ke mesin komputer yang lain. Protokol menetapkan terjadi transfer, dapat mendeteksi kesalahan dan memberikan informasi data dinyatakan diterima dengan baik di tempat tujuan. Permasalahan dalam delivery dipilah dalam sub-masalah dan pada setiap submasalah disediakan protokol tertentu yang terpisah.
PROTOKOL TCP/IP
Transmission Control Protocol/Internet Protocol Sekumpulan protokol yang didisain untuk mengatur komunikasi data komputer di jaringan ( internet/ WAN ) Masing-masing bagian bertanggung jawab atas komunikasi data. Ciri-ciri : Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol yang terbuka Standar Protokol TCP/IP dalam bentuk Request For Comment (RFC) dapat diambil oleh siapapun tanpa biaya. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau h/w tertentu Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak tergantung pada vendor tertentu. TCP/IP independen dan bisa jalan di jaringan Ethernet, Token Ring, dial-up, X.25 dan jenis media apapun. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dan global Routing feasibility TCP/IP memiliki banyak jenis layanan
NURDIN, S.KOM., M.T. Teknik Informatika, FTKOM, UNCOK PALOPO 103
PROTOKOL TCP/IP
ARSITEKTUR TCP/IP TERDIRI DARI 5 LAYER : PHYSICA LAYER NETWORK INTERFACE LAYER [ Ethernet, X.25, SLIP, PPP ] INTERNET LAYER / NETWORK LAYER [ IP, ICMP, ARP ] TRANSPORT LAYER [ TCP, UDP ] APPLICATION LAYER [ SMTP, FTP, HTTP, dll ]
PROTOKOL TCP/IP
1. Physical Layer sarana sistem mengirimkan data ke device yang terhubung ke network.
2. NETWORK INTERFACE LAYER (lapisan terbawah) : Bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel, serat optik atau gelombang radio Menterjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti oleh komputer, Yang berasal dari peralatan lain yang sejenis. 3. INTERNET LAYER : Bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. IP (Internet Protocol) Berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. ARP (Address Resolution Protocol) Digunakan untuk menemukan alamat H/W dari host/komputer yang terletak pada network yang sama. ICMP (Internet Control Message Protocol) Berfungsi untuk mengirimkan pesan dalam melaporkan kegagalan pengiriman data.
PROTOKOL TCP/IP
4. TRANSPORT LAYER : Bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer.
TCP : Menyediakan 2 servis utama yang tidak dimiliki oleh protokol IP yaitu: delivery dan serialization data (menjamin packet data yang dikirim diterima dalam urutan yang benar). TCP menggunakan urutan angka untuk menandakan urutan dari packet data yang dikirim. Urutan angka tersebut dinaikkan satu setiap kali TCP meletakkan data ke dalam packet IP yang baru. TCP juga menyediakan feature lain yang penting yaitu: port numbers. UDP : merupakan protokol yang mirip dengan TCP yang menyediakan port number untuk mengidentifikasikan servis yang ada dalam sebuah komputer. Opsi lain dari UDP adalah checksumming, suatu mekanisme untuk mengetahui apakah ada bagian data yang berubah pada saat pengiriman.
PROTOKOL TCP/IP
5. APPLICATION LAYER : Letaknya semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP Lapisan ini adalah lapisan yang langsung berhubungan dengan user. Apa yang dilihat oleh user pada layar monitor komputer adalah tampilan dari Application Layer tersebut. Misal : TELNET SMTP DNS RIP (Routing Information Protocol) OSPF (open shortest path first ) NFS (Network File Sharing ) HTTP
PROTOKOL TCP/IP
LAYANAN TCP/IP
SMTP (Simple Mail Transport Protocol) untuk layanan E-Mail (Electronic Mail), FTP (File Transfer Protocol), IRC (Internet Relay Chat), Telnet, dan yang paling terkenal: HTTP (HyperText Transfer Protocol) untuk layanan World Wide Web (WWW). Network File System (NFS). Pelayanan akses file-file jarak jauh yg memungkinkan klien-klien untuk mengakses file-file pada komputer jaringan jarak jauh walaupun file tersebut disimpan secara lokal.
PROTOKOL TCP/IP
BENTUK IP ADDRESS IP Address merupakan pengenal yang digunakan umtuk memberi alamat host internet (bisa juga diterapkan dalam jaringan lokal). Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya dipisahkan oleh tanda titik. Format IP Address dapat berupa bentuk biner (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik bentuk ini dikenal dengan dotted decimal (xxx.xxx.xxx.xxx adapun xxx merupakan nilai dari satu oktet/delapan bit).
PROTOKOL TCP/IP
KELAS IP ADDRESS IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni: KELAS A : Format Bit pertama Panjang NetID Panjang HostID Byte pertama Jumlah Range IP Jumlah IP Dekripsi : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh :0 : 8 bit : 24 bit : 0-127 : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan) : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx : 16.777.214 IP Address pada setiap Kelas A : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar
PROTOKOL TCP/IP
KELAS B : Format Bit pertama Panjang NetID Panjang HostID Byte pertama Jumlah Range IP Jumlah IP Deskripsi : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh : 10 : 16 bit : 16 bit : 128-191 : 16.384 Kelas B : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx : 65.532 IP Address pada setiap Kelas B : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
PROTOKOL TCP/IP
KELAS C : Format Bit pertama Panjang NetID Panjang HostID Byte pertama Jumlah Range IP Jumlah IP Deskripsi : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh : 110 : 24 bit : 8 bit : 192-223 : 2.097.152 Kelas C : 1.xxx.xxx.xxx sampai 223.255.255.xxx : 254 IP Address pada setiap Kelas C : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
PROTOKOL TCP/IP
KELAS D : Format Bit pertama Bit multicast Byte inisial Deskripsi : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm : 1110 : 28 bit : 224-247 : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)
PROTOKOL TCP/IP
KELAS E : Format Bit pertama Bit cadangan Byte inisial Deskripsi : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr : 1111 : 28 bit : 248-255 : Kelas E adalah kelas yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
PROTOKOL TCP/IP
Selain network ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk jaringan ialah Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) /, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit. Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai 12/8. Angka 8 menunjukan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix. Untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/16. Angka 16 merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.
PROTOKOL TCP/IP
Pengalokasian IP address : IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. 1. Network ID menunjukkan nomor network, 2. Host ID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dsan Host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
PROTOKOL TCP/IP
Pengalokasian IP address Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara defaultdigunakan dalam keperluan loop-back.(Loop-Back adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit diset 1) Network ID dan host ID tidak boleh semua bitnya diset 1, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paketini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
PROTOKOL TCP/IP
Pengalokasian IP address Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0) Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak menunjukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network Dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama.
SUBNETTING
Subnetting Untuk mengefisienkan alokasi IP Address, dilakukan subneting. Subnetting ialah proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit. Untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask. Kegunaan Subnetting Untuk memecah network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi nenjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil. Adapun hal ini dilakukan karena sebuah organisasi mempunyai lebih dari satu jaringan/LAN, Masing-masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah maksimal IP host yang disediakan oleh satu kelas IP address dari network ID yang dimiliki organisasi tersebut. Hal ini dapat terjadi karena: teknologi yang berbeda, keterbatasan teknologi, kongesti pada jaringan, dan hubungan point-to-point.
SUBNETTING
Subnet mask Subnet mask ialah angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dan host ID serta Menentukan letak suatu host, apakah berada di dalam atau di luar jaringan. Pada subnet mask, seluruh bit yang berhubungan dengan network ID diset 1. Sedangkan bit yang berhubungan dengan host ID diset 0. IP address kelas A misalnya, secara default memiliki subnet mask 255.0.0.0 yang menunjukkan batas antara nework ID dan host ID IP address kelas A. Dalam subnetting, proses yang ialah memakai sebagian bit host ID untuk membentuk subnet ID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk host ID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnet ID, jumlah subnet yang dapat dibentuk semakin banyak, namun jumlah host dalam setiap subnet menjadi semakin sedikit. Dengan demikian, network prefix tidak lagi sama dengan network ID. Network ID yang baru adalah network ID ditambah subnet ID. Dan untuk membedakan dari yang lama digunakan istilah extended network prefix.
SUBNETTING
Dalam melakukan subnetting, kita harus terlebih dahulu menentukan seberapa besar jaringan kita saat ini, serta kemungkinannya dimasa mendatang. Untuk hal tersebut kita dapat mengikuti beberapa petunjuk umum berikut: 1. Tentukan dulu jumlah jaringan fisik yang ada 2. Tentukan jumlah IP address yang dibutuhkan oleh masing-masing jaringan. 3. Berdasarkan requirement ini, definisikan: a. Satu subnet mask untuk seluruh network b. Subnet ID yang unik untuk setiap segmen jaringan c. Range host ID untuk setiap subjek
SUBNETTING
Cara paling sederhana dalam membentuk subnet ialah mengalokasikan IP Address sama rata untuk setiap subnet. Namun hal ini hanya cocok jika alokasi IP yang kita miliki besar sekali atau kita menggunakan IP privat, dan jaringan menjalankan protokol routing RIP versi 1. Jika kita ingin membuat jaringan dengan subnet berukuran berbeda, RIP versi 1 tidak dapat digunakan. Alokasi IP dengan subnet yang besarnya berbeda-beda sesuai kebutuhan disebut sebagai VLSM (Variable Lenght Subnet Mask). VLSM dapat menghasilkan alokasi IP yang lebih efisien. Apa solusi bagi Internet di masa depan ? jawabannya adalah IPv6. Memiliki nama lain IPng (IP next generation), IPv6 merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi Internet di masa depan. IPv6 dirancang untuk berjalan diatas jaringan kecepatan tinggi (Gigabit Ethernet, ATM, Packet over Sonet) dan bersamaan itu pula dapat berjalan dengan optimal pada jaringan kecepatan rendah (Wireless).
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
to be continued
133