Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH MUHAMMADIYAH 1.

Kolonialisme dan Masyarakat Pribumi Pada akhir abad XIX kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia telah semakin mantap, yang tentu saja secara langsung berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan di dalam masyarakat. Secara politik, kontrol pemerintah kolonial terhadap wilayah, penguasa lokal, dan masyarakat secara umum telah berjalan secara sistematis melalui jaringan birokrasi kolonial yang telah mampu bcrpengaruh sampai tingkat yang paling rendah walaupun di beberapa daerah, terutama di luar pulau Jawa, masih terjadi perlawanan terhadap perluasan kekuasaan kolonial. alam sektor ekonomi, kebijakan ekonomi liberal yang diberlakukan secara !ormal sejak tahun "#$% telah memberi kesempatan tidak hanya kepada pemerintah kolonial, melainkan juga kcpada pihak swasta asing untuk melakukan cksploitasi terhadap sumber&sumber ekonomi di seluruh Indonesia. Perkebunan dan pertambangan milik pemerintah maupun perusahaan swasta asing muncul di Pulau Jawa maupun di pulau&pulau lain, berbeda dengan masa sebelumnya kctika eksploatasi itu hanya terkosentrasi di Pulau Jawa. Sementara itu, perluasan akti'itas ekonomi yang dibesarkan pada sistem pasar dan penggunaan uang sebagai standar dalam setiap hubungan ekonomi, telah merangsang timbulnya komersialisasi dan monetisasi dalam kehidupan ekonomi masyarakat secara umum. Perluasan in!rastruktur dan kesempatan ekonomi baru tentu saja mempunyai implikasi positi! terhadap ekonomi penduduk pribumi, akan tetapi pada saat yang sama tekanan ekonomis terhadap masyarakat juga semakin kuat sebagai akibat dari kenaikan biaya hidup, penarikan pajak tunai yang semakin beragam, nilai riil pendapatan yang rendah, maupun karena petani teraleanasi dari tanah sebagai !aktor produksi utama sehingga tingkat hidup masyarakat semakin rendah di banyak ternpat. (kan tetapi di tengah&tengah kondisi ekonomi penduduk pribumi yang tidak menentu itu, sekelompok masyarakat pribumi muncul sebagai pengusaha industri dan pedagang yang kuat, seperti) pcngusaha industri batik, rokok, kerajinan, pedagang perantara maupun pedagang keliling di daerah daerah seperti) Pekalongan, *ogyakarta, Surakarta, +udus, Pariaman, Palembang, dan banjarmasin. +elompok ini merupakan sebagian kecil dari wiraswasta pribumi yang mampu bersaing pada tingkat lokal dengan para pengusaha dan pedagang asing seperti ,ropa, -ina, (rab, dan India yang mendominasi sektor ekonomi secara umum pada waktu itu.. Para pengusaha dan pedagang pribumi ini biasanya mempunyai latar belakang agama Islam dan ikatan sosial yang kuat. i Jawa, misalnya, mereka tinggal di kawasan tertentu seperti daerah yang dikenal sebagai +auman atau Sudagaran, yang biasanya dekat dengan pusat perdagangan dan sebagian besar penduduknya adalah pedagang atau pengusaha./ Sementara itu, kondisi ekonomi mereka yang baik membuka kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke 0akkah atau mengirimkan anak&anak mereka ke berbagai pesantren atau lembaga pendidikan Islam lain di Indonesia maupun di luar negeri, khususnya di 1imur 1engah dan 0esir. (kibatnya, interaksi kelompok di antara para pengusaha dan pedagang santri ini berlangsung secara reguler dan berkesinambungan, tidak hanya dalam konteks ekonomi, melainkan juga sosial, kultural, dan

politik. Interaksi mereka dengan masyarakat 0uslim dunia, termasuk dengan orang Indonesia yang sudah lama bermukim di luar negeri, ketika menunaikan ibadah haji maupun ketika sedang belajar di 1imur 1engah dan 0esir, telah membuka kesempatan masuknya unsur&unsur baru ke dalam masyarakat 0uslim Indonesia. alam konteks sosial dan kultural, pengenalan ide dan pranata baru secara langsung maupun tidak langsung ke dalam masyarakat, pada satu sisi mampu menjembatani masyarakat dengan perubahan yang sedang terjadi, sedangkan di sisi lain telah menimbulkan disintegarasi di dalam masyarakat itu sendiri, serta semakin nyata adanya perbedaan identitas antara sesuatu yang lama dengan sesuatu yang baru. Pendidikan barat yang diperkenalkan kepada penduduk pribumi sejak paruh kedua abad XIX scbagai upaya penguasa kolonial untuk mendapatkan tenaga kerja, misalnya, sampai akhir abad XIX pada satu sisi mampu menimbulkan restrati!ikasi masyarakat melalui mobilitas sosial kelompok intelektual, priyayi, dan pro!esional. Pada sisi lain, ha" ini menimbulkan sikap antipati terhadap pendidikan Barat itu sendiri, yang diidcnti!iltasi sebagai produk kolonial sekaligus produk orang ka!ir. Sememara itu, adanya pengenalan agama +risten dan perluasan kristenisasi yang terjadi bersamaan dengan perluasan kekuasaan kolonial ke dalam masyarakat pribumi yang telah terlebih dahulu terpengaruh oleh agama Islam, mengaburkan identitas politik yang melekat pada penguasa kolonial dan identitas sosial &keagamaan pacla usaha kristenisasi di mata masyarakat umum. Bagi sebagian besar penduduk pribumi, tekanan politis, ekonomis, sosial, maupun kultural yang dialami oleh masyarakat secara umum sebagai sesuatu yang identik dengan kemunculan orang Islam dan kekuasaan kolonial yang menjadi penyebab kondisi tersebut tidak dapat dipisahkan dari agama +risten itu sendiri. 2al ini semakin diperburuk oleh struktur yuridis !ormal masyarakat kolonial, yang secara tegas membedakan kelompok masyarakat berdasarkan suku bangsa. alam strati!ikasi masyarakat kolonial3 pcnduduk pribumi menempati posisi yang paling rendah, scdangkan lapisan atas diduduki orang ,ropa, kemudian orang 1imur (sing, seperti) orang 4ina, Jepang, (rab, dan India. tidak mengherankan jika kebijakan pemerintah kolonial ini tetap dianggap sebagai upaya untuk menempatkan orang Islam pada posisi sosial yang paling rendah walaupun dalam lapisan sosial yang lebih tinggi terdapat juga orang (rab yang beragama Islam. i samping itu, akhir abad XIX juga ditandai oleh terjadinya proses peng& urbanan yang cepat sebagai akibat dari perkemhangan ekonomi, politik, dan sosial./ +ota&kota baru yang memiliki ciri masing&masing sesuai dengan !aktor pendukungnya 5muncul di banyak wilayah. Perluasan komunikasi dan transportasi mcmpermudah mobilitas pcnduduk. Sementara itu pembukaan suatu wilayah sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, industri, dan pcrdagangan telah menarik banyak orang untuk datang ke tempat tersebut. Sementara itu pula, tekanan ekonomi, politik, 5maupun sosial yang terjadi di daerah pedesaan telah mendorong 5mereka datang ke kota&kota tersebut. 0emasuki awal abad XX sebagian besar kondisi yang telah terbentuk sepanjang abad XIX terus berlangsung. alam konteks ekonomi, perluasan akti'itas ekonomi sebagai dampak perluasan penanaman modal swasta asing maupun perluasan pertanian rakyat belum mampu menimbulkan perubahan

ekonomi secara struktural sehingga kondisi hidup sebagian besar penduduk masih tetap rendah. i beberapa tempat penduduk pribumi memang berhasil mengembangkan pertanian tanaman ekspor clan mendapat keuntungan yang besar, akan tetapi ekonomi mereka masih sangat labil terhadap perubahan pasar. Sementara itu perluasan akti'itas ekonomi menimbulkan persaingan yang semakin besar sehingga para pengusaha industri pribumi harus bersaing dengan produk impor yang lebih berkualitas dan lebih murah di pasar .lokal, sedangkan para peclagang pribumi juga harus bersaing ketat dengan pedagang asing yang terus mendominasi perdagangan lokal, regional, maupun internasional. alam perkembangan selanjutnya persaingan ini di beberapa tempat tidak lagi hanya terbatas pada masalah ekonomi, melainkan juga telah bcrkembang menjadi persoalan sosial, kultural, atau pun politik. 6alaupun dalam bidang politik terjadi pergeseran dari kekuasan administrati! yang tersentralisasi ke arah desentralisasi pada tingkat lokal, kontrol yang ketat pejabat Belanda terhadap pejabat pribumi masih tetap berlangsung. Sementara itu, kebijakan Politik Balas Budi atau Politik ,tis yang di!okuskan pada bidang edukasi, irigasi, dan kolonisasi yang dilaksanakan sejak dekade pertama abad XX, telah memberikan kesempatan yang lebih luas kepada penduduk pribumi mengikuti pendidikan Barat dibandingkan dengan masa sebelumnya melalui pembentukan beberapa lembaga pendidikan khusus bagi penduduk pribumi sampai tingkat desa. (kan tetapi, kcsempatan ini tetap saja masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pribumi secara keseluruhan. +esempatan itu masih tetap diprioritaskan bagi kelompok elit penduduk pribumi, atau kesempatan yang ada hanya terbuka untuk pendidikan rendah, sedangkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan menengah dan tinggi masih sangat terbatas. Seperti pada masa sebelumnya, kondisi seperti ini terbentuk selain disebabkan oleh kebijakan pemerintah kolonial, juga dilatarbelakangi sikap antipati dari kelompok Islam, yang menjadi pendukung utama masyarakat pribumi terhadap pendidikan Barat itu sendiri. Secara umum mereka lebih suka mengirimkan anak&anak mereka ke pesantren, atau hanya sekedar ke lembaga pendidikan in!ormal lain yang mengajarkan pengetahuan dasar agama Islam. (kan tetapi, sebenarnya ada dualisme cara memandang pendidikan Barat ini. i samping dianggap sebagai perwujudan dari pengaruh Barat atau +risten terhadap lingkungan sosial dan budaya lokal maupun Islam, pendidikan Barat juga dilihat secara objekti! sebagai !aktor penting untuk mendinamisasi masyarakat pribumi yang mayoritas beragama Islam. Pendidikan Barat yang telah diperkenalkan kepada penduduk pribumi secara terbatas ini ternyata telah menciptakan kelompok intelektual dan pro!esional yang mampu melakukan perubahan&perubahan maupun memunculkan ide& ide baru di dalam masyarakat maupun sikap terhadap kekuasaan kolonial. Perubahan dan pencetusan ide&ide baru itu pada masa awal hanya terbatas pada bidang sosial, kultural, dan ekonomi, akan tetapi kemudian mencakup juga permasalahan politik. 6alaupun !eodalisme dalam sikap maupun struktur yang lebih makro di dalam masyarakat, khususnya di Jawa masih tetap berlangsung, pembentukan 7organisasi moderen/ merupakan salah satu realisasi yang penting dari upaya perubahan dengan ide&ide baru tersebut. Pada tahun "8%# organisasi Budi 9tomo didirikan oleh para mahasiswa sekolah kedokteran di Jakarta. 6alaupun dasar, tujuan, dan

akti'itas Budi 9tomo sebagai suatu organisasi masih terikat pada unsur& unsur primordial dan terbatas, keberadaan Budi 9tomo secara langsung maupun tidak berpengaruh terhadap bentuk baru dari perjuangan kebangsaan melawan kondisi yang diciptakan oleh kolonialisme Belanda. Berbagai organisasi baru kemudian didirikan, dan perjuangan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial yang dulu terkosentrasi di kawasan pedesaan mulai beralih terpusat di daerah perkotaan. . Dunia Islam dan Masyarakat Muslim Indonesia Secara makro perkembangan dunia Islam pada akhir abad XIX dan awal abad XX ditandai oleh usaha untuk melawan dominasi Barat setelah sebagian besar negara yang penduduknya beragama Islam secara politik, sosial, ekonomi, maupun budaya telah kehilangan kemerdekaan dan berada di bawah kekuasaan kolonialisme dan imprialisme Barat sejak beberapa abad sebelumnya. alam masyarakat 0uslim sendiri muncul usaha untuk mengatasi krisis internal dalam proses sosialisasi ajaran Islam, akidah, maupun pemikiran pada sebagian besar masyarakat, baik yang disebabkan oleh dominasi kolonialisme dan imperialisme Barat, maupun sebab&&sebab lain yang ada dalam masyarakat 0uslim itu sendiri. alam kehidupan beragama ini terjadi kemerosotan ruhul Ishmi, jika dilihat dari ajaran Islam yang bersumber pada :uran dan Sunnah ;asulullah. Pengamalan ajaran Islam bercampur dengan bidah, khura!at, dan syiah. i samping itu, pemikiran umat Islam juga terbelenggu oleh otoritas mad<hab dan ta=lid kepada para ulama sehingga ijtihad tidak dilakukan lagi. alam pengajaran agama Islam, secara umum :uran yang menjadi sumber ajaran hanya diajarkan pada tingkat bacaan, sedangkan tarjamah dan ta!sir hanya boleh dipelajari oleh orang&orang tertentu saja.7 Sementara itu, pertentangan yang bersumber pada masalah khila!iyah dan !iru5iyah sering muncul dalam masyarakat 0uslim, akibatnya muncul berbagai !ir=ah dan pertentangan yang bersi!at laten. i tengah&tengah kemerosotan itu, sejak pertengahan abad XIX muncul ide& ide pemurnian ajaran dan kesadaran politik di kalangan umat Islam melalui pemikiran dan akti'itas tokoh&&tokoh seperti) Jamaludin (l&(!gani, 0uhammad (bduh, ;asyid ;idha, dan para pendukung 0uhammad bin (bdul 6ahab.5> Jamaludin (l&(!gani banyak bergerak dalam bidang politik, yang diarahkan pada ide persaudaraan umat Islam sedunia dan gerakan perjuangan pembebasan tanah air umat Islam dari kolonialisme Barat. Sementara itu, 0uhammad (bduh dan muridnya, ;asyid ;idha, berusaha memerangi kestatisan, syirk, bidah, khura!at, ta=lid, dan membuka pintu ijtihad di kalangan umat Islam.5. ;estrukturisasi lembaga pendidikan Islam dan mewujudkan ide&ide ke dalam berbagai penerbitan merupakan wujud usaha pemurnian dan pembaharuan yang dilakukan oleh dua orang ulama dari 0esir ini. ;asyid ;idha, misalnya, menerbitkan majalah (l&0anar di 0esir, yang kemudian disebarkan dan dikenal secara luas di seluruh dunia Islam. Sementara itu, icle&ide pembaharuan yang dikembangkan oleh pendukung 0uhammad bin (bclul 6ahab dalam gerakan (l0uwahhidin telah mendapat dukungan politis dari penguasa (rab Saudi sehingga gerakan yang dikenal oleh para orientalis sebagai 6ahabiyah itu berkembang menjadi besar dan kuat. Seperti yang terjadi di dalam dunia Islam secara umum, Islam di Indonesia pada abad XIX juga mengalami krisis kemurnian ajaran,

kestatisan pemikiran maupun akti'itas, dan pertentangan internal. Pcrjalanan historis penyebaran agama Islam di Indonesia sejak masa awal melalui proses akulturasi dan sinkretisme, pada satu sisi telah berhasil meningkatkan kuantitas umat Islam. (kan tetapi secara kualitas muncul kristalisasi ajaran Islam yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni. i Pulau Jawa, misalnya, persoalan kemurnian ajaran Islam ini sangat terasa karena unsur& unsur lokal sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi ajaran di dalam masyarakat seperti yang terlihat pada) sekaten, kenduri, tahlilan, dan wayang. +ondisi seperti ini dapat dilihat pada laporan 1.S. ;a!!les tentang Islam di Jawa pada awal abad XIX, yang menyatakan bahwa orang Jawa yang berpengetahuan cukup tentang Islam dan berprilaku sesuai dengan ajaran Islam hanya beberapa orang saja.? Selain itu, +.2. (hmad ;i!ai, salah seorang ulama di Jawa yang sangat disegani oleh pemerintah kolonial, pada pertengahan abad XIX menyatakan bahwa pengamalan agama Islam orang Jawa banyak menyimpang dari a=idah Islalamiyah dan harus diluruskan. Interaksi reguler antara sekelompok masyarakat 0uslim Indonesia dengan dunia Islam memberi kesempatan kepada mereka untuk mempelajari dan memahami lebih dalam ajaran Islam sehingga tidak mengherankan kemudian muncul ide&ide atau wawasan baru dalam kehidupan beragama di dalam masyarakat Indonesia. 0ereka mulai mempertanyakan kemurnian dan implementasi ajaran Islam di dalam masyarakat. @leh sebab itu, di samping unsur&unsur lama yang terus bertallan seperti pemahaman dan pengamalan ajar&an Islam yang sinkretik dan sikap ta=lid terhadap ulama, di dalam masyarakat 0uslim Indonesia pada akhir abacl XIX dan awal abad XX juga berkembang kesadaran yang sangat kuat untuk melakukan pembaharuan dalam banyak ha" yang berhubungan dengan agama Islam yang telah berkembang cli tengah&&tengah masyarakat. 2al ini tentu saja menimbulkan kon!lik antarkelompok, yang terpolarisasi dalam bentuk gerakan yang dikenal sebagai 7kaum tua/ berhadapan dengan 7kaum muda/ atau antara kelompok 7pembaharuan/ berhadapan dengan 7antipembaharuan/. Sementara itu, krisis yang terjadi di dalam Islam di Indonesia, selain disebabkan oleh dinamika internal juga tidak dapat dipisahkan dengan perluasan kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Islam sejak awal muncul sebagai kekuatan di balik perlawanan terhadap kolonialisme, baik dalam pengertian idiologis maupun peran langsung para ulama dan umat Islam secara keseluruhan. 2al ini dapat dilihat berbagai perlawanan yang terjadi sepanjang abad XIX dan awal abad XX, seperti) Perang iponegoro, Perang Bonjol, Perang (ceh, dan protes&protes petani, yang semuanya diwarnai oleh unsur Islam yang sangat kental. (kibatnya, pemerintah kolonial cenderung melihat Islam sebagai ancaman langsung dari eksistensi kekuasaan kolonial ini. Setiap akti'itas yang berhubungan dengan Islam selalu dicurigai dan dianggap sebagai langkah untuk melawan penguasa. @leh sebab itu, berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh -. Snouck 2urgronje pada akhir abad XIX pemerintah kolonial secara tegas memisahkan Islam dari politik, akan tetapi Islam sebagai ajaran agama dan kegiatan sosial dibiarkan berkembang walaupun tetap berada dalam pengawasan yang ketat. +ecurigaan pemerintah kolonial yang berlebihan terhadap Islam ini membatasi kreati'itas umat, baik dalam pengertian ajaran, pemikiran, maupun penyesuaian diri dengan dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat secara umum. 2al ini semakin diperburuk oleh munculnya

sikap ta=lid kepada para ulama tertentu pada sebagian besar umat Islam di Indonesia pada waktu itu. Pemerintah kolonial juga berusaha mengeksploatasi perbedaan yang ada dalam masyarakat yang berhubungan dengan Islam, seperti perbedaan sosio&antropologis antara kelompok santri dan abangan yang menjadi kon!lik sosial berkepanjangan. Selain itu, akti'itas kristenisasi yang dilakukan oleh missi +atholik maupun <ending Protestan terhadap penduduk pribumi yang telah beragama Islam terus berlangsung tanpa halangan dari penguasa kolonial. >embaga pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah, panti asuhan, dan rumah sakit yang didirikan oleh missi dan <ending sebagai pendukung utama dalam proses kristenisasi, secara reguler mendapat bantuan dana yang besar dari pemerintah. !. A"mad Da"lan dan Pembentukan Mu"ammmadiya" i tengah&tengah kondisi tidak menentu seperti yang digambarkan di atas, (hmad ahlan muncul sebagai salah seorang yang perduli terhadap kondisi yang sedang dihadapi masyarakat pribumi secara umum maupun masyarakat 0uslim secara khusus. (hmad ahlan lahir di +ampung +auman *ogyakarta pacla tahun "#A# dengan nama 0uhammad arwis. (yahnya +.2. (bu Bakar adalah imam dan khatib 0asjid Besar +auman *ogyakarta, sementara ibunya Siti (minah adalah anak +.2. Ibrahim, penghulu besar di *ogyakarta. 0enurut salah satu silsilah, keluarga 0uhammad arwis dapat dihubungkan dengan 0aulana 0alik Ibrahim, salah seorang wali penyebar agama Islam yang dikenal di Pulau Jawa. Sebagai anak keempat dari keluarga +.2. (bubakar, 0uhammad arwis mempunyai B orang saudara perempuan dan I orang saudara laki&laki.C Seperti layaknya anak&anak di +ampung +auman pada waktu itu yang diarahkan pada pendidikan in!ormal agama Islam, sejak kecil 0uhammad arwis sudah belajar membaca :uran di kampung sendiri atau di tempat lain. Ia belajar membaca :uran dan pengetahuan agama Islam pertama kali dari ayahnya sendiri dan pada usia delapan tahun ia sudah lancar dan tamat membaca :uran. 0enurut cerita, sejak kecil 0uhammad arwis sudah menunjukkan beberapa kelebihan dalam penguasaan ilmu, sikap, dan pergaulan sehari&hari dibandingkan teman&temannya yang sebaya. Ia juga mempunyai keahlian membuat barang&barang kerajinan dan mainan. Seperti anak laki&laki yang lain, 0uhammad arwis juga sangat senang bermain layang&layang dan gasing. Seiring dengan perkembangan usia yang semakin bertambah, 0uhammad alwis yang sudah tumbuh remaja mulai belajar ilmu agama Islam tingkat lanjut, tidak hanya sekedar membaca :uran. Ia belajar !i=h dari +.2. 0uhammad Saleh dan belajar nahwu dari +.2. 0uhsin. Selain belajar dari dua guru di atas yang juga adalah kakak iparnya, 0uhammad arwis belajar ilmu agama lslam lebih lanjut dari +.2. (bdul 2amid di >empuyangan dan +2. 0uhammad Dur.C. 0uhammad arwis yang sudah dewasa terus belajar ilmu agama Islam maupun ilmu yang lain dari guru&guru yang lain, termasuk para ulama di (rab Saudi ketika ia sedang menunaikan ibadah haji. Ia pernah belajar ilmu hadist kepada +yai 0ah!udh 1ermas dan Syekh +hayat, belajar ilmu =iraah kepada Syekh (mien dan Sayid Bakri Syatha, belajar ilmu !ala= pada +.2.

ahlan Semarang, dan ia juga pernah belajar pada Syekh 2asan tentang mengatasi racun binatang. 0enurut beberapa catatan, kemampuan intelektual 0uhammad arwis ini semakin berkembang cepat dia menunaikan ibadah haji pertama pada tahun "#8%, beberapa bulan setelah perkawinannya dengan Siti 6alidah pada tahun "##8. Proses sosialisasi dengan berbagai ulama yang berasal dari Indonesia seperti) +yai 0ah!udh dari 1ermas, Syekh (khmad +hatib dan Syekh Jamil Jambek dari 0inangkabau, +yai Dajrowi dari Banyumas, dan +yai Dawawi dari Banten, maupun para ulama dari (rab, serta pemikiran baru yang ia pelajari selama bermukim di 0ekah kurang lebih delapan bulan, telah membuka cakrawala baru dalam diri 0uhammad arwis, yang telah berganti nama menjadi (hmad ahlan. Perkembangan ini dapat dilihat dari semakin, luas dan ber'ariasinya jenis kitab yang dibaca (hmad ahlan. Sebelum menunaikan ibadah haji, (hmad ahlan lebih banyak mempelajari kitab&kitab, dari (hlussunnah waljamaah dalam ilmu a=aid, dari mad<ab Sya!ii dalam ilmu Ei=h dari Imam 4ho<ali dan ilmu tasawu!) Sesudah pulang dari menunaikan ibadah haji, (hmad ahlan mulai membaca kitah&kitab lain yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Semangat membaca (hmad ahlan yang besar ini dapat dilihat pada kejadian ketika ia membeli buku menggunakan sebagian dari modal sebesar "B%% setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji yang pertama, yang sebenarnya diberikan oleh keluarganya untuk berdagang. Sementara itu, keinginan untuk memperdalam ilmu agama Islam terus muncul pada diri (hmad ahlan. alam upaya untuk mewujudkan cita&citanya itu, ia menunaikan ibadah haji kedua pada tahun "8%., dan bermukim di 0ekah selama hampir dua tahun. +esempatan ini digunakan (hmad ahlan untuk belajar ilmu agama Islam baik dari para guru ketika ia menunaikan ibadah haji pertama maupun dari guru&guru yang lain. Ia belajar !i=h pada Syekh Saleh Ba!adal, Syekh Said *amani, dan Syekh Said Babusyel. (hmad ahlan belajar ilmu hadist pada 0u!ti Sya!ii, scmentara itu ilmu !ala= dipelajari pada +yai (syari Bawean. alam bidang ilmu =iruat, (hmad ahlan belajar dari Syekh (li 0isri 0akkah. Selain itu, selama bermukim di 0ekah ini (hmad ahlan juga secara reguler mengadakan hubungan dan membicarakan berbagai masalah sosial&keagamaan, termasuk masalah yang terjadi di In& donesia dengan para 9lama Indonesia yang telah lama bermukim di (rab Saudi, seperti) Syekh (hmad +hatib dari 0inangkabau, +yai Dawawi dari Banten, +yai 0as (bdullah dari Surabaya, dan +yai Eakih dari 0askumambang. Berdasarkan koleksi buku&buku yang ditinggalkan oleh (hmad ahlan, sebagian besar adalah buku yang dipengaruhi ide&ide pembaharuan. i antara buku&buku yang sering dibaca (hmad ahlan antara lain) +osalatul 1auhid karangan 0uhammad (bduh, 1a!sir Ju< (mma karangan 0uhammad (bduh, +an< (>&9lum, airah (l 0aari! karangan Earid 6ajdi, Ei (l &Bidah karangan Ibn 1aimiyah, (l 1awassul wa&al&6asilah karangan Ibn 1aimiyah, (l& Islam wa&l&Dashraniyah karangan 0uhammad (bduh, I<har al&2a= karangan ;ahmah al 2indi, 1a!sshil al&Dasyatain 1ashil al Saadatain, 0atan al&2ikmah karangan (tha (llah, dan (l&:ashaid al&(ththasiy'ah karangan (bd al (ththas.C$

Pengalaman (hmad ahlan mengajar agama Islam di dalam masyarakat dimulai setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji pertama. (hmad ahlan mulai dengan membantu ayahnya mengajar para murid yang masih kanak&kanak dan remaja. ia mengajar pada siang hari sesudah d<uhur, dan malam hari, antara maghrib sampai isya. Sementara itu, sesudah ashar (hmad ahlan mengikuti ayahnya yang mengajar agama Islam kepada orang&orang tua. (pabila ayahnya berhalangan, (hmad ahlan menggantikan ayahnya memberikan pelajaran sehingga akhirnya ia mendapat sebutan kyai, sebagai pengakuan terhadap kemampuan dan pengalamannya yang luas dalam memberikan pelajaran agama Islam. +eterlibatan (hmad ahlan dalam masyarakat semakin besar sejak ayahnya yang menjadi +hatib (min meninggal pada tahun "#8A. Sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di +raton *ogyakarta, sebagai anak laki&laki yang paling besar (hmad ahlan diangkat sebagai +hatib (min menggantikan ayahnya. Sebagai +hatib (min, (hmad ahlan bertugas melakukan khutbah Jumat secara bergantian dengan delapan khatib yang lain piket di serambi masjid besar satu minggu sekali, dan menjadi anggota ewan 2ukum Islam atau ;aad (gama +raton *ogyakarta. Sebagai lmbalan, ia menerima gaji berupa sawah lungguh dan tinggal di rumah yang dulu ditempati oleh ayahnya.C/ Sebagai +hatib (min, (hmad ahlan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan agama Islam yang dimiliki, pengalaman berinteraksi dengan berbagai kelornpok dalam dunia Islam, serta pengalamannya memberi pelajaran agama Islam selama ini sehingga sering muncul ide dan akti'itas baru. Berbeda dengan para khatib lain yang cenderung menghabiskan waktu begitu saja ketika sedang bertugas piket di serambi masjid besar +auman, (hmad ahlan secara rutin memberikan pelajaran agama Islam kepada orang&orang yang datang ke masjid besar ketika ia sedang melakukan piket. (hmad ahlan juga mulai menyampaikan ide&ide baru yang lebih mendasar, seperti persoalan arah kiblat salat yang sebenarnya. (kan tetapi, ide baru ini tidak begitu saja bisa dilaksanakan seperti yang diajarkan di serambi masjid besar karena mempersoalkan arah kiblat salat merupakan suatu ha" yang sangat peka pada waktu itu. (hmad ahlan memerlukan waktu hampir satu tahun untuk menyampaikan masalah ini. Itu pun hanya terbatas pada para ulama yang sudah dikenal dan dianggap sepaham di sekitar +ampung +auman. Pada satu malam pada tahun "#8#, (hmad ahlan mengundang "$ orang ulama yang ada di sekitar kota *ogyakarta untuk melakukan musyawarah tentang arah kiblat di surau milik keluarganya di +auman. iskusi antara para ulama yang telah mempersiapkan diri dengan berbagai kitab acuan ini berlangsung sampai waktu subuh, tanpa menghasilkan kesepakatan. (kan tetapi, dua orang yang secara diam&diam mendengar pembicaraan itu beberapa hari kemudian membuat tiga garis putih setebal B cm di depan pengimaman masjid besar +auman untuk mengubah arah kiblat sehingga mengejutkan para jemaah salat d<uhur waktu itu. (kibatnya, +anjeng +yai Penghulu 2.0. +holil +amaludiningrat memerintahkan untuk menghapus tanda tersebut dan mencari orang yang melakukan itu. Sebagai realisasi dari ide pembenahan arah kiblat tersebut, (hmad ahlan yang mereno'asi surau milik keluarganya pada tahun "#88 mengarahkan

surau tersebut ke arah kiblat yang sebenarnya, yang tentu saja secara arsitektural berbeda dengan arah masjid besar +auman. Setelah dipergunakan beberapa hari untuk kegiatan ;amadhan, (hmad ahlan mendapat perintah dari +anjeng Penghulu untuk membongkar surau tersebut, yang tentu saja ditolak. (khirnya, surau tersebut dibongkar secara paksa pada malam hari 6alaupun diliputi perasaan kecewa, (hmad ahlan membangun surau tersebut sesuai dengan arah masjid besar +auman setelah dibujuk oleh saudaranya, sementara arah kiblat yang sebenarnya dengan membuat garis petunjuk di bagian dalam masjid. itu juga. kembali berhasil ditandai

Setelah pulang dari menunaikan ibadah haji kedua, akti'itas sosial& keagamaan (hmad ahlan di dalam masyarakat di samping sebagai +hatib (min semakin berkembang. Ia membangun pondok untuk menampung para murid yang ingin belajar ilmu agama Islam secara umum maupun ilmu lain seperti) ilmu !ala=, tauhid, dan ta!sir. Para murid itu tidak hanya berasal dari wilayah ;esidensi *ogyakarta, melainkan juga dari daerah lain di Jawa 1engah. 6alaupun begitu, pengajaran agama Islam melalui pengajian kelompok bagi anak& anak, remaja, dan orang tua yang telah lama berlangsung masih terus dilaksanakan. i samping itu, di rumahnya (hmad ahlan mengadakan pengajian rutin satu minggu atau satu bulan sekali bagi kelompok&kelompok tertentu, seperti pengajian untuk para guru dan pamong praja yang berlangsung setiap malam JumFat..? Pembentukan ide&ide dan akti'itas baru pada diri (hmad ahlan tidak dapat dipisahkan dari proses sosialisasi dirinya sebagai pedagang dan ulama serta dengan alur pergerakan sosial&3 keagamaan, kultural, dan kebangsaan yang sedang berlangsung di Indonesia pada awal abad XX. Sebagai seorang pedagang sekaligus ulama, (hmad ahlan sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat di ;esidensi *ogyakarta maupun daerah lain seperti) Periangan, Jakarta, Jombang, Banyuwangi, Pasuruan, Surabaya, 4resik, ;embang, Semarang, +udus, Pekalongan, Purwokerto, dan Surakarta. i tempat&tempat itu ia bertemu dengan para ulama, pemimpin lokal, maupun kaum cerdik cendekia lain, yang sama&sama menjadi pedagang atau bukan. alam pertemuan&pertemuan itu mereka berbicara tentang masalah agama Islam maupun masalah umum yang terjadi dalam masyarakat, terutama yang secara langsung berhubungan dengan kemunculan, kestatisan, atau keterbelakangan penduduk 0uslim pribumi di tengah& tengah masyarakat kolonial. alam konteks pergerakan sosial keagamaan, budaya, dan kebangsaan, hal ini dapat diungkapkan dengan adanya interaksi personal maupun !ormal antara (hmad ahlan dengan organisasi seperti ) Budi 9tomo, Sarikat Islam, dan Jamiat +hair, maupun hubungan !ormal antara organisasi yang ia cirikan kemudian, terutama dengan Budi 9tomo. Secara personal (hmad ahlan mengenal organisasi Budi 9tomo melalui pembicaraan atau diskusi dengan Joyosumarto, seorang anggota Budi 9tomo di *ogyakarta yang mempunyai hubungan dekat dengan dr. 6ahidin Sudirohusodo, salah seorang pimpinan Budi 9tomo yang tinggal di +etandan *ogyakarta. 0eialui Joyosumarto ini kemudian (hmad ahlan berkenalan

dengan dr. 6ahidin Sudirohusodo secara pribadi dan sering menghadiri rapat anggota maupun pengurus yang diselenggarakan oleh Budi 9tomo di *ogyakarta walaupun secara resmi ia belum menjadi anggota organisasi ini. Setelah banyak mendengar tentang akti'itas dan tujuan organisasi Budi. 9tomo melalui pembicaraan pribadi dan kehadirannya dalam pertemuan &pertemuan resmi, (hmad ahlan kemudian secara resmi menjadi anggota Budi 9tomo pada tahun "8%8. alam perkembangan selanjutnya, (hmad ahlan tidak hanya menjadi anggota biasa, melainkan ia menjadi pengurus kring +auman dan salah seorang komisaris dalam kepengurusan Budi 9tomo -abang *ogyakarta. Sementara itu, pada sekitar tahun "8"% (hmad ahlan juga menjadi anggota Jamiat +hair, organisasi Islam yang banyak bergerak dalam bidang pendidikan dan mayoritas anggotanya adalah orang&orang (rab. +eterlibatan secara langsung di dalam Budi 9tomo memberi pengetahuan yang banyak kepada (hmad ahlan tentang cara berorganisasi dan mengatur organisasi secara modern. Sementara itu, walaupun (hmad ahlan tidak terlibat secara akti! di dalam Jamiat +hair, selain belajar berorganisasi secara modern di kalangan orang Islam, ia juga mendapat pengetahuan tentang kegiatan sosial, terutama yang berhubungan dengan pendirian dan pengelolaan lembaga pendidikan model sekolah. Semua ini tentu saja merupakan suatu ha" yang baru dan sangat berpengaruh bagi langkah& langkah yang dilakukan (hmad ahlan pada masa selanjutnya, seperti pendirian sekolah model Barat maupun pembentukan satu organisasi. Sebagai pengurus Budi 9tomo, akti'itas (hmad ahlan tidak hanya terbatas pada hal&ha"yang berhubungan langsung dengan masalah organisasi. Ia sering meman!aatkan !orum pertemuan pengurus maupun anggota Budi 9tomo sebagai tempat untuk menyampaikan in!ormasi tentang agama Islam, bidang yang sangat ia kuasai. +egiatan ini biasanya dilakukan setelah acara resmi selesai. +epiawaian (hmad ahlan dalam menyampaikan in!ormasi tentang agama Islam dalam berbagai pertemuan in!ormal itu telah menarik perhatian para pengurus maupun anggota Budi 9tomo yang sebagian besar terdiri dari pegawai pemerintah dan guru sehingga sering terjadi diskusi yang menarik di antara mereka tentang agama Islam. i antara pengurus dan anggota Budi 9tomo yang tertarik pada masalah agama Islam adalah ;. Budiharjo dan ;. Sosrosugondo, yang pada saat itu menjabat sebagai guru di +weekschool Jetis. 0elalui jalur dua orang guru ini (hmad ahlan mendapat kesempatan mengajar agama Islam kepada para siswa +weekschool Jetis, setelah kepala sekolah setuju dan memberikan i<in. Pelajaran agama Islam di sekolah guru milik pemerintah itu diberikan di luar jam pelajaran resmi, yang biasanya dilakukan pada setiap hari Sabtu sore. alarn mengajarkan pengetahuan agama Islam secara umum maupun membaca :uran, (hmad ahlan menerapkan metode pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga mampu menarik perhatian para siswa untuk menekuninya. 1entu saja sebagian siswa merasa bahwa waktu pelajaran agama Is"am pada hari Sabtu sore itu belum cukup. @leh sebab itu, beberapa orang siswa, termasuk mereka yang belum beragama Islam sering datang ke rumah (hmad ahlan di +auman pada hari (had untuk bertanya maupun melakukan diskusi lebih lanjut tentang berbagai persoalan yang berhubungan dengan agama Islam.

alam perkembangan selanjutnya, pengalaman berorganisasi di Budi 9tomo dan Jamiat +hair memberikan pelajaran kepada siswa +weekschool dan didukung oleh perkembangan pendapat masyarakat umum pada waktu itu yang mulai menyadari bahwa pendidikan merupakan salah satu sarana yang penting bagi kemajuan penduduk pribumi. @leh karena itu, (hmad ahlan secara pribadi mulai merintis pembentukan sebuah sekolah yang memadukan pengajaran ilmu agama Islam dan ilmu umum. alam berbagai kesempatan (hmad ahlan menyampaikan ide pendirian sekolah yang mengacu pada metode pengajaran seperti yang berlaku pada sekolah milik pemerintah kepada berbagai pihak, termasuk kepada para santri yang belajar di +auman maupun penduduk +auman secara umum. Sebagian besar dari mereka bersikap acuh tak acuh, bahkan ada yang secara tegas menolak ide pendidikan sistem sekolah tersebut karena dianggap bertentangan dengan tradisi dalam agama Islam. (kibatnya, para santri yang selama ini belajar kepada (hmad ahlan satu per satu berhenti. 6alaupun belum mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya, (hmad ahlan tetap berkeinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang menerapkan model sekolah yang mengajarkan ilmu agama Islam maupun ilmu pengetahuan umum. Sekolah tersebut dimulai dengan # orang siswa, yang belajar di ruang tamu rumah (hmad ahlan yang berukuran C,B m G A m dan ia bertindak sendiri sebagai guru. +eperluan belajar dipersiapkan sendiri oleh (hmad ahlan dengan meman!aatkan dua buah meja miliknya sendiri. Sementara itu, dua buah bangku tempat duduk para siswa dibuat sendiri oleh (hmad ahlan dari papan bekas kotak kain mori dan papan tulis dibuat dari kayu suren. elapan orang siswa pertama itu merupakan santrinya yang masih setia, serta anak&anak yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan (hmad ahlan. Pendirian sekolah tersebut ternyata tidak mendapat sambutan yang baik dari masyarakat sekitarnya kecuali beberapa orang pemuda. Pada tahap awal proses belajar mengajar belum berjalan dengan lancar. Selain ada penolakan dan pemboikotan masyarakat sekitarnya, para siswa yang hanya berjumlah # orang itu juga sering tidak masuk sekolah. 9ntuk mengatasi ha" tersebut, (hmad ahlan tidak segan&segan datang ke rumah para siswanya dan meminta mereka masuk sekolah kembali, di samping ia terus mencari siswa baru. Seiring dengan pertambahan jumlah siswa, (hmad ahlan juga menambah meja dan bangku satu per satu sehingga setelah berlangsung enam bulan jumlah siswa menjadi C% orang . +etika pendirian sekolah tersebut dibicarakan dengan anggota dan pengurus Budi 9tomo serta para siswa dan guru +weekschool Jetis, (hmad ahlan mendapat dukungan yang besar. i antara para pendukung itu adalah ) 0as ;aji yang menjadi siswa, ;. Sosro Sugondo, dan ;. Budiarjo yang menjadi guru di +weekschool Jetis sangat membantu (hmad ahlan mengembangkan sekolah tersebut sejak awal. ;. Budiharjo yang bersama&sama (hmad ahlan menjadi pengurus Budi 9tomo *ogyakarta banyak memberikan Saran tentang penyelenggaraan sebuah sekolah sesuai dengan pengalamannya menjadi kepala sekolah di +weekschool Jetis. Ia juga menyarankan kepada (hmad ahlan untuk meminta subsidi kepada pemerintah jika sekolah yang didirikan itu sudah teratur, dengan dukungan dari Budi 9tomo. Selain itu, pendirian sekolah itu juga mendapat dukungan dari kelompok terpelajar yang

berasal dari luar +auman serta para siswa +weekschool Jetis yang biasa datang ke rumahnya pada setiap hari (had. Sebagai realisasi dari dukungan Budi 9tomo, organisasi ini menempatkan +holil, seorang guru di 4ading untuk mengajar ilmu pengetahuan umum pada sore hari di sekolah yang didirikan (hmad ahlan. @leh sebab itu, para siswa masuk dua kali dalam satu hari karena (hmad ahlan mengajar ilmu pengetahuan agama Islam pada pagi hari. 6alaupun masih mendapat tantangan dari beberapa pihak, jumlah siswa terus bertambah sehingga (hmad ahlan harus memindahkan ruang belajar ke tempat yang lebih luas di serambi rumahnya. (khirnya setelah proses belajar mengajar semakin teratur, sekolah yang didirikan oleh (hmad ahlan itu diresmikan pada tanggal " esember "8"" dan diberi nama 0adrasah Ibtidaiyah iniyah Islamiyah.?C +etika diresmikan, sekolah itu mempunyai C8 orang siswa dan enam bulan kemudian dilaporkan bahwa terdapat AC orang siswa yang belajar di sekolah itu. Sebagai lembaga pendidikan yang baru saja terbentuk, sekolah yang didirikan oleh (hmad ahlan memerlukan perhatian lebih lanjut agar dapat terus dikembangkan. alam kondisi seperti itu, pengalaman (hmad ahlan berorganisasi dalam Budi 9tomo dan Jamiat +hair menjadi suatu ha" yang sangat penting bagi munculnya ide dan pembentukan satu organisasi untuk mengelola sekolah tersebut, di samping kondisi makro pada saat itu yang telah menimbulkan kesadaran akan arti penting suatu organisasi modern maupun masukan yang didapat dari para pendukung, termasuk dari para murid +weekschool Jetis. Salah seorang siswa kweekschool yang biasa datang ke rumah (hmad ahlan pada hari (had, misalnya, menyarankan agar sekolah tersebut tidak hanya diurus oleh (hmad ahlan sendiri melainkan dilakukan oleh suatu organisasi supaya sekolah itu dapat terus berlangsung walaupun (hmad ahlan tidak lagi terlibat di dalamnya atau setelah ia meninggal. Ide pembentukan organisasi itu kemudian didiskusikan lebih lanjut dengan orang&orang yang selama ini telah mendukung pembentukan dan pelaksanaan sekolah di +auman, terutama para anggota dan pengurus Budi 9tomo serta guru dan murid +weekschool Jetis. alam satu kesempatan untuk mendapatkan dukungan dalam rangka merealisasi ide pembentukan sebuah organisasi, (hmad ahlan melakukan pembicaraan dengan Budiharjo yang menjadi kepala sekolah di +weekschool Jetis dan ;. wijosewoyo, seorang akti'is Budi utomo yang sangat berpengaruh pada masa itu. Pembicaraan tersebut tidak hanya terbatas pada upaya mencari dukungan, melainkan juga sudah di!okuskan pada persoalan nama, tujuan, tempat kedudukan, dan pengurus organisasi yang akan dibentuk. Berdasarkan pembicaraan&pembicaraan yang dilakukan didapatkan beberapa ha" yang berhubungan secara langsung dengan rencana pembentukan sebuah organisasi. Pertama, perlu didirikan sebuah organisasi baru di *ogyakarta. +edua, para siswa +weekschool tetap akan mendukung (hmad ahlan, akan tetapi mereka tidak akan menjadi pengurus organisasi yang akan didirikan karena adanya larangan dari inspektur kepala dan anjuran agar pengurus supaya diambil dari orang&orang yang sudah dewasa. +etiga, Budi 9tomo akan membantu pendirian perkumpulan baru tersebut.

Pada bulan&bulan akhir tahun "8"C persiapan pembentukan sebuah perkumpulan baru itu dilakukan dengan lebih intensi!, melalui pertemuan& pertemuan yang secara ekplisit membicarakan dan merumuskan masalah seperti nama dan tujuan perkumpulan, serta peran Budi 9tomo dalam proses !ormalitas yang berhubungan dengan pemerintah 2india Belanda. 6alaupun secara praktis organisasi yang akan dibentuk bertujuan untuk mengelola sekolah yang telah dibentuk lebih dahulu, akan tetapi dalam pembicaraan& pembicaraan yang dilakukan selanjutnya tujuan pembentukan organisasi itu berkembang lebih luas, mencakup penyebaran dan pengajaran agama Islam secara umum serta akti'itas sosial lainnya. (nggaran dasar organisasi ini dirumuskan dalam bahasa Belanda dan bahasa 0elayu, yang dalam penyusunannya mendapat bantuan dari ;. Sosrosugondo, guru bahasa 0elayu di +weekscbool Jetis. @rganisasi yang akan dibentuk itu diberi nama 70uhammadiyah/, nama yang berhubungan dengan nama nabi terakhir 0uhammad S(6.7 Berdasarkan nama itu diharapkan bahwa setiap anggota 0uhammadiyah dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pribadi Dabi 0uhammad S(6 dan 0uhammadiyah menjadi organisasi akhir <aman. Sementara itu, (hmad ahlan berhasil mengumpulkan A orang dari +ampung +auman, yaitu) Sarkawi, (bdulgani, Syuja, 0. 2isyam, 0. Eakhruddin, dan 0. 1amim untuk menjadi anggota Budi 9tomo dalam rangka mendapat dukungan !ormal Budi 9tomo dalam proses permohonan pengakuan dari Pemerintah 2india Belanda terhadap pembentukan 0uhammadiyah. Setelah seluruh persiapan selesai, berdasarkan kesepakatan bersama dan setelah melakukan shalat istikharah akhirnya pada tanggal "# Do'ember "8"C 0 atau # <ulhijjah "..% 2 persyarikatan 0uhammadiyah didirikan. alam kesepakatan itu juga ditetapkan bahwa Budi 9tomo -abang *ogyakarta akan membantu mengajukan permohonan kepada Pemerintah 2india Belanda agar pembentukan 0uhammadiyah diakui secara resmi sebagai sebuah badan hukum. Pada hari Sabtu malam, tanggal C% esember "8"C, pembentukan 0uhammadiyah diumumkan secara resmi kepada masyarakat dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pejabat pemerintah kolonial, maupun para pejabat dan kerabat +raton +asultanan *ogyakarta maupun +adipaten Pakualaman. Pada saat yang sama, 0uhammadiyah yang dibantu oleh Budi 9tomo secara resmi mengajukan permohonan kepada Pemerintah 2india Belanda untuk mengakui 0uhammadiyah sebagai suatu badan hukum. 0enurut anggaran dasar yang diajukan kepada pemerintah pada waktu pendirian, 0uhammadiyah merupakan organisasi yang bertujuan menyebarkan pengajaran agama Dabi 0uhammad S(6 kepada penduduk bumiputra di Jawa dan 0adura serta memajukan pengetahuan agama para anggotanya. Pada waktu itu terdapat 8 orang pengurus inti, yaitu) (hmad ahlan sebagai kctua, (bdullah Sirat sebagai sekretaris, (hmad, (bdul ;ahman, Sarkawi, 0uhammad, Jaelani, (kis, dan 0ohammad Eakih sebagai anggota. Sementara itu, para anggota hanya dibatasi pada penduduk Jawa dan 0adura yang beragama Islam. MU#ADDIMAH A$%%ARA$ DASAR MUHAMMADIYAH

Sebagai suatu organisasi, 0uhammadiyah bercita&cita untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar&benarnya. alam rangka mencapai cita&cita tersebut, 0uhammadiyah harus berdiri diatas landasan yang kokoh dengan berpegang teguh pada prinsip Islam, sebagaimana termaktub dalam (l :uran dan Sunnah ;asul. Prinsip&prinsip tersebut kemudian dikemas dalam pokok&pokok pikiranHprinsip&prinsipHpendirian yang diuraikan dalam 0u=addimah (nggaran asar 0uhammadiyah. 0u=addimah ( 0uhammadiyah disusun pada masa kepemipinan +i Bagus 2adikusumo I"8?.&"8B.J. 0u=addimah ini dususun untuk memenuhi kebutuhan mengatasi problem dalam diri 0uhammadiyah sendiri. Setelah ?% tahun 0uhammadiyah berkpirah mulai terasa kesuburan semangat perjuangan dikalangan anggota&anggotanya. 2al ini terlihat pada !enomena mulai terdesak pertumbuhan dan perkembangan jiwaHroh 0uhammadiyah oleh perkembangan lahiriyah. isamping itu pengaruh dari luar yang tidak sesuai dengan jiwaHroh 0uhammadiyah bertambah besar. Itulah yang mendorong +2. Bagus 2adikusumo pada tahun "8?B mulai merumuskan prinsip&prinsip pemikiran yang berjalan dari waktu ke waktu, yang kemudian rumusan tersebut disahkan pada tahun "8B". 0u=addimah (nggaran asar tersebut mengandung $ pokok pikiran.


1. 2. 3. 4. . Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan !anya "ng#aulah yang #ami sembah, dan !anya #epada "ng#aulah #ami meminta pert$l$ngan %. Tunju#ilah #ami jalan yang lurus, &. 'yaitu( jalan $rang)$rang yang Telah "ng#au beri ni#mat #epada mere#a* bu#an 'jalan( mere#a yang dimur#ai dan bu#an 'pula jalan( mere#a yang sesat 'saya ridha bertuhan #epada Allah, beragama #epada +slam dan bernabi #epada Muhammad ,asulullah Shallallahu -alaihi .a sallam( ". 2idup manusia harus berdasar tauhid ImengesakanJ (llah, bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat kepada (llah 'Amma /a0du * bah.a sesungguhnya #etuhanan itu adalah ha# Allah semata. /ertuhan dan beribadah serta tundu# dan taat #epada Allah adalah satu)satunya #etentuan yang .ajib atas tiap)tiap ma#hlu#, terutama manusia

C. hidup manusia itu bermasyarakat 'hidup bermasyara#at adalah sunnah 'h$#um #$drah iradah( Allah atas manusia( .. hanya hukum (llah yang sebenar&benarnya satu&satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama ImasyarakatJ dalam menuju hidup bahagia yang hakiki dunia dan akhirat. 'masyara#at yang sejahtera, aman, damai , ma#mur dan bahagia hanyalah dapat di.jud#an diatas #eadilan, #ejujuran dan persaudaraan g$t$ngn r$y$ng dengan bersendi#an h$#um Allah yang sebenar) benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan ha.a na1su. ?. berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar&benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada (llah dan berbuat ihsan kepada manusiaHmasyarakat. 'menjunjung tinggi !u#um Allah lebih dari pada h$#um yang manapun juga adalah #e.ajiban umtla# bagi tiap)tiap $rang yang menga#u bertuhan #epada Allah. Agama +slam adalah agama Allah yang diba.a $leh se#alian nabi seja# 2abi Adam sampai 2abi Muhammad Sa.. Dan diajar#an #epada umatnya masing)masing untu# mendapat#an hidup bahagia dunia dan a#hirat. B. perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar&benarnya, hanyalah akab berhasil bila dengan mengikuti jejak IittibaJ perjuangan para nabi, terutama nabi Besar 0uhammad Saw. 'Syahdan, untu# men3ipta#an masyara#at yang bahaggia dan sent$sa sebagaimana yang tersebut di atas itu, tiap)tiap $rang terutama umat +slam, umat yang per3aya #epada Allah dan hari #emudian, .ajiblah mengi#uti jeja# se#alian nabi yang su3i * beribadah #epada Allah dan berusaha segiat)giatnya mengumpulan segala #e#uatan dan mengguna#annya untu# menjelma#an masyara#at di dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan i#hlas #arena Allah semata)mata dan hanya mengharap#an #arunia di hadirat Allah dan ridha)2ya bela#a, serta mempunyai rasa tanggung ja.ab di a#hirat atas segala perbuatannya * lagi pula harus sabar dan ta.a##al bertabah hati, mengahadapi segala #esu#aran atau #esulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pe#erjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pert$l$ngan Allah Yang Maha 4uasa. A. perjuangan mewujudkan pikiran&pikiran tersebut hanyalah dapat dilaksanakan dengan cara berorganisasi. @rganisasi adalah satu&satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik&baiknya. 'untu# mela#sana#an ter.ujudnya masyara#at yang sedemi#ian itu, ma#a dengan ber#at rahmat Allah dan did$r$ng $leh 1irman Allah dalam al5ur0an 'Ali +mran 6 174( $. pokok pikiran prinsip&prinsipHpendirian seperti yang diterangkan dan diuraikan dimuka adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologinya terutama untuk mencapai cita&citanya, ialah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur lahir&batin yang diridhai (llah, ialah masyarakat 7Islam yang sebenar&benarnya./ '#esemuanya itu perlu, untu# menunai#an #e.ajiban mengamal#an perintah)perintah Allah dan mengi#uti sunnah ,asul 2abi Muhammad Sa., guna mendapat #arunia dan ridha)2ya di dunia dan a#hirat, dan

untu# men3apai masyara#at yang sent$sa dan bahagia disertai ni#mat dan rahmat Allah yang berlimpah)limpah sehingga merupa#an 6 8suatu 2egara yang indah, bersih, su3i dan ma#mur diba.ah perlindungan Tuhan yang Maha Pengampun.9 ( KEPRI&ADIA$ MUHAMMADIYAH 1. Se'ara" Perumusan Ke(ribadian Mu"ammadiya" ;umusan materi kepribadian 0uhammadiyah untuk pertama kalinya disusun oleh sebuah tim yang tediri dari) ". +2. Eakih 9sman. C. +2. Earit 0a,ru! .. +2. 6ardan iponigrat. ?. ;. 2amka. B. 2. jarnawati 2adikusumo. A. 0. jindar 1amimy $. 0. Saleh Ibrahim. 1im tersebut dibentuk oleh pimpinan pusat 0uhammadiyah setelah memperhatikan isi pidato +2. Eakih 9sman. engan judul 7(pakah 0uhammadiyah Itu K/ yang disampaikan didepan para peserta kursus pimpinan 0uhammadiyah seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh pimpinan pusat 0uhammadiyah pada bulan ;amadhan ".#" 2 H "8A" 0. Isi pidato +2. Eakih 9sman itu mengandung makna yang sangat mendalam sehingga menarik perhaian para tokoh 0uhammadiyah yang dating dari seluruh Indonesia. 2al tersebut sangat dimengerti karena +2 Eakih 9sman. ikenal sebagai tokoh 0uhammadiyah yang kaya pengalaman, luas Ilmunya dan mendalam ruhul Islamnya. engan kemampuannya yang besar itu, beliau dapat mengugugah semangat para pimpinan 0uhammadiyah pada saat itu. Setelah selesai +2. Eakih 9sman menyampaikan pidatonya itu, maka mu!akatlah para tokoh 0uhammadiyah untuk merumuskan buah pikiran +2. Eakih 9sman agar kelak dapat dijadikan pedoman organisasi. ari hasil kesepakatan para tokoh 0uhammadiyah, maka dibentuklah tim perumus materi kepribadian 0uhammadiyah yang orang&orangnya sebagai mana sudah dikemukakan dimuka. +emudian hasi kerja tim perumus di ajukan kepada pimpinan pusat 0uhammadiyah, lalu oleh PP 0uhammadiyah ditetapkan sebagai salah satu agenda sidang tanwir yang berlangsung dari tanggal CB sampai dengan C# agustus "8AC. Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan beberapa segi, akhirnya sidan tanwir dapat menerimanya untuk kemudian diacarakan pada 0uktamar 0uhammadiyah ke.B Isetengah abadJ di Jakarta. 0elalui 0uktamar ke.B inilah akhirnya diterima rumusan yang makin sempurna, kemudian diamanatkan lagi kepada pimpinan pusat 0uhammadiyah untuk mendapatkan perhatian dan perbaikan seperlunya, akhinyapada tanggal C8 april "8A. pimpinan pusat dapat menyelesaikan tugasnya sehingga lahirlah apa yang kita kenal sekarang, yakni 70atan ;umusan +epribadian 0uhammadiyah/. . Hakikat Dan )un*si Ke(ribadian Mu"ammadiya".

Pada hakikatnya kepribadian 0uhammadiyah adalah wajah dan wijhjahnya persyarikatan 0uhammadiyah yang mencerminkan tiga predikat yang melekat kuat sebagai Asy+syak"s"iya" Ijati dirinyaJsecarah utuh IorisinalJ. +etiga predikat itu adalah ) ". 0uhammadiyah sebagai gerakan Islam. C. 0uhammadiyah sebagai gerakan a,wah. .. 0uhammadiyah sebagai gerakan 1ajdid. Penanaman 0uhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas Ia=idahJ perjuangan 0uhammadiyah yang telah menjadkan dinul Islam sebagai satu&satunya (l&0anhaj (l&Ilahi Iundang&undang IlahiJ sebagai subjek Isumber nilaiJ dan objek Isumber konsepJ perjuangan 0uhammadiyah. *ang dimaksud dengan Islam sebagai objek Isumber nilaiJ perjuangan 0uhammadiyah ialah bahwa semua hasil kegiataan dan amal usaha 0uhammadiyah selalu digerakkan Ididasarkan dan dijiwaiJ dengan dinul Islam dan ruhul Islam, sedankan yang dimaksud dengan Islam sebagai objek Isumber konsepJ perjuangan 0uhammadiyah ialah bahwa semua kegiatan dan amal usaha 0uhammadiyah adalah untuk 70enegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam/ untuk mencapai terwujutnya cita&cita Islam, yaitu) 70asyarakat utama (dil dan makmur yang diridlai (llah S61/ dimana kebaikan dan kebahagiaan luas merata. Sebagai sumber nilai dan sumber konsep,maka dinul Islam tidak bisa dari kehidupan dan perjuangan 0uhammadiyah. Islam telah menjadi 7sibghah/ yang medasari, menjiwai dan mewarnai seluruh 4erakan 0uhammadiyah. Penanaman 0uhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dari segi bentukIujudJ kegiatan dan amal usahanya untuk melaksanakan akwah Islamiah Amar Ma,ru- $a"i Mun*kar sebagai tugas utama umat Islam dibidan kemasyarakatan sebagaimana !irman Alla". (rtinya) +amu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma,ru! dan mencegah dari yang mungkar, danberiman kepada (llah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka3 diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang&orang !asik. Islam adalah sumber nilai, sedangkan dakwah Islamiah merupakan proses alih nilai yang dikembangkan dalam rangka perubahan perilaku dan dakwah Islamiah yang dikembangkan oleh 0uhammadiyah adalah upaya pengkondisian masyarakat agar objek dakwah lebih mengetahui,memahami, dan mengamalkan dinul Islam sebagai pandangan dan cita&cita hidupnya. alam pengertian 0uhammadiyah sebagai subjek dakwah maka seluruh amal usaha 0uhammadiyah harus merupakan amal usaha dakwah3 seluruh pimpinan 0uhammadiyah disemua tingkat harus menjadi pimpinan gerakan dakwah. Semua pimpinan pada setiap amal usaha 0uhammadiyah harus merupakan pimpinan amal usaha dakwah. Semua majelis dan ortom 0uhammadiyah harus merupakan majlis dan ortom penyelenggara kegiatan dakwah. Pendeknya semua orang yang terlibat dalam kegiatan amal usaha 0uhammadiyah harus menjadi pelaksana

dakwah. +emudian penamaan 0uhammadiyah sebagai gerakan tajdid, dilihat dari si!at akwah 0uhammadiyah yang ditujukan kepada ummat Ijbah Iummat Islam sendiriJ baik terhadap perorangan maupun masyarakat. 1ajdid yaitu mengembalikan pemahaman dan pengamalan ummat Islam terhadap dinul Islam secarah benar dan tepat Iasli murniJ sesuai dengan (l=uran dan Sunnah ;asulullah S61 sedangkan dalam bidang amaliah duniawiah maka tajdid yang dilakukan muhammadiyah bersi!at modernisasi untuk mengaktualisasikan ajaran Islam sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang cenderung selalu berubah, sehingga inul Islam menjadi ;ahmartan >il&(lamin. Jiwa yang terkandung dalam kepribadian 0uhammadiyah itu menunjukkan betapa 0uhammadiyah dibesarkan oleh pengalaman sejarah bangsa dan umat manusia, sehingga sudah saatnya muhammadiyah menunjukkan wajah dan wijhahnya yang sebenarnya sebagai suatu gerakan Islam, 4erakan akwah dan 4erakan tajdid yang bertanggun jawab terhadap (gama Islam , Bangsa. Setiap warga 0uhammadiyah terutama para pemimpinya dan tokohnya hendaknya selalu mengamalkan dan memperjuangkan apa yag sudah tercantum dalam kepribadian 0uhamadiyah, serta benar&benar menjadikannya sebagai pedoman beramal dan berjuang sekaigus sebagai hiasan pribadi warga 0uhammadiyah. +epribadian 0uhammadiyah merupakan doktrin ideologis Persyarikatan 0uhammadiyah. +epribadian 0uhammadiyah sebagai penegasan identitas warga 0uhammadiyah lahir ditengah kondisi politik yang tidak menentu I ekrit B Juli "8B8 dan pemberlakuan emokrasi 1erpimpinJ , dari sebuah ceramah yang disampaikan oleh +2. Ea=ih 9sman. -eramah tersebut disajikan dalam satu +ursus PimpinanHPelatihan +ader yang diadakan di 0adrasah 0uallimin 0uhammadiyah *ogyakarta, pada tahun "8A". +etua PP 0uhammadiyah ketika itu adalah +2. 0uhammad *unus (nis I"8B8&"8ACJ. (dapun isi ceramah yang sekaligus 0uhammadiyah adalah sebagai berikut ) menjadi isi +epribadian

1. Apa#ah Muhammadiyah itu 0uhammadiyah adalah suatu Persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. 0aksud gerakan ini ialah akwah Islam dan amar maru! nahi mungkar yang ditujukan kepada dua bidang 3 perseorangan dan masyarakat. akwah dan amar maru! nahi mungkar pada bidang yang pertama terbagi dua golongan IaJ kepada yang telah Islam bersi!at Pembaruan ItajdidJ, yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni. IbJ kepada yang belum Islam, bersi!at seruan atau ajakan untuk memeluk agama Islam. 2. Dasar Amal :saha Muhammadiyah Perjuangan melaksanakan usaha menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar&benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata. 0uhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip&prinsip yang tersimpul dalam 0u=addimah (nggaran asar 0uhammadiyah.

3. Ped$man Amal :saha dan Perjuangan Muhammadiyah Berpegang teguh akan ajaran&ajaran (llah dan ;asul&Dya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempun jalan yang diridhai (llah Swt. 4. Si1at Muhammadiyah a. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan b. >apang dada, luas pandangan dan memegang teguh ajaran Islam c. 0emperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah d. Bersi!at keagamaan dan kemasyarakatan e. 0engindahkan segala hukum dan undnag&undang, peraturan serta dan dan !alsa!ah negara yang sah !. (mar maru! dan nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik g. (kti! dalam perkembangan masyarakat dan pembangunan dan sesuai dengan ajaran Islam h. +erjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Islam serta membela kepentingannya i. 0embantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur j. Bersi!at adil serta koreksi kedalam dan keluar dengan bijaksana MA.A$ KEYAKI$A$ DA$ /I.A+/I.A HIDUP MUHAMMADIYAH 0+-2 mengandung prinsip&prinsip dasar pandangan 0uhammadiyah yang bersi!at ideologis, paham agama dan bagaimana !ungsi dan misi 0uhammadiyah dimani!estasikan dalam kerangka Degara ;I. Pada mulanya 0+-2 0uhammadiyah di putuskan oleh Sidang 1anwir di Ponorogo tersebut diolah kembali oleh PP 0uhammadiyah berdasarkan kuasa 1anwir tahun "8$% di *ogyakarta. (khirnya disempurnakan kembali berdasarkan keputusan 0uktamar 0uhammadiyah ke ?" tahun "8#B di Surabaya. 0+-2 terdiri atas lima butir, sbb ) ". 0uhammadiyah adalah 4erakan Islam dan awah (mar 0aru! Dahi 0ungkar, berakidah Islam dan bersumber pada (l :uran dan Sunnah, bercita&cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai (llah Swt, untuk melaksanakan !ungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khali!ah diatas muka bumi. C. 0uhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah (gama (llah yang diwahyukan kepada ;asulnya, sejak Dabi (dam, Duh, Ibrahim, 0usa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Dabi penutup 0uhammad Saw, sebagai hidayah dan rahmat (llah Swt kepada umat manusia sepanjang massa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. .. 0uhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan ) IaJ (l =uran. +itab (llah yang diwahyukan kepada Dabi 0uhammad Saw. IbJ Sunnah ;asul. Penjelasan dan pelaksanaan ajaran&ajaran (l :uran yang diberikan oleh Dabi 0uhammad Saw, dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

?.

B.

0uhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran&ajaran Islam yang meliputi bidang&bidang ) (=idah, (khlak, Ibadah, dan 0uamalah unyawiyyah. IaJ 0uhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murni, bersih dari gejala&gejala kemusyrikan, bidah, dan khura!at, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. IbJ 0uhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai&nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran&ajaran (l=uran dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai&nilai ciptaan manusia. IcJ 0uhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh ;asulullah Saw. 1anpa tambahan dan perubahan dari manusia. IdJ 0uhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu0amalat dunya.iyah pengelolaan duniawi dan pembinaan masyarakat dengan berdasarkan ajaran (gama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada (llah Swt. 0uhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia (llah berupa tanah air yang mempunyai sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Degara ;epublik Indonesia yang berdasar Pancasila dan 99 "8?B, untuk berusaha bersama&sama menjadikan suatu Degara yang adil dan makmur dan di ridhai (llah Swt. /aldatun thayyibah .a rabbun gha1ur.

0+-2 menegaskan 3 0uhammadiyah berakidah Islam, bercita&cita untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar&benarnya. 9ntuk mencapai cita& cita tersebut 0uhammadiyah meletakkannya pada pelaksanaan ajaran Islam yang diyakini sebagai hidayah dan rahmat (llah kepada umat manusia sepanjang masa yang menjamin kesejahteraan hidup materil spiritual, duniawi dan ukhrawi. 0+-2 mende!iniskan agama sebagai berikut ) Agama yang diba.a $leh 2abi Muhammad Sa., ialah apa yang diturun#an allah didalam Al 5uran dan yang tersebut dalam sunnah yang shahih, berupa perintah)perintah dan larangana)larangan serta petunju#)petunju# untu #ebai#an umat manusia didunia dan a#hirat, agama adalah apa yang disyariat#an Allah dengan perantara nabi)nabi2ya, berupa perintah)perintah, larangan)larangan serta petunju#)petunju# untu# #ebai#an manusia di dunia dan a#hirat asar agama islam itu adalah (l :uran dan Sunnah rasul sebagai penjelasan dan pelaksanaan ajaran (l=uran yang diberikan oleh nabi 0uhammad Saw. engan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. 0uhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasa terbuka, bahwa dalam beragama hendaklah berdasarkan pengertian yang benar, dengan ijtihad atau ittiba0 (jaran Islam merupakan kesatuan ajaran yang tidak boleh dipisah&pisahkan dan meliputi 3 akidah, akhlak, ibadah, dan muamalat dunya.iyat. Semunya bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayana tauhid dalam hidup dan kehidupan manusia untuk beribadah kepada (llah Swt.

Anda mungkin juga menyukai