Anda di halaman 1dari 12

GEREJA ATAU KITAB SUCI

BAGIAN I Sahabat-sahabatku yang terkasih dalam Kristus: Dari perkataan Sang Penebus kita, telah dibuktikan kepadamu, bahwa Iman adalah penting bagi keselamatan, dan tanpa Iman tidak ada keselamatan; tanpa Iman adalah hukuman abadi. Bacalah Kitab Suci Protestanmu, St. Markus bab 16, dan kamu akan menemukannya disana berkata lebih keras daripada yang ada dalam Kitab Suci Katolik. Nah, sekarang, Iman macam apa yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat diselamatkan? Apakah sembarang Iman menyelamatkan? Bila sembarang Iman menyelamatkan, Iblis sendiripun akan diselamatkan, karena Kitab Suci berkata bahwa Iblispun percaya serta gentar. Oleh karena itu, bukanlah soal perbedaan agama yang dianut oleh seseorang; tetapi seseorang haruslah menganut agama yang sejati dan benar, dan tanpa hal ini tiada harapan akan keselamatan, karena dapatlah kita mengerti sahabat-sahabatku, bahwa jika Tuhan menyatakan sesuatu atau mengajarkan sesuatu, Ia ingin untuk dipercayai. Tidak mempercayai adalah menghina Tuhan. Mempertanyakan perkataan-Nya, atau percaya tetapi mempertanyakan dan secara terpaksa, adalah suatu penghinaan bagi Tuhan, karena mempertanyakan perkataan-Nya yang Suci. Maka, kita haruslah percaya tanpa mempertanyakan, tanpa rasa terpaksa. Saya sudah mengatakan, diluar Gereja Katolik tidak ada Iman yang Illahi. Tidak mungkin ada Iman yang Illahi diluar Gereja Katolik. Beberapa teman-temanku Protestan akan terkejut mendengar pernyataan ini, mendengar saya berkata bahwa diluar Gereja Katolik tidak ada Iman yang Illahi, dan tanpa Iman tiada keselamatan, tetapi kebinasaan/hukuman abadi. Saya akan membuktikan semua yang telah saya katakan. Saya telah berkata bahwa diluar Gereja Katolik tidak mungkin ada Iman yang Illahi. Apa itu Iman yang Illahi? Yaitu bila kita percaya sesuatu atas kuasa Tuhan, dan mempercayainya tanpa mempertanyakan, tanpa rasa terpaksa. Nah, semua saudara-saudara kita yang terpisah dari Gereja Katolik membuat penafsiran pribadi atas Kitab Suci sebagai pembimbingnya; tetapi penafsiran pribadi terhadap Kitab Suci tidak pernah memberi mereka Iman yang Illahi. Anggaplah bahwa ada seorang Presbyterian; dia membaca Kitab Sucinya; dari hasil membaca Kitab Sucinya itu dia sampai pada suatu kesimpulan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Nah sekarang, kamu tahu ini adalah hal terpenting dari seluruh ajaran Kristiani, dasar dari seluruh Kristianitas. Dari membaca Kitab Sucinya dia sampai pada suatu kesimpulan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan; dan orang ini adalah orang yang baik, seorang yang terpelajar, dan bukanlah orang yang jahat. Dan orang ini berkata: "Inilah tetanggaku seorang Unitarian, yang sama baik dan terpelajarnya seperti saya, sama jujurnya, sama pintarnya, dan sama-sama rajin berdoa seperti saya, dan dari membaca Kitab Suci, dia sampai pada suatu kesimpulan bahwa Kristus sama sekali bukanlah Tuhan. Nah," katanya, "menurut pemikiran dan pendapatku yang terbaik, saya benar, dan tetanggaku si Unitarian salah; tetapi bagaimanapun juga," katanya, "mungkin saya salah! Barangkali saya tidak benar mengartikan arti teks tersebut, dan bila saya

salah, mungkin dia yang benar; tapi, menurut pendapat dan pemikiranku yang terbaik, sayalah yang benar dan dialah yang salah." Dengan dasar apakah orang ini percaya? Dengan kuasa apa? Dengan pemikiran dan pendapatnya pribadi. Dan apakah itu artinya? Sebuah pendapat manusia, pernyataan manusia, yaitu iman manusia. Dia tidak dapat berkata dengan seyakin-yakinnya, "Saya sungguh yakin, benar-benar yakin, seyakin bahwa ada Tuhan didalam surga, bahwa inilah arti dari teks tersebut." Maka, dia tidak mempunyai kuasa lain kecuali pemikiran dan pendapatnya pribadi, dan apa yang telah dikatakan oleh pendeta kepadanya. Tapi si pendeta adalah orang yang pintar. Tetapi banyak juga pendeta-pendeta Unitarian yang pintar, dan hal itu tidak membuktikan apapun; ini hanyalah kuasa manusia, tiada yang lain, ini hanyalah iman terhadap manusia. Apa itu iman terhadap manusia? Mempercayai sesuatu atas dasar pernyataan manusia. Iman Illahi adalah mempercayai sesuatu atas dasar pernyataan dari Tuhan.

BAGIAN II Umat Katolik memiliki Iman yang Illahi, kenapa? Karena Katolik berkata: "Aku percaya akan hal ini dan hal itu." Mengapa? "Karena Gereja mengajarkanku untuk mempercayainya." Dan mengapa kamu percaya terhadap Gereja? "Karena Tuhan telah memerintahkanku untuk percaya pada ajaran Gereja; dan Tuhan telah mengancamku dengan hukuman abadi bila aku tidak percaya kepada Gereja, dan kami diajarkan oleh St. Petrus, dalam Injilnya, bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri. Ini adalah kata-kata yang keras, saudara-saudaraku, tetapi inilah kata-kata St. Petrus, pemimpin dari para Rasul. Mereka yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya memutarbalikkan Kitab Suci menjadi kebinasaan mereka sendiri! Tetapi, bagaimanapun juga Kitab Suci adalah sabda Allah, sumber inspirasi; begitulah sedikitnya, bila kamu memiliki Kitab Suci yang benar, seperti kami umat Katolik memilikinya, dan kalian Protestan tidak memilikinya. Tetapi, teman-teman Protestanku yang terkasih, janganlah tersinggung kepadaku karena berkata seperti itu. Pendeta-pendetamu yang paling terpelajar sendirilah yang berkata demikian, dan beberapa dari mereka telah menulis berjilid-jilid banyaknya guna membuktikan bahwa terjemahan bahasa Inggris, yang kalian miliki tersebut, adalah terjemahan yang benar-benar gagal dan salah. Sekarang, saya berkata bahwa Kitab Suci yang sesungguhnya adalah seperti yang dimiliki oleh Katolik, yaitu Biblia Vulgata; dan sebagian besar dari kaum Protestan yang paling terpelajar pun setuju bahwa Biblia Vulgata, yang selalu dipakai oleh Gereja Katolik, adalah yang terbaik; dan oleh sebab itu, seperti yang kalian dengar sendiri, jika saya berkotbah saya mengutip kata-kata tersebut dalam bahasa Latin, karena teks Latin dari Biblia Vulgata adalah terjemahan yang terbaik.

BAGIAN III Sekarang, kami dapat berkata bahwa umat Katolik menerima Sabda Allah, yang merupakan sumber inspirasi; dan oleh karena itu, kami dapat yakin bahwa kami memiliki sabda Allah; tetapi, saudaraku yang terkasih, sesuatu yang terbaik dapat diperlakukan secara salah, sesuatu yang terbaik sekalipun. Maka, Sang Penebus kita telah memberikan kepada kita seorang guru yang hidup, yang akan memberi kita arti sesungguhnya dari Kitab Suci. Dan Dia telah menyediakan seorang guru yang tidak dapat sesat; dan hal ini sungguh-sungguh penting, karena tanpa hal ini, tanpa ketidak dapat sesatan kita tidak pernah dapat yakin akan Iman kita. Haruslah ada suatu ketidakdapat-sesatan; seperti yang bisa kita lihat dalam setiap pemerintahan yang baik, di tiap pemerintahan, di Inggris, di Amerika Serikat, dan di semua negara, kerajaan maupun republik, disana terdapat sebuah Konstitusi dan sebuah hukum tertinggi. Tetapi kamu tidaklah bebas mengartikan Konstitusi maupun Hukum Tertinggi seperti yang kamu anggap cocok dan pas, karena bila begitu tidak akan ada lagi hukum bila setiap orang diijinkan menjelaskan hukum serta Konstitusi menurut penafsirannya sendiri. Karena itu, di setiap pemerintahan terdapat sebuah Hakim Agung dan Mahkamah Agung, dan kepada hakim agung diajukanlah segala pengertian yang berbeda mengenai hukum dan Konstitusi. Oleh keputusan-keputusan hakim agung semua harus tunduk, dan bila mereka tidak taat pada keputusan hakim agung, maka saudaraku yang terkasih, tidak akan ada hukum lagi, tetapi anarki, ketidaktaatan serta kekacauan. Nah, coba untuk saat ini anggaplah bahwa Sang Penebus tidak begitu pintar dibandingkan dengan pemerintahan manusia, bahwa Dia tidak menyediakan sesuatu untuk memahami Konstitusi serta Hukum-Nya bagi Jemaat Tuhan. Bila Dia tidak menyediakannya, maka saudaraku yang terkasih, Gereja Katolik tidak akan pernah berdiri sebagaimana dia telah berdiri selama ini sejak seribu delapan ratus lima puluh empat tahun yang lalu. Dia telah mendirikan Mahkamah Agung, Hakim Agung dalam Gereja Allah yang hidup.

BAGIAN IV Baik pihak Protestan maupun Katolik, keduanya sama-sama mengakui, bahwa Kristus telah mendirikan sebuah jemaat; dan, anehnya, bahwa semua teman-temanku Protestan mengakuinya juga, bahwa Dia telah membangun sebuah jemaat, hanya satu jemaat, karena, setiap kali Kristus berbicara tentang jemaat-Nya, selalu hanya satu. Para pembaca Kitab Suci, ingatlah hal ini; teman-temanku Protestan, perhatikanlah. Dia berkata: "Dengarkanlah jemaat," dan bukan "Dengarkanlah jemaat-jemaat." "Aku telah mendirikan jemaat-Ku diatas batu karang," dan bukannya jemaat-jemaat-Ku. Setiap saat Ia berbicara, apakah itu mengenai atau perumpamaan tentang jemaat-Nya, Ia selalu menyatakan sebagai yang satu, satu kebersamaan, satu kesatuan.

Ia berbicara tentang jemaat-Nya seperti sebuah kawanan domba, dimana hanya ada satu gembala, yang merupakan kepalanya, dan domba-domba tersebut mengikuti perintahnya; "domba-domba lain aku punya yang bukan merupakan kawanan dombaku." Lihatlah, hanya satu kawanan. Ia berbicara tentang jemaat-Nya seperti sebuah kerajaan, dimana hanya ada satu raja yang memerintah seluruh kerajaan; berbicara tentang jemaat-Nya seperti sebuah keluarga dimana hanya ada satu bapa sebagai kepalanya; berbicara tentang jemaat-Nya seperti sebuah pohon, dan cabang-cabang pohon tersebut bersatu dengan batangnya, dan batangnya dengan akarnya; dan Kristus adalah akarnya, dan batangnya adalah Petrus serta para Paus, dan cabang-cabang yang besar adalah para uskup, lalu cabang-cabang yang lebih kecil adalah para imam, dan buah-buah dari pohon tersebut adalah kaum beriman diseluruh dunia; dan cabang, kata-Nya, yang terpisah dari pohonnya akan menjadi kering, tidak menghasilkan buah, dan hanya cocok untuk dibuang kedalam api, yaitu, kebinasaan. Kata-kata ini jelas, saudaraku yang terkasih; tetapi tidak ada gunanya dalam menyatakan Kebenaran. Saya ingin berbicara tentang Kebenaran kepadamu, sama seperti para Rasul memberitakannya dahulu kala, tiada keselamatan diluar Gereja Tuhan kita Yesus Kristus.

BAGIAN V Nah sekarang, Gereja yang manakah itu? Saat ini terdapat tiga ratus lima puluh gereja-gereja Protestan yang berbeda, dan hampir setiap tahun bertambah satu atau dua gereja lain; dan diluar jumlah ini terdapat Gereja Roma Katolik. Sekarang, yang manakah diantara gereja-gereja yang berlainan tersebut adalah Gereja yang satu dari Tuhan dan penebus kita Yesus Kristus? Mereka semua menyatakan diri sebagai Gereja Yesus. Tapi, sahabatku yang terkasih, adalah bukti bahwa tidak ada gereja yang dapat menjadi Gereja Yesus kecuali dia yang dibangun sendiri oleh Yesus. Dan kapankah Yesus membangun GerejaNya (jemaat-Nya)? Kapan? Saat Dia ada diatas bumi ini. Dan berapa-lamakah dari saat ini ketika Kristus ada diatas bumi? Kalian tahu bahwa jaman kita ini menggunakan tanggal yang berpatokan pada Kristus. Dia dilahirkan berabad-abad yang lalu. Ini adalah satu bukti historis yang diterima oleh semua pihak. Dia hidup di dunia tiga puluh tiga tahun lamanya. Itu sekitar sembilan belas abad sebelum jaman kita ini. Itulah saatnya ketika Kristus mendirikan jemaatNya dimuka bumi. Maka dari itu, setiap Gereja, yang tidak berdiri selama itu, bukanlah Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus, tetapi merupakan suatu institusi buatan dari satu atau beberapa orang; bukan dari Tuhan, bukan dari Kristus, tetapi dari manusia. Nah, dimanakah Gereja, manakah Gereja yang sudah berdiri selama itu? Semua sejarah memberitahukan kepadamu bahwa itu adalah Gereja Katolik; Dia, dan hanya dialah diantara seluruh denominasi/sekte Kristiani diatas muka bumi ini, yang telah berdiri selama itu. Saya katakan, semua sejarah, menerima pernyataan akan hal ini; bukan hanya sejarah Katolik, tetapi sejarah kafir, sejarah Yahudi, dan sejarah Protestan, secara tidak langsung.

Sejarah, dari segala bangsa, menerima pernyataan bahwa Gereja Katolik adalah yang tertua, yang pertama; adalah satu-satunya yang didirikan sendiri oleh Tuhan dan Penebus kita Yesus Kristus. Bukan hanya seluruh sejarah, tetapi semua peninggalan masa lalu membenarkan pernyataan ini, dan segala bangsa di bumi menyatakannya. Panggilah seorang pendetamu dan tanyailah dia manakah gereja yang pertama kalinya, gereja Kristen yang pertama. Apakah itu gereja Presbyterian, Episcopalian, Gereja Inggris, Methodist, Universalist atau Unitarian? Dan mereka semua akan menjawabmu bahwa itu adalah Gereja Katolik. Akan tetapi, sahabatku yang terkasih, bila kamu mengakui bahwa Gereja Katolik adalah yang pertama dan tertua, Gereja yang didirikan sendiri oleh Kristus, lalu mengapakah kamu tidak seorang Katolik? Terhadap hal ini mereka menjawab bahwa Gereja Katolik telah terkorupsi; telah jatuh dalam kesesatan, dan bahwa karena itulah, perlu untuk mendirikan sebuah gereja baru. Sebuah gereja baru, sebuah agama baru. Dan terhadap hal ini kami menjawab: bila Gereja Katolik dahulu pernah menjadi Gereja yang benar, maka ia pun saat ini benar, dan akan tetap merupakan Gereja Tuhan yang benar hingga akhir jaman, atau Yesus Kristus telah menipu kita semua. Dengarkanlah aku, Yesus, dengarkanlah apa yang aku katakan! Aku berkata bahwa jika Gereja Katolik saat ini, di abad ke sembilanbelas, adalah bukan Gereja Tuhan yang benar sama seperti ia 1854 tahun yang lalu, maka aku berkata, Yesus, Engkau telah menipu kami, dan Engkau adalah seorang pembohong! Dan bila aku tidak berkata yang sebenarnya, Yesus, ambillah nyawaku di mimbar ini, biarlah aku mati di mimbar ini, karena aku tidak mau menjadi seorang pengkhotbah agama yang sesat!

BAGIAN VI Saya akan membuktikan semua yang telah saya katakan. Bila Gereja Katolik dahulu pernah menjadi Gereja Tuhan yang benar, seperti yang dinyatakan oleh semua orang, maka ia adalah Gereja yang benar juga saat ini, dan akan tetap menjadi Gereja Tuhan yang benar hingga akhir jaman, karena Kristus telah berjanji bahwa alam maut tidak akan mampu menguasainya. Dia berkata bahwa Dia telah mendirikannya diatas batu karang, dan bahwa alam maut tidak akan dapat menguasainya. Sekarang, saudaraku yang terkasih, bila Gereja Katolik telah jatuh dalam kesesatan, maka alam maut telah menguasainya; dan bila alam maut telah menguasainya, Kristus tidaklah menepati janjinya, maka Dia telah menipu kita, dan bila Dia telah menipu kita, maka Dia adalah seorang pembohong! Bila Dia seorang pembohong, maka Dia bukanlah Tuhan, dan bila Dia bukanlah Tuhan, maka seluruh Kekristenan adalah suatu tipuan. Kembali, dalam St. Matius, bab 28 ayat sembilanbelas dan duapuluh, Sang Penebus kita berkata kepada para Rasulnya: "Pergilah, dan ajarlah segala bangsa, baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan

kepadamu." "Dan ketahuilah," Kata-Nya: "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman." Maka, Kristus sungguh-sungguh berjanji bahwa Dia akan bersama dengan jemaat-Nya hingga ke akhir jaman. Tetapi Kristus tidaklah dapat bersama dengan Jemaat yang mengajar kesesatan, atau kebohongan, atau kesalahan. Oleh karena itu, bila Gereja Katolik telah jatuh dalam kesesatan dan kesalahan, seperti yang dikatakan oleh saudaraku Protestan, maka Kristus pasti telah meninggalkannya; bila demikian, maka Kristus telah melanggar janji-Nya; bila Dia telah melanggar janji-Nya Dia adalah seorang yang bersumpah palsu, dan tidak ada Kekristenan sama sekali. Kembali, Sang Penebus kita (dalam St. Yohanes, bab 14) telah berjanji bahwa Dia akan mengirimkan kepada jemaat-Nya Roh kebenaran, untuk tinggal bersama dengan mereka selamalamanya. Maka, bila Roh Kudus, Roh Kebenaran, mengajarkan Jemaat segala kebenaran, dan mengajar jemaat segala kebenaran untuk selamanya, maka tidak akan pernah, dan tidak dapat terjadi, satu kesesatanpun di dalam Gereja Tuhan, karena dimana seluruhnya adalah kebenaran, tidak ada kesesatan sama sekali. Kristus telah berjanji bahwa Dia akan mengirimkan bagi jemaat-Nya Roh Kebenaran, yang akan mengajarkan segala kebenaran untuk selamanya; maka dari itu, tidak pernah terjadi satu kesesatanpun di dalam Gereja Tuhan, atau Kristus telah gagal dalam janjinya bila hal tersebut sampai terjadi. Kembali, Kristus memerintahkan kita untuk mendengar dan percaya segala ajaran Jemaat dalam segala hal, sepanjang masa serta dimana saja. Dia tidak berkata dengarkanlah Jemaat selama seribu tahun atau selama seribu limaratus tahun, tetapi dengarkanlah jemaat, tanpa batas apapun, tanpa kondisi apapun, atau dalam batas waktu tertentu. Artinya adalah, untuk sepanjang masa; untuk segala hal hingga ke akhir jaman, dan mereka yang tidak mendengarkan perkataan Jemaat, pandanglah mereka, kata Kristus, sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Karena itu, Kristus berkata bahwa mereka yang menolak untuk mendengarkan Jemaat haruslah dipandang sebagai seorang yang tidak mengenal Allah. Dan apakah itu seorang yang tidak mengenal Allah? Yaitu seseorang yang tidak menyembah Tuhan yang benar; dan seorang pemungut cukai dalam masyarakat adalah seorang pendosa. Kata-kata ini sangat keras. Dapatkah Kristus memerintahkanku untuk mempercayai Jemaat bila Jemaat dapat membuatku tersesat, dapat membimbingku ke dalam kesesatan? Bila ajaran Gereja dapat sesat, dapatkah Dia, Tuhan segala Kebenaran, memerintahkanku tanpa kondisi apapun atau batasan apapun untuk mendengarkan dan percaya segala ajaran Jemaat yang telah didirikan-Nya? Kembali: Sang Penebus kita memerintahkan saya untuk mendengar dan percaya segala ajaran Jemaat sama halnya seperti bila Dia sendiri yang berbicara kepada kita. "Mereka yang mendengarkan kamu," Kata-Nya, kepada para Rasul, "mendengarkan Aku, dan mereka yang menolak kamu menolak Aku." Karena itu, bila saya percaya apa yang Jemaat ajarkan, saya percaya apa yang Tuhan ajarkan. Bila saya menolak apa yang Jemaat ajarkan saya menolak apa yang Tuhan ajarkan. Maka, Kristus telah membuat Jemaat sebagai alat dimana Dia berbicara kepada manusia, dan sungguh-sungguh menyatakan kepada kita bahwa kita harus percaya ajaran Jemaat sama seperti bila Dia sendiri yang berbicara kepada kita.

Karena itu, kata St. Paulus, dalam suratnya kepada Timotius, "Jemaat adalah dasar kebenaran", artinya, fondasi yang kuat, "dan tiang penopang." Copotlah dasar atau fondasi dari suatu konstruksi, dan konstruksi tersebut akan roboh; dan seperti tiang-tiang yang menyangga atapnya; singkirkanlah tiang tersebut dan atapnya pun akan jatuh; maka St. Paulus berkata, "Jemaat adalah tiang penopang dan dasar kebenaran," dan pada saat kamu menyingkirkan kuasa dari Jemaat Tuhan, kamu membawa segala jenis ajaran sesat serta penghinaan. Tidakkah kalian melihat hal ini?

BAGIAN VII Di abad ke enam belas Protestanisme menyingkirkan otoritas/kuasa Jemaat dan mendukung penafsiran pribadi tiap orang terhadap Kitab Suci, dan apakah konsekuensi/akibatnya? Agama yang satu diatas agama yang lainnya, Gereja yang satu diatas Gereja lainnya, bermunculan, dan kemunculan gereja-gereja baru ini tidak pernah berhenti sampai saat ini. Sewaktu saya menjalankan misi di Flint, Michigan, saya mengundang, sama seperti disini, saudara-saudara Protestan untuk bertemu dan bertatap muka dengan saya. Seorang laki-laki yang baik dan terpelajar datang kepada saya dan berkata demikian: "Saya akan menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi denganmu." "Anggota dari Gereja manakah engkau, saudaraku," kata saya. "Saya anggota Gereja dari Duabelas Rasul," katanya. "Ha! Ha!" kata saya, "Saya juga anggota Gereja tersebut. Tetapi, coba katakan, dimanakah Gerejamu didirikan?" "Di Terre Haute, Indiana," katanya. "Siapa yang mendirikan Gereja tersebut, dan siapakah kedua belas Rasul tersebut, saudaraku?" kata saya. "Mereka adalah duabelas orang petani," katanya; "kami semua berasal dari Gereja yang sama, Presbyterian, tetapi kami berselisih faham dengan pendeta kami, lalu memisahkan diri dari mereka, dan mendirikan sebuah Gereja baru." "Dan itulah," kata saya, "itulah keduabelas rasulmu, duabelas orang petani dari Indiana! Gerejamu didirikan sekitar tigapuluh tahun yang lalu." Beberapa tahun yang lalu, saat saya berada di Terre Haute, saya bertanya kepada seseorang untuk menunjukkan letak Gereja Duabelas Rasul. Saya lalu dibawa ke sebuah jendela dan orang itu menunjukkannya kepadaku, "tetapi gereja itu tidak ada lagi sekarang," kata orang tersebut, "tempat itu sekarang menjadi toko pembuat kereta."

Kembali, St. Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, berkata: "Tetapi sekalipun kami para Rasul atau seorang malaikat dari sorga datang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia." Itu adalah kata-kata dari St. Paulus, karena, saudara-saudaraku yang terkasih, agama harus datang dari Tuhan, bukan dari manusia. Tidak ada manusia yang mempunyai hak untuk mendirikan sebuah agama; tidak ada manusia yang mempunyai hak untuk mendikte orang lain apa yang harus mereka percayai dan apa yang harus mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Agama harus datang dari Tuhan, dan setiap agama yang tidak didirikan oleh Tuhan adalah sebuah agama yang sesat, sebuah institusi manusia, dan bukan institusi dari Tuhan; dan karena itulah St. Paulus berkata dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia."

BAGIAN VIII Kalian lihat, saudaraku yang terkasih, dari teks Kitab Suci saya telah mengutip bahwa, bila Gereja Katolik pernah menjadi Gereja Tuhan yang benar, maka dia saat ini pun adalah Gereja yang benar. Kamu juga telah melihat dari apa yang telah saya katakan bahwa Gereja Katolik adalah institusi dari Tuhan, dan bukan berasal dari manusia, dan ini adalah sebuah fakta/kenyataan, sebuah fakta sejarah, dan tidak ada fakta sejarah yang begitu didukung, begitu terbukti, bahwa Gereja Katolik adalah yang pertama, Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus. Maka, sama halnya, juga sebuah fakta sejarah bahwa seluruh gereja Protestan adalah institusi dari manusia, tiap-tiap gereja tersebut. Dan saya akan memberitahukan kepadamu kapan, serta nama-nama dari para pendiri gereja tersebut. Di tahun 1520, 386 tahun yang lalu, Protestan yang pertama lahir di dunia. Sebelum saat ini tidak ada seorangpun Protestan di dunia, tidak ada satupun di seluruh muka bumi ini; dan orang tersebut, seperti yang dikatakan oleh seluruh sejarah kepada kita, adalah Martin Luther, yang dahulunya adalah seorang Imam Katolik, yang berpisah dari Gereja karena kesombongannya, dan menikahi seorang suster. Dia di ekskomunikasi dari Gereja, diputuskan, dilenyapkan, dan membuat sebuah agama baru miliknya sendiri. Sebelum Martin Luther tidak ada satupun Protestan di dunia; dia adalah yang pertama yang menciptakan standar pemberontakan dan revolusi melawan Gereja Tuhan. Dia berkata pada para pengikutnya bahwa mereka harus menjadikan Kitab Suci sebagai pembimbing mereka, dan mereka melakukan hal tersebut. Tetapi tidak lama kemudian mereka berselisih faham dengannya, Zwingli, dan beberapa orang lainnya, lalu mereka masing-masing mulai mendirikan sebuah agama baru miliknya sendiri. Setelah para pengikut Martin Luther muncullah John Calvin, yang di Jenewa mendirikan agama Presbyterian, dan sejak saat itu, hampir semua agama-agama tersebut menggunakan nama para pendirinya.

Saya bertanya kepada saudaraku Protestan, "Mengapa kamu seorang Lutheran, sahabatku?" "Well," katanya, "karena saya percaya pada ajaran Martin Luther." Nah, bukan pada Kristus, tetapi pada manusia, Martin Luther. Dan orang seperti apakah Martin Luther itu? Seorang yang telah mengingkari janjinya yang resmi yang diucapkannya dihadapan altar Tuhan, saat pentahbisannya, untuk selalu hidup suci dan tidak menikah. Dia mengingkari janji sucinya, dan menikahi Suster Catherine, yang juga mengucapkan janji kesucian yang sama. Dan inilah pendiri pertama dari Protestanisme di dunia. Mereka yang mengetahuinya menyebutnya tidak lain adalah Martin Luther. Maka, Presbyterian kadang-kadang disebut sebagai Calvinist karena mereka berasal, atau percaya pada ajaran dari John Calvin.

BAGIAN IX Setelah mereka muncullah Henry VIII. Dia seorang Katolik, dan mempertahankan agama Katolik; dia menulis sebuah buku melawan Martin Luther untuk mempertahankan doktrin/ajaran Katolik. Buku tersebut pernah saya lihat sendiri di perpustakaan Vatikan di Roma beberapa tahun yang lalu. Henry VIII mempertahankan agama Katolik, dan atas perbuatannya ini dia mendapatkan gelar "Pembela Iman" dari Paus. Gelar ini menurun kepada para penerusnya, dan sekarang disandang oleh Ratu Victoria. Dia menikahi Catherine dari Aragon; tetapi disana di istananya ada seorang pelayan yang melayani Ratu, namanya Ann Boleyn, seorang wanita yang cantik, dan menarik penampilannya. Henry memutuskan untuk memilikinya. Tetapi dia adalah seorang laki-laki yang sudah menikah. Dia kemudian mengirimkan sebuah permintaan kepada Paus agar diijinkan menikahi wanita ini, dan itu adalah sebuah permintaan yang bodoh, karena Paus tidak memiliki kuasa untuk mengabulkan permintaan tersebut. Paus serta semua uskup di dunia tidak dapat melawan kehendak Tuhan. Kristus berkata: "Bila seorang laki-laki meninggalkan istrinya dan menikahi wanita lain, ia berzinahan, dan dia yang menikahi wanita yang ditinggalkan tersebut juga melakukan perzinahan." Walaupun Paus tidak mengabulkan permintaan Henry, dia tetap saja menikahi Ann Boleyn, dan akhirnya di-ekskomunikasi dari Gereja. Setelah beberapa waktu lamanya ada seorang pelayan di istananya yang lebih cantik lagi dari pelayan sebelumnya, lebih menawan dan menarik di mata Henry, dan dia berkata bahwa wanita ini harus dimilikinya juga. Dia pun mengawini isrinya yang ke tiga, dan kemudian yang keempat, kelima dan keenam. Nah, inilah pendiri Gereja Anglikan, Gereja Inggris. Sahabat-sahabat kami Episcopalian sekarang ini sedang berusaha keras untuk mendapatkan nama Katolik, tetapi mereka tak akan pernah mendapatkannya. Mereka menyadari bahwa Katolik adalah sebuah nama yang hebat, dan mereka ingin memilikinya. Para Rasul berkata: "Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus", mereka tidak pernah berkata, akan Gereja Anglikan yang kudus. Orang-orang Anglikan menolak agamanya sendiri, karena mereka berkata mereka percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus. Tanyailah mereka apakah mereka

adalah Katolik, dan mereka akan menjawab, "Ya, tetapi bukan Roma Katolik; kami adalah Katolik Inggris." Apakah arti dari kata Katolik? Kata ini berasal dari bahasa Yunani Catholicus, universal, tersebar di seluruh dunia, dan dimana-mana sama. Nah sekarang, pertama-tama, Gereja Anglikan tidak tersebar di seluruh dunia; dia hanya ada di beberapa negara saja, dan umumnya hanya di negara yang menggunakan bahasa Inggris. Yang kedua, mereka tidak sama diseluruh dunia, karena saat ini ada empat gereja Anglikan yang berbeda; The Low Church, the High Church, the Ritualist Church serta the Puseyite Church. Catholicus berarti lebih dari ini, tidak hanya tersebar di seluruh dunia dan dimanapun sama, tetapi lebih jauh lagi, ia berarti sepanjang masa adalah sama, dari saat Kristus hingga hari ini. Lalu, mereka belum ada sejak jaman Kristus. Tidak ada satupun Gereja Episcopalian atau sebuah Gereja Anglikan sebelum Henry VIII. Gereja Katolik telah ada seribu limaratus tahun sebelum Episcopalian muncul di dunia. Setelah Episcopalian gereja-gereja lain bermunculan. Kemudian datanglah Methodist, sekitar seratus limapuluh tahun yang lalu. Dia didirikan oleh John Wesley, yang dulunya adalah anggota Gereja Episcopalian; lalu kemudian bergabung dengan Saudara-saudara Moravia (Moravian Brethren), tetapi tidak menyukai kedua-duanya, dia lalu membangun agamanya sendiri, Gereja Methodist. Setelah John Wesley beberapa yang lainnya bermunculan; dan akhirnya muncullah Campbellites, sekitar enampuluh tahun yang lalu. Gereja ini didirikan oleh Alexander Campbell, orang Skotlandia.

BAGIAN X Nah, sekarang, saudara-saudaraku yang terkasih, kamu mungkin berpikir bahwa perbuatan "duabelas rasul" dari Indiana adalah sesuatu yang lucu, tetapi mereka mempunyai hak yang sama untuk mendirikan sebuah gereja sama seperti Henry VIII, atau Martin Luther atau John Calvin. Mereka tidak mempunyai hak apapun, tidak juga Henry VIII, atau mereka-mereka yang lainnya. Kristus telah mendirikan Jemaat-Nya/Gereja-Nya dan mengucapkan janji-Nya bahwa GerejaNya akan bertahan hingga ke akhir jaman. Dia telah berjanji bahwa Dia telah mendirikannya di atas batu karang, dan bahwa alam maut tidak akan menguasainya, karena itu, saudaraku yang terkasih, semua denominasi/sekte agama yang berlainan tersebut adalah buatan manusia; dan saya bertanya kepadamu dapatkah seorang manusia menyelamatkan jiwa sesamanya dengan segala institusi yang dapat dibuatnya? Tidakkah seharusnya agama datang dari Tuhan? Oleh karena itu, saudara-saudaraku terkasih yang terpisah dari Gereja Katolik, pikirkanlah hal ini secara serius. Kamu memiliki jiwa untuk diselamatkan, dan jiwa tersebut harus diselamatkan atau binasa; pilihannya hanyalah, jiwa tersebut akan tinggal bersama dengan Tuhan di dalam surga atau bersama dengan iblis di neraka; karena itu, renungkanlah hal ini baik-baik. Ketika saya bertugas di Brooklyn beberapa orang Protestan menjadi Katolik. Diantara mereka terdapat seorang dari Virginia yang sangat terpelajar dan pintar. Sebelumnya dia seorang Presbyterian. Sesudah dia mendengarkan pengajaran saya dia pergi untuk menemui pendetanya,

lalu dia bertanya kepada pendeta itu untuk sejujur-jujurnya menjelaskan sebuah teks Kitab Suci. Si pendeta memberikan arti teks tersebut. "Nah, sekarang," kata laki-laki ini, "apakah Anda sungguh benar-benar yakin bahwa inilah arti dari teks tersebut, karena beberapa orang Protestan lain menyatakannya berbeda dengan Anda?" "Anak mudaku yang terkasih," kata pendeta tersebut, "kita tidak dapat pernah sungguh-sungguh yakin akan iman kita." "Kalau begitu," kata laki-laki ini, "selamat tinggal: Bila saya tidak dapat yakin akan iman saya dalam gereja Protestan, saya akan pergi dimana saya bisa mendapatkannya." Dan kemudian dia menjadi seorang Katolik. Kami yakin akan Iman kami dalam Gereja Katolik, dan bila Iman kami tidaklah benar, Kristus telah menipu kami. Karena itu, saya meminta, saudaraku terkasih yang terpisah dari Gereja Katolik, untuk membaca buku-buku Katolik. Kamu telah begitu banyak membaca melawan Gereja Katolik, sekarang bacalah sesuatu yang mendukung Gereja Katolik. Kamu tidak akan pernah membuat penilaian yang adil jika kamu tidak mendengarkan dari kedua belah sisi masalah tersebut. Apakah pendapatmu mengenai seorang hakim yang kepadanya dihadapkan seorang terdakwa yang malang oleh seorang polisi. Setelah mendengarkan dakwaan-dakwaan yang diajukan oleh polisi tersebut, tanpa mendengarkan pembelaan si terdakwa, sang hakim memerintahkan si terdakwa untuk digantung? "Berilah saya kesempatan berbicara," kata orang yang malang itu, "dan saya akan membuktikannya. Saya tidak bersalah," kata orang itu. Si polisi mengatakan orang ini bersalah. "Biar bagaimanapun, gantung saja dia," kata sang hakim. Apa yang akan kamu katakan mengenai hakim tersebut? Seorang penjahat! Orang yang tidak adil; kamu bersalah terhadap darah orang yang tak berdosa! Tidakkah kamu akan berkata demikian? Tentu saja. Nah sekarang, saudaraku Protestan yang terkasih, hal inilah yang kalian lakukan selama ini; kalian hanya mendengar dari sebelah pihak saja dan mengkritik kami Katolik sebagai orangorang yang tidak rasional, pergi dan menyatakan dosa-dosanya kepada pastor; tetapi apalah bedanya seorang pastor dari orang-orang lainnya? Sahabat-sahabatku yang terkasih, apakah kalian telah mendengar dari sisi lainnya? Tidak, kamu tidak berpikir itu ada gunanya; tetapi inilah yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap Tuhan dan Penebus kita Yesus Kristus; dan inilah yang dilakukan oleh orangorang kafir serta Yahudi terhadap para Rasul, pemimpin-pemimpin Jemaat, dan terhadap umat Kristiani purba/dahulu kala. Perkenankanlah saya mengatakan kepadamu, sahabat-sahabatku, bahwa kalian telah memperlakukan kami persis sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi serta kafir terhadap Yesus Kristus dan para Rasul-Nya. Saya sudah mengatakan hal-hal yang keras pada sore hari ini, tetapi bila St. Paulus ada disini malam hari ini, di mimbar ini, dia akan berkata halhal yang lebih keras lagi. Saya telah mengatakan hal ini, bukan melalui hati yang jahat, tetapi melalui hati yang penuh cinta, dan penuh dengan kasih, dengan harapan membuka mata kalian supaya jiwa kalian dapat diselamatkan. Adalah karena kasih terhadap keselamatan kalian, saudara-saudaraku Protestan, saya dengan sukarela mengorbankan nyawaku, kasihku akan

keselamatanmu lah yang menyebabkan saya berbicara kepadamu hal-hal yang telah saya katakan tadi.

BAGIAN XI "Kalau begitu," kata sahabatku Protestan, "jika seseorang berpikir bahwa dia benar akankah orang itu dapat sesat?" Coba kita misalkan ada seorang di Ottawa, yang ingin pergi ke Chicago, tetapi dia menaiki bus ke jurusan New York; ketika kondektur meminta tiketnya, kondektur itu langsung berkata: "Kamu berada di dalam bus yang salah; tiketmu untuk ke Chicago, tapi bus ini menuju ke New York." "Ah," kata si penumpang itu, "saya merasa baik-baik saja." "Perasaanmu tidak akan baik-baik saja di akhir perjalanan ini," kata kondektur tersebut, "karena kamu akan tiba di New York dan bukan di Chicago." Kalian katakan kalian merasa baik-baik saja, sahabat-sahabatku; perasaanmu itu tidak akan membawamu ke surga; kalian harus juga melakukan yang baik dan benar untuk itu. "Mereka yang melakukan kehendak Bapa-Ku," kata Yesus, "dialah yang akan diselamatkan." Ada jutaan orang di neraka yang dahulu merasa baik-baik saja. Kalian harus berbuat yang baik, dan yakinlah kalian melakukannya dengan benar, untuk dapat diselamatkan. Saya berterimakasih kepada sahabat-sahabatku Protestan untuk kesediaannya hadir dalam pembicaraan yang kontroversial ini. Saya harap saya tidak menyatakan apapun yang menyakitkan hati Anda. Tentu saja, adalah omong kosong bagi saya bila tidak menyatakan ajaran-ajaran Katolik. Arnold Damen, S.J. Nihil Obstat: T. L. Kinkead Censor Deputatus Imprimatur: Michael Augustine Archbishop of New York Translated to Bahasa Indonesia by the Indonesian Traditional Catholic Youth

Anda mungkin juga menyukai