Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM Karakteristik V I Semikonduktor

Nama : Shafira Karamina Alifah NPM : 1206201731 Group : 12 Fakultas : Teknik Departemen : Teknik Industri

Kode Praktikum : LR03

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD) Universitas Indonesia Depok

Karakteristik V I Semikonduktor

I.

Tujuan Praktikum Mempelajari hubungan antara beda potensial (V) dan arus listrik (I) pada suatu semikonduktor

II.

Peralatan 1. Bahan semikonduktor 2. Amperemeter 3. Voltmeter 4. Variable power supply 5. Camcorder 6. Unit PC 7. DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III.

Landasan Teori Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara insulator dan konduktor. Semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah dan bersifat sebagai konduktor pada temperatur ruangan. Bahan semikonduksi yang sering digunakan adalah silikon, gallium arsenide, dan germanium. Bahan ini sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping. Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya. Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan atau IC (integrated circuit). Bahan- bahan logam adalah konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, dan elektronnya dapat bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga 29 ion (+) dan dikelilingi 29 elektron (-). Sebanyak 28 elektron menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti (nukleus). Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan elektronelektron ini. Satu buah elektron lagi yaitu elektron yang ke-29, berada pada orbit paling luar yang disebut juga pita valensi. Elektron yang berada pada pita ini dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada satu

elektron dan jaraknya 'jauh' dari nukleus, ikatannya tidak terlalu kuat. Untuk melepaskan ikatan ini hanya diperlukan sedikit energi. Pada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau berpindah ke nukleus lain. Jika diberi tegangan potensial listrik, elektron-elektron tersebut akan dengan mudah berpindah kearah potensial yang sama. Fenomena ini dikenal sebagai arus listrik. Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi 8, sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron-elektron ini. Dapat ditebak, semikonduktor adalah unsur yang susunan atomnya memiliki elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja yang paling "semikonduktor" adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron valensi.

Sebuah bahan material bila dilewati oleh arus listrik akan menimbulkan disipasi panas. Besarnya disipasi panas adalah I2R. Panas yang dihasilkan oleh material ini akan mengakibatkan perubahan hambatan material tersebut. Jika pada material semi konduktor , pertambahan kalor / panas akan mengurangi nilai hambatan material tersebut. Peristiwa dispasi panas dan perubahan resistansi bahan semi konduktor ini saling berkaitan.

Gambar 1. Rangkaian tertutup semikondutor

IV.

Cara Kerja

1. Memperhatikan halaman web percobaan karakteristik VI semi konduktor 2. Memberikan beda potensial dengan member tegangan V1. 3. Mengaktifkan power supply/baterai dengan mengklik radio button di sebelahnya. 4. Mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada hambatan!

5. Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk beda potensial V2 hingga V8 Catatan : data yang diperoleh adalah 5 buah data terakhir jika rangkaian diberi beda potensial tertentu ( misalkan V1) dengan interval 1 detik antara data ke satu dengan data berikutnya.

V.

Tugas dan evaluasi 1. Memperhatikan data yang diperoleh, apakah terjadi perubahan tegangan dan arus untuk V1 , V2 , V3 , V4 dan V5. Menjelaskan secara singkat mengapa hal tersebut terjadi. 2. Mendapatkan nilai rata-rata beda potensial yang terukur dan arus yang terukur untuk V1 , V2 , V3 hingga V8. 3. Membuat grafik yang memperlihatkan hubungan V vs I untuk rata rata V dan I yang terukur (lihat tugas 2)! 4. Menjelaskan mengapa bentuk kurva hubungan V vs I seperti yang didapatkan 5. Menjelaskan apakah berdasarkan berbagai kurva grafik V vs I diperbolehkan menggunakan hukum Ohm dalam peristiwa ini 6. Memberikan kesimpulan terhadap percobaan ini

VI.

Data Pengamatan

V(volt) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85

I(mA) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7.49 7.17 7.17 7.17 7.17 11.08 11.08 11.08 11.08 11.08 14.99 15.31 15.64 15.64 15.64

V(volt) 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.83 2.83 2.83 2.82 2.81 3.15 3.15 3.14 3.14 3.13 3.61 3.60 3.59 3.58 3.58

I(mA) 19.55 19.55 19.55 19.88 19.55 25.09 25.42 25.42 25.74 26.39 28.67 29.33 29.65 29.65 30.30 35.19 35.52 36.17 36.82 37.15

Pengolahan Data 1. Beda potensial yang terukur mengalami perubahan di V5, V6, V7, sementara nilai arus yang terukur mengalami perubahan mulai dari V1, kemudian V3 hingga ke V7. 2. Nilai beda potensial yang terukur dan arus rata-rata yang terukur: Untuk V0 V (volt) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 I (mA) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Rata-rata Untuk V1

Rata-rata Untuk V2

V (volt) 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90

I (mA) 7.49 7.17 7.17 7.17 7.17 7.234

V (volt)
1.33 1.33 1.33 1.33 1.33

I (mA)
11.08 11.08 11.08 11.08 11.08

Rata-rata

1.33

11.862

Untuk V3 V (volt) 1.85 I (mA) 15.97

Rata-rata Untuk V4

1.85 1.85 1.85 1.85 1.85

16.29 16.29 16.29 16.29 16.226

Rata-rata Untuk V5

V (volt) 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28

I (mA) 19.55 19.55 19.55 19.88 19.55 19.616

Rata-rata Untuk V6

V (volt) 2.83 2.83 2.83 2.82 2.81 2.824

I (mA) 25.09 25.42 25.42 25.74 26.39 25.612

Rata-rata

V (volt) 3.15 3.15 3.14 3.14 3.13 3.142

I (mA) 28.67 29.33 29.65 29.65 30.30 29.52

Untuk V7 V (volt) 3.61 3.60 3.59 3.58 I (mA) 35.19 35.52 36.17 36.82

Rata-rata

3.58 3.592

37.15 36.17

3. Grafik hubungan V vs I untuk rata rata V dan I yang terukur:

Grafik V & I
40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 0.9 1.33 1.85 2.28 2.824 3.142 3.592 Grafik V & I

4. Penjelasan bentuk kurva hubungan V vs I Grafik menunjukkan adanya hubungan linear dari nilai beda potensial yang terukur dengan arus yang terukur. Grafik tersebut berbentuk garis dari kiri bawah ke kanan atas, hal ini menunjukkan bahwa nilai beda potensial dan arus listrik yang telah diukur berbanding lurus. Dengan kata lain pada semikonduktor, semakin besar nilai beda potensial yang diberikan, semakin besar pula arus yang dihasilkan. Apabila ditulis dalam sebuah rumus seperti V = xI. Pada pratikum ini praktikan mendapatkan delapan jenis variasi data V1 hingga V8. Oleh karena itu, dalam praktikum ini, terdapat delapan macam variasi data. Persamaan garis dari grafik hubungan tegangan rata-rata dengan kuat arus rata-rata merupakan persamaan garis linear (y = mx+c) yang dapat dihitung dengan menggunakan metode regresi linear (least square).

x 0 1 2 3 4 5 6 7 0 0.9 1.33 1.85 2.28 2.824 3.142 3.592 15.918

y 0 7.234 11.862 16.226 19.616 25.612 29.52 36.17 146.24

x^2 0 0.81 1.7689 3.4225 5.1984 7.974976 9.872164 12.90246 41.9494

y^2 0 52.33076 140.707 263.2831 384.7875 655.9745 871.4304 1308.269 3676.782

xiyi 0 6.5106 15.77646 30.0181 44.72448 72.32829 92.75184 129.9226 392.0324

m=

) (

= 9.833
)

c =

( )

= -1.28

Y = mx + c

Y = 9.833x -1.28

Sementara, nilai kesalahan relatifnya dapat dicari sebagai berikut: y2 = y = 1.28 m = y [ ( ) ( ( ) ) ( )

= 0.399

Kesalahan relatif =

x 100% = 95.93%

5. Penggunaan hukum Ohm

Hukum Ohm berlaku pada percobaan ini karena tidak ada faktor luar yang mempengaruhi, misalnya kalor/panas. Hubungan arus yang mengalir dengan potensial diatur oleh Hukum Ohm yaitu V = IR di mana R merupakan resistivitas atau hambatan dari beban. Nilai R di sini menjadi ukuran seberapa besar semikonduktor tersebut menahan laju aliran elektron. Berlakunya hukum ohm sangat terbatas pada kondisi-kondisi tertentu, bahkan hukum ini tidak berlaku jika suhu semikonduktor tersebut berubah. Akan tetapi, sekali lagi karena percobaan ini bukanlah percobaan manual maka tidak ada perubahan panas.
V(volt) 0 1 2 3 4 5 6 7 Rata-rata 0 0.9 1.33 1.85 2.28 2.824 3.142 3.592 1.98975 I(mA) 0 7.234 11.862 16.226 19.616 25.612 29.52 36.17 18.28 R () 0 0.124412 0.112123 0.114015 0.116232 0.110261 0.106436 0.099309 0.097848

Dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan yang akan diperoleh dengan perhitungan V0, V1,V2, V3, V4, V5, V6, dan V7 dengan nilai I yang diukur yaitu 0.097848 .

Analisis Praktikum LR03 ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara beda potensial (V) dan arus listrik (I) pada suatu semikonduktor. Setelah login ke website sitrampil, praktikan melanjutkan dengan mengklik link ke rLab dan melakukan login kembali. Kemudian, praktikan memberikan beda potensial dengan memberi tegangan V1 dan dilanjutkan dengan mengaktifkan power supply/baterai dengan mengklik radio button di sebelahnya. Setelah itu, praktikan mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada hambatan dan mengulangi langkah-langkah tersebut untuk beda potensial V2 hingga V8. Sebelum praktikum terdapat perintah untuk melihat video terlebih dahulu, namun sayangnya video tersebut tidak dapat digunakan sehingga praktikan mengukur tegangan V1 sampai V8 tanpa melihat video sebelumnya. Padahal dalam cara kerja

praktikum, praktikan diminta untuk mengambil data saat tegangan atau beda potensial mendekati nol. Data pengamatan yang praktikan gunakan dalam perhitungan adalah data pengamatan pada percobaan kali kedua. Data yang diperoleh adalah lima buah data terakhir jika rangkaian diberi beda potensial tertentu (V1 hingga V8) dengan interval 1 detik antara data ke satu dengan data berikutnya. Sehingga total diperoleh 40 buah data. Dari setiap V1 sampai V8, praktikan mencari nilai rata-rata dari beda potensial dan arus yang terukur. Nilai rata-rata tersebut kemudian diplot ke grafik di Microsoft Excel dengan sumbu x merupakan nilai rata-rata dari beda potensial yang terukur (dalam volt), sedangkan sumbu y merupakan nilai rata-rata dari arus yang terukur (dalam miliAmpere). Grafik menunjukkan bahwa persamaan garis untuk data tersebut merupakan sebuah persamaan garis lurus dengan

Y = 9.833x -1.28
Grafik tersebut berbentuk garis dari kiri bawah ke kanan atas, hal ini menunjukkan bahwa nilai beda potensial dan arus listrik yang telah diukur berbanding lurus. Dengan kata lain pada semikonduktor, semakin besar nilai beda potensial yang diberikan, semakin besar pula arus yang dihasilkan. Nilai hambatan rata-rata dapat dicari dengan menggunakan rumus yang diperoleh dari hukum ohm yaitu V=I.R karena panas pada percobaan ini tetap sehingga persamaan ini dapat berlaku pada semikonduktor. Dari perhitungan didapatkan bahwa nilai kesalahan relatif adalah 95.93%. Sebenarnya, ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya kesalahan. Pertama, seperti sudah dikatakan sebelumnya, ketika praktikan melakukan pratikum pada r-lab, praktikan tidak dapat melihat ataupun mengakses video praktikum tersebut sehingga praktikan melaksanakan perintah pratikum tanpa melihat video. Kedua, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai ada atau tidaknya pertambahan kalor/panas pada material ini. Hal ini mengakibatkan praktikan berasumsi bahwa suhu pada saat dilaksanakan pratikum relatif konstan. Selain itu faktor ketelitian praktikan saat mengakses rLab serta saat pengambilan data sesuai dan koneksi internet yang dimiliki lancar.

Kesimpulan Semikonduktor meruoakan bahan yang dapat bersifat isolator maupun konduktor Hubungan antara V dan I adalah berbanding lurus. Sedangkan pada R berbanding terbalik. Nilai Vrata-rata = 1.98 volt Irata-rata = 18.28 A Rrata-rata = 0.0978 Kesalahan relatif = 95.93% Semakin besar beda potensial, semakin besar pula arus yang mengalir. Besar hambatan dapat dicari dengan menggunakan hukum Ohm.

Referensi 1. Giancoli, D.C. Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ. 2000. 2. Halliday, David., dan Resnick, Robert. Fisika Jilid 2. Ed. Ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1984.

Anda mungkin juga menyukai