Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN

Dermatitis atopik (DA) adalah suatu penyakit kulit inflamasi yang kronis dan berulang, dengan karakteristik rasa gatal yang hebat, kulit kering, inflamasi dan eksudasi. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan (fleksural). Hal ini dapat disebabkan oleh stress fisik dan emosional. DA seringkali berhubungan dengan peningkatan nilai serum IgE dan riwayat alergi tipe I, rhinitis alergika dan asma pada penderita atau keluarga.
,!,"

DA seringkali mengenai

#$ %& anak diseluruh belahan dunia dan tahun, dan DA bersifat *angka

pre'alensinya meningkat dengan (epat. )e*ala pertama biasanya dimulai saat bayi, dan sekitar %#& kasus didiagnosis pada usia pan*ang dan menetap hingga dewasa pada sepertiga pasien. +ekitar ,# persen kasus DA dimulai pada anak usia dibawah % tahun, meskipun sebanyak # persen kasus yang di*umpai di rumah sakit dimulai saat usia dewasa. ",DA di(etuskan oleh se*umlah faktor pen(etus. .eliputi bahan iritan (bahan pakaian yang tidak (o(ok, air keras), mikroba (khususnya Staphylococcus aureus), psikologis (khususnya keadaan stres) dan faktor alergi. /asien DA seringkali mengalami peningkatan serum IgE dan dera*at sensitisasi yang tinggi terhadap alergen lingkungan, termasuk makanan. /olutan dalam maupun luar ruangan seperti asam tembakau dapat mempengarugi produksi IgE. +ebanyak sepertiga anak dengan DA memiliki alergi terhadap makanan.%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal yang umumnya sering ter*adi selama masa bayi dan anak$anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (dermatitis atopi, rhinitis alergika, asma bronkhiale, dan kon*ungti'itis alergika). Kata 0atopi1 pertama kali diperkenalkan oleh 2o(a ( 3!"), yaitu istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada indi'idu yang mempunyai kepekaan dalam keluarganya. .isalnya 4 asma bron(hial, rhinitis alergika, dermatitis atopi, dan kon*ungti'itis alergika. 2.2. Sinonim 5anyak istilah dermatitis atopik lain yang digunakan, misalnya 4 ek6ema konstitusional, fleksural e(6ema, disseminated neurodermatitis, prurigo basiler. 2.3. Epidemiologi 7leh karena definisi se(ara klinis tidak ada yang tepat maka untuk menginterpretasikan hasil penelitian epidemiologi harus berhati$hati. 5erbagai penelitian menyatakan bahwa pre'alensi D.A makin meningkat sehingga merupakan masalah kesehatan besar. Di Amerika +erikat, Eropa, 8epang, Australia dan 9egara industri lain, pre'alensi D.A pada anak men(apai #$!#&, sedangkan pada kira$kira $" &. Di negara agraris, ,"4 . misalnya 2ina, Eropa :imur, Asia :engah, pre'alensi D.A *auh lebih rendah. ;anita lebih banyak menderita D.A daripada pria dengan rasio 5erbagai faktor lingkungan berpengaruh terhadap pre'alensi D.A misalnya *umlah keluarga ke(il, pendidikan ibu makin tinggi, penghasilan meningkat,

migrasi dari desa ke kota, dan meningkatnya penggunakan antibiotik, berpotensi menaikan *umlah penderita D.A. +edangkan rumah yang berpenghuni banyak, meningkatnya *umlah keluarga, urutan lahir makin belakang, sering mengalami infeksi sewaktu ke(il, akan melindungi kemungkinan timbul D.A pada kemudian hari. D.A (enderung diturunkan. <ebih dari seperempat anak dari seorang ibu yang menderita atopi akan mengalami D.A pada masa kehidupan tiga bulan pertama. 5ila salah satu orang tua menderita atopi, lebih dari separuh *umlah anak akan mengalami ge*ala alergi sampai usia dua tahun, dan meningkat sampai ,3& bila kedua orang tua menderita atopi. =esiko mewarisi D.A lebih tinggi bila ibu yang menderita D.A dibandingkan dengan ayah. :etapi, bila D.A yang dialami berlan*ut hingga masa dewasa, maka resiko untuk mewariskan untuk anaknya sama sa*a yaitu kira$kira %#&. 2.4. E iop! ogenesis 2.4.1. "espons Im#n P!d! K#li +itokin :H! dan :H berperan dalam patogenesis peradangan kulit D.A. 8umlah :H! lebih banyak pada penderita atopi, sebaliknya :H menurun. /ada kulit >normal> (tidak ada kelainan kulitnya) penderita D.A. bila dibandingkan dengan kulit normal orang yang bukan penderita D.A., ditemukan lebih banyak sel$sel yang mengekspresikan m=9A I<$- dan I<$ ", tetapi bukan I<$%, I<$ !, atau I?9$y. /ada lesi akut dan kronis bila dibandingkan dengan kulit normal atau kulit yang tidak ada lesinya penderita D.A., menun*ukkan *umlah yang lebih besar sel$sel yang mengekspresikan m=9A I<$-, I<$%, dan I<$ ". :etapi pada lesi akut tidak banyak mengandung sel yang mengekspresikan m=A I?9$y atau I<$ !. <esi kronis D.A. mengandung sangat sedikit sel yang mengekspresikan m=9A I<$- dan I<$ ", tetapi *umlah sel yang mengekpresikan m=9A I<$%, ).$ 2+?,I<$ !, dan I?9$y, meningkat bila dibandingkan dengan yang akut. /eningkatan I<$ ! pada lesi kronis D.A. berperan dalam perkembangan :H .

"

+el : yang terakti'asi di kulit *uga akan menginduksi apoptosis keratinosit, sehingga ter*adi spongiosis. /roses ini diperantarai oleh I?9$y yang dilepaskan sel : terakti'asi dan meningkatkan Fas dalam keratinosit. 5erbagai kemokin ditemukan pada lesi kulit D.A. yang dapat menarik sel$sel, misalnya eosinofil, limfosit :, dan monosit, masuk ke dalam kulit. /ada D.A. kronis, ekspresi I<$% akan mempertahankan eosinofil hidup lebih lama dan menggiatkan fungsinya, sedangkan peningkatan ekspresi ).$+2? mempertahankan hidup dan fungsi monosit, sel <angerhans, dan eosinofil. /roduksi :9?$a dan I?9$y pada D.A. memi(u kronisitas dan keparahan dermatitis. +timulasi :9?$a dan I?9$y pada keritinosit epidermal akan meningkatkan *umlah =A9:E+ (regulated on activation, normal T cell expressed and secreted). )arukan kronis dapat menginduksi terlepasnya :9?$a dan sitokin proinflamasi yang lain dari epidermis, sehingga memper(epat timbulnya peradangan di kulit D.A. I<$- meningkatkan perkembangan :H!, sedangkan I<$ ! yang diproduksi oleh makrofag, sel berdendrit,atau eosinofil, menginduksi :H . +ubunit reseptor I<$ !=/! diekpresi pada :H tidak pada :H!. +edangkan ekspresi I<$ !=/! dihambat oleh I<$-, tetapi sebaliknya diinduksi oleh I<$ !, I?9$a, dan I?9$y. I<$- *uga menghambat produksi I?9$y dan menekan deferensiasi sel :H . +el mas dan basofil *uga merupakan sumber sitokin tipe :H!, sehingga ekspresi I<$- oleh sel :, sel mas@basofilpada D.A. akan merangsang perkembangan sel :H!. +el mononuklear penderita D.A. meningkatkan akti'itas en6im (y(li(-adenosine monophosphate (2A./) A phosphodiesterase (/DE), yang akan meningkatkan sintesis IgE oleh sel 5 dan produksi I<$- oleh sel :. /roduksi IgE dan I<$- se(ara in 'itro dapat diturunkan oleh penghambat /DE (/DEinhibitor). +ekresi I<$ # dan /)E! dari

monosit *uga meningkatB kedua produk ini menghambat I?9$y yang dihasilkan oleh sel :. +el <angerhans (+<) pada kulit penderita D.A. adalah abnormal, dapat se(ara langsung menstimulasi sel :H tanpa adanya antigenB se(ara selektif dapat mengakti'asi sel :H men*adi fenotip :H!. +< yang mengandung IgE meningkatBsel ini mampu mempresentasikan alergen tungau debu rumah (D. pteronyssinus) kepada sel :. +< yang mengandung IgE setelah menangkap allergen akan mengaktifkan sel :H! memori di kulit atopi, *uga bermigrasi ke kelen*ar getah bening setempat untuk menstimulasi sel : nai've sehingga *umlah sel :H! bertambah banyak. +< pada kulit normal mempunyai tiga ma(am reseptor untuk IgE, yaitu ?(e=II, ?(e=II (2D!"), dan IgE-binding protein. =eseptor ?(e=I mempunyai afinitas kuat untuk mengikat IgE. IgE terikat pada +< melalui reseptor spesifik ?(e=I pada permukaan +<. /ada orang normal dan penderita alergi saluran napas kadar ekpresi ?(e=I di permukaan +<nya rendah, sedangkan di lesi ek6ematosa D.A. tinggi. Ada korelasi antara ekspresi permukaan ?(e=I dan kadar IgE dalam serum. +elain pada +<, reseptor IgE dengan afinitas tinggi (?(e=I) *uga ditemukan pada permukaan sel mas dan monosit. Kadar seramid pada kulit penderita D.A. berkurang sehingga kehilangan air (transepidermal water loss=TE !) melalui epidermis dipermudah. Hal ini memper(epat absorbsi antigen ke dalam kulit. +ebagaimana diketahui bahwa sensitisasi epikutan terhadap alergen menimbulkan respons :H! yang lebih tinggi daripada melalui sistemik atau *alan udara, maka kulit yang terganggu fungsi sawarnya merupakan tempat yang sensitif. 2.4.2. "espons Sis emi$ 8umlah I?9$y yang dihasilkan oleh sel mononuklear darah tepi penderita D.A. menurun, sedangkan konsentrasi IgE dalam serum me$ ningkat. I?9$y menghambat sintesis IgE, proliferasi sel :H! dan

ekspresi reseptor I<$- pada sel :. +el : spesifik untuk alergen di darah tepi meningkat dan memproduksi I<$-, I<$%, I<$ " dan sedikit I?9$y. I<$- dan I<$ " merupakan sitokin yang menginduksi transkripsi pada ekson 2C sehingga ter*adi pembentukan IgE. I<$- dan I<$ " *uga menginduksi ekspresi molekul adesi permukaan pembuluh darah, misalnya D2A.$ (vascular cell adhesion molecular-"), infiltrasi eosinofil, dan menurunkan fungsi sel :H . +el monosit di darah tepi penderita D.A. diakti'asi, mempunyai insidens apoptosis spontan rendah, tidak responsif terhadap induksi apoptosis I<$-. Hambatan apoptosis ini disebabkan oleh meningkatnya produksi ).$2+? oleh monosit yang beredar pada D.A. /erubahan sistemik pada D.A. adalah sebagai berikut4 a. +intesis IgE meningkat. b. IgE spesifik terhadap alergen ganda meningkat, termasuk terhadap makanan, aeroalergen, mikroorganisme, toksin bakteri, dan auto$ alergen. (. Ekspresi 2D!" (reseptor IgE berafinitas rendah) pada sel 5 dan monosit meningkat. d. /elepasan histamin dari basofil meningkat. e. =espons hipersensiti'itas lambat terganggu. f. Eosinofilia. g. +ekresi I<$-, I<$%, dan I<$ " oleh sel :H! meningkat. h. +ekresi I?9$y oleh sel :H menurun. i. Kadar reseptor I<$! yang dapat larut meningkat. *. Kadar #$%&-phosphodiesterase monosit meningkat, disertai peningkatan I<$ # dan /)E! . 2.4.3. Be%&!g!i '!$ o% Pemi(# Dermatitis atopik dibagi men*adi ! tipe4 ( ) bentuk murni $ tidak disertai keterlibatan saluran pernafasan, dan (!) bentuk (ampuran $ disertai ge*ala pada saluran pernafasan dan terdapatnya sensitisasi IgE poli'alen terhadap alergen hirup dan alergen makanan.

5entuk murni dibagi atas ! tipe, yaitu (a) tipe intrinsik A tidak tedeteksi adanya sensitasi IgE spesifik dan tidak terdapatya peningkatan IgE total serum, dan (b) tipe ekstrinsik A terdapat bukti sensitisasi terhadap alergen hirup dan alergen makanan pada u*i kulit atau pada serum. Dermatitis atopik merupakan sindrom multifaktorialB berbagai faktor berkaitan dengan fenotip penyakit sehingga perlu di(ermati berbagai fakto risiko, yaitu4 a. )enetik4 diketahui bahwa ke(enderungan mendapat penyakit atopi diturunkan se(ara autosomal dominanB ,%& anak akan mengalami alergi bila kedua orang tua mempunyai riwayat alergi, dibandingkan dengan %#& anak bila hanya orang tua

mempunyai yang riwayat alergi, meskipun demikian faktor lain (lingkungan) sangat pula berpengaruh atas berkembangnya penyakit. b. +osioekonomi4 lebih banyak ditemukam pada status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan status sosial yang lebih rendah. Hal tersebut dapat diterangkan dengan teori higiene. (. 8umlah anggota keluarga4 ke*adian dermatitis atopik berbanding terbalik dengan banyaknya *umlah anggota keluarga. Hal tersebut dapat pula diterangkan dengan teori higiene, yaitu ter*adi infeksi pada anggota muda keluarga yang ditularkan oleh anggota keluaraga yang lebih tua d. <aktasi4 makin lama mendapat air susu ibu makin ke(il kemungkinan untuk mendapat dermatitis atopik. Hal tersebut perlu di(ermati karena perkembangan penyakit berhubungan dengan alergen lingkunagan dan status ibu (misanya perokok) e. /engenalan makanan padat terlalu dini (sebelum - bulan), akan meningkatkan angka ke*adian dermatitis atopik sebesar ,E kali. +ensitisasi umumnya ter*adi terhadap alergen makanan, terutama susu sapi, telur, ka(ang$ka(angan dan gandum

f. /olusi lingkungan, antara lain daerah industri dengan peningkatan polusi udara, pemakaian pemanas ruangan sehingga ter*adi peningkatan suhu dan penurunan kelembaban udara, water hardeness, asap roklok, penggunaan pendingin ruangan yang berpengaruh pula pada kelemban, penggunanan shampo dan sabun yang berlebihan, dan detergen yang tidak dibilas dengan sempurna.! 2.). *!m&!%!n Klinis Kulit penderita D.A. umumnya kering, pu(at@redup, kadar lipid di epidermis berkurang, dan kehilangan air lewat epidermis meningkat. 8ari tangan teraba dingin. /enderita D.A. (enderung tipe astenik, dengan inteligensia di atas rata$rata, sering merasa (emas, egois, frustrasi, agresif, atau merasa tertekan. )e*ala utama D.A. 8alah (pruritus), dapat hilang timbul sepan*ang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk sehingga timbul berma(am$ma(am kelainan di kulit berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, dan krusta. D.A. dapat dibagi men*adi tiga fase, yaitu4 D.A. infantil (ter*adi pada usia ! bulan sampai ! tahunB D.A. anak (! sampai # tahun)B dan D.A. pada rema*a dan dewasa . 2.).1. D.A. inf!n il +#si! 2 &#l!n s!mp!i 2 !,#nD.A. paling sering mun(ul pada tahun pertama kehidupan, biasanya setelah usia ! bulan. <esi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papulo$'esikel yang halus, karena gatal digosok, pe(ah, eksudatif, dan akhirnya terbentuk krusta. <esi kemudian meluas ke tempat lain yaitu ke skalp, leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai. 5ila anak mulai merangkak, lesi ditemukan di lutut. 5iasanya anak mulai menggaruk setelah berumur ! bulan. =asa gatal yang timbul sangat mengganggu sehingga anak gelisah, susah tidur, dan sering menangis. /ada umumnya lesi D.A. infantil eksudatif, banyak

eksudat, erosi, krusta dan dapat mengalami infeksi. <esi dapat meluas generalisata bahkan, walaupun *arang, dapat ter*adi eritroderma. <ambat laun lesi men*adi kronis dan residif. +ekitar usia F bulan mulai tampak likenifikasi. /ada sebagian besar penderita sembuh setelah usia ! tahun, mungkin *uga sebelumnya, sebagian lagi berlan*ut men*adi bentuk anak. /ada saat itu penderita tidak lagi mengalami eksaserbasi, bila makan makanan yang sebelumnya menyebabkan kambuh penyakitnya. <arangan makan atau minuman yang mengandung susu sapi pada bayi masih ada silang pendapat. Ada yang melaporkan bahwa kelainan perbedaan. 2.).2. D.A. p!d! !n!$ +#si! 2 s!mp!i 1. !,#nDapat merupakan kelan*utan bentuk infantil, atau timbul sendiri (de novo). <esi lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi, dan sedikit skuama. <etak kelainan kulit di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher, *arang di muka. =asa gatal menyebabkan penderita sering menggarukB dapat ter*adi erosi, likenifikasi, mungkin *uga mengalami infeksi sekunder. Akibat garukan, kulit menebal dan perubahan lainnya yang menyebabkan gatal, sehingga ter*adi lingkaran setan 0siklus gatal$garuk1. =angsangan menggaruk sering di luar kendali. /enderita sensitif terhadap, wol, bulu ku(ing dan an*ing, *uga bulu ayam, burung dan se*enisnya. D.A. berat yang melebihi %#& permukaan tubuh dapat memperlambat pertumbuhan. 2.).3. D.A. p!d! %em!/! d!n de0!s! <esi kulit D.A. pada bentuk ini dapat berupa plak papular$ eritematosa dan berskuama, atau plak likenifikasi yang gatal. /ada se(ara dramatis membaik setelah makanan tersebut dihentikan, sebaliknya ada pula yang mendapatkan tidak ada

D.A. rema*a lokalisasi lesi di lipat siku, lipat lutut, dan samping leher, dahi, dan sekitar mata. /ada D.A. dewasa, distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula ditemukan setempat, misalnya di bibir (kering, pe(ah, bersisik), 'ul'a, puting susu, atau skalp. Kadang erupsi meluas, dan paling parah di lipatan, mengalami likenifikasi. <esi kering, agak menimbul, papul datar dan (enderung bergabung men*adi plak likenifikasi dengan sedikit skuama, dan sering te*adi eksoriasi dan eksudasi karena garukan. <ambat laun ter*adi hiperpigmentasi. <esi sangat gatal, terutama pada malam hari waktu beristirahat. /ada orang dewasa sering mengeluh bahwa penyakitnya kambuh bila mengalami stres. .ungkin karena stres dapat menurunkan ambang rangsang gatal. /enderita atopik memang sulit mengeluarkan keringat, sehingga rasa gatal timbul bila mengadakan latihan fisik. /ada umumnya D.A. rema*a atau dewasa berlangsung lama, kemudian (enderung menurun dan membaik (sembuh) setelah usia "# tahun, *arang sampai usia pertengahanB hanya sebagian ke(il terus berlangsung sampai tua. Kulit penderita D.A. yang telah sembuh mudah gatal dan (epat meradang bila terpa*an oleh bahan iritan eksogen. /enderita atopik berisiko tinggi menderita dermatitis tangan, kira$kira ,#& suatu saat dapat mengalaminya. D.A. pada tangan dapat mengenai punggung maupun telapak tangan, sulit dibedakan dengan dermatitis kontak. D.A. di tangan biasa timbul pada wanita muda setelah melahirkan anak pertama, ketika sering terpa*an sabun dan air sebagai pemi(unya. 5erbagai kelainan dapat menyertai DA, misalnya4 hipedinearis palmaris, Gerosis kutis, iktiosis, pomfoliks, pitiriasis alba, keratosis pilaris, lipatan Dennie .organ, penipisan alis bagian luar (tanda Hertoghe), keilitis, katarak subkapsular anterior, lidah geografik, liken spinulosus, dan keratokonus (bentuk kornea yang abnormal). +elain itu

penderita D.A. (enderung mudah mengalami kontak urtikaria, reaksi anafilaksis terhadap obat, gigitan atau sengatan serangga . 2.1. Di!gnosis Diagnosis D.A. didasarkan kriteria yang disusun oleh Hanifin dan =a*ka yang diperbaiki oleh kelompok ker*a dari Inggris yang dikoordinasi oleh ;illiams ( 33-). K%i e%i! m!2o% a. /ruritus b. Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak (. Dermatitis di fleksura pada dewasa d. Dermatitis kronis atau residif e. =iwayat atopi pada penderita atau keluarganya

)ambar . Dermatitis pada muka dan fleksura K%i e%i! mino% a. Herosis b. Infeksi kulit (khususnya oleh S'aureus dan 'irus herpes simpleks) (. Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki d. lktiosis@hipediniar palmads@keratosis pilaris e. /itiriasis alba f. Dermatitis di papila mame g. hite dermographism dan delayed blanch response

h. Keilitis i. <ipatan infra orbital Dennie$.organ *. Kon*ungti'itis berulang k. Keratokonus l. Katarak subkapsular anterior m.7rbita men*adi gelap n. .uka pu(at atau eritem o. )atal bila berkeringat p. Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak I. Aksentuasi perifolikular r. Hipersensitif terhadap makanan s. /er*alanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi t. :es kulit alergi tipe dadakan positif u. Kadar IgE di dalam serum meningkat '. Awitan pada usia dini.

)ambar !. )ambaran Kriteria .inor pada Dermatitis Atopik Diagnosis D.A. harus mempunyai tiga kriteria mayor dan tiga kriteria minor. Jntuk bayi, kriteria diagnosis dimodifikasi yaitu4 :iga kriteria mayor berupa4 a. riwayat atopi pada keluarga,

b. dermatitis di muka atau ekstensor, (. pruritus, ditambah tiga kriteria minor a. Gerosis@iktiosis@hiperliniaris palmaris, aksentuasi perifolikular, b. fisura belakang telinga, (. skuama di skalp kronis. Kriteria ma*or dan minor yang diusulkan oleh Hanifin dan =a*ka didasarkan pengalaman klinis. Kriteria ini (o(ok untuk diagnosis penelitian berbasis rumah sakit (hospital based) dan eksperimental, tetapi tidak dapat dipakai pada penelitian berbasis populasi, karena kriteria minor umumnya ditemukan pula pada kelompok kontrol, di samping *uga belum di'alidasi terhadap diagnosis dokter atau diu*i untuk pengulangan (repeatability). 7leh karena itu kelompok ker*a Inggris (() wor*ing party) yang dikoordinasi oleh ;illiam memperbaiki dan meyederhanakan kriteria Hanifin dan =a*ka men*adi satu set kriteria untuk pedoman diagnosis D.A. yang dapat diulang dan di'alidasi. /edoman ini sahih untuk orang dewasa, anak, berbagai ras, dan sudah di'alidasi dalam populasi, sehingga dapat membantu dokter /uskesmas membuat diagnosis. /edoman diagnosis D.A. yang diusulkan oleh kelompok tersebut yaitu4 a. Harus mempunyai kondisi kulit gatal (itchy s*in) atau dari laporan orang tuanya bahwa anaknya suka menggaruk atau menggosok. b. Ditambah " atau lebih kriteria berikut4 . =iwayat terkenanya lipatan kulit, misalnya lipat siku, belakang lutut, bagian depan pergelangan kaki atau sekeliling leher (termasuk pipi anak usia di bawah # tahun). !. =iwayat asma bronkial atau hay +ever pada penderita (atau riwayat penyakit atopi pada keluarga tingkat pertama dari anak di bawah tahun). ". =iwayat kulit kedng se(ara umum pada tahun terakhir. -. Adanya dermatitis yang tampak di lipatan (atau dermatitis pada pipi@dahi dan anggota badan bagian luar anak di bawah - tahun).

"

%. Awitan di bawah usia ! tahun (tidak digunakan bila anak di bawah tahun).

)ambar ". :empat /redileksi Dermatitis Atopik 2.3. Peme%i$s!!n Pen#n/!ng . <aboratorium :idak ada hasil laboratorium yang spesifik yang dapat dipergunakan untuk menegakkan diagnosis dermatitis atopik. Hasil yang dapat ditemukan pada dermatitis atopik, misalnya kenaikkan kadar IgE dalam serum, mengurangnya *umlah sel-T ( terutama T-supresor) dan imunitas seluler, *umlah eosinofil dalah darah relatif meningkat." !. Dermatografisme putih /enggoresan pada kulit normal akan menimbulkan tiga respon yakni berturut$turut akan terlihat4 )aris merah ditempat penggoresan selama % detik, warna merah disekitarnya selama beberapa detik, edema timbul setelah beberapa menit. /enggoresan pada penderita yang atopi akan bereaksi belainan. )aris merah tidak disusul warna kemerahan, tetapi kepu(atan selama ! detik sampai % menit, sedangkan edema tidak timbul. Keadaan ini disebut dermatografisme putih."

". /er(obaan asetil kolin +untikan se(ara intra kutan solusio asetilkolin @%### akan menyebabkan hyperemia pada orang normal. /ada orang dengan dermatitis atopi akan timbul 'asokonstriksi terlihat kepu(atan selama satu *am." -. /er(obaan histamin 8ika histamin fosfat disuntikkan pada lesi penderita dermatitis atopi eritema akan berkurang dibandingkan orang lain sebagai kontrol. Kalau obat tersebut disuntikkan parenteral, tampak eritema bertambah pada kulit orang normal.2.4. Di!gnosis B!nding Pen2!$i +eboroik dermatitis /soriasis 9eurodermatitis 2onta(t dermatitis +kabies +istemik Dermatitis herpetiforme Dermatofita Immmunodefisiensi disorder 2.5. Pen! !l!$s!n!!n Kulit penderita D.A. (enderung lebih rentan terhadap bahan iritan, oleh karena itu penting untuk mengidentifikasi kemudian menyingkirkan faktor yang memperberat dan memi(u siklus 0gatal$garuk1, misalnya sabun dan deter*enB kontak dengan bahan kimia, pakaian kasar, pa*anan terhadap panas atau dingin yang ekstrim. 5ila memakai sabun hendaknya yang berdaya larut minimal terhadap lemak dan mempunyai pH netral. /akaian baru sebaiknya di(u(i terlebih dahulu sebelum dipakai untuk membersihkan formaldehid atau bahan kimia tambahan. .en(u(i pakaian dengan deter*en harus dibilas dengan baik, sebab sisa deter*en dapat bersifat iritan. Kalau *!m&!%!n $linis 5erminyak, sIuama, riwayat keluarga tidak ada /lak pada daerah ekstensor, skalp, gluteus, pitted nail )atal, soliter, riwayat keluarga tidak ada =iwayat kontak, ruam di tempat kontak, riwayat keluarga tidak ada /apul, sela *ari, positif ditemukan tungau =iwayat, pemeriksaan fisik. /emeriksaan banyak sesuai dengan penyakit Desikel berkelompok di daerah lipata /lak dengan sentral healing, K7H negatif =iwayat infeksi berulang. -

selesai berenang harus segera mandi untuk membilas klorin yang biasanya digunakan pada kolam renang. +tres psikik *uga dapat menyebabkan eksaserbasi DA. A(apkali serangan dermatitis pada bayi dan anak dipi(u oleh iritasi dari luar, misalnya terlalu sering dimandikanB menggosok terlalu kuatB pakaian terlalu tebal, ketat atau kotorB kebersihan kurang terutama di daerah popokB infeksi lokalB iritasi oleh ken(ing atau fesesB bahkan *uga medicated baby oil. /ada bayi penting diperhatikan kebersihan daerah bokong dan genitaliaB popok segera diganti, bila basah atau kotor. Jpaya pertama adalah melindungi daerah yang terkena terhadap garukan agar tidak memperparah penyakitnya. Jsahakan tidak memakai pakaian yang bersifat iritan (misalnya wol, atau sintetik), bahan katun lebih baik. Kulit anak@bayi di*aga tetap tertutup pakaian untuk menghindari pa*anan iritan atau trauma garukan. .andi dengan pembersih yang mengandung pelembabB hindari pembersih antibakterial karena berisiko menginduksi resistensi. 2.5.1. Pengo&! !n Topi$!l Hid%!si $#li . Kulit penderita D.A. kering dan fungsi sawarnya berkurang, mudah retak sehingga mempermudah masuknya mikroorganisme patogen, bahan iritan dan alergen. /ada kulit yang demikian perlu diberikan pelembab, misalnya krim hidrofilik urea #&B dapat pula ditambahkan hidrokortison & di dalamnya. 5ila memakai pelembab yang mengandung asam laktat, konsentrasinya *angan lebih dari %&, karena dapat mengiritasi bila dermatitisnya masih aktif. +etelah mandi kulit dilap, kemudian memakai emolien agar kulit tetap lembab. Emolien dipakai beberapa kali sehari, karena lama ker*a maksimum E *am. Ko% i$os e%oid opi$!l. /engobatan D.A. dengan kortikosteroid topikal adalah yang paling sering digunakan sebagai anti$inflamasi lesi kulit. 9amun demikian harus waspada karena dapat ter*adi efek samping yang tidak diinginkan.

/ada bayi digunakan salap steroid berpotensi rendah, misalnya hidrokortison &$!.%&. /ada anak dan dewasa dipakai steroid berpotensi menengah, misalnya triamsinolon, ke(uali pada muka digunakan steroid berpotensi lebih rendah. Kortikosteroid berpotensi rendah *uga dipakai di daerah genitalia dan intertriginosa, *angan di$ gunakan yang berpotensi kuat, misalnya +luorinated glucocorticoid. 5ila akti'itas penyakit telah terkontrol, dipakai se(ara intermiten, umumnya ! kali seminggu, untuk men*aga agar tidak (epat kambuhB sebaiknya dengan kortikosteroid yang potensinya paling rendah. /ada lesi akut yang basah dikompres dahulu sebelum digunakan steroid, misalnya dengan larutan 5urowi, atau dengan larutan permanganas kalikus 4%###. Im#nomod#l! o% opi$!l T!$%olim#s. :akrolimus (?K$%#E), suatu penghambat calcineurin, dapat diberikan dalam bentuk salap #,#"& untuk anak usia !$ % tahunB untuk dewasa #,#"& dan #, &. :akrolimus menghambat akti'asi sel yang terlibat dalam D.A. yaitu4 sel <angerhans, sel :, sel mas, dan keratinosit. /ada pengobatan *angka pan*ang dengan salep takrolimus, koloni +. aureus menurun. :idak ditemukan efek samping ke(uali rasa seperti terbakar setempat. :idak menyebabkan atrofi kulit seperti pada pemakaian kortikosteroidB dapat digunakan di muka dan kelopak mata. Pime$%olim#s. Dikenal *uga dengan A+. F , suatu senyawa askomisin yaitu imunomodulator golongan makrolaktam, yang pertama ditemukan dari hasil fermentasi Streptomyces hygroscopicus var' ascomyceticus. 2ara ker*a sangat mirip siklosporin dan takrolimus yang dihasilkan dari Streptomyces tsu*u-baensis, walaupun ketiganya berbeda dalam struktur kimianya, yaitu beker*a sebagai pro-drug, yang baru men*adi aktif bila terikat pada reseptor sitosolik imunofilin. =eseptor imunofilin untuk askomisin ialah makrofilin$ !. Ikatan askomisin pada makrofilin$ ! dalam sitoplasma

sel :, akan menghambat calcineurin (suatu molekul yang dibutuhkan untuk inisiasi transkripsi gen sitokin), sehingga produksi sitokin :H ( I?9$y dan I<$!) dan :H! ( I<$- dan I<$ #) dihambat. Askomisin *uga menghambat akti'asi sel mas. Askomisin menghasilkan efek imunomodulator lebih selektif dalam menghambat fase elisitasi dermatitis kontak alergik, tetapi respons imun primer tidak terganggu bila diberikan se(ara sistemik, tidak seperti takrolimus dan siklosporin. Deri'at askomisin yang digunakan ialah krim +DK A+. 3F konsentrasi &, mempunyai efekti'itas sama dengan krim klobetasol$ ,$ propionat #.#%& (steroid superpoten), tidak menyebabkan atrofi kulit (setidaknya selama - minggu), aman pada anak dan dapat dipakai pada kulit sensitif misalnya pada muka dan lipatan. 2ara pemakaian dioleskan ! kali sehari. /imekrolimus dan takrolimus tidak dian*urkan pada anak usia kurang dari ! tahun. /enderita yang diobati dengan pimekrolimus dan takrolimus dinasehati untuk memakai pelindung matahari karena ada dugaan bahwa kedua obat tersebut berpotensi menimbulkan kanker kulit. P%ep!%! e%. /reparat ter mempunyai efek antipruritus dan anti$ inflamasi pada kulit. Dipakai pada lesi kronis, *angan pada lesi akut. +ediaan dalam bentuk salap hidrofilik, misainya yang mengandung likuor karbonis detergen %& sampai # &, atau (rude (oal tar sampai %&. An i,is !min. /engobatan D.A. dengan antihistamin topikal tidak dian*urkan karena berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit. Dilaporkan bahwa aplikasi topikal krim doksepin %& dalam *angka pendek (satu minggu), dapat mengurangi gatal tanpa ter*adi sensitisasi. :etapi perlu diperhatikan, bila dipakai pada area yang luas akan menimbulkan efek samping sedatif. &

2.5.2. Pengo&! !n Sis emi$ Ko% i$os e%oid. Kortikosteroid sistemik hanya digunakan untuk mengendalikan eksaserbasi akut, dalam *angka pendek, dan dosis rendah, diberikan berselang$seling (alternate), atau diturunkan bertahap (tapering), kemudian segera diganti dengan kortikosteroid topikal. /emakaian *angka pan*ang menimbulkan berbagai efek samping, dan bila dihentikan, lesi yang lebih berat akan mun(ul kembali. An i,is !min. Antihistamin digunakan untuk membantu mengurangi rasa gatal yang hebat, terutama malam hari, sehingga mengganggu tidur. 7leh karena itu antihistamin yang dipakai ialah yang mempunyai efek sedatif, misalnya hidroksisin atau difenhidramin. /ada kasus yang lebih sulit dapat diberikan doksepin hidroklorid yang mempunyai efek antidepresan dan memblokade reseptor histamih H dan H!, dengan dosis # sampai ,% mg se(ara oral malam hari pada orang dewasa. An i6infe$si. /ada D.A. ditemukan peningkatan koloni +. aureus. Jntuk yang belum resisten dapat diberikan eritromisin, asitromisin atau, klaritromisin, sedang untuk yang sudah resisten diberikan dikloksasilin, oksasilin, atau generasi pertama sefalosporin. 5ila di(urigai terinfeksi oleh 'irus herpes simpleks kortikosteroid dihentikan sementara dan diberikan per oral asiklo'ir -## mg " kali per hari selama # hari, atau !## mg - kali per hari selama # hari. In e%fe%on. I?9$y diketahui menekan respons IgE dan menurunkan fungsi dan proliferasi sel :H!. /engobatan dengan I?9$ y rekombinan menghasilkan perbaikan klinis, karena dapat menurun$ kan *umlah eosinofil total dalam sirkulasi. Si$lospo%in. D.A. yang sulit diatasi dengan pengobatan kon'ensional dapat diberikan pengobatan dengan siklosporin dalam *angka pendek. Dosis *angka pendek yang dian*urkan per oral4 % mg@kg berat badan. +iklosporin adalah obat imunosupresif kuat yang

terutama beker*a pada sel : akan terikat dengan cyclophilin (suatu protein intraselular) men*adi satu kompleks yang akan menghambat calcineurin sehingga transkripsi sitokin ditekan. :etapi, bila pengobatan dengan siklosporin dihentikan umumnya penyakitnya akan segera kambuh lagi. Efek samping yang mungkin timbal yaitu peningkatan kreatinin dalam serum, atau bahkan ter*adi penurunan fungsi gin*al dan hipertensi . 2.5.3. Te%!pi Sin!% +phototherapyJntuk D.A. yang berat dan luas dapat digunakan /JDA (photochemotherapy) seperti yang dipakai pada psoriasis. :erapi JD5, atau )oe(kerman dengan JD5 dan ter *uga efektif. Kombinasi JD5 dan JDA lebih baik daripada hanya JD5. JDA beker*a pada sel <angerhans dan eosinofil, sedangkan JD5 mempunyai efek imunosupresif dengan (ara memblokade fungsi sel <angerhans, dan mengubah produksi sitokin keratinosit.

2.1.. Kompli$!si . Infeksi +ekunder Akibat 5akteri .erupakan komplikasi yang paling sering pada dermatitis atopik. 5iasanya disebabkan oleh bakteri kelompok +trpto(o((i 5$hemolyti(, studi lain mengungkapkan +taphylo(o((us merupakan 3"& penyebab infeksi sekunder pada lesi dermatitis atopik. Infeksi tersebut menyebabkan timbulnya folikulitis atau impetigo. /ioderma yang berhubungan dengan dermatitis atopik biasanya ditemukan lesi eritema dengan eksudasi dan krusta, skuama berminyak dan *erawat ke(il pada u*ungnya.!,!. Infeksi 8amur Kulit Adanya gangguan epidermal barrier fun(tion, kelembaban dan maserasi mempengaruhi timbulnya kepekaan terhadap infeksi *amur.?aktor indi'idu dan lingkungan sehari$hari *uga berperanan penting pada

!#

timbulnya komplikasi ini, seperti kaus kaki serta olahragawan. /ytiriosporum o'ale akhir$akhir ini dianggap meningkat pada kulit pasien dermatitis atopi(.!,". Infeksi Dirus Kutil karena 'irus dan molus(um kontagiosum ditemukan lebih sering pada dermatitis atopik, sedangkan infeksi herpes simpleks dapat menimbulkan lesi yang menyebar luas. Erupsi Dari(elliform KaposiLs adalah komplikasi lain dermatitis atopi, ini disebabkan oleh 'irus herpes simpleks dan 'a((inia. Kelainan dikenal sebagai Eksim herpetikum atau eksim 'aksinatum. /erkembangan erupsi 'esi(ular yang meningkat pada orang yang atopik dapat menungkatkan kemungkinan ter*adinya erupsi KaposiLs 'ari(eliform.!,-. Eritroderma :er*adi pada -$ -& kasus dermatitis atopik.Keadaan tersebut dapat ter*adi akibat adanya efek withdrawl pemakaian kortikosteroid sistemik pada kasus dermatitis atopik berat. Komplikasi ini (enderung dapat mengan(am hidup pasien bila terdapat kegagalan fungsi *antung, sepsis, hipotermi dan hipoalbuminemia.!,-

2.11. P%ognosis +ulit meramalkan prognosis D.A. pada seseorang. /rognosis lebih buruk bila kedua orang tuanya menderita DA. Ada ke(enderungan perbaikan spontan pada masa anak, dan sering ada yang kambuh pada masa rema*a. +ebagian kasus menetap pada usia di atas "# tahun. /enyembuhan spontan D.A. yang diderita se*ak bayi pernah dilaporkan ter*adi setelah umur % tahun sebesar -#$E#&, terutama kalau penyakitnya ringan. +ebelumnya *uga ada yang melaporkan bahwa F-& D.A. anak berlangsung sampai masa rema*a. Ada pula laporan, D.A. pada anak yang diikuti se*ak bayi hingga rema*a, !#& menghilang, dan E% & berkurang ge*alanya. <ebih dari separo D.A. rema*a yang telah diobati kambuh kembali setelah dewasa.

?aktor yang berhubungan dengan prognosis kurang balk D.A. yaitu4 a. DA luas pada anak b. menderita rinitis alergik dan asma bronkial (. riwayat D.A. pada orang tua atau saudara kandung d. awitan (onset) D.A. pada usia muda e. anak tunggal f. kadar igE serum sangat tinggi. Diperkirakan "# hingga %# persen D.A. infantil akan berkembang men*adi asma bronkial atau hay +ever. /enderita atopi mempunyai risiko menderita dermatitis kontak iritan akibat ker*a di tangan.

!!

BAB III LAP7"AN KASUS


3.1. Iden ifi$!si 9ama Jsia 8enis Kelamin Agama 5angsa Alamat 4 DA/ 4 ! bulan 4 <aki$laki 4 Islam 4 Indonesia 4 8l. /erumahan 5+D 5lok D 9o. # =: "3 Kenten /alembang. 3.2. An!mnesis +Allo!n!mnesisKel#,!n U !m! 5intil$bintil merah di pipi kanan dan kiri se*ak ! minggu lalu. Kel#,!n T!m&!,!n4 $ "i0!2! Pe%/!l!n!n Pen2!$i 4 +e*ak ! minggu lalu, timbul bintil$bintil merah yang terasa gatal di pipi kanan dan kiri. 5intil timbul dengan ukuran kurang$lebih sebesar u*ung *arum pentul ke(il. Awalnya mun(ul bintil merah ke(il pada pipi sebelah kanan tanpa sebab. +e*ak mun(ul bintil merah tersebut pasien men*adi gelisah, rewel dan menangis. <ama kelamaan bintil semakin banyak, mun(ul di pipi sebelah kiri. /asien gelisah, rewel dan menangis terutama saat keadaan disekitar pasien panas atau gerah. 7rang tua pasien sering meggosok$gosok bintil tersebut. +atu minggu yang lalu, orang tua pasien mengaku timbul lepuh pada ber(ak kemerahan di pipi pasien. .enurut ibu pasien, lepuh tersebut diberi bedak dan digosok$gosok sehingga lepuh pun pe(ah. <epuh yang sudah pe(ah tersebut diberi bedak lagi sehingga mengering. Ibunya mengaku sering menggosok ber(ak tersebut sehingga kulit terasa kering dan kasar. =iwayat demam, mual muntah, sakit kepala, disangkal. =iwayat kontak kulit dengan bahan$bahan kimia disangkal. 7rang tua pasien tidak

!"

pernah

menggunakan

salep

ataupun

obat$obatan

lainnya

untuk

menghilangkan ber(ak tersebut. /asien lalu dibawa berobat ke poliklinik IKKK =+JD /alembang 5ari. "i0!2! pen2!$i d!,#l# 8 Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien. "i0!2! pen2!$i d!l!m $el#!%g! 8 :idak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama. Keluarga pasien ada yang memiliki keluhan asma, yaitu kakek pasien. :idak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan alergi makanan. "i0!2! sosi!l e$onomi 8 /asien tinggal bersama kedua orangtuanya dengan penghasilan yang (ukup untuk kebutuhan sehari$hari. 3.3. Peme%i$s!!n 'isi$ Keadaan Jmum Kesadaran 9adi +uhu /ernapasan S ! #s *ene%!lis a. Kepala $ $ $ .ata 4 kon*ungti'a anemis ($)@($), s(lera ikterik ($)@($) Hidung 4 sekret ($)@($) :elinga 4 sekret ($)@($) 4 tampak sakit sedang 4 kompos mentis 4 G@menit 4 "E,% M2 4 !F G@menit

b. <eher $ $ /embesaran K)5 ($) /embesaran tiroid ($)

!-

(. :horaG $ $ /ulmo 4 +imetris, retraksi tidak ada, sonor, 'esikuler (N)@(N), whee6ing ($)@($), ronkhi ($)@($). 2or 4 5unyi 8antung I dan II normal, murmur ($), gallop ($)

d. Abdomen $ $ $ $ Inspeksi /alpasi /erkusi Auskultasi 4 datar, lemas 4 teraba massa ($), nyeri tekan ($), nyeri lepas ($), hepar lien tak teraba. 4 timpani 4 5J (N) normal

e. Ekstremitas $ $ +uperior 4 tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitas Inferior 4 tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitas

S ! #s De%m! ologi$#s =egio 6ygomati(a deGtra et sinistra terdapat plak eritem soliter berukuran kira$kira !G!,%(m, pada permukaannya ditutupi skuama sedang berwarna keputihan. +ebagian tampak papul multipel, ukuran milier, diskret.

!%

plak eritem soliter berukuran kira$kira !G!,%(m, pada permukaannya ditutupi skuama sedang berwarna keputihan. +ebagian tampak papul multipel, ukuran milier, diskret.

3.4. Peme%i$s!!n Pen#n/!ng Peme%i$s!!n de%m! ologi m!n#!l :es diaskopi 4 eritema (N)

Peme%i$s!!n L!&o%! o%i$ 2!ng dipe%l#$!n 8 Hitung *enis darah tepi +erum total IgE &ric* test &atch test 3.). Di!gnosis B!nding Dermatitis Atopik Dermatitis Kontak (Iritan Oalergi) Dermatitis +eboroik

!E

3.1. Di!gnosis $e%/! Dermatitis Atopik 3.3. Pen! !l!$s!n!!n Pen! !l!$s!n!!n #m#m8 $ .emberikan informasi kepada pasien mengenai penyakit dan pengobatan yang akan diberikan. $ .enghindari faktor pen(etus yang membuat rasa gatal timbul (makanan, debu, bulu binatang, stress emosional, dll) $ .enghindari untuk tidak menggaruk, kuku harus dipotong pendek dan bersih $ .enghindari pakaian dengan bahan tebal seperti wol, nilon, pakailah *enis katun atau kaos yang menyerap keringat.

Pen! !l!$s!n!!n $,#s#s8 Topi$!l8 $ Kortikosteroid potensi rendah4 hidrokortison &$!,%& !Gseminggu. Sis emi$8 $ 4. Antihistamin Dimethindene maleate drops dosis "G-tetes

P%ognosis Puo ad 'itam Puo ad fun(tionam Puo ad sanationam Puo ad (osmeti( 4 bonam 4 bonam 4 bonam 4 bonam

!,

BAB I9 PE:BAHASAN

T!&el 4. 1. An!mnesis se(!%! eo%i d!n $!s#s. An!mnesis Teo%i K!s#s

Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit =iwayat /enyakit dalam Keluarga4 kronis dan residif, disertai gatal yang umumnya =iwayat !sm! pada kakek pasien sering ter*adi selama masa bayi dan anak$anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (dermatitis atopi, rhinitis alergika, asma bronkhiale, dan kon*ungti'itis alergika).

Dermatitis Atopik infantile +#si! 2 &#l!n s!mp!i =iwayat /er*alanan /enyakit4 2 !,#n- p!ling se%ing m#n(#l p!d! !,#n +e*ak ! minggu lalu; im&#l pe% !m! $e,id#p!n; &i!s!n2! se el!, #si! 2 &in il6&in il me%!, di pipi $!n!n d!n &#l!n. Lesi m#l!i di m#$! +d!,i; pipi- &e%#p! $i%i. Bin il digoso$; e%&en #$ pe(!,; $%#s !; e$s#d! if <esi d!n im&#l deng!n #$#%!n e%i em!; p!p#lo6<esi$el 2!ng ,!l#s; $!%en! $#%!ng6le&i, se&es!% #/#ng /!%#m !$,i%n2! pen #l $e(il. Awalnya mun(ul bintil meluas merah ke(il pada pipi sebelah kanan e%se&# p!sien men/!di kemudian

ketempat lain yaitu ke s(alp, leher, pergelangan tanpa sebab. Se/!$ m#n(#l &in il tangan, lengan dan tungkai. 5iasanya anak mulai me%!, 2!ng im&#l s!ng! mengg!ngg# se,ingg! !n!$ gelis!,; s#li id#% d!n se%ing meng!ngis. menggaruk setelah umur ! bulan. "!s! g! !l gelis!,; %e0el d!n men!ngis. +atu minggu yang lalu, orang tua pasien mengaku im&#l lep#, p!d! &e%(!$ $eme%!,!n di pipi p!sien. :en#%# i&# p!sien; lep#, e%se&# di&e%i &ed!$ d!n digoso$6goso$

!F

se,ingg! lep#, p#n pe(!,. =asa g! !l sering disebabkan karena &e%$e%ing!

Awalnya mun(ul bintil merah

yang menyebabkan penderita se%ing mengg!%#$. ke(il pada pipi sebelah kanan tanpa Akibat garukan, $#li mene&!l dan perubahan sebab. +e*ak mun(ul bintil merah lainnya yang menyebabkan gatal, sehingga ter*adi tersebut pasien men*adi gelisah, rewel lingkaran setan 0siklus gatal$garuk1. =angsangan dan menangis. <ama kelamaan bintil menggaruk sering di luar kendali. semakin banyak, mun(ul di pipi sebelah kiri. /asien gelisah, rewel dan menangis terutama saat keadaan disekitar pasien panas atau gerah. 7%!ng #! p!sien se%ing e%se&# . meggoso$6goso$ &in il

!3

T!&el 4.2. Peneg!$!n Di!gnosis se(!%! Teo%i d!n K!s#s

"#

K%i e%i! :!2o% p!d! p!sien8 = P%#%i #s = De%m! i is di m#$! ! !# e$s enso% p!d! &!2i d!n !n!$ Dermatitis di fleksura pada dewasa Dermatitis kronis atau residif = "i0!2! ! opi p!d! pende%i ! ! !# $el#!%g!n2! K%i e%i! :ino% p!d! p!sien8 Herosis Infeksi kulit (khususnya oleh S'aureus dan 'irus herpes simpleks) Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki lktiosis@hipediniar palmads@keratosis pilaris /itiriasis alba Dermatitis di papila mame hite dermographism dan delayed blanch response Keilitis <ipatan infra orbital Dennie$.organ Kon*ungti'itis berulang Keratokonus Katarak subkapsular anterior 7rbita men*adi gelap .uka pu(at atau eritem = *! !l &il! &e%$e%ing! Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak Aksentuasi perifolikular Hipersensitif terhadap makanan = Pe%/!l!n!n pen2!$i dipeng!%#,i ole, f!$ o% ling$#ng!n d!n ! !# emosi :es kulit alergi tipe dadakan positif, Kadar IgE di dalam serum meningkat = A0i !n p!d! #si! dini

"

5erdasarkan kriteria .ayor .inor Dermatitis Atopik oleh Hanifin O =a*ka, maka pada pasien mengarah ke manifestasi dari Dermatitis Atopik. Kemudian dilakukan pengka*ian lebih lan*ut berdasarkan status dermatologis yang ditemukan 4 T!&el 4.3. S ! #s de%m! ologis &e%d!s!%$!n eo%i d!n $!s#s. S ! #s De%m! ologis Teo%i $ :empat predileksi pada usia infantil4 mulai di K!s#s =egio 6ygomati(a deGtra et sinistra 2>2;)(m; di # #pi &e%0!%n! p!d! s$#!m! $ep# i,!n.

m#$! +pipi; d!,i- meluas ke tempat lain yaitu terdapat plak e%i em soli e% &e%#$#%!n s(alp, leher, pergelangan tangan, lengan dan $i%!6$i%! tungkai. $ Efloresensi 4 ,!l#s; $!%en! g! !l digoso$; pe(!,; sed!ng Se&!gi!n pe%m#$!!nn2!

!mp!$ p!p#l m#l ipel;

<esi berupa e%i em!; p!p#lo; <esi$el 2!ng #$#%!n milie%; dis$%e . e$s#d! if; d!n !$,i%n2! e%&en #$ $%#s !. <esi D.A. infantile eksudatif, banyak eksudat, erosi, krusta dan dapat mengalami infeksi. <esi dapat meluas generalisata bahkan walaupun *arang dapat ter*adi eritroderma. Dermatitis bisa bersifat akut, subakut atau kronik. Dermatitis akut menun*ukkan eritema, edema, papul, membasah dan krusta. +edangkan pada stadium subakut kulit masih kemerahan, tetapi sudah lebih kering dan terdapat perubahan pigmentasi. S !di#m $%onis men#n/#$$!n li$enifi$!si; e$s$o%i!si; s$#!m!; dan fisura. +tadium dermatitis tidak selalu berurutan, bisa sa*a se*ak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium

"!

kronis. 8enis efloresensinya tidak selalu harus polimorfik, mungkin hanya oligomorfik. /ada status dermatologis di atas sesuai dengan teori dan yang ditemukan pada pasien, sehingga diagnosis pasien De%m! i is A opi$ men*adi lebih kuat. 4.3. Di!gnosis B!nding . Dermatitis +eboroik 5erhubungan dengan keaktifan glandula sebasea. /ada bayi mun(ul saat umur bulan$bulan pertama, *arang mun(ul pada usia anak (sebelum pubertas) dan insidens nya men(apai pun(ak umur F$-# tahun. Ditandai dengan eritema, papul folikular dan perifolikular (oklat sampai kemerahan, papul berubah men*adi patch tebal mirip gambaran medali ,medallion seboroic,- erupsi berskuama halus$kasar yang berwarna salmon (olored atau kuning berminyak, ditemukan krusta yang mengeras bau, batas kurang tegas. :empat predileksi di kulit kepala ((enderung alopesia), pipi, badan, ekstremitas,dan diaper area. /ada bayi biasanya skuama kekuningan dengan debris epitel yang melekat di kulit kepala ((adle (rap). 8ika meluas akan men*adi penyakit leiner, yang ditandai dengan penurunan imun pada bayi dan anak (diare). !. Dermatitis Kontak .un(ul akibat adanya fa(tor pen(etus kontak (iritan dan alergi). 5iasanya lesi sesuai dengan tempat kontaktan (bisa timbul dimana sa*a)., <esi berupa eritema, 'esikel miliar, bula, luas kelainan biasanya sebatas daerah yang terkena, dan batas nya tegas. /ada dermatitis iritan kronis berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun menebal (hyperkeratosis) dan likenifikasi, batas men*adi tidak tegas, dapat ter*adi fisura akibat kontak terus berlangsung. /ada dermatitis kontak alergi, 'esikel dan bulan dapat pe(ah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). :empat predileksi sering pada tangan (akibat deter*en, antisepti(, 6at kimia, dll), lengan (*am tangan nikel, sarung tangan karet, debu semen

""

atau serbuk tanaman), wa*ah (kosmetik, (at rambut, dll), telinga (tindikan, obat tetes telinga, tangkai ka(amata), leher (kalung nikel, parfum, dll), badan (bahan pakaian, 6at warna pakaian, detergen), genitalia, paha dan tungkai bawah (pakaian, kaos kaki, sepatu$sendal, dll) 5erdasarkan diagnosis banding, maka pada pasien ini mengarah ke diagnosis pasti dari De%m! i is A opi.

T!&el 4.4. Pen! !l!$s!n!!n &e%d!s!%$!n eo%i d!n $!s#s Pen! !l!$s!n!!n Teo%i 1. Um#m /ada bayi penting diperhatikan kebersihan daerah bokong dan genitalia. Jpaya pertama adalah melindungi daerah yang terkena garukan agar tidak memperparah penyakitnya. Jsahakan tidak memakai pakaian yang bersifat iritan (misalnya wol atau sintetik). 2. K,#s#s $ Topi$!l 7bat steroid topikal yang sering rendah digunakan pada bayi adalah salap berpotensi misalnya hidrokortison &$!,%& $ Sis emi$ An i,is !min. digunakan mengurangi untuk rasa Antihistamin membantu gatal yang :edi$!men os! 1.Topi$!l $ Kortikosteroid 2. Sis emi$8 $ Antihistamin Dimethindene maleate drops dosis "G-tetes potensi rendah4 hidrokortison &$!,%& !Gseminggu. K!s#s $ .enghindari untuk tidak menggaruk, kuku harus dipotong pendek dan bersih $ .enghindari pakaian dengan bahan tebal seperti wol, nilon, pakailah *enis katun atau kaos yang menyerap keringat.

hebat, terutama pada malam hari,

"-

sehingga

mengganggu

tidur.

7leh karena itu antihistamin dipakai yang mempunyai efek sedatif. /rognosis pada pasien ini bonam. /rognosis akan baik selama pengobatan teratur dan sesuai an*uran

DA'TA" PUSTAKA
. 8anik ./, Heffernan ./. ;arts. Dalam4 ?reedeberg I. et al (ed). ?it6patri(kLs Dermatology in )eneral .edi(ine. Ed ,. Dol !. 9ew Qork4 .()raw Hill 5ook 2o. !##FB F!!$!F. !. Dermatitis Atopik. Diunduh dari4 http4@@emedi(ine.(om@derm@topi(-%,.htm ". +terling 82. Dirus infe(tion. Dalam4 5urns : et al (ed). =ookLs :eGt 5ook 7f Dermatology. Ed ,. Dol -. !##-B !%.",$%" -. Hassan, =usepno. Dermatitis Atopi dalam 5uku Kuliah Anak ?KJI. 8akarta4 Infomedika, 33F Ilmu Kesehatan

%. ;olff Klaus, =i(hard Allen 8ohnson, Di(k +uurmond. Atopi( Dermatitis. Dalam 4 ?it6patri(kLs 2olor Atlas And +ynopsis 7f 2lini(al Dermatology. 8akarta 4 +alemba .edika, !##%B!4""$F E. <orraine . ;ilson, +yl'ia. Ek6ema dan gangguan Daskuler dalam /atofisiologi /enyakit. E)2. 8akarta, !##E ,. .ans*oer Arif. Dermatitis Atopi dalam Kapita +elekta 8ilid ! edisi III. .edia Aes(ulaplus. ?KJI, 8akarta, !##

"%

"E

",

Anda mungkin juga menyukai