Mencakup semua materi pokok kuliah pelengkap buku teks yang idea!
mefanika Fuida
Re10000?0it1j0u[]al:ixll,ijfl
3l];x11;Jj"Tfl 8i::ra;arinsrama
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2.
Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
MEmNIKA
FLUIDA
MERLE C. POTTER, Ph.D.
P rofe s s o
Em er itus
rt y:;
*tr ";;,:"i,;,;r;ri fr
'
. --Fli-
r
-,._ <.
.t
MERLE C. POTTER memiliki gelar S1 dalam Teknik Mesin dari Michigan Technological University; gelar 52 dalam Teknik Penerbangan dan 53 dalam Mekanika Engineering diterimanya dari Universitas Michigan. Ia merupakan pengarang-bersama dai. Fluid Mechanics, The Mechanics of Fluids, Thermo$,namics for Engineers, Thermal Sciences, Dffirential Equations dan Adyanced Engineering Mathematics, dan berbagai buku latihan ujian. Ia merupakan profesor emeritus Teknik
Mesin di Michigan State University. DAVID C. WIGGERT memperoleh gelar
S 1, 32 dan 53 dari The University of Michigan. Ia merupakan pengarang-bersama dari The Mechanics of Fluids. Penelitiannya melibatkan transien-transien fluida,
interaksi struktur fluida dan aliran air tanah dan perpindahan massa. Dr. Wiggert adalah seorang profesor emeritus Teknik Sipil dan Lingkungan di Michigan State university
t'"'Pustakstn
i
I
\ 7
6;.
Yrcp:nsr a..' j-
:1!****"''
Schaum's Outline Mekanika Fluida Merle C. Potter, Ph.D. & David C. Wiggert, Ph. D.
Judul Asli
Schaum's Outline of Fluid Mechanics Merle C. Potter, Ph. D. & David C. Wiggerr, ph. D. Copyright O 2008 by McGraw-Hill Companies Translation copyright O 201 I by penerbit Erlangga. All rights reserved. This is an authorized translation from the English language edition published by The McGraw-Hill Companies
Hak terjemahan dalam bahasa Indonesia pada Penerbil Erlangga berdasarkan perjanjian resmi tanggal 22 Mei 2008
Alih
Buku ini dilayout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlangga dengan Apple Macintosh Mac Pro (Times 10 pt) Dicetak oleh: PT Gelora Aksara Pratama
13 12
11
4321
Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi, atau memperbanyak dalam bentuk apapun, baik sebagian atau keseluruhan isi buku ini, serta memperjualbelikannya lanpa izin tertulis dari Penerbit Erlangga.
PF$ffieF$er$ ?{t}'3
r lrl@{t
Buku ini dimaksudkan sebagai pelengkap buku teks yang digunakan dalam kuliah pengantar mekanika fluida yang merupakan mata kuliah wajib di jurusan teknik mesin dan teknik sipil, dan juga beberapa jurusan lainnya. Buku ini memaparkan materi secara ringkas sehingga para mahasiswa dapat lebih mudah memahami bagian-bagian yang sulit. Jika pembahasan yang lebih mendalam tidak diperlukan, buku ini dapat digunakan sebagai buku teks utama. Kami telah memasukkan semua derivasi dan berbagai aplikasi, sehingga buku ini dapat digunakan tanpa materi-materi tambahan. Manual penyelesaian dapat diperoleh dari para pengarang di MerleCP@sbcglobal.net Kami telah memasukkan derivasi untuk persamaan-persamaan Navier-Stokes dan beberapa aliran dengan penyelesaiannya. Akan tetapi jika yang dipilih adalah pendekatan elemental, materi tersebut tidak diperlukan. Metode yang manapun dapat digunakan untuk mempelajari aliran laminar di dalam pipa, di antara silinder-silinder berotasi, dan aliran lapisan batas laminar. Prinsip-prinsip dasar yang mendasari studi mekanika fluida diilustrasikan melalui berbagai contoh, soalsoal dengan penyelesaian, dan soal-soal tambahan yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam pemecahan masalah. Semua jawaban untuk soal-soal tambahan diberikan di akhir setiap bab. Semua contoh dan soal diberikan dalam satuan metrik SI. Satuan-satuan Inggris juga ditunjukkan di seluruh buku dan dimasukkan di dalam Apendiks. Pengetahuan matematika yang dibutuhkan adalah sama seperti dalam mata-mata kuliah teknik lainnya kecuali dalam pembahasan persamaan-persamaan Navier-Stokes di mana persamaan-persamaan parsial digunakan. Beberapa hubungan vektor digunakan, tapi pada tingkatan yang umum dalam kurikulum jurusan teknik. Jika pembaca ingin memberikan komentar, saran, atau koreksi atau hanya sekedar menyampaikan opini, silahkan mengirimkan email ke: merlecp@sbcglobal.net Tidak ada buku yang bebas kesalahan, tapi seandainya ada kesalahan yang kami ketahui, kami dapat memperbaikinya dalam cetakan-cetakan selanjutnya. Oleh karena itu, jika pembaca menemukan kesalahan kirimkanlah email kepada kami.
1!:
.i:
-.
!nformasi Dasar
I.l 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3.1 3.2
Pendahuluan Dimensi, Satuan, dan Kuantitas Fisik Gas dan Cairan Tekanan dan Temperatur
i
I
J
4
5
8
Properli-properliFluida
Properti-properti dan llubungan-hubungan Termodinamika
Statika Fluida
Pendahuluan Perubahan Tekanan
16
l6
16
t8
19
22
Pergerakan Fluida
Pendahuluan Pergerakan Fluida
32
32
3Z 3Z
3.2.1 Deskripsi Lagrangian dan Eulerian 3.2.2 Pathline, Streakline, dan Streamline 3.2.3 Percepatan 3.2.4 Kecepatan Sudut dan Vortisitas 3.3 KlasifikasiAliran-aliranFluida
JJ JJ
35 38 38 38 39
33.f
3,3.2 Aliran-aliran Kental (Viscous) dan Tak-kental (lnviscid) 3.3.3 Aliran-aliran Laminar dan Turbulen 3,3.4 Aliran-aliran Inkompresibel dan Kompresibel
3.4 4,1 4.2 4.3 4.4 4.5 5.1 5.2 5.3 5.4
40
41
PersamaanBernoulli
Persamaan-persamaan I ntegral
Pendahuluan
49
49 49
51
52
55
Persamaan Diferensial
Pendahuluan Persamaan Kontinuitas Diferensial
69
69 10
1t
16
ft*ffi
80
80
Pendahuluan
Analisis Dimensional
Keserupaan
80
84
&9ffi
Aliran-aliran lnternal
7.1 7.2 7.3
Pendahuluan Aliran Jalan Masuk
91
9l
91
7.4
7.5
7.6
7.3.1 Pendekatan Elemen 7 .3.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes 7.3.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan Aliran Laminar di antara Pelat-pelat Paralel 7.4,1 Pendekatan Elemen 7 .4.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes 7.4.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan Aliran Laminar di antara Silinder-silinder Berotasi 7.5.1 Pendekatan Elemen 7.5.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes 7.5.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan Aliran Turbulen di dalam Pipa 7.6.1 Profil Semi-Log 7.6.2 Profil Hukum Pangkat 7.6.3 Rugi-rugi di dalam Aliran Pipa 7.6.4 Rugi-rugi di dalam Saluran-saluran Tidak Bundar 7.6.5 Rugirugi Kecil 7.6.6 Garis-garis Tingkat Hidrolik dan Energi
Aliran Saluran Terbuka
93 93
94 94
95
96 97
97 98 98
99
100 r01
t02
103
104
l0s
106 108 109
7.7
ffi&ffi
ffi
Aliran-aliran Eksternal
8.1 8.2
Pendahuluan
121
t2t
122 122
8.3 8.4
8.2.1 Koefisien Gaya Hambat 8.2.2 Pelepasan Vorteks 8.2.3 Kavitasi 8.2.4 Massa Tambahan Aliran di sekitar Airfoil
Aliran Potensial
r24
125
r27
127
r28
128
130
131
8.5
8.5.1 Informasi Umum 8.5.2 Persamaan-persamaan Integral 8.5.3 lapisan Batas Laminar dan Turbulen 8.5.4 Persamaan Diferensial Lapisan Batas Laminar
fta& *
134 134
135 136 139
Aliran Kompresibet
9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6
Pendahuluan
151
151
Kecepatan Suara Aliran Nozel Isentropik Gelombang Kejut Normal Gelombang Kejut Miring Celombang Ekspansi
vl1
152
153
157 160
163
ffi"&ffi l
172
172
172
Pendahuluan
10.4
Sistem Pipa Sederhana 10.2.1 Rugi-rugi 10.2"2 Hidrolika dari Sistem Pipa Sederhana Pompa dalam Sistem Pipa Jaringan Pipa
10.4.1 Persamaan-persamaan Jaringan 10.4.2 Metode Hardy Cross 10.4.3 Analisis Komputer untuk Sistem Jaringan Aliran Tak Tunak 10.5.1 Aliran Inkompresibel 10.5.2 Aliran Kompresibel Cairan
10.5
,ahffiffiF{il}fid"5i
195
195
196
S,$,*ffif-{ffiiH"5
ffi
Hubungan-hubungan Vektor
197 199
199
4tril$t*""3{h-t:;i
{,
C.l
Properti-properti
Properti-properti Air C.lE Properti-properti Air dalam'satuan Inggris C.2 Properti-properli Udara pada Tekanan Atmosfer C.2E Properti-properti Udara pada Tekanan Atmosfer dalam Satuan Inggris C.3 Properti-properti Atmosfer Standar C.3E Properti-properti Atmosfer dalam Satuan Inggris C.4 Properti-properti Gas-gas Ideal pada 300 K (C,: Cp- k k: C,lC,1 C.5 Properti-properti Cairan-cairan Umum pada Tekanan Atmosfer'dan Kira-kira 16 hingga 21" C (60 hingga 70" F) Gambar C.l Mskositas sebagai fungsi dari temperatur Gambar C.2. Mskositas kinematik sebagai fungsi dari temperatur pada tekanan atmosfer
Fluida
l9g
1gg
lgg
200 200
201 201
202
203
,si,ffS.iu{i"}ti,iS
204
204
205
206
207
v1l1
lnformasi Dasar
lJ
ENI}AHULUAN
Mekarlika fluida dijumpai dalam setiap aspek kehidupan nyata kita. Darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah dan Brftt'ura.t.nadi kita, kapal laut bergerak melalui air dan air bergerak di sungai, pesawat udara terbang di udara dan udara bergerak,selewati mesin-mesin angin, udara dikompresikan dalam kompresor dan uap berekspansi melewati bilah-bilah turbin.,bea&rngan menahan air, udara dipanaskan dan didinginkan di dalam rumah-rumah dan komputer membutuhkan ud,ara:untuk mendinginkan komponen-komponennya. Semua bidang studi teknik membutuhkan kemahiran di bidang rnekanike:fluida. ' , Daldr*,buku ini akan dipaparkan elemen-elemen mekanika fluida yang memungkinkan kita untuk memecahkan rnas*Iahlryrysalah yang melibatkan bentuk-bentuk dengan geometri yang relatif sederhana seperti misalnya aliran melalui pipa, dan saJuran dan aliran di sekitar bola dan silinder. Tetapi pertama-tama kita akan memulai dengan melakukan psrhi,sliqgarl.perhitungan terhadap fluida pada kondisi diam, yang merupakan subjek dari statika fluida. Matematika yang dipedukan *tamanya adalah kalkulus akan tetapi teori persamaan diferensial juga akan digunakan. Aliran-aliran yang le-bih.ko eks yang biasanya disebabkan oleh geometri-geometri. yang lebih kompleks tidak akan dipaparkan di dalam buku ini. ,.1.r:'Dala*lbab ini akan diberikan informasi dasar yang diperlukan dalam pembahasan kita nantinya. Sebagian informasi ini,fetahditrrikan dalam mata-mata kuliah sebelumnya jadi yang diberikan di sini akan berupa tinjauan ulang. Walaupun gian akan merupakan informasi baru bagi Anda. Marilah kita mulai. d
, ':'l' !
Ii*.'P.It{.EIXSI, SATUAN, DAN KUANTITAS FISIK MekanikiSuida, seperti juga bidang studi teknik lainnya, melibatkan kuantitas-kuantitas fisik. Kuantitas-kuantitas tersebut ir liki,-4.i*ernsi dan satuan. Sembilan dimensi dasar adalah massa, panjang, waktu, temperatur, jumlah (amount) statt z*t..:arus tidtfik, intensitas cahaya, sudut bidang, dan sudut ruang. Semua kuantitas lainnya dapat diekspresikan dalam dimeusi i nsi dasar ini, mis., gaya dapat diekspresikan dengan menggunakan hukum kedua Newton sebagai
'
,:,,,,:::''':l"t: ;
F=nta
(1
.1)
trala*ll:ben*lk dimensi kita dapat menuliskan (perhatikan bahwa .F digunakan sebagai variabel maupun dimensi)
F=M! T'
(1.2)
fil,Aa.llA:E,nd-,,,tr dan Tadalah dimensi-dimensi gaya, massa, panjang, dan waktu. Kita lihat bahwa gaya dapat dituliskan del ribe$,ilk,massa, panjang, dan waktu. Tentu saja kita dapat menuliskan
,=r+
1,.$rlatgk-.m;mpercepat
t,.
(1.3)
,,.:,Kita..daBat
memasukkan satuan-satuan ke dalam persamaan-persamaan di atas jika kita perhatikan bahwa dibutuhkan 1kg pada I m/s2 (dalam sistem Inggris dibutuhkan I lb (pon) untuk mempercepat I slug pada
N = kg'm/s2 lb = slug-ft/sec2
,,
(1.4)
,',,.Hub*fgqp.hubungan
ini akan banyak digunakan dalam pembahasan kita mengenai fluida. Perhatikan bahwa kita "lb" akan selalu diartikan sebagai satu pon gaya; slug merupakan satuan massa
INFORMASI DASAR
[BAB
dalam sistem Inggris. Dalam sistem SI massa akan selalu dalam kilogram dan gaya akan selalu dalam newton. Karena berat merupakan sebuah gaya, maka akan diukur dalam newton, tidak pernah dalam kilogram. Hubungan W=
mB
(1.J)
digunakan untuk menghitung berat dalam newton jika diketahui massa dalam kilogram, di mana g = 9,81 m/s2 ldalam satuan-satuan Inggris E = 32,2 ftlsec2). Gravitasi pada intinya adalah konstan di permukaan bumi dengan variasi antara 9,77 hingga 9,83 m/s2. Lima dari antara kesembilan dimensi dasar dan satuan-satuannya diberikan dalam Tabel 1.1 dan satuan-satuan turunan yang digunakan dalam pembahasan kita mengenai mekanika fluida dalam Tabel 1.2. Awalan (pre{iks) umum digunakan dalam sistem SI jadi berbagai awalan diberikan dalam Tabel 1.3. Perhatikan bahwa sistem SI adalah suatu sistem metrik yang khusus; kita akan menggunakan satuan-satuan yang diberikan dalam tabel-tabel ini. Kita seringkali menggunakan notasi ilmiah 3 x 10s N ketimbang 300 kN; kedua bentuk ini dapat digunakan. Kita mengakhiri subbab ini dengan pembahasan mengenai angka signifikan (significant figure). Setiap perhitungan, atau tepatnya, hampir setiap perhitungan, melibatkan suatu properti bahan. Properti-properti bahan jarang diketahui sampai empat angka signifikan dan seringkali hanya sampai tiga. Jadi, tidaklah tepat menuliskan jawaban sampai lima atau enam angka signiflkan. Ketepatan perhitungan-perhitungan yang kita lakukan hanyalah sebatas sampai bilangan yang paling tidak akurat di dalam persamaan-persamaan yang digunakan. Sebagai contoh, kita memakai gravitasi sebesar 9,81 m/s2,
Tabel
Kuantitas Panjang I Massa Dimensi
L,1
Inggris kaki
slug
Satuan
ft
slug
sec
z I
M
T
kilogram detik
kg
S
Waktu t
Temperatur Sudut bidang
detik
Rankine radian
kelvin
radian
K
rad
"R
rad
Tabel
Kuantitas Luas A
L2
L.2
Dimensi
Satuan Inggris
ft2
Volume V
Kecepatan V
Percepatan a
I3 LIT
mr atau
m/s
m/s2
I
L iliter.l
ft3
ftlsec
ftlsec2
s -1
UP
C)
T1 MI./72
MIL3
N (newton)
slug.ftlsec2 atau lb
slug/ft3 lb/fr3 sec-l
M/L2f
T-1
I
r
M/Lf
M/LT2 M/11
lbtft2 lb/ft2
lb/ft
fr-lb fr-lb
Btu/sec
ML2lP ML2lP
ML2/T3
ML2lf
ML2T3
ft-tb
ft.lb/sec
slug/sec
ft3/sec
M/T
L3/T
Laju aliran Q
Kalor spesifik c
Viskositas p Viskositas kinematik v
L2tP
M/LT
L2/T
J/kg.k
N.s/m2 m2ls
Btu/slug-'R
lb.sec/ft2 ft2lsec
BAB
1I
INFORMASI DASAR
Tabel
10r2
10e 106 103
I.3
Awalan-awalan SI
Awalan
tera
Faktor pengali
Simbol
T
G
glga mega
M
k
c m
kilo
centi
o2
0-3
milli
mlcro
nano
06 0e
0-12
p
n
plco
hanya tiga angka signifikan. Bisanya jawaban-jawaban dapat dituliskan dengan menggunakan empat angka signifikan, tapi tidak lima atau enam. Kalkulator bahkan dapat memberikan delapan. Secara umum, insinyur tidak menggunakan lima atau enam angka signifikan dalam pekerjaannya. Perhatikan bahwa jika bilangan pertama dalam suatu jawaban adalah satu, bilangan tersebut tidak dihitung sebagai angka signifikan, jadi, 1248 memiliki tiga angka signifikan.
CONTOH
1,1
Hitunglah gaya yang dibutuhkan untuk memberikan percepatan awal ke atas sebesar 4A mls2 pada sebuah roket
sebagai berikut:
Penyelesaian: Gaya-gaya yang bekerja pada roket dalam arah vertikaUsumbu y dijumlahkan
l:';r:h 9,81
F
.'.
- 0.4 x f = 19,92 N
0.4 x 40
Perhatikan bahwa kalkulator akan memberikan jawaban 19.924 N. yang memual empat angka signifikan (angka I di depan Lidak dihitung). Karena percepatan gravitasi memuat tiga angka signifikan. maka angka 4 yang terakhir tidak dimasukkan.
1.3 GAS DAN CAIRAN Zat yang akan digunakan dalam pembahasan kita mengenai mekanika fluida adalah gas atau cairan. Kita membatasi pembahasan kita pada cairan-cairan yang bergerak di bawah
pengaruh tegangan geser, sekecil apapun tegangan geser tersebut. Semua gas bergerak di bawah pengaruh tegangan geser tapi ada zat-zat tertentu, seperti kecap, yang tidak bergerak sampai gaya gesernya menjadi cukup besar; zat-zat tersebut dibahas dalam
subjek reologi dan tidak diberikan dalam buku ini. Suatu gaya yang bekerja pada suatu luas ditunjukkan dalam Gambar l.l Komponen-komponen normal dan tangensial dari Gbr. 1.1. Tegangan vektor adalah vektor gaya dibagi dengan sebuah gaya. luas area tempatnya bekerja. Tegangan normal bekerja tegak 1urus terhadap area tersebut dan tegangan geser bekerja tangensial terhadap area tersebut. Tegangan geser inilah yang menghasilkan pergerakan fluida. Gaya geser yang kecil saja dapat menyebabkan terjadinya pergerakan, sebagaimana suatu perahu yang besar digerakkan oleh sebuah gaya yang kecil. Tegangan geser ini dihitung dengan
t=lim Mr0
LF,
AA
(1 6)
Setiap fluida yang digunakan dalam pembahasan kita terdistribusi secara kontinyu di seluruh daerah yang dimaksud, artinya, setiap fluida merupakan suatu kontinum. Cairan jelas merupakan kontinum tapi kita juga akan mengasumsikan gas sebagai kontinum; molekul-molekulnya terletak cukup berdekatan satu sama lain untuk membentuk suatu kontinum. Untuk menentukan apakah molekul-molekulnya cukup berdekatan, kita menggunakan lintasan bebas rata-rata, jarak rata-
INFORMASI DASAR
[BAB I
rata yang ditempuh sebuah molekul sebelum bertumbukan dengan molekul yang terdekat. Jika jalur bebas meannya kecil dibandingkan dengan dimensi karakteristik dari suatu alat (mis. diameter sebuah roket), asumsi kontinum dapat diterima.
Di dalam udara
atmosfer pada permukaan laut, jalur bebas meannya adalah sekitar 6 x l0{ cm dan pada ketinggian 100 km kira-kira 10 cm. Jadi pada elevasi yang tinggi, asumsi kontinum tidak dapat digunakan dan teori dinamika gas rarefied perlu digunakan. Jika suatu fluida berupa kontinum, densitasnya dapat didefinisikan sebagai
^-limLm r Lv'-0 LV
U,N
di mana Lm adalah massa yang sangat kecil (infinitesimal) dalam volume yang sangat kecil Air. Pada kenyataannya, volume yang sangat kecil ini tidak dapat dibiarkan menciut menjadi nol karena di dekat nol akan terdapat sedikit molekul di dalam volume yang kecil tersebut; suatu volume kecil e perlu ditetapkan sebagai limit dalam Pers. (1.7) agar definisi yang dimaks.ud dapat diterima. Dalam kebanyakan aplikasi ini bukanlah merupakan suatu masalah karena terdapat 2,7 x 7016 molekul dalam suatu milimeter kubik udara pada kondisi standar.
Jadi, dengan asumsi kontinum, kuantitas-kuantitas yang diinginkan diasumsikan terdefinisikan pada semua titik dari daerah yang dimaksud. Sebagai contoh, densitas merupakan fungsi kontinu dari x, y, z dan /, artinya, p = p(x,y,z,t).
lim,
AFn
AA
(1.8)
Satuan-satuan pada tekanan dihasilkan oleh gaya dibagi dengan luas, yaitu, N/m2, yang adalah pascal, Pa. Tekanan sebesar 1 Pa merupakan tekanan yang sangat kecil, jadi tekanan biasanya diekspresikan dalam kilopascal atau kPa. Dengan menggunakan satuansatuan Inggris, tekanan diekspresikan sebagai lblft2 atatt lb/in2 Qtound per square inch, psi). Tekanan atmosfer pada permukaan laut adalah 101,3 kPa, arau lebih sering 100 kPa (14,7 lb/in2) saja. Harus diperhatikan bahwa tekanan kadang-kadang diekspresikan dalam milimeter air raksa, yang umum digunakan para ahli meteorologi, atau meter air; kita dapat menggunakan p = pgh untuk mengkonversikan satuan-satuan, di mana p adalah densitas fluida dengan tinggi
/2.
jika alat tersebut memberikan pengukuran nol sebelum digunakan untuk mengukur tekanan.
tekanan ukur melalui persamaan
Pabsolut
Tekanan yang diukur relatif terhadap tekanan atmosfer disebut tekanan alat: ini adalah yang diukur oleh suatu alat
Tekanan absolut memiliki
dengzrn
nilai nol di dalam sebuah volume yang tidak berisi molekul, kondisi vakum ideal. Tekanan absolut berhubungan
= Pahtt
Patmo.f".
(1.9)
di mana patmosrer adalah tekanan atmosfer di lokasi di mana pengukuran tekanan dilakukan; tekanan atmosfer ini bervariasi cukup banyak terhadap ketinggian dan nilainya diberikan dalam Tabel C.3 dalam Apendiks C. Sebagai contoh, di puncak Pikes Peak di Colorado, nilainya kira-kira 60 kPa. Jika baik tekanan maupun ketinggian tidak diketahui, kita akan mengasumsikan kondisi standar dan menggunok&fl put*orf., = 100 kPa. Gambar 1.3 menunjukkan deskripsi grafik hubungan antara tekanan absolut dan tekanan ukur. Beberapa representasi umum untuk atmosfer standar (pada 40. garis lintang pada permukaan laut) diberikan dalam gambar tersebut. Kita seringkali menyebut tekanan negatif, seperti pada B dalam Gbr. 1.3, sebagai vakum; ini adalah tekanan negatif
atatt vakum. Suatu tekanan selalu diasumsikan sebagai tekanan ukur kecuali jika dinyatakan lainnya (dalam termodinamika tekanan selalu diasumsikan sebagai absolut). Tekanan sebesar -30 kPa dapat dinyatakan sebagai 70 kPa absolut atau vakum sebesar 30 kPa, jika diasumsikan tekanan atmosfer sebesar 100 kPa (perhatikan bahwa selisih antara 101,3 kPa dan 100 kPa hanyalah sebesar 1,3 kPa, kesalahan sebesar 1,37o, masih dalam toleransi teknik). Kita tidak mendefinisikan temperatur (dibutuhkan teori molekular untuk memperoleh suatu definisi) tapi cukup menyatakan bahwa kita menggunakan dua skala: skala Celcius dan skala Fahrenheit. Skala absolut pada saat menggunakan temperatur dalam derajat Celcius adalah skala kelvin (K) dan skala absolut pada saat menggunakan temperatur dalam derajat Fahrenheit adalah skala Rankine. Kita menggunakan konversi-konversi berikut:
BAB I]
INFORMASI DASAR
(Pe)"r"r
1'rt"t @l)ot.otrl
@a)utu'
=0
@---@r)ot*,t,,
Tekanan absolut
nol ,n r v A'rh*ilul
K=oC+273,15 "R=oF+459,67
(1.10)
Dalam soal-soal teknik kita menggunakan bilangan 273 dan 460, yang memberikan akurasi yang dapat diterima. Perhatikan bahwa kita tidak menggunakan simbol derajat ketika mengekspresikan temperatur dalam derajat kelvin dan tidak menggunakan huruf besar dalam kata "kelvin". Kita membaca "100 K" sebagai 100 kelvin dalam sistem SI (ingat, sistem SI adalah suatu sistem metrik khusus).
CONTOH 1.2 Sebuah tekanan terukur sebagai suatu vakum sebesar 23 kPa pada suatu lokasi pada ket.inggian 30@ m. Berapakah tekanan absolutnya?
Penyelesaian: Gunakan Apendiks C untuk memperoleh tekanan atmosfer pada 3000 m. Kita gunakan interpolasi linier untuk memperoleh put orr". = 70,6 kPa. Jadi.
abs
patm
+ p = 7A,6
23
47,6
Y,Pa
Di dalam
-23
kPa.
Y=
Pg
(1 .1
1)
di mana g adalah gravitasi lokal. Untuk air, nilai ydiambit sebesar 9810 N/m3 (62,41b/ft3) kecuali jika dinyatakan lainnya. Berat spesifik untuk gas jarang digunakan. Gravilasi spesifik S adalah rasio densitas suatu zat terhadap densitas air dan sering diberikan untuk cairan. Ini dapat digunakan untuk menentukan densitas maupun berat spesifik:
P=sPui,
Y=sTui,
(1.12)
Sebagai contoh, gravitasi spesiflk dari air raksa adalah 13,6, yang berarti bahwa air raksa 13,6 kali lebih berat daripada air. Jadi, pair raksa = L3,6 x 1000 = 13 600 kg/m3, di mana kita telah menggunakan densitas air sebesar 1000 kg/mr, nilai yang dipakai untuk air jika tidak diberikan. Viskositas dapat dianggap sebagai kelengketan internal dari suatu fluida. Properti ini menghasilkan tegangan geser di dalam suatu aliran dan menyebabkan rugi-rugi yang terjadi di dalam pipa atau gaya hambat pada sebuah roket. Dalam aliran satu dimensi properti ini dapat dihubungkan dengan kecepatan melalui tegangan geser t oleh
4! t=u 'dr
(1.13)
a
di mana kita menyebut duldr sebagai gradien kecepatan, di mana r diukur tegak lurus terhadap suatu pernukaan dan
adalah tangensial terhadap permukaan tersebut, seperti dalam Gbr. 1.4. Perhatikan satuan-satuan pada kuantitas-kuantitas dalam-Pers. (1.13): tegangan (gaya dibagi dengan luas) memiliki satuan Nlm2 1tb/ft21 sehingga viskositas memiliki satuan N.s/m2 (lb-sec/ft2).
INFORMASI DASAR
IBAB
Gamhar 1.4 Fluida sedang mengalami pergeseran di antara dua silinder panjang.
Untuk mengukur viskositas, perhatikanlah sebuah silinder panjang yang berotasi di dalam suatu silinder kedua, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 1.4. Untuk memutar silinder dalam dengan kecepatan putar f), torque I harus diberikan. Kecepatan dari silinder dalam adalah RQ dan kecepatan dari silinder luar adalah nol. Distribusi kecepatan di dalam celah ft di antara kedua silinder pada intinya adalah suatu distribusi yang linier, sehingga
t= 'dr'h u4
=, R9
(t.14)
Kita dapat mengaitkan tegangan geser dengan torque yang diberikan sebagai berikut:
T = tegangan x luas x lengan momen
(t.15)
di mana gaya geser yang bekerja di ujung-ujung silinder telah diabaikan. AIat yang digunakan untuk mengukur viskositas
adalah viskometer. Di dalam buku pendahuluan ini, kita memusatkan perhatian kita pada/uida-fluida Newtonian, yaitu fluida-fluida yang menunjukkan hubungan linier antara tegangan geser dan gradien kecepatan, seperti dalam Pers. (1.13) dan (1.14), yang
ditampilkan dalam Gbr. 1.5. Banyak fluida biasa, seperti udara, air dan minyak merupakan fluida Newtonian. Fluidafluida non-Newtonian diklasifikasikan sebagai dilatan, pseudoplastik dan plastik ideal dan juga ditampilkan.
Satu efek penting dari viskositas adalah menyebabkan fluida melekat ke permukaan, kondisi tak selip (no-slip). Iika suatu permukaan bergerak sangat cepat, seperti satelit yang masuk kembali ke atmosfer, kondisi no-slip ini menghasilkan tegangan geser yang sangat besar pada permukaan tersebut; ini menghasilkan panas yang sangat tinggi yang dapat membakar satelit-satelit yang masuk. Kondisi no-slip juga menyebabkan terjadinya tegangan geser dinding di dalam pipa sehingga menyebabkan penurunan tekanan yang mengharuskan digunakannya pipa-pipa pada jarak-jarak ter.tentu di sepanjang jalur pipa yang mengalirkan minyak atau gas. Viskositas sangat bergantung pada temperatur. Perhatikan bahwa dalam Gbr. C.l dalam Apendiks C, viskositas cairan berkurang dengan naiknya temperatur tapi viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur. Di dalam cairan viskositas disebabkan oleh gaya-gaya kohesif akan tetapi di dalam gas disebabkan oleh tumbukan molekul-molekul; kedua fenomena ini tidak sensitif terhadap tekanan jadi kita lihat bahwa viskositas hanya bergantung pada temperatur baik di dalam cairan maupun gas, artinya, [t = tt(T). Dalam banyak persamaan, viskositas seringkali dibagi dengan densitas, jadi kita telah mendefinisikan viskositas
kinematik sebagai
Gambar
1.5
BAB I]
INFORMASI DASAR u
(1.16)
Satuannya adalah mzls 1f?/sec1. Dalam gas kita lihat bahwa viskositas kinematik bergantung pada tekanan karena densitas bergantung pada temperatur dan juga tekanan. Volume suatu gas diketahui bergantung pada tekanan dan temperatur. Dalam cairan, volume juga sedikit bergantung pada tekanan. Jika perubahan volume (atau perubahan densitas) yang kecil tersebut tidak boleh diabaikan, kita gunakan modulus bulk B:
=v #1,= o#J,
Q.]n
Modulus bulk memiliki satuan yang sama dengan tekanan. Properti ini diberikan dalam Tabel C. I dalam Apendiks C. Untuk air pada 20"C, nilainya sekitar 2100 MPa. Untuk menyebabkan perubahan sebesar lTa dalam volume air, dibutuhkan tekanan sebesar 21000 kPa. Jadi jelaslah mengapa kita menganggap air sebagai inkompresibel. Modulus bulk juga digunakan untuk menentukan kecepatan suara di dalam air. Ini diberikan oleh
, = rlntp
(1.78)
Ini menghasilkan sekitar c = l45O m/s untuk air pada 20'C. Properti lainnya yang kadang-kadang ingin diketahui di dalam pembahasan kita adalah tegangan permukaan o; int dihasilkan oleh gaya-gaya antar molekul dan diberikan dalam Tabel C.1. Properti ini memungkinkan baja mengambang, butiran-butiran terbentuk dan butiran-butiran dan gelembung-gelembung kecil memiliki bentuk bulat. Perhatikan. diagram benda bebas dari sebuah butiran dan gelembung bulat, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 1.6. Gaya tekanan di dalam butiran mengimbangi gaya yang disebabkan oleh tegangan permukaan di sekeliling lingkaran:
pnr2 = 2firo
.-.p
=+
(1.19)
Gambar
1.6
Perhatikan bahwa pada gelembung terdapat dua permukaan sehingga keseimbangan gaya memberikan
n-16 rr
(1.20)
Jadi, jika yang diinginkan adalah tekanan internal, adalah penting untuk mengetahui apakah benda tersebut adalah butiran ataukah gelembung. Aplikasi lainnya di mana tegangan permukaan mengakibatkan hasil yang menarik adalah naiknya cairan di dalam tabung kapiler. Diagram benda bebas dari air di dalam tabung ini ditunjukkan dalam Gbr. 1.7. Dengan menjumlahkan gaya-gaya pada kolom cairan ini diperoleh
oTtDcos
F=Pg
ffn
ini
(1
.21)
di mana sisi sebelah kanan adalah berat W. Ini memberikan tinggi yang dicapai cairan di dalam tabung:
h=4o cos 6
^/D
masuk kembali ke dalam cairan yang bersentuhan dengan suatu gas, seperti misalnya air yang bersentuhan dengan udara. Tekanan uap adalah tekanan di mana terjadi keseimbangan antara molekul-molekul yang keluar dan masuk kembali.
Jika tekanan tersebut di bawah tekanan uap, molekul-molekul akan meninggalkan cairan; ini disebut pendidihan ketlka air dipanaskan ke temperatur di mana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Jika tekanan lokalnya dikurangi
INFORMASI DASAR
IBAB I
Gambar
1.7
hingga ke tekanan uap, penguapan juga terjadi. Ini <Iapat terjadi ketika aliran mengalir melalui katup-katup, siku-siku atau bilah-bilah turbin, jika tekanan menjadi cukup rendah; ini disebut kavitasi. Tekanan uap diperoleh dalam Tabel C.1 dalam Apendiks C.
CONTOH 1,3 Sebuah pelat datar 0,5 m x 2 m ditarik pada 5 m/s di atas lapisan minyak pelumas SAE-30 setebal 2 mm pada
38"C yang memisahltannya dari sebuah permukaan datar. Distribusi kecepatan di antara pelat dan permukaan diasumsikan linier.
Berapakah gaya yang dibutuhkan jika pelat dan permukaan rersebur horizonral?
Penyelesaian: Gradien
*=X=
Gaya adalah tegangan dikatikan dengan luas:
^F
h?=25oom/(s.m)
= 0,1 x
2500
:?x A = tt*xA
x 0,5 x 2 = 250 N
Periksalah satuan-satuannya untuk memastikan buf,'*u ,utoun untuk gaya adalah newton. Yiskositas dari minyak pelumas diperoleh dalam Gbr. C. l.
CONTOH 1.4 Sebuah mesin menghasilkan gelembung-gelembung kecii berdiameter 0,5 mm dari air 20'C. Estimasikanlah tekanan yang terjadi di dalam gelembung-gelembung tersebut.
Penyelesaian: Gelembung-gelembung memiliki dua permukaan yang menghasilkan estimasi tekanan berikut ini;
4o n=r r
di mana tegangan pennukaannya diperoleh dari Gambar
4 x 0.0736
0.0005 C.1.
=589Pa
(1.23)
di mana tekanan p dan temperatur T harus berupa kuantitas-kuantitas absolut. Konstanta gas R diperoleh dalam Tabel
H=mi+pY
Lh =
atau
h=[i+pv
(1.24)
ltrrlT
dan
Ail = lc,.dT
(1.2s)
spesifik berhubungan
di mana c; dan ci. adalah kalor-kalor spesifik yang juga diperoleh dalam Tabel C.4. Kalor-kalor
dengan konstanta gas melalui
BAB I]
INFORMASI DASAR
C pr=C +R
Rasio dari kalor-kalor spesifik adalah
K=
I
(1.26)
(t.2n
Untrk zat-zat cair dan padat, dan untuk kebanyakan gas dalam rentang perbedaan temperatur yang relatif kecil, kalorkalor spesifik pada intinya adalah konstan dan kita dapat menggunakan
Lh = cpLT
dan
Li = c,LT
(1.28)
Untuk proses-proses adiobatik (tanpa perpindahan kalor) kuasi-kesetimbang,an (properti-properti konstan di seluruh volume pada suatu saat), hubungan-hubungan benkut dapat digunakan untuk gas ideal dengan mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan:
T, _ (pr\rr-rtn * = \p,) p, =
(p\r
\,p,r
e.2g)
(Proses) adiabatik kuasi-kesetimbangan juga disebut proses isentropik. Suatu gelombang tekanan kecil dengan frekuensi yang relatif rendah bergerak melalui sriatu gas dengan kecepatan gelombang
, : tlknr
(1.30)
Yang terakhir, hukum pertama termodinamiko akan digunakan dalam pembahasan kita; hukum ini menyatakan bahwa jika suatu sistem, suatu himpunan tetap partikel-partikel fluida, rnengalami perubahan keadaan dari keadaan I ke keadaan 2, energinya berubah dan E, menjadi E, ketika bertukar energi dengan lingkungannya dalam bentuk usaha W,_,
dan perpindahan kalor Qr_r. Ini diekspresikan sebagai
Qr-r-
W,
t= Ez- Er
(1.31)
Untuk menghitung perpindahan kalor dari temperatur dan luas yang diketahui, diperlukan mata kuliah perpindahan kalor,
jadi dalam termodinamika dan mekanika fluida kuantitas ini diberikan. Akan tetapi, usaha merupakan kuantitas yang dapat dihitung; ini adalah gaya dikali dengan jarak dan seringkali diakibatkan oleh tekanan sehingga menghasilfan
W,, =1,',
o,
(1.32)
o,
E yang dimaksudkan di
dalam mata kuliah fluida terdiri dari energi kinetik, energi potensial, dan energi
E=mlt, *rr*n)
di mana kuantitas di dalam tanda kurung adalah energi spesilik e. (Kita menggunakan
(1.33)
internal spesiflk karena a digunakan untuk komponen dari kecepatan). Jika properti-propertinya konstan di lokasi masuk dan keluar aliran, dan tidak terdapat perpindahan kalor dan rugi-rugi. persamaan di atas dapat dituliskan dalam bentuk
v.2 Pt
)o ' Y.' tl '2-
v,'
)o
Pt +i+:r
(1.31)
Persamaan ini tidak dapat diperoleh langsung dari Pers. (1.31); dibutuhkan sedikit usaha untuk menurunkan Pers. (1.34). Ini dapat dilihat dari buku yang tepat, tapi kita akan menurunkan persamaan ini di bagian lain dari buku ini. Persamaan ini diberikan di sini sebagai bagian dari pengulangan termodinamika.
dv u= T1 'du
t0
Dalam satuan-satuannya ini adalah
INFORMASI DASAR
[BAB
rsr
1.2
=\#=H kr =##=H
F=ma
Jika gaya, panjang dan waktu dipilih sebagai dimensi-dimensi dasar (fundamental dimension), apakah dimensidimensi untuk massa?
Kita menggunakan hukum kedua Newton, yang menyatakan bahwa
Dalam dimensi-dimensinya ini dituliskan sebagai
L=ML
1.3
T2L
.'.M=FT'
Lintasan bebas rata-rhta suatu gas adalah )" = O,225ml1pP1, ai marra d adalah diameter molekulnya, m adalah massanya dan p adalah densitas dari gas tersebut. Hitunglah lintasan bebas rata-rata udara pada ketinggian l0 000 m, ketinggian di mana pesawat-pesawat komersial menjelajah. Untuk molekul udara d = 3,i x l0-r0 m dan m = 4,8 x 10-26 kg.
Dengan menggunakan formula yang diberikan, lintasan bebas rata-rata pada 10 000 m adalah
)" =
0.225.
C.3,
,r#f#}}_rqz
pm
Suatu vakum sebesar 25 kPa diukur pada suatu lokasi di mana ketinggiannya adalah 3000 m. Berapakah tekanan absolutnya dalam milimeter air raksa?
Tekanan absolut pada ketinggian yang dimaksud diperoleh dari Tabel C.3. Nilainya diinterpolasi sebesar
Pu1^=
79,84
|Oe,e+
Put.
= -25 +
7O'7
45,7 kPa
h "
1.5
Sebuah piringan datar berdiameter 30 cm berputar pada 800 rpm pada jarak 2 mm dari sebuah permukaan datar yang diam. Jika minyak pelumas SAE-30 pada 2O"C mengisi celah di antara piringan dan permukaan tersebur, estimasikanlah torque yang dibutuhkan untuk merotasi piringan tersebut.
Karena celah tersebut kecil, akan diasumsikan distribusi kecepatan yang linier. Besarnya tegangan geser yang bekerja pada
piringan adalah
, = u ^fr =
di
torque:
pf
C.l
= 0,38 x
{%#4qA
15 eoor
7 =lorar =Jorrzn, dr
= 2nioo'',r r*r,
dr
lys"
ry
12,7 N.m
Catatan: Jawaban tidak diberikan dalam digit signifikan yang lebih banyak karena viskositas hanya diketahui sampai dua angka signifikan. Jawaban dengan digit yang lebih banyak akan menyesatkan.
l0
m3 air pada
l5.C
Persentase
^v perubahannya adalah
-v+
= -ro x
:#W tt1
'w
=v::fj vl
x I00 -
J#q
100 = 4,561%io
secara signifikan,
BAB I]
INFORMASI DASAR
ll
1.7 Air
pada 30 'C dapat memanjat sebuah tabung gelas bersih berdiameter 0,2 milimeter karena adanya tegangan permukaan. Sudut air-gelas adalah 0'C terhadap arah vertikal (0 = 0 dalam Gbr. 1.7). Seberapa tinggikah air dapat memanjat tabung tersebut?
Ketinggian air memanjat diberikan oleh Pers. (1.22). Persamaan ini memberikan
' n
1.8
B = gl'o]^tq "i9=^ 0.147 m arau r4,7 cm = 4ocos yD' = toeO * eSl; O-OOOZ "'
C.
di mana properti-propeni dari air diperoleh dari Tabel C.l dalam Apendiks
sebuah panci yang terbuka dengan sebuah kompor
Jelaskan mengapa dibutuhkan waktu lebih lama untuk memasak kentang dengan cara mendidihkannya di dalarn
di dalam
sebuah kabin
di
3200 m.
Air
mendidih ketika temperatur mencapai tekanan uap dari air: terjadi penguapan. Temperatur tetap konstan sampai semua air telah habis menguap. Tekanan pada ketinggian yang diberikan diinterpolasi dalam Tabel C.3 sebesar 69 kPa. Tabel C.l memberikan temperatur yang sedikit lebih rendah dari 90'C untuk tekanan uap sebesar 69 kPa, yaitu, temperatur di mana air mendidih. Karena temperatur ini lebih rendah dari 100'C pada permukaan laut, proses memasak menjadi lebih lambat. Sebuah pemasak bertekanan Qtressttre cooker) dapat digunakan karena menghasilkan temperatur yang lebih tinggi dengan cara memberikan tekanan yang lebih tinggi di dalam pemasak tersebut.
1.9
ke Arizona di mana temperatur dari ban di atas aspal mencapai 65"C. Estimasikanlah tekanan di dalam ban di
Arizona dengan mengasumsikan tidak ada udara yang bocor dan bahwa volumenya tetap konstan.
Mengasumsikan bahwa volume tidak berubah, hukum gas ideal mengharuskan
Sebuah ban mobil dipompa di Ohio hingga 250 kPa ketika temperatur berada pada -15"C. Mobil tersebut dikendarai
Pr-nRYI2 mRyrT,
:.
Pz =
p2
T2
Tl
pr* ''tt
karena massanya juga tetap konstan. (Ini berarti 37 llblin2 di Ohio dan 70 lb/in2 di Arizona).
1.10 Seorang petani menyemprotkan nitrogen ke tanamannya dari tangki yang bertekanan 1000 kPa absolut pada temperatur 25"C. Berapakah temperatur minimum nitrogen yang dapat diantisipasi jika dilepas ke atmosfer.
Temperatur keluar minimumnya terjadi dalam proses isentropik (lihat Pers. (1.2g)), yang adalah
12
r,l#)'r
'\'r
= 2sB. (+ffi)o*"'=
154
arau
-rle.C
Temperatur serendah ini dapat menyebabkan luka serius jika salurannya terputus dan nitrogen mengenai si petani.
Soal-soal Tambahan
1.11 Ada tiga hukum
dasar di dalam pembahasan kita mengenai mekanika fluida: kekekalan massa, hukum kedua Newton dan hukum pertama termodinamika. (a) Sebutkanlah suatu kuantitas integral untuk setiap hukum tersebut dan (b) sebutkanlah suatu kuantitas yang didefinisikan pada suatu titik untuk setiap hukum tersebut.
l.l2
Verifikasi satuan-satuan SI yang diberikan dalam Tabel 1.2 untuk yang berikut: (a) Gaya (b) Berat spesifik (c) Tegangan permukaan
(fl
Torque
(fl
Usaha
1.13 Verifikasi
(a) Gaya
(@ Torque
Q)
Usaha
l.l4
Pilihlah sistem dimensi G-P-W dan sebutkan dimensi-dimensi untuk yang berikut: (a) Gaya (b) Berat spesifik (c) Tegangan permukaan
(@ Torque
(e) Viskositas
(l)
Usaha
t2
INFORMASI DASAR
Suatu persamaan yang memberikan laju aliran di dalam sebuah saluran terbuka diberikan oleh
IBAB
1.15
Q= ,a.nisi
di mana k adalah suatu konstanta. A adalah luas dari saluran, R adalah radius dan S adalah kemiringan. Tentukanlah dimensidimensi dan satuan-satuan SI untuk k.
1.16
Ekspresikan yang berikut dengan menggunakan pemangkatan ketimbang awalan (prefiks): (a) 200 cm2 (D) 500 mm3 (c) 10 prm (e) 400 kN (fl 5 nN @ 32 MPa Ekspresikan yang berikut dengan menggunakan awalan ketimbang pemangkatan:
1.17
1.18
Kuantitas-kuantitas seringkali diberikan dalam satuan-satuan yang tidak sesuai dengan sistem satuan SI. Ubahlah setiap yang berikut ini ke dalam satuan-satuan SI yang sesuai: (a) 60 milh (b) 35 lblin2 (c) 2 gtcm3
(d) 22 1.19
sluelh
(e) 20
ft3lmin
00 50 kw.h
Berapakah gaya yang dibutuhkan untuk mempercepat sebuah mobil 1500 kg sebesar (a) di bidang horizontal? (b) di tanjakan dengan kemiringan 20'?
Seorang astronot
rnlsz
1,20
memiliki berat 850 N di bumi. Hitunglah berat astronot tersebut di bulan, di mana g = 5,4 ftlsec2.
l.2l
Estimasikanlah lintasan bebas rata-rata molekul-molekul udara, dengan menggunakan informasi dari Soal 1.3, pada
ketinggian
(a) 750 m
(D) 40 000
(c) 80 000 m
(a)
kPa laut
(b)
lblin2 m
(c) mm
Hg
(d)
ft
air
1,23 1.24
Sebuah alat mengukur kondisi vakum 24 kPa. Berapakah tekanan absolutnya pada
(a) permukaan
Persamaan
(b) 4000
(c) 8000 m
p(z) = prs-stRro merupakan aproksimasi yang baik untuk tekanan di atmosfer. Estimasikanlah tekanan pada z = 6000 m dengan menggunakan persamaan ini dan hitunglah persentase error dengan menggunakan nilai yang lebih akurat dalam Tabel C.3. Asumsikan po = 100 kPa dan Io = 15'C.
Tekanan sebesar 20 kPa dan tegangan geser sebesar 80 Pa bekerja pada sebuah permukaan dasar seluas 0,8 m2. Hitunglah gaya normal d, gaya geser tangensial F, dan gaya total F yang bekerja pada permukaan tersebut. Selain itu, hitunglah besamya sudut yang dibuat gaya total tersebut terhadap koordinat vertikal. Temperatur sebesar 20
1.25
1.26
'C diukur
(a)
kelvin
pada suatu lokasi tertentu. Berapakah temperatur tersebut dalam (&) derajat Fahrenheit (c) derajat Rankine
Properti-properti Fluida
1.27
Sebuah massa fluida mengisi
2 m3. Hitunglah densitas, berat spesifik, dan gravitasi spesifik jika massa fluida tersebur adalah
@) 4kg
(b) 8 kg
(c)
1,28
15 kg
Sebuah rumus yang memberikan estimasi yang baik untuk densitas dalam kg/m3 air adalah pu,.
= 1000
(*fl
m3
di mana temperatur T diberikan dalam derajat Celcius. Gunakan rumus ini dan tentukanlah densitas air pada 80'C. Berapakah
kesalahannya?
sebuah fluida adalah 11 200 N/m3. Hitunglah massa yang terdapat dalam 2 (a) Dengan menggunakan gravitasi standar. (D) Dengan menggunakan gravitasi maksimum pada permukaan bumi. (c) Dengan menggunakan gravitasi minimum pada permukaan bumi.
BAB
1]
INFORMASI DASAR
raksa diberikan oleh rumus sne
13
13,6 -o,oo24T
mana temperatir diberikan dalam derajat Celcius. Berapakah berat spesifik air raksa pada 45"C? Hitunglah errornya jika
Pada 45'C.
1.31
Sebuah viskometer, yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida, terdiri dari dua silinder konsentrik dengan panjang 12 cm dan radius 4 dan 3,8 cm. Silinder luarnya tidak bergerak dan silinder dalamnya berotasi. Jika sebuah torque sebesar 0,046 Nm terukur pada kecepatan rotasi 120 rpm, estimasikanlah viskositas fluida tersebut. Abaikan pengaruh ujung-ujung silinder
1.32 Air
pada 20'C mengalir di dalam sebuah pipa berdiameter 0,8 cm dengan distribusi kecepatan u(r) = 511 - lttO Hitunglah tegangan geser pada (a) dinding pipa, (D) suatu radius di mana r = 0,2 cm dan (c) garis tengah pipa.
x 10j
m/s.
1.33 Minyak
pelumas SAE-30 pada 30'C memenuhi celah di antara sebuah piringan datar berdiameter 40 cm yang berputar 0,16 cm di atas sebuah permukaan datar. Estimasikanlah torque yang dibutuhkan untuk memutar piringan tersebut pada (a) 200 rpm (b) 600 rpm
1.34
Sebuah poros dengan diameter 4 cm dan panjang 2 m berputar di dalam sebuah silinder lain dengan panjang yang sama dan diameter 4,02 cm. Jila pelumas SAE-10W pada25"C memenuhi celah di antara silinder-silinder konsentrik tersebut, tentukanlah torque dan daya kuda yang dibutuhkan untuk memutar poros tersebut pada 1200 rpm.
Suatu volume air sebanyak 0,1 m3 diketahui menjadi 0,0982 m3 setelah diberikan suatu tekanan. Berapakah besar tekanan
tersebut?
Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah gelombang kecil untuk bergerak di dalam air
22'C
sejauh 800 m?
Koefisien ekspansi termal a, memungkinkan ekspansi suatu fluida ditentukan dengan menggunakan persamaan LV = arVLT. Hitunglah penyusutan dalam 2 m3 air 40'C jika temperatur diturunkan sebanyak l0 'C? Berapa besarkah tekanan yang diperlukan untuk mengakibatkan penyusutan volume yang sama? Estimasikanlah tekanan di dalam sebuah butiran air 20"C dan sebuah gelembung air 20"C jika diameternya adalah
1.38
1.39
Seberapa tinggikah
air 20'C akan memanjat sebuah tabung kapiler vertikal berdiameter 24 pm jika sudutnya 20' terhadap
dinding tabung?
membuat sudut 130oC terhadap arah vertikal ketika bersentuhan dengan kaca yang bersih. Seberapajauhkah air raksa tertekan di dalam sebuah tabung kaca bersih berdiameter 10 pm jika oue = 0,467 N/m.
Sebuah
l.4l
jarum baja dengan panjang dan radius r akan mengapung di air jika'diletakkan secara berhati-hati. Tuliskanlah sebuah persamaan yang menghubungkan berbagai variabel untuk jarum yang mengapung dengan mengasumsikan gaya tegangan
l,
1.42
Dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan dalam Soal 1.41, tentukanlah l0 cm dan diameter I mm akan mengapung di air 20"C. puulu = 7850 kg/m3.
jika
sebuah
1.43 Turunkanlah
suatu persamaan yang menghubungkan gaya vertikal I yang dibutuhkan untuk mengangkat sebuah gulungan kawat tipis dari suatu cairan dengan mengasumsikan gaya tegangan permukaan vertikal. Radius kawat adalah r dan diameter gulungan adalah D. Asumsikan D >> r.
1.46
14
INFORMASI DASAR
[BAB I
1,47
Estimasikanlah massa dan berat udara yang berada di dalam sebuah ruang kelas di mana Termodinamika diajarkan. Asumsikan dimensinya ruangan sebesar 3,2 m x 8 m x 20 m. berat suatu kolom udara di atas udara atmosfer seluas lm2 dari permukaan laut hingga ke batas atmosfer.
di atas tanah. Hitunglah kecepatan maksimumnya pada saat menghujam tanah. (a) Gunakan nilai maksimum untuk gravitasi, (b) gunakan nilai minimum untuk gravitasi dan (c) gunakan nilai standar untuk gravitasi. (Nilai minimum berada di puncak Gunung Everest dan nilai maksimum berada di dasar palung lautan terendah.)
Udara berekspansi dari sebuah tangki yang dijaga pada 18'C dan 250 kPa ke atmosfer. Estimasikanlah temperatur minimumnya
Sebuah benda 100 kg jatuh dari posisi diam dari ketinggian 100 m
1'50
1.51
pada saat keluar. Udara pada 22"C dtperoleh dari atmosfer ke dalam sebuah silinder 200 cm3. Estimasikanlah rekanan dan temperaturnya jika udara tersebut ditekan secara isentropik ke 10 cm3. masing-masing dengan massa 6000 kg, saling bertumbukan ketika melaju dengan kecepatan masing-masing g0 km/jam. Estimasikanlah kenaikan energi internal yang diserap oleh material-material dari setiap mobil.
r.53
Sebuah mobil 6500 kg melaju pada 90 km/jam dan berhenti mendadak. Jika keempat piringan remnya menyerap semua energi, estimasikanlah kenaikan temperatur maksimum dari piringan-piringan tersebut, dengan mengasumsikan bahwa piringan-piringan tersebut menyerap energi secara merata. Piringan-piringan dengan tebal 0,7 cm dan diameter 30 cm terbuat dari baja. Gunakan Ptolu = 7850 kg/m3 dan (.r)ouju = 0,5 kJ/kg''C.
1.54 Hitunglah
(a) udara pada 0'C, (b) nitrogen pada 20"C, (c) hidrogen pada 10"C, (@ udara pada 100
1.55
Suara petir terdengar 1,5 detik setelah kilatannya terlihat. Kira-kira sejauh apakah tempat kejadian petir tersebut?
(a) F
(a)2x10-2m2
t.t7 (a) 20 nm
1.18
m k) 20 pLm
(c)
10-5
(Q
32
106 Pa
(e) (e)
(.e)
(A
4xlosN 4 pN
1,573
(,
1.19 1.20
kPa
(c)
2000
kg/m3 (@
x 10r m3/s
9533 N
(D) 0,0877 mm
(c)
(c) (c)
17,5 mm
(a)
107,5
806
l1,65 kPa
(d)
36
kN, 64 N, 0,229"
(b)
1.28 1.29
(a) 2283 kg
(b)
2279 kg
(b)
2293 kg
BAB
1]
INFORMASI DASAR
13,49l' 4,8Vo
15
1.30
1.31
1.32 (a)
N/m2
0,15
(D) 1,25
N/m2 hp
(b)
2l N.m, l,8l
r38
1.39
1.40
Pa
73,6Pa
(c) 7,36Pa,14,'72Pa
l.4l
2o > pnr2
1.42 Ya 1.43 nD(2o + "{*^*^rur2) 1.44 45 kPa, 0,5 kg/m3, 2 m3kg,4,905 1.45
1,158, ya 156 kPa, 22,7
N/m3
1.46
1.47
lblirf
1.48
1.49 1.51
44,29 mls
1.50 -69,6'C
6630 kPa, 705'C 1,48 MJ 261"C
1.52
1.53
m/s
lb
349
rnls
(c) 1278
m/s
(d)
387
m/s
Stati
2.I PENDAHULUAN
ka Ftuida
Dalam statika fluida, tidak terjadi pergerakan relatif di antara partikel-partikel fluida, jadi tidak terjadi tegangan gbser (gaya geser disebabkan oleh gradien kecepatan). Ini tidak berarti bahwa partikel-partikel fluida tidak berger*i$,,hlrnya bahwa mereka tidak bergerak relatif satu terhadap yang lainnya; jika partikel-partikel tersebut bergerak, seperti misalnya di dalam sekaleng air yang berputar di sumbunya, pergerakan tersebut terjadi sebagai sebuah benda padat. Satu-satunya tegangan yang terjadi di dalam statika fluida adalah tegangan normal, yaitu tekanan. Tekanan yang bekerjarFa ,Ciiatri
pemukaanlah yang menyebabkan terjadinya gaya-gaya dalam soal-soal yang melibatkan statika fluida. Tiga jffi;*oal- yang diberikan dalam bab ini adalah: (l) fluida diam, seperti dalam rancangan suatu bendungan; (2) fluida yan$:tng11*u1"*, percepatan linier, seperti misalnya sebuah roket; dan (3) fluida yang berputar pada sumbunya.
dzsin B = p
dL++ a,
.,'
I{
dengan mengenali bahwa
p-
esd"
24
rdL4}!7 o,
.tt,
ay = d!-$!1.
memiliki
dx = ds cos fr
".
',t,,
= ds sin I
.',
'
{r.e)
memperoleh
t.,.,,
p, a' tl:
dy'
lor av
t6
BAB 2]
STATIKA FLUIDA
t]
(2.3)
Di sini kita lihat bahwa kuantitas-kuantitas pada sisi-sisi sebelah kanan nilainya inflnitesimal, artinya, sangal kecil, dan
dapat diabaikan* sehingga
pr=
pr- = p
(2.4)
Karena sudut B besarnya sembarang, ini berlaku untuk semua sudut. Kita dapat juga memilih menggunakan dimensi d;r dan dz dari memperoleh p, = p, = p. Jadi, tekanan merupakan fungsi skalar yang bekerja merata ke semua arah pada suatu titik dalam aplikasi statistika fluida kita. Dalam diskusi sebelumnya, kita hanya membahas tekanan pada sebuah titik. Perubahan tekanan dari titik ke titik akan diteliti selanjutnya. Elemen fluida dengan kedalaman dy dalam Gbr. 2.2 dapat berakselerasi seperti di dalam sebuah wadah yang berputar. Hukum kedua Newton memberikan
p dydz
l)"\ - l, * ';rO-)d1'd1=
dx dy
pg dx dy dz a,
(2.s)
p dxdy- (o . * ")
p dx dz Persamaan (2.5) dan (2.6) berkurang menjadi
-pc
dx
cty
dz + pg dx dy dz a"
Jika elemen tersebut juga ditunjukkan ke arah y, persamaan komponen y akan menjadi
l, . X
or)
dz
-.pB
dx
rty
dz
an
(2.6)
Q.n
(2.8)
Ini dapat diintegralkan untuk memberikan selisih tekanan yang diinginkan di antara titik-titik yang ditentukan di dalam
dz atau
dp =
dz
(2.e)
{|,,
l, **
Gambar 2.2 Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah elemen
ILIK
Secara matematis,
art#F&tj
,":.j_-
if {en i'..."." -.
ffiarr.'Av -+
u.
18
STATIKA FLUIDA
[BAB
Ini menyiratkan bahwa dengan bertambahnya ketinggian z, tekanan berkurang, suatu fakta yang sudah kita sadari dari alam; tekanan meningkat bersamaan dengan kedalaman laut dan berkurang dengan ketinggian di atmosfer. Perhatikan perubahan tekanan di dalam cairan dengan y konstan. Persamaan (2.9) memungkinkan kita untuk
menuliskan
Lp=-\Lz
(2.10)
di mana Ap adalah perubahan tekanan di sepanjang perubahan ketinggian Az. Jika kita menginginkan suatu ekspresi untuk tekanan pada jarak /z di bawah suatu permukaan bebas di mana tekanan adalah nol, bentuknya adalah
p=yh
di mana h = -Lz.
(2.11)
Persamaan (2.11) digunakan untuk mengkonversikan tekanan menjadi ekuivalen dengan ketinggian suatu cairan; tekanan atmosfer seringkali diekspresikan sebagai milimeter air raksa (tekanan di dasar sebuah kolom air raksa 30 inci nilainya sama dengan tekanan di permukaan bumi yang disebabkan oleh seluruh atmosfer). Jika perubahan tekanan di atmosfer ingin diketahui, maka Pers. (2.9) akan digunakan dengan hukum gas ideal p = pRZ untuk memberikan
ap = -
(2.12)
di mana pl,adalah tekanan di 1= g. Jika temperatur dapat diasumsikan konstan di sepanjang perubahan ketinggian, maka
persamaan
Di troposfer (di antara permukaan bumi dan ketinggian sampai sekitar 10 km) di mana temperatur (dalam kelvin) adalah T = 288 - 0,00652, Pers. (2.12) dapat diintegralkan untuk memberikan perubahan tekanan tersebut.
CONTOH 2.1 Konversikanlah 230 kPa menjadi milimeter air raksa, inci air raksa dan kaki (feet) air.
Penyelesaian:
Persamaan (2.11) diterapkan dengan menggunakan berat spesifik air raksa, yang adalah 13,6 %i,,
9800)/r
x 12+ = 68.0 inci air raksa. Kembali ke Pers. (2.11)pertama-tama konversikan kPa 1t
230 kPa
20,89
tfii
lllC+t
= 4805
psf
4805 = 62,4h
Kita dapat juga mengkonversikannya ke meter air air raksa dan kemudian mengalikannya dengan 13,6 untuk memperoleh kaki
air.
2.3 MANOMETER Manometer adalah instrumen yang menggunakan suatu kolom cairan untuk mengukur tekanan, ketimbang menggunakan alat pengukur tekanan. Marilah kita menganalisis manometer tabung-U biasa yang disambungkan ke sebuah pipa, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 2.3, untuk mengilustrasikan bagaimana menginterpretasi manometer; yang ini menggunakan air dan air raksa. Terdapat beberapa cara untuk menganalisis manometer; ini salah satunya. Pilihlah dua titik yang memiliki tekanan yang sama, ini artinya, yang berada pada ketinggian yang sama di dalam cairan yang sama, seperti misalnya titik 2 dan 3. Kemudian kita dapat menuliskan
Pz=Pz
Pt*
(2.14)
Karena titik 4 terlihat terbuka ke atmosfer, tekanan mengukur tekanan di dalam pipa sebesar
di situ
akan
Pt= \neH -
(2.1s)
Perhatikan bahwa sebuah titik ditempatkan di semua antar muka (interface). Setiap antar muka harus diidenti{ikasi dengan sebuah titik ketika menganitisis manometer.
BAB 2]
STATIKA FLUIDA
19
CONTOH 2.2 Sebuah manometer menghubungkan sebuah jalur pipa minyak dengan sebuah jalur pipa air sebagaimana ditunjukkan dalam Cbr. 2.4. Tentukanlah perbedaan tekanan di antara keduajalur pipa tersebut dengan menggunakan penunjukan pada manometer.
Cunakan S.inyak = 0.86 dan Srre = 13,6.
T L;l
Air raksa
Y
t
Gambar 2.4
sama
Penyelesaian; Titik-titik yang diinginkan telah ditempatkan pada manometer dalarn Gbr. ?.4. Tekanan pada titik 2
besamya dengan tekanan pada titik 3.
IZ
D,= IJ D,
P"l, 4 Toi,
Perhatikaa bahwa semua ketinggian harus dalam meter, Tekanan pada titik 4 pada intinya sama besarnya dengan pada karena berat spesifik udara dap*ai diabaikan dibandingkan dengan minyak. Jadi.
pq=
Akhirnya,
ps
P4 = Pminya*
Yminyar
0,05
Pair-Pminyak = -Tui, x 0,04 +THg x 0,08 *Y61nr4 x 0,06 = -9800 x 0,04 + (13,6 x 98ffi) 0,08 * (0,86 x 9800) 0,06 = 10 780
Pa
2.4 GAYA-GAYA PADA PERMUKAAN-PERMUKAAN DATAR DAN MELENGKUNG Dalam desain-desain teknik di mana suatu cairan dikelilingi oleh permukaan-pernukaan, seperti
misalnya bendungan, dinding kapal, tangki air atau tanggul, perlu dilakukan perhitungan terhadap gaya-gaya dan lokasi-lokasinya yang disebabkan oleh cairan pada berbagai permukaan. Cairan yang dimaksud biasanya adalah air, tapi dapat juga berupa minyak atau cairan lainnya. Kita akan menyusun persamaan-persamaan untuk gaya-gaya pada permukaan-perrnukaan datar, akan tetapi gaya-gaya pada permukaan-permukaan melengkung dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan-persamaan yang sama. Contoh-contoh akan diberikan sebagai ilustrasi. Perhatikan permukaan umum yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.5. Cairan bekerja pada luas bidang yang ditunjukkan sebagai bagian dari dindingl gambar tampak atas memberikan detail tambahan dari geometri yang dimaksud. Gaya pada permukaan datar disebabkan oleh tekanan p = yh yang bekerja di seluruh luas bidang tersebut, artinya,
(2.16)
t0
STATIKA FLUIDA
[BAB
Permukaanbebasp=Q
Daerah
bidang miring
(tampak atas)
y adalah jarak ke sentroid dari luas bidang tersebut; sentroid diidentiflkasikan sebagai titik C. persamaan (2.16) juga dapat diekspresikan sebagai
di mana
f=yhA
Q.1n
di mana h adalahjarak vertikal ke sentroid*. Karena y11 adalah tekanan di sentroid, kita lihat bahwa besarnya gaya adalah luas dikali dengan tekanan yang bekerja di sentroid dari luas tersebut. Ini tidak bergantung pada sudut kemiringan cx,.
titik
Akan tetapi, secara umum gaya tidak bekerja di sentroid. Kita akan mengasumsikan bahwa gaya bekerja pada suatu titik yang diseblt pusat tekanan, yang diidentifikasi dengan
(xo, )r). Untuk menentukan di mana gaya bekerja, kita harus mengenali bahwa penjumlahan momen-momen dari semua gaya-gaya infinitesimal harus sama besarnya dengan momen dari gaya resultan, artinya,
rrF
(2.18)
di mana
di mana 1 adalah momen dari luas di sekeliling sumbu sentroid. Jadi, dengan memasukkan Pers. (2.19) ke dalam pers. (2.18) dan dengan menggunakan ekspresi untuk F dari Pers. (2.16) dihasilkan v=
(2.20)
Ini membantu kita untuk menentukan di mana gaya bekerja. Untuk permukaan horizontal, tekanan terdistribusi seragam di seluruh area sehingga gaya tekanan bekerja di sentroid dari bidang tersebut. Secara umum, l, lebih besar daripada y. Sentroid-sentroid dan momen-momen kedua untuk berbagai bidang diberikan di dalam buku-buliu Statika atau Kekuatan Material. Informasi ini akan diberikan di dalam soal-soal di dalam buku ini. Jika bagian atas dari bidang miring dalam Gbr. 2.5 berada pada permukaan bebas, distribusi tekanan pada bidang tersebut akan berupa segitiga dan gaya F yang disebabkan oleh tekanan tersebut akan berkerja melalui sentroid dari distribusi segitiga tersebut, yang artinya, dua-per-tiga jarak dari atas bidang miring tersebut. Untuk menemukan koordinat x xp dari pusat tekanan, kita menggunakan
f *rF=ysinulorydA
'
--
= YIr, sin u
lnqar bohwa yl
(2.21)
= l^y al.
lngat bahwa momen kedua dari sebuah persegi di sekeliling sumbu sentroidnya adalah bh3/12
BAB 2]
STATIKA FLUIDA
2t
(b)
(c)
saja.
Gambar 2.6 Gaya-gaya pada suatu permukaan melengkung: (a) gerbang, (b) air dan gerbang dan (c) gerbang
di mana I, adalah produk inersia dari bidang tersebut. Dengan menggunakan teorema transfer untuk produk lokasi x dari pusat tekanan adalah
inersia,
x= f+-:Z p
Persamaan-persamaan
I ,,,
(2.22)
AY
atas memungkinkan kita untuk menghitung gaya-gaya yang bekerja pada permukaanpermukaan melengkung. Perhatikan gerbang melengkung yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.6(a). Objektif dari soal ini adalah menentukan gaya P dari gerbang pada dinding vertikal dan gaya-gaya pada engselnya. Dari diagram-diagram benda bebas dalam Gbr. 2.6(b) dan 2.6(c), gaya-gaya yang diinginkan dapat dihitung jika gaya Fw, yang bekerja melalui pusat gravitasi dari bidang tersebut, dapat ditentukan. Gaya-gaya F, dan F, dapat diperoleh dengan menggunakan Pers. (2.17), Gaya-gaya F, dan F, adalah komponen-komponen horizontal dan vertikal dari gaya dari air yang bekerja pada gerbang tersebut. Jika kita dapat mengidentifikasi diagram benda bebas dari air di atas gerbang saja, maka kita akan
di
melihat bahwa
12.23)
Seringkali, gerbang terbuat dari seperempat lingkaran. Dalam kasus demikian, soal ini dapat disederhanakan dengan mengenali bahwa gaya-gaya F, darr F* jrka dijumlahkan sebagai suatu vektor, harus bekerja melalui pusat dari seperempat lingkaran tersebut, karena semua gaya-gaya infinitesimal yang disebabkan oleh tekanan air pada gerbang yang membentuk dan F, bekerja melalui pusat tersebut. Jadi, untuk gerbang yang memiliki bentuk bagian dari sebuah lingkaran, komponen-komponen gaya F, dan F, dapat diletakkan di pusat busur melingkar. Suatu contoh akan mengilustrasikan
Fo
hal ini.
Aplikasi terakhir dari gaya pada permukaan melibatkat gaya aptng (buoyancy), yaitt, gaya pada benda terapung. Prinsip Archimedes menyatakan bahwa terdapat gaya buoyancy pada objek yang terapung yang besarnya sama dengan berat dari cairan yang dipindahkannya, dituliskan sebagai
D -^,w I' ' Bcairan yang dipindahlan
(2.24)
Karena hanya terdapat dua gaya yang bekerja pada benda terapung, besarnya harus sama dan saling berlawanan dan bekerja
melalui pusat gravitasi dari benda (benda itu sendiri bisa saja memiliki variasi densitas) dan sentroid dari volume cairan. Benda yang dimaksud akan memposisikan dirinya sedemikian rupa sehingga pusat gravitasi dan sentroidnya akan berada pada satu garis vertikal. Akan muncul pertanyaan mengenai stabilitas (akankah benda tersebut cenderung mendongak?), akan tetapi tidak akan dibahas di sini.
COHTOH
2.3 Sisi atas sebuah gerbang bujursangkar 60 cm berada 12 m di bawah permukaan air. Gerbang tersebut membentuk sudut 45" dan sisi bawahnya bertumpu pada engsel sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 2.7(a1. Benpakah besarnya gaya P yang dibutuhlan untuk membuka gerbang tersebut?
pertama adalah membuat sketsa diagram benda bebas dari gerbang sehingga gaya-gaya dan jarak-jarak dapat teridentifikasi dengan jelas. Ini dilakukan dalam Gbr. 2.7(b). Caya F dihitung sebesar
Penyelesaian: Langkah
p =yhe
=
98
130 N
Kita akan mengambil momen di seputar engsel sehingga tidak perlu menghitung Eaya-gaya mana gaya f bekerja dari engsel:
F,
derrr F
22
STATIKA FLUIDA
[BAB
,il
i q
F,
Gambar 2.?
12
+ 0.3
stn 41"
li,la5" = g27
O,63tl2
_ .1 * , 0,6 x t't,Z't = 11
"'61
roffi,r,
17.272 m
Catatan: Jarak y, - y nilainya sangat kecil dan dapat diabaikan karena tinggi 12 m relatif besar dibandingkan dengan dimensi 0,6 m. Jadi, gaya P dapat dihitung:
COTITOH 2.4 Anggaplah gerbang dalam Gbr. 2.8 memiliki bentuk seperempat lingkaran dengan radius 80 cm dan engsel I m di bahwa permukaan air. Jika gerbang ini memiliki lebar I m. berapakah besarnya gaya P yang dibutuhkan untuk menahan gerbang pada posisi yang ditunjukkan?
Penyelesaian: Kita akan memindahkan gaya Frdan F, dalam Gbr. 2.6(c) ke pusat dari busur melingkar ini. sebagaimana ditunjukkkan dalam Gbr. 2.8. Ini dimungkinkan karena semua komponen-komponen gaya yang membentuk gaya vektor resultan F, + F, melalui pusat busur. Diagram benda bebas dari gerbang terlihat dalam Gbr. 2.8. Jika momen-momen diambil di seputar engsel. {. F, dan Fu^tidak menghasilkan momen. Jadi. p = Fu
yang merupakan hasil yang cukup sederhana jika dibandingkan dengan situasi jika kita menggunakan Cbr. 2.6tc). Gaya P adalah
-F = 98 l0 x p = yhA
di mana Fu = Ft dan F,
2.6tbt.
(8
0.4)(0.8
x l)
= 93 2ffiN
adalah gaya pada area vertikal yang ditunjukkan dalam Gbr.
Gamb*r 2.8
a,
P(.a,
dk2- z)
(2.2s)
I dan 2 terletak pada garis tekanan konstan (berarti permukaan bebas) seperti misalnya p2 = p1, seperti dalam Gbr.2.9, dan a, = 0, Gbr. (2.25) memungkinkan ekspresi untuk sudut o:
0 = -pax(xz- xr) - QSk2tan a, =
zr) (2.26)
i==
Z'-2,
A-
Jika a- bukan nol, nilainya akan dimasukkan saja. Persamaan-persamaan di atas memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan terhadap wadah-wadah dengan percepatan linier. Cairan di dalamnya diasumsikan tidak bergunc ang (sloshing); wadah bergerak sebagai benda kaku. Suatu contoh soal akan mengilustrasikan hal ini.
BAB 2]
STATIKA FLUIDA
23
a,
Gambar 2.9 Wadah dengan percepatan linier or\,, + drtdod: (r* P drl
Volume
sin
= r d0 = d0
d0 dr dz
Gambar 2.10 Wadah berputar dan tampak atas dari elemen infinitesimalnya.
Untuk menentukan tekanan di dalam wadah yang berputar, Pers. (2.8) tidak dapat digunakan. jadi kita perlu menurunkan ekspresi untuk tekanan diferensial. Perhatikan elemen infrnitesimal dalam Gbr. 2.10. Tampak atas dari elemen tersebut juga ditunjukkan. Hukum kedua Newton yang diaplikasikan di arah radial r memberikan, dengan
mengingat bahwa
a,=
r{22.
pr d0 dz-
(,. *rr)Q
+ dr)dO dz + p dr
dzsin**
o dr
dzsint=
o, d0 dr ctz rQz
Q.2n
Perluaslah suku kedua secara berhati-hati, gunakan sir, d0l2 Pers. (2.27) menjadi
4 ora2 dr =
oo2 . pz- pr=Hsj lri
lni memberikan perubahan tekanan ke arah radial dan sebagaimana biasanya dp = -pgdz memberikan perubahan tekanan ke arah z. Dengan menjaga z tetap, perbedaan tekanan dari r, ke r, diperoleh dengan mengintegralkan Pers. (2.28):
- r,2)
(2.2e)
Jika titik 1 berada di pusat rotasi sehinggtrr= 0, maka p2= pl2r:12 Jikajarak dari titik 2 ke permukaan bebas adalah h sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.2.l1, sehingga pz= PBh, kita lihat bahwa
r^2 h= zf
C)2
(2.30)
yang merupakan sebuah parabola. Permukaan bebasnya merupakan sebuah paraboloid putaran. Sebuah contoh akan
mengilustrasikan bagaimana persamaan-persamaan di atas digunakan.
\i-,
io
24
STATIKA FLUIDA
IBAB
coNToH
2'5
;I*rtil!?l.lebar
Penyelesaian:
dalam
sebuah tangki dengan panjang 120 cm berisi 80 cm air dan 20 cm udara yang dijaga pada 60 kpa di aras air. 60 cm tersebu'diueritan"p.t..pron-io rt;.-t'.,r.n keseimhangan. renrukanrah gaya yang bekerja
"*apai
cbr.
Pertama-tama. buatlah sketsa tang-ki dengan menggunakan informasi yang diberikan di dalam soal. lni diberikan - "'"*"' 2.12. Jarak x dapar dihubungkan denfan.v d;r;r;;;;;s;;iiu, p.o.
ran
a=?=#=+
x
tzl;;l:
...
1'= r,orex
20 cm
80 cm
Air
40
Udara
&
120 cm
----'
a
Gambar 2.12
Persamakanlah luas udara sebelum dan sesudahnya untuk memperoleh
atau.y:
.'. x = 68.63
cm dan
.v
69,94 cm
di dalam udara di
1000
98
atas
pt = @000 +
l,s = 60 000 +
t,0 m = 74 900 pa
ff*i*
1tr)/2' Kalikan tekanan rara-rara dengan ruasnya unruk menenlukan gaya yang bekerja di
r = U|!n
CONTOH
4 = 4JQg_r6L2Qg
dalam Gbr. 2.13 dipurar di sepurar sumbu pusatnya sebagaimana ditunjukkan. e.rupukrt dibutuhkan sehingga air menyentuh ritik a. Selain itu. renrukan guyu vr ;, - ---" o-Jdasar silinder.
2.6
Silinder
i"".pr", pr"*;;;
2 cm
dari volume sebuah silinder bulat dengan radius ian ti"ggi yang '-"oo' r$'rb *u;a, uq,rqr tinggai dari paraboloid putaran diperolJ sebesar:
20 cm
Penyelesaian: vorume udara sebelum dan sesudahnya harus letap sama. Dengan mengenali bahwa volume suatu paraboloid putaran uaufun ,'.r.rgJ
nxa,16zxo,o2 =
|n x0,rc2h
e:
... h
=o,o4m
0,.- = a;i
3:*f
= 5.54 radls
Gambar 2.13
adatah
p(r),diberikan oreh
p*pr=p${}_r,r)
di
mana po
= 9810 x (0,20
0.04)
1000
5.-5.12
-_*
Jo
(15 3461
1570)2nr clr
- t4l.t
BAB 2]
STATIKA FLUIDA
25
2'l
Turunkanlah suatu ekspresi untuk perubahan densitas di dalam cairan dengan mengasumsikan modulus bulk konstan dan temperatur konstan.
Densitas belubah di dalam cairan sesuai dengan Pers. (1.13). B dapat dituliskan sebagai, dengan menggunakan pers. (2.9),
p1^pl[plr. pada
kecil, ini
,tp=idp=psdh
arau '*u=*0,,
r'#
= EI,',,0
-L .
Ini akan digunakan
dengan dp
i,=!'
arau p
=,_!i,n,,
cn.r
't1 Sebuah manometer tabung u mengukur tekanan di dalam sebuah pipa udara sebesar l0 di dalam pipa.
Lihatlah Cbr. 2.3. persamaan (2.15) memberikan jawabannya:
Pt=
Kita telah mengabaikan suku
2.3
TuoH
-ynn-,^h
98
l0 x 0.1 = 981 Pa
Tentukanlah gaya P yang dibutuhkan untuk menahan gerbang selebar 2 m dalam Gbr. 2.4 dalam posisi yang ditunjukkan jika h = 1.2 m
Engsel
Gambar 2.14
Caya dari air pada gerbang diberikan oleh pers.
tl.l7t.
;r",
z) =
15 5e0
r.,r
Gaya F bekerja tegak lurus terhadap gerbang. Momen-momen pada elgsel nrernberikan
Fd, =
p4,
ls
-5e0
...
p = 4860
d,
sebagai
jarak ke p.
2'4
Tentukanlah gaya P yang dibutuhkan untuk menahan gerbang selebar 3 m dalam posisi yang ditunjukkan dalam Cbr.2.15(a)jikar=2m.
(h)
Gambar 2.15
26
STATIKA FLUIDA
[BAB
Terdapat komponen gaya horizontal dan vertikal yang bekerja pada gerbang. Distribusi tekanan pada gerbang akan sama sebelah kanan gerbang. Jadi, hanya diagram benda besar dari air yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.15(b). Diagram benda bebas dari gerbang ditunjukkan dalam Gbr. 2.15(c). Gaya-gaya F r = F a dan F* = Fy adalah
F, = F*= yy
=9810
" jo"22x3=92580N
= 0.8488
m
d,
dan
(Gaya F, disebabkan oleh distribusi tekanan segitiga pada bidang persegi vertikal, jadi gaya tersebut pasti bekerja melalui sentroid dari distribusi tersebut: dua-per-tiga jarak dari permukaan, atau sepertiga jarak di atas engsel.) Momen-momen pada engsel memberikan
860+0,8488
x92580
F,
:. p - 45 300N
dan Fu ke pusat busur melingkar (lihat lagi
Kita dapat menyederhanakan perhitungannyajika kita memindahkan gaya-gaya Contoh 2.4). Maka, momen-momen pada engsel akan memberikan 2,6P =
2Fa
.'. P
45 300 N
dengan air tapi memiliki lubang kecil di bagian paling kiri atas. Selanjutnya di dasar tangki. Semua kuantitas lainnya tetap sebagaimana diberikan di dalam
Garis tekanan konstan dari tekanan alat nol melalui sudut kiri atas dan memanjang ke bawah B sejauh jarak z (buatlah sketsa yang memiliki sebuah segitiga dengan sisi kiri setinggi (100 + z) cm dan dasarnya sepanjang 120 cm), di mana z diperoleh dari
tana.=# =1%#
Titik B
adalah 22,3 cm
.'. z=22,3cm
di
pn =
Pa
pa=9810x 1,0=9810pa dan prata-rata ='o*-" 22 adalah F = pruru_ruruA = 3810(0,6 x 1,2) = 2740 N
9810-2190
=3810pa
2.6
Sebuah tabung tes diletakkan di dalam sebuah alat yang beqputar yang perlahan-lahan memposisikan tabung tersebut
pada posisi horizontal ketika berputar dengan kecepatan yang cukup tinggi. Jika kecepatannya adalah 1000 rpm, estimasikanlah tekanan di dasar dari tabung tes dengan diameter yang relatif kecil tersebut jika tabung itu berisi air dan panjangnya 12 cm. Bagian atas dari tabung memiliki radius 4 cm dari sumbu rotasinya.
Paraboloid putarannya merupakan permukaan tekanan konstan. Yang melalui bagian atas dari tabung tes berputar tersebut adalah permukanan tekanan nol. Jika kita meletakkan titik "1" di sumbu putaran dan "2" di dasar tabung tes, maka Pers. (2.29) mengambil bentuk
pz-
pt= ryer-rr) L-
atau p2=
1000(1000
2n160)2
0.12 = 65 800
Pa
Soal-soal lhmbahan
diminta:
2.8
Hitunglah perbedaan tekanan dari puncak sebuah rumah ke tanah jika jaraknya 10 m. Buatlah asumsi-asumsi yang tepat.
BAB 2]
STATIKA FLUIDA
Seorang ahli cuaca menyatakan bahwa tekanan barometer adalah 29 (e) psi, (c) kaki air dan (lS bar.
2'I
2.9
2.10
Tentukanlah kedalaman suatu cairan yang dibutuhkan irntuk menghasilkan perbedaan tekanan sebesar 225 kPa jika cairannya adalah (a) air, (b) udara pada kondisi standar, (c) air raksa dan (A minyak pelumas dengan S = 0,86. Gravitasi spesifik suatu cairan adalah 0,75. Berapakah ketinggian cairan tersebut yang dibutuhkan untuk memberikan perbedaan tekanan sebesar 200 kPa? Asumsikan tekanan sebesar 100 kPa absolut pada permukaan tanah. Berapakah tekanan di puncak sebuah dinding setinggi 3 m yang berada di luar di mana temperaturnya -20'C dan di dalam sebuah rumah di mana temperaturnya 22 "C? (Perbedaan ini mengakibatkan infiltrasi sekalipun tidak ada angin.) tekanan di lautan dengan mengasumsikan Po = 1030 kgim3 untuk air laut dengan menggunakan modulus bulk sebesar 2100 MPa (lihat penyelesaian untuk Soal 2.1). Estimasikanlah tekanan pada 2000 m dengan menggunakan (a) ekspresi yang diperoleh dan (b) densitas konstan sebesar 1030 kg/m3. (c) Hitunglah persentase kesalahan dalam (b) dengan mengasumsikan bahwa (a) adalah nilainya yang akurat. 12 hingga 20 km, temperatur di stratosfer adalah konstan pada 217 K. Dengan mengasumsikan tekanan pada 12 km sebesar 19,4 kPa, gunakan Pers. (2.13) untuk memperkirakan tekanan pada 20 km. Hitunglah kesalahannya dengan menggunakan Tabel C.3 dalam Apendiks C untuk memperoleh nilai yang lebih akurat. Asumsikan distribusi temperatur T =288 - 0,00652 K dan integralkan untuk menentukan tekanan mengasumsikan p = 101,3 kPa di z = 0. Hitunglah kesalahannya.
2.ll
2.12
2.15
di l0 km di
atmosfer dengan
Manometer
2,16 Dalam Gbr. 2.3, hitunglah tekanan di (a)h=10cmdanH=20cm (c)h=20cmdan11=30cm 2.17
'
dalam pipa air jika:
(b)h=15cmdanH=25cm (d)h=lTcmdanH=32cm
Tekanan di bagian hidung sebuah pesawat terbang kecil diberikan oleh p = \ pV', ai mana p adalah densitas udara. Sebuah manometer tabung U mengukur l0 cm air. Tentukanlah kecepatan pesawat t6rbang tersebut jika menjelajah pada ketinggian:
(a) l0 m
(b) 4000 m
perbedaan tekanan
(c) 6000 m
2.18 Hitunglah
(a) 5 cm
di
jika H
adalah:
(b) 8 cm
(c) 10 cm
J CMI
I -l
IH t
Air raksa
f-
Gambar 2.16
2.19
Gantikan udara di antara titik 4 dan 5 dalam Gbr. 2.16 dengan minyak yang memiliki S.inyuk = 0,86 dan jadikan za - z, = 6 cm. Hitunglah perbedaan tekanan di antara pipa udara dan pipa air jika I/ adalah:
(.7) 5 cm
(b) 8 cm
(c) 10 cm
manometer dalam Gbr. 2.17 terbuka, maka level air raksa adalah l0 cm di bawah pipa udara tidak bertekanan. Puncak manometer ditutup rapat dan pipa udara diberikan tekanan. Estimasikanlah penunjukan untuk H untuk tekanan sebesar 200 kPa di dalam pipa air. Asumsikan proses isotermal untuk udara di atas air raksa.
Puncak manometer
Air raksa
Gambar 2.17
28
STATIKA FLUIDA
IBAB
2.21
titik
45".
Sebuah kapal Selam memiliki jendela pengamatan berdiameter 60 cm. Tentukanlah gaya tekanan dari air pada jendela jika tengah jendela berada 30 cm di bawah permukaan dan jendela tersebut (a) horizontal, (b) vertikal aan memiliki
1c; sudut
2.22
Sebuah septik tank beton memiliki ukuran 2 m x 80 cm x 120 cm dan memiliki dinding yang tebalnya 8 cm. Tangki tersebut terkubur sama rata dengan permukaan tanah. Jika kosong, seberapa tinggikah air yang memenuhi tanah harus nait di bagian luar tangki untuk menyebabkan tangki tersebut tersembul keluar dari tanah? Asumsikan ,S*,o, = 2,4.
(b)2m
(c) 2,4 m
2,24
Sisi atas dari sebuah gerbang vertikal berdiameter 2 m terletak 4 m di bawah permukaan air. Bagian paling bawahnya bertumpu pada engsel. Berapakah gaya, yan9 bekerja di bagian atas gerbang, yang dibutuhkan untuk tetap menjaga gerbang tersebut tertutup? Gunakan Pers. (2.20) dan tunjukkan bahwa gaya pada suatu permukaan persegi yang rata pada sudut B terhadap horizontal bekerja sepertiga di atas dasarnya jika bagian atas dari persegi tersebut berada pada permukaan air.
Pada ketinggian 11 berapakah gerbang dalam Gbr. 2.18 akan terbuka
2.25 2.26
(a) 1,0 m
jika ft
adalah:
(b) 1,2 m
(c) 1,4 m
(d) 1,6 m
fiZm
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
2.27
Gerbang yang ditunjukkan dalam Gbr.2.19 akan terbuka secara otomatis ketika level air mencapai suatu ketinggian tertentuk di atas engsel. Tentukanlah ketinggian rersebut jika b:
(a) r,2 m
(b) t.6 m
(c) 2,0 m
2.28
jika:
Suatu distribusi tekanan terbentuk di bawah sebuah bendungan beton (S = 2,4), sebagaimana digambarkan dalam Gbr. 2.20. Apakah bendungan tersebut akan memiliki kecenderungan te{ungkal (umlahkan momen-momen pada sudut kanan bawah)
(a)H=30m, h=4m
2.29 Dalam soal 2.4, hitunglah
(a) 1,6 m
(b)H=40m, h=6m
gaya P
jika r
adalah:
(b) 2,4 m
2,30
Anggaplah gerbang dalam Gbr. 2.21 sebagai seperempat lingkaran dengan radius 80 cm. Tentukanlah gaya untuk membuka gerbang selebar I m ini jika engselnya: (a) 2 m di bawah permukaan. (b) 3 m di bawah permukaan. (c) 4 m di bawah permukaan.
p yang dibutuhkan
2.31 Hitunglah gayayang bekerja pada engsel dalam (c) Soal 2.30a, (D) Soal 2.30b dan (c) Soal 2.30c. 2.32 Tentukanlah gaya P yang dibutuhkan untuk membuka gerbang parabola selebar 2 m dalam Gbr.2.22 jika
di posisi y berikut dalam bidang ry:
engselnya berada
(a)2m
(D)8m
Air
Engsel
Engse
l,
Gambar 2.21
J=Lx2
BAB
2]
Sebuah benda memiliki berat 200 Hitunglah berat spesifiknya.
STATIKA FLUIDA
29
air.
Sebuah benda dengan volume 1200 cm3 memiliki beratl} N. Akan menjadi berapakah beratnya jika direndam di air?
Sebuah benda yang lebih ringan daripada air membutuhkan gaya 20 N untuk menahannya di dalam air. Jika beratnya 75 N di udara, berapakah densitas dan
gravitasi spesifiknya?
2.36 Silinder
yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.23 menarik keluar sebuah penyumbat jika kedalaman air mencapai suatu tinggi tertentu H. Penyumbat bulat dan silinder sepanjang 2 m tersebut memiliki berat 2000 N. Tentukanlah 11 jika R adalah: (a) 20 cm (b) 40 cm (c) 60 cm
--J
Ir.,"
Gambar 2.23
-Tefiuka
(a)
a,= 6 m/s2, ar= 0 dan h = 1,4 m (b)a*=0,a,=6 m/s2dan h=2,4m (c) a, = 6 m/s2, a.= 6 mls2 dan h = 2 m
(A a, = 6 m/s2' a, = 2 m/s2
2.37d. dan
h = 1,4 m
dasar tangki selebar
Gambar 2,24
2 m dalam (a,) Soal 2.37a, (b) Soal 2.37b, (c) Soal 2.3'lc dan (d) Soal
selebar 2 m dalam (a) Soal 2.37a, (b) Soal 2.3'lb, (c) Soal 2.31c dan
(fi
2.37a diberikan percepatan ke arah kiri, dan bukan ke kanan. Hitunglah tekanan di A dan gaya di dasar dari tangki selebar 2 m tersebut. Tentukanlah tekanan di titik A dan B di dalam air di dalam tabung U dalam Gbr. 2.25 jtka:. (a) L = 40 cm dan a, = 6 m/s2 (b) L = 60 cm dan a, = -lO mls2 (c) L = 50 cm dan a, = 4 mls2 Soal 2.41 diputar pada kaki kanannya pada 100 rpm.
BX
Gambar 2.25
(c) 60 cm
2.43
Tabung U dalam Soal 2.41 diputar pada kaki kirinya pada 100 rpm. Hitunglah tekanan di A dan B di dalam air jika L:
(a) 40 cm
2.44
(b) 50 cm
(c)
60 cm
Tabung U dalam Soal 2.41 diputar di tengah-tengah bagian horizontalnya pada 100 rpm. Hitunglah tekanan di A dan B di dalam air jika L: (D) 50 cm (c) 60 cm (a) 40 cm Tentukanlah tekanan di titik A di dalam silinder dalam Gbr. 2.26 jika Q = 100 rpm dan R adalah:
2.45
(a) 40 cm
(b) 60 cm
(c)
80 cm
2.46
Gambar 2.26
30
STATIKA ITLUIDA
[BAB
cm (d) 33,9 ft
(a) 4,'7
mm psi
+4
(c)
101,7 kPa
,l
(c) 5,09 ft
(c)
1,686 m
MPa
(b) 20,2t
MPa
(c) -0,44Va
2.15
(b) 31,9
kPa
(c)
12,8 kPa
kN N
kN kN
(c) 83,2 kN
2.22
2.24 2.25
54,2 cm
1212
2.23 (a)
(b)
10,6
(c) 15.96 kN
2.26 (a)
(4om
1.8
(b) 0,667
(c) 0,244 m
m 2.28 (a) Akan terjungkal 2.29 (a) 17,1 kN 2.30 (a) 6500 N 2.3r (a) 4710 N 2.32 31,9 kN
2.33 2.34
2,67, 0,00764 m3 8,23 N
(b) 2.77
(c) 3,46 m
(c) Tidak akan terjungkal
(b) z,l9 m
3'7,9 kPa, 37,9
2.37 la) 13,.73 kPa, -l 1,47 kPa (b) (A rc,53 kPa, -8,67 kPa
kPa
2.3s (a) 9,49 kN 2.39 (a) 19,22 kN 2.40 13,73 kPa, 221 kN 2.41 (a) 240 kPa, 3,92 kPa
kN (b) 53,1 kN
(b) 546 (b) 6.00 kPa, 3,92
kN (c) 44,3 kN
(c) 327
(4
66 kN
(d) 23,1 kN
kPa
N)t
I'tt
(r)
ta{ 6'Zr
(S)
?d{ I'g
(D)
9V'7
s?'7,
ed\ E'rc @)
B&{ 06'? 'Ed{ 0 (4)
gr'6l- (r)
E?'7,
til
@)
zn'z
IE
VOIN'IJ V)IJVJS
lz svs
Pergerakan Fluida
3.I
PENDAHUI,T,A\
Bab ini memperkenalkan subjek pergerakan aliran fluida secara umum. Pergerakan-pergerakan ini cukup kornplets din membutuhkan pengetahuan matematika yang cukup dalam untuk menjelaskannya jika semua detail ingin diketahui. Melaiui pengalaman kita dapat membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan proses matematika yang diperlukan, walaupun demikian sekalipun soal-soalnya secara matematis dapat menjadi cukup rumit. Untuk mendeskripsikan pergerakan udara di seputar airfoil, air di sekeliling kapal. tornado, angin topan, gerakan agitasi di dalam mesin cuci atau bahkan air yang melalui katup, matematikanya menjadi sangat rumit dan berada di luar cakupan suatu mata kuliah pendahuluan. Walaupun demikian, kita akan menurunkan persamaan-persamaan yang diperlukan untuk mendeskripsikan pergerakan-pergerakan tersebut tapi akan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan yang memungkinkan banyak soal dapat diselesaikan. Soal-soal ini termasuk aliran di dalam pipa, melalui saluran. di sekeliling silinder-silinder yang berputar dan di da*lrn lapisan batas di dekat dinding yang datar. Aliran-aliran kompresibel yang melibatkan geometri-geomerri sedothilpajuga
termasuk di dalamnya. Asumsi-asumsi yang akan kita ambil termasuk yang menyangkul geometrinya: pipa dan saluran biasanya lurus dan halus, dan dinding biasanya datar. Semua fluida bersifat kental (viskositas menyebabkan fluida melekat ke permukaan) akan tetapi seringkali kita mengabaikan efek-eick kekentalan tersebut: walaupun demikian. jika efek-etek kekenulan harus dimasukkan kita dapat memaksakan bahwa sifatnya linier, suatu asumsi yang baik untuk air dan udara. EJek-efek kompresibilitas juga dapat diabaikan untuk kecepatan rendah seperti misalnya yang dijumpai dalam pergerakan angin (termasuk angin topan) dan aliran di sekitar airfoil pada kecepatan di bawah kira-kira 100 m/s t22O rnilljarn) ketika sedang terbang di dekat tanah. Dalam Subbab 3.2, kita akan mendeskripsikan pergerakan fluida secara umum, yang diikuti oleh klasffikasi berbagai tipe flurda dan kemudian memperkenalkan persamaan Bernoulli yang terkenal itu bersamaan dengan berbagai asumsi yang membuatnya dapat diterapkan hanya dalam beberapa situasi saja.
Euleria
32
BAB 3]
PERGERAKAN FLUIDA
dr
JJ
Kita sekarang akan meletakkan fokus pada suatu titik umum (x, y, z) di dalam aliran yang mengalir melewati titik tersebut dengan kecepatan V(x, y, 1). Laju perubahan kecepatan dari aliran ketika melewati titik tersebut adalah dYldx, dYldy, SV/Dz dan dapat juga berubah terhadap waktu di titik tersebut dYl}t. Di sini kita menggunakan derivatif parsial karena kecepatan merupakan fungsi dari keempat variabel. Ini adalah deskripsi aliran Eulerian, yar,g merupakan deskripsi yang akan kita pakai dalam pembahasan mengenai fluida. Di sini kita telah menggunakan koordinat kartesian akan tetapi sistem-sistem koordinat lainnya, seperti misalnya koordinat silindris, juga dapat digunakan. Daerah yang ingin dibahas disebut sebagai medan aliran dan kecepatan di dalam medan aliran tersebut disebut sebagai medan kecepatan. Medan aliran dapat berada di dalam sebuah pipa, daerah di seputar bilah turbin atau air di dalam sebuah mesin cuci. Jika kuantitas-kuantitas yang diinginkan yang menggunakan deskripsi Eulerian tidak bergantung pada waktu t, kita memiliki aliran tunak; variable-variabel alirannya bergantung hanya pada koordinat-koordinat ruang. Untuk aliran yang demikian. di antaranya
Gt)
Dalam derivatif-derivatif parsial di atas, koordinat-koordinat ruangnya diasumsikan tetapl kita sed4ngTmemperhatikah aliran pada suatu titik tetap. Jika kita mengikuti suatu partikel tertentu, seperti dalam pendekatan Lagranlan, kecepatan dari partikel tersebut, secara umum, bervariasi terhadap waktu ketika bergerak melalui medan aliran. Dengan menggunakan deskripsi Eulerian, seperti dalam Pers. (3.1), waktu tidak akan muncul di dalam ekspresi-ekspresi kuantitas di dalam
aliran tunak.
3.2.2 Pathline, Streakline dan Streamline Terdapat tiga jenis garis yang berbeda di dalam deskripi aliran fluida yang kita gunakan. Locus titik-titik yang dilalui oleh suatu partikel fluida tertentu disebut path:li.ns;jalur ini memberikan sejarah dari partikel tersebut. Pembukaan waktu (time exposure) pada suatu partikel yang disinari akan menunjukkan pathline. Streakline adalah garis yang terbentuk oleh semua partikel yang melalui sebuah titik tertentu di dalam aliran; ini seperti hasil pemotretan kamera pada partikelpartikel yang disinari yang melewati suatu titik tertentu. Streamline adalah garis di dalam aliran yang memiliki orientasi tangensial terhadap vektor-vektor kecepatan pada suatu instan waktu tertentu. Karena kecepatan memiliki arah tangensial terhadap streamline kita dapat menuliskan
Vxdr=0
(3.2)
karena V dan dr memiliki arah yang sama, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 3.1; kita ingat bahwa dua vektor ke arah yang sama memiliki produk perkalian 0. Di dalam aliran tunak, ketiga garis ini saling berhimpit. Jadi, jika alirannya tunak, kita dapat mengambil gambar pathline atau streakline dan menyebut garis tersebut sebagai streamline. Dalam pembahasan kita mengenai fluida, pada intinya kita tertarik pada streamline. Streamtube adalah tabung yang dinding-dindingnya terdiri dari streamline. Sebuah pipa adalah streamtube, demikian juga sebuah saluran. Kita seringkali menggambarkan sketsa streamtube di bagian dalam aliran untuk tujuan-tujuan derivasi
persamaan.
3.2.3 Percepatan
Untuk melakukan perhitungan-perhitungan untuk suatu aliran fluida, seperti misalnya tekanan dan gaya, kita perlu memberikan deskripsi mengenai pergerakan tersebut secara rinci; ekspresi untuk percepatan diperlukan dengan mengasumsikan bahwa kecepatannya konstan. Perhatikan suatu partikel fluida yang memiliki kecepatan V(r) pada suatu instan /, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 3.2. Pada instan berikutnya / + Ar partikel tersebut akan memiliki kecepatan
dv
dt
(3.3)
34
PERGERAKAN FLUIDA
IBAB
di mana dV ditunjukkan di dalam gambar. Dari hukum rantai kalkulus, kita tahu bahwa
av =
karena
**a, dt
dt*
dz.
dY dt
(3.4)
percepatan
aV d) . dY av at*E
(3.5)
,r/ (::::
Partikel fluida pada waktu t
pada waktu
uu,//u.*,
r+
dt
Segitiga kecepatan
di
("x,
Y=ui+vj+wk
di mana (u, v, tu) adalah komponen-komponen kecepatan dari partikel masing-masing ke arah x, y dan z dan i, adalah vektor-vektor unit. Untuk partikel di titik yang ingin diketahui, kita memiliki
dan
dx-.. ';;= u
sehingga percepatan dapat diekspresikan sebagai
dY-.. dr=t'
dz-. dt=t''
G.n
AV AV a=II-:-+l'--*lt'-* dl dx
AV
dz.
AV dt
(3.8)
Derivatif waktu dari kecepatan merepresentasikan percepatan lokal dan ketiga suku lainnya merepresentasikan percepatan konvektif. Di dalam sebuah pipa, percepatan lokal terjadi jika kecepatan berubah terhadap waktu sementara percepatan konvektif terjadi jika kecepatan berubah terhadap posisi (seperti yang terjadi di belokan atau katup).
Penting untuk diperhatikan bahwa ekspresi-ekspresi untuk percepatan telah menggunakan bingkai referensi inersial, yang artinya, bingkai referensi itu sendiri tidak mengalami percepatan. Suatu bingkai referensi yang diasumsikan terpaku ke tanah memiliki percepatan yang dapat diabaikan untuk soal-soal di dalam buku ini. Jika suatu bingkai referensi terpaku pada, katakanlah, lengan penyemprot sebuah mesin pencuci piring, komponen-komponen percepatan tambahan akan masuk ke dalam ekspresi-ekspresi untuk vektor percepatan. Persamaan vektor (3.8) dapat dituliskan sebagai tiga persamaan skalar
u*=
3v Dv *E "A
(3.e)
. ,'# . %+
(3.10)
"=#
atav zat, pada suatu instan. Dalam koordinat-koordinate kartesian, derivatif material adalah
di mana DiDr disebut derivatif material, atau derivatif substansial, karena kita telah mengikuti suatu partikel material,
P-=u.d*19*r9*9 Dt dx dy dz dt
dari subbab ini.
(3 .1
1)
Derivatif ini dapat digunakan untuk kuantitas-kuantitas lainnya yang diinginkan, seperti misalnya tekanan: Dp/Dt merepresentasikan laju perubahan tekanan partikel fluida pada suatu titik (a y, z). Derivatif material dan komponen-komponen percepatan untuk koordinat silindris dan sferis dalam Tabel 3.1 di akhir
BAB 3]
PERGERAKAN FLUIDA
3s
ll )r
d1t
du,
dv -O|
udx
., ":-
Qou
Qo.
!a* ** dx
drc dy
(3.12)
f),
(3.1 3)
Ketiga komponen dari komponen-komponen kecepatan sudut ini merepresentasikan laju rotasi partikel fluida pada setiap sumbu koordinat. Ekspresi untuk C), memberikan prediksi laju rotasi sebuah sumbat pada bidang "ry dari aliran air di dalam sebuah saluran. Vektor vortisiras co didefinisikan sebagai dua kali vektor kecepatan sudut: a = 2eL Komponen-komponen vortisitasnya
adalah
,= *x ?ry-! Dv 0z
terdeformasi.
,=9tL_ *) dz
dy
dx
(l)- =
,- 3v
-'dxdy
du
(3.14)
Komponen-komponen hanya
Tabel 3.1 Derivatif Material, Percepatan dan Vortisitas di dalam Koordinat-koordinat Kartesian, Silindris dan Sferis
Derivatif material
Kartesian
,?*9 , dz.
dt
36
PERGERAKAN FLUIDA
IBAB
Lanjutan Tabel
Sferis
3.1
Dt =
Percepatan
Kartesian
du du du du Dv Dv a=u-+v_+]4r+-a=u-+y-+w-+-a=u+y-+ 'dxd.vdzdtrdrdydzdr'dxdydzdt
Silindris
Dv Dv
dw Dw dw
dw
vrdv,
,l
ar=v,Ar*,
Sferis
Dr.,
vo
dv,
ag
Du, *'.a.*
Ey.-
a,
'
dr,
. a/* ,
r'g
Dro
a,
Vortisitas Kartesian
-. dv u)=---
0u
_- | Dr, Er,
Dr. _. dr,-E
''=, a,
_.
d(rv;
I dr, -r 66
Tegangan intemal di dalam aliran disebabkan oleh deformasi dari partikel-partikel fluida. Pembahasan mengenai deformasi partikel-partikel fluida mengarah ke komponen-komponen laju regangan dan, dengan menggunakan persamaan-persamaan konstitutif yang memasukkan viskositas, ke ekspresi-ekspresi untuk tegangan normal dan geser. Jika hukum kedua Newton kemudian diaplikasikan pada suatu partikel, akan dihasilkan persamaan Navier-Stokes yang terkenal itu (lihat Bab 5). Kita memberikan persamaan-persamaan ini, bersama-sama dengan persamaan kontinuitas (yang akan diturunkan nanti), dalam Tabel 3.2 untuk melengkapi pembahasan di sini dan akan membahas aplikasi-aplikasinya dalam bab-bab selanjutnya.
Tabel
Persamaan konstitutif
Tr,
xV
x,,
= ru=
r(* . *)
Persamaan kontinuitas
Du*Dv*04=o
dx dv
Dz
BAB
3]
37
pH=-3,*r,.
uo, =
+ Ltyzu dimana
D_ 9*r!*r3*-!
Dt- dt
1)
dx
1f
dv
dz.
-!,
* ,r, + Pv2'
38
PERGERAKAN PLUIDA
IBAB
3.3 KLASIFIKASI ALIRAN-ALIRAN Fluida Mekanika fluida adalah subjek di mana banyak dijumpai fenomena yang
kompleks, jadilah sangatlah penting untuk khusus. Aliran-aliran tersebut akan dibahas secara rinci aliran fluida dari beberapa dan simplifikasi memahami deskripsi serinci mungkin. mengklasifikasikannya bab ini kita akan Dalam dalam bab-bab selanjutnya.
3.3.1 Aliran-aliran Seragam, Satu, Dua dan Tiga Dimensi Secara umum, dalam pembahasan kita mengenai fluida, suatu variabel dependen bergantung pada koordinat tiga ruang dan waktu, misalnya, V(x, y, z, /). Aliran yang bergantung pada koordinat tiga ruang adalah aliran tiga dimensi; dapat berupa aliran tunak jika tidak bergantung pada waktu, seperti misalnya aliran di dekat sambungan antara sayap dan badan pesawat yang sedang terbang pada kecepatan konstan. Aliran di dalam sebuah mesin cuci akan berupa aliran tiga
dimensional tak-tunak. Aliran-aliran tertentu dapat diaproksimasikan sebagai aliran dua dimensi; aliran yang melewati weir yang lebar, di mulut sebuah pipa dan di seputar sebuah bola adalah contoh-contoh yang khususnya ingin diketahui. Dalam aliran dua dimensi seperti itu variabel-variabel dependennya bergantung hanya pada variabel dua ruang, yang artinya, p(r 0) atat V(x, y, r). Jika koordinat ruangnya adalah x dan y, kita menyebut aliran tersebut sebagai aliran datar Aliran satu dimensi adalah aliran di mana kecepatannya bergantung hanya pada variabel satu ruang. Aliran ini khususnya ingin kita pelajari dalam pembahasan pendahuluan ini karena termasuk di dalamnya adalah aliran-aliran dalam pipa dan saluran, yang merupakan dua jenis aliran yang paling banyak dibahas dalam mata kuliah pendahuluan. Untuk aliran di dalam sebuah pipa yang panjang, kecepatan bergantung pada radius r dan di dalam sebuah saluran yang lebar (papan paralel) hanya bergantung pada y, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 3.4.
Gambar 3.4 Aliran satu dimensi. (a) Aliran di dalam pipa; (b) aliran di dalam saluran lebar.
Aliran-aliran yang ditunjukkan dalam Gbr. 3.4juga disebut sebagai aliran terbentuk (developed); profil kecepatannya tidak berubah terhadap koordinat di bagian hilirnya. Ini berarti bahwa aliran pipa yang ditunjukkan berada beberapa diameter di belakang perubahan geometri yang ada, seperti misalnya mulut pipa, katup, belokan atau kontraksi maupun ekspansi. Jika alirannya belum terbentuk, medan kecepatan bergantung pada lebih dari satu koordinat ruang, seperti misalnya di dekat perubahan geometri. Aliran terbentuk dapat bersifat tak-tunak, artinya, dapat bergantung pada waktu, seperti ketika sebuah katup dibuka atau ditutup. Akhirnya, terdapat aliran seragam, yar,g digambarkan dalam Gbr. 3.5;
profll kecepatannya, dan properti-properti lainnya seperti misalnya tekanan, bersifat seragam di seluruh bagian pipa. Profil ini seringkali diasumsikan di dalam soal-soal pipa dan saluran karena cukup baik mengaproksimasikan aliran turbulen yang umum dijumpai. Kita akan memakai asumsi ini di dalam banyak soal dalam bab-bab selanjutnya.
3.3.2 Aliran-aliran Kental (Vscous) dan Tak-kental (Inviscid) Efek viskositas (kekentalan) dapat diabaikan sepenuhnya di dalam aliran tak-kental tanpa banyak mengubah solusi dari soal yang melibatkan aliran tersebut. Semua fluida memiliki viskositas dan jika efek-efek viskositasnya tidak dapat diabaikan aliran tersebut adalah aliran kentaL Efek-efek kekentalan sangat penting dalam aliran pipa dan banyak jenis aliran lainnya di dalam saluran-saluran; efek-efek tersebut mengakibatkan rugi-rugi dan membutuhkan pompa-pompa di dalam jalur-jalur pipa yang panjang. Akan tetapi, adakah aliran di mana kita dapat mengabaikan pengaruh viskositas? Tentu saja, kita tidak akan berpikir mengenai aliran tak-kental jika aliran demikian tidak dapat ditemukan dalam soal-soal
engi neering.
Perhatikan suatu aliran eksternal, aliran di bagian luar sebuah benda, seperti misalnya aliran di sekitar sebuah airfoil atau hidrofoil, seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 3.6. Jika airfoil tersebut sedang bergerak cukup cepat (lebih dari 1 m/s), aliran yang berada jauh dari lapisan tipis di dekat batas permukaannya, atau lapisan batas, dapat diasumsikan memiliki viskositas nol tanpa banyak mempengaruhi penyelesaian terhadap medan alirannya (medan-medan kecepatan, tekanan, temperatur). Semua efek viskositas terkonsentrasi di dalam lapisan batas dan menyebabkan kecepatan menjadi
BAB 3]
PERGERAKAN FLUIDA
39
nol di permukaan airfoil, disebut kondisi tak-selip. Karena aliran tak-kental lebih mudah dikerjakan dibandingkan ahran kental, dengan mengenali bahwa viskositas dapat diabaikan di dalam aliran yang berada jauh dari permukaan di dalam banyak aliran akan diperoleh penyelesaian yang lebih sederhana. Ini akan ditunjukkan dalam Bab 8.
3.3.3 Aliran-aliran Laminar dan Turbulen Suatu aliran kental dapat berupa aliran laminar atau aliran turbulen. Di dalam aliran turbuler terjadi penyampuran partikel-partikel fluida sehingga pergerakan suatu partikel tertentu terjadi secara acak dan sangat tidak teratur; perata-rataan statistika dipakai untuk menetapkan kecepatan, tekanan dan kuantitas-kuantitas iainnya yang ingin diketahui. Perata-rataan yang demikian dapat bersifat "tunak" yang berarti independen terhadap waktu, atau dapat juga tak-tunak dan bergantung pada waktu. Gambar 3.7 menunjukkan aliran-aliran turbulen tunak dan tak-tunak. Perhatikan aliran turbulen yang berisik yang keluar dari keran pada saat kita mengambil air. Di dalam aliran laminar tidak terjadi pencampuran partikel-partikel yang signifikan; pergerakannya halus dan tenang, seperti aliran air yang mengalir pelan dari sebuah keran. Jika zat pewarna dimasukkan ke dalam aliran laminar, zat tersebut akan tetap terlihat jelas untuk jangka waktu yang lama. Zat tersebut akan cepat tersebar jika alirannya turbulen. Gambar 3.8 menunjukkan aliran laminar tunak dan tak-tunak. Aliran laminar dapat dibuat terlihat menjadi turbulen dengan secara acak mengontrol katup di dalam suatu aliran madu di dalam pipa sehingga kecepatannya tampak seperti dalam Gbr. 3.7. Walaupun demikian, alirannya tetap laminar karena tidak terjadi pencampuran partikel-partikel fluida. Jadi, kita tidak dapat menentukan apakah suatu aliran tertentu adalah turbulen atau laminar hanya dari tampilan V(r) saja. Untuk menjadi turbulen, pergerakannya harus acak, seperti dalam Gbr. 3.7,tapijuga harus terjadi pencampuran partikel-partikel fluida. Ketika suatu aliran mulai bergerak, seperti misalnya di dalam sebuah pipa, awalnya aliran tersebut bersifat laminar, akan tetapi dengan meningkat kecepatan rata-ratanya, aliran laminar tersebut menjadi tidak stabil dan terjadilah aliran turbulen. Dalam beberapa kasus, seperti misalnya dalam aliran di antara silinder-silinder yang berputar, aliran laminar yang tidak stabil berubah menjadi aliran vorteks-vorteks laminar sekunder dan kemudian menjadi aliran laminar ketiga dan akhirnya aliran turbulen pada kecepatan yang lebih tinggi. Terdapat suatu kuantitas, yang disebut bilangan Reynolds, yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah aliran adalah laminar ataukah turbulen. Bilangan tersebut adalah
Re= VL v
(3.1
s)
adalah suatu kecepatan karakteristik (kecepatan rata-rata di dalam pipa atau kecepatan airfoil), I adalah suatu kecepatan karakteristik (diameter pipa atau jarak dari ujung depan pelat datar) dan u adalah viskositas kinematik. Jika bilangan Reynoldsnya lebih besar dari suatu bilangan Reynolds kritis, aliran menjadi turbulen; jika lebih kecil dari bilangan Reynolds kritis, alirannya laminar. Untuk aliran di dalam sebuah pipa, dengan asumsi bahwa dinding pipa biasanya kasar, bilangan Reynolds kritis biasanya ditetapkan sebesar 2000; jika dindingnya halus dan bebas getaran, dan aliran yang masuk bebas dari gangguao, bilangan Reynolds kritisnya dapat mencapai 40.000. Bilangan Reynolds kritis memiliki nilai yang berbeda untuk geometri yang berbeda. Untuk aliran di antara pelat paralel, nilainya ditetapkan 1500 dengan menggunakan kecepatan tata-rata dan jarak di antara pelat. Untuk lapisan batas di permukaan pelat datar dengan gradien tekanan nol, nilainya berkisar di antara 3 x 105 dan 106, dengan menggunakan jarak dari ujung depan pelat.
di mana V
40
PERGERAKAN FLUIDA
IBAB
Aliran tak-kental
Aliran turhulen
Untuk aliran tak-kental, kita tidak menggunakan istilah laminar atau turbulen. Dalam sebuah aliran eksternal, aliran tak-kental disebut aliran arus-bebas (free-streaz). Suatu arus bebas memiliki gangguan-gangguan akan tetapi gangguangangguan tersebut tidak diikuti oleh tegangan geser, yang merupakan persyaratan lainnya untuk aliran laminar dan turbulen; ini akan dibahas dalam bab yang lain. Arus bebas juga dapat bersif-at irotasional atau dapat juga memiliki vortisitas. Lapisan batas adalah sebuah lapisan fluida yang tipis yang terbentuk pada sebuah benda karena adanya viskositas yang menyebabkan fluida melekat ke permukaan (batas); ini menyebabkan kecepatan menjadi nol di permukaan tersebut. Efek-efek viskositas di dalam lapisan tersebut pada kenyataannya bahkan dapat membakar satelit ketika masuk kembali. Gambar 3.9 menunjukkan permukaan batas yang biasanya terdapat pada sebuah pelat datar. Lapisan tersebut bersifat laminar di dekat ujung depan dan mengalami transisi ke aliran turbulen pada jarak yang mencukupi. Untuk sebuah pelat kaku yang halus dengan tingkat fluktuasi arus bebas yang rendah, lapisan laminar dapat terjadi hingga Re = 106, di mana Re = VLlv, di mana L adalah jarak di sepanjang pelat: untuk pelat kasar, atau pelat yang bergetar, atau fluktuasi arus bebas yang tinggi, aliran laminar terjadi hingga Re : 3 x l0).
3.3.4 Aliran-aliran Inkompresibel dan Kompresibel
Aliran cairan diasumsikan bersifat inkompresibel dalam kebanyakan kasus (kecuali palu air). Dalam aliran inkompresibel
densitas partikel fluida yang bergerak diasumsikan konstan, artinya,
Do
Dr=0
Persamaan
(3.16)
ini tidak mengharuskan bahwa semua partikel fluida memiliki densitas yang sama. Sebagai contoh, garam dapat ditambahkan ke aliran di suatu lokasi di dalam pipa sehingga di belakang lokasi tersebut densitasnya akan lebih besar dibandingkan dengan lokasi di depannya. Udara atmosfer pada kecepatan rendah bersifat inkompresibel akan tetapi densitasnya berkurang dengan bertambahnya ketinggian, artinya, p = pk), di mana z adalah jarak vertikal. Kita biasanya mengasumsikan fluida memiliki densitas konstan ketika kita menggunakan asumsi inkompresibilitas, yang berarti
?4=o dt
P=o P=o Y -0 dx dy dz
G.1n
Aliran udara dapat diasumsikan inkompresibel jika kecepatannya cukup rendah. Aliran udara di dalam saluran, di sekitar mobil dan pesawat udara kecil, dan lepas-landas dan pendaratan pesawat komersial merupakan contoh-contoh
aliran udara inkompresibel. Bilangan Mach di mana
m={
(J.18)
digunakan untuk menentukan apakah suatu aliran bersifat kompresibel; V adalah kecepatan karakteristik dan c = "IkRT adalah kecepatan suara. Jika M <0,3, kita mengasumsikan aliran bersifat inkompresibel. Untuk udara di dekat permukaan laut ini adalah sekitar 100 m/s (300 ftlsec) jadi kebanyakan aliran udara dapat diasumsikan inkompresibel. Efek-efek kompresibilitas akan dibahas secara rinci dalam Bab 9. CONTOH 3.3 Sebuah sungai yang mengalir melalui kampus tampak cukup tenang. Sehelai daun terapung di permukaannya dan kita memperkirakan kecepatan rata-ratanya sekitar 0.2 m/s. Kedalaman sungai hanya 0.6 m. Apakah'alirannya laminar aiaukah
turbulen?
4 '
!'6
100
= I2o ooo
Aliran ini sangal turbulen pada bilangan Reynolds ini. bertentangan dengan pengamatan kita bahwa alirannya renang. Kebanyakan
aliran internal bersifat turbulen. seperti yang teramati ketika kita minum dari keran air. Aliran-aliran laminar tidak tertalu menarik bagi insiyur ji}a dibandingkan dengan aliran rurbulen; kecuali dalam soal yang menyangkut lubrikasi.
BAB 3]
PERGERAKAN FLUIDA
4l
dan pembatasan-pembatasan yang disyaratkan dalam penurunannya akan digarisbawahi sehingga penyalahgunaannya dapat diminimalkan. Sebelum persamaan tersebut diturunkan kita akan memberikan lima asumsi yang diperlukan: efek kekentalan dapat diabaikan, densitas konstan, aliran tunak, aliran di sepanjang sebuah streamline dan dalam bingkai referensi inersial. Selanjutnya kita akan menurunkan persamaan tersebut.
(,.!^)oo
Kita menerapkan hukum kedua Newton pada partikel silinder yang bergerak pada sebuah streamline, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 3.10. Peniumlahan gaya-gaya infinitesimal (sangat kecil) yang bekerja pada partikel tersebut adalah
d.A
-(,. *
o,)
-pB d.s
dA
coso
- p ds dA a,
(3.le)
di mana a, adalah komponen s dari vektor percepatan. Ini diberikan oleh Pers. (3.9a) di mana kita membayangkan arah
v4*4 ds
dt
(3.20)
di mana 0V/Et = 0 dengan mengasumsikan aliran tunak. (Ini akan menghasilkan ekspresi untuk percepatan yang sama dengan yang diberikan dalam pelajaran fisika atau dinamika di mana a, = Vdv/dx. dalam bingkai referensi inersial di mana tidak terdapat komponen Coriolis ataupun percepatan lainnya.) Selanjutnya, kita perhatikan bahwa
dh=ds.or0=4d, ds
yang menghasilkan cos o Selanjutnya, bagilah Pers. (3.19) dengan ds ulang. Diperoleh hasil
(3.21)
=*
pv
(3.22)
susun
*
menuliskan persamaan kita sebagai
prff=
(3.23)
a,N
Jika kita asumsikan bahwa densitas 0 adalah konstan (ini lebih ketat daripada inkompresibilitas seperti akan kita lihat nanti) sehingga dapat dikeluarkan dari derivatif parsial, dan kita mengenali bahwa VdVlds = a(V212)Ds, kita dapat
*(#*ir*')
=o
(3.24)
Ini berarti bahwa di sepanjang sebuah streamline kuantitas yang berada di dalam tanda kurung adalah konstan, artinya,
*.#r+ft=konstan
(3.2s)
42
PERGERAKAN FLUIDA
IBAB
di mana nilai konstannya dapat berubah dari satu streamline ke yang berikutnya; di sepanjang suatu streamline tertentu penjumlahan ketiga sukunya adalah konstan. Ini seringkali dituliskan dengan mengacu kepada dua titik pada streamline yang sama sebagai v1
).
***r,=:i+!2+h, p8'28p8
* gh,=$
G.2A
\.';
disalahgunakan:
*pt * gn,
G.2n
Bentuk yang manapun di atas adalah persamaan Bernoulli yang terkenal itu yang digunakan dalam banyak aplikasi. Kita sekali lagi akan memberikan penekanan pada asumsi-asumsi yang digunakan karena persamaan ini seringkali
o Aliran tak-kental (tidak ada tegangan geser) o Densitas konstan o Aliran tunak r Di sepanjang suatu streamline o Diaplikasikan di dalam bingkai referensi inersial
Tiga yang pertama merupakan yang utama yang biasanya diperhatikan, akan tetapi terdapat aplikasi-aplikasi tertentu di mana dua yang terakhir harus diperhitungkan; aplikasi-aplikasi khusus tersebut tidak akan dibahas dalam buku ini.
Selain itu, kita akan menyebut aliran densitas konstan sebagai aliran inkompresibel walaupun densitas konstan lebih ketat (lihatlah komentar setelah Pers. (3.16)); ini karena kita biasanya tidak menerapkannya pada aliran inkompresibel di mana densitasnya berubah dari satu streamline ke yang berikutnya, seperti misalnya dalam aliran-aliran atmosfer. Perhatikan bahwa satuan-satuan pada semua suku dalam Pers. (3.26) adalah meter (feet jika menggunakan satuan Inggris). Oleh karena itu,V2/2g disebut head kecepatan, plpg adalah head tekanan dan /z adalah neaa siii. penjumlahan ketiga suku ini seringkali disebut sebagai total head. Tekanan p adalah tekanan statik d,an penjumlahan p + pV212 adalah tekanan total atat tekanan stagnasi karena merupakan tekanan di titik stagnasi, suatu titik di sepanjang streamline tertentu di mana aliran dibuat berhenti. Perbedaan di antara tekanan-tekanan ini dapat dilihat dengan memperhatikan alat-alat pengukur yang digambarkan dalam Gbr. 3.11. Alat dalam Gbr. 3.ll(a) adalah piezometer; alat ini mengukur tekanan statik, atau untuk mudahnya, tekanan di titik 1. Tabung pitot dalam Gbr. 3.11(b) mengukur tekanan total, tekanan di suatu titik di mana kecepatannya nol, seperti di titik 2. Dan, tabung pitot-statik, yang memiliki suatu lubang kecil di bagian sisi alat seperti ditunjukkan dalam Gbr. 3.11(c), digunakan untuk mengukur selisih antara tekanan total dan tekanan statik, yang berarti, pv2/2t iri digunakan untuk mengukur kecepatan. Ekspresi untuk kecepatan adalah
v=Fp@r-pr)
(3.28)
di mana titik 2 pasti adalah titik stagnasi di mana Vz = 0. Jadi, jika hanya kecepatan yang ingin diketahui, kita hanya menggunakan alat pitot-statik yang digambarkan dalam Gbr. 3.ll(c).
pr(tekanan statik) pr(tekanan total)
-.---'--}_-
Gambar 3.11 Alat-alat tekanan: (a) piezometer, (b) tabung pitot dan (c) tabung pitorstatik.
Persamaan Bernoulli digunakan dalam berbagai aliran fluida. Persamaan ini dapat digunakan dalam aliran internal jika efek-efek kekentalan dapat diabaikan; seperti misalnya dalam mulut pipa yang dibulatkan (lihat
Gbr. 3.12) atau dalam kontraksi yang cukup tajam diaproksimasikan oleh persamaan Bernoulli sebagai
BAB 3]
PERGERAKAN FLUIDA
43
Penampung
,,;o
Pt
hr= h,
vr=,{3@t-Pz)
(3.29)
Penerapan lainnya dari persamaan Bernoulli adalah dari arus bebas ke bagian muka dari sebuah benda bundar seperti misalnya sebuah bola atau silinder atau airfoil. Ini lebih mudah dijelaskan dengan sebuah sketsa seperti ditunjukkan dalam Gbr. 3.13. Untuk kebanyakan situasi aliran, aliran terlepas dari permukaan, sehingga menghasilkan aliran separasi, seperti digambarkan. Jika aliran yang mendekati benda bersifat seragam, konstanta dalam Gbr. (3.25) akan menjadi sama untuk semua streamline dan persamaan Bernoulli dapat diaplikasikan dari arus bebas sampai ke titik stagnasi di bagian muka benda dan ke titik-titik di sepanjang permukaan benda sampai ke awal daerah separasi.
-\
separasl
Kita seringkali harus menyelesaikan soal-soal yang melibatkan sebuah pipa yang ke luar ke atmosfer. Untuk situasi demikian tekanan di bagian dalam keluaran pipa besarnya sama dengan tekanan atmosfer di bagian luar pipa karena streamline yang keluar dari pipa bentuknya lurus di dekat keluaran (lihat Gbr. 3.12). Ini situasi yang sangat berbeda dari aliran masuk dalam Gbr. 3.12 di mana streamline di dekat lubang masuk bentuknya sangat melengkung. Untuk mengaproksimasi variasi tekanan yang tegak lurus terhadap streamline yang melengkung, anggaplah partikel dalam Gbr. 3.10 berbentuk pipa paralel dengan ketebalan ke arah tegak lurus terhadap streamline sebesar dn dengan area dA, dan dengan panjang sisi ds. Gunakan 2F,= rna,,'.
p dA, -
(, . *
an)
(3.30)
di rnana kita telah menggunakan percepatan V2lR, R adalah radius lengkungan dalam aliran yang diasumsikan datar. Jika kita asumsikan bahwa efek gravitasi kecil jika dibandingkan dengan suku percepatan, persamaan ini disederhanakan
menjadi
of -y dn= 'R
ap _ ^v2 rR
(3.31)
Karena kita akan menggunakan persamaan ini untuk melakukan estimasi perubahan tekanan ke arah tegak lurus terhadap streamline, kita mengaproksimasikan aplan = AplAn dan memperoleh hubungan
Ln
(3.32)
Jadi, kita lihat bahwa tekanan mengalami penurunan ke arah pusat dari streamline yang melengkung; ini dijumpai di dalam sebuah tornado di mana tekanan dapat menjadi sangat rendah di "mata" tornado. Tekanan yang menurun ini juga digunakan untuk mengukur intensitas angin topan; artinya, makin berkurang tekanan di pusat angin topan, makin besar
kecepatan
di sisi luarnya.
44
PERGERAKAN FLUIDA
IBAB
CONTOH $.4 Kecepatan suatu errgin topan mencapai 200 km/jam. Fstimasikanlah gaya dari angin pada sebuah jendela yan_g manghadap arrgin pada sebuah gedung tinggi jlka jendrlanya berlrkuran I m x 2 m. Guaakan densitas udara sebesar 1,2 lq8/m3. Penyelesaiant Gunakan persaauan Eernoulli untuk mengestirrrasi tekanan pada jendela P=
kg = di.mana ke.qepatan harus memiiiki satuan ilt/s, Untuk memeriksa satuannya, A,sumsikrn bahwa besarnya tekana$ pada intinya koastan di seluruh jendela sehingga gay*nya adalah
Gaya
ini
cukup besar untuk memeeahkan benyak jendel4 terutarna.jika tidak dirancang dengan baik,
$OHTOH
$eUuah piezometer digunakan uutuk mengukur tekaflan di dalam sebuah pipa sebesar 20 em ak. Sebuah tabung pitot menguftur tekana$ tolal sebpsar 33 cm air di sekitar'lokasi yang sarna. Estirnasikanlah keepatar air di dalam pipa.
3;i
setresar
1.50 m/s
p$h-
3.1
Medan kecepatan dalam sebuah aliran datar diberikan oleh V =2yti+ xj m/s, seperti dalam Contoh 3.1. Tentukanlah percepatan, kecepatan sudut, vektor vortisitas di titik (4 m, 2 m) pada / = 3 s. (Perhatikan: satuan pada konstantakonstanta adalah sehingga kecepatan memiliki satuan m/s.) Percepatan diberikan oleh
. =* *, ** r4v * ,* -dtdxdy0z
Di titik (4, 2)
dan
=2yi+2yt(j+ x(2i)=Z(xt
y)i+2yti
t = 3 s percepatannya adalah
a = 2(4 x 3 + 2)i + 2 x 2
! @ -Ql) i * I?' -P\r. = kt - 2rrt 2\dx z\P' aY /-- 2'' )' ' I
/x
O.=i,1-2x:y =-fradls
Vektor vortisitas adalah dua kali vektor kecepatan sudut sehingga
o = -5k radls
3.2
adalah
V=10(z-22\i.
Kecepatannya hanya ke arah x saja dan densitas bervariasi terhadap z (biasanya arah vertikal). Derivatif material memberikan
jawaban
o*='#*'a{*wa*.'#='
Jadi, tidak terdapat variasi kecepatan dari suatu partikel tertentu ketika bergerak melalui medan aliran.
3.3
8r) .o, e
w,
;.
BAB
3]
PERGERAKAN FLUIDA
Tabel 3.1 memberikan persamaan-persamaan untuk komponen-komponen percepatannya. Kita memiliki
45
dv,
dt
P-
*)*'(#
.
ea-+(i . *)
sin e (z
=o
(3
d', ,^-, o '4, !%*,4&*'!j*dW rde '4, qt ' =(r-i) ,-"(#) sin e *!(z*i)'.,,
(i
:) ,*r(r*))'i,e
-0
Perhatikan
*;;r'"",
1.
3.4
Diinginkan aliran laminar a* ZO'C di dalam sebuah pipa berdiameter 8 mm. Sebuah penampung 2L, yang digunakan untuk menampung air, diisi selama 82 detik. Apakah aliran tersebut laminar?
Untuk menentukannya, bilangan Reynoldsnya harus dihitung. Pertama-tama, tentukanlah kecepatan rata-ratanya. Besarnya
v=9= A
Re =
2xlo-3t8?
n x 0,004'
=0,485
l0-6
&
o'4!l
i,o99
I0-
t i'5 = 3880
Ini lebih besar dari 2000 jadi jika pipanya tidak halus atau mulutnya tidak cukup bulat, alirannya akan menjadi turbulen. Akan tetapi, aliran dapat dijaga laminar jika dilakukan usaha-usaha untuk mencegah getaran gedung dan fluktuasi air dengan menggunakan pipa yang halus.
3.5
Alat-alat pitot dan piezometer menunjukkan tekanan total dan statik seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 3.14. Hitunglah kecepatan V.
Persamaan Bernoulli memberikan
112 kPa
V.';* fr,=4.+. {,
dimana titik 2 berada di dalam tabung pipa. Dengan menggunakan
= 7* looo -vj
ll?ggo
l(xru
n/s
Gambar 3.14
3.6
Nozel sebuah selang mempercepat air dari diameter 4 cm ke diameter 1 cm. Jika tekanan di depan nozel adalah 400 kPa, berapakah kecepatan maksimum yang keluar dari nozel?
Persamaan kontinuitas memberikan hubungan antara kecepatan
ArVr=
ArV,
nx
22
x Vr=
Tax 0,52xV,
"'
:.
Vz=
16Vt
Yri
olBffo *
Ini
merepresentasikan nilai maksimum karena kita telah mengasumsikan tidak terjadi rugi-rugi yang disebabkan oleh efekefek kekentalan dan telah mengasumsikan profil kecepatan yang seragam.
melalui sebuah belokan panjang pada sebuah pipa berdiameter 2 c$'Vat:a-kecepraran-rara=rarr20 p/s. Estimasikanlah kenaikan tekanan dari bagian dalam pipa ke bagian luar pipa ,{pui Oi t#tsAl U&oilar&rsebut ]it<a nrarn P"-4ritst.!'.,,ij radius lengkungannya rata-rata 4 cm di bagian tengah.
I i
l.
f .
rn He'':sir'ti
El'l-.I'::r',-
46
PERGERAKAN FLUIDA
Persamaan (3.32) memberikan hubungan antara kenaikan tekanan dan radius lengkungan
IBAB
t t
h" t E
I
ll
-o* =
o# -#
=,ooo
' ffi
11
ini dapat menggerakkan air yang bergerak pelan di dekat dinding pipa (air melekat ke dinding karena viskositas) dari bagian luar ke bagian dalam belokan sehingga menyebabkan aliran sekunder ketika air meninggalkan belokan. Aliran sekunder ini pada akhirnya menghilang dan menjadi sumber rugi yang cukup besar yang terjadi di belokan.
Perbedaan tekanan yang tinggi
Soal-soal Tambahan
Pergerakan Fluida 3.8 Lalu lintas di sebuah kota besar ingin dipelajari.
Lagrangian dan (D) pendekatan Eulerian.
Jelaskanlah bagaimana
3,9
3.10
ke sejumlah besar batang sabun yang mengapung. Jelaskanlah bagaimana pathline dan streakline dapat diambil gambarnya dalam arus.
Sebuah lampu dan baterai disambungkan Cahaya dari sebuah mobil difoto dari sebuah posisi yang baik dengan time exposure. Garis apakah yang terobservasi di dalam foto? Dalam selang waktu yang lama sejumlah besar lampu mobil yang melintas di jalan yang sama difoto bersamaan dari titik yang sama. Apakah hubungan di antara kedua foto tersebut? Jelaskanlah kemiripan dan perbedaannya. kecepatan parabola di dalam sebuah saluran diberikan oleh r.r(1') = 0,2(1 - y2) fi/s di mana y diukur dalam sentimeter. Berapakah percepatan suatu partikel fluida di garis tengah di mana y = 0? Di lokasi di mana ) = 0,5 cm? dan percepatan suatu partikel fluida di titik (2, 1, -3) ketika r = 2 detikjika medan kecepatannya diberikan oleh (arak diberikan dalam meter dan konstanta-konstanta memiliki satuan-satuan yang diperlukan): (a) V = 2xyi + y2tj + yzk m/s
3.11 Distribusi
3.13
medan kecepatannya
diberikan oleh:
(a)V=2xyi+y2tjrnls
(D)
m/s
3.14
3.15
Tentukanlah percepatan (vektor dan besarnya) dari partikel fluida yang menempati titik (-2, 1, 1) m ketika / = 2 s jika medan kecepatannya diberikan oleh:
(a)V=2ryi+xzj+yzkm/s
(b) Y = 2y2i + (x - 2t)j + z2k m/s (c) V = 2yzi + (x2 - 2y')i + z2rk m/s 3.16 . Tentukanlah kecepatan sudut dari vektor-vektor vortisitas di titik (1, 2, 3) ketika t = 3 s untuk medan kecepatan: dalam:
3.17 3.18
Medan kecepatan di dalam sebuah aliran fluida diberikan oleh Y = 2yi + sudut dan vortisitas di titik (2, i, *1) pada , = 4 s.
xj + rk.
Medan temperatur sebuah aliran di mana V = 2yi +;rj + tk diberikan oleh I(x, y; temperatur sebuah partikel fluida di dalam aliran di titik (2, 1, -2) pada t = 2 s. Suatu medan kecepatan diberikan dalam koordinat silindris sebagai
l)
perubahan
3.f9
sin 0
n/s
y. = 0
Berapakah percepatannya di titik (0,6m, 90')? Berapakah vortisitasnya di titik (0,6m, 90")?
cos g
r.a= 0 a
BAB 3]
4'7
Klasifikasi Aliran-aliran
3,21 Pilihlah kata: seragam, satu dimensi, dua dimensi atau tiga (a) Aliran terbentuk di dalam pipa (b) Aliran air di weir panjang (c) Aliran di kanal yang panjang dan lurus (d) Aliran gas-gas buang yang keluar dari roket (e) Aliran darah di dalam arteri
(fl
(g) Aliran darah di dalam nadi (ft) Aliran udari di dalam angin
Pilihlah aliran dalam Soal 3.21 yang dapat dimodelkan sebagai aliran datar. Pilihlah aliran dalam Soal 3.21 yang dapat dimodelkan sebagai aliran tak-tunak. Pilihlah aliran dalam Soal 3.21 yang memiliki titik stagnasi.
Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang dapat dimodelkan sebagai aliran tak-kental? Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang berupa aliran eksternal? Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang berupa aliran kompresibel? Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang memiliki lapisan
batas?
Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang pastinya dapat dimodelkan sebagai aliran turbulen?
keluar dari sebuah keran berdiameter 1 cm. Estimasikan kecepatan maksimum yang akan menghasilkan aliran laminar jika temperatur aimya adalah (a) 20"C, (b) 50'C dan (c) l00oC. Asumsikan Re = 2000. Udara mengalir melalui dan paralel terhadap sebuah pelat datar pada 2 m/s. Berapa panjangkah bagian laminar dari lapisan batasannya jika temperatur udara adalah (a) 30'C, (b)70'C dan (c) 200'C? Asumsikan tingkat fluktuasi yang tinggi pada pelat yang kaku dan halus. Tentukanlah apakah yang berikut dapat dimodelkan sebagai aliran inkompesibel ataukah aliran kompresibel: (a) lepasJandas dan pendaratan pesawat terbang komersial (b) aliran udara di sekitar mobil (c) aliran udara di dalam angin topan (d) aliran udara di sekitar bola basket yang dilemparkan pada 100 mil/jam
3.30 Air
'
3.31
3.32
3.33 Tuliskanlah semua suku-suku bukan nol dari DplDt lunlrtk aliran berstrata di mana: (a) p = p(z) dan Y = 7(2 - z)i (b) p = p(z) dan y = f(x, z)i + g(x, eI
Persamaan Bernoulli
3.34
Sebuah tabung pitot-statik mengukur tekanan total
pr dan tekanan lokal p dalam aliran seragam di dalam pipa air berdiameter
Tentukanlah ekspresi untuk distribusi tekanan di sepanjang sumbu horizontal negatif x jika diberikan medan kecepatan dalam Soal 3.3 dan p(--, 180') = p-. Efek-efek kekentalan diasumsikan dapat diabaikan. Tentukanlah v dari kecepatan V di dalam pipa jika fltrida di dalam pipa dalam Gbr. 3.15 adalah: (a) Udara atmosfer dan h = 10 cm air
3.36
Gambar 3.15
(b) Air dan h = l0 cm air raksa (c) Minyak tanah dan h = 20 cm air raksa (d) Bensin dan h = 40 cm air
3.37
Tentukanlah kecepatan V di datam pipa jika fluida di dalam pipa dalam Gbr. 3.16 adalah (a) Udara atmosfer dan h = 40 cm air
(b) Air dan h = 20 cm air raksa (c) Minyak tanah dan h = 30 cm air raksa
1d) Bensin dan
h = 80 cm air
Gambar 3.16
r-{
PERGERAKAN FLUIDA
[BAB
Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Tambahan 3.8 Mengendarai mobil. Berdiri di sudut 3.9 Time exposure. Gambar instan. 3.10 Pathline. Streakline.
3.11 0, 0
jalan.
3.t2
3.13 (a) (i - zilt"li (b) (-2i + 3j)/{B 3.14 (a)x=-7y @) f -y2=3 (c) -4i - 8j + 9k (b) -24i + 2k 3.15 (a) -2i - 3i
(b) -3i/2-6k, -3i-l2k (c) 6i-k,'2lzi-2k (d) -+-4k,-3i-8k 3.16 (a)6i-k, lzi-zk 3,17 4,583 rn/sz - 0,5 rad/s - 1,0 rad/s 3.18 120"C/s 3,lg (a) a,= 11,31 m/s2, ae = O (b) 0 3.20 336,8 m/s: (&) 3-D 3.21 (a) I-D (b) 2-D G) 2-D (d) 3-D (e) l-D $t Z-O (s) l-D 3.22 (b) 3.23 (e) 3.24 A 3.2s (b) (h) 3.26 (,0 3.27 @) A 3.28 t') 3.2e (c) (A 3.30 (a) 0,201 m/s (b) 0,111 m/s (b) 0,0592 m/s (b) 7,'71 m (&) 6,15 m 3.31 (a) 5,58 m (D) (a) inkompresibel inkompresibel (c) inkompresibel (d) inkompresibel 3.32 (D) tidak ada 3.33 (a) tidak ada (c) 4,49 mls (b) 16,93 rn/s (d) 1,451 m/s 3.34 (a) 10,01 m/s
zo(r+q-16\ '\ x' xul 3.36 (a) 39,9 m/s 3.37 (a) 79,8 rnls
3.3s
m/s
Persamaan-persamaan
lntegral
HULUAN
$iirida Ai.iumpai hampir dalam setiap aspek kehidupan fisik kita. Banyak, bahkan mungkin harnpir semua, kuantitasiy*ng diinginkan merupakan kuantitas-kuantitas integral; nilainya diperoleh dengan cara mengintegralkan suatu
diinginkan di seluruh area atau volume. Seringkali properti yang dimaksud pada intinya konstan sehinga propertinya bervariasi di dalam area $iijLapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi dalam kasus-kasus lainnya, sulit. yang menjadi cukup diwajibkan dapat i'{{ffii#$r{ffi yang dimaksud dan pengintegralkan adalah laju aliran melalui pipa, gaya pada ;i!3iiii:L@li$dlis-kuantitas integral apa sajakah yang diinginkan? Di antaranya yang dihasilkan oleh bilah yang mesin angin, daya menerpa .brtikal bendungan, energi kinetik di dalam angin yang sifatnya kuantitas-kuantitas gaya pada Terdapat hambat airfoil. fffinil #Atipada bilah alat pembersih salju dan semacam di airfoil; kuantitas-kuantitas seperti misalnya tekanan minimum pada benda atau titik separasi ,##$as dalam Bab 5.
F..ffii
ffiiffi, ffi
:iliiiii,rq lakukan pengintegralan pada suatu luas atau volume, integrannya harus sudah diketahui. Integrannya harus Hf,ffi ::,f,q$ffi1 informasinya sudah tersedia sehingga dapat diaproksimasikan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi.
gai integran yang aproksimasinya tidak dapat diaproksimasikan sehingga.penyelesaiannya perlu menggunakan ffiffiWgsamaan diferensial untuk memberikan hubungan yang diinginkan; perhitungan-perhitungan aliran eksternai, a gaya angkat dan gaya hambat pada airfoil, biasanya berada dalam kategori ini. Beberapa integral relatif iffi$g memerlukan penyelesaian terhadap persamaan-persamaan diferensial akan dimasukkan dalam Bab 5. i,ffi$g ffi yang diberikan hanya soal-soal yang melibatkan kuantitas-kuantitas integral yang integrannya sudah -tr i.,,, dapat akan diaproksimasikan.
#i
SISTEM-KE-VOLUME.KONTROL dasar yang berkaitan dengan mekanika fluida seringkali disebut sebagai kekekalan massa, energi dan yang terakhir lebih spesifik lagi disebut hukum pertama termodinamika dan hukum kedua Newton.
diekspresikan dengan menggunakan deskripsi pergerakan Lagrangian; hukum-hukum ini berlaku untuk da tertentu. Hukum-hukum ini dinyatakan sebagai berikut:
lffiiffitsa
,
perpindahan kalor ke suatu sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan oleh suatu sistem adalah laju perubahan energi E dari sistem tersebut.
+ffiffi.,,
ffi
Gaya resultan yang bekerja pada suatu sistem sama dengan laju perubahan momentum dari sistem
lanjutnya akan diekpsresikan secara matematis dengan mengenali bahwa laju perubahan berlaku untuk fluida dan kenyataan bahwa densitas, energi spesifik dan kecepatan dapat berubah dari titik ke titik ang dimaksud. Ini memerlukan derivatif material dan pengintegralan pada volume
DDtlu,p
oo
(massa)
(1.1) (4.2)
O-w =#[r.
49
epd't
(energi)
50
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
[BAB 4
Lr=*J,,.rrro
(momentum)
(4.3)
di mana tanda titik di atas Q dan W menunjukkan laju waktu dan e adalah energi spesifik yang berada di dalam tanda kurung dalam Pers. (I.29). Sangatlah sulit untuk menerapkan Pers. (4.1) hingga (4.3) secara langsung ke sekumpulan pafiikel fluida ketika fluida bergerak di dalam suatu aliran pipa sederhana ataukah aliran melalui turbin yang lebih kompleks. Jadi, kita akan mengkonversikan integral-integral yang diekspresikan dengan desksripsi Lagrangian ini ke integral-integral yang diekspresikan dengan deskripsi Eulerian (lihat Subbab 3.2.1). Ini merupakan penurunan yang
merepotkan tapi sangat penling. Dalam penurunan ini kita perlu melakukan pembedaan terhadap dua volume: volume kontrol yang merupakan volume tetap dalam ruang dan sistem yang merupakan gabungan partikel-partikel fluida. Gambar 4.1 mengilustrasikan perbedaan di antara kedua volume ini. Gambar ini merepresentasikan suatu volume tetap umum dalam ruang yang dilewati suatu fluida yang rnengalir; kedua volume ditunjukkan pada waktu r dan sedikit sesudahnya t + Lt. Kita akan memilih menggunakan energi E = Jry. ep dY untuk menunjukkan derivatif material; huruf kecil e menandakan energi spesifik. Kemudian kita menuliskan, dengan mengasumsikan Ar sebagai kuantitas yang kecil
DE^..
Dt=
Er.{r + A/) - Er.(0 Lt Er(t + Lt) + Er(t + A/) - Elt) Lt Er(t + At) + Er(t + Lt) - Ez(t) Lt
dYz
E2(t)
Et(t)
4(t+Lt)-Et(t+Lt)
Lt
(4.4)
Sistem pada
+---wakfit+Lt
Volume tetap mengisi@dan@
Sistem pada
waktu t
mengisi@dan@
Sistem pada waktu mengisi@dan@
I + At
E{t +
Er(t)
Et(t)
= dt'
dE"u
(4.s)
sedang mengikuti suatu massa fluida tertentu. Selain itu, kita telah menggunakan "cv" untuk menandakan volume kontrol (control volume). Rasio terakhir dalam Pers. (4.4) dihasilkan dari fluida yang mengalir ke dalam volume 3 dan keluar dari volume 1. Perhatikan volume-volume diferensial yang ditunjukkan dalam Gbr. 4.1 dan ditunjukkan secara lebih rinci dalam Gbr. 4.2. Perhatikan bahwa luas A, + A, sepenuhnya mengelilingi volume kontrol sehingga
Er(t
Lt)
ff.
LtdA,
@.4
I",
di mana "cs" adalah permukaan kontrol (control surface) yang mengelilingi volume kontrol. Memasukkan Pers. (4.5)
dan (4.6) ke dalam Pers. (4.4) menghasilkan teorema perpindahan Reynolds, yang merupakan suatu transformasi sistemke-volume-kontrol.
DE "i'1,
l, L,ro oo + l,,epfit.vdA
@.n
BAB 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
51
oo,J-io,
d
v1= - i'V1rda,
n' (1 v1--;.vLtdAl
u[.1
oo,JJo'
di mana, secara umum, e merepresentasikan properti spesifik dari E. Perhatikan bahwa kita dapat mengambil limit A/ -+ 0 untuk membuat penurunan ini lebih ketat secara matematis. Jika kita kembali ke persamaan energi Pers. (4.2), kita sekarang dapat menuliskannya
0
Jika kita jadikan e
- w = *l,,no dv + l,.epi
o'=
va,+
(4.8)
1 dalam Pers. (4.7) [lihat Pers. (4.1)], maka diperoleh kekekalan massa.
Ini
adalah
va+
(4.e)
Dan akhirnya, jika kita menggantikan e dalam Pers. (4.7) dengan vektor
Newton:
V [ihat
L, = *
Ketiga pefsamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk yang sedikit berbeda dengan mengenali bahwa kita mengasumsikan volume kontrol tetap. Ini berarti bahwa limit dari integral pertama di sisi sebelah kanan dari setiap persamaan bersifat independen terhadap waktu. Jadi, derivatif waktu dapat dipindahkan ke dalam tanda integral jika diinginkan; perhatikan bahwa jika derivatif waktu dipindahkan ke dalam integral maka derivatif tersebut akan dituliskan sebagai derivatif parsial
karena integrannya secara umum bergantung pada x, _rt : dan /. Persamaan momentum akan mengambil bentuk
.vaa
(1.1 1)
Tiga subbab selanjutnya akan mengaplikasikan bentuk-bentuk integral dari hukum-hukum dasar ini pada soal-soal di mana integran-integrannya diberikan atau dapat diasumsikan.
o=
*1,,p dv
+ J.. pff
.vaa
(4.12)
Karena limit-limit pada integral volume tidak bergantung pada waktu, ini dapat dituliskan
(4.13)
Pers. (4.13),
= J.,
pi-.Val
(4.14)
Aliran-aliran di mana densitasnya seragam di suatu area adalah jenis aliran yang terutama ingin diketahui dalam pembahasan mengenai fluida. Selain itu, kebanyakan aplikasi memiliki satu jalur masuk dan satu jalur keluar. Untuk soal demikian, Pers. (4.14) dapat dituliskan (4.1 s) PrAri, = P,A,i,
Di mana tanda garis atas menandakan suatu rata-rata di suatu area, artinya, i e = lV dA. Perhatikan juga bahwa di suatu i . Vr = -Vt karena vektor satuan mengarah keluar dari volume dan arah kecepatan adalah ke dalam volume, akan tetapi dijalur keluar i Yz= Vz karena kedua vektor memiliki arah yang sama. Untuk aliran-aliran inkompresibel di mana densitas tidak berubah* di antara jalur masuk dan jalur keluar dan kecepatannya adalah seragam di setiap area, kekekalan massa disederhanakan menjadi:
* Tidak semua aliran inkompresibel memiliki densitas konstan. Misainya aliran atmosfer dan lautan dan juga air asin yang mengalir di kanal yang juga dialiri air tawar.
52
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
IBAB
ArV. = ArV,
@.14
Setiap persamaan di atas kita sebut sebagat persamaan kontinuitas. Yang diberikan dalam Pers. (4.16) akan sering digunakan. Persamaan-persamaan ini paling sering digunakan untuk menghubungkan berbagai kecepatan di bagian-bagian yang berbeda.
Kuantitas pVA adalahflul<s massa dan memiliki satuan kg/s (slug/sec). Kuantitas VA adal*t laju aliran (atau pembuangan) dan memiliki satuan m2ls 1ft3/sec atau cfs). Fluks massa biasanya digunakan dalam aliran gas dan pembuangan dalam aliran cairan. Definisinva adalah ,;7
= pAV
Q=AV
di mana V adalah kecepatan rata-rata di suatu bagian aliran.
@.1n
4.1 Air mengalir di dalam sebuah pipa berdiameter 6 cm dengan }aju aliran 0,06 m3ls. Diameter pipa diturunkan menjadi 2.8 cm. Hirunglah kecepatan maksimum di dalam pipa. Hitung juga fluks massanya. Asumsikan profii aliran yang seragam.
COI{TOH
Penyelesaian: Kecepatan maksimum di dalam pipa berada di mana diameternya paling kecil. Di bagian berdiameter
cm kita memiliki
2,8
Q=AV
0,02=nx0,014?%
Fluks massanya adalah
:.
Va
32,5 mls
'
ti,
= 98 =
1000
x 0,02 = 20 kg/s
CONTOH Air mengalir kr dalam suatu volume yang berisi spons dengan laju aliran 0,02 m3/s. Air keluar dari volume tersehut melalui dua tahung, safu berdiameter 2. cm dan yang lainnya dengan fluki massa 10 kg/s. Jika kecepatan keluar dari tabung berdiameter 2 cm ,iutut ts rnls, tenrukanlarr ralu
4.2
Penyelesaian:
^= 0
dimana m,ut=Jpd+dankeduajalurkeluardan
d*,^,
jalurmasukberkontribusipadaketigasukulainnya.Denganmenuliskansuku
=
Spons menyerap air dengan laju 5.29 kg/s.
ifi; {; li{:itrx
n x o,o1? x
15
= 5 2e
ke,s
- w=*
1," ep
drt *
1,, np
i .Y dA
\4.t8)
Kebanyakan aplikasi memungkinkan kita untuk menyederhanakan persamaan ini dengan mengasumsikan aliran tunak yang seragam dengan satu jalur masuk dan satu jalur keluar. Persamaan energi disederhanakan menjadi
menggunakan
- W = ezpz VrA, - ept VtAt i.V = -yl di jalur masuk. Dengan menggunakan persamaan
Q
G.lg)
kontinuitas (4.15), ini
O-W=fi(e2-e)
(.20)
Suku laju usaha dihasilkan oleh gaya yang bergerak dengan suatu kecepatun, iV = F .V Gaya ini dapat berupa tekanan atau gaya geser yang dikalikan dengan suatu iuas. Jika alirannya berada di dalam sebuah pipa atau saluran, dindingdindingnya tidak bergerak jadi tidak terdapat usaha yang dilakukan oleh dinding-dinding. Jika terdapat sebuah sabuk
B.\B 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
53
bergerak, bisa terjadi masukan usaha yang disebabkan oleh gaya geser di antara sabuk dan fluida. Suku-suku laju usaha l ang paling umum dijumpai dihasilkan oleh gaya-gaya tekanan di jalur masuk dan keluar (tekanan diasumsikan seragam pada setiap area) dan oleh setiap alat yang diletakkan di antara jalur rnasuk dan keluar. Suku laju usaha diekspresikan
sebagai
lU = prArV2- prArVr+ W,
(4.21)
di mana keluaran daya dianggap positif dan I{, adalah keluaran daya poros dari volume kontrol (pompa merupakan daya negatif dan turbin memberikan keluaran daya positifl. Dengan menggunakan ekspresi untuk e yang diberikan dalam Pers.
(1.29), Pers. (4.20) menjadi
szr- r')
(4.22)
Suku perpindahan kalor dan suku-suku energi internal membentuk rugi-rugi dalam aliran (efek-efek kekentalan menyebabkan perpindahan kalor dan/atau kenaikan energi internal). Bagilah Pers. (4.22) dengan rhg dar sederhanakan*
(4.23)
di mana kita telah memasukkan suku rugi sebagai hr,lan1 disebut rugi head; suku ini adalah hr= (Tr.2-ir)ls +Ql itg. Aliran inkompresibel terjadi dalam banyak aplikasilehing1a Tt = yr. Kita ingat bahwa yuntuk air adalah 9810 N/m3
162.41b/ft31.
h,=KlL
tt2 )o
(4.24)
di mana V adalah suatu kecepatan"karakteristik di dalam aliran; jika kecepatan ini tidak dapat diketahui dengan jelas definisinya akan diberikan. Beberapa koefisien rugi diberikan dalam Tabel 7.2; di dalam bab ini nilainya akan diberikan
saja.
Suku ft. disebut rugi head karena memiliki dimensi panjang. Kita juga menyebut V2/2g sebagai head kecepatan (velocity head), ply sebagai head tekanan (pressure heafl dan z sebagai head. Penjumlahan ketiga suku ini adalah total
head.
Suku usaha poros dalam Pers. (4.23) biasanya diperoleh dari pompa atau turbin. Jika dari pompa, kita mendeflnisikan head pompa 11" sebagai
-Ws 'mgmg
\pWp
(4.2s)
di mana W, adalah masukan usaha ke pompa dar, t1, adalah efisiensi pompa. Untuk turbin, head turbin
LI_J_1 llT-T--
H,
adalah
W"
mg
W-
'
m84r
(4.26)
atau
Di mana Wradalahkeluaran daya dari turbin dan tlTadalah efisiensi turbin. Daya memiliki satuan watt [(ft'1b)/sec]
daya kuda. Jika alirannya tidak seragam di jalur masuk dan keluar, pengintegralan harus dilakukan untuk memperoleh energi kinetik. Laju energi kinetik melintasi suatu luas adalah flihat Pers. (4.18) dan (1.29))
I+
pv dA =
llOv'
ae
g.2n
Jika distribusi kecepatannya diketahui, pengintegralan ini dapat dilakukan. Faktor koreksi energi kinetift cr didefinisikan
sebagai
lvj ae
V - 'A
(4.28)
I olv'ae = |
---l=A2;*a,*--rY mg -zg
* Kita menggunakantil= pzAzVz= prArVr
ou v3t
(4.29)
l,ir.
vi
pt
Yz
*r28'
v|
dl
pt
'+h,
(4.30)
Tt
54
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
[BAB
4.3 Air mengalir dari sebuah penampung dengan ketinggian 30 m melalui sebual pipa berdiameter 5 cm yang memiliki nozel berdiameter 2 cm yang terpasang di ujung pipa. scpeni ditunjukkan dalam Cbr. 4.3. Koefisien rugi untuk keseluruhan pipa diberikan sebesar K = 1.2. Estimasikanlah laju aliran air melalui pipa. Selain itu. perkirakanlah tekanan repar di depan nozel trugi-rugi melalui nozel dapat diabaikan). Nozel berada pada ketinggian l0 m.
CONTOH
Gamhar 4.3
Penyelesaian;
mana tekanan adalah 0 di permukaan 1 dan di jalur keluar 2, kecepatan adalah 0 di permukaan dan tidak terdapat usaha poros (tidak terdapat pompa atau turbin.l. Koefisien rugi didasarkan pada kecepatan karakteristik V di dalam pipa dan tidak pada kecepatan keluar 7.. Cunakan persam:um kontinuitas untuk menghubungkan kedua kecepatan:
di
V=
Persamaan energi memberikan
A"dlA
irr=
OiVr=
*V,
.-. vz= re,5 m/s
*
)o
Tekanar tepat sebelum nozel diperoleh dengan mengaplikasikan persamaan energi melintasi nozel dengan mengasumsikan tidak terjadi rugi-rugi (persamaan Bemoulli juga dapat digunakant. Bentuknya adalah
vlplv2p, - +-E-LI_-_
)o l/ -6r-6
' *2
- _1 y f
jalur keluar dan p dan V berada di depan nozel. Persamaan energi memberikan
4.4 Sepasang suami-istri yang sadar lingkungan memutuskan untuk membendung parit yang mengalir di samping rumah mereka dan memperkirakan bahwa mereka dapat menghasilkan head 4 m di atas lubang keluar tuibin yang baru mereka beli. Parit diasumsikan memiliki laju aliran 0.8 mr/s. Berapakah keluaran daya maksimum dari turbin jika diasumsikan ridak terjadi rugi-rugi dan kecepatan di keluaran turbin adalah 3,6 rn/s?
CONTOH
Penyelesaian:
V-
pl
z' +
ft
ri
=
Daya dihasilkan hanya oleh head di atas air: kecepatan yang keluar mengurangi daya. Diperoleh, dengan menggunakan Po = l@o x o'8 = 8oo
kg/s'
,i, = Wr
,.vl 'its\- ** t
= 800 x 9.8I x 4 * 8@
x''|- = rU200
,"2
kg.m/s2. Jika satuan-satuan yang benar dimasukkan ke dalampersamaan-persamaan yang kita gunakan. satuan-satuannya akan menjadi sebagaimana diharapkan. artinya, satuan pada liza haruslah J/s.
BAB 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
55
di mana V, dan V, masing-masing adalah kecepatan rata-rata di bagian 1 dan 2. Persamaan (4.30) digunakan jika a diketahui; untuk profil parabolik, a = 2 di dalam pipa dan a = 1,5 di antara pelat-pelat paralel. Untuk aliran turbulen (kebanyakan aliran dalam aplikasi teknik), ct = l.
l,
=*
1", pY
d,r *
j..
vpa . vaa
(4.31)
Ketika mengaplikasikan persamaan ini pada sebuah volume kontrol, kita harus berhati-hati untuk memasukkan semua gaya yang bekerja pada volume kontrol tersebut, jadi sangatlah penting untuk membuat sketsa volume kontrol dan menunjukkan gaya-gaya pada sketsa tersebut. (Volume kontrol menggantikan diagram benda bebas yang digunakan dalam mata-mata
kuliah statika, dinamika dan solid). Dalam kebanyakan kasus kita menjumpai aliran-aliran tunak yang seragam dengan satu jalur masuk dan satu jalur keluar. Untuk aliran-aliran demikian, Pers. (4.31) tereduksi menjadi
ll
Dengan menggunakan kontinuitas
prlrVrYr-
prArVrY,
(4.32)
h = prArV, = prArV'
Lt=*(%-vr)
Ini adalah bentuk yang paling sering digunakan dalam perhitungan yang melibatkan gaya. Ini merupakan
vektor yang terdiri dari tiga persamaan skalar dalam sistem koordinat kartesian
(4.33)
persamaan
I r, = i"t(v2,- v1*)
I F, = til(Vz,-- Vb) I r,=,h(v2-- vy)
menggunakan faktor koreksi momentum B,
(4.34)
Jika profil di jalur masuk dan keluar tidak seragam, Pers. (4.31) harus digunakan dan pengintegralan dilakukan atau jika diketahui. Faktor ini diperoleh dari
lov'ae = Bi2e
Jadi persamaan momentum untuk aliran tunak dengan satu jalur masuk dan satu jalur keluar menjadi
(4.35)
Lt=a(p2yz-Btyt)
(4.36)
di mana V, dan V, merepresentasikan vektor-vektor kecepatan rata-rata di kedua area tersebut. Untuk profil-profll parabolik, B = 1,33 untuk pipa dan p = 1,2 untuk pelat-pelat paralel. Untuk aliran turbulen
(kebanyakan aliran dalam aplikasi teknik), B 1. = Suatu aplikasi penting dari persamaan momentum adalah pada deflektor (atau bilah) pompa, turbin atau kompresor. Aplikasinya melibatkan baik deflektor stasioner maupun deflektor bergerak. Asumsi-asumsi berikut berlaku untuk
keduanya: o Gaya gesekan di antara fluida dan deflektor dapat diabaikan. r Tekanan diasumsikan konstan ketika fluida bergerak melalui deflektor. o Gaya benda diasumsikan dapat diabaikan. o Efek penyebaran arus aliran ke arah samping diabaikan. Sketsa dari sebuah deflektor stasioner ditunjukkan dalam Gbr. 4.4. Persamaan Bernoulli memprediksi bahwa kecepatan fluida tidak akan berubah (Vr= V1) ketika fluida bergerak melalui deflektor karena tekanannya tidak berubah, tidak terdapat gesekan, alirannya tunak dan gaya-gaya benda dapat diabaikan. Persamaan-persamaan momentum komponen adalah:
-Rr=
rir(Vrcos
0-
V,) = mV,(cos
a-
1)
(4.31)
56
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
v1
VB
[BAB 4
V,r=Vr-Vu
vrt
v,r=Vr-vu
Gambar 4.4 Deflektor stasioner Gamtrar 4.5 Suatu Deflektor yang bergerak
Analisis terhadap suatu deflektor bergerak lebih rumit. Apakah suatu deflektor tunggal (sebuah sekop air untuk
memperlambat laju kereta cepat) ataukan suatu rangkaian deflektor seperti dalam turbin? Pertama-tama. kita akan membahas sebuah deflektor yang bergerak dengan kecepatan Vr, seperti ditunjukkan dalam Gbr.4.5. Bingkai referensinya melekat ke deflektor sehingga alirannya menjadi tunak terhadap bingkai referensi tersebutx. Deflektor melihat kecepatan dari fluida yang datang sebagai kecepatan relatif y,r dan kecepatan relatif inilah yang diprediksi oleh persamaan Bernoulli akan tetap konstan di sepanjang deflektor, artinya, V,z = V,r.Kecepatan dari fluida yang keluar dari nozel yang tetap adalah V,. Jadi persamaan momentum memberikan
1)
(4.38)
mana ri adalah bagian dari fluida yang keluar yang momentumnya telah berubah. Dengan bergeraknya deflektor menjauhi nozel, fluida yang direpresentasikan oleh panjang VrAr tidak mengalami perubahan momentum. Fluks massa dari fluida yang mengalami perubahan momentum adalah
m,= pA(V,
Vu)
(4.3e)
gaya.
jadi ini adalah fluks massa yang digunakan dalam ekspresi-ekspresi untuk komponen-komponen
Untuk suatu rangkaian bilah-bilah, nozel-nozel biasanya diarahkan sedemikian rupa sehingga fluida memasuki bilahbilah dari samping dengan suatu sudut B, dan keluar dari bilah-bilah dengan sudut B2, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.6. Bilah-bilah dirancang sehingga kecepatan masuk relatif V,, memasuki bilah-bilah dengan arah tangensial terhadap bilah (kecepatan relatif selalu keluar dengan arah tangensial terhadap bilah) seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.7. Kecepatan relatiflah yang besarnya tetap konstan ketika fluida bergerak melalui bilah, artinya, V ^ = V,,. Kita juga perhatikan bahwa
Jet tetap
:i
",4
o^\ ,/ ,t/
Posisi rata-rata
BAB 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
51
vrl
d1
a2
Gambar 4.7 (a) Posisi rata-rata dari jet, (D) poligon kecepatan masuk dan (c) poligon kecepatan keluar.
jet yang bergerak memiliki momentum yang telah berubah. Jadi, ekspresi untuk menentukan
komponen
x dai'
gaya adalah
(4.40)
y tidak melakukan
usaha sehingga
Ii = NRrVe
@.41)
di mana N adalah jumlah jet di dalam alat dan kita telah mengamati bahwa gaya & bergerak dengan kecepatan Vr.
CONTOH 4.5 Sebuah selang berdiameter l0 cm dijaga pada tekanan 1600 kPa untuk menyiram api dari sebuah tanker. Di ujung selang terdapat sebuah. nozel berdiameter 2.5 cm. Estimasikanlah gaya yang diberikan oleh air pada nozel tersebut. Di dalam nozel yang peadek rugi-nrgi dapat diabaikan
Penyelesaian:
dengan benar. Sketsa
ini ditunjukkan dalam Gbr. 4.8. Perhatikan bahwa p, = 0 dan kita memperkirakan gaya f'rr dari nozel air bekerja ke arah kiri. Kecepatan di depan nozel dan di keluaran nozel perlu diketahui. Kontinuitas memberikan
ArV, =
ArV,
.'.
Gambar 4.8
Persamaan energi mengharuskan
dan
Vz
to'uzi
'T. 'tffi*
l5p Arv!
3,54
m/s dan
=
= 56'68 m/s
p,A,
* F*
ri{Vz*
y1) =
pArvrlvr- v,; =
3,543
1600000x rcx
0,052
;.Ftq- 12400N
-.^-Gaya dari air pada nozel besamya sama dengan arah yang berlawanan dengan Fr.
58
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
IBAB
CONTOH
4.6 Sebuah turbin.uap merniliki delapan noz.el berdiameter 4 cm yang masing-masing menyemburkan uap pada 200 m/s seperti d;itunjukkan dalam Gb,r. 4.9. Bilah-bilah tu*innya bergerak pada 80 m/s dan densitas uapnya adalah 2,2 kg/m'. Hitunglah keluaran daya maksimumnya jika diasumsikan ridak terjadi rugi-rugi.
Bb=s5
---_
Jet tetap
$
menggunakan Vr = ?00 m/s dan 7a
"rA
Gambar 4.9
Penyelesaian: Sudut al ditentukan dari poligon kecepetan dalam Gbr. 4.7(b). Untuk komponen-komponen.x dan y,
deugan
V,, sin c,
lffi
menghasilkan
v,,
Dengan mengatraikan rugi-rugi dapat memberikan
L36,7
136,7
nis
ar.=
47,n'
diperolehVu=V,t=
V, cos Br=
I 19.3'
Amati bahwa poligon keceparan keluar tampak seperti dalam Cbr. 4.10.
Gambar 4.10
Gaya yang bekerja pada bilah-bilah yang disebabkan oleh satu nozel adaleh
-r
Jadi keluaran dayanya adalah
cos 60,7o
200 cos
30o)
.'. F = 1I,7N
atau 10,04 hp
4.7 Aliran air yang lumayan deras di dalam rebuah saluran persegi horizcntal dapat secara tibatitra "melompat'' ke tingkat yang lebih tiaggi (yang mungkiu disebabkan oleh suatu pengh*lang di bagian hilir). Ini disebut sebagai lompatan hidrolik. Untuk sinrasi yang ditunjukkan dalam Gb,r.4.11, hinrnglah kedalaman di bagian hilir. Asurnsikan aliran seragam.
CONTOH
v2
-.----------.>
Gambar 4.11
BAB 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
59
F,
pada dinding dapat diabaikan Gaya-gaya yang tekerja pada air yang bekerja ke arah kanan dan F2 yang bekerja ke arah kiri; besarnya adalah (asumsikan lebar w)
Fr= yhrAr=
98
l0 x 0.20 x 0'40w =
ot*;t:
: ,r, rr ^ r rr tt F* - rit(Vz - Vr) - V)\ = pA{{V2 785w - 4905 x wy| = 1000 x 0,4p x 4{Vr- 4)
Lebar w dapat dikeluarkan dari persarnaan ini, akan tetapi terdapat dua variabel yang tidak diketahui, kontinuitas menghubungkan kedua vmiabel ,n
y, dan Vr.
Persamaan
UrU, = OrU,
1ulzVz Masukkan
=w
xO,4 x
"'.
Vz
1.6 _ =
ini
Tr':xr?
Ini
1214
1600
(f
4v2)
,)
=
adalah persamaan kubik, akan tetapi deugan sedikit kecerdasan dapat menjadi kuadrat. Jika kita faktorkan:
l0yr)(4
l0yr.t =
$0t
t.6
*:,:
(4
l0)2)
Faktor (4
'
)l+0,4y,-1.306=0
adalah
Persamaan
Y2= 2'12 m Efek yang cukup menarik ini mirip dengan getaran kejul tshock wave) yang terbentuk dalam atiran gas supersonik. Ini merupakan cara alam untu( menggerakkan sesuatu yang bergerak cukup cepat ke sesuatu yang bergerak jauh lebih lambat sambil i:,rjig., kontinuitas dan momentum. Sejumlah besar energi terbuang ketika terjadi perubahan mendadak melalui lompatan hidrolik inil besarnya dapat diketahui melatui persamaan energi.
4.1
Sebuah balon diisi dengan air di saat diameternya 50 cm. Jika laju aliran ke dalam balon adaah 200 galon/menit, berapakah laju pertambahan diameternya?
#=*(1"o') =4rR2#=to'#
Konversikan galon per menit menjadi m3/s 200 galon
= 0,01262 mr/s
Kedua persamaan di atas harus setara jika massa ingin dikonservasi (dalam kasus ini, volume terkonservasi karena air bersifat inkompresibel). Ini memberikan
I
4.2 Udara
diameter yang lebih kecil.
x o.so:
"
oi
= o.ot262 .'.
ff
= o.otzr
m/s
pada 40"C dan 250 kPa mengalir di dalam sebuah pipa berdiameter 32 cm pada 10 m/s. Diameter pipa berubah menjadi 20 cm dan densitas udara berubah menjadi 3,5 kg/m3. Hitunglah kecepatan di dalam pipa dengan
Persamaan kontinuitas (4. 15) digunakan
p,A,v,
prArv, ii - !r, =
prodil
,.
:.
v2=
or'rir.T,
,,
v^ '=
oi.r,_ 0.32i x 3.so = 'r = - p.d1 RT, ,. - 3.5 x 0.202 x 0.287 x 313
x lo = 28,5 m/s
60
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
IBAB
Perhatikan: Tekanan yang diberikan diasumsikan berupa tekanan alat ukur, sehingga 100 kPa harus ditambahkan untuk mengkonversikannya menjadi tekanan absolut. Tekanan dinyatakan datam kPa karena konstanta gas memiliki satuan kJ/ (ke'K). 4.3 Suatu cairan mengalir sebagai aliran seragam di dalam sebuah saluran persegi 2 cmx 4 cm. Aliran keluar melalui sebuah pipa berdiameter 2 cm dengan profil parabola. Jika kecepatan maksimum di dalam pipa adalah 4 m/s, berapakah kecepatan di dalam saluran persegi tersebut?
m.Profilkecepatan
r2)
Persamaan kontinuitas dari aliran inkompresibel (fluidanya berupa cairan) memiliki bentuk
Arv, = Io,u(r)2xr o,
Ioo'
40 000(0.012
r2t2ttr dr
di mana 2nr di dalam integral adalah luas diferensial yang dilewati aliran fluida. Persamaan di atas memberikan
tJ.ol'
x. 0.0 12 .
7)=
0.0
14
0.785 m/s
Sebuah turbin dirancang untuk mengambil energi dari sebuah sumber air yang mengalir melalui sebuah pipa berdiameter 10 cm pada tekanan 800 kPa dengan kecepatan rata-rata 10 m/s. Jika turbin tersebut 907o efisien, berapa energi yang dapat dihasilkan jika air dibuang ke atmosfer melaiui sebuah pipa berdiameter 20 cm? Laju aliran dan kecepatan di lubang keluar adalah Q
m/s
Tekanan di lubang keluar diasumsikan atmosfer, artinya, pz = 0. Persamaan energi diaptikasikan dan keluar dari turbin
di
pl
- iO6dx
Ws
0p8---'r--54
"' w s = 72 300 w
Ini adalah daya yang diambil dari air. Daya yang dihasilkan akan lebih kecil daripada ini dikarenakan adanya rugi-rugi melalui turbin yang diukur melalui tingkat efisiensi, jadi
di dalam suatu pipa ditentukan dengan menggunakan meter Ventttri yang ditunjukkan dalam Gbr. 4.12. Dengan menggunakan informasi yang diberikan di dalam gambar dan h = 4 cm, hitunglah laju aliran dengan mengasumsikan aliran seragam dan tidak terjadi rugi-rugi (asumsi-asumsi ini dapat diterima untuk aliran yang sangat turbulen).
6cm
Gambar 4.I2
Manometer ini memungkin tekanan-tekanan (yang diukur di garis tengah pipa) untuk saling dihubungkan melalui p1 + 9810
x z + 0,04 x
9810
9810 :.pt-pz=
4944Pa
Vrke V,
vz=
BAB 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
Persamaan energi kemudian digunakan untuk memperoleh
6t
v2,
2r
ata,,
2J7s2V1-
---zrjFr
v1 _ p4! =
9810
m3/s
:.
V, = 1,213 mls
4.6
memiliki kedalaman 25 cm dan lebar 350 cm dengan kecepatan ratarata 2,2 m/s. Jika bendungan tersebut dapat dibangun sehingga permukaan bebas berada 10 m di atas turbin, estimasikanlah keluaran daya maksimum yang dihasilkan turbin dengan efisiensi 88 persen. Laju aliran dari air yang mengalir melalui turbin adalah
Sebuah bendungan diusulkan untuk suatu aliran yang
h=*.#./,-'t #
W, =47Ws = 0,88
z,+hL
189
166 kW
4.7
Sebuah pompa digunakan untuk memompa air dari sebuah penampung ke tangki air seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.13. Kebanyakan pompa memiliki kurva pompa yang menghubungkan kebutuhan daya pompa dengan laju aliran, seperti yang diberikan dalam gambar tersebut. Estimasikanlah laju aliran yang dihasilkan oleh pompa. Koefisien rugi secara keseluruhan adalah K = 4.
H,
(m)
25
20
15 10
Gambar 4.13
Koeflsien ruginya adalah berdasarkan kecepatan rata-rata kedua permukaan air memiliki bentuk
di dalam pipa.
di
antara
Wp v/
fu #
p/
=r-t' - fr-
pl
vl
v2 ls +4 =
7r
xfr5,"z
Q'
Hp=15+26Q2
Persamaan energi sebagai berikut:
ini dan persamaan yang direpresentasikan oleh kurva pompa di dalam gambar diselesaikan secara simultan
Coba Q
: :
(Hp)",*^=
(Hp)"n"rgi (Hp)"n"rei
= =
15,3 m
16 m
4.8
Integralkanlah profil kecepatan yang tepat dan hitunglah energi kinetik yang dipindahkan oleh suatu aliran air yang memiliki profil parabola di dalam sebuah pipa berdiameter 4 cm jika laju alirannya adalah 0,005 m3/s. Profil parabola yang memillkiu= 0 di dinding di mana (1 - r2lO,O22'1. Laju alirannya adalah
adalah u(r)
= z*"*,
62
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
IBAB
O =l.utrtdA
)A
2tre."r,(ry'-
o'?")
..
&mak.
m./s
Laju energi kinetik diferensial yang mengalir melalui luas diferensial 2nr dr adalah
diintegralkan untuk menghasilkan
| ;v2 = )tp2ttr dr x
vtv2. lai
*E = J. )rp:-o,
,1r
t'tv:
1000n
l, t'( to:.,#)' , o,
]i"=
so
ro'ol
ry
cr
83
x roooz0 2$,005
lto,o22)4
lr,
(4.30.)
I a,iri' = lx
di
dalam pipa.
x 1000) x 42 = 80 J/s
mana kita telah menggunakan kecepatan rata-rata sebesar setengah dari kecepatan maksimum untuk profil parabola di
4.9 Sebuah
nozel dipasang pada sebuah selang berdiameter 6 cm akan tetapi nozel horizontal tersebut membelokkan air melalui sudut 90o. Lubang keluar nozel berdiameter 3 cm dan laju alirannya adalah 500 L/menit. Tentukanlah komponen-komponen gaya dari air pada nozel dan besamya gaya resultan yang dihasilkan. Tekanan di dalam selang adalah 400 kPa dan air keluar ke atmosfer.
PrAr
V\
Gambar 4.14
Pertama-tama, kita harus membuat sketsa volume kontrolnya karena di dalam soal tidak diberikan. Sketsa ini ditunjukkan dalam Gbr.4.l4. Volume kontrol menunjukkan air dengan komponen-komponen gaya dari nozel pada air. Kecepatankecepatannya dihitung sebesar
v. 'I = At
Tekanan
q-
0'50/60
nx0,032
= 2.95
m/s
Vz=4xVr=11,79nls
p,
diperoleh dengan menggunakan persamaan energi. Rugi-rugi yang terjadi di dalam aliran yang dipercepat akan
diabaikan:
fr = 1000 (rrn')-2ss
[lihat Pers. (4.34)] 20SN
)=u'''o'u
PtAt 65 150 x
- Fx = lr?(\-
YlJ
nx 0,032-Fx = -(0,50/60) x 1000 x 2,95 ".F,= f -Y.A, t;: = ntV, -K.) =,o.so)oor ),ooo x ll.7e = e8.2 N
a=
/"i
+ Fl, =
Gaya dari air pada nozel harus memiliki besar yang sama dan arah yang berlawanan dengan F, dan
tajam seperti ditunjukkan dalam Gbr.4.15. Tekanan sebelum dan sesudah ekspansi masing-masing adalah p1 dan p2. Tentukanlah ekspresi untuk rugi head yang disebabkan oleh ekspansi
BAB 4]
PERSAMAAN.PERSAMAAN INTEGRAL
63
Vt-
Control volume
PzAz
E
Gambar 4.15
tersebut
jika alirannya diasumsikan seragam. Catatan: Soal ini perlu menggunakan persamaan momentum. energi
dan kontinuitas.
Volume kontrolnya ditunjukkan dari ekspansi ke area di bagian hilir di mana aliran memenuhi area tersebut dan kecepatannya menjadi seragam lagi di seluruh luas Ar. Perhatikan bahwa tekanan adalah p, di seluruh area tepat di belakang ekspansi karena aliran berseparasi dengan streamline-streamline paralel dan kemudian berekspansi untuk memenuhi area tersebut. (Rugi head disebabkan oleh energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran di daerah separasi.) Persamaan momentum
memberikan
Ir tt r,
tix(v2,
- vh)
p1A2-
p\z=
pArvr(vr
- v1)
Pz-
er?
V',
= vrlv-
v1)
Pt T
- Vi
7g
Dengan memasukkan selisih tekanan yang diperoleh dari persamaan momentum akan diperoleh
n,=2\;v)-'+=q;1
Persamaan kontinuitas mengharuskan Vz
h,=('\
Koefisien rugi dalam Pers. (4.24'S adalah r( =
LfE
(I -
4.ll
Bilah pada sebuah pembersih salju menyekop salju basah melalui sudut 120' tapi miring ke satu sisi pada 30'. Jika salju memiliki densitas 500 kg/m3, berapakah daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan bilah pada 40 milijam jika menyekop lapisan salju dengan tebal 15 cm dan lebar 3 m?
Persamaan momentum (4.37) dituliskan untuk memperhitungkan komponen yang disebabkan oleh sudut samping (bilahnya
R,= -rit(Vrcos
Gl cos e
-V)
1)
30'-
1) = 31 150 N
di mana 0,447 mengkonversikan mil/jam menjadi m/s. Kita telah mengabaikan gesekan yang disebabkan oleh salju yang bergerak di atas bilah, yang nilainya kecil jika dibandingkan dengan gaya di atas, sehingga kecepatan salju relatif terhadap
bilah tetap konstan, artinya, V, = Vr. Maka dayanya adalah 31 150(40 x 0,447) = 557 000
atau 746 hp
Soal-soal Tambahan
4.12 4.13
Asumsi-asumsi apa saja yang diperlukan pada suatu aliran sehingga Pers. (4.3) dapat disederhanakan menjadi EF = ma? Buatlah sketsa ketiga volume #r, iz dan #3 lang ditunjukkan secara umum dalam Gbr. 4.1, dengan mengasumsikan kenaikan waktu singkat Ar untuk volume kontrol tetap dari (a) Sebuah nozel di ujung sebuah selang. (D) Sebuah balon yang sedang diisi udara (volume tetapnya adalah balon pada waktu r) (c) Sebuah balon yang sedang membuang udara (volume tetapnya adalah balon pada waktu t) (d) Sebuah sambungan 7 di dalam jalur pipa.
kecepatan
V dan vektor
satuan normal
ff pada setiap
area.
(a) Area permukaan bebas pada sebuah tangki air yang sedang dikuras.
(D) Area masuk dari sebuah turbin.
64
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
IBAB 4
(c) Dinding
sebuah pipa.
(d) Dasar sebuah kanal. (e) Area masuk ke sebuah penyaring silinder di sebuah saluran pembuangan.
4.15
Suatu segiempat mengelilingi sebuah airfoil dua dimensi yang stasioner. Segiempat tersebut berada pada suatu jarak ke airfoil pada semua sisinya. Buatlah sketsa kotak yang berisi airfoil tersebut dengan menunjukkan vektor kecepatan V dan vektor satuan normal fi pada keempat sisi dari segiempat tersebut. telah menggunakan
4.16 Kita
dalam melakukan penurunan transformasi sistem-ke-volume kontrol. Batasan-batasan apa saja yang memungkinkan persamaan ini? Mengapakah sisi kirinya berupa derivatif biasa sedangkan di sisi kanannya berupa derivatif parsial?
Kekekalan Massa
4.77 Aplikasikantah
Pers. (4.14) ke aliran di dalam pipa yang terbagi menjadi dua area keluar dengan densitas yang berbeda di setiap areanya dengan mengasumsikan aliran seragam di keseluruhan ketiga area.
sebuah pipa berdiameter 4 cm pada 20 m/s. Pipa membesar ke diameter 6 cm. Hitunglah laju aliran. fluks massa dan kecepatan di dalam bagian pipa yang berukuran lebih besar.
kedalaman 40 cm
di dalam
sebuah parit berdiameter 100 cm. Hitunglah laju aliran dan fluks massa jika
Udara pada 25'C dan 240kPa mengalir di dalam sebuah pipa berdiameter 10 cm pada 40 m/s. Berapakah laju aliran dan fluks massa di dalarn pipa? (Jangan lupa bahwa tekanan selalu berupa tekanan alat kecuali jika dinyatakan lainnya). Udara mengalir di dalam sebuah saluran berdiameter 20 cm pada 120'C dan 120 kPa dengan fluks massa 5 kg/s. Saluran bulat tersebut berubah menjadi saluran bujursangkat 20 cm di mana temperatur dan tekanannya masing-masing adalah 140"C dan 140 kPa. Tentukanlah kecepatan di kedua bagian saluran tersebut. Udara keluar dari sebuah balon berdiameter 100 cm melalui sebuah nozel berdiameter I cm. Jika tekanan Can temperatur di lubang keluar masing-masing adalah 110 kPa dan 22oC dan kecepatan keluarnya adalah 30 m/s, hitunglah laju aliran,fluks massa dan laju perubahan diameternya. mengalir di dalam sebuah pipa 4 cm pada 20 m/s. Pipa tersebut terbagi menjadi dua pipa, satu berdiameter 2 cm dan yang lainnya 3 cm. Jika 10 kg/s mengalir dari pipa berdiameter 2 cm, hitunglah laju aliran dari pipa berdiameter 3 cm.
4.22
4.23 Air
4.24 Air mengalir di dalam sebuah pipa 2 cm pada 10 m/s secara vertikal ke atas ke pusat dua piringan bundar horizontal yang dipisahkan 8 mm. Air mengalir keluar di antara kedua piringan tersebut dengan radius 25 cm. Buatlah sketsa susunan pipa./
piringan tersebut. Hitunglah kecepatan rata-rata dari air yang meninggalkan piringan-piringan tersebut. Selain itu, hitunglah kecepatan rata-rata dari air di antara piringan-piringan pada posisi di mana radius dari piringan adalah 10 cm.
4.25
Udara kecepatan tinggi pada 20'C dan 100 kPa absolut mengalir di dalam sebuah saluran pada 600 m,/s. Aliran mengalami perubahan mendadak (suatu gelombang kejut) ke 263 m/s dan 438oC tanpa adanya perubahan ukuran saluran. Tentukanlah fluks massa dan tekanan di hilir jika luas potongan lintang saluran tersebut adalah 500 cm2.
Parabola
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.16
sebuah pipa 12 cm dengan profil-profil kecepatan yang ditunjukkan dalam Gbr. 4.16. Kecepatan maksimum untuk setiap profil adalah 20 m/s. Hitunglah fluks massa, laju aliran dan kecepatan rata-ratanya. mengalir di dalam sebuah saluran persegi dengan tinggr 12 cm dan lebar 60 cm yang memiliki kecepatan maksimum 20 prof,l-profil yang ditunjukkan dalam Gbr.4.16. Asumsikan profil yang dimaksud terjadi di seluruh potongan'lintang dengan efek-efek ujung yang dapat diabaikan. Hitunglah fluks massa, iaju aliran dan kecepatan rata-ratanya.
m./s dengan
4.28
di dalam
A,
sebuah volume yang memiliki satu jalur masuk berdiameter 4 cm, dan Ar. Tentukanlah dm/dt dari spons tersebut jika
Al
BAB 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL (a) V, = 5 nrls, Q, = 0,002 m3/s dan rh3 = 2,5 kgls. (b) Vr= 10 m/s, iz= 1,5 kg/s dan 0: = 0,003 m3/s. G) if = 9,5 kg/s, Qz= 0,003 m3/s dan Vt = 12 nt/s.
65
, 4.2g
Sebuah spons berada di dalam sebuah volume yang memiliki satu jalur masuk berdiameter 4 cm. Aryangdimasuki aliran air dan dua jalur keluar berdiameter 2 cm, A, dan A,. Jlka dm/dt dari spons tersebut = 0,
(c) Tentukanlah V, jika Qz = O,OO2 m3/s dan ht = 2,5 kg/s. (b) Tentukanlah rit, jika Vr = 10 m/s dan O: = 0,003 m3/s. (c) Tentukanlah Q, jrka hr = 4.5 kg/s dan V: = 4 m/s.
u(Y)
Gambar 4.17
4.30
Udara atmosfer mengalir di atas sebuah pelat datar seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.17.Viskositas membuat udara melekat ke permukaan sehingga.rnembentuk suatu lapisan batas tipis. Estimasikanlah fluks massa h dat'tudara yang melintasi permukaan yang terletak 10 cm di atas pelat selebar 120 cm tersebut jika u(r) = 800).
sebuah streamline berada 5 cm di atas pelat datar dalam Gbr. 4.17 di bagian ujung depannya, berapa jauhkah jaraknya dari pelat tersebut di lokasi di mana z(y) = 800y?
4.31 Jika
dengan diameter
d,
(Adr=12cmdandz=5cm
4.33 Air
tersimpan di dalam sebuah menara besar yang memasok suatu kota. Jika puncak menara berada 30 m di atas lubang keluar di dasar menara, berapakah kecepatan maksimum yang dapat diharapkan di lubang keluar (ke atmosfer)? Bagaimanakah kecepatan maksimum ini jika dibandingan dengan sebuah batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama?
Sebuah jet kecepatan tinggi digunakan untuk memotong bahan-bahan padat. Estimasikanlah tekanan maksimum yang terbentuk pada bahan jika kecepatan yang keluar dari jet air adalah (d) 100 m/s, (b) 120 mls dan (c) 120 m/s.
10 cm dan
dz= 6 cm
4.34
4.35 UlangiSoal 4.5dengan(a)h= 5cm, (b) h=6cm, dan(c) ft=8cm 4.36 Integralkan prolil kecepatan yang tepat dan hitunglah laju energi kinetik yang dipindahkan oleh suatu aliran air yang memiliki
profil parabola di dalam sebuah saluran berukuran 2 cm x 1 5 cm jika laju alirannya adalah 0,01 2 m3/s. Periksalah perhitunganmu
dengan menggunakan Pers. (4.30) dengan
a=
1,5.
4.37
Koefisien rugi dalam Contoh 4.3 dinaikkan menjadi (a) 2,0, (b) 3,2 dan (c) 6,0. Ulangi soal tersebut. (Koefisien rugi bergantung terutama pada bahan pipa, misalnya plastik, tembaga, besi tempa, jadi nilainya dapat bervariasi cukup jauh). dipindahkan dari penampung dengan ketinggian permukaan 135 m ke penampung yang lebih rendah dengan ketinggian permukaan 25 m melalui sebuah pipa berdiameter 24 cm. Estimasikanlah laju aliran dan fluks massa yang melewati pipa jika koefisien di antara kedua permukaan adalah (a) 20, (b) 30, dan (c) 40 kecepatan
4.38 Air
4.39 Asumsikan aliran seragam di dalam pipa dalam Soal 4.18 dan hitunglah
penunjukkan manometer adalah h dan (a) 30 cm, (D) 25 cm, dan (c) 20 cm.
besar jika
diameter
l0
cm
Air
Gambar 4.18
66
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
Sebuah pompa yang 85 persen efisien digunakan untuk menaikkan tekanan air
JBAB 4
4.40
4.41 4.42
di dalam sebuah pipa 10 cm dari 120 menjadi 800 kPa. Berapakah kebutuhan daya kuda dari pompa untuk laju aliran (a) 0,015 m3/s, (b) 20Lls dan (c) 4000 galon/jam?
Sebuah turbin yang 90 persen efisien menerima air pada 400 kPa di dalam sebuah pipa berdiameter 16 cm. Berapakah keluaran daya maksimum jika laju alirannya adalah (a) 0,08 m3/s, (bt) 0,06 *3/s dun (c) 0,04 m3/s?
Udara memasuki sebuah kompresor pada25"C dan 10 kPa dengan kecepatan yang dapat diabaikan. Udara keluar melalui sebuah pipa berdiameter 2 cm pada 400 kPa dan 160'C dengan kecepatan 200 m/s. Tentukanlah besarnya perpindahan kalornya jika kebutuhan dayanya adalah 18 kW. Soal 4.7 jlka koeflsien rugi keseluruhan K adalah (a) 2,
4.43 Ulangi
(b)
8, dan
(c)
12.
Persamaan Momentum 4.44 Suatu angin kuat pada 30 m/s 4.45 4.46
bertiup langsung pada sebuah jendela 120 cm Estimasikanlah gaya angin pada jendela tersebut.
Sebuah selang berdiameter 10 cm menghantarkan 0,04 m3/s air melalui sebuah nozel berdiameter 4 cm. Berapakah besarnya gaya dari air pada nozel tersebut? Sebuah nozel 90o dengan diameter keluaran d dipasangkan ke sebuah selang berdiameter 3d dengan tekanan p. Nozel tersebut mengubah arah aliran air dari selang melalui sudut 90o. Hitunglah besarnya gaya dari air pada nozel jika (a') p = 200 kPa, d = 7 cm
4,47
Suatu lompatan hidrolik, yang digambarkan dalam Gbr. 4.19, dapat terjadi di dalam sebuah saluran tanpa adanya sebab yang jelas, seperli misalnya pada saat arus kencang mengalir dari gunung ke dataran rendah. (Ini beranalogi dengan suatu gelombang kejut yang terjadi di dalam aliran gas). Persamaan momentum memungkinkan kita untuk menghitung ketinggian di bagian hilir jika ketinggian di bagian hulu dan kecepatannya diketahui. Abaikan gaya gesekan di dasar dan dinding-dinding samping dan tentukanlah ]2 di dalam saluran segiempat tersebut jika
Gambar 4.19
Tentukanlah daya yang hilang di dalam lompatan hidrolik jika salurannya memiliki lebar 8 m di dalam
4.48
lompatan hidrolik, seperti dalam Gbr. 4.19, di dalam sebuah saluran segiempat dengan lebar 6 m sehingga V, Hitunglah V, dan daya yang hilang jika
4.50
Sebuah pipa yang menyalurkan air mengalami ekspansi mendadak (Gbr. 4.15). Jika tekanan di hulu adalah 200 kPa dan fluks massanya adalah 40 kg/s, tentukanlah tekanan di hilir, di mana alirannya diasumsikan seragam dan rugi head yang disebabkan
oleh ekspansi. Gunakan dimensi-dimensi berikut: h) d, = 4 cm dan dz= lO cm (b) dt = 4 cm dan dz= 8 cm
(c)
4.51
Sebuah jet air horizontal berdiameter 6 cm yang stasioner dan memiliki kecepatan 40 m/s menghantam sebuah pelat vertikal. Tentukanlah gaya yang dibutuhkan untuk menahan pelat tersebut jika pelat
(a) stasioner
(&) bergerak menjauhi jet pada 20 m/s (c) bergerak mendekati jet pada 20 m/s
BAB 4]
PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL
61
4.52
Sebuah jet air horizontal berdiameter 4 cm yang stasioner dan memiliki kecepatan 50 m/s menghantam sebuah kerucut dengan .sudut dalam di puncaknya sebesar 60'. Air keluar dari kerucut secara simetris. Tentukanlah gaya yang dibutuhkan untuk menahan kerucut tersebut (a) stasioner
jika kerucut
(b) hergerak menjauhi jet pada 20 m/s (c) bergerak mendekati jet pada 20 m/s
4.53
Sebuah perahu yang melaju pada 12 m/s mengambil 0,08 m3/s air dan membuangnya pada 24 m/s lebih cepat dari kecepatan perahu tersebut. Estimasikanlah gaya dorong yang dihasilkan dan daya yang dibutuhkan.
4.54 Deflektor
dalam Gbr. 4.4 mengubah arah dari sebuah lapisan air 60 mm Hitunglah komponen-komponen gaya dari air pada deflektor jika deflektor
60o.
.
4'55
(a) stasioner
(D) bergerak menjauhi jet pada 20 m/s (c) bergerak mendekati jet pada 20 m/s
10 jet air berdiameter 2 cm yang masing-masing memiliki sudut bilah cr, dan keluaran dayanya dengan mengasumsikan tidak terjadi rugi-rugi jika
vt = 40 m/s' Tentukanlah
h = 30o, ur= 45" dan vt = 20 ntls h = 20",ar= 50" dan Vr = 15 m/s h = 20", ur= 40o dan Va = 20 nJs (A h = 40"' ar= 35' dan VB = 20 r:t/s
dan penyebaran arus.
m2
4,56
Sebuah jet segiempat menghantam sebuah pelat stasioner seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.20. Hitunglah gaya F dan kedua fluks massa jika kecepatan V, yang keluar dari jet adalah (a) 20 n/s, (b) 40 m/s dan (c) 60 m/s. Abaikan semua gaya gesekan
.-.--.--.....----------..*
2cmx24cm
Vl
Gambar 4.20
4.57 Estimasikan gaya hambat pada pelat dalam Soal 4.30 sampai ke posisi di
ditunjukl<an.
68
PERSAMAAN-PERSAMA AN INTEGRAL
[BAB
4.27 (a) 180 kg/s,0,018 4.28 4.29 4.30 2,24 kgls 4.31 52.5 mm 4.32 (a)11;78
m3/s, 10
m/s
(r)
(c) 960 kg/s, 0,096 m3/s, 10 m/s (a) 2,33 kgls (b) 8,07 kg/s (c) 3,58 m/s (D 9,51 kgls
m/s,
108kPa
(D)40mls,750kPa
(b) 7200
(c)27,8 m/s,336kPa
4.33 2-1.3 m/s, sama 4.34 (a) 5000 kPa 4.35 (a) 0,01065 m3/s
(&) 0,01167
4.40 (a) 16,1 hp 4.41 (a) 28,8 kW 4.42 -3140 J/s 4.43 (a) 0,22 m3/s 4.44 1980 N {.45 2780 N 4.46 (a) 148 N 4.47 (a) 2,95 m 4.48 (a) 439 kW 4.49 (a) 7,6'7 m/s, 272 kW 4.50 (a) 336 kPa, 36,4 m 4.51 (c) 4524 N 4.52 (a) 421 N 4.53 30,9 hp 4.54 (a) 6480 N, 11 220 N 4.55 (a) 53,79", 108 hp
(d) 67,5', 113 hp
4.36 144 Jls 4.37 (a) 181,9 kPa 4.38 (a) 0,470 m3/s, 470 kg/s 4.39 (a) 8,58 m/s
(b)
lb)
116,6
(b) 21,6
21,ahp kw
(c) 4,51 hp
(c) 14,4 kW
(c) 0,19 m3/s
(b) 0,20
m3/s
(b) 106,7 N
(b) 2,51
N (c) 3,23 m
(c) 320
(d) 1795 N
(A
#7
(b) 1230 kW
(b) 6,26 m/s, 99,5 kW (b) 390 kPa, 29,2 m (c) 238 kPa, 5,73 m (c) 10 180 N (c) 825 N (c) 18 000 N, 31 200 N {c) 37,87', 17 hp
N (D) 151,5 N
(b) 1131 (b)'720 N, 1247 N (b) 31,2', 100 hp
4.56 4.57
tct
9,9 N
Persamaan Diferensial
: ::,:::it:
;i
ji iii
!.1
:i:
,:ffiii#ffiHULUAN ,'1,f*f.ry -persamaan diferensial yang diperkenalkan dalam bab ini seringkali diabaikan dalam mata kuliah pendahuluan.
,ip_4i4g*m persamaan yang diturunkan dalam bab-bab selanjutnya tidak membutuhkan persamaan-persamaan diferensial
,ffiffiil1ian diberikan dua metode untuk menurunkannya: satu dengan menggunakan persamaan-persamaan diferensial ngan menggunakan elemen-elemen diferensial. Dengan demikian bab ini dapat diabaikan tanpa mempengaruhi ,iA*: Pembelajaran kita. ,ll di mana integran-integrannya telah :i ,i,
dapat diaproksimasikan. Persamaan-persamaan diferensial parsial dibutuhkan untuk menyelesaikan *&antitas dalam integran-integran yang tidak diketahui, seperti misalnya distribusi kecepatan di dalam pipa .,llffi..$.i*Sbrsi tekanan pada airfoil. Persamaan-persamaan diferensial parsial juga dapat mengandung informasi yang :seperti misalnya titik separasi fluida dari suatu permukaan. i::'dil # persamaan diferensial parsial untuk suatu variabel dependen, kondisi-kondisi tertentu li!;,;i;;:{J..#,,il .menyelesaikan suatu :yang berarti, variabel independennya harus ditentukan pada nilai-nilai tertentu dari independen-independen
,-l!,filhtau
variabel-variabel independennya berupa koordinat-koordinat ruang (sepefti misalnya kecepatan di dinding i-kondisinya disebut kondisi-kondisi batas. Jika variabei independennya adalah waktu, kondisi-kondisinya .'6$$r ::,#.ffiiffiisi-kondisi awal. Soalnya sendiri secara umum disebut sebagai soal nilai batas. batas biasanya muncul dari satu atau lebih dari yang berikut: ;:,;*li;',$
,l#,,ffiti.F,&
"i
apapun, baik gas maupun cairan, melekat .t;iii,ii:r$iill,,ffirrdisi tak-selip dalam aliran kental. Viskositas menyebabkan fluida
$$.kondisi
perbatasan mengikuti kecepatan dari perbatasan tersebut. Dalam kasus perbatasan tersebut tidak bergerak.
mana viskositas diabaikan, ,i:;:lii:ittiiitl$gprponen kecepatan ke tegak lurus dalam aliran tak-kental. Dalam aliran tak-kental di vektor.kecepatan memiliki arah tangensial terhadap perbatasan di perbatasan tersebut, jika perbatasannya tidak
.
i
.. r .
1
oerDorl.
:
r
: :
1 p
!I
:1
::
: ; ! i;
r:
:i
liJ rr
:l
iii;iiir::'iii:iiilEl
nan di permukaan bebas. Untuk soal-soal yang melibatkan permukaan bebas, kondisi tekanan di permukaan
;iiill;illl,:llt**rs
tersebut diketahui.
separasi,
di
: : .'
'gslombang
.i,,k hgfdl
n kecepatannya pada r = 0. Jadi, soal-soal yang memerlukan penyelesaian persamaan-persamaan diferensial ijp-gffiif.ffi;illturunkan dalam bab ini adalah soal-soal yang membutuhkan kondisi-kondisi batas. fi;i{-persamaan diferensial dalam bab ini akan diturunkan dengan menggunakan koordinat-koordinat kartesian. ,ltiiri::i mudah untuk menyelesaikan soal-soal tertentu dengan menggunakan koordinat silindris atau sferis;
tliiiil::,I#1g#14!fuan tak-tunak, kondisi-kondisi awal perlu diketahui, misalnya, kecepatan awal pada suatu waktu harus pada / = 0. Untuk kebanyakan aliran tak-tunak yang ingin diketahui, sangat sulit untuk menentukan ii:r{5-}uifunya ;1
,i. fl$i#tr bmaan diferensial dalam kedua sistem koordinat tersebut diberikan dalam Tabel 5.1. :i.p*f. energi diferensial tidak akan diberikan dalam buku ini. Persamaan ini diperlukan jika terdapat perbedaan :::''li:ii$,# ':ji-j$h perbatasan atau jika efek-efek kekentalan sedemikian besar sehingga terbentuk gradien temperatur di rltetii i5fek-efek semacam itu dibahas dalam mata kuliah perpindahan kalor. iiffi3
69
10
PERSAMAAN DIFERENSIAL
[BAB
pu dy dz -
lr, * '* *)
di
dy dz + pv dx
dz- (0,
*'g ,t
ap
dt
dx crz =
@a* a, ae
(s.1)
di
mana
di
dtpul, D{pvl_
-_f
dx
dt,
---:
ls.2)
pu dy dz
(0".'*
a*) at a,
pv dr
d:.
Gambar 5.1 Volume kontrol inflnitesimal. Diferensiasikan produk-produknya dan masukan variasi ke arah z. Maka persamaan kontinuitas diferensialnya dapat
,o!,*
o(*.* . *)=
=o
(5.3)
Keempat suku pertama membentuk derivatif material [lihat Per. (3.11)] sehingga Pers. (5.3) menjadi
oJ,*rl*.X.*)
v=9i*!-i*3r. dx df
dz,
(5.4)
yang merupakan bentuk paling umum dari persamao, kortinuitos dife)ensialdalam koordinat kartesian. Persamaan kontinuitas diferensial ini seringkali dituliskan dengan menggunakan operator vektor
(5.5)
D,DJ
* pV'V = o
(s.6)
di mana vektor kecepatannya adalah V = ai + vj + wk. Skalar V.V disebut divergens dari vektor kecepatan.
Untuk aliran inkompresibel, densitas partikel fluida tetap konstan, artinya,
D!=dP*ud!*ro!**oP=o 'dv
Dt 0r'-'dx
dz
o.n
jadi densitas tidak harus konstan. Jika densitasnya memang konstan, seperti yang seringkali dijumpai, maka setiap suku
dalam Pers. (5.7) adalah 0. Untuk aliran inkompresibel, Pers. (5.4) dan (5.6) juga mengharuskan
P."d,rk
p,
-d4
di
BAB 5]
PERSAMAAN DIFERENSIAL
1t
(5.8)
d! *0^'
Tabel 5.1.
dx dy *4=o dz
atau
v.v=o
Persamaan kontinuitas diferensial untuk aliran inkompresibel dalam koordinat silindris dan sferis diberikan dalam
coNToH
titik
2.
5.1
Udara mengalir dengan kecepatan seragam di dalam sebuah pipa dengan kecepatan yang diukur di sepanjang garis tengah pada interval 4O cm reperti ditunjukkan dalam *trr. 5.2. Jika densitas di titik 2 adalah 1,2 kg{m3, estimasikanlah gradien densitas di
-a+
{l
)
64 m/s
-H
60 m/s
52 m/s
(1)
\--l
Gambar 5.2
Penyele*aiafll
berikut:
ini
disederhanakan sebagai
# * 'ofr*'#.
-li.
o(*.
52=
#t.#)=o '*=
=-t5m/(s.m)
-P*
Selisih tengah* (central dffirencel digunakan unruk mengaproksimasi gradien kecepatan dudx di titik 2 karena informasi diberikan di tiga titik yang adalah sebagai berikut:
4=M= dx- Lx AL = 0x
0.80
-Y
Estimasi terbaik dari gradien densitas, dengan menggunakan informasi yang diberikan. adalah
:)
t'a
(s.e)
Jadi ada enam komponen tegangan yang harus dihubungkan dengan tekanan dan komponen-komponen kecepatan. Hubungan-hubungan tersebut disebut sebagai persamaan-persamaan konstitutif; ini adalah persamaan-persamaan yang
tidak diturunkan akan tetapi diperoleh melalui pengamatan di laboratorium. Selanjutnya, aplikasikan hukum kedua Newton pada elemen dalam Gbr. 5.3, dengan mengasumsikan tidak ada tegangan geser yang bekerja ke arah z (kita akan menambahkannya belakangan) dan bahwa gravitasi bekerja hanya ke
arah z:
(o*
= pdxdy dz H
(5.10;
6u1tr,
Selisih depan (forward difference) akan menghasilkan Dlld.r. = (52 - 60)/0,40 = -20. Selisih belakang (backward difference) akan menghasilkan = (60 - 64)10,40 = -10. Selisih tengah memberikan aproksimasi terbaik.
72
PERSAMAAN DIFERENSIAL
[BAB
do", dr..
0r*
d**
)x
-ax
lo \"
ufi
dz
Dv
Dt
a:,
dr,,
-*
dy
dx
0y-
_ pDi#
(5.1 1)
Jo..
-=L +
a;-
p?;i
u* x.*=
dt
pDd
Dw
(s.12)
a;* a**6-p8=
Pp,
Dengan mengasumsikan bahwa suku gravitasi, pg dx dy dz, bekerja ke arah negatif z. balam banyak aliran, efek-efek kekentalan yang menimbulkan tegangan geser dapat diabaikan dan tegangan normal merupakan negatif dari tekanan. Untuk aliran-aliran tak-kental semacam itu, Pers. (5.12) mengambil bentuk
^Du YDr-
AP
(5.1J)
0x
-aP Ay
-*-
or
Dalam bentuk vektor [lihat Pers. (5.5)], ini menjadi persamaan Euler yang terkenal itu
Ps#=-vP-P{k
(s.14)
yang berlaku untuk aliran-aliran tak-kental. Untuk aliran tunak dengan densitas konstan, Pers. (5.14) dapat diintegralkan di sepanjang suatu streamline untuk menghasilkan persamaan Bernoulli [Pers' (3.25)].
BAB 5]
PERSAMAAN DIFERENSIAL
t7
Jika kekentalan memiliki efek yang signifikan pada aliran, Pers. (5.12) harus digunakan. Persamaan-persamaan konstitutif* menghubungkan tegangan dengan medan kecepatan dan tekanan; persamaan-persamaan tersebut tidak diturunkan akan tetapi dirumuskan melalui pengamatan-pengamatan di laboratorium. Untuk suatu fluida Newtoniant isotropik{.
perumusannya adalah
o,,=-p*zp*+rrv.v
o,, ).'' = -p
'.,=
u(*. *)
*)
(5'Isl
atas
,.,= ,(*,_
,r,=
o= -p "
* zlr P + iv.v
d7
u(,*. #)
Untuk kebanyakan gas, hipotesis Stokes dapat digunakan sehingga )" = -2N3. Jika tegangan-tegangan normal di
dijumlahkan, dihasilkan
(5.16)
yang menunjukkan bahwa tekanan merupakan rata-rata negatif dari ketiga tegangan normal dalam kebanyakan gas. termasuk udara, dan di semua cairan di mana V.V = 0. Jika Pers. (5.15) dimasukkan ke dalam Pers. (5.12) dengan menggunakan )'= -21il3, diperoleh hasil
p oi, = p
H=
*., (* .
.
u
.'r'],.
o.]n
p D;i = -u!,
("; . # .
urd')
. \ i; l** # * *) - o'
d'u\
di mana gravitasi bekerja ke arah negatif z dan fluida diasumsikan homogen** sehingga, sebagai contoh, d;ldx = 0. Akhirnya, jika aliran diasumsikan inkompresibel sehingga V .V = 0, diperoleh persamaan-persamaqn NayierStokes
p D# =
dz'l
d'v
...l
1)
dz')
\
(5.18)
ps
di mana arah z adalah vertikal. Jika kita memperkenalkan operator skalar yang disebut Laplacian, yang didefinisikan
\s.
t9)
dan mengulangi langkah-langkah yang menghasilkan Pers. (5.13) sampai Pers. (5.14), persamaan-persamaan Navier-Stokes
p#=-Yp+trtYzv+pg
Persamaan-persamaan Navier-Stokes dalam koordinat silindris dan sferis diberikan dalam Tabel 5.1
* konstitutif untuk koordinat silindris dan sferis ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Suatu fluida Newtonian memiliki hubungan laju tegangan-regangan yang linier. i Suatu fluida isotropik memiliki properti-properti yang indepenrlen terhadap arah di suatu titik. -. Fluida homogen memiliki properti-properti yang independen terhadap posisi
Persamaan-persamaan
(s.20)
74
PERSAMAAN DIFERENSIAL
[BAB
Silindris
Silindris o""= ,,
oee= o
Lflr*)*!fuae**=o
-p + 2u! oy
Du
,,,=r(r'!#.+ *)
.+) t* = tt(*. +'#l
t
Sferis
tl -p + 2tt \V 9;3
dv-
r)v Jv t,,=tt\d;.fr)
Silindris
* -':
-y,
+ ps, +r(v'u.-
i; -
O,,= -p
oee=
* 2y*
zp (, r*-e
P#=-#*rt,+,trv2u,
Dr- "Ar'
Dv,
do
dr
.+*l
(J%)
"T*)
*,o
dz'
rea=
tt
[''r'
,*
.r,*
Dv, P p-P
,l
,$
.,,=,,,[*o
=-,*Ps,
dn
* ., #(?)]
*r(v',.
p
? i# '*f"
fuag
,=,,r*)
D;
+
* pr,
pH
i4:+r:Y:
- r. .r5"u, o* r srn'0
ue
-t,
*r* ,r,
* r(v',, \
r:rr
r* .irff+#)
('*
D-.. a, Dt-',ar-
V ae- rsi, e
d , v5 a -0r a aO
;*
'*
'#) .
dQz
BAB 5]
PERSAMAAN DIFERENSIAL
15
CONTOH 5.2 Air mengalir dari sebuah penampung di antara dua pefat yang disusun. sangat berdekatan, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 5.4. Tuliskanlah persamaan-persamaan yang telah disederhanakan yang diperlukan untuk menentukan kecapatan keadaan runak dan distribusi tekanan di antara kedua pelat. Abaikanlah variasi z dalam distribusinya dan efek-elek gravitasi.
Jangan abaikan v(x.
)).
Gambar 5.4
Penyelesaian:
?,*?'+U=o dx dy dz
B,=,,!r*,$
*,/..
"f,
P '
l'* \ dx
*\I
dz.
u,vrJanpadalah
^1
"f, /
\u'
l.
p(,*.,#) = r(#. #)
ini tanipak, dan memang, cukup
sulit.
Untuk menentukan penyelesaian terhadap persamaan-persamaan dengan tiga variabel ini, kita perlu menggunakan kondisi takselip pada kedua pelat dan mengasumsikan kondisi-kondisi batas di iubang masuk, termasuk 410, y) dan v(0, -l). Bahkan untuk
g"o."t i y*g
sederhanalini, penyelesaian terhadap soal aliran di iubang masuk "uiup Harus dilakukan penyelesaian secara numerik.
CONTOH 5,3 tntegralkanlah Persamaan Euler (5.14) di sepanjang streamline yang ditunjukkan dalam Gbr. 5.5 untuk aliran tunak dengan densitas konstan dan tunjukkan bahwa yang dihasilkan adalah persamaan Bemoulli (3.25).
V=Vs
n
streamline
ft=
1t;,:
sir e
sin o
Gambar 5.5
Penyelesaian: Perrama-tama. buatlah sketsa suatu streamline umum dan tunjukkan koordinat-koordinat yang tegak lurus dan tangensial rerhadap streamline tersebut sehingga vektor kecepaunnya dapat dituliskan sebagai 14. seperti yang kita lakukan dataml Cbr. 3.10. Perrama-tama kita akan mengekspresikan DY/DI daltm koordinat-koordinat ini.
76
PERSAMAAN DIFERENSIAL
IBAB
,# =#.
di mana J3/?s adalah bukan nol karena
vektor ke arah
r*
f.*= vs ff.
ui*
il.
3 dapat berubah arah dari satu titik ke titik lainnya pada streamline: ini merupakan kuanritas Pengaplikasian prsamaan Euler di sepanjang sueamline (ke arah s) memungkinkan kita untuk menuliskan
pvNa,=_*_*#
mana kita mengacu ke Gbr. 5.5 untuk menuiiskan (ft), = a./a, Derivatif-derivatif parsial diperlukan karenakuantiras-kuantitas dapat berubah ke arah tegak lurus. Persamaan di atas dapat dituliskan
Di
*(4.0*Pr')=o
jika
densitas
ge = konstan
Ini
adalah persiunaan Bernoulli yang membutuhkan kondisi-kondisi yang sama seperti ketika dihrrunkan dalarn Bab 3.
Tiga persamaan Navier-Stokes skalar dan persamaan kontinuitas membentuk empat persamaan yang dapat digunakan
untuk menentukan empat variabel u, v, w dan p, jika diberikan kondisi-kondisi awal dan batas yang tepat. Persamaanpersamaan ini tidak linier yang disebabkan oleh suku-suku percepatannya, seperti misalnya udvld,- di sisi kiri, oleh karena itu, penyelesaian untuk persamaan-persamaan ini mungkin tidak unik, artinya, penyelesaian yang ditentukan dari persamaan-persamaan di atas mungkin bukanlah yang teramati di laboratorium. Sebagai contoh, aliran di antara dua silinder yang berotasi dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan-persamaan Navier-Stokes sehingga hasilnya berupa aliran yang relatif sederhana dengan streamline-streamline yang melingkar; penyelesaiannya dapat juga menjadi aliran dengan streamline-streamline yang menyerupai pegas ulir yang dililitkan pada silinder seperti sebuah torus, dan ada banyak lagi aliran-aliran kompleks yang juga merupakan solusi dari persamaan-persamaan Navier-Stokes. semuanya memenuhi kondisi-kondisi batas yang sama. Persamaan-persama'an momentum diferensial (persamaan-persamaan Navier-stokes) dapat diselesaikan dengan cukup mudah untuk beberapa geometri sederhana. Akan tetapi persamaan-persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan untuk aliran turbulen yang paling sederhana sekalipun; aliran turbulen bersifat sangat tidak tunak dan tiga dirnensi sehingga memerlukan ketiga komponen kecepatannya ditetapkan di semua titik di daerah yang diinginkan pada suatu waktu awal, misalnya / = 0. Informasi yang demikian hampir tidak mungkin diperoleh, bahkan untuk geometri yang paling sederhana.
Oleh karena itu, penyelesaian terhadap aliran-aliran turbulen diperoleh melalui eksperinren dan tidak dengan menggunakan persamaan-persamaan.
Po*=rv'zr+ff
di mana K adalah konduktivitas termal. Untuk aliran gas ideal inkompresibel, ini menjadi
Pro
(s.21)
H=u"'
(s.22)
K = ov'r
di mana a adalah difusivitas termal yang dideflnisikan a = Klpcn
(s.23)
BAB 5]
PERSAMAAN DIFERENSIAL
dalam sebuah aliran datar tertentu. bergantung hanya pada y melalui hubungan u(y) = Ay. Tentukanlah komponen y v(r, y) dari kecepatan jika v(x, 0) = 0.
Persamaan kontinuitas untuk aliran datar pada dua variabel ruang) mengharuskan
ini
(dalam aliran datar terdapat hanya dua komponen kecepatan yang bergantung
= 0 dan
5.2 Apakah
medan kecepatan
r'-=4ll--1,\cos0 r\t')"\l)z
Koordinat-koordinat
digunakan:
(r 0
e) adalah koordinat-koordinat silindris. Jadi, Tabel 5.1 memberikan persamaan kontinuitas yang
f,fiv',t.+*.uf=o
Masukkan komponen-komponen kecepatan ke dalam persamaan ini dan peroleh
Kontinuitas terpenuhi, jadi medan kecepatan ini merupakan aliran inkompresibel yang dimungkinkan.
5.3 Gunakan
persamaan-persamaan momentum diferensial untuk aliran seragam inkompresibel yang bergerak ke arah suatu pelat datar, misalnya, angin yang menerpa dinding vertikal, dan tentukanlah ekspresi untuk tekanan gradiennya. Asumsikan aliran datar di mana hanya komponen-komponen x dan y saja yang bukan nol dan efekefek kekentalan dan gravitasi diabaikan.
Pers. (5.18) disederhanakan sebagai berikut:
uP=
h' * ,a:\i- /,P. 4).i a*'* li= d)' - [ua: \ d* d)) \ o, qvl
5,4
Tunjukkan bahwa DulDt dapat dituliskan sebagai V.Vu untuk aliran tunak. Kemudian tuliskan ekspresi untuk DV/Dt.
Ekspansikan'-x*""=Vl,l;.;-Jl
Dt pt
di mana kita telah
menggunakan
dx
dy
\
* rP *, =, 3 dx d)'
v.vrj
+ V.vwk
dz
'#
D;i *
D;:. a;*= v
vui +
=V.V(ui+uj+wk)
= (v.v)Y
18
PERSAMAAN DIFERENSIAL
[BAB
5.5 5.6
f', *
\
* d.\'
a1) aari area atas elemen dan tunjukkan bahwa yang diperoleh adalah Pers. (5.2).
)
(, **Urrr)(" * $ar)a"ri
- Hrr)
Teorema divergens, juga disebut teorema Gaass, dituliskan dalam bentuk vektor sebagai
Jn
di
mana
iae = Jv n.rv
,"LrUuun A mengelilingi volume v. epttasikan
teorema
ini
ke
persamaan kontinuitas integral dalam Pers. (4.13) untuk aliran tunak dan turunkan Pers. (5.6).
di sepanjang sumbu
pipa dan nyatakan persamaan kontinuitas yang teiah disederhanakan. Aliran tunak inkompresibel sebuah fluida. seperti misalnya aliran berstrata air asin (seperti di dalam isthmus di antara sekelompok air tawar dan sekompok air asin). mengalir di dalam sebuah saluran di mana terdapat perubahan mendadak pada ketinggian dasar saluran (ini memungkinkan terjadinya u dan 1, yang bukan nol). Asumsikan tidak terjadi variasi ke arah z dan tuliskanlzLh kedua persamaan yang dihasilkan dari persamaan kontinuitas. (Eksperimen menunjukkan bahwa daerah stagnan dari fluida terjadi di depan suatu kenaikan ketinggian yang mendadak di dasar sebuah saluran di dalam aliran berstrata. Fenomena ini mengakibatkan penumpukan smctg dt Los Angeles pada saat angin berhembus ke arah kota, akan tetapi di kota New York yang populasinya lebih padat tidak terdapat penumpukan smog yang substansial. Di arah timur Los Angeles terdapat pegunungan sedangkan di bagian barat New York tidak ada.)
Suatu aliran isotermal terjadi di dalam.sebuah saluran. Tunjukkanlah bahwa persamaan kontinuitas dapat dituliskan sebagai
5.9
5.10
Dp
= pY.V
Suatu fluida inkompresibel mengalir secara radial (tidak ada komponen 0 atau @) ke dalam sebuah saluran pembuangan air yang kecil dan berbentuk bulat. Bagaimanakah komponen radial dari kecepatan harus bervariasi terhadap radius sebagaimana ditentukan oleh kontinuitas? komponen x dari vektor kecepatan adalah konstan dalam sebuah aliran datar, bagaimanakah komponen kecepatan tersebut?
5.11 Jika
y dari vektor
densitas dalam Contoh 5.1 jika (a) selisih depan digunakan dan (D) selisih belakang digunakan. Berapapkah persentase kesalahan untuk masing-masing, jika diasumsikan bahwa jawaban dalam Contoh 5.1 adalah benar?
Komponen x dari vektor kecepatan diukur pada tiga lokasi yang telpisah 8 mm pada garis tengah sebuah kontraksi yang simetris. Pada titikA, B dan C, pengukuran menghasilkan masing-masing 8,2,9,4 dan l1,l m./s. Estimasikanlah komponen _y dari kecepatan 2 mm di atas titik B di dalam aliran tunak, datar dan inkompresibel ini. suatu aliran datar. kedua komponen kecepatannya diberikan oleh
u(x' Y) = 8('r2 +
Berapakah
1'2;
tersebut p = 2 kglm3l
5.15
Medan kecepatan untuk suatu aliran datar tertentu (n. = 0) dari udara diberikan oleh
u(-r,
-i'.1
=x-1l', + -)'-
u(r,
-r'.1
-+u, .r- +
_'r'"
5.16 Jika a(x, )) = 4 + 2xl(-i + 1'21 di dalam suatu aliran datar inkompresibel, bagaimanakah v(x, y) jika r:(x, 0) = 0? 5.17 Jika y(x, .y) = 8 + 4y1(l + .y2) di dalam suatu aliran datar inkompresibel, bagaimanakah u(x, y) jika a(0, .y) = 0? 5.18 Komponen kecepatan vu= -(25 + l/l)cos 0. di dalam sebuah aliran datar inkompresibel. Tentukanlah r,,(r, 0) jika r,,(r, 0) = 0. 5.19 Komponen kecepatan v0= -25(1 + 1/l)sin 0 + 5Oli di dalam sebuah aliran datar inkompresibel. Tentukanlah u,.(r, 0) jika u,(r, 90') = 0.
BAB 5I
PERSAMAAN DIFERENSIAL
79
5.21 Jika
suatu aliran tunak fluida terjadi di sekitar sebuah silinder panjang, tiga persamaan apa sajakah yang dibutuhkan untuk menentukan medan kecepatan dan tekanannya jika efek-efek kekentalannya signifikan akan tetapi efek-efek gravitasinya tidak signifikan? Kondisi-kondisi batas apa sajakah yang akan terdapat pada silinder? Ekspresikan persamaan-persamaan tersebut dalam koordinat silindris. Mengaculah ke Tabel 5.1. suatu aliran tunak fluida terjadi di sekitar sebuah bola, tiga persamaan apa sajakah yang dibutuhkan untuk menentukan medan kecepatan dan tekanannya jika efek-efek kekentalannya signifikan akan tetapi efek-efek gravitasinya tidak signiflkan? Kondisi-kondisi batas apa sajakah yang akan lerdapat pada silinder? Ekspresikan persamaan-persamaan tersebut dalam koordinat silindris. Mengaculah ke Tabel 5.1. bahwa
5.22 Jika
ff
tunak.
Tentukanlah gradien tekanan Vp untuk aliran inkompresibel dalam Soal 5.15, dengan mengasumsikan aliran tak-kental dengan efek-efek gravitasi yang dapat diabaikan. Tentukanlah gradien tekanan Vp untuk aliran inkompresibel dalam Soal 5.2, dengan mengasumsikan aliran tak-kental dengan efek-efek gravitasi yang dapat diabaikan.
Sederhanakanlah persamaan Navier-Stokes yang tepat untuk aliran
z$)
di antara pelat-pelat paralel dengan mengasumsikan a = dan gavitasi ke arah e. Streamline-streamline diasumsikan paralel terhadap pelat-pelat sehingga v = w = 0.
Sederhanakanlah persamaan Navier-Stokes yang tepat untuk aliran di dalam pipa dengan mengasumsikan v" = vz(r) dan gavitasi ke arah z. Streamline-streamline diasumsikan paralel terhadap pipa sehingga vu = ].,, = 0.
dalam dari dua silinder konsentrik berotasi sehingga ye = vs(r) dan r. = 0. Persamaan-persamaan apa sajakah yang dibutuhkan untuk menentukan profil kecepatannya dengan mengasumsikan silinder-silinder tersebut vertikal? Masukkanlah persamaan-persamaan konstitutif (5.15) ke dalam persamaan-persamaan momentum (5.12) dan tunjukkanlah bahwa yang diperoleh adalah persamaan-persamaan Navier-Stokes (5.18), dengan mengasumsikan fluida inkompresibel homogen. Asumsikan bahwa suatu aliran tidak homogen, artinya, terjadi gradien temperatur di dalam aliran sehingga viskositasnya tidak konstan. dan tuliskanlah persamaan-persamaan momentum diferensial komponen x untuk aliran inkompresibel dengan menggunakan persamaan-persamaan konstitutif (5. 15). untuk melambangkan rata-rata negatif dari ketiga tegangan normal di dalam sebuah aliran gas di mana hipotesis Stokes tidak berlaku. Tentukanlah ekspresi untuk (p - p ).
5.31 Gunakanlahp
y2)
12) sin o
,4*&
12) cos 0
4=-! Dx dv
5.20
0o
-11 dx
**=,ff dun*.*-y=pH
soal yang diberikan
5.23 Lihatlah
5.11 v,= f(x) 5.12 0.4 kglm4,33,3Ea 5.13 0.36 m/s. 5.14 -32 kg/(m3.s)
P = u* OX rrv'
dp
az=P8,+11
d2u.
as*+i
1 0v.
s.28
+x=,(#.+*-
vo
12
y2)
,r,,i.iiii;ii,i.
i.;+?zz=
+j+st
dituliskan
Sekarang bagilah kedua sisinya dengan gzr. Maka persamaan tersebut dapat
:iitii'il+i,'J6itl1i ":::
,'1::.;i.;11jii,.tii', \.6,.2;
,lltf;:i'iit::.,", ., Perhatikan parameter-parameter non-dimensi, Vzlgz dan ptyz. yurg dan kuantitas pada model di dalam laboratorium semua sebuah diiakukan Setelah suatu analisis @il{*!1$ui telah diukur, perlu dilakukan prediksi terhadap kuantitas-kuantitas yang sama pada prototipenya, seperti &l : *ya yang dihasilkan oleh sebuah kincir angin dari pengukuran-pengukuran yang diperoleh dari model ya*$!{ffi#eeil,:: Keserupaan adalah studi yang memungkinkan kita untuk melakukan prediksi terhadap kuantitas-kuantitas yrddi$;i41*$$14i$il, pada sebuah prototipe melalui pengukuran-pengukuran pada sebuah model. Ini akan dilakukan setelah Sftffi!&as analisis dimensional yang memberikan panduan bagi studi terhadap model.
. ..: ..
dituliskan
. 't
BAB 6]
8l
V .-..._>
(6.J)
Untuk menampilkan hasil-hasil dari suatu studi eksperimental, gaya hambat dapat diplot sebagai fungsi dari Y untuk berbagai nilai radius R dengan menjaga variabel-variabel lainnya tetap. Kemudian plot kedua dapat menunjukkan gaya
hambat untuk berbagai nilai L dengan menjaga variabel-variabel lainnya tetap, demikian seterusnya. Plorplot tersebut dapat berbentuk seperti dalam Gbr. 6.2. Untuk memvariasikan viskositas dengan menjaga densitas tetap dan kemudian densitas dengan menjaga viskositas tetap memerlukan berbagai jenis fluida sehingga menjadi suatu studi yang sangat kompleks, bahkan mungkin tidak mungkin.
FD
Gambar 6.2 Gaya hambat versus kecepatan. (a) L, tt, p tetap dan (b) R, lt, p tetap. Hubungan aktual yang menghubungkan gaya hambat dengan variabel-variabel lainnya dapat diekspresikan sebagai suatu set parameter-parameter non-dimensi, seperti dalam Gbr. 6.2, sebagai
(6.4)
(Prosedur untuk melakukan ini akan diberikan selanjutnya). Hasil-hasil dari suatu studi yang menggunakan hubungan di atas biasanya lebih terorganisir dibandingkan dengan studi yang dicontohkan oleh kurva-kurva dalam Gbr. 6.2. Studi eksperimental membutuhkan hanya beberapa model berbeda, masing-masing dengan rasio R/l yang berbeda-beda, dan hanya satu fluida, apakah udara ataukan air. Mengubah-ubah kecepatan dari fluida yang mendekati model, suatu hal yang mudah dilakukan, dapat mengubah kedua parameter non-dimensi lainnya. Plot dari f o\pV2n\ versus pVRlpr untuk beberapa nilai dari RIL akan memberikan hasil-hasil dari studi tersebut. Sebelum kita masuk ke dalam detail pembentukan parameter-parameter non-dimensi dari Pers. i6.4.1. kita akan meninjau ulang dimensi-dimensi pada kuantitas-kuantitas yang diinginkan dalam mekanika fluida. Banyak kuantitas memiliki dimensi-dimensi yang jelas, akan tetapi beberapa dimensi lainnya tidak terlalu jelas. Han.va terdapat tiga dimensi dasar karena hukum kedua Newton dapat digunakan untuk menghubungkan dimensi-dimensi dasar tersebut. Dengan menggunakan F, M, L danT sebagai dimensi untuk gaya, massa, panjang dan waktu, kita lihat bahwa F = ma mengharuskan dimensi-dimensi tersebut saling berhubungan melalui
F=
Kita memilih menggunakan sistem M
M+
T'
(.6.s)
L 7} dan Pers. (6.5) untuk menghubungkan F dengan M, L dan temperatur diperlukan, seperti halnya dalam aliran suatu gas kompesibel, suatu persamaan keadaan, misalnya
Jika
p=pRT
dapat diekspresikan secara dimensional sebagai
(6.6)
aSistemF-L-Tdapatjugadigunakan.MenggunakansistentM-L-Thanyalahsuatupilihansaja.
82
IBAB
rRZr=
rplpt=##=ryf #=#
di mana tanda kurung berarti "dimensi dari". Produk RZ tidak memasukkan dimensi-dimensi tambahan.
Ini
6.n
Tabel 6.1 diberikan untuk membantu memilih dimensi-dimensi yang tepat untuk kuantitas-kuantitas yang diinginkan.
akan menyederhanakan pembentukan parameter-parameter non-dimensi. Dimensi-dimensi yang ditampilkan hanya untuk
T, karena sistem inilah yang akan digunakkan dalam menyelesaikan soal-soal dalam bab ini. Hasil-hasil - L - T, jika memang ingin digunakan. Teorema Buckingham n digunakan untuk membentuk parameter-parameter non-dimensi, jika diketahui suatu hubungan fungsional seperti misalnya Pers. (6.3). Tuliskanlah variabel utama yang diinginkan sebagai suatu fungsi umum, seperti misalnya
sistem
-L-
xt = f({2, x1,
x4,
..., xil)
(6.8)
di mana m adalah jumlah total variabel. Jlka m adalah jumlah dimensi-dimensi dasar, biasanya 3, teorema Buckingham z mengharuskan (n - m) kelompok-kelompok variabel non-dimensi, suku-suku ru, berhubungan melalui
tt, = fr(tc2,
dimana
7h,..., |Tn*n)
(6.e)
z, dipilih untuk menyimpan variabel dependennya [ini adalah F, dalam Pers. (6.3)] dan suku-suku n lainnya menyimpan variabel-variabel independen. Harus diperhatikan bahwa suatu hubungan fungsional tidak dapat menyimpan suatu dimensi tertentu hanya dalam satu variabel; misalnya, dalam hubungan v = f(d, /, p), densitas p tidak dapat terjadi karena merupakan satu-satunya variabel yang menyimpan dimensi M, jadi M tidak memiliki kemungkinan dicoret untuk membentuk suatu suku zr non-dimensi.
Langkah-langkah yang diikuti ketika mengaplikasikan teorema Buckingham
adalah:
1.
Tuliskanlah variabel dependen sebagai suatu fungsi dari (n - 1) variabel independen. Langkah ini memerlukan pengetahuan mengenai fenomena yang sedang diamati. Semua variabel yang mempengaruhi variabel dependen harus dimasukkan dan semua variabel yang tidak mempengaruhi variabel dependen tidak boleh dimasukkan. Dalam kebanyakan soal, hubungan ini akan diberikan.
Tabel 6.1 Simbol-simbol dan Dimensi-dimensi dari Kuantitas-kuantitas yang diinginkan Dalam Sistem M-L-T
Kuantitas
Panjang Massa
Simhol
Simbol
L M LlT
O
Waktu
Kecepatan Percepatan
Kecepatan sudut
Gaya
Gravitasi
Laju aliran
Fluks massa
Tekanan
Stress
L3IT
MIT
MILT2
MILT, MIL,
Densitas
Berat spesifik
Usaha
ML'IT'
MIL2T2
MILT
Lr/r
w o
ML2IT3
Fluks kalor
Tegangan permukaan
ML2/73
Mlr'
M/LT"
Modulus bulk
BAB 6]
83
2.
Kenalilah m yariabel, variabel-variabel berulang yang dikombinasikan dengan variabel-variabel lainnya untuk membentuk suku-suku tt. m variabel ini harus memiliki dimensi=dimensi dasar yang ada di dalam n variabel dari hubungan fungsional yang dimaksud, akan tetapi tidak boleh membentuk suku n non-dimensi secara terpisah. Perhatikan bahwa sudut adalah non-dimensi, jadi bukan merupakan kandidat sebagai variabel berulang.
Gabungkan setiap dari (n
3. 4.
Tuliskanlah suku z yang menyimpan variabel dependen sebagai suatu fungsi dari suku-suku
lainnya.
Langkah 3 dilakukan melalui pengamatan ataukah prosedur aljabar. Metode pengamatan akan digunakan dalam sebuah contoh. Untuk mendemonstrasikan prosedur aljabar, kita akan membentuk suku z dari variabel U R,, p dan p. Ini
(6.10)
ro = (+)"
(6.1 1)
Dengan mencocokkan pangkat pada setiap dimensi dasar diperoleh sistem persamaan
(6.12)
c=-d
Maka suku
a=-d
n-lt - \vnpl "
b=-d
I
(6.13)
fi dituliskan
sebagai
lu\d
(6.r4)
Suku zr ini adalah non-dimensi terlepas dari nilai dari d. Jika kita menginginkan V di dalam penyebut, gunakan d = jikakitamenginginkanVdidalampembilang,gunakand=-l.Gunakand=-lsehingga VRo
Lt
li
(6.1s)
Misalkan hanya ada satu suku fi yang dihasilkan dari analisis. Suku n tersebut hkan sama dengan suatu konstanta yang akan ditentukan melalui eksperimen. Akhirnya, perhatikan suatu hubungan fungsional yang sangat umum antara perubahan tekanan Ap, panjang /, kecepatan V, gravitasi g, viskositas tr1, densitas p, kecepatan suara c, tegangan permukaan o dan kecepatan sudut f2. Semua variabel ini mungkin tidak mempengaruhi suatu soal, akan tetapi menarik untuk mengamati hubungan terakhir dari suku-suku non-dimensi. Analisis dimensional dengan menggunakan V, I dan p sebeagai variabel-variabel berulang memberikan
hubungan
plv2 an \
o'Vl
(6.16)
Setiap suku yang muncul di dalam hubungan ini merupakan parameter yang penting dalam situasi-situasi aliran tertentu. Suku non-dimensi dengan nama umumnya diurutkan sebagai berikut:
Lp =Eu pv2
v
\,8
=Fr
=Re
Pl!
lt v
c
(6.1D
-M
=We =St
uv' o
o/
V
Bilangan Strouhal
E4
IBAB
di atas ingin diketahui dalam suatu aliran tertentu; hampir tidak mungkin bahwa efek-efek kompresibilitas dan tegangan permukaan akan mempengaruhi aliran yang sama. Walaupun demikian, bilangan-bilangan ini adalah parameter-parameter non-dimensi utama di dalam studi mekanika fluida. Bilangan Euler ingin diketahui dalam kebanyakan aliran, bilangan Froude dalam aliran-aliran yang memiliki permukaan bebas di mana gravitasi signifikan (misalnya, pergerakan gelombang), bilangan Reynolds di daiam aliran-aliran di mana efek-efek kekentalan menjadi penting, bilangan Mach di dalam aliran-aliran kompresibel, bilangan Weber di dalam aliran-aliran yang dipengaruhi oleh tegangan permukaan (misalnya, semprotan yang mengandung butiran-butiran) dan bilangan Strouhal di dalam aliran-aliran di mana rotasi atau pergerakan periodik memegang peranan. Setiap biiangan ini, dengan pengecualian bilangan Weber (efek-efek tegangan permukaan tidak memiliki aplikasi teknik yang penting), akan muncul di dalam aliran-aliran yang dipelajari dalam bab-bab selanjutnya. Catatan: bilangan Froude seringkali didefinisikan V2llg; ini tidak akan mempengaruhi
Tidak semua bilangan
penyelesaian soal-soal.
CONTOH
6.1
di
rata V. diameter pipa D. ketinggian rata-rata e dari elemen-elemen kekasaran pada dinding pipa. densitas uida p dan viskositas uida trr. Tuliskanlah suatu hubungan antara penurunan tekanan clan variabel-variabel lainnya. karena merupakan variabel Penyelesaian: Peflama-tama. pilihlah variabel-variahel berulangnya. Jangan nremilih dependennya. Pilihlah salah satu saja dari antara D, L dan e karena semuanya sama-sama memiliki dimensi panjang. Pilihlah valiabel-variabel yang dianggap+ paling mempengaruhi penurunan tekanan: V. D d,an p. Selanjutnya. ruliskanlah dimensi pada setiap variabel tTabel 6.1):
lp
tD)=L Lef=L
tel=# til={,
f
Pertama-tama, gabungkan Lp, V D dan p ke dalam subuah suku n Karena hanya Ap dan p yang rnemiliki dimensi M, keduanya di dalam penyebut sehingga V'harus berada di dalam pembilang jadi harus muncul sebagai sebuah rasio \plp. lni menempatkan dapat dicoret. Akhimya. periksalah L: ada L dj dalam pembilang.jadi D harus berada di dalam penyebut sehingga memberikan
ft,
Suku n yang kedua diperoleh dengan menggabungkan memiliki dimensi panjang. suku z kedua adalah
An
pa_vro,
dan
p. Karena baik
maupun D
= "z-D
7t"
* _L
_"^
Suku n yang ketiga tlihasilkan dari menggabungkan e dengan variabel-variabel berulang. e memiliki dimensi panjang jadi suku
n ketiga adalah
- _e "l-D
Suku n yang terakhir dipcroleh dengan menggabungkan m dengan V. D dan p. lt dan p dua-duanya memiliki dimensi M sehingga harus membentuk rasio pl1t. lni menempatkan I di dalam pembilang sehingga mengharuskan V berada di dalam pembilang. lni menempatan L di dalam penyebut sehingga D harus muncul di dalam pembilang. Jadi suku p yang terakhir aclalah tr' Ekspresi yang terakhir menghubungan suku-suku zr sebagai
= "u
gVD
x, = flttr, nr.
atau dengan menggunakan variabel-variabel
ro)
Jika
dipilih sebagai variabel berulang, hanya akan menggantikan D karena memiliki dimensi yang sama.
BAB 6l
85
Aplikasi dari keserupaan didasarkan pada tiga tipe similaritas. Peftama-tama, suatu model harus berbentuk serupa dengan prototipenya, artinya, rasio panjang harus konstan titik-titik yang bersesuaian pada model dan prototipe. Sebagai contoh, jika rasio panjang dari model dan prototipenya adalah ,t, maka setiap rasio panjang yang lain adalah ), juga. Jadi rasio areanya menjadi t dan rasio volumenya adalah i3. Ini adalah similaritas geometrik. Yang kedua adalah similaritas dinamik: semua rasio gaya yang bekerja pada elemer.r-elemen massanya masing-masing di dalam aliran model dan prototipenya adalah sama. Ini dihasilkan dengan menyamakan bilangan-bilangan non-dimensi yang tepat dari Pers. {6.\7). Jika efek-efek kekentalan berpengaruh, bilangan-bilangan Machnya disamakan; jika gravitasi mempengaruhi aliran, bilangan-bilangan Froudenya disamakan; jika kecepatan sudut mempengaruhi aliran, bilangan-bilangan Strouhalnya disamakan dan jika tegangan permukaan mempengaruhi aliran, bilangan-bilangan Webernya disamakan. Semua bilangan ini dapat ditunjukkan sebagai rasio gaya-gaya, jadi menyamakan bilangan-bilangan ini di dalam suatu aliran tertentu sama saja dengan menyamakan rasio-rasio gaya di dalam aliran tersebut. Tipe similaritas yang ketiga adalah similaritas kinematik; rasio kecepatannya adalah sama antara tidk-titik yang bersesuaian di dalam aliran di sekitar model dan prototipe. ini dapat ditunjukkan dengan memperhatikan rasio gaya-gaya
inersial, dengan menggunakan gaya inersial sebagai
(6.18)
\6.19t
yang menunjukkan bahwa rasio kecepatan adalah konstan antara titik-titik yang bersesuaian jika rasio panjangnya adalah konstan, artinya, jika terdapat similaritas geometrik (kita asumsikan rasio densitas p*lprkonstan antara titik-titik yang bersesuaian di dalam kedua aliran). Mengasumsikan terdapat similaritas menyeluruh antara model dan prototipe, kuantitas-kuantitas yang dicari sekarang dapat diprediksi. Sebagai contoh, jika gaya hambat diukur pada aliran di sekitar sebuah benda di mana efek-et-ek kekentalan memainkan peranan penting, rasio gaya-gayanya [lihat Pers. (6.18)] adalah
(F). * p*v'*l; _ tFnt, pfllRasio kecepatan akan diperoleh dengan menyamakan bilangan-bilangan Reynoldsnya.
(6.20)
Re = Re "-r
P'nv*! u'
p^ =
P'.l/'
l1p
(6.21 )
Jika rasio panjang, skalanya, diberikan dan fluida yang sama digunakan untuk pada model dan prototipenya. gaya yang bekerja pada prototipe dapat diperoleh. Gaya tersebut adalah
(F o)p
= (Fo),,|?rf
eY
=(Fo)*ef
VI =
(Fo),n
(6.22)
yang menunjukkan bahwa, jika bilangan Reynolds mengatur studi model dan fluida yang sama digunakan pada model dan prototipenya, gaya pada model adalah sama dengan gaya pada prototipe. Perhatikan bahwa kecepatan di dalam studi modei adalah kecepatan di dalam prototipe dikalikan dengan rasio panjangnya sehingga kecepatan modelnya dapat
menjadi sangat besar. Jika bilangan Froude yang mengatur studi, kita akan memiliki
v2 v:
(6.23)
Jadi gaya hambat pada prototipe, dengan g,, = gp, akan menjadi
(F,t, =
(Fil,(',;f
= V dV/ris
ef =
(F,)*lJ(if
,F,,,,,(I)'
6.24)
86
[BAB
Ini adalah situasi untuk studi model sebuah kapal. Bilangan Reynolds tidak digunakan walaupun gaya hambat kental yang bekerja pada kapal tidak dapat diabaikan. Kita tidak dapat memenuhi bilangan Reynolds dan bilangan Froude sekaligus di dalam suatu studi jika fluida yang sama digunakan dalam studi model seperti yang digunakan pada aliran prototipenya; studi model kapal selalu menggunakan air sebagai fluidanya. Untuk memperhitungkan gaya hambat kentalnya, hasil-hasil dari studi model yang berdasarkan bilangan Froude disesuaikan dengan menggunakan pengubah-pengubah Qnodifier) industrial yang tidak dibahas dalam buku ini.
CONTOH 6.2 Sebuah desain cerdas bagian depan sebuah kapal akan diuji di dalam bak air. Gaya hambat sebesar 12.2 N terukur pada model berskala l:20 jika ditarik pada kecepatan 3,6 m/s. Tentukanlah kecepatan yang sesuai dari kapal prototipenya dan gayi hambat yang diantisipasi.
Penyelesaian: Bilangan Froude mengatur studi model kapal karena efek-efek gravitasi (pergerakan-pergerakan gelombangl
jauh lebih signifikan dibandingkan efek-efek viskositas. Oleh karena iru.
'
vn=
v'
lr
tr',' =
m/s
Untuk menentukan gaya hambat pada prototipenya, rasio gaya hambat disamakan dengan rasio gaya gravitasi (rasio gaya inersial dapar digunakan tapi rasio gaya kental tidak karena gaya-Eaya kental telah diabaikan).
p,nvzo,l:
.'.'(Fp)r=
di
mana kita menggunakm rr go p/z karena air laut dan air tawar memiliki densitas yang hampir sama. Hasil-hasil di atas dapat = dimodifikasi berdasarkan faktor-faktor yang telah dilembangkan untuk memperhitungkan gaya hambat kental pada kapal.
Sebuah pompa besar yang menghantarkan 1,2 m3/s air dengan kenaikan tekanan 400 kPa diperlukan untuk diuji pada sebuah pompa lebih kecil yang berskala l:4. Estimasikaniah laju aliran dan kenaikan tekanan yang diharapkan dalam studi model tersebut, Jika daya yang dibutuh-kan untuk mengoperasikan model pompa terukur sebesar 8000 kW. berapakah besarnya daya yang dapat diantisipasi unruk mengoperasikan pompa prototipenya?
CONTOH
6.3
Penyelesaian: Untuk
Reo= Re,
dengan mengasumsikan u, =
,, ry =W ,** +^=Z
,2
u. untuk air
i= 4
.'. tu,=
Rasio dayanya diperoleh dengan menggunakan daya sebagai gaya dikalikan dengan kecepatan; ini memberikan
P,vi|ovo
P^Y2^12*v,
*^(4;\'
\ pt
adalah hasil yang tidak diperkirakan. Ketika menggunakan bilangan Reynolds untuk mengarah suatu studi model, daya yang terukur pada model melebihi daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan prototipenya karena tekanan-tekanan pada model jauh lebih besar. Perhatikan bahwa dalam contoh ini bilangan Euler akan digunakan untuk memberikan kenaikan tekanan model sebesar
pnv=o Lpp _ 'ilf,f lrt"\= * .---.:. AUC x 4? = 64oo kPa :. Ap,o= i' L'P''= Ap, *'\;)= = l* I = 4oo
Untuk alasan ini dan pengamatan bahwa kecepatan pada model jauh lebih besar. studi-studi model tidak umum dilakukan unluk situasi-situasi (misalnya, aliran di sekitar mobit) di mana bilangan Reynolds merupakan parameter pengarahnya.
BAB 6l
87
CONTOH 6,4 Kenaikan tekanan dari arus bebas ke suatu lokasi tertentu di permukaan sebuah model roket terukur sebesar 22kPa pada keeepatan angiil 1200 kmljam. Terowongan angin dijaga pada 90 kPa absolut dan 15"C. Berapakah keceparan dan
kenaikan tekanan.pada prototipe roket pada ketinggian 15 km?
Jadi.
"roFn
vo=
v.lfi=
,r*W
22
= ro4r
km/jam
Gaya tekanan adalah LpA = Lpl2 iadi rasio terhadap gaya inersial dalam Pers. (6.18) adalah bilangan Euler, LplpV2. Dengan menyamakan bilangan-bilangan Eulernya kenaikan tekanan diperoleh sebesar
12,3
,
x
go
6.1
Tuliskanlah dimensi-dimensi dari suku energi kinetik f,mvz dalam sistem satuan F Dimensi-dimensi pada mV2 adalah
T.
[mv21=M4=rT*=rr TZ LT'
di
mana M = FT2IL diperoleh dari hukum kedua Newton yang dituliskan m = F/a. Satuan-satuan pada FL dalam sistem 51 adalah N'm, sebagaimana diharapkan. Dengan menggunakan sistem satuan M L Z adalah (kg.m2)/s2, yang setara dengan N.m.
- -
6.2 Kecepatan
V dari sebuah beban ketika menyentuh lantai diasumsikan bergantung pada gravitasi g, ketinggian /z dari tempatnya dijatuhkan dan densitas p dari beban tersebut. Gunakan analisis dimensional dan tuliskan hubungan antara variabel-variabelnya.
Dimensi-dimensi dari setiap variabel dituliskan sebagai
tv=+
Karena M muncul hanya di dalam satu variabel, variabel p tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam hubungan yang diinginkan. Ketiga suku lainnya digabungkan untuk membentuk suku lt tunggal; ini dibentuk dengan mengamati bahwa I muncul hanya di dalam dua variabel, jadi V2 berada di dalam pembilang dan g di dalam penyebut. Dimensi panjang kemudian dicoret dengan menempatkan fu di dalam penyebut. Suku n tunggal tersebut adalah
trl -
v2 sh
Karena suku a ini bergantung pada semua suku a lainnya dan yang lainnya tersebut tidak ada, maka suku ini pasti merupakan suatu konstanta. Jadi, kita menyimpulkan bahwa
v = C^[ii
Suatu eksperimen sederhana akan menunjukkan bahwa C = "12 Kita lihat bahwa analisis dimensional menyingkirkan kemungkinan bahwa kecepatan terjun bebas, dengan mengabaikan efek-efek kekentalan (artinya, gaya hambat), bergantung pada densitas dari bahan (atau beban).
6.3
Sebuah desain mobil baru diusulkan. Proposal tersebut mengusulkan dilakukannya studi pada model l:5 untuk mengkaji desain tersebut pada kecepatan 90 kmijam. Berapakah kecepatan yang harus dipilih untuk studi model dan berapakah gaya hambat yang dapat diharapkan pada prototipenya jika gaya sebesar 80 N terukur pada model? Bilangan Reynolds akan menjadi parameter pengaturnya. Bilangan ini mengharuskan v^1,
"'
I . \/ vm =vrlk=
9o x 5 = 450 km/jam
Kecepatan yang tinggi ini akan menyebabkan munculnya efek-efek kompresibilitas. Jadi, apakah suatu model yang lebih besar harus dipilih ataukah prototipe harus dibatasi pada kecepatan yang lebih rendah.
88
IBAB 6
=(F,). = se y
Harus diperhatikan bahwa untuk aliran-aliran dengan bilangan Reynolds tinggi, aliran di sekitar benda-benda tumpul seringkali menjadi independen terhadap bilangan Reynolds, seperti terlihat dalam Gbr. 8.2 untuk aliran di sekitar sebuah bola untuk Re > 4 x 105. Ini mungkin kasus yang sama untuk aliran di sekitar sebuah mobil. Selama 1Re). > 5 x 105 keceparan berapapun dapat dipilih untuk studi model. Jika modelnya memiiiki lebar 40 cm, maka kecepatan 100 km/jam dapat dipilih; pada kecepatan tersebut, bilangan Reynoldsnya, yang bergantung pada lebar, adalah Re = V.l^lvo, - (100 5 000/3600) x0,111,6 x 10 = 7 x 105. Ini jelas merupakan kecepatan yang dapat diterima. Jelaslah bahwa pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk studi-studi semacam ini.
Soal-soal Thmbahan
6.4 6.5
Vf sehingga dengan demikian mengekspresikan persamaan Bernoulli (6.1) sebagai sekelompok suku-suku non-dimensi. Identifikasikanlah parameter-parameter non-dimensi yang masuk di dalamnya.
(rf viskositas
-L- I
digunakan, pilihtah dimensi-dimensi pada setiap yang berikut: (tz) fluks massa, (&) tekanan, (c) densitas, dan (e) daya.
(a) Kecepatan V, panjang l, gravitasi g dan densitas p (&) Kecepatan V, diameter D, densitas p dan viskositas ,u (c) Kecepatan % densitas p, diameter D dan viskositas kinematik v
g, diameter d, dan viskositas (e) Kecepatan sudut Q, viskositas p, jarak b dan densitas p (fl Daya IV, diameter d, kecepatan V dan kenaikan tekanan Ap
(@ Kecepatan sudut
f),
percepatan gravitasi
pt
6.7 6.8
Variabel apakah yang tidak dapat mempengaruhi kecepatan jika diajukan bahwa kecepatan bergantung pada diameter, panjang, gravitasi kecepatan rotasi dan viskositas? Sebuah benda jatuh dengan bebas di dalam suatu aliran kental. Hubungkanlah kecepatan terminal V dengan lebarnya w, panjangnya 1, gravitasi 6 dan densitas fluida p dan viskositas p. Hubungkanlah kecepatan terminal dengan variabel-variabel yang lain. Pilihlah (a) w, g dan p sebagai variabel-variabel berulang dan (b) l, g dan p sebagai variabel-variabel berulang. Tunjukkanlah bahwa hubungan untuk (a) adalah setara dengan untuk (b)'
6.9
6.10
Diajukan bahwa kecepatan V yang keluar dari sebuah lubang di sisi sebuah tangki terbuka bergantung pada densitas p dari fluida, jarak 11 dari permukaan dan gravitasi g. Ekspresi seperti apakah yang menghubungkan variabel-variabel tersebut?
Masukkanlah viskositas p ke dalam daftar variabel dalam Soal 6.9. Tentukanlah ekspresi yang menghubungkan variabel-variabel
tersebut.
6.ll
6.12
d dan viskositas p ke dalam daftar variabel dalam Soal 6.9. Tentukanlah ekspresi yang
menghubungkan variabel-variabel tersebut. Penurunan tekanan Lp pada suatu potongan horizontal dari suatu pipa berdiameter d bergantung pada kecepatan rata-rata, viskositas, densitas fluida, tinggi rata-rata dari elemen-elemen kekasaran permukaan dan panjang dari potongan pipa tersebut. Tuliskanlah ekspresi yang menghubungkan penumnan tekanan dengan variabel-variabel lainnya. dan masukkan gravitasi ke dalam daftar variabel dalam Soal 6.12 dan tentukanlah ekspresi
pada sebuah bola bergantung dari diameter dan kecepatan bola, viskositas dan densitas aliran dan gravitasi. Tentukanlah ekspresi untuk gaya hambat tersebut. Gaya hambat pada sebuah silinder diteiiti di terowongan angin. Jika efek-efek dinding dapat diabaikan, hubungkanlah gaya hambat dengan kecepatan, densitas dan viskositas kinematik angin dan diameter dan panjang silinder. Jarak ierbang sebuah bola golf diasumsikan bergantung pada kecepatan awal bola, sudut bola dari pemukul, viskositas dan densitas udara, jumlah lekukan pada permukaan bola dan diametemya dan gravitasi. Tuliskan ekspresi untuk jarak terbang ini. Bagaimanakah temperatur udara mempengaruhi jarak terbang?
BAB 6]
89
6,17 Laju aliran p dari air di dalam sebuah saluran terbuka diasumsikan
lainnya.
bergantug pada ketinggian ft dari air dan lebar w dan kemiringan S dari saluran, tinggi kekasaran dinding e dan gravitasi g. Hubungkanlah laju aliran dengan variabel-variabel Gaya angkat Frpada sebuah airfoil berhubungan dengan kecepatanrrya V, panjangnya L, panjangchordnya c. sudut serangnya o dan densitas p dari udara. Efek-efek kekentalan diasumsikan dapat diabaikan. Hubungkanlah gaya angkat dengan variabelvariabel lainnya. Gaya hambat F, pada sebuah airfoil berhubungan dengan kecepatannya y, panjangnya L, panjang chordnya r, sudut serangnya cr dan densitas p dan viskositas p dari udala. Efek-efek kekentalan diasumsikan dapat diabaikan. Hubungkanlah gaya angkat dengan variabel-variabel lainnya. Tentukanlah ekpsresi untuk torque yang dibutuhkan untuk memutar sebuah piringan berdiameter d, pada jarak r dari sebuah pelat datar pada kecepatan rota.si C). suatu cairan mengisi ruang di antara piringan dan pelat. Daya Wn yang dibutuhkan untuk memompa bergantung pada kecepatan rotasi impeler f). diameter impeler r/, jumlah N tlari bilah-bilah impeler, viskositas dan densitas fluida dan perbedaan tekanan Ap. Ekspresi bagaimanakah yang men-Ehubungkan daya dengan variabel-variabel lainnya?
6.18 6.19
6.20
6.21
Fluida
Tuliskanlah ekspresi untuk torque yang dibutuhkan untuk memutar silinder yang dikelilingi oleh suatu fluida seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6.3. (a) Abaikan efek-efek dari /r. (b) Masukkan efek-efek dari ft.
Setelah dilakukan studi pada model, kuantitas-kuantitas yang dicari seringkali diprediksi untuk prototipenya. Dengan menggunakan kecepatan rata-rata 7, dimensi karakteristik I dan densitas fluida p, tuliskanlah rasio dari prototipe terhadap model dari (a) gaya hambat FD, (b) laju aliran Q, (c) penurunan tekanan Ap dan (fl torque I.
6.2i
6.24
Sebuah model bola goll'akan diteliti untuk rnenentukan efek-efek dari lekukan-lekukannya. Sebuah bola yang l0 kali lebih besar dari bola golf aktual digunakan dalam studi terowongan angin. Berapakah kecepatan yang harus dipilih untuk model untuk mensimulasikan kecepatan protoripe 50 m/s.,
Sebuah usulan desain dermaga diteliti di saluran air untuk mensimulasikan gaya-gaya yang disebabkan oleh angin topan. Dengan menggunakan model skala l:10, berapakah kecepatan yang harus dipilih dalam studi model untuk mensimulasikan kecepatan air 12 n/s?
6.25
6.26
Sebuah studi rnodei yang diusulkan untuk sebuah pesawat terbang kecepatan rendah akan dilakukan dengan menggunakan model skala 1:10. Jika prototipenya akan melaju pada 25 m/s, berapakah kecepatan yang harus dipilih untuk model terowongan angin? Apakah tes ini. layak dilakukan? Apakah akan lebih baik melakukan pengujian pada model skala 40:l di dalam saluran
air?
6.27
Gaya tarik sebesar 15 N terukur pada sebuah model kapal skala 1:40 di dalarn saluran air. Berapakah kecepatan yang harus digunakan untuk mensimulasi kecepalan prototipe l0 m/s? Berapakah gaya yang diprediksikan terjadi pada kapal pada kecepatan
tersebut? Sebuah model pesawat terbang sekala i:20 diteliti di dalam sebuah terowongan angin supersonik 20'C pada permukaan laut. Jika gaya angkat sebesar 20 N pada kecepatan 250 m/s terukur di terowongan angin, berapakah kecepatan dan gaya angkat yang disimulasikan untuk prototipenya? Asumsikan bahwa prototipe berada pada ketinggian (a) permukaan laut, (b) 3000 m dan (c) 10 000 m.
6.28
6.29
Gaya pada sebuah weir ingin diprediksi dengan meneliti aliran air pada sebuah model skala l:10. Jika 1,8 m3/s diantisipasi terjadi pada weir tersebut, berapakah laju aliran yang harus digunakan dalarn studi model? Berapakah besarnya gaya yang diperkirakan terjadi pada weir.jika 20 N terukur pada model?
90
IBAB
Y v'
(a)
dan
4^
pv'
(c) FT2|L4
(d) FTILZ
@) A2dls
(c) VDlv
(e) (e)
LFIT
tlpb2/pt
(f)
WLpV2d
(d
#=t(t,'*f)*'
I
4 =r(+'*ff)
6.9 y=C,lgH
6.10
*=lP..fsn'\ th "\ p
't
6.rl
#,=t(:,*
,##)
u.,o
',
,{"l#, r,#)
6.17
u.rr
f*,=r(1.r7')
,:,+,)
Lpo p,V', .. To
;:r=,(ry'
(c)
T^ - p-v'-t'-
Orv'zrt3,
6.24 5 m/s 6.25 3,79 m/s 6.26 500 m/s, 133 m/s. Studi model tidak layak 6.27 1,58 m/s, 60 kN (b) 258 m/s, 6350 N 6.28 (a) 250 m/s, 8000 N 6.29 56,9 m/s. 20 kN
Ati
ran-aliran I nternal
7:l ,PEI{DAHULUAN
ldaferi'di dalam bab ini difokuskan pada pengaruh viskositas pada aliran-aliran internal di dalam perbatasan, seperti *i*a: ';ftan di dalam pipa atau di antara silinder-silinder yang berotasi. Bab 8 akan membahas aliran-aliran eksternal diluas,suafu perbatasan, seperti misalnya airfoil. Parameter utama yang diinginkan di dalam suatu aliran internal adalah
bilangan
':: r,::':
Reynolds: :,,,,,,,.,
l. :.
_ pVL Re=# lt
(7.1)
di,m:t 'taOalah
Si+i*detlyang berotasi dan di dalam saluran-saluran terbuka. Jika bilangan Reynoldsnya relatif rendah, aliran 6rdi t nar (lihat Subbab 3.3.3); jika bilangan tersebut relatif tinggi, maka aliran bersifat turbulen. Untuk atfu.s:rialir6*,pipa, aliran diasumsikan laminar jika Re < 2000: untuk aliran di antara pelat-pelat paralel yang lebar, $irallty6. ,laminar jika Re < 1500; untuk aliran di antara silinder-silinder konsentrik yang berotasi, alirannya
gerakan memutar di bawah Re < 1700 dan di dalam saluran-saluran terbuka, aliran .Aan.mengalir dalam Panjang-panjang karakteristik dan kecepatan-kecepatannya akan dideflnisikan kemudian. turbulen. ,diasu#*1*a*
panjang karakteristik utama (mis., diameter pipa) di dalam soal yang dihadapi dan V biasanya adalah di dalam aliran. rata-rata keee$gt ,...:lika.,efk-efek viskositas mendominasi aliran (ini membutuhkan area dinding yang relatif luas), seperti misalnya di'datam.pipa yang sangat panjang, bilangan Reynolds menjadi penting; jika efek-efek inersiai yang mendominasi, eeprlrti',misalnya pada belokan patah atau mulut pipa, maka efek-efek viskositas biasanya dapat diabaikan karena ti{,$,. ,rfiettt*,tiki area yang cukup luas untuk bekerja sehingga bilangan Reynolds tidak terlalu berpengaruh. ,Kit*'akan melihat secara rinci aliran-aliran internal di dalam pipa, di antara pelat-pelat paralel dan silinder..,.
fu
r:,,',r96ffi:fi{ran laminar di dalam pipa dengan profil kecepatan seragam di jalur masuk, ., ,:r,.,,,tt ', t t. Le \/D j# D = 0'065Re Re =
mb
ennkan profil.
\.7.2)
,ai
p.y*6alah kecepatan rata-rata dan D adalah diameter. Inti tak-kental kira-kira setengah dari panjang jalur masuk.
91
Itsr,ui'dl$clutkan bahwa aliran-aliran laminar di dalam pipa telah diamati pada bilangan-bilangan Reynolds sampai sebesar
92
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
panjang pembentukan profil
IBAB
it(y)
lu
Gambar 7.1 Daerah jalur masuk aliran laminar di dalam pipa atau di antara pelat-pelat paralel. 40 000 di dalam aliran-aliran yang sangat terkontrol di dalam pipa-pipa halus di dalam gedung yang tahan getaran; untuk pipa konvensional dengan dinding yang kasar, kita menggunakan 2000 sebagai limit dari aliran laminar. Untuk aliran di antara pelat-pelat paralel yang lebar dengan profil seragam di jalur masuk,
(7.3)
di mana h adalah jarak di antara pelat dan V adalah kecepatan rata-rata. Aliran laminar tidak dapat terjadi untuk Re > 7700; nilai 1500 digunakan sebagai limit untuk aliran konvensional.
Daerah jalur masuk untuk aliran turbulen terbentuk ditunjukkan dalam Gbr. 7.2.Profil kecepatannya terbentuk pada panjang Lo, akan tetapi karakteristik-karakteristik dari turbulensi di dalam aliran memerlukan panjang tambahan. Untuk bilangan-bilangan Reynolds besar yang melebihi 105 di dalam pipa, kita menggunakan
L,
L,
L.
(7.4)
Untuk aliran dengan Re = 4000, panjang pembentukannya barangkali lima kali dari yang ada dalam Pers. (7.4) karena pembentukan laminar awalnya diikuti oleh pembentukan turbulensi. (Belum ada riset yang dilakukan untuk aliran di mana Re < 105). Variasi tekanannya digambarkan dalam Gbr. 7.3. Transisi awal menuju turbulensi dari dinding pipa ditunjukkan dalam gambar tersebut. Variasi tekanan dari aliran laminar lebih tinggi di daerah jalur masuk daripada di daerah yang terbentuk penuh karena tegangan geser dinding yang lebih besar dan fluks momentum yang meningkat.
L,
L,
Panjang pembentukan profi I
I
Lapisan dinding
---i
A
lnti
uv'Yt
--)
\
a(v) =
->\
tak-kental I
Ls (panjang jalan masuk)
Gambar 7.3 Variasi tekanan di dalam pipa untuk aliran-aliran laminar dan turbulen
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
93
LF* = 0 di
mana
(7.s)
adalah tegangan geser pada dinding elemen dan 7 adalah berat spesiflk dari fluida. Persamaan
di
atas
disederhanakan menjadi
t=-;f;{r+rnl
(7.6)
dengan menggunakan dh = -sin 0 dx di mana h diukur ke arah vertikal. Perhatikan bahwa persamaan ini dapat diaplikasikan baik pada aliran laminar maupun turbulen. Untuk aliran laminar, tegangan geser ? berhubungan dengan gradien kecepatan* menurut Per. (1.9):
'-la*, ft/v--
-p*=-;*@+vh)
Q.n
Karena kita mengasumsikan aliran terbentuk (tidak terjadi perubahan profil kecepatan ke arah aliran), sisi sebelah kiri merupakan fungsi dari r saja sehingga d(p + yh)ldx harus berupa sebuah konstanta (tidak dapat bergantung pada r karena tidak terdapat percepatan radial dan kita mengasumsikan bahwa pipanya relatif kecil, tidak terjadi variasi tekanan terhadap r); jadi, kita dapat menuliskan
Jau=lfih@+yh)dr
Ini diintegralkan untuk memberikan profil kecepatan terbentuk
(7.8)
"@=fr*@+yh)+c
Di mana konstanta pengintegralan C dapat diperoleh dengan menggunakan u(rs) = 0 sehingga
(7.e)
yn) t
(7.10)
u(,)=iffG-*;
Profil kecepatan di atas merupakan profil parabola; aliran ini kadang-kadang disebut sebagai aliran Poiseuille.
(7.11)
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan-persamaan Navier-Stokes yang tepat; jika tidak berminat, silahkan melanjutkan langsung ke Subbab 7.3.3.
'Tanda minus diperlukan karena tegangan merupakan kuantitas positif dan duldr adalah negatif di dekat dinding bawah
94
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
[BAB
ps,+
r(#.+*.iY*.#)
simetrik
(7.12)
aliran
aliran terbentuk
Perhatikan bahwa sisi sebelah kirinya adalah nol, arlinya, partikel-paftikel fluida tidak memiliki percepatan. Dengan menggunakan pg." = )zsin g = - ydhldr persamaan di atas disederhanakan menjadi
tr**+yh)=+*(,*)
d)u 1a,, I atAut ait T dr= , arV ar)
(7.t 3)
di mana dua suku pertama di dalam tanda kurung di sisi sebelah kanan dari Pers. (7.12) telah digabungkan, berarti,
kiri pers. (17.13) merupakan fungsi dari x dan sisi kanan merupakan fungsi dari r. Ini berarti bahwa kedua sisi hampir selalu konstan, karena x dan r dapat bervariasi secara independen satu sama lain, Maka kita dapat menulis kembali persamaan tersebut sebagai:
^
Ini diintegralkan untuk memberikan
Kalikan dengan
*(,*)
au,,
d(,X!\ = ).r dr
(7.14)
,fr=tl+e
u(r)=)uT*Olnr+B
(7.1 5)
drlr
(7.16)
MerujukkeGbr.T.4: keduakondisibatasnyaadalahrzterhingga(finite1 padar=0danu=0padar=r(t.Jadi,A=0 d,an b = -lfit+. Karena )" adalah sisi sebelah kiri dari Pers. (7.13), kita dapat menuliskan Pers. (7.16) sebigai
u@)=fi **.
ynl Q
r'zo)
v.tn
Ini adalah distribusi kecepatan parabola dari aliran laminar di dalam pipa, kadang-kadang disebut aliran poiseuille. Untuk pipa horizontal, dh/dx = 0 dan
).
(7.18)
7.3.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan Kuantitas pertama yang ingin dicari di dalam aliran di dalam pipa adalah kecepatan rata-rata V. Jika kita mengekspresikan gradien tekanan yang konstan sebagai dpldx = -LplL, di mana Ap adalah penurunan tekanan (bilangan positif) di seluruh panjang pipa L, akan diperoleh u= tlr =
Kecepatan maksimum terjadi pada
ilu(rt2trr
ri\p
(7.19)
r = 0 dan adalah
&makr=
ffi
ro'
=2V
(7.20)
^ ifp=
SuLV .,
(7.21)
BAB 7l
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
95
Tegangan geser di dinding dapat diperoleh dengan mengasumsikan volume kontrol dengan panjang Untuk pipa horizontal, gaya tekanan mengimbangi gaya geser sehingga volume kontrol menghasilkan
I di
dalam pipa.
oinP = ZnroLro
:' xo-ry
(7.22)
Kadang-kadang tegangan geser non-dimensi. yang disebut faktor gesekanl, digunakan. Ini didefinisikan sebagai
'
atas, rugi head dapat diekspresikan sebagai
"
To
(7.23)
*pv'
Kita juga menggunakan rugi head hryan1 didefinisikan sebagai Lply. Dengan menggabungkan persamaan-persamaan di
n,=* =f B*
dan (7.24))
(7.24)
Ini kadang-kadang disebut sebagai persamaan Darcy-Weisbach; persamaan ini berlaku untuk aliran laminar dan turbulen di dalam pipa. Dalam bentuk bilangan Reynolds, faktor gesekan untuk aliran laminar adalah (gabungkan Pers. (7'21)
"64 ,Re
terhadap kecepatan rata-rata di dalam aliran laminar, suatu fakta yang juga diaplikasikan pada aliran laminar saluran dengan bentuk potongan-lintang apapun.
(7.2s)
di mana Re = VDlv. Jika ini dimasukkan ke dalam Pers. (7.24), kita lihat bahwa rugi head proporsional secara langsung
di dalam
COI.ITOH 7.1 Penrimaar tekanan di sepanjaag pipa horizontal berdianroter 1 cm dengan paqiary 30 m yangrmengalirkan air pada11 "C diasumsikan sebesar 2 kPa. Diasum$ikan aliran bersifat laminx. Tentukenleh (a) kecepatan maksimam di dalam pipa" (b) bilaagan Reynotds, {c) tcgangaa geser dinding dan (d faktor gesekaa
Penyeteeaian: (a)
4ttL 4xl0ix30
jika meaggunakan
Catatan: Tekanan harus dalam pascal agar satuan-satu&naya ocnk, Disamnkm untuk melakBkan pengecekan terhadap satuan-sat$an persamaan-persamaan untuk perta*a kaltnya, Satusa"sstuafl di ata$ dicek sebagai berikut:
Re=-IP v
(0'4167?)0'01
lo{
=4l{i7
Ini rnelebihi 20ff) akan tetgpi aliran laminar tetap dapat tfrjadi pad* bilangaa-bitangan Reynotds yang tinggi jika kite ffiengguuaksn pipa halus dan berhati-hati untuk menghasilkan aliran yang kbas gangguan. Akan tetapi, perhatfkan bagaimana rendahnya kecepalan OiC*tu* pipa yang relatif kecil ini. A1iraa laminar jarang dijmpai dal4m apiikasi*aplikasi tekrfk kcuali jika alira*nya sangat
kental atau dimensi-dlmensiuya cukup kecil. (c) Teg*ngan geser dinding yang disebabkan oleh efek-efek viskositas diperoleh sebesar
"o='#
(4 Al*rirnya faltor
=!Y*#
= 0,1667
Pa
Jika kita menggunakan tekanan dalam kPa tegangm akan.meluiliki setuatr kPa
gesekarr, yang merupakan krrantitas non-dimensi, *dalah
---__--."-.--
= o,oo77
7.4 ALIRAN LAMINAR DI ANTARA PELAT-PELAT PARALEI, Aliran laminar tunak terbentuk di antara pelat-pelat paralel (satu pelat bergerak
dalam Subbab 7 .4.1dengan mengaplikasikan hukum kedua Newton pada elemen dalam Gbr. 7.5 atau dengan menggunakan persamaan Navier-Stokes yang tepat dari Bab 5 dalam Subbab 7.4.2. Cara yang manapun dapat digunakan karena kita akan memperoleh persamaan yang sama melalui kedua pendekatan tersebut.
96
[BAB
ydx dy
Gambar 7.5 Aliran tunak terbentuk di antara pelat-pelat paralel 7.4.1 Pendekatan Elemen Elemen fluida yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.5 dapat dianggap sebagai volume kontrol di mana fluida mengalir masuk dan keluar atau dapat dianggap sebagai massa fluida pada suatu momen tertentu. Jika dianggap sebagai suatu massa fluida instan yang tidak memiliki percepatan di dalam aliran tunak terbentuk ini, hukum kedua Newton menjadi
Ir.
rdx-(r
(7.26)
di mana r adalah tegangan geser di dinding elemen dan g adalah berat spesifik dari fluida. Kita telah mengasumsikan panjang satuan ke arah kertas (ke arah r). Untuk menyederhanakannya, bagilah dengan dx dy dan gunakan dh = -sin9 dr di mana ft diukur ke arah vertikal: 41=d tn+vh1 Q.2n
dt'-
dx
geser
Pers.
(7.28)
Sisi sebelah kiri merupakan fungsi dari y saja untuk aliran terbentuk ini (kita mengasumsikan saluran yang lebar dengan rasio aspek lebih dari 8) dan sisi sebelah kanan adalah fungsi dari x saja. Jadi, kita dapat mengintegralkan dua kali terhadap y untuk memperoleh t d(o + vhl y' (7.29) + Ay + =.-2lt
"(v)
ff
=O
dan u(b)
= U, konstanta-konstanta pengintegralannya
ditentukan (7.30)
,u)
+a@ *Ynt
02
- byt * 'o r.
yz)
(7.31)
- LplL untuk pelat-pelat horizontal di mana Lp adalah penurunan tekanan, yang merupakan kuantitas positif. Jika aliran disebabkan hanya oleh pelat atas yang bergerak, tanpa ada gradien tekanan, ini disebut aliran Couette sehingga u(y) = Uylb. Jika kedua pelat tidak bergerak dan aliran disebabkan hanya oleh gradien tekanan, ini adalah aliran
Poiseuille.
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan-persamaan Navier-Stokes yang tepat; jika tidak berminat, silahkan melanjutkan langsung ke Subbab 7.4.3.
7,4.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes Persamaan momentum diferensial komponen x dalam koordinat kartesian (lihat Pers. (5.18)) dipilih untuk aliran tunak terbentuk ini yang memiliki streamline-streamline yang paralel terhadap dinding-dinding di dalam sebuah saluran yang lebar (paling sedikit rasio aspek 8:l):
, (* .
"
tunak terbentuk
(7.32)
kanal lebar
BAB 7]
ALIRAN.ALIRAN INTERNAL
97
di mana saluran membentuk sudut 0 dengan horizontal. Dengan menggunakan dh = - dx sin 0, persamaan diferensial parsial di atas disederhanakan menjadi
# =if;o * rnt
di mana derivatif-derivatif parsial telah digantikan dengan derivatif-derivatif biasa karena
r.r
(7.33)
bergantung pada
saja dan
p merupakan fungsi dari x saja. Karena sisi sebelah kiri merupakan fungsi dari y dan sisi sebelah kanan
katakanlah i., sehingga Mengintegralkannya dua kali akan memberikan
dapat saling diubah-ubah secara independen, kedua sisi tersebut paling tinggi hanya dapat berupa suatu konstanta,
d'u-l
dy'
(7.34)
ugl=|),y2+Ay+n.
Merujuk ke Gbr 7.5: kondisi-kondisi batasnya adalah u(0) = 0 dan u(b) = U jika
(7.3s)
o-u-tb h-/t,
_B=o
(7.36)
=d?J-PAt 'zu
tv2
- bt + Y b't'
Q3n
di mana )" telah digunakan sebagai sisi sebelah kanan dari Pers. (7.33). Di dalam saluran horizontal, kita dapat menuliskan d (p + fh)/dx = -Lp/L Iika U = 0, profil kecepatannya adalah
,o)
#.
@v
v2)
(7.38)
Ini adalah aliran Poiseuille. Jika gradien tekanannya adalah nol dan pergerakan dari pelat atas menyebabkan terjadinya aliran, ini adalah aliran Couette dengan u0) Uylb. =
7.4.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan Kita akan memperhatikan beberapa kuantitas yang diinginkan untuk kasus dua pelat tidak bergerak dengan U = O. Kuantitas pertama yang diinginkan di dalam aliran adalah kecepatan rata-tata V. Kecepatan rata-ratanya adalah, dengan
mengasumsikan lebar satuan dari pelat-pelat,
t/
- rt,.'
ll
u(y)dy
= 2;{,LJi,u,
Kecepatan maksimum terjadi pada
(7.3e)
u^.,.=#tg q)=*H
ry = t2l! b'
t7.40)
Penurunan tekanan, dengan menyusun ulang Pers. (7.39), untuk saluran horizontal*
(7.41)
Tegangan geser di tiap dinding dapat diperoleh dengan memperhatikan suatu benda bebas dengan panjang dalam saluran. Untuk saluran horizontal, gaya tekanan mengimbangi gaya geser:
Z di
(b
1)
Lp = 2(L x
l)to
'. ,o =H
(7.42)
98
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
[BAB
'
f-
TO
(7.43)
*Pv'
=
'r=1
Beberapa
l=-
hY;
(7.44)
"48 ,RC
(7.4s)
di mana Re = bVlv. Jika ini dimasukkan ke dalam Pers. (7.44), kita lihat bahwa rugi head proporsional secara langsung
terhadap kecepatan rata-rata di dalam aliran laminar. Persamaan-persamaan di atas diturunkan untuk saluran dengan rasio aspek > 8. Untuk saluran-saluran dengan rasio aspek yang lebih rendah, dinding-dindingnya akan memerlukan suku-suku tambahan karena tegangan geser yang bekerja pada dinding-dinding samping akan memengaruhi bagian tengah aliran. Jika yang diinginkan adalah aliran saluran horizontal di mana pelat atasnya bergerak dan tidak terjadi gradien tekanan, maka profil kecepatannya akan berupa profil linier
(7.46)
CONTOH 7.2 Hujan gerimis pada 20 "C turuu di sebu*h areal pmkir dengan kedalaman yang relatif korrstan sebesar 4 mm. Areal tersebut memiliki lebar 40 m dengan kemiringan 8 cm sepanjang 60 m. Estimasikan (a) laju aliran; (&) tgangan ge$er
kecepatan
di permukaan.
Penyelesaian: fa) Profil kecepatan dapat diasumsikan setengah dari profil yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.5. dengan mengasumsikan aliran laminar. Kecepatan rata-rata teiap sama seperti yang diberikan oleh Pers. 17.39)" yaitu,
u-w
di mana {p telah digantikan dengan yft. Laju alirannya
adalah
103m,/s
,^ !0=
(c) BiJangan Reynoldsnya adalah
Re
o4
= L -
o.@4_I
i!1el0.99
60
= 0.0523 pa
"_v,
;;; ffii*
Ury
oo
Bilangan Reynolds ini di bawah 1500. jadi asumsi aliran laminar dapat diterima.
Q.4n
.rt- tt
BAB 7I
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
99
di mana r(r) adalah tegangan geser dan l, adalah panjang silinder-silinder, yang harus lebih
dengan lebar celah 5
besar
jika dibandingkan
(7.48)
rz
- rl.
r2r dr +
dt + 2r dr dr + dr
(dr)2 = g
Kedua suku terakhir dari Pers. (7.47) merupakan suku-suku ordo-tinggi yang dapat diabaikan jika dibandingkan dengan dua suku yang pertama, jadi persamaan yang telah disederhanakan adalah
,**2r=o
Sekarang kita harus mengenali bahwa
(7.49)
r dalam Pers. (7.47) adalah* -r,, dalam Tabel 5.1 dengan entri di bawah judul "Tegangan". Untuk aplikasi yang telah disederhanakan ini, tegangan geser berhubungan dengan gradien kecepatan
melalui
rro=
ltr'"#
+ zu,
dtro-o\
(7.s0)
lni memungkinkan kita untuk menuliskan Pers. (1 .49), dengan menuliskan derivatif-derivatif parsial sebagai derivatifderivatif biasa karena u, bergantung hanya pada r, sebagai
,p
lr r
rY
(7.s 1)
,ry+ 2vf =
Atau, karena rd(vrlr)ldr = dveldr
(7.52)
sebagai
#*'f=Aarau lo';ir=o
Selanjutnya integralkan lagi dan peroleh
(7.s3)
vr(rt=tr*9
Dengan menggunakan kondisi-kondisi batas diperoleh sebagai
(7.54)
re= rlC.l,
pada
r,
rr.
konstanta-konstantanya
arrl
@,r2,
D=
rl rj {a, -
'22-'1
r;-ri -
(7.s5)
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan Navier-stokes yang tepat; jika tidak berminat, silahkan melanjutkan langsung ke Subbab 7.5.3. 7.5.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes
Persamaan momentum diferensial komponen 0 dalam Tabel 5.1 dan vz = 0:
.Tanda
minus adalah karena tegangan geser dalam Gbr.':-.6 bekerja pada permukaan negatifke arah positif, yang merupakan tanda standar untuk komponen tegangan.
100
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
simetris
[BAB
+/--_:+
/ vtt/, I
/r
dp
pr
ae
6e
(7.56)
simetris
o*orJi,ljfr,*,*
Gantikan derivatif-derivatif umum dengan derivatif-derivatif parsial karena v, bergantung hanya pada 0 dan persamaan tersebut menjadi
o=d"-,
yang dapat dituliskan dalam bentuk
dlrdr12
* t-!u -Yu
d(vrlr)
dr
Q.sn
4 dr, _ dr dr -d,e
(7.s8)
Kalikan dengan
dr
dan integralkan:
dr- -
_re r
+A
ataul
*=o
(7.59) (7.60)
vs(r)=*r*
Kondisi-kondisi batas
u"
vr(r) =
rroordan vr(r2)
= r(02 memungkinkan
^-a---)D------,-
o_
-,arr'r !!1 r, - 11
_ ,1r2rtat,-
ta.r)
r;-ri
(7.61)
(7.62)
Tegangan geser ?r
(r,rdat',
Tabel 5.1) bekerja pada silinder dalam. Besarnya adalah d(vrlr) I ,,--a;I = 'tr'! \ = -ll'' ), ,, ,3 - ,i
=
(7.63)
rro',=
(7.64)
Jadi daya W yang diperlukan untuk memutar silinder dalam dengan kecepatan rotasi at, adalah
w=Tat=4oPt-'314
r;- ri
(7.6s)
Pen. (7.62) dan (7.66) uutuk mengestimasi viskositas. Asumsikan S = 0.86. Penyelesaian: Torque diperoleh dari Pers. (?.64) berdasarkan distritrusi kecepatan dalam Pers. (7.62)l
CONTOH 7.3 Viskositas ingin diukur dengan memutar sebuah sitinder dengan panjarrg 30 cm dan diameter 6 cm di d*lam sebuah sitrinder berdiameter 5,2 cm, Torque*yt terukur sebesar 0,22 N.m dan keeepetan rotasirya terukur sebesar 30ff) rpm. 6.u*akan
_4trprlrlLaL _4npx
x (3@0 x 2zl())
r,r,
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
r,(D,
t0l
n,
Zrr x
0,032
0,3
...
Tingkat kesalahan yang ditimbulkan dengan mengasumsikan profil Linier adalah 5,3 perseo. Bilargan Reynoldsnya *dalah, dengan v = Np,
= rrq
<
1700.
Daya ini, yang diperlukan karena efek-efek viskositas di antara kedua silinder, memanaskan fluida di dalam bantalan (bearing) dan seringkali membutuhkan pendinginan untuk mengontrol temperaturnya. Untuk celah kecil 6di antara silinder, seperti di dalam soal-soal lubrikasi, distribusi kecepatan boleh diaproksimasikan sebagai profil linier, suatu aliran Couette. Dengan menggunakan variabel y dalam Gbr. 7.6 distribusi kecepatannya
adalah
-51
r,a,
\7.66)
7.6 ALIRAN TURBULEN DI DALAM PIPA Bilangan Reynolds untuk kebanyakan aliran di dalam saluran melebihi
batas aliran laminar. Jika aliran dimulai dari kondisi diam, aliran tersebut akan dengan cukup cepat mengalami transisi menjadi aliran turbulen. Tujuan dari subbab ini adalah untuk mengekspresikan distribusi kecepatan di dalam aliran turbulen di dalam pipa dan untuk menentukan kuantitas-kuantitas yang berkaitan dengan aliran demikian. Aliran turbulen adalah aliran di mana ketiga komponen kecepatannya bukan nol dan menunjukkan sifat acak. Selain itu,harus terdapat sebuah korelasi di antara keacakan dari paling sedikit dua komponen kecepatannya; jika tidak ada korelasinya, aliran tersebut hanyalah aliran berfluktuasi. Sebagai contoh, lapisan batas turbulen biasanya terjadi di dekat permukan sebuah airfoil akan tetapi aliran di luar lapisan batas tersebut tidak disebut "turbulen" walaupun terjadi fluktuasi di dalam aliran; aliran tersebut adalah arus bebas. Kita akan menunjukkan satu cara untuk mendeskripsikan aliran turbulen. Ketiga komponen kecepatannya pada suatu titik dituliskan (7.6n w =i, + w' v =i + v'
u=i+u'
kecepatan komponen
T
dan
yang
_It , = i)u(t) dr
0
(7.68)
besar
jika dibandingkan dengan waktu fluktuasinya. Untuk aliran turbulen terbentuk di dalam
pipa, ketiga komponen kecepatan akan terlihat seperti dalam Gbr. 7.7. Satu-satunya komponen rata-rata waktu adalah 7 ke arah aliran. Walaupun demikian harus terdapat korelasi antara paling sedikit dua di antara fluktuasi-fluktuasi kecepatan acak, misalnya, i-v'+ 0; korelasi-korelasi kecepatan yang demikian menghasilkan gaya geser turbulen.
komponen ,r
komponen
r
suatu
komponen 0
titik di
sehinggai=w=0danu+O
t02
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
lapisan dinding kental
[BAB
Kita dapat menurunkarl suatu persamaan yang menghubungkan i7' dan komponen kecepatan rata-rata waktu , ke arah aliran dari suatu aliran turbulen, akan tetapi kita tidak dapat menyelesaikan persamaannya bahkan untuk kasus aliran tunak* di dalam pipa yang paling sederhana sekalipun. Pertama-tama, kita akan menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan dinding "halus". Sketsa dalam Gbr. 7.8 adalah sebuah dinding "halus" dan sebuah dinding "kasar". Lapisan dinding kental adalah suatu aliran tipis di dekat dinding pipa di mana efek-efek viskosistasnya signifikan. Jika lapisan kental ini menutupi elemen-elemen kekasaran pipa, dindingnya
disebut "halus", seperti dalam Gbr. 1.8(a); jika elemen-elemen kekasarannya menyembul keluar dari lapisan kental tersebut. dindingnya disebut "kasar", seperti dalam Gbr. 7.8(b). Terdapat dua metode yang biasanya digunakan untuk mendesktripsikan profil kecepatan aliran di dalam pipa. Ini
diberikan dalam subbab-subbab berikut.
Di daerah dinding, kecepatan karakteristiknya adalah kecepatan geser** panjang kental vlur; profil-profilnya adalah
,r= {h/p
+ ur = \! v
il,
u
(7.6e) (7.70)
= 2,44
h ff
a,9
30
.\!,+<
Interval 5 1 ,, ylv < 30 adalah zona penyangga di mana data eksperimental tidak pas dengan kurva yang manapun. Sisi luar dari daerah dinding dapat serendah ury/v = 3000 untuk aliran dengan bilangan Reynolds rendah. Lapisan dinding kental tidak memainkan peran apapun untuk pipa kasar. Panjang karakteristiknya adalah ketinggian
kekasaran rata-rata e dan daerah dindingnya direpresentasikan oleh
;=
z,++ ln
) + 8,5 { .
u^uk"u_
L
O,rS
(7.71)
Daerah luar independen terhadap efek-efek dindingjadi dinormalisasikan untuk dinding halus dan kasar dengan menggunakan
il
=-2,44
h {+0,8
-y
ro
<
0,15
(daerah luar)
(7.72)
Hubungan empiris tambahan hQlr,,,) dibutuhkan untuk melengkapi profil untuk y > 0,l5ro. Kebanyakan hubungan yang memenuhi duldy = 0 pada ) = ro dapat digunakan. Daerah dinding dalam Gbr. 1.9(a) dan daerah luar dalam Gbr.7.9(b) saling bertumpuk seperti ditunjukkan dalam Gbr. 7.9(a). Untuk pipa halus dan kasar
e T
= =
2,441n\3 *
5,7 (pipahatus)
kasar)
(7.73)
(7.74)
2,aah!
+ 9,3 (pipa
Seringkali kita tidak ingin mengetahui kecepatan pada suatu lokasi tertentu, tapi jika diinginkan, sebelum a_uu, dapat diperoleh zrharus diketahui. Untuk mencari urkita harus mengetahui ro. Uirtuk mencari ro kita dapat menggrnutiun ltitrut Pers. (7.6))
%
'cF{
rnLP
arau to =
lrOVr-t.
(7.75)
+Aliran turbulen tunak berarti kuantitas-kuantitas rata-rata waktunya independen terhadap waktu. x Kecepatan geser adalah suatu kecepatan fiktif yang memungkinkan data eksperimen diberikan dalam bentuk non-dimensi yang berlaku untuk semua aliran pipa turbulen. Panjang kental juga merupakan suatu panjang fiktif.
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
l_
103
daerah luar
membesar
ut
25
25
20
15 10 5
t0 30
100
1000
10 000
uJ
f
u)lN
(a) Daerah dinding
u^rr- it
uI
6 4
2
0,01
0.1
t_/ro
0.15
1,0
Gambar 7.9Data eksperimen untuk dinding halus dalam aliran terbentuk di dalam pipa.
Faktor gesekan f dapat diestimasi dengan menggunakan profil hukum pangkat (power law) yang diberikan berikut jika penurunan tekanan tidak diketahui.
7.6.2 Profil Hukum Pangkat Suatu pendekatan lainnya, walaupun tidak terlalu akurat, melibatkan penggunaan profil hukum pangkat yang diberikan
oleh
(7.76)
di
Ini
, = l-
!'"
ag1zo, ar =
, *fin+
1 ilmars
Q.7n
'
n-
J--tt2
(7.78)
Untuk pipa halus, n berhubungan dengan bilangan Reynolds sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Pangkat
r
105
Re
= VDlv
n
4x103
6
>2x106
10
Profil hukum pangkat tidak dapat digunakan untuk mengestimasi tegangan geser dinding karena memiliki kemiringan tak terhingga di dinding untuk semua nilai n. Profil tersebut juga tidak memiliki kemiringan nol di garis tengah pipa, jadi tidak berlaku di dekat garis tengah. Profit ini digunakan untuk mengestimasi fluks energi dan fluks momentum dari aliran pipa. Akhirnya, harus diperhatikan bahwa faktor koreksi energi kinetik adalah 1,03 untuk n ='7; jadi, biasanya dipakai nilai satu untuk aliran-aliran turbulen.
r04
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
[BAB
(a) berdiameter 4 cm dengan laju aliran 0'(02 m3/s' Estimasikan CONTOH 7.4 Ak pada 20.C mengalir di dalam sebuah pipa tegangangeserdinding,(D)kecepatanmaksimum,(c)penurunantekanansepanjang20m,td)ketebalanlapisankentaldan(e) memiliki ketinggian 0'0015 tentukan apakah dindingnya halus ataukah mm. Gunakan Profil hukum Pangkat'
ta**
Penyetesaian:Pedama-tarua,kecepatanfila-ratildanbilanganReynoldsnyaadalah
v ' =9^ A=
P1, rc0.02'
ry#*
= 5,85 x loa
(a)
kita akan mencarj faktor gesekannya' Dar'i Tabel ?'1' nilai a = 6'8 Untuk mencari tega1gan geser dinding, perrama-tama dipilih dan dari Pers' (7.?8)
f = L= " n'
= o,o216 -L 6.8'
4 = lOv2f= j x
1000
1,4642
x 0'0216 = 23'2
Pa
(b)
(c) (d)
1.464
1.80 m/s
. Lp=
2Lt,
r,
""=ff
dan ketebalan lapisan kentalnya adalah
6
ffi=
o,r5z m/s
,=
il=
st'#
= 3,29 x l0-s
atau 0'0329 mm
(e)
daripada ketebalan sebesar 0,0015 mm (drawn tubiag)' yang tebih kecil Ketinggian dari elemen-elemen kekasarannya diberikan ad*lah 0'046 mm (tresi dindingnya elemen-elemen dari ketinggian Jika catatan: l*pisan kentalnya. Jadi, dinding ini halus. tempa), dindingnya akan dikategorikan kasar'
7.6.3 Rugi-rugi
RugiheadmerupakanparameteryangSangatingindiketahuididalamaliranpipa.ParameterinidiberikandalamPers.
(7.24) dan (4.23) dan adalah
hr=f
Bf;
"^"
,'=+
zz
- zt
Q'79)
penurunan tekanan dapat ditentukan. Faktor gesekan bergantung Jadi, setelah faktor gesekan diketahui, rugi head dan pada sejumlah properti dari fluida dan pipa:
f = f(p, pr, V D, e)
yang dihasilkan oleh di mana ketinggian kekasaran e memperhitungkan turbulensi
sebagai dimensional meLungkinkan Pers. (7'80) untuk dituliskan
(7.80)
t = tl"oY)
di mana e/D disebut kekasaran relatif'
(7.81)
7.10 untuk aliran terbentuk ditekankan' Fitur-fitur tersebut adalah: tersebut. Ada beberapa fitur dari Oiagiam ini yang harus mana aliran mengalami transisi ke o Aliran laminar terjadi hingga Re = 2000 dan setelah itu terdapat zona kritis di antara aliran laminar dan turbulen' aliran turbulen. Ir'i duput ii"tibutkun aliran transisi yang berganti-ganti mengecil dengan naiknya o Faktor gesekan di dalam zona transisi, yang dimulai dari sekitar Re = 4000 dan makin garis putus-putus dalam dengan menjadi konstan di akhii dari zona tersebut seperti ditunjukkan
bilangan Reynolds,
dalam bentuk diagram Moody, yang ditunjukkan dalam Gbr' Data eksperimen telah dikumpulkan dan dipresentasikan juga ditunjukkan dalam diagram dalam pipa konvensional. Ketinggian-ketingian kekasaran
Gbr. 7.10.
BAB 7]
ALIRAN.ALIRAN INTERNAL
r05
0,1
0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,05 0,04 0,03 0,02 0.015 0,01 0,008 0,006 0,004 0,o25 o,o2 0,002
0,001
0,03
tr d o
$lQ
0,00001
79
l0l
3 456',7
9
l04
. .
Faktor gesekan di dalam zona yang sepenuhnya turbulen memiliki nilai konstan dan bergantung pada kekasaran relatif, elD. Efek-efek viskositas, dan dengan begitu bilangan Reynolds, tidak memengaruhi faktor gesekan. Ketinggian e dari elemen-elemen kekasaran dalam diagram Moody adalah untuk pipa yang masih baru. Pipa-pipa yang sudah dimakan usia dipenuhi kotoran yang mengubah e dan diameter D sehingga mengakibatkan faktor gesekan yang lebih besar. Desain sistem-sistem pipa harus memperhitungkan efek-efek penuaan tersebut.
Sebagai alternatif dari diagram Moody dapat juga digunakan rumus-rumus yang dikembangkan oleh Swamee dan Jain untuk aliran pipa; rumus yang dipilih bergantung pada informasi yang diberikan. Rumus-rumus untuk menentukan kuantitas-kuantitas untuk aliran terbentuk di dalam pipa yang panjang (rumus-rumus tersebut tidak digunakan untuk jarak pendek atau di dalam pipa yang memiliki berbagai fitting dan perubahan geometri) adalah sebagai berikut:
h,= t,o,
e=
-0,e65
'
(7.82)
(7.83)
D = 0,66
*
l,
l*ra)^,'
,*
(7.84)
Baik satuan SI maupun Inggris dapat digunakan dalam persamaan-persamaan di atas. Perhatikan juga bahwa diagram Moody dan persamaan-persamaan di atas memiliki akurasi hingga 5 persen, cukup akurat untuk kebanyakan aplikasi
teknik.
di dalam Saluran-saluran Tidak Bundar Untuk menentukan rugi head di dalam sebuah saluran tidak bundar yang relatif "terbuka", kita menggunakan radius
7.6.4 Rugi-rugi
R_
'
Catatan: lika elD = 0,01 dan Re = 104, titik menunjukkan Sumber: Dari L.F. Moody, Trans. ASME, v. 66, 1944.
A
P
(7.8s)
lokasi/=
0,043.
106
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
IBAB
7.5 Penurunan tekanan sebesar 500 kPa terukur di sepanjang 200 rn jarak horizontal dari sebuah pipa beei cor berdiameter 8 cm yang mengalirkan air pada ?0 oC. Estimasikanlah laju aliran dengan menggunakarr ia) diagram Moody dan (&) persamaan alteruatif,
CONTOH
adalah
f=9#=o,oo3?5
Dengan mengasurasikan aliran turbulen penuh, faktor gesekan dari Gbr. 7.10 adalah/= 0,026. Rugi head-nya adalah
v=w*
Re
= 3,92 m/s
Kita harus memeriksa bilangao Reynoldsaya untuk meyakinkan bahwa aliran benar-benar turbulen penuh, dan nilainya adalah
=-L2 '
=
* 3,92 lo.o8
100 0.042x 3.92
_?,1-4
ro5
Nilai ini dapat diterima dan tidak memerlukan iterasi untuk memperbaiki faktor gesekannya. Jadi, laju alirannya adalah
Q=
nx
0.019? m3/s
(b)
Gunakan porcamaan alternatif yang menghutlungkan -2 deagan kuaniitas-kuantitas lainuya" berarti, Pers. (?.83). Kita gunakan
Q = 4,965
Persamaan
Ifz;ro
*pgr.
)]
o,o,r: *'r,
ini lebih mud*h untuk digunakaa dan memberikan hasil yang cukup baik.
mana A adalah area potongan-lintangnya dan P adalah keliling basah,yaitu keliling dari saluran yang bersentuhan dengan fluida. Bilangan Reynolds, kekasaran relatif dan rugi head masing-masing adalah
di
R" = 4YR
kekasaran relatif
49R
hr=fh
v2
)o
(7.86)
Sebuah area segiempat harus memiliki rasio aspek < 4. Metode donat (annulus).
seperti
7.6.5 Rugi-rugi Kecil Rugi-rugi yang di bahas sebelum ini adalah untuk aliran terbentuk di dalam saluran-saluran yang panjang. Akan tetapi, kebanyakan sistem pipa memiliki perubahan-perubahan mendadak seperti misalnya belokan, katup, lubang masuk, dsb,.
yang mengakibatkan rugi-rugi tambahan terhadap sistem. Rugi-rugi ini disebut rugi-rugi kecil yang pada kenyataannya dapat menumpuk sehingga melebihi rugi head yang diperoleh dalam subbab-subbab sebelumnya. Rugi-rugi kecil ini diekspresikan dalam bentuk koefisien rugi K, yang untuk kebanyakan alat didefinisikan sebagai
nr=
K*
Q3n
Beberapa koefisien-koefisien rugi diberikan dalam Tabel 1 .2. Perhatikan bahwa koeflsien-koefisien rugi yang relatif rendah diasosiasikan dengan kontraksi-kontraksi landai, sedangkan koefisien-koefisien yang relatif besar diasosiasikan dengan pembesaran-pembesaran. Ini disebabkan oleh aliran-aliran separasi yang ter-iadi di dalam pembesaran-pembesaran. Aliranaliran separasi dan sekunderjuga terjadi di dalam siku-siku yang menyebabkan koefisien-koeflsien rugi yang relatif besar. Bilah-bilah yang mengeliminasi aliran-aliran separasi dan sekunder semacam itu dapat sangat membantu mengurangi rugi-rugi, seperti ditunjukkan di dalam tabel. Kita seringkali menyetarakan rugi-rugi di dalam suatu alat dengan panjang ekuivalen dari pipa, artinya,
,r=uYi=f*X;
Ini memberikan hubungan
L"
(7.88)
=K?
(7.8e)
BAB 7]
"Iabel
Jenis
ALIRAN.ALIRAN INTERNAL
'
107
fitting
Dibaut
Dijepit
Diameter
2.5cm
R)
20 57 4,7 (setengah terbuka) (seperempat terbuka)
5cm
6,9
17
10cm
5,7
5cm
8,5
l0cm
20cm
5.8
l4
40
1,0
2t
60 2,4 2,0 0,35 0,35
48 2.0
2,1
Katup sudut (terbuka penuh) Katup swing check (terbuka penuh) Katup gerbang (terbuka penuh) Belokan memutar
)q
0,24
1,5 1,8
2,0 0,11
0,r6
0,95
1,4
0,64
1,1
cabang
0,80
0,19 0,39
0,9
oq
0,64
0,23
l5
0.72 0,32
0,30
t4
41
0,10 4,26
0,r5
0,30
0,29
0,5 0,8 0,03
1,0
]*
------t_
.:i-
Kontraksi patah
0,25 0,41
0,46
1,5:1
0,85 3,4 29
2:l
4:l
>6:1
,,i8
(,
(h-
o,u)'
Pembesaran patah
f -=i;*
-i)
1,1
A. \?
Sudut miter
90'
(tanpa bilah)
-tl
r----_.]
(dengan bilah)
T-- -sl
---li
4,2
Kontraksi umum
0.02 0,07
Perlu diberikan catatan terakhir mengenai rugi-rugi kecil: jika pipanya cukup panjang, >1000 ukuran diamaternya,
rugi-rugi kecil biasanya diabaikan. Untuk panjang sampai 100 diamater, rugi-rugi kecil biasanya melebihi rugi-rugi gesekan. Untuk panjang menengah, rugi-rugi kecil harus diperhitungkan.
-Nilai-nilai
untuk geometri lainnya dapat diperoleh dalamTechnical Paper 410. The Crane Company, 1957
108
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
IBAB
CONTOH 7.0 Sebuah pipa plastik dengaa diameter 1,5 cm dan panjailg ?0 m mengalirkan air dari sebuah tangki beeekanan 400 kPa keluar ke daerah tertraka yarrg terlefak 3 m di atas pennukaan air G dalam tangki. Terdapat tiga siku di dalarn jalur air dan sebuah lubang masuk sudut patah dari tangki. Estimasikan laju alirannya.
Penyelesaian:
=v+ifr
nr=
zr- z,+ h,
di
mana
#
...
AsumsikanbahwapipamemilikielD-OdanRe+2xldsehinggadiagramMoodymemberikanf=0.ffit6.Persamaanenergi
memberikan
o=
#*- ffi#
=
+:
+ (o,oro
"
#i5
+3+
1,6
0,5)z*F
y= 5,18 nrs
x td.
o=
Jadi Re = 4,95
&-qgd;08
x
104.
: + (o,orr.
+ 3 x 1,6. 0,5)
#-$
.'.
v=
4,e5 q/s
0,15/10'6 = 7,4
hi
Persamaan energi sering sekali dituliskan sedemikian rupa sehingga setiap sukunya memiliki dimensi panjang, yaitu,
w,
Pz-Pr I --. -
Lr r il,
(7.90)
Dalam sistem-sistem pipa, secara konvensional kita sering menyebutkan garis tingkat hidrolik (hydraulic grade line HGL) dan garis tingkat energi (energi grade line -EGL). HGL, garis putus-putus dalam Gbr. 7.11, adalah locus titik-titik yang terletak pada jarak plydi atas garis tengah pipa. EGL, garis padat dalam Gbr. 7.11, adalah locus titik-titik yang terlerak pada jarak Y2n di atas HGL. Pengamatan-pengamatan berikut menghubungkan HGL dengan EGL.
o o o r o
EGL mendekati HGL ketika kecepatan menuju nol. Keduanya menjadi identik di permukaan penampung. EGL dan HGL dua-duanya miring ke bawah ke arah aliran yang disebabkan oleh rugi-rugi di dalam pipa. Makin
besar ruginya, makin besar kemiringannya. Penurunan mendadak yang terjadi pada EGL dan HGL besarnya sama dengan rugi yang disebabkan oleh perubahan geometri yang mendadak, seperti misalnya lubang masuk, pembesaran atau katup. Pada EGL dan HGL terjadi lompatan yang disebabkan oleh pompa dan penurunan yang disebabkan oleh turbin.
Jika HGL berada di bawah pipa, terjadi vakum di dalam pipa, suatu kondisi yang seringkali dihindari dalam desain sistem pipa karena terdapat kemungkinan kontaminasi.
(frr)trunng .orut
I
Penampung
v2/,28
(h.\. L',eKspansl
Hr = wrlmg
jftr)u,un
fftr)touunc t"tu.
-+V
Penampung
Datum
Gambar 7.11 Garis tingkat hidrolik (HGL) dan garis tingkat energi (EGL) untuk sistem pipa.
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
109
(7.e1)
11
a2
=lsin 0=LS
Di
(7.e2)
mana L adalahjarak di antara kedua perpotongan yang dipilih. Dengan menggunakan rugi head yang diekspresikan oleh Pers. (7.86), kita memiliki
hL=
k *= ts arau v'z=ff ns
(7.93)
Gambar 7.12 Aliran di dalam saluran terbuka Bilangan Reynolds dari aliran di dalam sebuah saluran terbuka bervariasi sangat besar dan saluran itu sendiri kasar sehingga faktor gesekan merupakan suatu konstanta yang independen terhadap kecepatan (lihat diagram Moody dalam Gbr.7.l0) untuk suatu saluran tertentu. Oleh karena itu, kecepatan berhubungan dengan kemiringan dan radius hidrolik melalui
v=crlRS
di mana C
adalah suatu konstanta dimensional yang disebut koefisien CheTy; koefisien dihubungkan dengan kekasaran saluran dan radius hidrolik melalui
(7.94)
ini
c=+R,u
(7.g5)
Konstanta tak berdimensi n adalah suatu ukuran kekasaran dinding dan disebut n Manning. Nilai-nilai untuk berbagai bahan dinding diberikan dalam Tabel 7.3. Laju aliran di dalam sebuah saluran terbuka diperoleh dari Q = AV dan adalah
Ini disebut
z Manning z Manning
0.016 0.015 0.015
Logam bergelombang
0.025
Nilai-nilai di dalam tabel ini menghasilkan laju aliran yang terlalu besar untuk R > 3 m. n Manning harus dinaikkan l0 sampai 15 persen untuk
110
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
Tabel 7.3 Nilai-nilai dari z Manning (lanjutan) Bahan dinding
Tanah
[BAB
dari n Manning
0,022
2,035
0.012 c,05
Beton halus
Aiiran pegunungan
Kayu diserut
Pipa sot Baia berivet Puing Beton kasar
0,012
0,013 0,017 0,03
0.014
0,013
Kayu kasar
Jika permukaan salurannya halus, misalnya, kaca atau plastik, Pers. (7.96) tidak boleh digunakan karena
persamaan
tersebut mengasumsikan permukaan kasar. Untuk saluran-saluran dengan permukaan halus, persamaan Darcy-Weisbach, Pers. (7.86), bersama dengan diagram Moody harus digunakan.
120 em. Kemiringannya adalah 0,00i2. {6) persamaan Darcy'Weirbach. Penyelesaian; Pefiama-tama, hitunglah radius hidroliknya
dala.m sebuah saluraa bata be$entuk segiempat fungan lebar 2 rn pad,a kedalaman Estimasikanleh laju alirannya deagan menggunakaa (a) persamaan Chezy*Manning dan
R=f
*h**iyln
=
=0,545m
4P2t351t2
(r)
Untuk menggurrakari persamaan Darcy-\rysfu5ach, kita harus lnencari faktor gesekan/ Diagfam Moody memtrutuhkan suatu nilai e. Gunakan nitai yang relatif besar sepgrti misalnya untuk beton yang kasar, jadi e = I mm. Karena radius hidrolik R Dla un*k lingkaran, kita menggunakan
*= #=
*ffi
x
= o,ooo46
Pers. (7.93): bentuk Pers. ,erikan.f O*cy-Wel*fuch mengambil beutuk Persamaan Darcy*Weisbach 0,0165. Persannaan Diagram Moody mernberikan /= =
o=#'rq
Jadi laiu alirannya adalah
AV
0,545
0;0012
1,76 m/s
Q
Periksa bilangan Reynoldsnya
n,
=# = ?]ftp{{
1od
n/s
Niiai ini cukup tinggi sehinggafdapat diGrima. Perhatikan bahwa Q dalam bagian (a) sekitar 18 persen }ebih rendah dibandingkan
dalam bagian (&), dan bahwa bagian (b) dianggap lebih akurat.
panjang 40 m dan diameter 4 mm dipasang ke sebuah penampung yang berisi air Z0 "C. Permukaan air di dalam penampung berada 4 m di atas pipa pembuangan. Asumsikan aliran laminar dan estimasikan keceparan rata-rata di dalam pipa. Selain itu, hitunglah panjang dari daerah jalur masuk.
Dengan menggunakan Pers. (7'21), kecepatan rata-rata di dalam pipa adalah
BAB 7]
ALIRAN.ALIRAN. INTERNAL
111
di
mana tekanan
di
p = yh = 9800 x 4 N/m2,
=
196o
Re=
Ini cukup baik untuk mendukung terjadinya aliran laminar. Kita telah mengasumsikan bahwa head kecepatan di jalur masuk adalah kecil; nilainya adalah
E =aP'o-o! lo{
'
X=#*'
jalur masuk
adalah
=o'ro2m
Ini cukup kecii dibandingkan dengan head tekanan sebesar 4 m. Jadi, perhitungan-perhitungan ini cukup baik selama daerah jalur masuk tidak terlalu panjang. Kita telah mengabaikan efek-efek profil kecepatan bukan parabola (lihat Gbr. 7.1) di daerah jalur masuk. Panjang daerah
Lr = 0,065 x
Re
xD=
0,065
1960
0,004 = 0,51 m
7.2 '
Suatu aliran laminar tunak terbentuk terjadi di antara pipa-pipa konsentrik. Aliran mengalir searah dengan sumbu pipa-pipa. Turunkanlah persamaan-persamaan diferensialnya dan perolehlah prohl kecepatannya. Elemen yang dipilih, di mana gaya-gaya bekerja. memiliki bentuk selongsong siiinder yang kosong (visualisasinya akan tebih mudah dengan menggunakan sebuah sketsa), yang terlihat seperti sebuah cincin jika dilihat dari ujungnya, dengan panjang dx. Cincin tersebut akan memiliki radius dalam r dan radius luar r + dr. Gaya tekanan netto yang bekerja pada
kedua ujungnya adalah
rzr
dengan arah aliran):
(,. t
dx +
)0,
(p + rtp) ur
(,
o,
- -2ttr dr dp
Gaya-gaya tegangan geser pada silinder dalam dan luar dijumlahkan sebagai berikut (tegangan geser diasumsikan berlarvanan
-r2xr
Untuk aliran tunak, gaya-gaya tekanan dan tegangan geser harus saling mengimbangi. Ini rnemberikan
+ 2nr dr
dx .'.4 = -: - + dYrdr
Masukkan persamaan konstitutif t = - l.t duldr (lihat catatan kaki untuk Pers. (7.7) dengan mengasumsikan bahwa elertten berada di dekat pipa luar) dan perolehlah
ofi
='
lt'
*: .'n',':) = + i, {'Y,)
ut,t=lr*--ern,ns
Konstanta
dan
(-).
yang akan memberikan tegangan geser nol pada pelat bawah yang stasioner dalam Gbr. 7.5 jrka diasurnsikan bahwa pelat-pelatnya horizontal di mana pelat atas bergerak ke kanan dengan
Tegangan gesernya adalah r = -p duldy jadi kondisi-kondisi batasnya adalah duldy- (0) diaplikasikan pada Pers. (7.29) untuk rnemberikan yang berikut:
4.uigt=1*o+A=o
dy
Lt dx
,/(o)
Sekarang, u(b)
...A=o
t dtt dan u5'tiui*l'
.'.8=o ""B=u
U, menghasilkan
Ini
7.4
Tunjukkan bahwa distribusi kecepatan yang diberikan oleh Pers. (7.62) mengaproksimasikan sebuah garis lurus
jika celah di antara kedua silinder kecil relatif terhadap radius silinder.
tt2
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
Karena celahnya kecil relatif terhadap kedua radius, kita dapat menjadikan R = r, = rr. Selain itu, jadikan 6 r, Pers' 7.6) dalam distribusi kecepatan dari Pers. (7.62). Distribusi kecepatan mengambil bentuk
t'.(r)=-=1-|-.--t
[BAB
! = rz - r (lihat
- r, dan
,i - ,f t '
a,,l (ri
_\ r--_
'
(rz- rt)(rr+
@(l
rr)
\r2- r\(r2+
r
r)
=#,.rg+=gul.
di mana kita telah menggunakan aproksimasi
2R-y R-y =)
karena y nilainya kecil dibandingkan dengan R dan 2R. Distribusi kecepatan di atas adalah distribusi garis lurus dengan kemiringan ar,R/6
7.5 Air
pada 15'C dialirkan di dalam sebuah pipa besi tempa dengan diameter 6 cm pada laju aliran 0,004 m3/s. Estimasikan penurunan tekanan di sepanjang pipa horizontal 300 m tersebut dengan menggunakan (a) diagram Moody dan (b) persamaan alternatif.
Kecepatan rata-rata dan bilangan Reynoldsnya adalah
m/s
toa
(a)
sehingga
fr=W=o'ooo77
Faktor gesekan diperoleh dari diagram Moody sebesar
I
Jadi penuruhan tekanannya adalah
0.022s
Lp = vh, = pf
(b)
Lp = Th, = r.07 x
'
0.091'fro
0,c
{',
= 111000 Pa atau
[-*r
+ 4.62(r'14
x-13#4
0.06 ).'3]]-'?
111 kpa
Kedua hasil ini memiliki selisih di bawah 2 persen dan pada intinya adalah sama.
7.6
Penurunan tekanan sebesar 200 kPa terukur di sepanjang pipa besi cor berdiameter 8 cm dengan panjang 400 m yang mengalirkan air 20"C. Tentukanlah laju alirannya dengan menggunakan (a) diagram Moody dan (b) persamaan
alternatif.
Kekasaran relatifnva adalah dan rugi head-nya adalah
;=W=
o'00325
hL=M=3$#=20,41m
(a)
Dengan mengasumsikan aliran turbulen penuh, diagram Moody memberikan
= 0'026
Kecepatan tata-rata di dalam pipa diperoleh, dengan menggunakan pers. (7.79), sebesar
=
menghasilkan bilangan Reynolds
1,76 rils
ini dan elD = 0,0325, diagram Moody memberikan disesuaikan. Maka laju alirannya diperkirakan sebesar
Pada bilangan Reynolds
Q = AV = n x 0,042
(b)
Karena rugi head dihitung dengan menggunakan penurunan tekanan, Pers. (7.83) dapat digunakan untuk menentukan laju alirannya:
,t.i.i):
iiliiiil
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
113
Q = -0,965
,,[ryf .( '#i+h*#,)"']
=o,oo855m3/s
Kedua hasil ini memiliki selisih di bawah 3 persen dan keduanya dapat diterima.
7.7
Seorang petani perlu menyediakan air 2OoC sebanyak 500 L setiap menit dari sebuah danau melalui sebuah pipa besi tempa sejauh 800 m ke ladang yang berada 4 m di bawah permukaan danau tersebut. Tentukanlah diameter pipa yang harus dipilih. Gunakan (a) diagram Moody dan (b) persamaan alternatif.
(a)
VlLg
u,
B*
@
4=
fry
"
*@E,.
D5
=o,oo1r4/
.
Re =
= lqqqqr,
memerlukan penyelesaian secara coba-coba. Kita dapat memilih suatu nilai untuk / dan memeriksanya untuk melihat apakah persamaan-persamaan dan diagram Moody sesuai dengan pilihan tersebut. Pilihlah f = 0,02. Jadi, persamaanpersamaan di atas memberikan
Ini
" ,.
- lo-Eoo
=ry
6=T#=
0,00039
D=
(0,00114
0,02)0,2=
0,118,m, R"
=+ffi
e0000,
Hasil di atas cocok dengan diagram Moody. Biasanya diperlukan satu pilihan lagi untuk/dan perhitungan ulang terhadap
diameter, bilangan Reynolds dan kekasaran relatifnya.
(b)
= 0-66[o.oooo+o'*lgq+p \ e'81
)o'"
,o-o(Hr'(#]-)"]
0'e=
0,12
Kedua hasil ini memiliki selisih di bawah 2 persen, jadi pada intinya adalah sama.
7.8
Sebuah saluran segiempat yang halus berukuran 10 x 20 cm mengalirkan 0,4 m3/s udara pada kondisi-kondisi standar ke arah horizontal sejauh 200 m. Estimasikanlah penurunan tekanan di dalam saluran tersebut.
Radius hidroliknya adalah
R=f=#*t3r=0,0333m
Kecepatan rata-rata dan bilangan Reynolds di dalam saluran adalah
v=*=##r=2onr./s
Ap = Thr=
,f
h*
1,23
x 9,81 x
4"ffi,,
"
pa
7.9
HGL
2(hr)",n + (hl)po,org-
uf
nt
Gambar 7.13
--l,r.,,,*,
(h1)po,ong"n
7.10
Sebuah pipa got berdiameter 80 cm (beton halus) dipilih untuk mengalirkan air pada laju aliran 0,24 m3l
s pada
114
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
IBAB
Gambar 7.14
Asumsikan air mengalir dengan pipa setengah penuh. Laju alirannya adalah
g
kita memiliki
! an
rsl/2
#,, *y (ffi)o#j
AR2t3
Dengan demikian, pipa tersebut lebih dari setengah penuh. Sketsa areanya ditunjukkan dalam
ini
o,z4 =
dengan
o,0oL21t2 .-.
AR2t3
= 0,09
A=
o,8tc
1!S#
+ (v
0,4)0,4 sin
ft
= 0,8ft
ulmg
0,299 0,283
R = 0,21-l
R=0,271
Soal-soal Thmbahan
1 m dalam 4 detik. Tentukan apakah aliran tersebut laminar ataukah turbulen. Buatlah asumsi-asumsi yang diperlukan
memiliki bukaan berdiameter 4 mm. Air memancar setinggi 20 cm di udara. Apakah alirannya laminar ataukah turbulen ketika keluar dari keran? Buatlah asumsi-asumsi yang diperlukan.
Sebuah keran minum
antara dua silinder, berdiameter 2 dan 2,2 cm. Silinder luamya tidak bergerak dan silinder dalamnya berotasi pada 100 rpm. Apakah oli berada dalam kondisi laminar ataukah turbulen jika Re*, = 1700? Gunakan Re = rr;r,6iv, di mana 6 = rz - rr
7,16
Suatu profll kecepatan parabola diinginkan di ujung dari sebuah selang dengan panjang 10 m dan diameter 8 mm yang terpasang pada sebuah tangki yang diisi dengan air 20oC. Sebuah eksperimen dilakukan di mana 60 L terkumpul dalam 90 menit. Apakah
asumsi aliran laminar layak? Jika demikan, apakah selang tersebut cukup panjang?
7,17
Sebuah profil parabola diinginkan di dalam udara 20"C ketika melewati dua pelat paralel yang berjarali 80 mm di dalam suatu laboratorium universitas. Jika bilangan Reynoldsnya adalah Vh/v = 1500, berapa panjangkah saluran yang dibutuhkan untuk mengamati aliran yang terbentuk penuh, yang berarti, profil kecepatan parabola? Berapakah kecepatan rata-ratanya?
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
lt5
sebuah pipa berdiameter 2 cm berubah-ubah di antara kondisi laminar dan turbulen ketika mengalir melalui pipa dari sebuah penampung. Estimasikanlah panjang inti tak-kentai dan panjang jalur masuknya (a) jika aiirannya laminar dan kecepatan rata-ratanya adalah 0,1-5 m/s dan (b) jika alirannya turbulen dan kecepatan rata-ratanya adalah 0,6 m/s (gunakan hasil-hasil dari Pers. (7.4)).
bahwa gradien tekanan LplLx di daerah jalur masuk nilainya lebih besar daripada gradien tekanan di daerah aliran terbentuk dari sebuah pipa. Gunakan kenaikan fluida dengan panjang Ar dan luas potongan-lintang zrrfr di daerah jaiur masuk dan di daerah aliran terbentu.
Jelaskanlah mengapa distribusi tekanan di daerah jahir masuk sebuah pipa untuk aliran tur'oulen dengan bilangan Reynolds yang relatif rendah (Re = 10 000) berada di bawah distribusi garis lurus perpanjangan dari alii'an terbentuknya. Lihat Gbr 7.3.
.20
rata-
7.24
Penutunan tekanan di sepanjang pipa horizontal dengan pan-iang 15 m cian diameter 8 mm yang mengalirkan air 40'C terukur sebesar i200 Pa. Alirannya diasumsikan laminai. Tentukanlah (a) kecepatan maksimum di dalam pipa,0) bilangan Reynolds, (c) tegangan geser dinding dan (fl faktor gesekannya. Suatu cairan mengalir melaiui sebuah pipa berdiameter 2 cm pada laju 20 L setiap menit. Asumsikan aliran laminar dan estimasikanlah penurunan tekanan di sepanjang pipa horizontal dengan panjang 20 m tersebut untuk (a) air pada 40"C, (b) oli SAE-10 pada 20"C dan (c) gliserin pada 40"C. Tentukanlah apakah asumsi aliran laminar memang layak. pada 20'C mengalir melalui sbbuah pipa berdiameter i2 mm pada sebuah lereng menurun sehingga Re berapakah yang akan menghasiikan penurunan tekanan noi?
7.25
7.26 Air
= 2000. Sudut
pada 40"C mengalir di dalam sebuah pipa vertikal berdiameter 8 mm pada 2 Llmenit. Dengan mengasumsikan aliran laminar, hitunglah penurunan tekanan sepanjang jrak 20 m jika alirannya (a) ke arah atas dan (b) ke arah bawah. Udara atmosfer pada 25oC mengalir di dalam sebuah pipa horizontal berdiameter 2 cm pada Re = 1600. Hitunglah tegangan geser dinding. faktor gesekan, rugi head dan penurunan tekanan di sepanjang pipa 20 m tersebut. Suatu cairan n.rengalir di dalam pipa berdiameter 4 cm. Pada radius berapakah kecepatannya menjadi sama dengan kecepatan tata-ratanya jika alirannya laminar? Pada radius berapakah tegangan gesemya menjadi sama dengan setengah dari tegangan geser dinding?
7.2g
.30
Tentukanlah ekspresi untuk sudut 0 yang diperlukan oleh suatu jalur pipa sehingga tekanannya konstan jika alirannya laminar? Kemudian, tentukan sudut dari sebuah pipa berdiameter 10 mm yang mengalirkan air 20"C pada Re = 2000 sehingga terjadi tekanan konstan. dengan mengasumsikan radius silinder rt = 4 cm dan r, = 5 cm dengan mengasumsikan bahwa air 20'C memiliki penurunan tekanan 40 Pa sepanjang i0 m. Tentukan juga laju alirannya. Asumsikan aliran laminar. SAE-10 pada 20"C mengalir di antara dua silinder konsentrik ke arah yang paralel terhadap sumbu-sumbu silinder-silinder horizontal tersebut yang memiliki radius 2 dan 4 cm. Penurunan tekanannya adalah 60 Pa sepanjang 20 m. Asumsikan aliran laminar. Berapakah tegangan geser pada silinder dalamnya?
7.32 Oili
jika fluidanya adalah (c) air pada 2A"C, (b) udara pada 25'C dan (c) oli SAE-10 pada 40"C. Asumsikan
x 40 cm. Jika Re =
7,36 Air
pada 20oC mengalir menutuni sebuah areal parkir dengan tebar 80 m pada kedalanian konstan 5 mm. Kemiringan dari areal parkir adaiah 0,0002. Estimasikanlah laju aliran dan tegangan geser maksimumnya. Apakah asumsi aliran laminar memang layak?
7.37 Air
pada 20'C mengalir di antara dua pelat horizontal paralel yang dipisahkan jarak 8 mm. Pelat bawahnya stasioner dan pelat atasnya bergerak pada 4 m/s ke kanan (lihat Gbr. 7.5). Dengan mengasumsikan aliran laminar, berapakah gradien rekanan yang dibutuhkan sehingga:
116
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
(a)Tegangan geser di pelat atas menjadi nol (b)Tegangan geser di pelat bawah menjadi nol
IBAB
7.38 Udara atmosfer pada 40oC mengalir di antara dua pelat horizontal paralel yang dipisahkan jarak 6 mm. Pelat bawahnya stasioner dan gradien tekanannya adalah -3 Pa.im. Dengan mengasumsikan aliran laminar, berapakah kecepatan pelat atas yang
dibutuhkan sehingga: (a) Tegangan geser di pelat atas menjadi nol (b) Tegangan geser di pleat bawah menjadi nol (c) Laju aliran menjadi nol (d) Kecepatan pada ,y = 4 mm menjadi 2 mls
antara pelat stasioner dan pelat berdiameter 20 cm yang berputar yang ditunjukkan dalam Gbr.7.15. Estimasikanlah torque yang dibutuhkan dengan mengasumsikan profil kecepatan linierjika Q = 100 rad/s.
2mm
_t
Gbr.
7.15
+
|
pada 20oC mengisi celah di antara silinder sepanjang 120 cm yang bergerak dan permukaan luar yang diam. Dengan mengasumsikan gradien tekanan nol, estimasikanlah gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan silinder pada 10 m/s. Asumsikan aliran laminar.
-T
Gbr. 7.16
]L
0,4 mm
mm1
(
7
-]
Gbr. 7.17
.43
Sebuah silinder berdiameter 3 cm berotasi di dalam sebuah silinder berdiameter 4 cm di mana oli SAE-30 40oC mengisi ruang di antara silinder-silinder konsentrik sepanjang 30 cm tersebut. Tuliskanlah profil kecepatannya dan hitunglah torque dan daya
yang dibutuhkan untuk memutar silinder dalam pada 2000 rpm dengan mengasumsikan aliran laminar.
7.44
Tentukanlah ekspresi untuk torque dan daya yang dibutuhkan untuk memutar silinder luar tidak bergerak. Asumsikan aliran laminar.
jika silinder
i.6
kontinuitas menghasilkan:
V*V+44= dx dv dz
7,46
66n,
,P7*!r*4u=o dx dy dz
Sebuah pipa berdiameter 12 cm mengalirkan air pada 25'C di dalam sebuah pipa dengan elemen-elemen kekasaran yang memiliki ketinggian rata-rata 0,26 mm. Tentukan apakah pipa tersebut halus ataukah kasar jika laju alirannya adalah (a) 0,0004, (b) 0,004 dan (c) 0,04 m3/s.
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
Estimasikanlah kecepatan maksimum di dalam pipa pada (a) Soal 7.46a, (b) Soal 7.46b dan (c) Soal 7.46c.
rt7
7.47 7.48
Gambarlah sebuah volume kontrol silinder dengan panjang I dan radius r di dalam sebuah potongan pipa horizontal dan tunjukkan bahwa tegangan gesernya bervariasi secara linier terhadap r, afirnya, t = r Lpl(2L). Tegangan geser dindingnya diberikan oleh ro = ro Lpl(2L) (lihat Pers. (7.75)). Estimasikanlah gradien kecepatan di dinding, penurunan tekanan dan rugi head di sepanjang 20 m dari aliran air dalam (a) Soal 7.46a, (b) Soal 7.46b d?n (.) Soal 7.46c. Catatan: Karena turbulensi harus menjadi nol di dinding, tegangan geser dindingnya
7.49
diberikan oleh
p )il)yl,=o
di dalam
di dalam pipa dan rugi head di
sebuah pipa horizontal halus berdiameter l0 cm dengan laju 0,004 m3/s. Estimasikanlah sepanjang 40 m. Gunakanlah distribusi kecepatan hukum pangkat.
7.50 Air
kecepatan maksimum
7.51 Oli SAE-30 pada 20oC dialirkan di dalam sebuah pipa halus
berdiameter 40 cm dengan kecepatan rata-rata 10 m/s. Dengan menggunakan profil kecepatan hukum pangkat, estimasikanlah (a) faktor gesekan, (D) penurunan tekanan di sepanjang 100 m pipa, (c) kecepatan maksimum dan (d) ketebalan lapisan dinding kentalnya.
7.52 Ulangi Soal 7.51 dengan menggunakan profil kecepatan semi-log. 7.53 Jika pipa dalam Soal 7.51 adalah pipa besi cor, ulangi soal tersebut dengan menggunakan profil kecepatan semi-log.
7.55 Ulangi Soal 7.54 dengan menggunakan (c) oli SAE-10 pada 80 'C, (D) gliserin pada 70oC dan (c) oli SAE-30 pada 40oC. 7.56 Air pada 30oC mengalir menuruni kemiringan 30" di dalam sebuah pipa berdiameter 6 cm dengan laju aliran 0,006 m3/s.
Tentukanlah penurunan tekanan dan rugi head di sepanjang 80 m pipa.
tekanan di dalam sebuah potongan pipa besi galvanisir sepanjang 100 m dengan diameter 10 cm adalah 200 kPa, estimasikanlah laju alirannya jika fluida yang mengalir adalah (a) air pada 20"C, (b) oli SAE-10 pada 80'C, (c) gliserin pada 70'C dan (d7 oli SAE-30 pada 20oC. Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian secara coba-coba, disarankan untuk memakai salah satu persamaan altematif. sebuah potongan pipa besi galvanisir sepanjang 300 m dengan diameter l0 cm. Jika penurunan tekanan sebesar 200 Pa terukur di sepanjang potongan tersebut, estimasikanlah fluks massa dan laju alirannya. Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian secara coba-coba, disarankan untuk memakai salah satu persamaan alternatif. Asumsikan udara bersifat inkompresibel.
7.59
di dalam sebuah pipa halus sepanjang 80 m yang mengalirkan air 20'C dengan laju aliran 0,0016 m3/s. Berapakah diameter pipa yang harus digunakan? Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian
Penurunan tekanan sebesar 100 kPa diinginkan secara coba-coba, disarankan untuk memakai salah satu persamaan alternatif.
7.60 Ulangi Soal 7.59 dengan menggunakan (a) oli SAE-10 pada 80'C, (b) gliserin pada 70 'C dan (c) oli SAE-30 pada 20'C. 7.61 Seorang petani ingin mengalirkan air 20oC dari sebuah danau, yang permukaannya terletak 4 m di atas sebuah selang
pembuangan dari plastik. Jika jarak totalnya adalah 400 m dan diinginkan 300 L air per menit, berapakah ukuran selang yang harus dipilih? Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian secara coba-coba, disarankan untuk memakai salah satu persamaan alternatif.
7.62 7.63
Udara pada 35"C dan l2O kPa memasuki sebuah saluran berukuran 20 x 50 cm yang terbuat dari pelat logam dengan laju 6 m3/s. Berapakah penurunan tekanan yang diperkirakan terjadi di sepanjang l2O m?
Penurunan tekanan sebesar 6000 Pa terukur di sepanjang 20 m ketika air 30oC mengalir melalui sebuah saluran halus berukuran
Rugi-rugi Kecil
7.64
Koefisien rugi dari siku standar yang tertera dalam Tabel 7.2 terllhat besar dibandingkan dengan beberapa koefisen rugi lainnya. Jelaskanlah mengapa siku tersebut memiliki koefisien rugi yang relatif besar dengan mempertimbangkan aliran sekunder yang terjadi setelah belokan. Mengaculah ke Pers. (3.31). sebuah penampung melalui sebuah pipa besi galvanisir dengan panjang 100 m dan diameter 4 cm ke atmosfer. Pembuangannya 20 m di bawah permukaan penampung. Berapakah kecepatan keluarnya (a) dengan mengasumsikan tidak terjadi rugi-rugi di dalam pipa dan (b) dengan memperhitungkan rugi-rugi? Jalur masuknya memiliki sudut tajam. Buatlah sketsa EGL dan HGL untuk (a) dan (b).
7.66 7.67
2 cmpadapipa
Pipa horizontal dalam Soal 7.65 dipasangi tiga siku berulir standar yang diletakkan pada jarak yang sama. Hitunglah alirannya dengan memperhitungkan semua rugi-rugi. Buatah sketsa HGL-nya.
118
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
[BAB
7.68
Sebuah pipa besi cor berdiameter 4 cm menghubungkan dua penampung di mana permukaan dari satu penampung berada 10 m di bawah permukaan yang lainnya. Terdapat dua siku beruiir standar dan satu katup sudut terbuka lebar di dalam pipa sepanjang 50 m tersebut. Dengan mengasumsikan jalur masuk sudut taja,rn, estimasikanlah laju aiiran di antara kedua penainpung tersehut. Asumsikan temperatur 20"C.
Sebuah pompa dengan efisiensi 88% digunakan untuk mengalirkan air 30oC dari sebuah penampung rendah melalui sebuah pipa besi galvanisir berdiameter 8 cm ke sebuzLh penampung yang lebih tinggi yang perrnukaannya terletak 40 m di atas permukaan penamp-ung yang lebih rendah. Pipa terse'out memiliki panjang total 200 m. Estimasikanlah kebutuhan daya untuk laju aliran 0.04 m3/s. Berapakah jarak maksimum dari penampung yang rendah di mana pompa dapat diletakkan jika pipa horizontal tersebut berada 10 m di bawah permukaan penampung yang rendah'?
7.69
7,70
Sebuah turbin dengan efisiensi 90% beroperasi di antara dua penampung yang dihubungkan dengan sebuah pipa besi cor dengan panjang 200 m dan diameter 40 cm yang mengalirkan 0.8 m3/s air 20"C. Estimasikanlah keluaran daya dari turbin jika perbedaan ketinggian di antara kedua permukaan penampung adalah 40 m.
7.71 Kurva karakteristik pompa, yang ditunjuk-lian dalam Gbr.7.18, menghubungkan efisiensi dan head pompa (lihar Pers. (4.25)) untuk pompa di dalam soai ini dengan laju alirannya. Jika pompa digunakan untuk memindahkan air 20'C dari sebuah
penampung rendah pada ketinggian 20 m ke sebuah penampung tinggi pada ketinggian 60 m melalui sebuah pipa besi cor dengan panjang 200 m dan diameter l6 cm, estimasikanlah laju aliran dan kebutuhan dayanya.
100
100
75
f<
H,
(m)
50
25
\r
50
25
0,1
g
0,2
(m3/s)
0,3
Gambar 7.18
140 cm
Gambar 7.19
7.76 Air
mengalir di dalam got (beton halus) berdiameter 2 m dengan S = 0.0016. Estimasikanlah laju alirannya jika kedalamannya adalah (a) 50, (b) 100, (c) 150, dan (c) 199 cm. (beton halus) berdiameter 120 cm dengan S = 0,001 dengan laju aliran 0,4 m3/s. Berapakah perkiraan
BAB 7]
ALIRAN-ALIRAN INTERNAL
119
7.ll
(a)
0,1007
m/s
(b)
0,0367
m/s
(c)
1,8
m/s
(4
1,51 m/s
7.12 Sangat turbulen 7.13 Turbulen 7.14 Laminar (b) 25,1 m, 12,5 m 7.15 (a) 16,4 m, 8,2 m 7.16 Ya. ya. 7.17 4,8 m, 0,283 m/s. (b) 0,2 m, 2,4 m 7.18 (a) 1,94 m, 3,87 m 7.19 Lihat soal yang diberikan 7.20 Lihat soal yang diberikan 7.21 Lihat soal yang diberikan 7.22 Lihat soal yang diberikan 7.23 Lihat soal yang diberikan (b) 2950 7.24 (a) 0,448 mls 7,25 (a) 1114 Pa, bukan laminar (b) 153 kPa, laminar 7.26 (a) 0,219" ke arah bawah (D) -191.8 kPa 7.27 (a) 200,6 kPa 7.28 0,0091 Pa, 0,04, 3,13 m, 36,4 Pa 7.29 1,414 cm, I cm 7.30 sina lzltvtyr2o), 0,376 7.31 4,1, r4,8,0,0117 m3/s 7.32 0,035 N/m2 7.33 2Ub2 7.34 6yUlb2 7.35 (a) 0,0006 m3/s, 180 Pa (b) 0,0093 m3/s,51,5 Pa 7.36 0,000653 m3/s, 0,00098 7.37 (a) -125 Palm 7.38 (a) 2,83 m/s 7.39 12,6 N.m 7.40 565 N 7.41 2tt1tr3ra2Ll6 7.42 (a) 0,346 N'm
N/m2
(c)
34,7 m, 17,4
(d)
45,1 m,22'6 m
(9)
0,16
Pa
(d)
o'02t7
(c)
0,0024 m3/s,264kPa
m/s
(A
4,25 Palm
L37 rrls
(A
7.43 539(0,0016/r - r), 0,325 N'm, 136 W 7.44 r = 4rcpr?rirorlQ| -rl) 7.45 Lihat soal yang diberikan (c) kasar (D) kasar 7.46 (a) halus (c) 4,6 m/s (b) 0,474 mls 7.47 (a) 0,047 m/s 7.48 Lihat soal yang diberikan 7.4g (a) 7,3 s*r,4,4 Pa, 0,00045 m (b) 4go s-1,290 Pa,0,03 m (c) 45,200 s-1, 27 Wa,2,7 m 7.50 0,63 m/s, 0.125 m (fl 1'82 mm (c) l2,4 trls (b) 275 kPa 7.51 (a) 0,024 (A l'7'7 mm (c) 11,9 m/s (b) 292kPa 7.52 (a) 0,0255
I2O
7.53 (a) 0,0275 7.54 (a) 9,7 m 7.55 (a) tt,3 m, tl,t m 7.56 -343 kpa, 4,98 m 7'57 (a) 0,033 m3/s 7.58 0,0093 m3/s, 0,031 kg/s 7.59 5,6 cm 7.60 (a) 3,5 cm 7.61 8,4 cm 7.62 18,8 kPa 7.63 0,00063, m3ls 7.64 Lihat soal yang diberikan 7.65 (a) 19.8 m/s 7.66 0,995 m/s 7.67 1,56 m/s 7.68 1,725 rn/s 7.69 138 hp, 6,7 m 7.70 173 hp 7.71 0.3 m3/s. 290 hp 7.72 (a) 4,39 pa 7.73 (a) 2,45 m3/s 7.74 (a) 0,422 m3/s 7.75 (a) 1,99 m3/s 7.76 (a) 0,747 m3ts 7.77 0,45 m
ALIRAN-ALIRAN
INTERNAL
(c)
12,5
IBAB
(b) 315 kpa (b) 9,55 m (b) 15,1 m, 15,2m (b) 0,032 m3ts
rn/s
16,5m
@) t,7t
mm
(c) t6,t m,
k)
0,022
m3/s
(a
0,022
m3ts
(c) 3'9 cm
(b)
2,Ot m/s
(b)
0,435 m3/s
1b) 2,09
m3/s
@)
5,32 pa
(c)
6,27
m3ls
(d)
6,59 m3/s
ran Eksternal
,,r$I$FAHULLTAN
.r$gfujqk,*liran eksternal melibatkan aliran-aliran bilangan Reynolds rendah maupun tinggi. Aliran bilangan Reynolds .rendpt+:ti4,q.k terlalu diminati dalam kebanyakan aplikasi teknik dan tidak akan dibahas dalam buku ini; aliran di sekitar r.b*tiianlbu.tlran semprotan, sedimentasi sungai, filamen-filamen dan sel-sel darah merah adalah contoh-contoh yang akan i'diSpf4hk3q.saja kepada ahli-ahlinya. Aliran bilangan Reynolds tinggi sangat diminati oleh para insinyur dan mencakup di srr1ar*n3*,atiran di sekitar airfoil, kendaraan, gedung, kabel jembatan, stadion, bilah-bilah turbin dan rambu-rambu. :,,.:, h*eAm atran di bagian eksternal dari sebuah benda sangat sulit untuk dipecahkan, bahkan untuk benda-benda yang .paling,s ana sekalipun seperti sebuah silinder yang panjang atau sebuah bola. Akan tetapi, kita dapat menyusun kental tipis, lapisan batas, ,peig@ed:rersamaan yang memungkinkan kita untuk mengestimasi pertumbuhan dari lapisan koefisien-koefisien yang itu, tersedia Selain kendaraan. pada pelat hidung bulat sebuah sebuah datar atau ryang,I{r{-{rblth gaya untuk diteliti. gaya dan angkat yang hambat memungkinkan melalui eksperimen ,:teiak;Oip$roleh terlepas dari benria di mana aliran daerah suatu tumpul melibatkan daerah separasi, ir$n,di sekitar benda r, ,,,,r Wake, daerah yang dalam Gbr. 8.1. digambarkan hilir, seperti resirkulasi di bagian sebuah daerah trden,r&qr,nkiltuk ,#pggg*ru:viskositas, juga terbentuk; ini adalah daerah difusif yang terus membesar (sampai jarak tertentu ke bagian ,,**t*r,,'* e 1_annya lebih rendah daripada kecepatan arus bebas V). Lapisan batas laminar terbentuk di dekat bagian :de,,paa'.dar,i'benda yang diikuti oleh lapisan batas turbulen seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.1. Aliran tak-kenta1, yang 1*idng ii,*i*ebut arus bebas, terjadi di bagian depan benda dan di iuar lapisan batas, daerah separasi dan wake. Aliran ,henda ramping (streamline) memiliki semua komponen yang sama seperli dalam Gbr. 8.1 kecuali daerah ,d.! seearas,iffi..{idak signifikan dan wake-nya jauh lebih kecil.
,
Titik
stagnasi
seParasi
t2t
r22
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
[BAB
Aliran arus bebas tak-kental biasanya irotasional walaupun dapat juga berupa aliran rotasional dengan vortisitas, misalnya, aliran udara di dekat batang pohon atau air di dekat tanah di sekitar sebuah tiang di dalam sungai; aliran
menggali sebuah lekukan di dalam pasir di depan tiang dan udara menggali lekukan yang serupa di dalam salju di depan pohon, suatu pengamatan yang cukup menarik. Vortisitas di dalam udara atau air yang mendekat menyebabkan terjadinya fenomena yang teramati tersebut. Harus diperhatikan bahwa batas dari daerah separasi yang ditunjukkan adalah lokasi rata-ratanya. Daerah separasi itu sendiri sangat tak-tunak dan dapat secara perlahan-lahan saling bertukar massa dengan arus bebas walaupun streamlinestreamline rata-rata-waktunya tetap berada di luar daerah separasi. Selain itu, daerah separasi selalu berada di dalam
wake.
Hal yang paling ingin diketahui dari aliran di sekitar benda tumpul adalah gaya hambatnya, gaya yang diberikan oleh aliran pada benda ke arah aliran*. Gar-a angkat adalah gayayang diberikan ke arah tegak lurus terhadap aliran dan ingin diketahui pada airfoil dan benda-benda streamline. Gaya gambat Frdan gaya angkat,F, masing-masing diberikan dalam bentuk koefisien goya hambat C, dan koefisien gaya angkat Cr_, oleh
F, = pAv2CL i,
(8,1 )
luas airfoil A adalah chord Qarak dari hidung ke tepi belakang) dikalikan dengan panjang. Gaya yang disebabkan oleh tekanan rendah di daerah separasi mendominasi gaya hambat pada benda tumpul, yang merupakan subjek dari Subbab 8.2. Tegangan kental yang bekerja pada dan paralel terhadap setiap elemen batas dapat diabaikan sehingga lapisan batas pada permukaan benda tumpul tidak diperhatikan. Hal yang berlawanan terjadi pada airfoil, yang merupakan subjek dari Subbab 8.3; gaya hambat utamanya disebabkan oleh tegangan kental yang bekerja pada elemen-elemen batas. Dengan demikian, lapisan batas yang terbentuk pada benda streamline sangat ingin diketahui. Keinginan inilah yang memotivasi banyak studi mengenai lapisan batas. Dasar-dasar teori lapisan batas akan diberikan dalam Subbab 8.5. Akan tetapi terlebih dahulu kita harus mengetahui aliran tak-kental di luar lapisan batas (Gbr. 8.1). Oleh karena itu, teori aliran tak-kental akan diberikan dalam Subbab 8.4. Ketika menyelesaikan aliran tak-kental, lapisan batas dapat diabaikan karena sangat tipis. Solusi aliran tak-kental memberikan gaya angkat, yang tidak terpengaruh secara signifikan oleh lapisan batas yang kental, dan distribusi tekanan pada permukaan benda dan juga kecepatan pada permukaan tersebut (karena penyelesaian tak-kental mengabaikan efek-efek viskositas, fluida tidak melekat ke perbatasan dan selip melewatinya). Tekanan dan kecepatan di permukaan diperlukan dalam penyelesaian lapisan batas.
di mana, untuk benda tumpul, luas A adalah luas proyeksi pada bidang yang tegak lurus terhadap arah aliran dan untuk
'D -
24 Re
Re<l
(8 2)
Separasi terjadi untuk Re > 10 yang dimulai dari area kecil di bagian belakang bola sampai daerah separasi mencapai maksimum pada Re = 1000. Koe{isien gaya hambatnya kemudian menjadi relatif konstan sampai terjadi penurunan tajam di sekitar Re = 2 x 105. Penurunan tajam ini disebabkan oleh transisi dari lapisan batas tepat sebelum separasi mengalami
transisi dari aliran laminar menjadi aliran turbulen. Lapisan batas turbulen menyimpan jauh lebih banyak momentum dan dapat memindahkan daerah separasi lebih ke belakang; lihat perbandingannya dalam Gbr. 8.3. Penurunan tajam pada gaya hambat dapat mencapai sebanyak 807o. Permukaan dari suatu benda dapat dikasarkan untuk menyebabkan lapisan batasnya mengalami transisi lebih dini; lekukan-lekukan pada bola golf dapat melakukan hal ini dan menambah jarak terbang sampai sebanyak 100 persen jika dibandingkan dengan jarak terbang bola yang halus. Setelah penurunan tajam ini, koefisien gaya hambat meningkat lagi dengan naiknya bilangan Reynolds. Data eksperimen tidak menyediakan koefisien gaya hambat baik untuk bola maupun silinder untuk bilangan Reynolds yang tinggi. Nilai
titik.
* Sebenarnya, benda bergerak melalui fluida yang diam. Untuk menciptakan aliran tunak, fluida tligerakkan melalui benda yang dam, seperti di dalam laboratorium; tekanan dan gayanya tetap sama. Untuk memperoleh kecepatan aktualnya, kecepatan aliran dikurangkan dari kecepatan pada setiap
BAB 8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
123
)r)
1,0
\
S
0.8 0.6
nJu;
-nrrJ,
*=-:tJOla
----+KaSar
CD
0.2
0.1
;J,
stream
Ii
ne
\ IG
a
Gi
-s\:
16
8101
2 .1
68101 2
.1 6 8101 2 Re = VDlv
4 6
810s
10h
4 6
8t07
Gambar 8.2 Koefisien gaya hambat untuk aliran di sekitar bola dan silinder panjang
Gambar 8.3 Profil kecepatan laminar dan turbuien untuk lapisan batas dengan ketebalan yang sama 0,2 untuk bola yang halus dan 0,4 untuk silinder panjang yang halus biasanya digunakan untuk bilangan Reynolds yang
melebihi
106.
Perampingan (streamlining,) dapat sangat menurunkan koefisien gaya hambat pada benda tumpul. Koelisien gaya hambat untuk silinder dan bola streamline ditunjukkan dalam Gbr. 8.2. Sudut dalam pada ujung belakangnya tidak boleh melebihi 20' jika daerah separasinya ingin diminimalkan. Gaya hambat yang disebabkan oleh tegangall geser yang bekerja pada permukaan yang sudah diperluas tentu saja akan meningkat pada benda streamline, akan tetapi gaya hambat yang disebabkan oleh tekanan rendah akan menjadi berkurang lebih banyak sehingga gaya hambat totalnya akan menjadi lebih kecil. Selain itu, streamlining juga mengeliminasi getaran yang sering terjadi ketika vorteks-vofteks dilepaskan dari sebuah benda tumpul. Untuk silinder dengan panjang terhingga (finite) yang memiliki ujung-ujung lepas, koelisien gaya hambatnya harus dikurangi dengan menggunakan data dalam Tabel. 8.1. Jika silinder dengan panjang terhingga memiliki satu ujung yang tertanam pada sebuah permukaan padat, panjang dari silinder tersebut menjadi dua kali lipat. Perhatikan bahwa LID dati silinder dengan ujung-ujung lepas harus menjadi sangat besar sebelum efek-efek ujungnya menjadi tidak signifikan.
Tabel 8.1 Koefisien Gaya Hambat untuk Silinder Bulat dengan Panjang Terhingga (Finite)* dan Ujung'ujung Lepast. I-ID
,10
cDlcD_
1
0,82
20
10 5
-)
0,76
0.68 0,62 0,62 0,57 0,53
*Cr-
kali lipat
124
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
IBAB
Koefisien gaya hambat untuk sejumlah bentuk-bentuk umum yang tidak sensitif terhadap bilangan Reynolcls diberikan dalam Tabel 8.2.
Tabel 8.2 Koefisien Gaya Hambat untuk Berbagai Benda Tumpul.
Benda Re
CD
2,0
1,1
I- > 103
Pelat persegiempat
lzo
2,4
1,5 1,2
1,1 1,1
ro'
Piringan bulat
Parasut
t,4
0,29
0,42
1,1
>10s
oq
o5
0,96 0;76 0.70
Idi b.takang
Truk kecil
kendaraan lain
CONTOH 8.{ setruah tiang setinggi 6 m berdiameter 5 cm yang ditanam di dalam beton menyangga *ebuah tanda berbentuk bulat deagat diameter 4 m. Estimasikan msme{ maksimum yang harus ditahan oleh beton unfirk kecepatan angin 30 m/s.
Penyeleeaian: Untuk memperoleh momen maksimum, angin diasumsikan mene{pa tegak lurus pada tanda. Dari Tabel g.2, koefrsien gaya hambat untuk piringan adalah 1,1. Mornen yaag diakibatkan oleh gaya hambatnya, yang bekerja di titik tengah tanda tersebut. adalah
Mt= Fprx Ll
oleh tiang
= *pArV2Crrx
Lt=+x
l,ZZ x
nx
di mana densitas pada ketinggian 0 dari permukaan laut digunakan karena data keringgian tidak d.iberikan. Momen yang disebabkau
adalah
dengan menggunakan yang tinggr di datam aliran udara, artinya, silinder kasar. Faktor pengali dari Tabel 8.1 tidak digunakan karena ridak ada ujung yurg l"p"r. Momen yang harus ditahan oleh dasar beton adalah
l -Mz= Fozx Lr= r ..) $pArI?Corx Lr* lx 1,22x 0,05 x 6x 3d x 0,7 x 3 = 346 N.m bilangan Reynolds Re = 3O x 0,05/1,5 x 10-s = l0-s dan meugasumsikan tingkat fluktuasi
'M = Mt
* Mre
kabel komunikasi bawah air dan pada kenyataannya dapat menyebabkan kerusakan. Kita akan melihat vorteks-vorteks yang dilepaskan dari sebuah silinder bulat yang panjang. Pelepasan terjadi secara bergantian dari setiap sisi silinder, seperti digambarkan dalam Gbr. 8.4. Frekuensi pelepasan f, Hz, dlberikan oleh bilangan Strouhal,
-fD st =?
terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh resonansi.
(S.J)
Jika frekuensi pelepasan ini sama dengan atau merupakan kelipatan dari frekuensi struktur, maka terdapat kemungkinan
BAB 8]
ALIRAN.ALIRAN EKSTERNAL
Vorteks yang sedang dilepas Arus bebas Voneks yang
sudah dilepas
125
/-\
(.
f)
(ro))
^,
\^.
-l:_
\
=-t fi
L,
t/o)) \\7
'D
1-
n)o
0,18 St
Y
\
Sebaran data
,/ / /
r00 400
1000
0,16
0.14
10 000
Re = VDht
Gambar 8.5 Biiangan Strouhal untuk pelepasan vorteks dari sebuah silinder. Bilangan Strouhal tidak dapat dihitung melalui persamaan; nilainya ditentukan melalui eksperimen dan ditunjukkan dalam Gbr. 8.5. Perhatikan bahwa pelepasan vorteks dimulai pada Re = 40 dan untuk Re 2 300 bilangan Strouhal pada intinya menjadi independen terhadap bilangan Reynolds dan sama dengan kira-kira 0,21. Fenomena pelepasan vorteks menghilang untuk Re > 104.
8.2 Sebuah silinder berdiameter 6 cm digunakan untuk mengukur kecepatan arus udara yang bergerak pelan, Dua iubang tekanaa digunakan untuk menentukan bahwa vorteks-vorteks dilepaskan dengan frekuensi 4 Hz. Tentukanlah kecepatan dari arus udara tersebut. Penyelesaian: Asumsikan bilangan Strouhalnya berada di dalam rentang 300 < Re < l0 000' Maka
CONTOH
f$
Pengukuran kecepatan arus angin serendah merupakar satu cara untuk melakukanny4.
a,x
sehingsa
n=
q#
1,14. m/s
ini
8.2.3 Kavitasi
Ketika fluida mengalir dari daerah bertekanan relatif tinggi ke daerah bertekanan rendah, kavitctsi dapat terjadi, yang berarti, tekanan menjadi sangat rendah sehingga fluida menguap. Ini dapat terjadi di dalam aliran pipa di mana terdapat kontraksi dan ekspansi, pada bilah-bilah pompa sentrifugal, di dekat ujung baling.baling, pada hidrofoil dan torpedo. Kavitasi pada kenyatannya dapat merusakkan baling-baling dan poros besi (yang disebabkan oleh getaran) pada kapal dan menyebabkan pompa berhenti berfungsi dengan baik. Walaupun demikian, kavitasi dapat menjadi berguna dalam penghancuran batu ginjal, alat pembersih ultrasonik dan dalam memperbaiki kinerja torpedo. Kavitasi teriadi jika bilangan kavitasi o, yang didefinisikan
p- - p,, ()=-
(8.4)
iPv'
nilainya lebih kecil daripada bilangan kavitasi kritis ou,,,, yang bergantung pada geometri dan bilangan Reynolds. Dalam Pers. (8.4) p- adalah tekanan absolut di dalam arus bebas dan p, adalah tekanan uap dari cairan.
126
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
IBAB
Koeflsien gaya hambat dari sebuah benda yang mengalami kavitasi diberikan oleh
Cu(.o)= Cr(0)(1
+o)
(8.5)
di rnana Co(0) diberikan dalam Tabel 8.3 untuk beberapa bencla untuk Re = 105. Hidrofoil, suatu bentuk sejenis airfoil yang digunakan untuk mengangkat kendaraan air di atas permukaan air,
sama
sekali tidak dapat beroperasi tanpa kavitasi. Luas dan bilangan Reynoldsnya didasarkan pada panjang chord. Gaya hambat dan gaya angkat bersama-sama dengan bilangan kavitasi kritisnnya diberikan dalam Tabel 8.4.
Tabel 8.3 Koefisien Gaya Hambat untuk Bilangan Kavitasi -\ol pada Re = 105.
Geometri Bola
Sudut
cD(o)
0,30 0,8 0.50 0,88
rl20
lqo
1ao
lro
tl20
Kerucut (aksi-simetrik)
l,u I60
[,0
Tabel 8.4 Koefisien Gaya Hambat dan Gaya Angkat dan Bilangan Kavitasi Kritis untuk Hidrofoil untuk 10s < Re < 106.
Sudut
.)
(')
gaya
Koefisien hambat
0,014 0,014
0,015 0,018 0,022 0,03
Bilangan
kavitasi kritis
o5
0,6
0,'7
0
2
4
6
8
0,8
t,2
1,8
l0
r,22
0,04
)5
beropera^si 30 cm di bawah permukaan air dengan sudut serang 6o. Untuk kecepatan 16 m/s tentukanlah gaya hambat dan gaya angkatnya dan tentukanlah apakah te4adi kavitasi pada
Penyelesaian:
Tekanan
p-
hzLrus
* P",-= 9800 x 0,3 + 100 000 = 102 900 Pa atrs air sekitar 15oC, tekanan uapnya adalah 1600 Pa (Tabel C.1) dan bilangan
yh
p*=
kavitasinya
P-- p:
!P"
6.70
Ini lebih kecil daripada bilangan kavitasi kritis 1,2 yang diberikan dalam Tabel 8.4.dan berarti terjadi kavitas:i. Perhatikan bahwa kita dapat juga menggunakan p" = 0, seperti yang sering dilakukan, dengan akurasi yang cukup baik.
Gaya hambat dan gaya angkatnya adalah
F, = + pv2 ACr= ] x t000 x 162x 2x0.4 x0.022= 2250 N l. F, = * pv2 ACr= ] x 1000 x 162x 2 x0,4x 0.95 = 97 300N
BAB
8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
121
8.2.4 Massa Tambahan Ketika sebuah benda dipercepat di dalam fluida, sebagian dari fluida yang mengelilinginya juga dipercepat. Ini memerlukan gaya yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk mempercepat bendanya saja. Untuk memperhitungkan kenaikan massa yang harus diberikan percepatan, massa tambahan mo ditambahkan saja ke benda untuk menghitung gayanya. Untuk pergerakan pada bidang horizontal, gaya yang diperlukan untuk mempercepat suatu benda diberikan oleh
F-Fr-(m+*,)Nd,
di mana FD adalah gaya hambat. Jika benda dipercepat dari kondisi diam, gaya hambat ini adalah nol.
Massa tambahan berhubungan dengan massa fluida mf yafig dipindahkan oleh benda. Hubungan
mo
(8.6)
km,
G'n
memberikan massa tambahan jika faktor k diketahui. Untuk sebuah bola, k = O,5i untuk elips yang sumbu panjangnya dua kali lipat dari sumbu pendeknya dan bergerak ke arah sumbu panjangnya, k = 0,2; dan untuk silinder panjang yang bergerak tegak lurus terhadap sumbunya, ft = 1.0. Nilai-nilai ini adalah untuk aliran tak-kental jadi digunakan ketika
apung:
W-Fu=(m+*''#
(S%,,
I-
pg.
separasi tidak terjadi. Airfoil yang didesain untuk beroperasi pada kecepatan yang bulat sedangkan yang didesain untuk kecepatan supersonik bisa memiliki ujung subsonik memiliki ujung depan pada airfoil terutama disebabkan oleh tegangan geser yang bekerja di permukaannya; depan yang runcing. Gaya hambat terdapat sedikit gaya hambat yang disebabkan oleh distribusi tekanan. Lapisan batas, yang membatasi semua tegangan geser, yang terbentuk pada airfoil sangat tipis (lihat sketsa dalam Gbr. 8.6) dan dapat diabaikan ketika menyelesaikan aliran tak-kental di sekitar airfoil. Distribusi tekanan yang ditentukan dari solusi aliran tak-kental dipengaruhi sedikit sekali
oleh kehadiran lapisan batas. Oleh karena itu, gaya angkat pada airfoil diestimasi dengan mengabaikan lapisan batas dan mengintegralkan distribusi tekanan dari aliran tak-kental. Solusi aliran tak-kental juga memberikan kecepatan di tepi luar lapisan batas yang tipis, yang merupakan suatu kondisi batas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persamaan-persamaan lapisan batas; solusi dari persamaan-persamaan lapisan batas akan diberikan dalam Subbab 8.5. Gaya angkat dan gaya hambat pada airfoil tidak akan dihitung dari kondisi aliran akan tetapi dari nilai-nilai grafis koefisien gaya angkat dan gaya hambat. Nilai-nilai ini ditunjukkan dalam Gbr. 8.7 untuk airfoil konvensional dengan Re = 9 x 106. Koefisien gaya angkat dan gaya hambat dideflnisikan
/-_Ll.-_
F,
FD
'I--
1 PCLV.
Lapisan batas
..,)
p'tv'
(8.8)
128
AI,IRAN-ALIRAN EKSTERNAL
[BAB
t.2
CL
0,8
0.4
8 12 16
c{
20
0,0 t 6
Gambar 8.7 Koefisien gaya angkat dan gaya hambat untuk airfoil konvensional pada Re = 9
106.
Airfoil konvensional memiliki bentuk tidak simetris dan didesain untuk memberikan gaya angkat positif pada sudut serang nol, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.7. Gaya angkat memiliki proporsi langsung dengan sudut serang hingga sebelum teriadi stall. Koefisien gaya hambat juga memiliki proporsi langsung dengan sudut serang hingga kira-kira 5'. Kondisi jelajah berada pada sudut serang kira-kira 5'di mana gaya hambatnya minimum pada C, = 0,3 seperti ditunjukkan. Gaya angkat utamanya dipasok oleh sayap pada pesawat terbang akan tetapi panjang efektifnya adalah jarak dari ujung
ke ujung, yang merupakan rentang sayapnya, karena badan pesawat juga memberikan sedikit gaya angkat. Koefisien gaya hambat pada intinya memiliki nilai konstan sampai bilangan Mach sekitar 0,75. Nilainya kemudian meningkat l0 kalinya sampai bilangan Mach I tercapai dan kemudian berkurang secara perlahan. Jadi bilangan Mach jelajah di antara 0,75 dan 1,5 dihindari untuk menghindari koefisien gaya hambat yang tinggi. Airfoil swept-back digunakan karena yang digunakan untuk menghitung bilangan Mach adalah komponen kecepatan nonnal, sehingga memungkinkan dicapainya kecepatdn pesawat yang lebih tinggi sebelum mencapai koeflsien gaya hambat yang tinggi.
Flap-flap bercelah juga digunakan untuk memberikan gaya angkat yang lebih besar selama lepas landas dan pendaratan. Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi di bagian bawah airifoil melalui sebuah celah untuk memberikan energi pada udara yang mengalir pelan di dalam lapisan batas di sisi atas airfoil sehingga mengurangi tendensi untuk terlepas dan mengalami stall. Koelisien gaya angkat dapat mencapai 2,5 dengan flap celah tunggal dan 3,2 dengan celah ganda. CONTOH 8.5 Tentukanlah kecepatan lepas landas untuk sebuah pesawat lerbang yang berbobot l5 000 N termasuk muaranxya
sekitar 0.g5. Kecepatannya
jika rentang sayapnya adalah 15 m dengan chord 2 m. Asumsikan sudut lepas landas 8o. Penyelesaian: Asumsikan airfoil konvensional dan gunakan koefisien gaya angkat dari Gambar 8.7
diperoleh dari persamaan untuk koefisien gaya angkat
0,95 =
1,2x2x
.'.V=30m/s
Jawabannya dibulatkan ke dua digit signifikan karena koefisien gaya angkat 0,95 dibaca dari gambar.
8.4
ALIRAN POTENSIAL
8.4.1 Dasar-dasar
Ketika sebuah benda bergerak di dalam suatu fluida yang tadinya diam, tidak terdapat vortisitas di dalam fluida yang belum terganggu. Untuk menciptakan aliran tunak, aliran seragam dengan kecepatan dari benda digabungkan dengan medan aliran sehingga aliran yang bebas vortisitas bergerak melewati benda yang diam, seperti di dalam terowongan angin. Satu-satunya cara vortisitas masuk ke dalam aliran adalah melalui efek-efek viskositas. Untuk aliran bilangan Reynolds tinggi, efek-efek viskositas terkonsentrasi di dalam lapisan batas dan wake (termasuk daerah separasi). Untuk benda streamline dan pada permukaan depan dari benda tumpul, aiiran di luar lapisan batas terbebas dari efek-efek viskositas dan vortisitas jadi merupakan aliran tak-kental. Solusi dari soal aiiran tak-kental memberikan medan kecepatan dan medan tekanan di seputar benda. Tekanan tidak terpengaruh secara signifikan oleh lapisan batas sehingga menghasilkan gaya angkat jika diintegralkan di seluruh permukaan benda. Kecepatan di perbatasan benda* yang diberikan oleh solusi aliran tak-kental alaq menjadi,..lecepatan di tepi luar dari lapisan batas yang tipis, yang dibutuhkan dalam solusi lapisan batas - '.j*
{. i r i
- lifla
"f.t-"f.t
ii;f"H#,tEFU;r,OOun,
O,r,Ou
BAB 8]
AI-IRAN-ALIRAN EKSTERNAL
129
(akan diberikan dalam Subbab 8.5). Jadi, sebelum lapisan batas pada suatu benda dapat dianalisis, aliran tak-kentalnya harus diketahui. Aliran potensial (atau aliran irotasional) adaiah aliran di mana medan alirannya dapat diekspresikan sebagai gradien dari sebuah fungsi skalar, yang berarti,
V=V0
di mana
@
(8.e)
al-VxV=0
Ini
(8.
to)
dapat ditunjukkan benar dengan cara melakukan ekspansi dalam koordinat kartesian dan menggunakan Pers. (8.9;. Untuk memahami mengapa aliran irotasional tidak dapat menghasilkan vortisitas perhatikan ketiga tipe gaya yang
bekerja pada sebuah elemen fluida berbentuk kubus; gaya tekanan dan gaya benda bekerja melalui pusat elemen dan dengan demikian tidak dapat mengakibatkan gerakan berputar ke elemen tersebut. Hanya gaya-gaya geser kental yang dapat memberikan gerakan berputar ke partikel-partikel fluida. Jadi, jika efek-efek viskositas tidak ada, vortisitas tidak dapat masuk ke dalam aliran potensial. Hal ini juga dapat diamati dengan cara mengambll cttrl dari persamaan Navier-Stokes
(5.20).
Jika kecepatan diberikan oleh Pers. (8.9), persamaan kontinuitas (5.8) untuk aliran inkompresibel memberikan
V'VO
= V2O = 0
(8.11)
ini dituliskan
(8.12)
aL*oi
dx'
dy'
*o'g=t)
dz'
Dengan menggunakan kondisi-kondisi batas yang diperlukan, persamaan ini dapat diselesaikan. Akan tetapi, ketimbang mencoba menyelesaikan secara langsung soal nilai batas yang dihasilkan, kita akan membatasi minat kita pada aliranaliran datar, seperti misalnya airfoil dan benda-benda silinder, mengidentifikasi beberapa aliran sederhana yang memenuhi persamaan Laplace dan kemudian menumpang-tindihkan aliran-aliran sederhana tersebut untuk membentuk aliran-aliran yang lebih kompleks. Karena persamaah Laplace bersifat linier, aliran-aliran yang digabungkan juga akan memenuhi
persamaan Laplace. Pertama-tama, kita akan mendefinisikan suatu fungsi skalar lagi yang akan.sangat berguna dalam studi kita. Untuk
,=N'" dr'
dan
,=-dL 0r
(8.1J)
sehingga persamaan kontinuitas (5.8) dengan dwldz = 0 (untuk aliran datar) terpenuhi untuk semua aliran datar. Vortisitas, Pers. (8.10) dan (3.14), selanjutnya memberikan
, :dx =lu
sehingga
(.8.14)
ty * al
-" Ab Dx
dw
Dl
=o
di
atas kita memiliki
(8./5)
dan
v=
P=-U dx dv
(8.16t
di antara Q dan ty dalam Pers. (8.16) membentuk persamaan-persamaan Cauchy-Riemann dan A disebut sebagai fungsi-fungsi harmonik. Fungsi Q + iV adalah potensial kecepatan kompleks. Jadi teori variabel kompleks yang sangat berguna dalam matematika dapat diaplikasikan pada subkelompok aliran fluida ini: aliran datar tunak inkompresibel. Tiga hal yang menarik di dalam persamaan-persamaan di atas adalah:
Persamaan-persamaan
dan
o o o
Fungsi arus memiliki nilai konstan di sepanjang streamline. Streamline dan garis potential konstan berpotongan pada sudut siku-siku. Selisih fungsi-fungsi arus di antara dua streamline adalah laju aliran q per satuan kedalaman di antara kedua streamline,
berarti.
= Vz- Vy
di atas akan ditunjukkan melalui contoh-contoh dan
soal-
Lfc
MTLIT
Pcrpmt*kaas
F{earsipan
daa
130
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
IBAB
CONTOH 8.6 Tunjukkanlah bahwa yr memiliki nilai konstan di sepanjang streamline. Penyelesaian: Suatu streamline adalah garis yang arahnya tangensial terhadap vektor kecepatan. lni diekspresikan dalam bentuk
vektorsebagaiYxdr=0,dimana,untukalirandatar(tidakadavariasi;),denganmenggunakandr=dxi+dyJmengambil
bentuk a dy
konstan di sepanjang
8.4.2 Beberapa
Aliran Sederhana
Beberapa aliran sederhana yang akan diberikan di sini jauh lebih mudah dipahami dengan menggunakan koordinat polar (silindris). Persamaan Laplace, persamaan kontinuitas dan ekspresi-ekspresi untuk komponen-komponen kecepatan untuk aliran datar (Tabel 5.1) adalah
Y'v
= +
*ly).
drV dg'
-0
G.1n
(8.18)
*r*,,. +#
dan ,e= f,
-0
,,=
di
*= +#
(8.1e)
uAt,
mana ekspresi-ekspresi yang menghubungkan komponen-komponen kecepatan dengan fungsi arus telah dipilih sedemikian rupa sehingga persamaan kontinuitas selalu terpenuhi. Sekarang kita mendeflnisikan empat aliran sederhana yang memenuhi persamaan Laplace.
Aliran seragam
Sumber garis '.
Vorteks
: V= U*y
V
ttt
Q- U*x
(8.20)
= {.o e
=
(8.21)
(8.22)
:
:
Doublet
\r=-P#i
\ln ,
q=
l!-99f-3
(8.23)
Aliran-aliran datar sederhana ini digambarkan dalam Gbr. 8.8. Jika komponen y diinginkan untuk aliran uniform, hanya tinggal menambahkan suku yang sesuai. Kekuatan sumber 4 di dalam sumber garis adalah laju aliran per satuan kedalaman; dengan menambahkan tanda minus akan diperoleh sebuah sink. Kekuatan vorteks f adalah sirkulasi di sekeliling titik awal (origin), yang didefinisikan
p=
$v.a.
J
@.24)
di mana t adalah kurva tertutup, biasanya sebuah tingt a.anl yang mengelilingi titik awal dengan arah jarum jam sebagai arah positif. Tanda panah tebal ke arah negatif x merepresentasikan kekuatan doublet p dalam Gbr. 8.8(d). (Doublet dapat dibayangkan sebagai sebuah sumber dan sebuah sink yang memiliki kekuatan yang sama yang dipisahkan oleh
jarak yang sangat kecil)
Komponen-komponen kecepatan cukup sering digunakan untuk aliran-aliran sederhana yang diberikan di sini. Untuk koordinat-koordinat polar dan kartesian:
Aliran seragam
u =U*
Y.
v=0
ve =
(8.2s)
= U-cos 0
q
=
-U*sin
y
0 (8.26)
Sumber garis
r,
u= qx
Vorteks
:
2nr
Yo=0
2tt xz + y2
,,- q
,e
LtL x- + y-
vr=0
T - -2x,
G.2n
"=-*
f*v'
=Lzn
l*v'
BAB
8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
131
= konstan
V = konstan
-/r
(c) Voneks
(d) Doublet
sederhana.
cos 0
) r;1
it
Doublet
'0 -
u= -l-l(r'
Keempat aliran sederhana
+ )'')-
usin ) r-
(8.28)
ini dapat digabungkan untuk menciptakan aliran-aliran lebih kompleks yang diinginkan.
tlr
CONTOH 8.7 Jika fungsi arus dari sebuah aliran diberikan sebagai
@.
Penyelesaian: Kita gunakan Pers. (8.19) untuk menghubungkan fungsi arus dengan lungsi potensial dengan mengasumsikan koordinat polar karena adanya @:
;tat fij
0v o it de = -T=
df
yang berimplikasi
ff =O
){
sehingga/=konstan,
Karena kita hanya menginginkan derivatif-derivatif dari fungsi-fungsi potensial untuk memberikan medan kecepatan dan medan tekanan, kita buat saja konstantanya menjadi 0 sehiagga
A(r0)=41n'
Jadi, kira lihat bahwa fungsi potensial dapat diperoleh jika fungsi arusnya diketahui. Selain itu, fungsi arus dapat diperoleh jika fungsi potensialnya diketahui.
8.4.3 Aliran-aliran Gabungan Dengan menggabungkan aliran-aliran sederhana yang diperkenalkan dalam Subbab 8.4.2 kita dapat menciptakan aliranaliran datar yang paling kompleks sekalipun. Bagilah suatu permukaan, misalnya sebuah airfoil, menjadi sejumlah besar segmen dan letakkan sumber-sumber atau sink-sink atau doublet-doublet di tengah dari setiap segmen; selain itu, tambahkan aliran seragam dan vorteks. Selanjutnya, sesuaikan berbagai kekuatan yang ada sehingga komponen kecepatan normal pada setiap segmen menjadi nol dan titik stagnasi belakangnya terletak di ujung belakang. Tentu saja untuk menciptakan aliran di sekitar airfoil dibutuhkan program komputer. Kita tidak akan melakukannya di dalam buku ini tapi akan menunjukkan bagaimana aliran di sekitar silinder bulat dapat dibuat.
132
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
IBAB
V0
Komponen kecepatan v, adalah (adikan
0) = (./-!-
-ILd!
(8.2e)
= r sin e)
ao
.,_1dy ",-T
Sebuah silinder bulat terbentuk
U-cos0-{cosO
r-
(8.J0)
jika terdapat sebuah lingkaran yang tidak memiliki komponen kecepatan radial, artinya,
cos
e-+cos0=0
sehingg&
r,= ^li \u
(8.3
t)
Pada radius ini u, = 0 untuk semua 0 jadi r = Titik stagnasi terjadi di mana kecepatannya 0;
r. adalah sebuah streamline dan hasiinya adalah aliran di sekitar silinder. jika r - r, irri berarti di mana v6 = 0, artinya,
.'._2u-sing=o
(8.32)
Jadi, dua titik stagnasi terjadi di I = 0" dan 180'. Pola streamline-nya akan menjadi seperti yang tampak pada sketsa dalam Gbr. 8.9. Streamline yang buiat merepresentasikan silinder, yang biasanya padat, jadi yang kita inginkan acialah aliran di bagian luar lingkaran. Untuk aliran nyata, akan terjadi daerah separasi di bagian belakang silinder akan tetapi aliran di bagian depan (barangkali di seluruh paruh depan, tergantung dari bilangan Reynoldsnya) dapat diaproksirnasi oleh aliran potensial yang ditunjukkan pada sketsa tersebut. Kecepatan yang terjadi di luar lapisan batas yang tipis yang akan terbentuk pada silinder sebenarnya akan diaproksimasi sebagai kecepatan di permukaan silinder di dalam aliran potensial ini, artinya, diberikan oleh
ve
-2U-
sin 0
(8.J3)
Gambar 8.9 Aliran potensial di sekitar silinder bulat. (Garis putus-putus adalah garis
V
konstan).
(b)
> 4nU_r,
BAB
8I
ALIRAN.ALIRAN EKSTERNAL
133
Tekanan yang terjadi pada permukaan silincler akan diperoleh dengan menerapkan persamaan Bemoulli stagnasi di mana tekanannya adalah po dan tr/ = 0 dan suatu titik umum pada r, dan 0:
di
antara ririk
Pr=Po-P2
,fi
(8.34)
Tekanan ini merupakan aproksimasi dari tekanan aktual untuk aliran dengan bilangan Reynolds tinggi sampai titik separast. Untuk aliran dengan bilangan Reynolds rendah, katakanlah di bawah Re = 50, efek-efek viskositas tidak terisolir di dalam lapisan batas yang tipis jadi aliran potensial tidak memberikan aproksimasi yang baik terhadap aliran sebenamya. Untuk menciptakan aliran di sekitar silinder yang berotasi, seperti dalam Gbr. 8.10. tambahkanlah sebuah vorteks
ke fungsi arus dalam Pers. (8.29) (gunakan radius silinder dari Pers. (8.31)):
ryrr ot - u-v
- r,2 u*
t+i * fl
rn
(8.J5)
dengan mengenali bahwa radius silinder tetap tidak berubah karena vorteks tidak mempengaruhi v,' Akan tetapi stagnasinya berubah dan lokasinya ditentukan dengan menjadikan v0 = 0 pada r = rr'.
titik-titik
,,,= .o
Ini memberikan lokasi titik-titik
f
2nr-
(8.36)
stagnasi
*I
Tcr,,U*
(8.37)
Jika
(ini akan memberikan lsin 0l > 1) sehingga titik stagnasi terlepas dari silinder g = 270o dan radiusnya diperoleh dengan membuat komponen-komponen Sudut Gbr. 8.10(r). seperti digambarkan dalam melalui soal-soal diilustrasikan kecepatan menjadi 0. Ini akan yang dengan menggunakan persamaan Bemoulli diperoleh permukaan berotasi silinder Tekanan di
P, = Po-
P;
po-
(8.J8)
Jika ini diintegralkan di sekeliling permukaan silinder, komponen ke arah aliran, yaitu gaya hambat, akan menjadi 0 dan komponen yang tegak lurus terhadap arah aliran, atau gaya angkat, akan menjadi
Ft.=
(.8.3e)
Ternyata ekspresi untuk gaya angkat ini berlaku untuk semua silinder termasuk yang berbentuk airfoil. Ini dikenal sebagai teorema Kutta-Joukowskl; nilainya eksak untuk aliran potensial dan merupakan aproksimasi untuk aliran nyata'
CONTOH 8.8 Sebuah silinder berdiameter 20 cm berotasi searah jarum jam pada 200 rpm di dalam arus udara atmosfer yang
mengalir pada
l0
titik{itik
Penyelesaian: Perrama-rama kita mencari sirkulasinya.ltu adalah f = 9,V'as. kecepatan r.Q dikali-kan dengan 2nr.. dengan mengenali bahwa V memiliki arah yang sama dengar ds pada permukaan silinder:
f
Ini lebih kecil dari
(200 x 2n/6O)
1,318 m2/s
4rr,lJ*=
stagnasinya berada
di permukaan silinder di
=
Tekanan minimum teriadi di bagian silinder paling atas (Gbr. 8.10 dan Pers. (8.3S)), jadi kita mengaplikasikan persamaan Bertoulli di antara arus bebas dan titik paling atas di mana 0 = 90o:
p, =
l**
* #,,r*)
12
p,=o+ 1,2xry
dengan menggunakan
standarl.
[,-
(, sine0'* 2o,'bii?,.)'] =
-233
Pa
g = 1,2 kg/m3 untuk udara atmosfer. (Jika temperatur tidak diberikan, asumsikan kondisi-kondisi
t34
ALIRAN.ALIRAN EKSTERNAL
BATAS
IBAB
Tidak diragukan bahwa identifikasi terhadap lapisan batas diawali dari minat terhadap airfoil. Teori lapisan batas diawali dari pengamatan bahwa untuk aliran dengan bilangan Reynolds tinggi semua efek viskositas dapat dibatasi di dalam sebuah lapisan tipis fluida di dekat permukaan. Di luar lapisan batas fluida bekerja sebagai fluida tak-kental karena efek-efek viskositas dapat diabaikan. Jadi, teori aliran potensial yang diberikan dalam subbab sebelumnya memberikan informasi kecepatan tepat di luar lapisan batas dan informasi tekanan di permukaan. Dalam subbab ini, kita akan memberikan persamaan-persamaan diferensial maupun integral yang dibutuhkan untuk menyelesaikan distribusi kecepatan. Akan tetapi, karena persamaan-persamaan tersebut sangat sulit diselesaikan untuk permukaan-permukaan melengkung, kita akan membatasi pembahasan pada aliran di atas pelat datar dengan gradien tekanan nol. Tepi luar dari lapisan batas tidak dapat dilihat jadi secara acak kita mendefinisikan ketebalannya 6(x), sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 8.11, sebagai locus titik-titik di mana kecepatannya memiliki nllai 99Vo dari kecepatan arus bebas U(x) (kecepatan di permukaan yang diperoleh dari solusi aliran tak-kental). Ingatlah kembali bahwa tekanan di permukaan tidak dipengaruhi oleh adanya lapisan batas yang tipis jadi tekanan di permukaan ini adalah tekanan dari aliran tak-kental. Perhatikan bahwa sistem koordinat-xy- diorientasikan sedemikian rupa sehingga koordinat x terletak di sepanjang permukaan; ini dilakukan untuk persamaan-persamaan lapisan batas dan dapat dilakukan karena lapisan batasnya sangat tipis sehingga tidak terdapat suku-suku lengkungan yang muncul di dalam persamaan-persamaan yang
mendeskripsikannya.
Distribusi kecepatan
Distribusi kecepatan
aliran tak-kental
di dekat tepi depan atau di dekat titik stagnasi. Lapisan ini mengalami transisi menjadi aliran turbulen jika memiliki panjang yang cukup, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.12. Transisi ini terjadi pada bilangan Reynolds kritis [J*xr/v = 5 x 105 pada pelat datar kaku yang halus di dalam aliran dengan gradien tekanan nol yang memiliki intensitas fluktuasi arus bebas* dan U*xrlv = 3 x 105 untuk aliran pada pelat datar yang kasar atau yang memiliki intensitas fluktuasi arus bebas yang tinggi (intensitasnya paling tidak 0,1). Daerah transisi dari aliran laminar menjadi turbulen ini relatif pendek dan biasanya diabaikan jadi aliran turbulen diasumsikan terjadi di lokasi
Suatu lapisan batas bersifat laminar
pada
x.
tl
u*
Aliran
laminar
ledakan
Gambar 8.12 Lapisan batas yang mengalami transisi. Ketebalan lapisan batas turbulen menebal lebih cepat dari pada lapisan batas laminar dan menyimpan lebih banyak momentum (pada ketebalan yang sama), seperti terlihat pada sketsa profil kecepatan dalam Gbr. 8.13. Lapisan turbulen memiliki kemiringan yang jauh lebih besar di dinding sehingga menghasilkan tegangan geser dinding yang jauh lebih besar. Lapisan batas turbulen pada suatu instan bervariasi secara acak terhadap waktu dan posisi dan dapat menjadi 20 persen lebih tebal atau 60 persen lebih tipis pada posisi manapun di suatu waktu tertentu atau pada waktu manapun di suatu posisi tertentu. Jadi, biasanya kita menggambarkan ketebalan lapisan batas yang dirata-rata terhadap waktu. Lapisan dinding yang kental dengan ketebalan 5, di mana efek-efek viskositas di dalam suatu lapisan batas turbulen dianggap
tl u'2 I U
- [ihat
Pers. (7.67)]
BAB
8I
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
135
Harus selalu diingat bahwa lapisan batas turbulen memiliki ketebalan yang sangat tipis dalam kebanyakan aplikasi. Pada pelat datar dengan U * = 5 m,/s ketebalan lapisan batasnya adalah sekitar 7 cm pada jarak 4 m. Jika ini digambarkan sesuai skala, akan tampak jelas bahwa lapisan batas ini sangat tipis. Karena lapisan batas sangat tipis dan kecepatannya bervariasi dari 0 di dinding menjadi U(x) di tepi lapisan batas, profil kecepatan di dalam lapisan batas dapat diaproksimasikan dengan mengasumsikan profll parabola atau kubik untuk lapisan laminar dan profil hukum pangkat untuk lapisan turbulen. Dengan asumsi profil kecepatan ini, persamaan-persamaan integral, yang diberikan selanjutnya, akan memberikan kuantitaskuantitas yang diinginkan. 8.5.2 Persamaan-persamaan Integral
Volume kontrol infinitesimal dengan ketebalan dx ditunjukkan dalam Gbr. 8.14 dengan fluks massa dalam (D) dan fluk momentum dalam (d). Persamaan kontinuitas memberikan fluks massa mrorlan1 melintas ke dalam volume kontrol dari sisi atas; yaitu
mtop= mout- ffiin=
Persamaan momentum komponen (8.40)
sebagai
momrn- momroo
(8.41)
yang menjadi
-trdx-6dp=
(8.42)
u(x)
m,,=lou dl
Jo
lo"
dt
+!;loudt
0
-6
a^
momt6
<--
(p+dil6+d6)
momrn=
momoDt=
lo"'at
*f;
16
[ ou'ata*
0
!ro"'
at
<_rofu
(c) Gaya
136
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
IBAB
di mana kita telah mengabaikan* p d6 dan dp d6 karena ordonya lebih kecil daripada suku-suku yang lainnya; kita juga menggunakan mombp = U(.x)h,,o.Bagilah dengan (-dx) dan peroleh persamaan integral von Karman'.
ro
+ 6 4! = pL/txt
*i,
o,
l- lr
,,,
t8.43;
Kita telah menggunakan derivatif-derivatif biasa karena setelah pengintegralan hanya fungsi x saja yang masih ada (6 merupakan fungsi dari x). Selain itu, densitas p diasumsikan konstan di seluruh lapisan batas. Untuk aliran pada pelat datar dengan gradien tekanan nol, artinya, U(x) = U- dan dpldx = 0 Pers. (8.43) dapat
ditrrliskan dalam bentuk yang lebih
sederhana
ro=
, P# = )u\U* ? 0
u\ dy
(8.44)
Jika profil kecepatan u(x, y) diasumsikan untuk suatu aliran tertentu, Pers. (8.44) bersama dengan
memungkinkan
t,
= pdul)ylr=o
&x) dan ro@) dua-duanya untuk ditentukan. Dua panjang tambahan digunakan dalam studi mengenai lapisan batas. Kedua panjang ini adalah ketebalan perpindahan
6n=blw-,;a,
6
(8.4s)
g=
l lutU-utdt, u'l)
G.4n
Ketebalan perpindahan adalahjarak dipindahkannya streamline di luar lapisan batas oleh karena fluida yang bergerak lebih lambat di dalam lapisan batas. Ketebalan momentum adalah ketebalan Iapisan fluida dengan kecepatan U yang memiliki momentum yang hilang yang disebabkan oleh efek-efek viskositas; ketebalan ini seringkali digunakan sebagai panjang karakteristik untuk studi mengenai lapisan batas turbulen. Perhatikan bahwa Pers. (8.44) dapat dituliskan
ro= p tlj de
8.5.3 Lapisan Batas Laminar dan T[rbulen
dx
(8.48)
Kondisi-kondisi batas yang harus dipenuhi untuk profil kecepatan di dalam lapisan batas pada pelat datar dengan gradien tekanan nol adalah
u=0 u=Ua -0 dy
Lapisan batas laminar
paday-0 paday-6
paday=S
(8.49)
Untuk lapisan batas laminar, kita dapat menyelesaikan komponen x dari persamaan Navier-Stokes atau kita dapat mengasumsikan suatu profil seperti misalnya parabola. Karena lapisan batas sangat tipis, profil asumsi memberikan hasil yang cukup baik. Kita akan mengasumsikan profil parabola
-!- =A+Bv+Cv2 ti
Ketiga kondisi batas di atas membutuhkan
(8.50)
(8.51)
A=0
yang menghasilkan profil kecepatan aliran laminar
B- ? "6.-52
u aY u* -6
Y2
c=_
5z
1.
(8.s2)
(8.5J)
p d6 kectl karena
kita mengasumsikan 5 kecil dan dengan demikian dd satu ordo lebih kecil
BAB 8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
t37
,,=
(8.s4)
t'u-?
(8.55)
(8.56)
ekspresi untuk 6(x)
x = 0 dan peroleh
61x; = 5,48
\-t
G.sn
10 persen lebih tinggi daripada solusi yang lebih akuran sebesar S^tiiU* yang diperoleh dengan menyelesaikan persamaan Navier-stokes di dalam Subbab 8.5.4 berikutnya' Tegangan geser dinding diperoleh dengan memasukkan Pers. (8.57) ke dalam Pers. (8.55) dan adalah
Ini sekitar
?o
(x) = 0.36s
pu:lxLY
(8.58)
,J,*,= -
i = 0.730\xu#, 1PU;
[sr,46
(8.59
', ffir='fpu:r=
Lapisan batas turbulen
fiJ
(8.60)
Koefisien-koefisien yang lebih akurat untuk to, crdan Crberturut-turut adalah 0,332,0,664 dan 1,33, jadi asumsi profil kecepatan parabola untuk aliran lapisan batas memiliki tingkat kesalahan sekitar l0 persen.
Untuk lapisan batas turbulen kita seringkali mengasumsikan profll kecepatan* hukum pangkat seperti yang kita lakukan untuk aliran di dalam pipa. Ini adalah
Re<107 < Re, < 108 108 < Re, < 10e
107
(8.61)
n = 7 ke
to= #. Pu3
*
ro
Profil kecepatan hukum pangkat memberikan r, = 1td u I Oy = * pada y = 0 jadi tidak dapat digunakan di dinding. Eksprest kedua untuk ro dibutuhkan; kita memilih formula Blasius, yang diberikan oleh
cr=
0'046
(tu) "
memberikan
= 0'023 p
' u:\W
tll4
)
(8.63)
dA =
0.n7(i\''o o*
(s.64)
Asumsikan aliran turbulen dari tepi depan (bagian laminar biasanya sangat pendek) dan integralkan dari 0 sampai x:
d = 0,38x
(;*)'''
Re,
<
107
(8.65)
138
ALIRAN.ALIRAN EKSTERNAL
[BAB
sebesar
Masukkan
gesekan
kulit lokal
?
Koefisien geseken kulit menjadi
= 0,oss
(.b)'^
(;j)'''
Re,
(8.66)
Cr = o.oi3
Re*
G.6n
Rumus-rumus di atas benar dapat dipakai sampai Re = 108 tanpa kesalahan yang berarti. Jika terdapat bagian lapisan batas laminar yang signifikan, bagian tersebut harus dimasukkan. Jika transisi terjadi pada Re*, = 5 x 10s, maka koefisien gesekan kulit harus dimodifikasi menjadi
Cr = 0,073
(fr)" - tzoo fr
5a
Re,
< loi
(8.68)
Untuk pelat kasar, Re*,, = 3 x lOs dan konstanta 1700 harus digantikan dengan 1060. Ketebalan perpindahan dan momentum dapat dihitung dengan menggunakan profil kecepatan hukum pangkat
sebesar
o'048x
(;o)
Re
<
ro7
(8.6e)
o = o,o37x
(7i),"
Terdapat kuantitas-kuantitas tambahan yang sering digunakan dalam studi mengenai lapisan batas turbulen. Kita akan memperkenalkan dua kuantitas di sini. Yang satu adalah kecepatan geser ux, yang didefinisikan
u"=
ff
(8.70)
Ini adalah kecepatan fiktif dan sering muncul dalam hubungan-hubungan lapisan
batas turbulen. Yang satu lagi adalah ketebalan 6, dari lapisan dinding kental yang sangat fluktuatif, yang ditampilkan dalam Gbr. 8.12 dan 8.13. Di dalamlapisan yang sangat tipis inilah diperkirakan munculnya ledakan-ledakan turbulen. Ketebalan ini telah dihubungkan dengan kecepatan geser melalui pengamatan-pengamatan di dalam eksperimen melalui
6r=*
(8.71)
COI{TOH 8.9 Udara atmosfer pada 20"C meugalir pada I0 nrls di sepanjang sebuah petat datar yang kaku:deagan panjang 4 ru dan lebar 2 m yaig searah dengan aliran. Berapa panjangkah bagian laminar dari lapisan b*tasny*? Prediksikan gaya hambat di
bagian laminar pada satu sisi dari pelat.
105,
artinya.
,{,
=5 x
105
sehingga
rr = 5 x lo5x l,5l x
11? r-
1trs/10 = 0,755 m
Gaya hambat, dengan menggunakan Pers. (8.60) dan koefisien 1,33 ketimbarg 1,46 ftoefisien 1,33 lebih akuat sebagaimana telah disebutkan), adalah
ro =
i"
^ pui tw tl7f,
= 0.665
yang merupakan nilai yang termasuk kecil.
1,2
102
x 0.755 x 2 x
ffi*#,=0,01?N
CONTOT{ 8,10 Air pada 20"C mengalir di sepanjang sebuah pelat datar yang memiliki panjang 2 rn dan lebar 3 m p*da 12 m./s. Estimasikan kecepatan geser, ketebalan lapisan dinding kentel dan ketebalan lapisau batas di ujung pelat (asulusika& Iapis4n turbulen dari tepi depan). Selain itu, prediksikan gaya h4mbat di satn sisi pelat.
Penyelesaian:BilarganReynoldsnyaadalahRe=U*xlv=12x2ll}a=2,4xl07.Jadi,dengann-7Pers.(8.66)
memberikan
to =
= t42pa
BAB 8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
139
=0,377 mls
6,=#=+#=r.33xlosm
Ketebalan lapisan batasnya adalah, dengan mengasumsikan lapisan turbulen dari tepi depan
6= 0.38x(rb)"'= o,rt x z x
Gaya hambat
/ rn+
[ffi,l
/
|
\0,2
= o.ozs+ m
di
Fo
=Y
-
pui
x
Lw
(1.)"'
\v6u I
=0.0365
1000
122x2
\0'2
(8.72)
Kita dapat menyederhanakan persamaan ini dan memperoleh suatu solusi. Pertama-tama, ingatlah kembali bahwa lapisan batas sangat tipis sehingga tidak terjadi variasi tekanan ke arah tegak lurus terhadap lapisan batas, artinya, tekanan bergantung hanya pada ;r dan merupakan tekanan di dinding dari solusi aliran potensial. Karena tekanan diasumsikan diketahui, yang tidak diketahui dalam Pers. (8.72) adalah u dan v. Persamaan kontinuitas
(8.73)
juga menghubungkan u dan v. Jadi, kita memiliki dua persamaan dan dua variabel yang ingin diketahui. Perhatikan Gbr. 8.12 dan 8.13; u berubah dari 0 ke U- dalam jarak 6 yang sangat kecil sehingga menghasilkan gradien yang sangat besar ke arah y, sedangkan u berubah sangat perlahan ke arah x (pada .y yang sama). Oleh karena itu, kita menyimpulkan
bahwa
tl ,, d+ Dy- dx'
du= 1dP , du * t':a, -'p i;* a*
,, d2u
t8.74)
dy'
Kedua suku percepatan di sisi kiri tetap dipertahankan karena v mungkin saja kecil akan tetapi gradien Jul8y cukup besar sehingga hasil kali keduanya dipertahankan. Persamaan (8.75) adalah persamaan lapisan batas Prandtl. Untuk aliran pada pelat datar dengan dpldx = 0, dan dalam bentuk fungsi arus r7 (ingat bahwa u = d\r/dy dan v = -dtyldx), Pers. (8.75) mengambil bentuk
dy d'v
0'v _.,3'v
(8.76)
Jika kita jadikan (transformasi ini diperoleh melalui prosedur coba-coba dan pengalaman) @.7n
=\E IYg
(8 78)
aJ
140 Persamaan
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
[BAB
ini kelihatan lebih sulit daripada Pers. (8.76), tapi jika kita jadikan
vG,D = tW*rErOi
dan masukkan ini ke dalam Pers. (8.78), diperoleh hasil
(8.7e)
(8.80)
Persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan secara numerik dengan kondisi-kondisi batas yang tepat Kondisi-kondisi
pada4besar
(8.81)
6= str U_
Juga
tni
(8.8-r)
(8.81)
jadi tegangan geser dinding untuk lapisan batas ini dengan dpldx = 0 adalah
,u=P*,l,-o=0.332
Koefisien-koefi sien gesekannya adalah
PU-P
(8.85)
,r=o.664fuj c = r.33ffi
(8.86) dan ketebalan perpindahan dan momentumnya adalah (ini membutuhkan pengl ntegralan secara numerik)
6a=
1.12\U_ 0=0.644
lvx
vx
G.8n
4 = y\U-lvx
0
F
0
7= ulU*
0 0.3298
P)
F,,
0,3321
0,1656
2
3
0.3230 0.2668
0.16 14
o.6298
0,8461 0,9555 0.9916
4
5
6 7
8
0,9990 0.9999
1,000
dp{dx
CONTOH 8.11 Udara pada 30'C mengalir di sepanjang pelat datar sepanjang 4 m dan selebar 2 m dengan kecepatan 2 m/s dan - 0. Di ujung belakang pelat, estrmasikanlah (a) tegangan geser dinding, (&) nilai maksimum v di dalam lapisan batas dan (c) laju aliran melalui lapisan batas. Asumsikan aliran laminar di seluruh panjang pelat.
{a)
BAB
8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
t4l
?o
0.332
fnT pu*\i=
0.332
r--:;_*
=0.00219
Pa
m/s
di x = 4 m
2x
r.281
9: I
=
),
u x 2dy =
l'
),
u*-rnx
! U* an
lvx
8.1
Sebuah bola berdiameter 20 cm dengan gravitasi spesilik S = 1,06 dijatuhkan ke dalam air 2O'C. Estimasikanlah kecepatan terminalnya jika bola tersebut (a) halus dan (b) kasar.
Pada kecepatan terminalnya bola (2.24)), dijumlah sebagai berikut
tidak akan mengalami percepatan lagi. Jadi gaya-gayanya. termasuk gaya apung
W
I5u1,
[Pers.
= Fo+ FB
X volume = CDx
l, or' *
Tuu
xvolume
,r"\i
nRz
V2
rS
ltT";,x
lxn]
0,396
,= ("(a1]6)"'=(!_'eulM:
,=
l,1
x 9.81\r/2
)
0's1.1-10'2=
,lcD
(a)Untukbolahalus,Gbr.8.2menunjukkanbahwauntuk2xlOa<Re<2xl05kitamengasumsikanCr=0,6.Maka
ffi
o'P JoJ
=0,511
m/s dan
n"=?=
1.02
105
Cr=
0,3. Maka
u=
= 0.72.r
dengan dengan C, = 0,3 jadi merupakan aproksimasi untuk kecepatannya, hampir 50 persen lebih besar daripada kecepatan untuk bola halus. Sebuah bola golf diberikan kekasaran untuk tujuan ini: kecepatan yang lebih tinggi di sepanjang trayektorinya menghasilkan jarak terbang yang lebih jauh.
Ini cukup
E.2 Hitunglah kebutuhan daya untuk menggerakkan sebuah silinder bulat yang memiliki diameter 10 cm dan panjang 10 m yang menonjol ke arah vertikal dari dek sebuah kapal pada kecepatan 30 knot (15,4 m/s). Selanjutnya
streamlining-kan silinder tersebut dan hitung lagi dayanya.
Pertama-tama, carilah bilangan Reynoldsnya. Nilainya adalah
ne=I9 -
15'4 1,6
'
loa
Koefisien gaya hambat diperoleh dengan menggunakan Gbr. 8.2 dan Tabel 8.1 sebesar
Cc=
1.2
0,85
1.02
142
Jadi dayanya adalah
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
IBAB
w=
=
Fox v =
|
x
copv3Aproyek,i 1,2
|x
t,OZ
15,43
x n x O,lx
10 = 7020 W
Cr=0,06 x 0,85 =
dan dayanya menjadi
0,051
fu
_ ro",
=
= +copv3
Ap,uy"k.i
75,43
0,051
7,2
x nx 0,1 x 10 =
350 W
Efek dari streamlining adalah pengurangan koelisien gaya hambat secara signifikan. 8.3
Estimasikanlah kebutuhan daya bagi airfoil konvensional dalam Contoh 8.2 untuk terbang pada kecepatan 150 knot.
Dikonversikan ke m/s, kecepatannya adalah V = 150 x 1,688/3,281 = 77,2 nt/s.Daya adalah gaya hambat dikali dengan kecepatan. Koefisien gaya hambat dari Gbr. 8.7 adalah Co= 0,3147,6 = 0,0063. Jadi dayanya adalah
= 52 000 W atau 70 hp
8.4
Tunjukkanlah bahwa streamline dan garis potensial dari aliran tak-kental berpotongan dengan sudut siku-siku. Jika streamline dan garis potensial berpotongan dengan sudut siku-siku, dari kalkulus diketahui bahwa streamline akan memiliki kemiringan yang negatif terbalik terhadap garis potensial. Kita tahu bahwa vektor kecepatan V memiliki arah
tangensial terhadap streamline sehingga kemiringan dari streamline diberikan oleh (Gbr. 8.15)
dx V = konstan
da=Yar*!dr'=o 'drdy
jadi untuk garis
potensial
Gambar 8.15
Dengan demikian, kita lihat bahwa kemiringan dari garis potensial adalah negatif terbalik dengan kemiringan dari streamline. Jadi, garis potensial memotong streamline dengan sudut siku-siku.
8.5
Sebuah angin topan diaproksimasi sebagai sebuah vorteks irotasional (kecuali di dekat "mata"nya di mana topan tersebut berputar sebagai benda kaku), Estimasikanlah gaya yang dapat mengangkat atap datar 5 m x 10 m dari sebuah gedung (tekanan di dalam gedung diasumsikan atmosfer, artinya, 0) jika tekanan pada atap diaproksimasikan oleh tekanan di r = 4 m. Kecepatan pada jarak 60 m dari tengah gedung diamati sebesar 8 m/s. Sirkulasi diperoleh dari Pers. (8.27) sebesar
I- = -2ltrve=
Jadi kecepatan di
-2x
x60 x 8 = -3320
m2ls
r = 4 m adalah
,r'=-*
=-#2=r32nls
V_=0danp_=0,
t,
,. p
=-';:
rrr2
x 1.2=-10500Pa
8.6 Sebuah
silinder berdiameter 40 cm berputar searah jarum jam pada 800 rpm di dalam arus udara atmosfer yang mengalir pada 8 m./s. Temukanlah titik-titik stagnasinya dan tentukanlah tekanan minimumnya.
BAB 8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
adalah kecepatan r"Q dikali dengan terhadap permukaan silinder. Sirkulasinya dihitung sebesar
t43
Sirkulasi
t = f.V.ds
2nr,
V memiliki
arah tangensial
I
Ini sedikit lebih
8. 0(b) l.
I
2nrl Q = 2tr x
0,22
(800
x 2nl60) = 2l,l
m2ls
besar daripada
-90'
[Gbr.
Minimum tekanan terjadi pada titik paling atas dari silinder (Gbr. 8.10), jadi kita akan menerapkan persamaan Bernoulli (Pers. (8.38)) di antara arus bebas di mana p = 0 dan titik paling atas di mana 0 = 90o:
p,
(z.in
(z
+r-)'
-
= o + t.2,.
dengan menggunakan P
[,-
,i, es'*
]-lJ--)']
-uo,
t.
8.7
Pindahkan U(x) ke dalam tanda integral dan tuliskan ulang persamaan integral von Karman (8.43).
Kita mendiferensiasikan suatu produk: (f S)' = fS'+ gf '. Untuk persamaan kali ini, kita jadikan gir) = J,i'''p, dy (dependensi ) terintegralkan keluar) sehingga
*L utrt )
'
16
Kita dapat rnemindahkan U(x) di bawah tanda integral karena merupakan fungsi dari x sedangkan integralnya terhadap y
sehingga Pers. (8.43) mengambil bentuk
rs(x) = -u?r*
l;rutlo,at-[Jr, ,')#:-*rlo*r,
66
p*j,*, = -6*
*
Ini
8.8
merupakan bentuk ekuivalen dari persamaan
batas.
ut dy
o'oY
I, o,
diasumsikan konstan
di dalam lapisan
Estimasikan gaya hambat di satu sisi pelat datar dalam Contoh 8.9: (a) Dengan mengasumsikan aliran turbulen dari tepi depan. (b) Memasukkan bagian laminar dari lapisan batas.
(a)
Dengan mengasumsikan aliran turbulen dari tepi depan, ketebalan lapisan batas setelah jarak 4 m diberikan oleh Pers. (8.65) dan adalah
d = 0,38x
(;*)"=
0,38 x
('l##
o,orrn )o'' =
,,
lc,ou|r* =o'ol'
Periksa bilangan Reynoldsnya: Re
(%:P)'''
10-5
= l0 x 4ll,5l x
= 2,65 x
..' oK
(b)
Pertama-tama, sketsa lapisan-lapisan batas dengan jarak-jaraknya ditunjukkan dalam Gbr. 8.16. Panjang lapisan batas laminar diperoleh dengan menggunakan Rek.i, = 5 x 10-s:
aL=
Rexv
u_
5x105x1,51 x10-s
10
= 0,755 m
Gambar 8.16
Ketebalan lapisan batas laminar di .r. adalah, Pers. (8.57),
t44
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
Lokasi titik awal fiktif dari lapisan batas diperolah dengan menghitung Pers. (8.65)
[BAB
... x, = 0,205 m
Jadijarakx.adalahxr=L-xrtx'=4-0,755+0,205=3,45mKetebalanlapisanbatasdiujungpelat
= 0,38x
(,h),,,
= 0,38 x 3,45,
(S*H)"'=
17oo
n,oro
,,
frf , r:r*
r.2x
r0:
l.5l x
lox4-l
l0'l*
x4x2=r,5r
Gaya hambat dalam (a) sekitar 20 persen terlalu tinggi. Bagian laminar yang memiliki tegangan geser yang lebih kecil mengurangi gaya hambat keseluruhan untuk jarak-jarak yang pendek.
8.9 Verifikasi
komponen
bahwa komponen-komponen kecepatan memang diberikan oleh Pers. (8.82) ketika menyelesaikan x dari persamaan Navier-Stokes untuk aliran lapisan batas laminar.
ut =a!= = all% ',l) " 1;{il *a+4 d\ dY=tu vL r,,r.
Komponen x dari kecepatan diberikan oleh (gunakan Pers. (8.77) dan (8.79))
= u*F'tnt
'
-* = '#'* H u* = -)t"-- Fttlt - tu*vx'''n'(- )r-" 'l',-) = -i1+ Ftnt + ){u-ux1-'| ,/* o',4, = + !'y= (nF'=
F)
8.f0
Dengan menggunakan komponen x dari persamaan Navier-Stokes (8.72), tentukan kondisi batas tambahan untuk aliran laminar di sepanjang pelat datar tanpa gradien tekanan.
Didindingu=y=0sehinggasisikiridariPers.(8.72)adalah0untuk)=0.selanjutnya,didinding,karenau=0,maka au'ax=Odandu/N=0,sehinggadidinding,dimana)=0,pers.(8.72)menghasilkan
ayrl
Dengan demikian, selain kondisi-kondisi dalam Pers. (8.49), kita memiliki kondisi di dinding yang diberikan
ini tidak dapat dipenuhi dengan profil parabola dalam Subbab 8.5.3, tapi jika kita mengasumsikan profil kubik, kondisi ini
akan diperlukan. Jika kita mengasumsikan profil garis lurus, yang merupakan asumsi yang buruk, hanya dua kondisi pertama dalam Pers. (8.49) yang akan digunakan.
Soal-soal Thmbahan
8.12
8.13
Buatlah sketsa aliran yang diperkirakan terjadi di sekitar bola jika (a) Re = 4, (D) Re daerah separasi, wake, lapisan-lapisan batas laminar dan turbulen dan arus bebas.
BAB
8]
ALTRAN-ALIRAN EKSTERNAL
8.14
Deskripsikanlah aliran yang diperkirakan terjadi di sekitar yang berikut ini dan estimasikanlah gaya hambatnya.
Udara pada 10"C mengalir di sekitar bola golf berdiameter 4,1 cm yang melaju pada 35 m/s. Sebuah bola es berdiameter 2 mm yang bergerak melalui udara pada -10'C pada kecepatan 5 m/s. Sebutir pasir berdiameter I mm yang jatuh di air diam 20'C pada 1 m/s. Udara pada 20"C yang mengalir di sekeliling bola berdiameter 8 cm pada kecepatan 1 m/s. Udara pada 0'C yang mengalir melewati sebuah tiang yang memiliki tinggi 4 m dan diameter 10 cm pada 2 m/s.
Sebuah bola berdiameter 2 cm bergerak pada Re = 10 (separasi baru saja terjadi). Berapakah kecepatannya jika bola tersebut dicelupkan di (a) air pada 10'C, (D) udara pada 40"C dan 400 kPa dan (c) air pada 90"C.
berdiameter 2 mm dengan kecepatan 2 m/s. Buatlah sketsa aliran yang diperkirakan terjadi dengan menunjukkan daerah separasi, wake, lapisan batas dan arus bebas, jika memang terjadi. Suatu fluida mengalir melalui sebuah piringan bundar datar dengan kecepatan V ke arah tegak lurus terhadap piringan pada Re > 103. Estimasikanlah koefisien gaya hambatnya jika (a) tekanan diasumsikan konstan di seluruh permukaan piringan dan (b) jika terjadi profil tekanan parabola di depan permukaan piringan. Asumsikan tekanan 0 di sisi belakangnya. Jelaskan hasilhasilnya dalam kaitannya dengan koefisien gaya hambat yang diperoleh dari Tabel 8.1. Udara atmosfer pada 20'C mengalir pada 10 m/s. Hitunglah gaya hambat pada (a) bola halus berdiameter 10 cm, (b) silinder halus dengan diameter 10 cm dan panjang 80 cm yang ujung-ujungnya terlepas, (c) piringan berdiameter 10 cm dan (d) pelat segiempat dengan lebar 10 cm dan panjang 20 cm. Vektor kecepatannya tegak lurus terhadap semua objek.
Sebuah tanda bujursangkar 220 cm diterpa tegak lurus oleh angin 50 m/s 10'C. Estimasikan gaya pada tanda tersebut. Jika tanda tersebut ditopang oleh sebuah tiang setinggi 3 m yang ditanam di dalam beton, berapakah besarnya momen yang terjadi di dasar tiang? Sebuah bola halus berdiameter 20 cm dipasangi sebuah strain gauge (alat pengukur regangan) yang dikalibrasi untuk mengukur gaya pada bola. Estimasikanlah kecepatan angin dalam udara 20'C jika alat mengukur (a) 4 N dan (b) 0,5 N.
8.18
.8.19
8.20 8.21 8.22
mobil melaju di bagian horizontal dari sebuah jalan bebas hambatan pada permukaan laut di mana temperatur adalah 20'C. Estimasikanlah dayakuda yang dibutuhkan untuk kecepatan 100 km/jam. Buatlah asumsi-asumsi yang diperlukan.
Sebuah
Estimasikanlah penghematan bahan bakar selama setahun pada truk yang menempuh perjalanan 300 000 mil jika biaya bahan bakar $2,50/ga1on jika truk tersebut memasang deflektor dan penutup celah. Tanpa deflektor dan penutup celah truk tersebut menempuh rata-rata 4 mil/galon. Jika pemiliknya ingin kembali modal dalam 3 tahun, berapakah yang harus dibayarnya untuk membeli deflektor dan penutup?
Seorang pengendara sepeda mengeluarkan sejumlah energi untuk melaju 12 nVs dalam posisi tegak. Berapa cepatkah pengendara
8.23
melaju dengan jumlah pengeluaran energi yang sama jika ia memilih posisi membungkuk? Asumsikan bahwa luas proyeksi dari si pengendara berkurang 25 persen dalam posisi membungkuk.
8.24
Estimasikanlah kecepatan jatuh dari seseorang yang memiliki tinggi 6 ft dengan tangan dan kakinya pada posisi terbentang. Buatlah asumsi-asumsi yang layak. Sekarang berikan parasut berdiameter 6 m kepada orang tersebut dan hitunglah kecepatan turunnya, sekali lagi dengan membuat asumsi-asumsi yang layak.
Sebatang pohon pinus biru memiliki bentuk segitiga pada ketinggian 15 cm dari tanah. Segitiganya memiliki diameter maksimum 6 m dan tingginya l0 m. Estiinasikanlah gaya hambat pada pohon tersebut jika terekspos ke angin 25 m/s. Gunakan Co=0,4
8.25
dalam perhitungan-perhitunganmu.
Sebuah sensor diletakkan tidak jauh di belakang sebuah silinder berdiameter 4 cm dalam aliran udara atmosfer 20"C. Sensor tersebut mengukur pelepasan vorteks pada frekuensi 0,16 Hz. Estimasikanlah kecepatan udaranya.
bertegangan tinggi berdiameter 6 mm. Tentukanlah rentang kecepatan di mana pelepasan vorteks terjadi. Apakah pelepasan vorteks ini dapat didengar? Manusia dengan pendengaran yang baik dapat mendengar frekuensi antara20 dan 20 000 Hz. (Pelepasan vorteks yang terjadi pada saat kawat diselimuti es dapat menyebabkan terjadinya "lonjakan" di mana kawat benar-benar berosilasi dari catenary yang biasa ke catenary terbalik sehingga mengakibatkan terjadi nya kerusakan kawat). Berapakah gaya hambat yang bekerja pada sebuah bola berdiameter 76 cm yang ditarik 2 m di bawah permukaan air pada 20
8.29 8.30
hidrofoil sepanjang 2,2 m dengan panjang chord 50 cm beroperasi 40 cm di bawah permukaan air dengan sudut serang 4o. Untuk kecepatan 15 m,/s tentukanlah gaya hambat dan gaya angkatnya dan tentukan apakah kavitasi terjadi pada hidrofoil
tersebut.
m/s? Sebuah
146
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAISebuah bola berdiameter 40 cm dilepaskan dari kondisi diam di dalam air. Jika beratnya adalah 380 N percepatan awalnya di bawah air jika massa tambahan diabaikan? Jika massa tambahan diperhitungkan?
[BAB di udara,
8.31 8,32
berapakah
Sebuah silinder horizontal dengan diameter 20 cm dan panjang 4 m dilepaskan dari kondisi diam di bawah air. Jika beratnya 1500 N
Gaya Angkat dan Gaya Hambat pada Airfoil 8.33 Buatlah sketsa medan aliran di sekitar airfoil yang telah
wake.
8.34
Estimasikanlah kecepatan lepas landas untuk sebuah pesawat terbang dengan airfoil konvensionaljika pesawat dengan muatannya memiliki berat 120 000 N dan luas sayap efektifnya adalah 20 m2 dengan mengasumsikan temperatur (a) 30"C, (b) l0'C dan (c) -20'C. Diinginkan sudut serang sebesar 8o pada saat lepas landas.
8.35 Ulangi Soal 8.34 akan tetapi asumsikan temperatur 20oC pada tekanan (a) 100 kPa, (b) 80 kPa dan (c) 60 kPa. 8.36 Sebuah pesawat terbang 2000 kg dirancang untuk mengangkut 4000 N muatan pada saat menjelajah di dekat permukaan
laut.
Untuk airfoil konvensional dengan luas sayap efektif 25 m2, estimasikanlah kecepatan lepas landas untuk sudut serang 10o, kecepatan stall dan daya yang dibutuhkan (airfoil memiliki kontribusi 40Vo dat'r gaya hambat) untuk kecepatan jelajah 80 m/s pada ketinggian 2000 m.
8.37 Jika pesawat terbang dalam Soal 8.36 terbang pada 10 km, berapakah daya yang dibutuhkan? 8.38 Pesawat dalam Soal 8.36 akan mendarat dengan airfoilnya pada sudut serang dekat sta1l. Estimasikanlah
kecepatan mendarat
minimum untuk flap tanpa celah, flap dengan satu celah dan flap dengan dua celah. Asumsikan luas sayap efektif yang sama besar untuk ketiga situasi tersebut.
Aliran Potensial
8.39 Tunjukkan
bahwa selisih dari fungsi-fungsi arus di antara dua streamline adalah taju aliran q per satuan kedalaman di antara kedua streamline. arlinya. Q = \lL - Vy merepresentasikan aliran datar inkompresibel dan carilah fungsi arus atau fungsi
(A
8.42 Tunjukkan bahwa aliran yang direpresentasikan oleh ryr = 10 1n(x2 + y2; m2ls merupakan aliran inkompresibel. (a) Carilah potensial kecepatan (b) Carilah tekanan di sepanjang sumbu -r negatif jika udara atmosfer mengalir dan p = 0 di x = --. (c) Carilah komponen x dari percepatan di (*4, 0).
@.
8.43 Tunjukkan bahwa aliran yang direpresentasikan oleh @ - 20\n r m2ls merupakan aliian inkompresibel. (a) Carilah lungsi arus ty. (b) Carilah tekanan di sepanjang sumbu x negatif jika air mengalir dan p = 40 kPa di a = +. (c) Carilah percepatan di koordinat kartesian (-2, 0). 8.44 Tunjukkan
itu. bahwa aliran yang direpresentasikan oleh
@
Selain itu,
= 10r cos 0 + 40 ln r =
ta) Carilah lungsi arus y. (b) Carilah tekanan di sepanjang sumbu x negatif jika (c) Carilah percepatan di koordinat kartesian (-2, 0). (d) Temukanlah titik-titik stagnasinya. 8'45
100 kPa di x =
--.
Gabungkanlah suatu aliran seragam yang paralel terhadap sumbu x sebesar 10 m/s dengan suatu sumber di titik nol dengan kekuatan q=7Onm2ls (a) Tuliskan potensial kecepatan @ dan fungsi arus r1/. (&) Temukanlah titik-titik stagnasinya. (c) Buatlah sketsa benda yang terbentuk oleh streamline yang memisahkan aliran sumber dari aliran seragam. (@ Temukanlah perpotongan y positif dari benda dalam (c). (e) Tentukanlah ketebalan dari benda dalam (c) di x = --. Suatu aliran seragam V = 20i m/s digabungkan dengan suatu sumber dengan kekuatan 2Ox m2ls dan suatu sink dengan kekuatan yang sama yang masing-masing terletak di (2 m,0) dan (-2 m, 0). Benda yang terbentuk oleh streamline yang tepat adalah oval Rankine. Tentukanlah panjang dan ketebalan oval tersebut. Carilah kecepatannya di (0, 0).
8.46
BAB 8]
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
t47
8.47
Sebuah sumber di dekat dinding diciptakan melalui metode citra'. gabwgkan dua sumber dengan kekuatan yang sama sebesar 4n m2ls masing-masing di (2 m, 0) dan (-2 m, 0). Buatlah sketsa aliran yang menunjukkan dinding tersebut dan carilah distribusi tekanan di sepanjang dinding.
8.48 8.49
Gabungkanlah kecepatan
Suatu aliran seragam Y = 10i m/s digabungkan dengan suatu doublet dengan kekuatan 40 m3/s. Carilah: (a) Radius dari silinder yang terbentuk (b) Distribusi kecepatan ur(0) pada silinder.
(c) (d)
8.50
Lokasi titik-titik stagnasinya. Tekanan minimum pada silinder jika tekanan di titik stagnasinya adalah 200 kPa. Alirannya adalah air.
Gabungkanlah suatu aliran seragam Y = lOi m,/s, suatu doublet p = 40 m3/s dan suatu vorteks. Temukanlah titik{itik stagnasinya dan carilah tekanan minimum pada silinder jika tekanan udara atmosfer standar adalah nol pada jarak yang jauh dari silinder. Kekuatan dari vorteks adalah (a) I = 4On m2ls, (b) f = 80r m2ls dan (c) f = l20n m2/s. dapat dimodelkan dengan aliran dalam Soal 8.49 pada paruh depan dari silinder dan bahwa tekanan di paruh belakangnya sama dengan tekanan minimum pada silinder (aliian diasumsikan mengalami separasi dari silinder
Lapisan Batas
8.52
diteliti dalam suatu aliran gradien tekanan nol pada sebuah pelat datar di laboratorium. Udara atmosfer pada 20oC mengalir di sepanjang pelat pada 10 m/s. Seberapa jauhkah dari tepi depan turbulensi dapat diperkirakan terjadi (a) jika intensitas fluktuasi arus bebasnya rendah? (b) Jika intensitas fluktuasi arus bebasnya tinggi?
Sebuah lapisan batas turbulen
8.53 8.54
Jawablah Soal 8.52 jika fluidanya adalah air 20'C. Sebuah lapisan batas laminar akan diteliti di laboratorium. Untuk memperoleh lapisan yarig cukup tebal, diinginkan bagian laminar sepanjang 2 m. Berapakah kecepatan yang harus digunakanjika yang digunakan adalah (a) saluran air? (b) terowongan angin? Diasumsikan bahwa intensitas fluktuasinya dapat dikontrol pada tingkat yang cukup rendah. suatu persamaan diferensial dari lapisan batas akan diselesaikan pada paruh depan sebuah silinder, kecepatan U di tepi luar dari lapisan batas tersebut perlu diketahui sebagaimana juga tekanan p di dalam lapisan batas. Sebutkanlah U dan p untuk silinder bulat dalam Soal 8.49.
persentase kenaikan sketsa profil kecepatan laminar dan turbulen untuk ketebalan lapisan batas yang sama. Hitunglah fluks momentum untuk lapisan turbulen dengan mengasumsikan profil hukum pangkat ulU* = b)li)tfi dibandingkan dengan lapisan laminar dengan mengasumsikan profil parabola u/u*- Zyl6 - (s;t5)2.
8.55 Jika
8.57 Tunjukkan bahwa Pers. (8.43) diperoleh dari Pers. (8.41). 8.58 Tunjukkan bahwa persamaan integral von Karman dalam Soal 8.7 dapat dituliskan dalam bentuk
perpindahan sebagai
\= p *@th
di mana kita telah mendiferensiasikan
.6
p|ou#
fr
8.59
-0
)u
a,
Asumsikan profil kecepatan linier di dalam lapisan batas laminar pada pelat datar dengan gradien tekanan nol. Carilah: (a) 6(x). Bandingkan dengan solusi yang lebih eksak dan hitunglah persentase error-nya.
(b) ro (r) (c) vdi)=6danx=2m. (d) Gaya hambat jika pelat memiliki lebar 2 m dan panjang
8.60 Asumsikan profil
(D) ro
(.r)
4m.
kecepatan sinusoidal di dalam lapisan batas laminar pada pelat datar dengan gradien tekanan nol dengan menggunakan air 20oC dengan U- = 1 m/s. Carilah: (c) 6(x). Bandingkan dengan solusi yang lebih eksak dan hitunglah persentase error-nya.
(c)
8.6f
Asumsikan profil kecepatan sinusoidal di dalam lapisan batas laminar pada pelat datar dengan gradien tekanan nol. Gunakan 02ully2lr=o = 0 sebagai kondisi batas tambahan (Pers. (8.75)). Carilah:
(a) 6(x). Bandingkan dengan solusi yang lebih eksak dan hitunglah persentase etor-nya. 1b) to (.r) (c) Gaya hambat jika pelat memiliki lebar 2 m dan panjang 4m.
8,62 Buatlah
sketsa sesuai skala suatu lapisan batas laminar yang tebal sepanjang 10 m untuk aliran air 20"C pada pelat dasar dengan gradien tekanan nol untuk U* = 7 m,/s. Gunakan 15 cm untuk merepresentasikan panjang pelat 10 m. Asumsikan lapisan laminar di keseluruhan panjang 10 m tersebut.
148
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
IBAB
8.63
Jika sebuah terowongan angin memiliki dinding-dinding yang paralel, aliran akan mengalami percepatan yang disebabkan oleh lapisan-lapisan batas pada setiap dinding. Jika terowongan angin tersebut berbentuk bujursangkar, bagaimanakah salah satu dindingnya harus digeser ke arah luar agar terjadi gradien tekanan nol? Suatu streamline di dalam air 20oC berada 2 mm dari sebuah pelat datar di tepi depannya. Dengan menggunakan profil kecepatan parabola dalam Subbab 8.5.3 dengan U- = I m/s, prediksikan seberapa jauh streamline tersebui dari pelat di posisi bahwa bentuk hukum pangkat untuk profil kecepatan di dalam aliran turbulen bukan merupakan aproksimasi yang baik di dinding atau di tepi luar dari lapisan batas.
8.64
x= lm.
8.65 Tunjukkan
8.66 Tunjukkan bahwa Pers. (8.62) diperoleh dari Pers. (8.44). 8,67 Udara pada 20'C mengalir di sepanjang pelat datar dengan
panjang 3 m dan lebar 2 m pada 16 m/s. Asumsikan aliran turbulen dari tepi depan (suatu kawat penjegal di tepi depan dapat dipakai untuk mengakibatkan turbulensi) dan hitunglah:
(4
Pelat.
(e)
Ketebaian perpindahan dan momentum di x = 3 m. Kecepatan geser dan ketebalan dari lapisan dinding kental.
pelat datar dengan panjang 3 m dan lebar 2 m pada 3 m./s. Asumsikan aliran turbulen dari tepi depan (suatu kawat penjegal di tepi depan dapat dipakai untuk mengakibatkan turbulensi) dan hitunglah:
6dix=3m. (b) rodi .r=3m. (c) Gaya hambat di satu sisi pelat. (d) Ketebalan perpindahan dan momentum di x = 3 m. (e) Kecepatan geser dan ketebalan dari lapisan dinding kental.
8.69
Udara pada 20'C rnengalir di sepanjang pelat dengan panjang 2 m dan lebar 3 m pada 16 m./s. Masukkanlah bagian laminar di dekat tepi depan (Gbr. 8.16) dengan mengasumsikan fluktuasi rendah dan pelat yang halus dan hitunglah:
(a) Sdix=3m.
(D) Gaya hambat di satu sisi Pelat.
8.70 Air
pada 20"C mengalir di sepanjang pelat dengan panjang 2 m dan lebar 3 m pada 3 m/s. Masukkanlah bagian laminar di dekat tepi depan (Gbr.8.16) dengan mengasumsikan fluktuasi rendah dan pelat yang halus dan hitunglah:
(a)ddi x=3m.
(D) Gaya hambat di satu sisi Pelat.
8.71
Udara atmosfer bertiup ke arah pantai di Florida. Diasumsikan bahwa lapisan batas mulai terbentuk sekitar 12 km dari pantai. Jika angin bertiup rata-rata 18 m/s, estimasikanlah ketebalan dari lapisan batas dan tegangan geser di permukaan air di dekat
pantai. Sebuah balon udara berbentuk cerutu diusulkan untuk membawa penumpang bertamasya. Baion tersebut diusulkan memiliki panjang 1000 m dan diameter 150 m. Berapakah dayakuda yang dibutuhkan untuk menggerakkan balon melalui udara permukaan laut pada kecepatan 12 m/s jika gaya hambat di bagian depan dan belakangnya diabaikan?
8.72
8.73 Tunjukkan
8.74 SelesaikanlahPers.(8.80)dengankondisi-kondisibatasyangdiberikanolehPers.t8.8l)denganmenggunakanprogramsoftware
'
8.75
di
8.76
Lapisan batas laminar dari air 20"C yang bergerak pada 0,8 m/s terjadi di satu sisi dari sebuah pelat datar dengan lebar 2 m dan panjang 3 m. Di x = 3 m tentukanlah: (a) Ketebalan lapisan batas. (b) Tegangan geser dinding. (c) Komponen y kecepatan yang maksimum' (.d) Gaya hambat. (e) Ketebalan perpindahan dan momentum. A Laju aliran melalui lapisan batas.
BAB 8]
AI-TR
AN-ALIRAN EKSTERNAL
t49
Lihat soal.
8.12 Lihat soal. 8.13 Lihat soal. (b) 0,55 8.14 (a) 0,25 (a) (b) 0,00214 m/s 8.15 0.000654 mls 8.16 Re = 3060 (b) 0,5 8.17 (a) 1,0 (b) 4,0 N 8.18 (a) 0,26 N 8.19 8300 N. 34 000 N.m (b) 6,9 rnls 8.20 (a) 32,6 tnls 8.21 11,3 hp 8.22 $ r52,700 8.23 l4,l m/s 8.24 73 rn/s 5.8 m/s 8.25 4500 N 8.26 4.25 cm 8.27 0.04 m/s 8.28 0,012 m/s sampai 29,3 m/s Ya, untuk V > 0,57 m/s 8.29 43.5 kN 8.30 99 kN. 2,23 kN. Tidak 8.31 1,32 rn/s2, 0,883 m/s2 8.32 1,"71 ntls2,0,870 m/s2 8.33 Lihat soal. (b) 98 m/s 8.34 (a) 102 n/s (b) 112 rrls 8.35 (a) 100 m/s 8.36 36,2 rrrls, 33,3 m/s, 129 hp 8.37 53 hp 8.38 33,3 m/s, 25,1 m/s, 22,2 rnls 8.39 Lihat soal. (b) 10(12 + y2) 8.40 (c) -10x
I
(c) (c)
0,,16
(a
0,4
(e)
|,11
0,000164 m/s
(c)
0,52 N
(c)
1,32 N
(c)
93 m/s
130 m/s
(c)
(c) -10 ln r
(d)
20
r cos 0
8.41 in!x2 + y2, tan x/-v (b) -2401x2 (c) -6,25 nls2 8.42 (a) -20 tan I y/x (b) 40 - 2OOl,:' kPa (c) -50 m/s2 8.43 (a) -ty = g 8.44 ta) l0r sin 0 + 400 oo, rcr 200 m/s2 tdt t4.O\ rbr 100 (, . I "1) 8.45 tat l0r cos 0 + 5 ln r dan l0r sin 0 + 50 (r) t-0.5. 0) \il x/4 m 8.46 4,9 m by 2,1 m 8.47 4;/g,,2 + 41 m/s 8.48 1,902 m, - 2,102 m (b) 20 sin 0 m/s (c) (2 m,0"), (2 m, 180") (A 200(1 8.49 (a) 2 m 8.s0 (a') (2, - 30'), (2,150'), - 488 Pa (b) (2, -90"), - 915 Pa (c) (2,270"), - 1464 Pa 8.51 2.67 (b) 54,3 cm 8.52 (a) 90,5 cm (b) 3 cm 8.53 (c) 5 cm (rz) (b) 4,52 nls 8.54 0,25 m/s 8.55 2U- sin g dan po - pU2* sin2 0 8.56 45.8 Vo 8.57 Lihat soal.
(e)
,r m
sin2 o) kPa
.ffii
150
ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL
[BAB
8.58 Lihat soal. (b) o,289prJ2*Re,tt2 (c) 0,025662{ifi {d\ 2.3tpU*.,[O*v 8.59 (a) 3,46{wxtU*, -3tEa 8.60 (a) 0,00419G, - 4,27o (b) 0,328x-tD (c) 2,62 (b) 0,323pu2*{v/Uj (c) t,29pU2*^,6/U_ 8.61 (a) 4,65TvxlU-, -1V, 8.62 Lihat soal. 8.63 460 8.64 2,8 mm 8.65 Lihat soal. 8.66 Lihat soal. (c) 3,49 N (A 7,47 mm,5,76 mm (e) 0,626tt/s, 0,145 mm 8.67 (a) 5,92cm (b) 0,47 Pa (b; 10,8 Pa (c) 80,1 N (4 5,85 mm, 4,51 mm (e) 0,104 mis, 0,048 mm 8.68 (a) 4,64 cm (b) 2,90 N 8.69 (a) 5,28 cm (r) 75 N 8.70 (a) 4,45 cm m. 8,71 53 8.72 800 hp 8.73 Lihat soal. 8.74 Lihat soal. (b) 0,000277 Pa (c) 0,003 m/s (d) 0,0333 Pa (e) 3,36 mm, (fl 0,068 m3/s 8.75 (a) 2,61 cm (a) (b) (c) 0,00044 m/s (4 1,65 N 8.76 9,7 mm 0,0137 Pa (e) 1,25 mm, (fl 0,0102 m3/s
HULUAN
m=prArVr=PzAzVz
ll =* 1V, - V,)
g*
mZ
='1
:vj
+ n,+ h,
#l#ffipi h=i+p/p
digunakan flihat Pers. (1.20) da (4.23)]. Jika gasnya dapat diaproksimasikan sebagai gas ffi*k#:!.ibrsamaan e nergi menjadi salah satu di antara dua bentuk yang berikut:
e-ws _v?-v1 .)
m
+ cr(7,
- T)
(e.4)
b-w,
m
L,h
v1
-vl
'.
(e.5)
hubungan-hubungan termodinamika
r'r,LT
cr,= c,.+
(e.6)
p=pRT
151
e.n
152
ALIRAN KOMPRESIBEL
[BAB
Kita juga dapat menentukan perubahan entropi atau mengasumsikan proses isentropik (As = 0). Maka, salah satu di antara persamaan-persamaan berikut dapat digunakan:
A.s
= c, ln
oz
i-R.",rt
7-\r,r)
r, _ /p2 \rr-rr
T.
D^
(e.8)
T) lPt\tt-tYt Tt \Pt)
beberapa persamaan
- lPz r nt-\p1 1
(e.e)
Ingat kembali bahwa temperatur dan tekanan harus selalu berupa kuantitas-kuantitas absolut pada saat menggunakan di atas, oleh karena itu, lebih baik selalu menggunakan temperatur dan tetanan absolut ilau ,uut mengerjakan soal-soal yang melibatkan aliran kompresibel.
dv
(e.11)
pdV =
Gelombang
bergerak
-c
dp
->(' p+dp
Gelombang diam p
p+dp
T+LlT 4\
(a)
V=O
c+dV <*l(b)
p
T
Gambar
9.1
(a) Gelornbang suara bergerak melalui gas, (&) gas bergerak melalui gelombang dan (c) volume kontrol mengelitingi _eelombang dalam (D).
pA
yang disederhanakan menjadi
(p + dp)
A - pAc(c + dV -
c)
(e.12)
dp
* -pc dV.
(9.1 3)
,=rw
untuk gelombang suara amplitudo kecil.
(9.
t4)
jika dideferensiasikan,
Gelombang suara frekuensi kecil (kurang dari 18 000 Hz) bergerak secara isentropik sehingga plpk = konstan yang,
memberikan
dp ,p dp ''P
Jadi kecepatan suara untuk gelombang suara demikian adalah
L-
(e.1s)
^@ Yp
.1/k RZ
(e.16)
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
153
Gelombang frekuensi tinggi bergerak secara isotermal sehingga menghasilkan kecepatan suara
c=
Pers. (1.13)ll
.v?a
o.]n
Untuk gelombang amplitudo kecil yang bergerak melalui cairan atau benda padat, digunakan modulus bulk [lihat ini adalah sama dengan p dp/clp dan memiliki nilai 2100 MPa untuk air pada 20"C. Ini memberikan nilai kira-kira 1450 m/s untuk gelombang amplitudo kecil yang bergerak melalui air. Bilangan Mach, yang diperkenalkan dalam Bab 3, digunakan untuk gangguan-gangguan yang bergerak di dalam gas.
Ini adalah
M=
e.ts)
Jika M < 1 alirannya subsonikdanjika M > I alirannya superionik Perhatikan sumber gangguan stasioner yang ditunjukkan dalam Gbr. 9.2(a); kecepatan suara ditunjukkan setelah tiga tambahan waktu. Dalam Gbr. 9.2(b) sumber bergerak pada kecepatan subsonik, yang lebih lambat daripada kecepatan suara, jadi sumber tersebut "rnengumumkan" kedatangannya ke seorang pengamat di sebelah kanan. Dalam Gbr. 9.2(c) sumber bergerak pada kecepatan supersonik, yang lebih cepat daripada kecepatan suara, jadi seorang pengamat tidak menyadari kedatangan sumber tersebut jika si pengamat berada di dalam zona sunyi, yang terletak di luar kerucut Mach yang ditunjukkan. Dari gambar yang ditunjukkan, kerucut Mach
A=
sin-lf = ,ir-' #
t9.19)
Gelombang amplitudo kecil yang dibahas di atas disebut sebagai gelombang Mach. Gelombang ini dihasilkan oleh sumber suara dan proyektil berhidung tajam dan airfoil supersonik dengan tepi depan yang tajam. Gelombang amplitudo besar, yang disebut gelombang kejut, yang telpancar dari tepi depan airfoil berhidung tumpul, juga membentuk zona sunyi akan tetapi sudutnya lebih besar daripada yang diciptakan oleh gelombang Mach. Gelombang kejut akan dibahas dalam Subbab 9.4 dan 9.5.
2cL.t
Gambar
9.2
Propagasi gelombang suara dari sebuah sumber: (a) sumber stasioner, (b) sumber bergerak dengan M < 1 dan (c) sumber bergerak dengan M > 1.
CONTOH 9.1 Sebuah alat elektronik ditetakkan di puncak bukit dan mendengar sebuah proyektil supersonik yang menghasilkan
gelombang Mach setelah proyektil tersebut melewati posisi alat sejauh.5OO m. Jika diketahui bahwa proyektil terlrang pada 850 m/s, estimasikan seberapa tinggi posisinya dari alat tersebut.
Penyelesaian:
M=T=
di
kita untuk
850
{iRr
- l =zs
2,5
mana telah diasumsikan temperatur standar 288 K karena temperatur tidak diberikan. Hubungan sudut Mach memungkinkan
menuliskan
atas alat [lihat Gbr.
h r sind=M=ffi6:
^:- ^.
9.2tq].
Persamaan
ALIRAN NOZEL ISENTROPIK Ada berbagai aplikasi di mana aliran isentropik yang seragam dan tunak dapat dijadikan aproksimasi untuk aliran di
9.3 dalam saluran. Ini termasuk aliran melalui mesin jet, melalui nozel roket, dari pipa gas yang patah, dan yang melewati bilah-bilah turbin. Untuk memodelkan situasi-situasi demikian, perhatikan volume kontrol di dalam aliran di dalam suatu
t54
ALIRAN KOMPRESIBEL
[BAB
]-
Gambar 9.3 Aliran isentropik tunak dan seragam melalui sebuah saluran. saluran yang memiliki luas penampang yang berubah dalam Gbr. 9.3. Persamaan kontinuitas dipisahkan suatu jarak infinitesimal dx adalah
yang
(e.20)
Jika kita hanya mempertahankan suku-suku ordo pertama dari setiap kuantitas diferensial, kontinuitas mengambil
4*d4+&=o VAP
Persamaan energi (9.5) dengan b.
(e.21)
= W, = 0
V2
adalah
p+dp
p-+dp
(e.22)
(e.23)
VdV+kP,dp=g
p'
Masukkan dari persamaan kontinuitas (9.21) untuk memperoleh
(e.24)
av
atau, dalam bentuk bilangan Mach
lp!' - ')'\ v \ kp
u
A
(e.2s)
# r*'- D =*
(e.24
Persamaan
o o o
r .
ini berlaku untuk alian isentropik tunak dan seragam. Terdapat beberapa hal yang dapat diamati dari analisis terhadap Pers. (9.26). Hal-hal tersebut adalah: Untuk aliran subsonik di dalam saluran yang membesar (M < 1 dan dA > 0), aliran diperlambat (dV < 0). Untuk aliran subsonik di dalam saluran yang konvergen (M < I dan dA < 0), aliran dipercepat (dV > O). Untuk aliran supersonik di dalam saluran yang membesar (M > 1 dan dA > 0), aliran dipercepat (dV > O). Untuk aliran supersonik di dalam saluran yang konvergen (M > I dan dA < 0), aliran diperlambat (dV < O). Di tenggorokan di manadA = 0, M = I ataukah dV=0 (aliran dapatdipercepat melewati M = l atau dapatmencapai
suatu kecepatan sehingga dV = 0).
Perhatikan bahwa nozel untuk aliran supersonik harus memiliki luas penampang yang membesar ke arah aliran dan difuser harus memiliki luas penampang yang mengecil, berlawanan dengan nozel dan difuser untuk aliran subsonik. Jadi, untuk menciptakan aliran supersonik dari sebuah penampung di mana kecepatannya adalah 0, aliran subsonik harus terlebih dahulu dipercepat melalui luas penampang yang konvergen sampai ke tenggorokan dan percepatan dilanjutkan melalui luas penampang yang membesar. Nozel-nozel pada roket yang dirancang untuk membawa satelit ke orbit dibangun dengan menggunakan geometri konvergen-divergen yang demikian, seb.agaimana ditunjukkan dalam Gbr. 9.4. Persamaan energi dan kontinuitas dapat dituliskan dalam bentuk-bentuk yang lebih bermanfaat untuk aliran isentropik tunak dan seragam melalui nozel dalam Gbr. 9.4. Aplikasikan persamaan energi (9.4) dengan Q = Ws= 0 di antara penampung dan suatu lokasi di dalam nozel untuk memperoleh
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
Bagian konvergen Bagian divergen
155
dA<0
Penampung
To
dv>0
M<l
o
Po
vo=
Tenggorokan
M=t
Gambar 9.4 Sebuah nozel supersonik.
crTr=
| +
coT
(e.21)
di dalam penampung. Dengan menggunakan beberapa hubungan termodinamika, Pers. (9.6), (9.9), (9.16) dan (9.18), Pers. (9.27) dapat dituliskan dalam bentuk
rr
Po
M''1"'*
I
"
(g.28)
t;=*+t
Po=\k+tJ
p* t 2 \Mklr E P,
t 2 \t^(-t) =tr*t/
(9.29)
Area kritis seringkali tetap dijadikan referensi sekalipun tidak terdapat tenggorokan, seperti dalam Tabel D.1. Untuk udara dengan k = 1.4, Pers. (9.29) memberikan
T* = 0,833370 px = 0,5283p0
Fluks massa melalui nozel ingin diketahui dan diberikan oleh
1.n
p* = O,634Opo
(e.30)
= pAV =
lr,
AM
fiR} = n[S
evt
(e.31)
Dengan menggunakan Pers. (9.28) dan sedikit aljabar, fluks massa dapat diekspresikan sebagai
Pol\,te
ffi(t
U\ t
.,.
5'
M2){(*r/2{r-(r (e.32)
* = poA*ffi
yang,
1+k
--l)rr*vza-p
r-l)
(e.33)
a--l,t t
persamaan-persamaan
A _ | lz+6-l)M2
k+l
l{k+r)/2r
(.e.34)
Rasio ini dimasukkan ke dalam aliran isentropik (Tabel D.1) untuk udara. Tabel ini dapat digunakan untuk menggantikan
di
atas.
Selanjutnya kita akan mendiskusikan beberapa fitur dari persamaan-persamaan di atas. Perhatikan sebuah nozel konvergen yang menghubungkan sebuah penampung dengan sebuah pembuangan (receiver), seperti ditunjukkan dalam Gbr. 9.5. Jika tekanan penampung dijaga konstan dan tekanan pembuangan diturunkan, bilangan Mach di lubang keluar nozel akan bertambah hingga mencapai M" = 1, yang ditunjukkan oleh kurva di sebelah kiri dalam gambar tersebut. Setelah M" = 1 tercapai di lubang keluar nozel untukp, =0,5283p0, terjadi kondisi aliran tercekik dan kecepatan di seluruh nozel tidak dapat berubah walaupun p, diturunkan lebih jauh. Ini disebabkan oleh fakta bahwa perubahan-perubahan tekanan yang terjadi di belakang lubang keluar tidak dapat merambat ke depan untuk mengakibatkan perubahan-perubahan pada
kondisi aliran.
156
ALIRAN KOMPRESIBEL
IBAB
Po
To Po
| \{4
..
vo=o
(tt)
di dalam
nozel
Tenggorokan
Po
To Po
Gambar 9.6 Nozel konvergen-divergen dengan tekanan penampung yang dijaga konstan Kurva di sebelah kanan dalam Gbr. 9.5(b) merepresentasikan kasus ketika tekanan penampung dinaikkan dan tekanan pembuangan dijaga konstan. Pada saat M" = I kondisi aliran tercekik juga terjadi tapi Pers. (9.33) menunjukkan bahwa fluks massa akan terus naik dengan dinaikkannya p6. Ini adalah kasus ketika terjadi ledakan jalur pipa. Sangat menarik bahwa tekanan keluar p, dapat menjadi lebih besar daripada tekanan pembuangan p,. Ini dimungkinkan oleh alam dengan memberikan kemampuan bagi streamline-streamline gas untuk melakukan perubahan arah yang mendadak di lubang keluar dan berekspansi ke suatu area yang jauh lebih besar sehingga menghasilkan penurunan tekanan d,ari p" ke pr Kasus untuk nozel konvergen-divergen memungkinkan terjadinya aliran supersonikjika tekanan pembuangannya cukup rendah. Ini ditunjukkkan dalam Gbr. 9.6 dengan mengasumsikan tekanan penampung yang tetap konstan *utarpun tekanan
pembuangan makin diturunkan. Jika tekanan pembuangan sama dengan tekanan penampung, tidak terjadi uli.ur, yong direpresentasikan oleh kurvaA. Jika p, sedikit lebih rendah daripadap0, terjadi aliran sutsonik di seluruh nozel dengan tekanan minimum di tenggorokan, yang direpresentasikan oleh kurva B- Dengan semakin diturunkannya tekanan, dicapai suatu tekanan yang menghasilkan M = I di tenggorokan dan aliran subsonik di seluruh bagian lainnya dari nozel. Ada satu lagi tekanan pembuangan yang jauh lebih rendah daripada kurva C yang juga menghasilkan aliran isentropik di seluruh nozel, yang direpresentasikan dengan kurva D; di belakang tenggorokan aliran menjadi supersonik. Tekanan di dalam pembuangan yang terletak di antara kurva C dan D menghasilkan aliran non-isentropik (ierjadi gelombang kejut di dalam aliran) dan akan dibahas dalam Subbab 9.4. Jika p. di bawah kurva D, tekanan keluarpn teUin tinggi dari p,. Sekali lagi, untuk tekanan pembuangan di bahwa kurva C, fluks massa tetap konstan karena konclisi-kondisi di tenggorokan tidak berubah. Mungkin kelihatannya aliran supersonik memrliki kecenderungan untuk mengalami separasi dari nozel, tapi pada kenyatannya yang terjadi adalah sebaliknya. Aliran supersonik dapat berbelok dengan sudut tajam, seperti yang akankita lihat dalam Subbab 9.6, karena alam memberikan kipas-kipas ekspansi yang tidak ada di dalam aliran subsonik. Untuk
BAB 9]
AI-IRAN KOMPRESIBEL
t57
menghindari separasi dalam nozel-nozel subsonik, sudut ekspansi tidak boleh melebihi 10'. Untuk sudut-sudut yang lebih besar, digunakan bilah-bilah pembelok sehingga sudut di antara bilah-bilah tidak melebihi 10".
CONTOH 9.2 Udara mengalir dari sebuah penampurg yang dijaga pada 300 kPa absolut dan 20 "C ke dalam sebuah pembuangan yang dijaga pada 200 kPa absolut melalui sebuah nozel konvergen dengan diameter lubang keluar 4 cm. Hitunglah fluks massa me'lalui nozel. Gunakan (a) persamaan-persaman dan (b) tabel aliran isentropik'
Penyelesaian: (a)
rekana'**o,r:*::1a3 memueritT:: ,
ini.
jadi
M"< I. Persamaan
{#. (,. ?
M2)rr+r/2(r-()
=3@000x0,784xnx0,022
Agm satuan-satuannya konsisten, tekanan harus dalam Pa dan R dalam J{kg'K)' (b) Selanjutnya gunakan Tabel D.1. Untuk rasio tekanan plpo= 20Ol3O0 =0,6667, bilangan Mach diperoleh melalui interpolasi
sebesar
M"=
0.6821 0.6821
- A,ffi67 - 0,6560
(0.8
Untuk menemukan fluks massanya, kecepatan harus diketahui yang membutuhkan temperatur karena V = Mdtfif Temperatur diinterpolasi (sama seperti interpolasi terhadap bilangan Mach) dari Tabel D,l sebesm T. = 0,8906 x 293 = 261 K. Iadi kecepatan
dan densitasnya
adalah
y = M{k Rr = 0,7g4
P
Fluks massanya diperoleh sebesar m
rTo* ,g?
x ,6 r
254 mrs
=#=
-
#-*
*
2,67
2'67 ru, =
ks/m3
pAV
nx
0,022
254
=0,852 kgls
At = Az adalah
prV, = pzVz
(e.J5)
b=
Ws
= 0 mengambil bentuk
L-r' i . J,
\!r',-
#)=o
(e.36)
Gaya-gaya yang terdapat di dalam persamaan momentum hanyalah gaya-gaya tekanan, jadi bahwa ketiga kuantiras p| p, danr,or?, di mana areanya rerah habis dibagi karena or:'or';;;jr';:hr::sikan belum dilewati gelombang kejut telah diketahui, ketiga persamaan di atas memungkinkan untuk menyelesaikan ketiga parameter pz, pz dan V, yang belum diketahui karena, untuk gas yang diketahui, ft diketahui.
158
ALIRAN KOMPRESIBEL
IBAB
Ketimbang menyelesaikan Pers. (9.35) hingga (9.37) secara simultan, kita menuliskannya dalam bentuk bilangan Mach M, dan M, dan meletakkannya dalam bentuk-bentuk yang lebih memudahkan. Pertama, persamaan momentum (9.37), dengan menggunakan Pers. (9.35) dan V2 = M2pklp, dapat dituliskan
Pr* ] * tw]
Dengan cara yang sama, persamaan energi (9.36), dengan
Pz-l+kMr2
(e.38)
.r
rt
Persamaan kontinuitas (9.35) dengan
'2
1at 21y.z
M
r+\Lwr2
tfrkRTmenjadi
1
(e.3e)
p = p/RT
dan V =
tn^ z
P, N4,
(e.40)
Jika rasio tekanan dan temperatur dari Pers. (9.38) dan (9.39) dimasukkan ke dalam Pers. (9.40), bilangan Mach di bagian hilir berhubungan dengan bilangan Mach di bagian hulu melalui (aljabar yang dipakai tidak ditunjukkan di sini)
M.'=
(9.41)
sebagai
Pz_ 2k v2 Pr-k+1"'l
dan persamaan energi (9.39) sebagai
T2
T1
t!__L
k+l
(e.42)
('.**;)(*ru,'-r)
ff_,!,*:
(e.43)
Ml=
o o o
Jika Mr
M,2+5
lM12
Pz
1
tl
D,
_lMt2 - |
-6
\ -
12
*(M? + 5)(7Mr2- l)
36Ml-
(e.44)
M, = 1 dan tidak terjadi gelombang kejut. Jika M, > 1,maka M, < 1. Aliran supersonik selalu dikonversikan menjadi aliran subsonik pada saat melewati
maka gelombang kejut normal.
= l,
maka M, > I dan kelihatannya aliran subsonik dikonversikan menjadi aliran supersonik. Ini tidak mungkin terjadi karena akan menghasilkan produksi entropi positif, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum kedua termodinamika; pelanggaran ini tidak akan dibuktikan di sini.
Jika
M, . l,
Beberapa hubungan aliran gelombang kejut untuk udara telah diberikan dalam Tabel D.2. Dengan menggunakan tabel tersebut kita dapat menghindari pemakaian Pers. (9.44). Selain itu, rasio prrlpn, dari titik stagnasi di depan dan di belakang gelombang kejut juga diberikan.
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
Posisi gelombang kejut untuk pJpo = a
l_<9
.E
4a]-*.,-.,..:1
1,0
plPo
,E-
I*
Gambar 9.8 Aliran dengan gelombang kejut di dalam nozel.
Kembali ke nozel konvergen-divergen dan pusatkan perhatian pada aliran di bawah kurva C dalam Gbr. 9.6. Jik: tekanan pembuangan dikurangi menjadi p/po= a dalam Gbr. 9.8, gelornbang kejut normal akan terjadi di suatu lokasi di dalam nozel, sebagaimana ditunjukkan. Jika tekanan pembuangan dikurangi lebih jauh lagi, akan terdapat suatu rasio p- p = b yang akan menyebabkan posisi gelombang kejut berada di bidang lubang keluar nozel. Rasio tekanan c dan d akan menghasilkan pola gelombang kejut yang menyimpang serupa dengan yang ditunjukkan. Rasio tekanan e diasosiasikan dengan aliran isentropik di seluruh nozel dan tekanan rasio / akan memberikan tekanan keluar yang lebih besar danpada tekanan pembuangan sehingga mengakibatkan terjadinya penggelembungan aliran yang keluar, sebagaimana yang dapat dilihat pada roket yang mengirimkan satelit ke angkasa luar.
gelombang kejut normal bergerak pada 6ff) m/s melalui udara stagnan 20"C. Estimasikanlah.kecepatan tedaduksi di bol1kang gelombaag kejut, {a} Gunakan persamaan-persamaen dan (}) gunakan tabel aliran gelombang kejut normal {T4be1 D,3}. Lihat Gb-r. 9.7.
6([
,{a}.fleugan,rrenggunakan per$amaan-persamaan ini, bilangan Mach di bagian hitir dan temperataraya masiag-masing adalah
*,
Tzo
=(
= 0.u,,
=@=438K 36 x 1.75'
vz*M?firr,
= 0,628
Jdi
fi3;Jl?;738
= 263 rr,ts
Jika lr, ditambahkan ke sebsleh kiri dalam Gbr. 9.7, kecepataa terinduksinya adalah
yaag akan bekerja ke arah ktr!, ks arah pergera*an gelombaag kejut. (b) Tabel D.2 diinterpolasi pada Mr = 1.75 untuk memperoleh
*r* W#
Tr*
T1
{odz57
160
ALIRAN KOMPRESIBEL
IBAB
Jadi kecep*tan
V,
adalah
= Vt
Vz
= 600
CONTOH 9.4 Udara mengalir dari sebuah penampung yang dijaga pada 20"C dan 200 kPa absolut melalui sebuah nozel konvergen-divergen yang memiliki diameter tlnggorokan 0.rn O-r, diamerer lubang keluar l2 cm kc sebuah pembuangan. Berapakah besarnya tekanan pembuangan yang diperlukan sehingga gelombang kejut berada di lokasi di marla diameteirya adalah 10 cm? Lihat Gbr. 9.8.
Penyelesaian: Kita akan menggunakan tabel aliran isentropik tTabel D. l) dan gelombang kejut (Tabel D.2). Untuk aliran supersonik ini di tenggorokan M,= l. Bilangan Mach lepat sebelum gelombang kejut diperoleh melalui interpolasi dalam Tabel D. I di mana ArlA* = lo2162 = 2.778 sebesar Mr = 2'556
Dari Tabel D.2
M: = 0,5078
sehingga Poz
P; = o.uta
95,55 kPa
O,47'78
x 200 =
Karena tekanan stagnasi di dalam aliran isentropik tidak berubah sebelum terjadi gelombang kejut sehingga por = 200 kPa. Setelah gelombang kejut sampai ke lutrang keluar, terjadi aliran isentropik lagi sehingga dari Tabel O.l paOa iliz = 0,502S
'42x
A
1'321 '
A. dimasukkan
F = lr x j
Dengan menggunakan Tabel D.l pada rasio luas
memperoleh
A-
= t'327 x
rt2 ra=
l'91
ini
(pastikan bahwa yang digunakan adalah bagian subsonik dari tabel), kiLa
M"
Sehingga P"
dengan menggunakan po" - ps2 untuk aliran isentropik di belakang gelombang kejut. Untuk aliran subsonik isenrropik ini besamya tekanan keluar sama degan tekanan pembuangan.
Gelombang miring
(b)
Gambar 9.9 Gelombang kejut miring (a) aiiran pada baji dan (b) aliran di sudut.
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
Gelombang miring
161
Volume
kontrol
,rfi\
vl
,.
Gamtlar 9.10 Volume kontrol gelombang kejut miring. Gelombang kejut miring membelokkan aliran sehingga V, menjadi paralel terhadap permukaan bidang. Sebuah variabel lain, yaitu sudut beiok aliran akan diperkenalkan akan tetapi penyelesaiannya memerlukan tambahan persamaan momentum tangensial. Perhatikan volume kontrol Gbr. 9.10 yang mengelilingi gelombang kejut miring. Vektor kecepatan V, diasumsikan ke arah x dan gelombang kejut miring membelokkan aliran melalui sudut baji atau sttdut defleksi 0 sehingga V, menjadi paralel terhadap dinding. Gelombang kejut miring membentuk sudut B dengan V,. Komponen-komponen dari vektor-vektor kecepatan diperlihatkan tegak lurus dan tangensial terhadap gelombang miring. Komponen-komponen tangensial dari vektor-vektor kecepatan tidak mengakibatkan fluida mengalir masuk atau keluar dari volume kontrol, jadi kontinuitas memberikan
ptVtn
= pzVz,
e.15)
Gaya-gaya tekanan bekerja tegak lurus terhadap volume kontrol dan tidak menghasilkan gaya netto yang tangensial terhadap gelombang kejut. Ini memungkinkan persamaan momentum tangensial mengambil bentuk
mrvr,
Kontinuitas mengharuskan
h, -
= m.vr,
(9.16)
m, sehingga
vr, = vr,
Persamaan momentum yang tegak lurus terhadap gelombang kejut miring adalah
e.4n
(e.48)
, r' =1, i'r:o*!* *,:i,:*, datam bentuk v,i,**rPt k-r P: -vr; = p,22k k h -+
--
(e.4e)
karena suku-suku kecepatan tangensial saling menghilangkan. Perhatikan bahwa komponen-komponen kecepatan tangensial tidak masuk ke dalam Pers. (9.45), (9.48) dan (9.49). Ini adalah tiga persamaan yang sama yang digunakan untuk menyelesaikan soal gelombang kejut normal. Oleh karena itu, komponen-komponen Vr,,danVr,dapat digantikan dengan V, dan Vrdari soal gelombang kejut normal dan solusinya diperoleh. Tabel D.2 juga dapat digunakan. Kita juga menggantikan M,, dan Mr,, dengan M, dan M, di dalam persamaanpersamaan dan tabel. Seringkali demi menyederhanakan penyelesaian, kita menghubungkan sudut gelombang kejut miring B dengan sudut defleksi 0. Ini dilakukan dengan menggunakan Pers. (9.45) untuk memperoleh
Pz
vrSan
vr,tanl $ - e4
tk+
1tM,2,
tanB
tan (B
0)
(e.s0)
Pt PrTz (k -l)Mr2, + 2
Dengan menggunakan rasio densitas ini dalam Pers. t9.50) kita dapat menuliskan
-PzTt -
tan(B-
q=H (t-r."f-*)
(9.s2)
Dengan hubungan ini, sudut gelombang kejut miring B dapat ditemukan untuk bilangan Mach sudut baji 0 yang diketahui. Plot dari Pers. (9.52) berguna untuk menghindari penyelesaian melalui prosedur coba-coba. Ini diberikan dalam Gbr. 9.11. Tiga hal dapat diamati dari gambar tersebut.
t62
ALIRAN KOMPRESIBEL
IBAB
flclr
:^{, \(
t"*\t
I
M,<1
Y \\\
( ,,=,
I
\ 0=30. Mz>1---
(
6=35.
o.u)ng
\\\\
_----..
0=25' 0=20' 9= 0=
--
15' 10'
6=5'
15
0=0'
1.5
2.0
MI
2.5
Gambar 9.11 Sudut gelombang kejut miring B yang berhubungan dengan sudut baji 0 dan bilangan Mach M, untuk udara.
Gelombang lemah Gelombang lemah
Mrrl (a)
Mr>l
(b)
Gambar 9.12 Gelombang kejut lepas di sekitar (a) benda tumpul datar dan (b) baji.
. o o
Untuk bilangan Mach M, dan sudut baji 0 yang diketahui terdapat dua kemungkinan sudut gelombang kejut miring B. Yang besar adalah gelombang kejut miring "kuat" sedangkan yang lebih kecil adalah gelombang kejut miring
"lemah". Untuk sudut baji 0yatg diketahui, terdapat suatu bilangan Mach minimum yang memiliki hanya satu sudut gelombang
miring
B.
Jika bilangan Mach lebih kecil daripada nilai minimum untuk suatu 0 tertentu, akan tetapi lebih besar dari satu, gelombang kejut menjadi terlepas seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 9.12. Selain itu, untuk suatu M,, terdapat suatu 0 yang cukup besar yang akan menghasilkan gelombang kejut lepas.
Kebutuhan kenaikan tekanan akan menentukan apakah yang terjadi adalah gelomb4ng kuat ataukah lemah. Kenaikan tenakan ditentukan oleh kondisi-kondisi alirannya. Untuk gelombang kejut lepas di sekitar benda tumpul atau baji, gelombang kejut normal terjadi di streamline stagnasi; gelombang kejut normal ini diikuti oleh gelombang kejut miring kuat, kemudian gelombang kejut miring lemah dan akhirnya gelombang Mach, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.9.12. Gelombang kejut selalu terlepas dari benda tumpul. COIIITO}I 9.5 Udara rede 30oC mengalir di sekitar sebuah baji dengan sudut dalam 60' [Gbr. 9.9(a)]. Sebuah gelombang miring terpancar dari baji dengan sudut 50o. Tentukanlah kecepatan datang dari udara. Carilah juga M, dan Tr.
1
9.1
I.
pada 0
= 30"
Mr =
Jadi kecepatannya adalah
3,1
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
t63
v,
Mr
E? x
30: =
1082 mls
- t + Mjsinr50"i ^f ^ i.
.'. M, = 3,20
Kecepatannya menjadi Vr = lllT rn/s. Untuk menemukaa Mr, kecepatan normal dan bilangan Mach yang datang adalah
856 V,,=V,sinB=ll17=sin50.=856rn,/s...M'=---e-=2,453 '' .1 1,4 x 287 x 303
M,
Aliran supersonik keluar dari sebuah nozel, seperti pada rasio tekanan
V,
V cos fr = (V
+ dI4
cos(Ll
+ d0)
Kipas ekspansi
(9.s3)
Gambar 9.L3 Aliran supersonik memutari sudut konveks. (a) Gelombang hingga tunggal.
(D) Gelombang-gelombang Mach berjumlah takhingga.
(p + d0) = cos 1t
cos
d0
sin
p sin d0
karena cos
164
ALIRAN KOMPRESIBEL
V
IBAB 9 (e.s4)
memperoleh
Masukkan sin
- l/M
d0=lMr
Diferensialkan persamaan
_f{
(e.ss)
dv_dM_ldT Y_M,27
Persamaan energiV212 + kRTllk
(e.s6)
dv= I dL=o V-Ur-t)M2 TGabungkan Pers. (9.56) dan (9.57) untuk memperoleh
(e.s1)
(9.58)
dV
M
(9.5e)
=(+=
)"' ,u,-'
tfiJ
1u,
r)]"'-tan-r
(M2
1)1t2
(9.60)
Solusi untuk hubungan ini diberikan dalam Tabel D.3 untuk udara sehingga penyelesaian secara coba-coba terhadap dapat dihindari jika sudut 0 sudah diketahui. Jika tekanan atau temperatur ingin diketahui, tabel aliran isentropik dapat digunakan. Gelombang-gelombang Mach yang memungkinkan gas untuk memutari sudut kadang-kadang disebut
gelombang-gelombang ekspansi. Perhatikan dari Tabel D.3 bahwa kipas ekspansi yang membelokkan gas melalui sudut 0 menghasilkan M = I di depan kipas dan aliran supersonik di belakang kipas. Gas bertambah cepat ketika memutari sudut dan tidak mengalami separasi. Aliran subsonik yang lebih lambat akan mengalami separasi dari sudut dan akan melambat. Jika M = dimasukkan ke dalam Pers. (9.60), 0 = 130.5', yang merupakan sudut maksimum bagi aliran untuk membelok. Ini menunjukkan bahwa sudut putar yang lebih besar dari 90o dapat terjadi, suatu hasil yang cukup mengejutkan.
CONTOH 9.6 Udara pada 150 kPa dan 140"C mengalir pada M = 2 dan memutari sebuah sudut konveks sebesar 30". Estimasikanlah bilangan Mach, tekanan, temperatur dan Lecepatan setelah nrelewati sudut.
Gambar 9.15
Penyelesaian: Tabel D.3 mengasumsikan udara awalnya pada M = l. Jadi, asumsikan aliran berasal dari M = I dan memutari sudut menjadi Mr = 2 dan kemudian sudut kedua menjadi Mr, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.9. I5. Dari Tabel D.3, diperlukan sudut sebesar 26,4o untuk mempercepat aliran dari M = 1 menjadi M = 2. Tambahkan 30 ke 26,4. dan pada 0 = 56.4" kita menemukan bahwa M' = 3'37
Dengan menggunakan tabel.aliran isentropik (Tabel digunakan untuk memperoleh P^ n"
keadaan
'
P2=
150 x 0.,!, * 0'01s80 = 18'54 kPa '"#l= T, = T,*k = 43 x J----. x 0.3058 = 227 K arau 0.5556 ' ' T, To
-46'C.
y: = N,r;ftRr: =
3.37 J
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
165
9.1
Dua anak laki-laki memutuskan untuk mengestimasi lebar sebuah danau. Seorang anak membenturkan dua batu di dalam air di satu sisi danau dan yang seorang lagi mengestimasi bahwa benturan memerlukan 0,4 detik untuk mencapai sisi danau yang lainnya. Berapakah jarak melintasi danau tersebut?
Dengan menggunakan modulus bulk sebesar 2110
di dalam air
adalah
,
Pada kecepatan
=l#
= r/#
(,#)
tL.r
d=
9.2
yr k T-k-t
VI:
n-n rr
o-2vLtv *
o] ,?n.
r!!,*,{0,oo,)=vdv.
*,lkrde-Pde)
dengan menggunakan P dp = kp dp untuk proses isentropik llihat Pers. (9.15)]. Maka ini menjadi
o = v JV +
jrka dplp dimasukkan dari Pers. (9.21). Ini dapat dituliskan sebagai
g.3 Sebuah
nozel konvergen dengan lubang keluar berdiameter 6 cm dipasang pada sebuah penampung yang dijaga pada 30"C dan 150 kPa absolut. Tentukanlah fluks massa udara yang mengalir melalui nozel jika pembuangannya terbuka ke atmosfer. (a) Gunakan persamaan-persamaan dan (D) gunakan tabel yang tepat.
Apakah aliran ini tercekik?
0,5283 dan aliran ini tidak tercekik dan
* = '*'- rt dl
150 = 79,2
kPa.
.'. p,
0,5283 pn
M, <
(a)
Dengan menggunakan persamaan-persamaan, kita memiliki energi dan hubungan isentropik yang memberikan
$
di
mana
v'2
v"t
- !.+ i * tl;.
1,291
100000
po =
kg/m3 dan
V"
253 m/s
x tr x
0.032
(b)
Gunakan Tabel
D-l
dan peroleh
ft=]S
Interpolasi memberikan M, = 0,781 dan
=0,666i.
I
=
o"
61ffiU
^11,4
28i
210 = 258
kg/s
m/s
.'. m = p"A"V" =
t66
ALIRAN KOMPRESIBEL
IBAB
9.4 Aliran
mengalir melalui sebuah nozel konvergen-divergen, dengan diameter tenggorokan 10 cm dan diameter lubang keluar 20 cm, dari sebuah penampung yang dijaga pada 2O"C dan 300 kPa absolut. Estimasikanlah kedua tekanan pembuangan yang memberikan aliran isentropik di seluruh nozel (kurva C dan D dalam Gbr. 9.6). Selain itu, tentukanlah bilangan-bilangan Mach yang keluar untuk masing-masing kurva.
Kita akan menggunakan Tabel D.l ketimbang persamaan-persamaan. Rasio luas A/A* = 4. dua rasio tekanan yang merujuk ke rasio luas ini. Nilai-nilai ini diinterpolasi menjadi
Di
(h),=
Kedua tekanannya adalah
Y'*, -,*u
lo_1a)L
Q'e823
\;Jr= q.iiCff)q
p. = 0,988 x 300 = 296,4
(0.028e1
kPa dan
dan 2,94
kPa
M" = 0,149
9.5
Aliran-aliran gas dapat dianggap inkompresibel jika bilangan Machnya kurang dari 0.3. Estimasikanlah kesalahan
dalam tekanan stagnasi udara jika
Tekanan stagnasi diperoleh dengan mengaplikasikan persamaan energi di antara arus bebas dan mana Vo = 0. Dengan mengasumsikan aliran inkompresibel, Pers. (9.3) dengan Q = ws = O dan i, rugi-rugi) memberikan
Po= P + P'2
Untuk aliran isentropik dengan k
tt2
po= p(l +
0,2M213's
Ini dapat diekspansi dengan menggunakan teorema binomial x = 0,2M2. Maka kita memiliki
(l
dengan menjadikan
po- p = oS
Jadikan M = 0.3
o (l
+ 0,25M2 +
...)
sehingga
Po- P = p'2
rt2
+ 0.0225 +...)
Bandingkan ini dengan persamaan aliran inkompresibel di atas dan kita melihat bahwa kesalahannya adalah sekitat 2,25 persen. Jadi, jika M < 0,3 (sekitar 100 m/s untuk udara pada kondisi-kondisi standar), aliran gas dianggap inkompresibel.
9.6 Sebuah
alat pitot (Gbr.3.1l) digunakan untuk mengukur tekanan stagnasi di dalam aliran supersonik. Tekanan stagnasi terukur sebesar 360 kPa absolut di dalam aliran udara di mana tekanannya adalah 90 kPa absolut dan temperatumya adalah 15oC. Tentukanlah kecepatan arus bebas V,. (Sebuah gelombang kejut akan terjadi di depan alat tersebut. Pilihlah keadaan 2 di lokasi tepat di belakang gelombang dan p, tekanan stagnasi di lubang alat.)
Rasio tekanan melintasi gelombang diberikan oleh Pers. (9.42)
,,' =(L-l)M''1 l
Aliran isentropik di belakang gelombang
,;",
-"':Ti il;.lmemberikan
Lt
tr k '-'21frr*=(t =l y: \' * 2 Pz
Ketiga persamaan di atas dapat digabungkan untuk mengeliminasi p2 dan Raleigh untuk aliran supersonik, yaitu
M, untuk
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
161
Pt
Pt
(k
tJ
vlrz)rr<*o&-J* ,
tt
G-n.
Dengan menggunakan k
,*l-
)'ro-''
1,4,
pr = 90 kPa
3,60
dan pz
eo=
(1,2M,2)3s
e,t67M? _ o,t66T2,s
Mr = I'65
Jadi kecepatan arus bebas adalah
vr = MrfrRrr =
'!.,65
^h,4
287
288 = 561
9.7
Mt = 2 sehingga sebuah gelombang kejut miring pada B, = 40o rerpantul dari sebuah dinding datar, seperti ditunjukkan dalam Gbr.9.l6. Estimasikanlah M, dan Br. (Perhatikan V, harus paralel rerhadap dinding.).
Udara mengalir dengan
Gambar 9.16
Gambar 9.16 menunjukkan berbagai sudut. Dari Gbr. bang kejut normal memiliki besar
9.ll
dengan F
4Oo
ll..
Gelom-
Mr,=2sin40'=1,28
Dari tabel gelombang kejut (Tabel D.2),kita memperoleh Mr, dan kemudian M, Mrn = Q,l$$f = Mz sin(40'
sebesar
- 11'). ;.Mz=
1,64
Jadi gelombang yang terpantul harus membelokkan aliran melalui l1'sehingga menjadi paralel terhadap dinding sehingga 0, jtga 11". Dengan menggunakan Gbr. 9.11 sekali lagi di M2 = 1,64,kita peroleh Fz= 50o. Jadi, Mr, relatif terhadap gelombang yang terpantul adalah
Mz,=
= 1,26. M,
sebesar
M:, =
Karena B,
0,807 =
M:
Fz
sin(50o
39o.
- 11').
.'. M: =
1,28
Soal-soal Thmbahan
9.8 9.9
- l).
cp=
0,24 Btu/(lbm-"R). Tunjukkan bahwa ini ekuivalen dengan 1,0 kJ/(kg.K).
9.10 Tunjukkan
9.11. Tunjukkan
bahwa Pers. (9.8) memberikan Pers. (9.9) jika As = 0. bahwa persamaan energi (9.5) diperoleh dari pers. (9.3).
9,12
Diferensialkan
pd
energi menghubungan kenaikan temperatur dengan perubahan kecepatan untuk sebuah gangguan adiabatik kecil yang bergerak di dalam suatu gas oleh coA? = - cLV.
168
ALIRAN KOMPRESIBEL
[BAB 9
Tunjukkan bahwa sebuah gangguan kecil bergerak di air pada kira-kira 1450 m/s dan di udara pada kondisi standar pada kirakira 340 m/s. Dua batu saling dibenturkan oleh seorang teman di satu sisi danau. Sebuah alat pendengar menerima gelombang yang dihasilkan 0,75 detik kemudian. Seberapa jauhkah jarak menyeberangi danau tersebut? Seekor binatang air menghasilkan sinyal yang bergerak melalui air sampai menerpa sebuah benda dan kemudian menggema kembali ke binatang tersebut 0,46 detik kemudian. Seberapa jauhkah binatang tersebut dari benda tadi? Estimasikanlah bilangan Mach untuk sebuah proyektil yang terbang pada: (a) 1000 m pada 100 m/s (c) 30 000 m pada 300 m/s (1r) 10 000 m pada 200 m/s (4 10 000 m pada 250 m/s
Sebuah petir menerangi langit dan 1.5 detik kemudian terdengar guntur. Seberapajauhkah tempat terjadinya petir tersebut'l Sebuah pesawat terbang supersonik lewat 200 m di atas pada suatu hari ketika temperatur berada pada 26'C. Estimasikanle*r waktu yang diperlukan untuk mendengar suara pesawat tersebut setelah lewat di atas dan jarak pesawat tersebut dari posisi Anda jika bilangan Machnya adalah
(ct
9.20
3.4q
Sebuah gelombang amplitudo kecil merambat melalui atmosf-er sehingga menyebabkan kenaikan tekanan 5 Pa. Estimasikanlah kenaikan temperatur lintas gelombang dan kecepatan terinduksi di belakang gelombang.
tersebut mengukur
9.23 Ulangi Contoh 9.2 akan tetapi asumsikan tekanan pembuangan sebesar (a) Persamaan-persamaan
(D) Tabel D.l
9.24
Sebuah nozel konvergen dengan luas keluaran 10 cm2 dipasang ke sebuah penampung yang dijaga pada 250 kPa absolut dan
20'C. Dengan menggunakan persamaan-persamaan saja, hitunglah fluks massanya jika tekanan penampung dijaga pada:
(a) 150 kPa absolut (b) 100 kPa absolut (c) 50 kPa absolut
9.25 9.26
Selesaikan Soal 9.24b dengan menggunakan Tabel D.1 Sebuah nozel konvergen dengan luas keluaran 10 cm2 dipasang ke sebuah penampung yang dijaga pada 350 kPa absolut dan 20"C. Tentukanlah tekanan pembuangan yang akan memberikan M. = I dan fluks massa dari nozel untuk tekanan pembuangan tersebut. Gunakan (a) persamaan-persamaan dan (b) Tabel D.l Sebuah nozel konvergen dengan luas keluaran 5 cm2 dipasang ke sebuah penampung yang dijaga pada 20"C dan pembuangannya mengarah langsung ke atmosfer. Tentukanlah tekanan penampung yang akan memberikan M. = 1 dan fluks massa untuk tekanan tersebut. Gunakan (a) persamaan-persamaan dan (D) Tabel D.1.
9.27
9.28 9.29
Gandakan tekanan penampung dalam Soal 9.27 dan hitunglah fluks massa yang meningkat. Gunakan persamaan-persamaan atau Tabel D.l.
jalur udara 25'C besar yang diberikan tekanan hingga 600 kPa absolut tiba-tiba meledak. Udara keluar dari sebuah lubang berukuran 20 cm2. Dengan mengasumsikan bahwa tekanan jalur udara tersebut tetap konstan, estimasikanlah meter kubik udara yang hilang ke atmosfer selama 30 detik pe(ama. (Analisis yang sama dapat digunakan untuk jalur gas yang
Sebuah meledak
L
9.30 9.31
Jika penampung dalam Soal 9.27 berisi hidrogen, hitunglah fluks massa untuk kondisi dalam soal tersebut. Persamaan-persamaan harus digunakan.
Sebuah tabung \bnturl, yang ditunjukkan dalam Gbr. 9.17, digunakan untuk mengukur fluks massa udara melalui pipa dengan cara mengukur tekanan di depan bagian yang menyempit dan di luas penampang minimumnya. Jika temperatur di depan bagian yang menyempit adalah 30'C, tentukanlah fluks massanya.
BAB 9]
ALIRAN KOMPRESIBEL
169
Diameter 12 cm
Gambar 9.17
9.32
Udara mengalir melalui sebuah nozel konvergen-divergen yang terpasang dari sebuah penampung yang dijaga pada 400 kPa absolut dan 20'C menuju ke pembuangan. Jika diameter tengorokan dan lubang keluarnya masing-masing adalah 10 dan 24 cm, berapakah nilai dari dua tekanan pembuangan yang akan menghasilkan aliran isentropik di selurirh nozel sehingga M = I di tenggorokan? Gunakan (a) persamaan-persamaan saja dan (&) Tabel D.1 penampung yang dijaga pada 400 kPa absolut dan 20 C melalui sebuah tenggorokan berdiameter 12 cm. Pada diameter berapakah di bagian yang divergen akan terjadi M = 2? Gunakan
persamaan-persamaan atau tabel-tabel. kecepatan kelueLr dan fluks massa untuk kedua tekanan dalam Soal 9.32.
9.34 Hitunglah
sebuah difuser pada 50 kPa absolut dan 120"C dengan M = 2,4 dan fluks massa 8,5 kg/s. Buatlah sketsa bentuk umum dari difuser dan kemudian tentukan diameter tenggorokan dan tekanan keluarnya dengan mengasumsikan aliran isentropik di seluruh nozel. Abaikan energi kinetik keluarnya.
9.37
Udara mengalir melalui sebuah gelombang kejut. Jika diberikan kuantitas-kuantitas di dalam tanda kurung yang pertama di depan gelombang dan kuantitas-kuantitas di dalam tanda kurung yang kedua di belakang gelombang, tentukanlah kuantitaskuantitas yang diinginkan. (Tekanan dalan nilai absolut). (a) (.20'C,400 kPa, 480 m/s, Mr) (r2, p2,M2, V2) (b) (20'C,400 kPa, Yl, Ml) (Tz, p2,0,5, Y2) (c) (20"C, 400 kPa, yl, Ml) (72, 125 kPa M, Vr)
Suatu ledakan yang besar terjadi di permukaan bumi sehingga menimbulkan sebuah gelombang kejut yang bergerak secara radial ke arah luar. Pada suatu lokasi tertentu, bilangan Mach dari gelombang tersebut adalah 2.0. Tentukanlah kecepatan terinduksi di belakang gelombang kejut tersebut. Asumsikan kondisi-kondisi standar.
Sebuah alat pitot digunakan untuk mengukur tekanan di dalam aliran pipa supersonik (lihat lagi Soal 9.6). Jika tekanan di dalam pipa adalah 120 kPa absolut, temperatur 30oC dan bilaagan Mach 2,0, berapakah besarnya tekanan yang terukkur oleh alat pitot tersebut? Udara mengalir dari sebuah penampung yang dijaga pada 400 kPa absolut dan 20'C keluar dari sebuah nozel yang memiliki tenggorokan berdiameter 10 cm dan lubang keluar berdiameter 20 cm ke sebuah pembuangan. Estimasikanlah tekanan pembuangan yang diperlukan untuk terjadinya gelombang kejut pada lokasi diameter 16 cm Selain itu, tentukanlah fluks massa dan kecepatan tepat di depan gelombang ke.jut tersebut. Udara mengalir dari sebuah penampung melalui sebuah nozel ke pembuangan. Penampung dijaga pada 400 kPa absolut dan 20"C. Nozel memiliki tenggorokan berdiameter l0 cm dan lubang keluar berdiameter 20 cm. Tentukanlah tekanan pembuangan yang diperlukan untuk terjadinya gelombang kejut di lubang keluar. Untuk tekanan tersebut, hitunglah fluks massa dan kecepatan tepat di depan gelombang kejut tersebut.
g.4l
kejut kuat.
9.43
Suatu aliran udara pada 25'C dan 50 kPa absolut dengan kecepatan 900 m/s dibelokkan oleh sebuah sudut tajam 25' oleh sebuah gelombang kejut lemah. Estimasikanlah tekanan, kecepatan dan bilangan Mach di belakang gelombang tersebut.
170
ALIRAN KOMPRESIBEL
Sebuah gelombang kejut lemah terpantul dari sebuah dinding datar
IBAB
9,44
9.45 Jika 7, = 10oC, tentukanlah V. untuk gelombang kejut yang terpantul dalam Soal 9.44. 9.46 Sebuah gelombang kejut kuat terpantul dari sebuah sudut. Jika bilangan Mach yang datang 9.47 Jika 7, = l0oC
dalam Soal 9.46, hitunglah kecepatan di belakang.
adalah 2,5 dan aliran berbelok melalui sudut 25", tentukanlah sudut tumpul di antara gelombang dan dinding dan bilangan Mach di belakang.
Gelombang Ekspansi
9.48 9.49
Suatu aliran udara dengan bilangan Mach 2,4 memutari sebuah sudut cembung 40'. Jika temperatur dan tekanannya masingmasing adalah 5 oC dan 60 kPa, tentukanlah bilangan Mach, tekanan dan kecepatan setelah melewati sudut.
Suatu aliran udara dengan M = 3,6 ingin dicapai dengan cara membelokkan aliran supersonik 20'C dengan bilangan Mach 1,8 memutari sebuah sudut cembung. Jika tekanan di depan adalah 40 kPa absolut, berapakah besamya sudut tersebut? Berapakah kecepatan setelah melewati sudut? Sebuah pelat datar, yang didesain untuk terbang dengan sudut 6o, digunakan sebagai sketsa pola aliran yang diperkirakan terjadi di sekitar airfoil tersebut.
9.50
terbang pada M = 2,4 pada ketinggian 16 000 m. Tentukanlah (a) besarnya tekanan-rekanan dari airfoil, (&) bilangan-bilangan Mach (di bagian atas dan bawah) di belakang pelat dengan mengasumsikan aliran memiliki arah paralel terhadap arah awalnya dan (c) koefisien gaya angkat, yang didefinisikan oleh
c.
= gaya
r"gtr/(jo,via)
Lihat Lihat
soal.
9.ll
soal.
9.12 Lihat soal. 9.13 Lihat soal. 9.14 Lihat soal. 9.15 1087 m 9.16 333 m 9.17 (a) 0,297 9.18 510 m 9.19 (a) 336 m. 0,463 s 9.20 0,00406' C. l,l9 x l0 9.21 Lihat soal. 9.22 ta) 75.6 rn/s 9.23 (a) 0,890 kg/s 9.24 (a) 0,584 kg/s 9.25 0.590 kg/s 9.26 (a) 0,826 kg/s 9.27 (a) 0,226 kgls
(b)
0,668
404
(c)
0,996
672 m. 0,552
s
(d)
0,835
(b)
5 m/s
m.
0,501
(c)
76.2 mls
0,890 kg/s 0,590
kg/s
(c)
0,590 kg/s
BAB 9I
ALIRAN KOMPRESIBEL
1',71
9.3I
0.792 kgis
(b) 397 dan 6,79 kPa 9.32 (a) 388 dan 6,69 kPa 9.33 15.59 cm 9.34 34,8 m/s dan7,4l kg/s, 632 m/s dan 1,42kgls 9.35 9,23 cm,73i kPa absolut 9.36 (a) 145"C, 340 kPa, 264 mls, 0,629 (b) 906 rr/s,2,64,395'C, 9.37 (a) 1,4.95"C, 848 kPa, 0,628, 264 rnls,
(c)
9.38 425 mls 9.39 677 kPa g.40 192 kPa, 7,41 kgls, 569 m/s 9.41 118,2 kPa, 7,41 kgls, 611 m/s 9.42 (a) 1.71, 192 kPa, 733 n/s, 9.43 9.45
124 kPa absolut, 602 m/s, 1,51
1,39
9.44 41"
66'7 nt/s
998 m/s
9.49 39,4', 835 m/s 9.51 (a) 6,9t5 kPa, 14,52 kPa (b)
2,33,2,46
(c) 0,182
Ali
IO.I PENDAHTILU.{N
Aliran-aliran di dalam pipa dan saluran terjadi di seluruh dunia. Aliran-aliran ini digunakan untuk mengalirkan air.minum, air drainase. minyak mentah, bahan-bahan kimia dan banyak cairan-cairan lainnya. Ukurannya bermacam-macam mulai dari jalur pipa besar - mis. jalur pipa Alaska * hingga saluran-saluran medium dalam sistem pemanas dan AC hinggar tabung-tabung kecil di dalam sistem pembuluh darah dan pernapasan. Dalam bab ini kita akan memulai dengln analisls., hidrolik dalam pipa tunggal, diikuti dengan pengenalan singkat mengenai pompa, karena pompa biasanya merupakan bagian yang terintegrasi dalam jalur-jalur pipa. Kemudian kita akan memusatkan perhatian pada analisis aliran tunak di dalam sistem-sistem yang lebih kompleks yang paling baik dikerjakan melalui teknik iteratif yang disebut rnetode Hardy Cross. Kita akan mengakhiri dengan pembahasan singkat mengenai aliran tak-tunak di dalam jalur.jatur,pipa.
10.2.1 Rugi-rugi Dalam Subbab 7.6.3 sampai 7.6.5 kita merepresentasikan rugi-rugi pipa dalam hubungan Darcy-Weisbach, ?er$;,{7.78} untuk memperhitungkan gesekan dan Pers. (7.86) untuk menangani rugi-rugi kecil. Persamaan-persamaan tersebut akan
,^ ,rt__
L
V2 I,L Dk
t7,78)
:
t,=KY
/O
{v.79}
Karena konsep-konsep ini akan digunakan, pembaca disarankan melihat lagi subbab-subbab tersebut secara,keseh*rlihan sebelum melanjutkan. Gambar 7.10 dapat digunakan untuk menentukan faktor gesekan. Selain rumus Dmcy-Weisbach;
rumus Hazen-Wrlliams juga banyak digunakan dalam praktek. Rumus tersebut adalah
nr=ffie'.r'
Dimana Q=
buangan
It0,t't
LCKr=
BAB
101
173
l. Rumus rugi Hazen-Williams bersifat empiris dan kurang akurat jadi Pers. (7.78) lebih dianjurkan hubungan Darcy-Weisbach;
Tabel 10.1 Nilai-nilai Koefisien Hazen Tipe
Williams.
pipa berserat
. I
C
140 130
Besi cor baru atau halus: beton Baja las baru Besi cor rata-rata; baja rivet baru; tanah liat vitrified Besi cor atau baja rivet setelah digunakan beftahun-tahun
Pipa-pipa tua rusak
120
It0
95- 100
60-80
CONTOH 10.1 Sebuah pipa besi cor (P = 400 m. D = 156 mm) menghantarkan 0.05 m3/s air pada 15"C. Bandingkan fugr yang disebabkan oleh g.r.kun dengan menggunakan rumus-rumus Darcy-Weisbach dan Hazen-Williams.
o v=.= A
f;=W=
0,0s
O.15tl4
=2.83m,/s
r'
1,141
x 10{ m2ls
=
100'
Re=$ =3,'l2xl05
Dengan menggunakan hubungan Darcy-Weisbach, Pers. 17.78): hL = Dengan rumus Hazen-Williams. Pers. (10.
a,oz|*
l)
, ,. L=
.
ffi
, rUL* ru = 26,2 m
34.
samtriai 7.6.5. Pembaca harus memberikan perhatian khusus pada penggunaan diagram Moody (Gbr. 7.10) dan pada ketiga kategori soal-soal pipa yang diberikan oleh Pers. (7.81) sampai
(7.83). Contoh 1.6 dan 7.7 mengilustrasikan bagaimana analisis dilakukan. Dalam subbab ini, kita mempelajari aliran di dalam tiga sistem pipa yang relatif simpel; serial, paralel dan bercabang. Teknik-teknik penyelesaian disederhanakan karena pompa-pompa tidak dimasukkan dan sistem pemipaannya tidak kompleks; teknik-teknik tersebut cocok untuk kalkulator, algoritma spreadsheet dan piranti lunak komputasi. Prinsip dasar dalam pendekatan ad-hoc ini adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang tidak diketahui dan menuliskan persamaan-persamaan independen dengan jumlah yang sama yang harus diselesaikan. Simpliflkasi selanjutnya melalui eliminasi sebanyak mungkin variabel menghasilkan suatu seri soalsoal pipa tunggal yang harus diselesaikan secara simultan; soal-soal ini dapat diselesaikan melalui prosedur coba-coba atau dengan menggunakan solver sistem persamaan. Persamaan-persamaan energi dan kontinuitas digunakan untuk menganalisis sistem-sistem pipa. Biasanya, parameterparameter yang diprediksi adalah buangan Q dan head piezometrik H = ply + :. Di seluruh bab ini kita mengasumsikan bahwa suku energi kinetik dapat diabaikan dibandingkan dengan besamya garis tingkat hidrolik (hydraulic grade line), artinya, lPl2g << ply + z. Mengacu ke Gbr. 10.1(a), persamaan energi untuk satu bentang pipa adalah Ho
Hu =
lh, =
Vb ,r' o,
,;Kor)o'
10.2)
Di sini persamaan Darcy-Weisbach digunakan untuk merepresentasikan rugi-rugi gesekan dan -IK adalah jumlah koeflsrenkoeflsien rugi kecil di sepanjang bentangan. Secara lebih sederhana, jika kita merepresentasikan gesekan dan suku-suku rugi kecil dengan sebuah koefisien resistan, atau rugi R, yang didehnisikan
*=
,rt
o' Vb .'r)
(10.-tt
174
IBAB l0
o^
(persimpangan)
(A Tiga
elemen cabang
Ho- H, -
RQ2
(10.4)
Hubungan yang telah disederhanakan ini menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan soal pipa sederhana yang menggunakan hubungan Darcy-Weisbach untuk gesekan pipa. Kita hanya akan menggunakan hubungan tersebut dalam pembahasan di seluruh bab ini. CONTOH 't0.2 Hitunglah besarnya buangan dengan menggunakan data pipa dalam Contoh l0.l jika perbedaan dalam head piezometrik adalah 20 m. Asumsikan penjumlahaa koefision-koefisien rugi kecil sebesar XK - 2,5 dan f fl,925. =
*=;fu ff *:ri=
q
2rrs1(r?0J5?4y
(0,025
xffi.r.r)
= r.13 x
104s21m5
=1ry
= o,o4?
m3/s
BAB
101
L't5
Gambar 10.1(b) menunjukkan suatu sistem pipa serial yang terdiri dari tiga bentangan, rnasing-masing dengan koefisien rugi tertentu. Karena besarnya buangan Q yang sama terjadi di setiap bentangan, persamaan energi dari lokasi A ke lokasi B adalah Ho
(10.s)
Tentu saja, hubungan ini dapat dikembangkan untuk berapapun jumlah elemen-elemen pipa. Untuk mengevaluasi koefisienkoefisien rugi, kita dapat memasukkan Pers. (10.3) dan menggunakan Gbr. 7.10 untuk faktor gesekan/bersama-sama dengan Tabel 7 .2 untuk koefisien rugi kecil K. Perhatikan bahwa yang terjadi adalah penyelesaian secara coba-coba, arena ./ bergantung pada Q. Dalam banyak situasi, faktor gesekan dapat diasumsikan konstan; jadi R dapat dievaluasi dengan Pers. (10.3) sebelum menentukan baik buangan ataupun perubahan dalam head piezometrik. Kita akan menggunakan asumsi tersebut di seluruh bab ini. CONTOH 10.3 Untuk ketiga pipa serial yang ditunjuk}an dalam Gbr.
head piezometrik adalah Ho- H, = 10 m. Gunakan Lr 1650 nu D: = 300 mm. dan fr=.[t= = 0,03.
10.
2000 m.
l(b), tentukanlah buangannya jika perbedaan dalam 650 m. D, = 150 mm. Kr= 2,0. Lr=
fi
Penyelesaian:
Rt=
R2=
o.. =
?x9,81(nx0,45214)
2 ,.
(o.o:
"
rrrzaaa
2os s2tms )=
esxr;llF/4,,
(o'o'
(o,o:
" ffi
* r*r,*alot'
= 12nq*
*,f:3
)=
0=
\ffi#T.,
I a-a-
n$s
0'0206m3/s 1684 =
Pemipaan paralel ditunjukkan dalam Gbr. 10.1(c); walaupun hanya dua pipa yang ditunjukkan, pipa-pipa berjumlah berapapun dapat diletakkan secara paralel. Pipa-pipa dihubungkan di lokasi A dan B dan setiap pipa memiliki geometri dan koefisien rugi kecil yang berbeda. Penyeimbangan kontinuitas di A maupun B mengharuskan
Q = Q, +
Q,
A
sampai
Q0.6)
Untuk kedua elemen pipa, persamaan-persamaan energi yang dibutuhkan dari lokasi
B adalah
Ho Ho
Hr= RrQi
RrQtr
Q0n
- Hr=
Dengan mengasumsikan bahwa Q diketahui, variabel-variabel yang tidak diketahui di dalam persamaan-persamaan di atas adalah Qr,Qr, dan A11 = He- llu. Variabel-variabel ini diselesaikan secara simultan dengan cara yang ditunjukkan oleh contoh berikut. CONTOH 10.4 Tenrukanlah distribusi aliran dan perubahan dalam garis tingkat hidrolik untuk pemipaan paralel yang dirunjukkan dalam Gbr. 10.1(c) dengan menggunakan data berikut: = 50 m, D, = 100 mm, Kt=2, Lz="15 m,Dr= 150 mm, K, = 10. Total buangan di dalam kedua pipa adalah Q = 0.04 m3/s.
Ir
eenyelesaian:
e * e,+
Perhatikan bahwa filn
ft)
uiro
. r) = u eso sr/ms
R,
176
IBAB
10
H.-H^= A 6
8'
--
0.042
t.,n 1sso
= 2,6M
,ffis2
Akfiirnya, aliran di dalam kedua pipa paralel dihitung dengan menggunakan Pers. (10.7):
Qr=
Qt= ^@o I R,
uu
= 1, I 4082 =
.1;;604
0.0253 mJ/s
Sebuah contoh pemipaan bercabang diilustrasikan dalam Gbr. 10.1(d); pemipaan ini terdiri dari tiga elemen yang dihubungkan ke suatu persimpangan. Biasanya, head piezometrik di lokasi A sampai C dianggap telah diketahui dan yang tidak diketahui adalah buangan Q, Qrdan Q, di setiap jalur dan head piezometrik di lokasi D. Analisis dilakukan dengan mengasumsikan arah aliran dan menuliskan penyeimbangan energi di setiap elemen:
Ho-Ho=RtQ? Ho-Hu=R2Q;
(10.8)
(10.e) (10.10)
(10.1 1)
Ho-Hr=\Q|
Penyeimbangan kontinuitas
di lokasi D
adalah
O,-O.-O.=0
Perhatikan bahwa arah aliran di setiap pipa hanya diasumsikan. Satu metode penyelesaiannya adalah sebagai berikut: l. Asumsikan Ho di persimpangan.
2. 3. 1.
Hitung Q' Qrdan Q, di ketiga cabang dengan menggunakan Pers. (10.8) hingga (10.10). Masukkan Qr, Qz dan Q, ke dalam Pers. (10. 11) untuk memeriksa penyeimbangan kontinuitas. Umumnya, ketidakseimbangan aliran LQ = Qr - Q2 * 03 menjadi tidak nol di persimpangan. Sesuaikan head H, dan ulangi langkah 2 dan 3 sampai AQ masuk ke dalam batas yang diinginkan. Mungkin perlu untuk memperbaiki tanda di satu atau lebih persamaan jika selama iterasi I1D bergerak dari atas atau bawah salah
satu penampung atau sebaliknya.
Metode penyelesaian alternatif adalah menggabungkan persamaan-persamaan dan mengeliminasi semua variabel kecuali satu (biasanya Ho) dan menerapkan teknik penyelesaian numerik. Contoh 10.5 merepresentasikan tingkat kerumitan yang merepresentasikan batas penyelesaian dengan menggunakan kalkulator. Untuk sistem-sistem yang lebih rumit yang melibatkan pompa, penampung tambahan atau elemen-elemen pipa, disarankan untuk memakai analisis jaringan yang dijelaskan dalam Subbab 10.4.
CONTOH 10.5 Tentukanlah laju aliran dan head piezometrik di persimpangan sistem trercabang dalam Gtrr. 10.lid). A,sumsikan
t5m.H.=5m..fr=Iz=h=0.02,Lt=ZOOm,D,=l00mm.tt=l5O
Penyelesaian: Gunakan prosedur empat langkah yang digariskan di atas. Pertama-tama hitunglah koefisien-koefisien resistansi dengan menggunakan Pers. (10.3); hasilnya adalah Rr = 33890 s2lms, Rt= 2j 280s2/ms dan R, = 16570 s2/m5. Kita mengasumsikan bahwa ,[1, lebih rendah daripada Ho dan Hr. tapi tebih tinggi daii Hr. Oleh karena itu, arah-arah aliran yang dihasilkan adalah pr dari A ke D. Q2darl Bke D Oan g, Oari D ie C. Sotusi iteratif diiunjukkan dalam tabel yang tertera. Iierasl dihentikan ketika I AO | < 0,001 satuan.
lteration
2
HD
8t
(Eq, 10,8)
0
0,s0543 0,00768 0,00610
Qz
o.
(Eq. 10,9)
0,02055
0.01903
{perkiraan)
12
11
(Eq. 10,10)
0.01049
0,01211 0,01354
Qr+ Qr* Qt
(Eq. 10,11)
-0,01006
I
2
-0.t$149
+0,00385
10 4
0,01137
0.01861
t0.74
0.01250
*0,0ffi02
Maka solusi yang diperoleh adalah 11, = 10,7 m. Or = 0,0061 m31r, g, = 0,0125 m3/s, dan O: = 0,0186 m3/s
BAB l0l
1--
10.3 POMPA DALAM SISTEM PIPA Sampai di sini kita telah melihat sistem-sistem yang tidak melibatkan pompa. Jika di dalam sistem pipa terdapat pL)nrt; dan laju alirannya diberikan, penyelesaiannya dapat langsung dikerjakan dengan menggunakan metode-metode r ans tel;i. kita bahas. Di sisi lain, jika buangannya tidak diketahui, yang memang biasanya terjadi, diperlukan penlelesairn sec"r: coba-coba. Alasannya adalah karena head H, bergantung pada buangan, seperti yang ditunjukkan oleh kurra kantktert'::.. pompa, kurva tebal dalam Gbr. 10.2. Kurva karakteristik diberikan oleh pembuat pompa. Gambar 10.-l menunlukru:, sekumpulan kurva lengkap untuk sebuah pompa sentrifugal hasil manufaktur; termasuk di antaranya adalah kunrpul"ikumpulan kurva head versus buangan untuk berbagai ukuran impeler. demikian juga kurva-kurva efisiensi dan d"r" Kebutuhan daya untuk suatu pompa diberikan oleh ekspresi (lihat Pers. (4.25))
HD
Hu-
Ho
Hu-
Ho
RQ2
Q(ga1/min)
300
100
1000
260
240
80
40
50
60
15np
fl
75
(vo)
250
220 60
ZUJ
_l
I\
Hu@l
50
_L
I
200
\ .\
./70
150
H,
tfr
Diameter luar
II
t0
0
100
impeler'
100
50
-1
220
260
. 240
l/r(ku,t 50
-1
0
lv)
-=
205
t2
10
))n
-)7---f'_--
NPSH (m)
8 6
t>.'
";)
240
-7',
260
4
2 100
l 20
,+0{l
30
,\'psH (fr)
l0
Gambar 10.3 Pompa sentrifugal dan kurva-kurva kinerja untuk empat impeler berbeda. Cairan yang dipompa adalah air 20 'C. (Seiiin Sulzer Pumps Ltd).
178
IBAB l0
(10.12)
wP=
Untuk menentukan buangan di dalam sebuah jalur berpompa memerlukan suatu hubungan tambahan, yaitu kurva permintaan, yang diperoleh dengan menuliskan penyeimbangan energi di seluruh sistem untuk berbagai nilai buangan. Mengacu ke sistem pompa-pipa dalam Gbr. 10.2, persamaan energi (lihat Pers. (10.4)) untuk pipa berpompa bersifat
kuadrat terhadap Q:
(10.1 3)
Kurva permintaan diilustrasikan dalam Gbr. 10.2 oleh garis putus-putus (lihat Gbr. (10.13)). Suku pertama di sisi kanan dari Pers. (10.13) adalah head statik dan suku kedua memperhitungkan rugi-rugi dalam sistem. Keterjalan kurva permintaan bergantung pada rugi-rugi di dalam pipa; dengan meningkatnya rugi-rugi, head pemompaan yang dibutuhkan juga meningkat dan demikian sebaliknya. Pemipaan dapat mengalami perubahan-perubahan jangka pendek pada kurva permintaannya seperti misalnya katup-katup, dan dalam jangka panjang, pipa-pipa yang sudah tua dapat meningkatkan permintaan secara permanen. Perpotongan kurva karakteristik pompa dan kurva permintaannya akan memberikan head desain 11r, dan buangan Qo dalam Gbr. 10.2. Kita menginginkan solusi pada atau dekat dengan titik efisiensi pompa yang terbaik. Sebagai ganti dari kurva pompa aktual. kadang-kadang digunakan aproksimasi head-buangan pompa yang direpresentasi kan oleh: Hp (8) = ao + arQ + arQ)
(10.1 4)
di mana koefisien arr, ardan a, diasumsikan telah diketahui; nilai-nilainya dapat diperoleh dengan memasukkan tiga titik data dari suatu kurva pompa yang diberikan ke dalam Pers. (10, 14) dan menyelesaikan ketiga persamaan yang dihasilkan secara simultan.
CONTOH 10.6 Estimasikan buangan dalam sistem pipa yang ditunjukkan datam Cbr. 10.2 dan tentukan kebutuhan daya pompa. Untuk pipa. L=700 m, d= 300 mm.,f - 0.02 dan Hu- Ho = 30 m. Gunakan kurva 240 mm dalam Gbr. I0.3 sebagai hubungan
head-buangan pompa.
Penyelesaian:
Perlama-rama tenrukanlah R
R=
2x9,81(nx0.302/4) ,
(0.0,
Penyelesaian coba-coba digunakan untuk menentukan head dan buangan pompa. Prosedumya adalah sebagai berikut: tebaklah suatu nilaj buanganl (2) hitunglah Hrdengan Pers. (10.13): dan (3t bandingkan nilai tersebut dengan nilai dari kurva 240 mm dalam Gbr. 10.3. Teruskan mengestimasi nilai Q sampai kedua head pompa sudah sama. Penyelesaian ini ditunjukkan dalam rabel.
il)
m3/iam 150
Q, m3/s
4,042
0.069 0,056
250 200
7?7
71,5
adalah
w, ' =TeHp
9g00
Dalam beberapa kasus, instalasi pompa bisa memerlukan berbagai ragam head atau buangan, jadi satu pompa saja tidak cukup untuk memenuhi rentang permintaan yang diminta. Dalam situasi demikian, pompa-pompa dapat dipasang trertingkat secara serial atau paralel sehingga memberikan operasi yang lebih efisien. Ketika te4adi variasi yang iebar dalam permintaan aliran. dua atau lebih pompa dapat diletakkan secara paralel, seperti dalam Gbr. 10.4(a). Kurva karakteristik gabungannya ditentukan dengan mengamati bahwa kedua pompa memiliki head I/" yang identik dan buangan total melalui sistem IQ adalah penjurnlahan buangan yang melewati setiap pompa untuk head yang dlberikan. Untuk permintaan yang memburuhkan head yang lebii tinggi. pompa-pompa dapat diletakkan secara serial untuk memberikan head yang lebih besar daripada secara individuat (Clr, f$.+t$i. Karena setiap pompa seria[ memiliki buangan yang sama. kurva karakteristik gabungannya iiperoleh dengan menjumlahlan head LH, dari setiap pompa untuk buangan yang diberikan.
BAB
101
1?a
GaLrungan Pompa
A dan B
Pompa B
Qt
Qs
Qo=tQ
Buangan
Gabungan Pompa
AdanB
/
Pemintaan sistem
Ho = ZHp
Pompa B
Pompa A
Qs
Qo
Buangan
(bl
PemomPaan serial
CONTOH 10.7 Air dipompa di antara dua penampung di d:ilam pipa turggal dengan nilai R = 85 szlms. Untuk kurva karakteristik pompa, gunakan H p -- 22.i + 10,7 Q .* t t I Q2. ffiiunglah buangan Q dan head pompa Hp untuk:
(a) Hs
- Ho = 15 m dengan satu pompa beroperasi io; - r^ = ,t * a.r,*gun ouu io*iu identik beroperasi paralel ", - He = 25 m dengan dua pompa peroperasi serial (c) FIr
l{" dan menyelesaikan Q. Penyelesaian-penyelesaiannya
15 + 85Q2 = 22,9 adalah sebagai berikut:
Penyelesaian: Karcna kurva pompa diberikan dalam bentuk kuadrat, Pers. (10.13) dan (i0.14) dapat digabungkan untuk
mengeliminasi
(a) Samakan kurva permintaan sistem dengan kurva.karakteristik pompa dan selesaikan persamaan kuadrat yang dihasilkan:
r80
IBAB
10
;=-T:.,:.;;TT*)
(b)
= 0.23 m3/s
Hp=
22.s
+ r0.?
(9)
B5d
22,9 + 5,350
fi2,892
5,3sQ.- 7.9 = 0
r*O.*(s,:s
.6itl
(c)
Hp = 2(22,9 + 5,35C
Samakan
- ],]lQ\=
*
222Q2 -_LY
45,8 + Zt,4g
ZZZ72
45,8 + 2L,48
30?d*2r'48*20'8=0
O
,+3oi
(zr.+
*,ElE
+4
"
3oi
"
ilp = 25 + 85 x
0,30?= 32,5 m
Teknik-teknik penyelesaian sistem pipa sederhana, yang digariskan di atas, memiliki keterbatasan dalam ukuran dan kompleksitas sistem pemipaan yang dapat dianalisis. Akan lebih menguntungkan jika kita mencari suatu metode yang lebih umum yang dapat menangani suatu sistem, yang disebut jaringan, yang terdin dari beberapa elemen pipa, satu atau lebih pompa dan mungkin beberapa penampung. Ada beberapa solusi jaringan pipa yang tersedia dan hampir semuanya merupakan solusi secara coba-coba. Satu teknik yang kita gunakan di sini disebut metode Hardy Cross; metode ini dapat dengan mudah diadaptasikan untuk algoritma berbasis komputer; akan tetapi sebagai alternatifnya kita akan menggunakan piranti lunak spreadsheet.
Perhatikan pemipaan dalam Gbr. 10.5(a); sistem ini lebih rumit daripada yang dianalisis dalam Subbab 10.2 dan 10'3, jadi akan sulit diselesaikan melalui metode ad-hoc. Setiap sistem pemipaan yang telah kita pelajari sebelumnya dalam bab ini dapat diselesaikan melalui teknik Hardlt Cross, akan tetapi terlebih dahulu kita harus merumuskan soalnya secara konsisten dan sistematis. Jaringan pemipaan seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. I 0.5(c) dapat dilihat terdiri dari noda-noda internal, loop-loop internal dan jalur-jalur yang menghubungkan dua noda tingkat tetap (kadang-kadang jalur-jalur ini disebut pseudiloop). Suatu noda internal adalah suatu lokasi di mana dua atau lebih pipa saling berhubungan dan head-nya tidak diketahui, dan noda-noda tingkat tetap adalah penampung-penampung dan lokasi-lokasi dengan rekanan konstan. Gambar 10.5(D) menunjukkan noda-noda dan loop-loop untuk sistem pemipaan dalam Gbr. 10.5(a). Noda A dan E adalah noda-noda tingkat tetap, dan noda B, C dan D adalah noda-noda internal. Loop I adalah loop internal dan loop II adalah pseudol.op. Untuk sistem pipa ini maupun yang lainnya, persamaan-persamaan jaringan umufi]nya adalah sebagai berikut: o Penyeimbangan energi ke arah positif jarum jam mengelilingi loop internal atau di sepanjang suatu jalur unik atau pseudoloop yang menghubungkan noda-noda tingkat tetap:
I
di mana i (Hp)i
10.1s)
= = AH =
elemen pipa yang membentuk loop atau jalur head melintasi pompa yang mungkin eksis di dalam pipa r selisih besarnya kedua noda tingkat tetap di dalam jalur dengan urutan searah jarum jam melewati suatu pipa imaginer (garis purus-putus dalam Gbr. 10.5(b))
BAB
101
181
PiPa.
Untuk suatu loop internal , LH - 0, dan jika tidak ada pompa di dalam jalur atau loop, (11")-= 0. Tanda plus atau minus menunjukkan arah aliran yang diasumsikan di dalam setiap pompa relatif terhadap arah positif jarum jam. Kontinuitas di suatu noda internal:
Ir*t o,-O =0
P I-t
(.10.16)
j mengacu ke semua pipa yang tersambung ke noda j dan Q, adalah permintaan eksternal. Tanda plus atau minus menunjukkan arah aliran yang diasumsikan (positif untuk aliran menuju noda dan negatif untuk aliran keluar).
di mana subskrip
Untuk menentukan apakah jaringannya telah terepresentasikan dengan baik, kita dapat menggunakan aturan berikut. Jadi F sebagai jumlah noda tingkat tetap, P jumlah elemen pipa, "/ jumlah noda internal dan L jumlah loop internal. Maka, iika iaringan telah terepresentasikan dengan baik hubungan berikut ini akan berlaku:
P=J+L+F-1
DalamGbr. 10.4,
(10.1n
J=3,F=2danP=5,
sehinggaL=
1.
RQz=nO'*ryQ-A)+...
=
Hp(e)
(10. t8)
RA' + zn0O
-0;
Hp(O\
e -O)+ ...
-Al
(10.1e)
Ketika mengembangkan Pers. (10.19), kita telah menggunakan Pers. (10.14). Hubungan energi loop atau jalur t 10.l5)t menjadi
(Pers.
1tt2
IBAB r0
I
+
e);n,Q?
(ar+ o,Q, +
ltz
R,A,
- 6, + 2a.A)l (ei -
".A)l A,) * tu
(10.20)
=s
Perhatikan bahwa suku kedua tidak memiliki tanda plus atau minus. Jika kita definisikan Ae = O 0, sebagai suatu penyesuaian aliran untuk suatu loop atau jalur dan memasukkannya ke dalam Pers. (10.20) dan menghitung AQ, kita
memperoleh
aQ=
-ZJ=tllQi*o+
o,A, + orA)) I
- ta
(10.21)
Dalam metode Hardy Cross, diasumsikan bahwa penyesuaian aliran AQ diaplikasikan secara independen ke semua pipa di dalam suatu loop. Q harus memiliki tanda positif ke arah pengoperasian pompa normal; jika tidak, kurva pompa tidak terepresentasikan dengan benar dan Pers. (10.21) tidak akan berlaku. Selain itu, adalah sangat penting bahwa buangan melalui pompa tetap di dalam batasan data yang digunakan untuk membentuk kurva pompa. Untuk loop terbuka yang tidak memiliki pompa atau noda tingkat tetap, Pers. (10.21) disederhanakan menjadi LC) = --
- Let,
n,6.2
!:::!
(10.22)
Lzn,g
Dalarn solusi Hardy Cross, kontinuitas (Pers. (10.16)) pada awalnya dipenuhi dengan aliran-aliran asumsi yang ditetapkan dan tetap tetpenuhi di seluruh proses solusi. Metode ini dirangkum dalam langkah-langkah berikut:
l. 2. 3.
Asumsikan distribusi aliran awal di dalam jaringan yang memenuhi Pers. (10.16). Makin dekat estimasi awal dengan nilai sebenarnya, lebih sedikit iterasi yang dibutuhkan untuk mencapai konvergensi. Satu aturan yang harus diikuti adalah mengenali bahwa dengan makin meningkatnya R untuk suatu elemen pipa, Q akan menurun. Tentukan AQ di dalam setiap jalur atau loop dengan menggunakan Pers. (10.21) ataukah (10.22) sesuai keperluan. Pembilang-pembiiangnya akan mendekati nol jika jalur-jalur atau loop-ioopnya menjadi seimbang.
Sesuaikan aliran
di dalam setiap elemen pipa di semua loop dan jalur dengan menggunakan hubungan
o=6+Iao.
H
(t0.23)
Di sini suku I AQ digunakan sebagai suatu koreksi karena suatu pipa bisa rnenjadi bagian dari lebih dari satu loop atau jalur. Sebagai hasilnya, koreksi ini merupakan penjumlahan dari koreksi dari semua loop yang menggunakan
elemen pipa tersebut.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai tingkat akurasi yang diinginkan sudah tercapai. Satu kriteria konvergensi
adalah
LIA,- a) . IOI
(10.24)
Di mana e adalah sebuah bilangan sembarang, katakanlah 0,001 < e < 0,005. Satu kriteria lainnya adalah meneruskan iterasi sampai setiap LQ dari setiap loop mencapai suatu nilai sembarang yang sangat kecil. -:a
CONTOH 10.8 Tentukanlah distribusi aliran dan head piezometrik di simpangan-simpangan dengan menggunakan metode Hardy -- "-'*r cross untuk jaringan yang dirunjukkan datam cu'. ro.irri i^ -- q5 a"
*.'r;:0.
:O:;;.i;ri;.
sr0 0
0
'-- -
Pipa
L,m
I00
75
D. mm
r00
100 150
f
0.02
0,02 0,o2
I
')
120 80
2A
4 5
t50
300
o.a2
0^02
loop internal. Selain itu. ada satu pseudoloop. Kedua loop dan arah aliran yang diasumsikan (positif arah jarum jam; ditunjukkan dalam Gbr. 10.5(b). Persamaan (10.21t diaplikasi pada loop I dan Pers. (10.21) pada loop II:
+I=I
Penyelesaian: Terdapattiga simpangan (J= 3). lima pipa (P = 5) dan dua noda tingkat tetap (F = 2), karena L= 5 -3
-2
BAB
101
183
t RzQzl q
2t R
rl + \Q
tl
tlQ tl +
^l
rQ olQ
RzlQzl
+ Rrl 031)
^l
@o
L0,n=
(^,0, | 0,1+ n, A;O.I+ noAo rQol+ arO, tArl) * i6,lArl+ Brl0,1+ nolfiil +R,lO5l)
Hu)
perhatikanbahwasuku-sukutRpr.danRQtelahdigantikandengan n0 l0l O*ftlOldidalampersamaan-persamaansehingga tanda positif atau negatif tergantung dari arah aliran memiliki otomatis. Nilai-nilai secara 0 tanda yang benar akan diperhitungkan
yang jiasumsikan, relatif terhadaf arah jarum jam positif untuk setiap loop. Penyelesaian melatui spreadsheet diilustrasikan dalam Nilai-nilai kedua tabel yang diberikan, yurg .u.ini-masing menunjukkan rumus-firmus spieadsheet dan solusi-solusi numeriknya' untuk awal B' Estimasi kolom dalam ke (10.3) iimasukkan dan Pers. *nggorr"ukun R dihitung dengan data yangdiberikan dengan o.untul dan L dl ditunlukkan yanftehh diperbaharui nilai-iilai c dan A;ib-rik.; Jiaar* f^rt bawah 0,001' iterasi. Kriteriakonvergensi yang digunakan ai sniaOatatr menghentikan iterasi setelah nilai absolut AQ berada,di dalam Gbr' ditunjukkan keiempat iterasi setelah buangan perhatikan bahwa e. *.ngoirti"*t, dalam iterasi terakhir. Nilai-nilai dan D adilah B, C 10.6. Head piezometrik diiimpangan
t"i"*
d*l fd:i
:Tti'
Ha =
He- R'Q: = 45 - 24 x 0'0725r = 44'9 m Hc = Ha* RoSl = M,9 - 1741 x 0,0502 = 40,5 m Hn - HE- Rtgl = 0 + 17 350 x 0,04752 = 39.2 m
Rumus-rumus spreadsheet
ROI
ol
=86+C6*ABS{C6}
=87*c?*ABs(c7) =B8EC8*AlS(C8)
=SUM(D6;D8)
lnop
Pipa Pipa Pipa Pipa
2
45
Hn- H,
I 2 3 4
17350
-0.o2
*0.015 0.ot -0.$45
=BI5*(15'ABS\CI5r=)'ts15'ABSrCl5r dl5rE22
26ll
t14l
24
=Bl:*Cl5'ABSrCl6F2*Bl6*ABSr(lbr
=Bl8*Cr8*ABS(C 18)=2*B
=Clb+E22 El2
18+E22
=817*C1?*ABS(Cl?)=2*BI7*ABS(C17) =cl7+E22-EI2
t8*ABS(CL8) {
=SUM(D14:D18i
=tsI6'CI5'ABS(( l6l
=SLM(EI5:E18}
Solusi spreadsheet
ROlAl
2RlOl
hda*1il I
2qt8l
:Rl
8l
8Ql0l
:Rlol
ltetation 3
EAIoI
2RjOl hetetiofl I
,0.035 -r-s.178
34,810 0,fi3{
980.45{
-4,519 ,,13.:48 -0,0303 6,11t :5?,643 0,0198 9,3]5 255.511 0,0441J 10.967
^o =
45.{n0 91il.402
-r
-$-0235
0jl7s0
0,0500
1,631
4.152
,6.83u 1,598fr2
r l2Er,2
A0,
6,77E-n]
45.000
68E+
bDt
Pipa
2
45-(XXl 1?350 2611
Ho- ilu
45.000
tl41
24
-{l,Ms
lq.mo 2r4l.Jn, ll.(}<nl 252.6+r o.0lqR 4.lll 11.0448 9.175 255.51 1 -0.205 ,r,{19 -l}.0?-51 19.692 AP.=
285d094
l?l?.349
103.368 t5-5,C15 3.603
--{o.804
-r'1.04?i
-{},0:-i0
{.05ry)
ljx
1990,954
J)07?5
38,425 LQ,,-
20t8.295
1,13E42
I,74E-{):
r,5?E 03
g.6iF!)4
184
IBAB
10
Analisis Hardy Cross merupakan versi modifikasi dari metode aproksimasi berurutan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu himpunan persamaan-persamaan linier. Karena metode ini tidak membutuhkan inversi matriks, metoda Hardy Cross dapat digunakan untuk menyelesaikan jaringan-jaringan yang relatif kecil dengan menggunakan kalkulator atau piranti Iunak spreadsheet. Akan tetapi, untuk jaringan-jaringan yang lebih besar yang memiliki loop-loop dan cabang-cabang jamak, pemrograman komputer menyita waktu yang sangat banyak dan menjadi sangat rumit. Saat ini tersedia piranti lunak untuk solusi jaringan pipa umum yang memiliki solusi-solusi yang handal dan memberikan skema input dan output yang memudahkan. Misalnya, source code dan buku petunjuk penggunaan untuk program analisis jaringan gratis EPANET
dapat diperoleh dari website Badan Pengawasan Lingkungan Amerika Serikat (www.epa.gov). EPANET merupakan sebuah program komprehensif yang menyimulasikan kualitas aliran dan air di dalam jaringan-jaringan pipa bertekanan. Untuk analisis hidrolika, piranti lunak ini memanfaatkan argoritma hibrida noda-loop yang disebut metode gradien. Selain
pemipaan, sistem-sistem yang dapat dianalisis termasuk pompa, katup, penampung dan tangki penyimpanan air. Rugi-rugi karena gesekan pipa direpresentasikan melalui rumus-rumus Darcy*Weisbach, Hazen-Williams atau Chezy-Manning. 10.5
Walaupun dahulu banyak aliran-aliran transien, atau tak tunak, terfokus pada soal-soal yang berhubungan dengan sistemsistem daya hidro dan jalur-jalur air dan minyak, saat ini rentang aplikasinya termasuk operasi sistem kontrol dan pemipaan untuk pembangkit daya nuklir dan termal. Eksitasi yang menyebabkan timbulnya transien dapat disebabkan oleh banyak sumber, tapi biasanya katup yang terbuka atau tertutup dengan cepat, kebocoran dan ledakan pipa, operasi pompa atau turbin atau fenomena kavitasi. Dalam subbab ini kita memberikan fokus pada pipa horizontal tunggal dan mengamati dua tipe aliran fundamental: (l) aliran tak tunak inkompresibel dan tak-elastis, yang disebut surging, dan (2) aliran tak tunak yang sedikit kompresibel dan elastis, yang disebut palu air (water hammer).
10.5.1
Aliran Inkompresibel
Kita perhatikan suatu pipa horizontal dengan panjang L dan diameter konstan D, yang ilitunjukkan dalam Gbr. 10.6. Ujung bagian hulu dari pipa tersambung dengan sebuah penampung dengan head 11, dan di ujung bagian hilir terdapat sebuah katup yang keluar ke sebuah penampung dengan head 11,. Baik Il, maupun 11. tidak berubah terhadap waktu. Awalnya, di dalam pipa terdapat kecepatan tunak Vo dan katup terbuka sebagian. Kemudian katup dibuka ke posisi baru, sehingga mengakibatkan terjadinya kecepatan tunak yang baru yang lebih tinggi. Untuk situasi-situasi di mana katup ditutup, baik sebagian maupun sepenuhnya, harus diperhatikan kemungkinan terjadinya palu air (lihat Subbab 10.5.2). Dalam Gbr. 10.7, lokasi 2 berada di depan katup dan lokasi 1 tepat di dalam pipa. Dengan mengaplikasikan persamaan momentum linier ke air di antara kedua lokasi tersebut, kita memiliki
A(pr-
p2)
rorDL = p etff
(10.2s)
di mana ,{ = potongan lintang pipa V = kecepatan yang bervariasi dengan waktu ?o = tegangan geser dinding
Cukup masuk akal jika kita mengasumsikan kondisi aliran kuasi-tunak melintasi katup sehingga
P:=Pt*K+.
t t2
(10.26)
BAB
101
185
I
I
,rl
di mana K adalah koefisien rugi katup. Kita juga mengasumsikan bahwa faktor gesekan Darcy-Weisbach
aliran kondisi tunak dapat digunakan tanpa mengakibatkan terjadinya kesalahan yang besar, dan selain itu bahwa koefisien tersebut adalah konstan. Tegangan geser-nya adalah (lihat Pers. (1.j4)):
berdasarkan
lo=
pfvz
g
G0.2n
Jika Pers. (10.26) dan (10.27) dimasukkan ke dalam Pers. (10.25), dan melakukan pembagian massa kolom cairan pAL dan mengenali bahwa pt- pz= pg(Ht -]'4), setelah penyusunan ulang kita memiliki
#.(L.f)';-r',';"
tl
=o
(10.28)
Hubungan untuk aliran inkompresibel ini memiliki kondisi awal V = Vo pada saat / = 0. Setelah katup dibuka lebih lanjut dengan mengubah koeflsien K, kecepatan dipercepat menjadi kecepatan kondisi tunak akhir Vrr. Karena pada kondisi twak dV/dt, kita dapat menentukan V* dengan membuat derivatif dalam Pers. (10.28) menjadi nol dan menyelesaikan
' --
tl
'.s-s'
i2s(H,
- H-t
Jika Pers. (10.29) dimasukkan ke dalam Pers. (10.28), kita dapat memisahkan variabel-variabelnya dan mengekspresikan hasilnya dalam bentuk integral:
"'=]ffi
v?"t
Qo'29)
It
)oo'=
katup:
rw=lt,l, ,!- r,
,_ (V",
H3t
lv
dv
tto'3ot
Setelah pengintegralan, hasilnya memberikan suatu hubungan antara kecepatan dan waktu setelah terjadinya eksitasi
'
v,,L
2g(H;
"'
(10.31)
Menurut hasil ini, dibutuhkan waktu tak terhingga untuk mencapai kecepatan kondisi tunak Vrr. Dalam kenyatannya, kecepatan tersebut akan tercapai lebih cepat karena kita belum memperhitungkan secara menyeluruh rugi-ruginya. Walaupun demikian, untuk tujuan teknik praktis kita dapat rhenyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu persentasi dari V' dapat diperoleh dengan cukup baik melalui persamaan tersebut. Perhatikan bahwa Vo clapat sama dengan nol, artinya, awalnya fluida tidak bergerak. Ingat bahwa Pers. (10.31) didasarkan pada asumsi bahwa cairan bersifat inkompresibel dan pipanya bersifat tak elastis; Subbab 10.5.3 membahas situasi di mana asumsi-asumsi tersebut tidak berlaku
250 mm, Vo= 0,35m/s) riba-tiba dihadapkan pada suatu perbedaan baru f{, - E: = 15 m kerika sebuah katup yang terletak di bigian hilir dibuka lebm secara mendadak dan koefisiennya berubah menjadi K = 0,2. Ji*a faktor gesekannya adalahf= 0,02, rcnarkanlah keceparan kondisi tunak akhirnya dan wakru yang dibut*hkaa untuk mencapai kecepatzrn aktual 99Yo dari dlai tersetlut. CONTOH 10.9 Sebuah pipa horizontal ( L = 500 m, D
1*1
yAg
tunat< akhir ditentukan dengan memasukkan data yang diberikan ke dalam pers. (10.29):
V=
-JS
2x9,8lx15
0,02x 500i0,250 +
0,2
2.705 m/s
186
IBAB
10
Sembilan-puluh-sembilan persen dari I'r, adalah Voo = 0.997rr= 0.99 x 2.705 = 2,68 m/s. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan tersebut diperoleh dengan menggunakan Pers. (10.31):
Aliran Kompresibel Cairan Ada berbagai situasi di mana sebuah pipa berisi cairan, ketika diberikan
10.5.2.
suatu eksitasi, tidak bereaksi secara kaku dan inkompresibel. Bahkan, kompresibilitas cairan dan elastisitas pipa memainkan peran signifikan dalam respon yang terjadi. Gerakan ini biasanya disebut sebagai palu air (water hammer). tapi dapat terjadi di dalam pipa yang berisi jenis cairan apapun. Di sini. kita memusatkan perhatian pada situasi sederhana di mana sebuah katup di ujung hilir suatu pipa terturup secara cepat untuk menyebabkan ter-iadinya palu air. Ada dua persamaan fundamental yang perlu disusun yang memungkinkan kita memahami bagaima gelombang-gelombang tekanan merambat di dalam pipa yang disebabkan oleh palu air. Sekali lagi, perhatikan pipa horizonral dalam Gbr. 10.7. Berlawanan dengan pengembangan dalam Subbab 10.5.1, kita di sini mengasumsikan bahwa katup tertutup dengan cepat sehingga kompresibilitas fluida dan elastisitas pipa terjadi. Gerakan katup menyebabkan terjadinya gelombang akustik. atau tekanan, yang merambat ke depan dengan kecepatan a. Gambar 10.8(a) adalah sebuah volume kontrol cairan di dalam pipa di depan katup, yang menunjukkan lokasi wavefront tekanan pada suatu waktu. Karena aliran tak tunak terjadi di dalam volume kontrol, kecepatan di depan gelombang adalah V, sementara di keluaran volume kontrol adalah V + LV. Wavefront dapat dibuat terlihat diam dengan menggabungkan kecepatan akustik a ke arah kanan; hasilnya ditunjukkan dalam Gbr. 10.8(D), di mana kecepatan masuknya sekarang adalah V + a dan kecepatan keluarnya adalah V + LV + a. Dengan lewatnya gelombang, tekanan p, arca pipa A dan densitas cairan p masing-masing berubah menjadi p + Lp,
A+Mdanp+Ap.
0 = (p
Lp)(V +
Ay+
a)(A +
M)
_ p (V + a)A
(10.32)
Dengan mengacu ke Gbr. 10.8(c), kita abaikan gaya-gaya gesekan dan gravitasi sehingga hanya gaya-gaya tekanan saja yang bekerja pada volume kontrol ke arah aliran, dan terapkan kekekalan momentum yang menghasilkan
pA + (p + Lp)A
(p
+ Lp)Q\ + M)
= pA(V + a)lv + LV + a
(V + a)l
(10.33)
Y**S.i
ri rj !i rl
:tt,
tl4s@
!**c
y+Ay
(p+fu)(A+M)
(c)
Gambar 10.8 Gelombang tekanan yang merambat di dalam pipa: (c) gelombang bergerak ke kiri dengan kecepatan a; (b)
gelombang tampak diam dengan menggunakan prinsip superposisi; (c) gaya-gaya iekanan bekeria pada volume kontrol.
BAB
101
187
Dengan mengembangkan Pers. (10.32) dan (10.33) dan menghilangkan suku-suku yang berisi kecil daripada yang lainnya, kita memperoleh hasil
pALV + (.V +
a'y @LP
+ PM) = 0
-ALp=pA(V+a)LV
Dalam hampir semua situasi aliran industrial, V << a, sehingga Pers. (10.35) direduksi menjadi
10.35)
(10.36) Lp = -pALV Persamaan (10.36) disebut persamaan Jouko*-sl1'; persamaan ini menghubungkan perubahan tekanan dengan densitas, kecepatan gelombang akustik dan perubahan kecepatan. Terlihat jelas bahwa pengurangan kecepatan (AV negatif) menghasilkan kenaikan tekanan (Ap positif) dan kenaikan kecepatan menghasilkan penurunan tekanan. Gelombang, yang
melewativolumekontrol,mengakibatkanperubahankondisip+Lp,V+LV,A+A,Adanp+Ap.Kondisi-kondisi ini akan bertahan di dalam pipa sampai saatnya gelombang terpantul dari pembatas di hilir dan kembali ke posisinya; pergerakan gelombang ini akan dibahas kemudian.
Untuk menentukan besaran kecepatan gelombang akustik, kita gabungkan Pers. (10.34) dan (10.35) dan mengeliminasi AV, sekali lagi dengan mengamati V << a'.
Ap ap tl pa2PA
10.37)
Perubahan relatif dalam densitas terhubung dengan perubahan tekanan melalui hubungan Ap/p = LplB, di mana B adalah modulus bulk elastisitas untuk cairan. Selain itu, perubahan relatif dalam area pipa terhubung dengan perubahan tekanan melalui MIA = Lp(DleE). Dalam hubungan yang terakhir ini kita telah mengasumsikan respons elastis seketika dari pipa bulat berdinding tipis terhadap perubahan tekanan, di mana E adalah modulus elastis dari bahan dinding pipa dan e adalah ketebalan pipa. Dengan memasukkan kedua hubungan ini ke dalam Pers. (10.37) dan melakukan penyusunan
(t 0.38)
Dapat ditihat bahwa a bergantung pada properti-properti cairan yang berada di dalam pipa (p dan B) dan propertiproperti dinding pipa (D, e dan E'). Jika pipanya sangat kaku, maka penyebut dalam Pers. (10.38) mendekati nilai satu dan persamaan tersebut menjadi o = lUp yang adalah kecepatan suara di dalam cairan tak berbatas. Perhatikan bahwa efek dari elastisitas pipa adalah mengurangi besaran dari gelombang tekanan. Selain menggunakan Pers. (10.36) dan (10.38) untuk memperkirakan kenaikan tekanan dan kecepatan gelombang pulsa tekanan, kita juga perlu memahami sifat periodik dari palu air di dalam pipa dengan panjang L. Perhatikan kasus di mana katup di hilir ditutup tiba-tiba di dalam sebuah pipa horizontal tanpa gesekan yang memiliki penampung terbuka di ujung hilirnya. Satu siklus pergerakan diilustrasikan dalam Gbr. 10.9 dan dideskripsikan sebagai berikut: r Kecepatan kondisi tunak Vo eksis di seluruh sistem, garis tingkat hidroliknya horizontal dan katup ditutup tiba-tiba pada waktu nol. . Gelombang merambat ke arah hilir dengan kecepatan a, mengikuti penutupan katup, dan di belakang gelombang kecepatannya adalah nol, tekanan meningkat sebanyak Lp, cairan terkompresi dan pipa sedikit berekspansi. . Gelombang mencapai penampung pada waktu Lla, dan terjadi suatu ketidakseimbangan gaya di lubang masuk pipa. Di lokasi tersebut, tekanan pipa menurun menjadi tekanan penampung dan kecepatan berubah arah. . Gelombang merambah ke arah hilir menuju katup. . Gelombang mencapai katup pada waktu 2Lla dan kecepatan memiliki besaran - y0 di seluruh pipa. o Kecepatan berkurang menjadi nol dan tekanan berkurang sebanyak Ap, di dekat katup yang tertutup. Di belakang gelombang, cairan berekspansi dan dinding pipa berkontraksi. (Jika tekanan di belakang gelombang berkurang
menjadi tekanan uap, akan terjadi kavitasi yang mengakibatkan cairan menguap, sebuah kondisi yang disebut separasi kolom) Gelombang tekanan mencapai penampung pada waktu 3L/a, di mana sekali iagi terjadi ketidakseimbangan kondisi dan dengan besaran yang berlawanan dengan pada waktu L/a. Gaya-gaya saling menyeimbangkan dan sebuah gelombang merambat ke arah hilir dengan kenaikan tekanan Ap dan kecepatan caiian +Vo di belakang gelombang. Gelombang mencapai katup pada waktu 4Lla dengan kondisi-kondisi tunak awal yang sekali lagi terjadi di seluruh
pipa.
Proses ini berulang setiap
. . .
4Lla detik dan untuk runtutan ideal tanpa gesekan yang dipaparkan di sini pergerakan ini menjadi gelombang siklus. Bentuk tekanan di katup dan di titik tengah pipa, dan kecepatan di lubang masuk pipa ditunjukkan
188
IBAB
10
6p = paVo
Pr = YHr
0
6p = paVu
P, = lH,
0
dalam Gbr. 10.9. Di dalam pipa aktual, bekerjanya gesekan cairan, gerakan pipa dan sifat tak elastis dari bahan pipa pada akhirnya akan menyebabkan osilasi palu air ini terdisipasi. Kenaikan tekanan Lp yang diprediksi oleh Pers. (10.36) didasarkan pada asumsi bahwa katup menutup seketika, tapi dapat juga digunakan untuk memperkirakan kenaikan tekanan maksimum untuk penutupan katup dalam waktu kurang dari 2Lla, waktu yang dibutuhkan gelombang tekanan untuk bergerak dari katup menuju penampung dan kembali lagi. Untuk waktu penutupan katup yang lebih besar dari 2Lla, dan untuk sistem pipa yang lebih rumit yang mungkin terdiri dari elemen pipa jamak, penambahan gesekan dan kondisi-kondisi batas yang lebih rumit seperti misalnya adanya pompa dan alat penekan surge, diperlukan analisis berbasis komputer.
CONTOH!!.]0Sebuatrpipabaja(E=22Ax106kPa,Lz230Am,D=500mm,e=l0mmlmeagalirkanairdeagankecepatan
awal Vo = 0,75 m/s. Sebuah katup di ujung hilir dari pipa horizontal ini ditutup tiba-tiba sehingga eksitasnya diqr,rggap terjadi seketika, mengurangi kecepatan menjadi nol; Tentukanlah ia) kecepatan gelombang palsa tekanan di dala6 pipa (&)-kecepitan suara di dalam medium air tak berbatas, (c) kenaikan tekanen di katup yang tertutup, (d) waktu yang dipe{ukan b*gi getombang
untukbergerakkepenampurrgdan.kemba1ikekafipdan(e)periodeosilasipa1uaif'
Penyelesaian:
(a)Kecepatange1omtrangdihitungdenganmenggunakanPers'(t0.38):
107 Pa dan
p=
1000 kg/m3.
1T-x
r,
500 .- 210
Itl
1190
rr/s
(b)
az
Bp
210
10'
1450 m/s
1000
Perhatikan bahwa kecepatan $uara di dalam medium air sekitar 23Vo lebih finggi dibandingtan dengan kecepatan gelo*bang di dalam pipa.
(c) poru**n
adalahAV=-Vol
(10.36) digunakan untuk memperoleh kenaikan tekanaa, dengan mempertratfan bahwa peourunan keceparannya
& = -Iffi x 1190 (-0,?5) = 8"92 x 105 pa *tau 892 kpa (d) Waktu yadg diperlukan gelombang untuk bergerak srjauh dua kali panjang pipa adalah 2IJa 2 x 2300/1190 3,8? s. = = (e) Periode orilasinya adalah 4lla = 4 x 2300/1190 = ?,?3 s.
BAB
IO]
189
Soal-soal dan Penyelesaiannya 10.1 Carilah distribusi aliran di dalam sistem tiga pipa paralel yang ditunjukkan dalam Gbr. 10.10. 0i, = 2500 Ll
menit.
Elemen
L,M
50 80
D, mm
75
85 100
f
0,02 0,03 0,025
LK
2
2
3
4
2
t20
Gambar 10.10
Koefisien-koefisien resistansinya dihitung melalui Pers. (10.3); hasilnya adalah R, = 40 060, Rz= 34 280, R3 Kemudian tuliskan Pers. (10.6) dan (10.7) untuk tiga elemen, gabungkan dan selesaikan untuk H, - Hr:
18
= 22320
Garr + np + &-r/:)2
o,'z^
Qt=
or=
ffi
= 0,0132 m3 = 0,0163 *3
/s
o, = W
L0.2 Carilah distribusi aliran air dan head piezometrik di simpangan dalam Gbr. 10. 11. Kurva head pompa-buangan adalah Hp = 2O - 30Q2, di mana head memiliki satuan m dan buangan memiliki satuan m3ls. Ho = l0 m, Hn=20 n,.Hc = 18 m, Rr = ll2,l szlms, Rz=232,4 szlms, R, = 17'73 s2lms.
Gambar 10.I1
Jadikan Hosebagai garis tingkat hidrolik di simpangan. Tuliskan persamaan energi untuk setiap cabang: Pipa
Pipa
I : 10 + H, = RrQr2
2:
H,
atau
Ho = lO + (20
3OQl
l12,lQ? = 30 -142,1Q?
A, =
R2Ql+
20 atau a, = l"?;#'
18 atau O, = \(\;p
Pipa 3 :
tl, = \Ql+
Kontinuitas di simpangan: 2Q = Qt
Asumsikan
Qz
- Qt=
0
l
0l,
I0 I menjadi
Qp
m3ls 26,80
-0,0916
0,0597
0.20 0,1982
24.32 24,42
+0,004
0,t379
0,0602
Or = 0,198 mjls,
9, = 0,138
m3/s,
190
IBAB
10
f03
Air dipompa melalui tiga pipa serial. Hitunglah buangannya jika daya yang diberikan ke pompa adalah W^= 1920 kWdanefisiensipompaadalah \=827c. Koefisienresistansipipanyaadalah Rr=13,2 s2/ms,Rr=204',1 s2/ms, R: = 25,8 s2/m5, dan selisih head antara penampung di bagian hulu dan hilir adalah 50 m.
Gunakan Pers. (10.12) untuk head pompa dan tuliskan persamaan energi dari penampung yang rendah ke penampung yang
F(0=
W^n
Fto)= f{'5a
0.792 m3ls.
243Jo2-so
=
Kita dapat menggunakan algoritma penyelesaian akar, metode coba-coba atau solusi eksak untuk memperoleh hasil Q
10.4 Tentukanlah aliran air di dalam sistem yang ditunjukkan dalam Gbr. 10.12 melalui merode Hardy Cross. Kurva pompanya_adalah H, = 30 - 833Q2, di mana H, adalah dalam rr dan Q dalam m3/s. Gunakan Rr - 30 s2/m-5, R, = 2O s2lm5, AH = 20 m, dan e" = 0,25 m3ls.
Gambar 10.12
Perhatikan koreksi aliran ke arah jarum jam melalui sistem ini:
_ -1300,10,1
Asumsikan
20Qrl0:tl
20
2(30lp,l +
+ +Olqlt
0r = 0,650
m3ls,
gr=
lAOl<
O,OO1
*rt
01, m3/s
10.5 Air (B = 2,2 Gpa) mengalir di dalam sebuah pipa (D = 200 mm, L = 800 mm). Pipa t".brut dari besi cor (E = 150 Gpa, e = 12 mm). Sebuah penampung terietak di bagian hulu pipa dan di bagian hilir terletak sebuah katup. Pada kondisi keadaan tunak, buangannya adalah Q = 50 L/s dan kemudian katup diaktifkan dengan cepat. (a) Tentukanlah waktu yang dibutuhkan bagi gelombang tekanan untuk merambat dari katup ke penampung dan
kembali ke katup.
(b) Berapakah perubahan tekanan di katup jika katup terbuka sebagian dan buangan aslinya menjadi dua kali
lipat?
1330 m/s
BAB
101
r91
(a)
(.b)
r-)xL=)r8oo=l,2o3, 4--"13-30Pertama-tama hitungiah perubahan kecepatannya dan kemudian gunakan Pers. (10.36) untuk menghitung perubahan tekanan
o'05
1,330
2120kPa
Perhatikan penurunan tekanan yang besar yang disebabkan oleh efek palu air. Tekanan awal di kkatup harus cukup besar sehingga tidak terjadi kavitasi. Kavitasi di katup dapat dihindari dengan membuka katup secara perlahan. (c) Perubahan kecepatan dan kenaikan tekanannya adalah
Ap = -t000
Jadi kenaikan tekanannya sebesar 1060 kPa.
1330(-O,796)
1,06
106 Pa
Soal-soal Thmbahan
10.6
Sebuah pompa terletak di antara dua ujung perpipaan horizontal. Kondisi-kondisi di bagian hulu pompa adalah D, = 75 mm dan p, = 450 kPa dan di bagian hilir pompa Dz = 100 mm dan = 900 kPa. Untuk buangan sebesar g = 100 l/menit dan rugi lintas pompa sebesar h, = 7 m, berapakah daya masukan yang dibutuhkan untuk pipa jika efisiensinya adalah 78Vcl
10J
Dua pipa serial memiliki propeni-properti berikut: Lt = 200 m, D, = 400 mm, Kt = 2, Lz = 650 n, Dz .= 350 mm, Kz= 3. Head piezomi:trik di bagian hulu adalah He = 200 m dan di bagian hilir Ha = 57 m. Untuk kedua pipa, faktor gesekannya adalah / = 0,025. Estimasikanlah buangan yang mengalir di dalam kedua pipa.
mengalir di dalam sistem yang ditunjukkan. Kurva pompanya diaproksimasikan oleh Hp= 150 - 5Q?, di mana 11" adalah dalam m dan Q dalam m3/s. Carilah (a) distribusi aliran. (D) Jika efisiensi pompa adalah T5Vo,berapakah daya pompa yan-e diperlukan? Gunakan Ri = 400 s2/m5, R, = 1000 s2lm5, R, = 1500 s2lms, Ho = 10 m, dan H, = 40 m.
10.8 Air
10.9
Sebuah jalur pipa minyak (S = 0,86) memiliki tiga segmen seperti ditunjukkan, dengan menggunakan pompa booster untuk setiap segmen untuk mengatasi gesekan pipa. Penampung A dan B berada pada ketinggian yang sama. Carilah besarnya buangan
R,
s2/ms
wP, kw
200
\,70
80
40 000
200 80 30 000 250 70 J 200 000 10.10 Minyak (S = 0,92) dipompa dari sebuah tangki penyimpanan dan disalurkan ke dalam sebuah penampung melalui sebua:.
2
8i+ L-
pipa dengan panjang L = 550 m dan diameter D = 350 mm. Elisiensi pompa adalah tl = SOVa dan keluaran dayanya adalah Wr= lO kW. Tentukanlah buangan p jika ketinggian di dalam tangki adalah ze=24 m, tekanan tangki adalahpe = 110 kPa dan ketinggian penampung bawah adalah ir = 18 m. Penjumlahan rugi-rugi kecil di dalam pipa adalah EK = 4,5 dan faktor
gesekannya
adalah/=
0,015.
10.11 Tentukanlah buangan total dan aliran-aliran individu di dalam keempat pipa paralel yang ditunjukkan. Selisih garis tingkat hidrolik antara A dan B adalah Ho- H, = 60 m. Data berikut berlaku:
192
IBAB r0
L,M
650
1000 500
D, mm
850 1000 750 1000
f
0,02 0,025
0,015 0,03
2K
1
0
2
750
10.12 Berapakah head yang diperlukan dan besamya buangan yang harus ditangani oleh pompa untuk sistem bercabang ini? Aliran
Rr
didalampipa3-adalahQr=!0Zskearahyangditunjukkan?Gunakan}Io,=3rl,Ha=ll,5nt,Hr=12m, Ho=10m, = 1400 s2lm5, R, = 2000 s2lm5, dan R: = 1500 s2lm5, dan R+ = 1000 s2lm5.
10.13 Sebuah sistem irigasi terletak pada bidang horizontal, yang memiliki sebuah pipa berdiameter besar yang mengalirkan air
melalui sebuah jalur tunggal ke tiga cabang. Pipa pengirim memiliki tekanan internal po = 200 kPa dan cukup besar sehingga suku-suku energi kinetikinternalnya dapat diabaikan. Hitunglah distribusi aliran di dalam keempat pipa irigasi ini jika R, = 1,6 x 104, Rz= 5,3 x 10s, R, = 6,0 x 105, R4 = 8,1 x 105, (semua dalam satuan s2lm5).
10.14 Dalam desain dan pembuatan pipa biasanya digunakan koefisien-koefisien non-dimensi yang menghubungkan daya pompa !lzp, kenaikan tekanan Lp dan buangan Q. Variabel-variabel lainnya termasuk densitas p, diameter impeler pompa D dan
p, D dan o.l sebagai variabel-variabel berulang, hitunglah ketiga koefisien non-dimensi yang berhubungan dengan daya, kenaikan tekanan dan buangan.
kecepatan rotasi impeler rrr. Gunakan
10.15 Hitunglah distribusi aliran air di dalam sistem bercabang ini dengan menggunakan metode coba-coba. Asumsikan
untuk semua pipa. Kurva pompanya direpresentasikan oleh hubungan Hp = l2O - 0,5Q2 (head dalam m, buangan dalam m3/s), Ht=20m, Hs= 50 m, Hc = 100 m, danH, = 40 m. Abaikan rugi-rugi kecil.
f = 0,02
10.16 Hitunglah distribusi aliran dengan menggunakan metode_Hardy Cross. Data yang diberikan L/s, R, = 30 s2lm5, Rz = 50 s2lms, dan R: = 20 s2lms.
adalah
Qr= 30 L/s,
dan
Qr=
39
BAB
101
193
10.17 Hitunglah besamya buangan di dalam sistem perpipaan dengan menggunakan metode Hardy Cross. Kurva pompanya adalah H* = 100 - 5OQ- 85002, di mana head adalah dalam m dan buangan dalam m3/s. Gunakan Rr = 5000 s2lm5, dan Rz = 300 s2lms, Ho = 35 m, dan H, = 10 m.
Cross.
I dalam Gbr. 10.5(a) dan selesaikan melalui metode Hardy Cross. Head melewati pompa direpresentasikan dengan Hp = 150 - 30Q2, dengan head dalam m dan pembuarigan dalam m3/s. Gunakan data pipa dan reservoir yang diberikan dalam contoh 10.8.
pipa
10.20 Tentukan distribusi aliran dalam sistem suplai air yang ditunjukkan dengan mempergunakan metode Hardy Cross. Head piezometrik di lokasi A adalah H e = 30 m dan head pada reservoir adalah H , = 0 m. Untuk keseluruhan enam buah pipa, / = 0,03 dan D =75 mm. Kebutuhan aliran C dan D adalah Qr= 5 L/s dan Qo= 12Lls. Setelah menentukan aliran, hitunglah head piezometrik di lokasi B sampai dengan E.
Pipa I
2
3
t,m
l0
30 75 60
35
K
I 0
4
5
0 0 0
2
80
10.21 Pilihlah diameter pipa dan ukuran pompa yang tepat dengan menggunakan Gbr. 10.3 untuk mengalirkan air pada Q = 250 m3/.1am di antara kedua penampung. Kecepatan pipa maksimum yang diijinkan adalah 3 m/s, panjang jalur adalah 1500 m dan perbedaan ketinggian di antara penampung adalah 30 m. Asumsikan f = O,O2 dan K = 0,5. 10.22 Minyak (S = 0,86) dipompa melalui pipa berdiameter 500 m sepanjang 5 km f = 0,017). Kenaikan ketinggian di antara seksi di bagian hulu dan hilir adalah 165 m. Jika pompa yang tersedia adalah pompa berdiameter 260 mm yang ditunjukkan dalam
Gbr. 10.3, hitunglah besarnya buangan dan jumlah pompa serial yang dibutuhkan. Berapakah kebutuhan dayanya? Abaikan
rugi-rugi kecil.
10.23 Kurva pompa berdiameter 220 mm dalam Gb^r. 10.3 mengalirkan air di dalam sistem perpipaan yang permintaannya
F1p
50 + 270Q2, di mana buangan adalah dalam m3/s dan head dalam m. Hitunglah besarnyabuangan dan kebutuhan daya pompa untuk (a) satu pompa dan (b) dua pompa paralel.
10.24
terbuka
memiliki panjang 2000 m dan diameter 150 mm. Pipa terhubung dengan sebuah tangki adalah 4 m, dan di sisi lainnya terdapat sebuah katup pembukaan cepat.
Tentukanlah waktu yang diperlukan aliran untuk mencapai 99Vo dari kecepatan kondisi tunak akhir jika katup pada awalnya tertutup dan kemudian dibuka tiba-tiba pada t = 0. Asumsikan air inkompresibel dan pipa tak-elastis. Gunakan / = 0,030 dan K = 0,2 setelah katup terbuka.
sebuah pipa baja berdiameter 50 mm sepanjang 4 km. Modulus elastis pipa adalah 200 x 106 kPa dan ketebalannya 5 mm. Minyak tersebut memiliki gravitasi spesiflk 0,86 dan modulus bulk 1,50 x 106 kPa. Sebuah katup yang terletak di akhir pipa ditutup sebagian dengan cepar sehingga terjadi palu air dan gelombang tekanan merambat ke arah hilir di dalam pipa. Besarnya gelombang tekanan tidak boleh lebih dari 600 kPa. Tentukanlah persentase penumnan aliran yang dapat ditoleransi selama penutupan katup dan periode osilasi palu air.
194
IBAB
10
10.6
10.7
1109 W
0,669 m3/s
m3ls, 0,227
0,0601 m3/s
10.11 4,82 m3ls, 5,10, m3/s, 4,79, m3ls, 5,44, 10.12 0,144 m3/s, 40,4 m
m3ls,
m3/s,
lo.l4 wrlpa'Dt,
10.15 10.16
1,063 m3ls, 0,433 m3/s, 0,170 m3/s, 0,459 m3 33,75 Lls dalam B, 26,25
m3/s
Lls
l0.lg
10.20 10.21
10.23
0,0749 m3/s ke dalam D, 0,0249 m3ls ke dalam B,0,050 m3/s ke dalam C,0,0250 m3/s ke dalam B,O,o4gg m3/s ke dalam A 27,7 200
Us, l1,OLls,
mm, 240 mm
10,7
10,7
L/s, 20 m,
11
m,
10,9
m,
9,35 m
10.22 270
(a)
m3/jam, 63
10.24 58,4 s
10.25 73Va-
16
A.l
Panjang Luas Yolume .' ' Massa Densitas Gaya Tekanan Temperatur
millimeter
nreter
kilometer
square centimeter square meter
ctrbic cenlimeter
in = 25.4 mm 1 fr = 0.3048 m I mi = 1.609 km 1 in2 = 6.452 cm: I ft2 = 0.09290 ml I in3 = 16.39 cm3 I fi3 = 0.02832 m-r I gal = 0,0003789 m3 I lb = 0,4536 kg3 I slug = i4,59 kg I slug/ft3 = 515,4 kg/m3 I lb = 4.448 N I frlb = 1.356 N.m I lb/in2 = 6895 Pa
joule
kalori
fbot pound
horsepower
lbot pound per second fbot per second fbot per second kuadrat
cycle per second
pound second per
squzLre
I cal = 4,186 J I fr-lb = 1,356 J I hp = 745,7 Y7 I ft-lb/second = 1,356 W I ft/sec = 0.3048 rrVs I ft/sec2 = 0,3048 mls2 I c/sec = 1.000 Hz
1 lb-sec/ft2 = 47,88 N.s/m2
squeLre
lbot
*Singkataa resmi ini berasal dali bentuk bahasa Pera ncis dari orgtrnisasi tersebut: Systdme Internalional
195
Tahel
I-uas
A.2 Konversi
Satuan-satuan
Massa Kecepatan
\o o\
Caya
cm = 0,3937 in
m = 3,281 ft km = 0,6214 mi
in = 2,54 cm
ft =
0,3048 m
oz = 28,35 g
lb = 0,4536 kg
slug = 32,17 11, slug = 14,59 L* kg = 2,205 lb
mph = 1,467 ftls 1 mph = 0,8684 kn 1 ft/sec = 0,3048 m/s I m/s = 3,281 ft/s I krn/h = 0.2'78 mls
kg = 0,06852 slug
a rl
Usaha, energi, dan daya Tekanan
e
Volume
Laju aliran
ft3/min = 4,719 x l0r m3/s ft3/sec = 0,02832 m3ls
m3/s
Viskositas
z z
X
lblin2 = 2,039 in Hg
tJ=107ergs
lb/in2 =
21
,7 in HrO
lJ=0.7376ft-lb t cal = 3,088 ft-lb t cal = 0,003968 Btu I kWh = 3413 Btu
I Btu = 1,055 kJ L frlb = 1,356 J
t hp = 550 frlb/sec
hp = 0,7067 Btuis hp = 0,7455 kw
I ft3 = 28,32 L I ft3 = 7,481 gal (U.S.) I gal (U.S.) = 231 in3 I gal (Brit.) = 1,2 gal (U.S.) lm3=1000L I ft3 = 0,02832 m3
I
m3 = 35,31 ft3
= 35,31 ft3/sec
z
ln
in Hg = 0,4912 lblin2
ft
0sPa=lbar
kPa = 0,145 lb/in2
W=lJls lW=1,0x107
dyn.cm)/s
frj
z
X a
Hubungan-
hubungan Vektor
A.B=A,8,+AP, +AF,
V. V =
(* #)-
Persamaan Laplace's
V2@
=0
VxV=0
197
Properti Ftuida
Tabel C.1 Properti-properti
Air
p
0
'5
10
l5
zc
30 40
,50
',64
70
'80
90
t00
(kg/m31 999.9 1000.0 999.7 999,r 998.2 995.7 992,2 9rj8.l 983,2 977,8 l,8 97 9 / l,u 965.3 965,3 c)58.4
Densitas
Viskositas
,u
[(N.s)/m2] t.792 x t0 r 1.519 t.108 r,140 1.u05 t).80 t 0.656 0.54q 0.469 0,406 0,357 u,J5 / 0.3 17 0,3 0.284 x t0 r
Viskrrsitas r,
(m2/s) 1.792 x t0 0 t.5tq t.-r08 1,141 t.Ltu7 0,804 0,661 0.556 0,177 0.41s 0,367 o,-a6l 0.328 0.,128 0.296 x t0 o
kinematik
p.r*rkian
Tesansan ? fNl*)
Tekanan uao
p, (kpa)
O.U'O
'
Modulus bulk
B(Pa)
0.0761 0.075+ 0,0748 0,0741 0.0736 0.07 I 8 0.070 I 0,0682 0.0668 0,0650 0,0630 0.06 It2 0,06 2 0.05q4
204
206 211 214 220
L1-a
l0/
4.24
-3..18
227
t2,3
19,9 31,2
230 228
225
221
47 .3 47
70,1 101,3
216 207
lOl
(slug/ft3) 32
4.0r
.5CI
t,94 t,94
1,94 1,94 1,94
6e
.70
,80
I,93
1,93 1.93 1,92 1.91
ss
1ffi
tZC
I4$ 16(i
,*I 212
trs0 l'6u,
I
I
2,0s
x l()-)
r,06
frAoa,rf
x l0-5
198
0.500
,93000
294 000 305 000
1
10.404 x t0 :
0,340
I I 000
320 000 322 000 323 000 :r27 000 333 000 330 000
326 000
318 308 000
000
300000
APENDIKS C]
PROPERTI FLUIDA
t99
Tabel
Temperatur T("C)
Densitas
p (kg/m3)
1,582
-s0
-30 -20 -10
0
10
kinematik,
0,921
1,08
(m2ls)
x lfrs
1,452
299 312
r,394
1,342 1,292 1,247
1,16 1,24
1,33
3t9
325
331
t;72
1,76
1,81
1,42
1,51
337
20 30 40 50 60 70 80 90
100
t,204
1,164
1,127
1,86
1,91 1,95
343 349
355 360
1,092
1,060 1,030 1,000
366
37t
377
2,09
0,973 0,946
0,'146
2,t3
2,17
",
<-7
2,t9
2,30
3,45
382
387
200
300
0,616
2.93
x l}-s
4,75
x lO-5
436 480
Tabel C.2E Properti-properti Udara pada Tekanan Atmosfer dalam Satuan Inggris
Temperatur
Densitas
Viskositas,
[(1b . det/fr2]
Viskositas
('F)
-20
0
20 40 60 68 80
100
(slug/ft3) 0,00280
0,00268 0,00257 0,00247 0,00237
kinematik (ft2lsec)
1,9
2,6 3,6
3,34
3,38
x 10-1
10-s
028
051
3,s0
3,62 3,'74 3,81 3,85 3,96 4,01 4,23
4,6
5,8
074 096
tt7
125
138 159 180
6,0
6,9 8,0 8,9
120
160
ll,3
,.4,1
200 300
4,50
4,98 5,26 '7,87
400 r000
0,00162 0,00144
0,000844
\0,7 \6,7
l0-7
)3.2
l0-5
839
200
PROPERTI FLUIDA
APENDIKS C]
(K)
288,2 284,9
281,7
Tekanan (kPa)
101,3
Densitas (kg/m3)
1,225 1,167
95,43 89,85
t,tt2
l,007
0,8194
336
JJJ
)"1\ )
262,2
249,2
79,48
61,64
4'7,21
325 316
308 390
0,6602
0,5258
236,2
35,65
))\
26,49
19,40 14,17 10,35
0,4136
0,31 19
0,2278
0, r 665
0,1216
0,0889 0,0184
302
317
4,00
2r9,7
180,7
330 321
29'7
269
Tekanan
(f0
0 1000
('F)
59,0
55,4
0bfie)
2tt6
2014
1968 1760 1455
tt7
ll3
109 098
2000 5000
10000 15000
51,9
41,2
23,4 5,54
078 058
037
tt94
973 785 628 498
475
-12,3 -30, l
0,00t27
0,00107 0,000890 0.000737 0,000709 0,000586 0,000362
392 242
97r
971
971
-51,4
)1 )
3,31
l0*5
APENDIKS C]
PROPERTI FLUIDA
K (c,:
",
k k:
p
cnlc,)
k
1
Rumus Kimiawi
Massa Molar
(ft-1b)/slug-'R
Udara
28,9'7
kJ/(kg.K)
0,287 0,2081
0, I 889
t ft-lbt/slug-'R
kJ/{kg.Kr
1,004 0,5203 0,8418
1,041
Argon
Karbon dioksida Karbon monoksidi
Etana
Ar
CO,
CO
t6 t244
t7
tt29
l't't5
1653
1,40
1,66"t
1,287 1,40
0,2968
0,2765 2,077
crHu
He
H2
Helium
Hidrogen Methane Nitrogen Oksigen
Propana Uap
12420
2,016
24660
3100 1774 1553
85930
I,184 |,667
1,40 1,30
cH.
N2
t6,04
28,02 32,00
o2
c,Ht
Hr0
44,10
18,02
t127
2'759
0,4615
z,zs+ t.042
0.9216
t,40
t,394
t.679
t.872
l,t2
1,33
Tabel C.5 Properti-properti Cairan-cairan Umum pada Tekanan Atmosfer dan Kira-kira 16 hingga 21" C (60 hingga 70" F) Cairan Berat spesifik
Densitas slug/ft3
1,53 1,75
Tegangan permukaan
kg/m3 1b/ft 0,0015
Tekanan uap,
lb/ftr
Ib/inr
abs
kPa ahs
Etil alkohol
Benzena
49,3
789 902
1593
0,0020
0,0018 0,0043
i,50
t2,50
10,3
Karbon tetraklorida
3,09
86,2
1,4 X
Gliserin
Korosin Merkuriu
12346 7933
132800
2,44
1,57
r258
809 13550 917
2x106
2,31
l0-5
0,0017
0,025
0,46'7
26,29
1,78 1,78
0,032
0,0025
lO-s
1,59
xl0r
90r6
9016
98 l0
0,036
o o15 0.073
9t7
1000
62,4
r.94
0,0024 0.0050
0,34
2,34
202
PROPERTI FLUIDA
APENDIKS C]
Temperatur ('F)
20
100
140
fliserin
180
220
2,0
1,0
8
I'
\ \
\\
Oli Kastbr
I
Ix
8
10-2
4
2
1x
10
8
,/l
oli s, \E-low
ol i SAE{
W
oli sAE 30
4
2
S
\ \ \.
I x 10-3
8
6 4 2
10-2
i
d !
Merk n
4
2
\< /
l0-3
8
-NAir
L
\
Oktana'
Ker ostn Ka
t
rklorida.
1
8
10-a
o o
-o
4
2
63
1
8
10-s
4
2
=
Heo
I x 10-a
8
Metana
4
2
4
2
He
um
Ka ron diok
ida
1
8
10-6
Lara
Ix
l0-5
8
\E 0204060
Temperatur ('C)
2
idrogen
100
l0-1
t20
Gambar C.l Viskositas sebagai fungsi dari temperatur. (Dari R. W. Fox dan T. A. McDonald, Introduction to Fluid Mechanics, edisi ke 2, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1978.)
APENDIKS C]
PROPERTI FLUIDA
203
10-2 8
4
2
10-3 8
6 4
2
E
.\z
M
8
.:
0)
Ix
10-a
4
2
6 4
o
2
1
-rz
10-5 8
I x 104
8
4
2
.V
4
2
10-6
8
Ix
8
lO-s
4
2
6 4
2
10-7
I x 10-6
Gambar C.2. Viskositas kinematik sebagai fungsi dari temperatur pada tekanan atmosfer. (Dad R. W. Fox dan T. A. McDonald, Introduction to Fluid Mechanics, edisi ke 2, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1978.)
Tabel
:fi.::::
,
o'++r,
'$:OS::
:rl;W
,
0
14,48 15
1,76
1,80 1,84 1,88 1.90
0,1850
0,1
1q7
3,,18
0,1349
srs$9
0,2922
6,664 6,917
740 539
1,439 1,48,t
1,531 1,555
1S)
3,56 3,60 3,64 3,68 3,72 3,76 3,80 3,84 3,88
:tt12:i .Srffi,
,rll;9,.
r9,9955
7,2616 4,8643
2,9635
0.1637
0. I
0.1274 0,1204
0,1 1 38
0,2875 0,2829
0.2784 0,2740 0,2697 0,2654 0,2613 0,2572
:si98?31
;,q,*+,1S.
:{fifi;
;
0,9949 0.9921
0,9886 0,9846
I q)
1,96
0.1192 0,t447
0,1360
1,580
$2*:
'$132 l iStI1.5:
tl":-+., :.oiryqq,
2,4956 2,1656
1,9219 1,735 8
2,00
0,1278
0, I 201
I,633 r,688
1,745
09799
0,9147 0,9690 0,9627 0,9560 0,9487 0,9410 0,9328
)fia
2,08 2,12 2,16 2,20
0,8629
0,8171 0,7739 0.7332
0,1 128
0,1
1,806 1,869
1,935
o )s1)
0,2493 0,2455 0,2418
0,238 I
9,282
9,624 9.977 10,34 10.77
11,11 11,51
,.0"
,o,*0:, 1*,gXC,
.
I,5901 1,1740
1,380 I
060
0.5266
,s,4*:
'O,rF.?::;.
1o$s1i
11
:CI,$-3.{,i?:.
:S,S.s;
;.S;Effi?:
) )t ) ,e
2,36 2.40
-l -l
1
0,5173
0,508
10)
3,96 4,00 4.01 4,08
2,005 2,O78
0,6948
0.6586 0,6245 0,5923 0,5619 o s111 0,s062 0,4806
0,,+565
r**ffi:l rs;?@,:
$'6't::
-l
I
2,t54
0,2345
0,2310
) )11
2,316 2,403
4#8r:
,s-7f9
,s;?,$sil,
:1
0,9243
0,9153 0,9061 0,8964 0.8865 0,8763 0,8659 0,8552
0,84.14
-l
I
t1)
4,16 1,20 4,24 4,28
n ))1a
0,224? 0,2208 0,2176
11,92
12,35 t) ?o
r
$;?t,
:0;*.Ql ,0,s4...
,il"?l!-*,,
)ta
2,48
.fl16i ,0",9fi1,,
:O;65ffi.:
) s,
2,56 2,60 2,64 2,68
-1 -1 -1
I
) tat
2,588 2,686 2,789
0,4484
0,4405
? )s
ie;gm1:
|,0237
1,0129 1,0056
1,001,1
0,4328
0,4252 0,4177 0,4104 0,4033 0,3963 0,3894 0,38?1 0,3761
41)
4,36 4.40 1,44 4.48
0,1337
0,2144 0,2113
0,2083 0,2053
,s,*8:, ,r0;ffi1,1,
fl,sl:. 1,P,9,e5':
,0;9-.6:;
-l
1
2,896
3,007
0,4121
0,3918 0,3725 0,3543 0,3370 0,3288
r$",5s-3i.,
0,4711 0,4429
0.4165 0,3917 0,3685
:1;0fr,
a.'
4sx1,,.,
0,8333
1,000
1,001 1,005 1,011
) 1)
2,76 2,80 2.84 2,88
o Rrr)
0,8 I 08
-1 -1
3,123
3.241
n ?or1
,q@.i
q4$6$.;
-l
I
3,370
3.s00 3,636 3,717
t<)
0,\994
0,1966
0, l
4,54 4,58 4,62 4,66 4,70 4,74 4.78 4,82 4,86 4,90 4.94 4,98 6,00 8,00 10,00
952
,!,i$,, .0s.'+r,;
0,7994 0,7879
0,7764 0,7648 0,1532 0,7416 0,7300
0.316't
0,3263 0,3071 0,2891
-1
1,020 1,030
1,043 1,058
) o,
2,96 3.00 3.04 3,08 3,12 3,16 1
0,3696
0,3633
0,357
:t"*t
,1fi3fl8:,,
i )1))
0.2s64
0,1925 0,1898
17,72 18,32
0,t872
0,1 0, I
18,94
r
846 820
9,58
.;3-2
,ffif?-:'
t,075
1,094
1,1
0,351 I
'15
20,24 20,92
21,61
1;36
r1.40
':;.1,4
ll *',r' ,Bi?Lf?:r,
6;rffe;il
*,ffiCI4i:
,0;{i546. ,ntr24., :,"
0,t795
0,177 t 0,1747
0,21t6
0,2216
0,3452
0.3393 0,3337
0,328 I
0,7184
0,7069
l5
)))o
?,
?1
1,138
1,163
I'f3
:IJ6
.L60
.1;
0,6954
0,6840 0,6726 0,6614 0,6502 o 61q) 0,6283
t)o
)t
o.2146 o rn)?
0.1908
4,930
5, t21
0.2126
0,2028 0,1935 0,0633 0,0102
0,1724
0, I
rt,5?
tr)6
700
3,28
;9#$s!.j;
.; ^ 3,1/
3,40 3.44
0,t799
0,1698 0,1602
0,
0,3 I 73
0,1678
?2t?iiii
:
I,284
1,319 1,357
3,36
0,0236
0
r09,1
51S q4
,1:?21
1.dE
**pax.,
.0;*966r:
l5 l2
84
0.1.128
0,2970
6,420
204
APENDIKS D]
205
PozlPot
Mr
M2
PzlPt
I
T2/71
Po2lPol
l,00 r.04
1,16
03620
r,000 r,09s
1,000
3,r2
3,16 3,20
3,24 3,28
1.08 | r.r2
t,20 t,24
1,28 1,30 1,32
t,36
1,40
t,44
1,48
t,52
1,56 1,60
t,64
1,68 1,72 1,76 1,80 1,84 1,88 1,92
t,96
2,OO
0.e217 0.8966 0,8682 0,8422 0,8183 0,7963 0,7860 0,7760 0,7572 0,7397 0,7235 0,7083 0,6941 0,6809 0,6684 0,6568 0,64s8 0,6355 0,6257 0,6165 0,6078 0,5996 0,5918 0,5844
0,57'74
t,194
|,297
1,403
1
r,052
1,078
1,103
o,9999 0,9994
0,9982
0,9961
,513
t,t28
1,153 1,178
1,191
t,627
t,745
i,805
1,866 1,991
t,204
1,229
2,120
1,255
,281 1,307
1
) )\1
2,389
) \)9
2,673
1,334
1,361
2,820
2,97
1,388
0,9928 0,9884 0,9827 0,9794 0,9758 0,9676 0,9582 0,9476 0,9360 0,9233 0,9097 0,8952
0,8'799
110
3,36 3,40 3,44
3,48 3,52
l,19
2.823
tl,48
I 1,78
2,872
) o))
) q71
1 071
3,049
O75
3,t27
3,1 80
0,4552
0,4535
3,234
3,288 3,398
0,2960 0,2860 0,2762 0,2668 0,2577 0,2533 0,2489 o,2404 0,2322 0,2243
0,45t9
0,4504 0,4489 0,4474 0,4460 0,4446 0,4433 0,4420 0,4407 0,4395 0,4383 0,4372 0,4360 0,4350 0,4339 0,4329 0,4319 0,4309 0,4299 0,4290 0,4281 0,4272 0,4264 0,425s 0,4247 o,4239 0,4232 0,4224 0,4217 0,4210 0,4203 0,4196 0,4189 0,4183
0,2t67
0,2093
t4,29 t1,62
14,95
)o))
t5,29
15,63 15,98 16,33 16,68
1,416
1,444
3,t26
3,285 3,447 3,613 3,783
1 q57
t,473 I,502
1,532
t,562
t,592
t,624
1,655
0,1953
0,1 887 0,1 823
0,t'76t
0,1702
0,1 645
3;/43
3,802
3,863
t7,04
17,40
tq,
3,96
t7,76
18,13 18,50 18,88 19,25 19,64
1qrl
3,985
4,134
4,3r5
4,500 4,689
4,881
r,688
4,047
4,1 10
4,t73
1,23'7 4,301
2,t6
2,20
))a
)
)9,
7?O ) 7,)
t,720 r,"t54
r,787
1,822 1,857
4,t6
4,20 L'.)/, 4,28 4,32 4,36 4,40 4,44 4,48
)o o)
20,41 20,81
4,367
5,077
+,+)z
4,499
)7'7
21,20
5,480
5,687
2t,6t
22,0r
a1 ta 22,83
4,566
4,633 4,702
4,77
r,892
1,929
1,947 1,965
5,898 6,00s
6,1
0,532t
0,5275 0,5231 0,5189 0,5149
0,5111
l3
)7 )5
23,67
6,33t
6,5s3 6,179 7,009 1 )4) 7,479 7,720 7,965
8,213
2,002
2,040 2,079
2,1 18
o \5'7)
0,s401
4\)
4,56 4,60 4,64 4,68
4,840 4,910
4,981
24,09
0,5234
0,5071
)4 5)
24,95
5,052
5,t24
5,197
)\)
2,t57
2,198 2,238 2,280
)55
2,60 2,64
2,68 a 11
0,4991 0,4754
0,4601
?5 lq
25,82 26,27
26,71
l't)
4,76 4,80 4,84 4,88
5,270
o,'7934-l 0,768s-r
0,7445-1
5,344
5,418
) 1))
2,364
2,407
0,4941
0,4911
8,46s
8,721
)9)
2,96 3,00 3,04
3.08
2,45t
2,496 2.540
0,72t4-l
0,699
1-1
0,4t76
0,41'70
27,16 27,62
28,07
5,494 5,569
0,6775"1
4q)
4,96 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
10.00
0,4164 0,4158
5,646
<
28,54
?q no
"r
0,4t52
0,4042
0,39't4 0,3929 0,3898 0.3875
0._1?80
2,s86
2,632 2,679
2-726
i7
r0,06 r0,33
1o,62
0,3398 0,3283
5,800 7,941
t0,469
13,387
t6,693
20.388
0.3t72
0.r'06
to-co
oif5_i
qr-
206
APENDIKS D]
iM
1.00
1,04 1,08
1,12
1,
3,04 3,08
19,20
18,95
3,t2
3,16 3,20 3,24 3,28 1 17 3,36 3,40 3.44 3,48
52,020
52,751
18,69
18,45
l6
53,470
54,179 54.877
t8,21
17,98
17,75
1,20
1,24 1,28
4,569
5,627
55,564
t7.53
17,31
6,721 7,844
8,987
56,24t
56,907
17,r0
16,90
57,564
58,210 58,847 59,474 60,091
10,t46
11,317
t6,70
16,51 16,31
16.1 3
15?
156
3,60 3,64 3,68
t.52
1,56 1,60
1,64 1,68 1,72
t2,495
13,677
14,861
60,700
61,299 61,899 62.471
15,95
t6.443
11
37,5't
36,53 15 5s 34,62 33,75
1?
)1)
\7)
3,76 3,80 3,84 3,88 3,92 3,96
1,76 1,80
1,84 1,88
63,044
63,608
q)
64.164
64,713
t4,94
14,78 11,63
t,92
1,96 2,00 2,04 2,08
32,13
3 1,39
65,253
65,785 66,309
4,00 4,04
4,08 4,12 4,16
t4,48 t4,33
14,19
14,05 13,91
27,4't6 28,s60
)t)
2,16 2,20
66,826 67,336
67,838 68,333 68,821
29,63r
30,689 31,732 32,763 33,780
4,20 4,24
4,28
t3,77
13,64
13,51
))L
2,28
69,302
69,777
26,0t
?5 51 25,07 24,62
41)
4,36 4,40
4,44 4,48
)7)
2,36 2,40 2,44 2,48
13,38 13,26
34,783
35,771 36,746
t3,t4
t3,02
12,90
37;108
38,655
24,t9
23,78 23,38 22,99 22,62
71,6t0
72,052 72,489 72,919 73,344
73,763 -74,176 '74.584
)\)
lq
5Rq
40,s09
41,415 42.307 43,187
t2,78
12,67
t2,56
t2,45
12.34 12,23 12,13 12,03
))
76
21,91 21,57
)'l'.)
2,76 2,80 2,84 2,88
44,053 44,906
45,746 46,573 47,388
48,1 90
2t,24
20,92 20,62 20,32 20,03
19,75 19,47
4,76 4,80
4,84 4,88
74,986
75,383 75,775
tl,92
1
1,83
)a)
2.96 3,00
4,92
4,96 5,00
76,162
76,544 76,920
1l,73
I 1,63 11,54
48,980
49.757
A
aliran arus-bebas 40 aliran Couette 96 aliran datar 38 aliran di sekitar airfoil 127 aliran di sekitar benda tumpul 122 aliran dua dimensi 38 aliran eksternal 38. 121 aliran inkompresibel 40 aliran intemal 91 aliran irotasional 35 aliran kental 38 aliran kompresibel 151 aliran kompresibel cairan 186 aliran laminar 93 aliran laminar 39 aliran lapisan batas 134 aliran nozel isentropik 153 aliran poiseuille 93 aliran potensial 128 aliran saluran terbuka 109 aliran satu dimensi 38 aliran seragam 38 aliran stokes 122 aliran tak-kental 38 aliran terbentuk 38. 91 aliran tercekik 155 aliran tiga dimensi 38 aliran turbulen 101 aliran turbulen 39
analisis dimensional 80 arus bebas 121 awalan SI 3
bilangan Weber 83
C
cairan
3
gelombang kejut miring 160 gelombang kejut normal 157 gelombang suara 152 gradien kecepatan 5
D
daerah separasi 121
gravitasi spesifik
derivatif material 34 deskripsi aliran Eulerian 33 deskripsi Eulerian 33, 51 deskripsi Lagrangian 32
diagram benda bebas 7 diagram Moody 104
H
hidrofoil
126
hukum gas ideal 8 hukum kedua Newton 16,49,93 hukum pertama termodinamika 9, 49
difusivitas termal 76 dilatan, pseudoplastik 6 dimensi dasar dan satuan 2 dimensi turunan dan satuan 2 divergens 70
J
jaringan
pipa
180
K
kalor"spesi{ik 8 kavitasi 8. 125 kecepatan arus bebas 134 kecepatan geser 138 kecepatan suara 152 kehomogenan dimensional 80
kekasaran
E
efisiensi pompa 53 efisiensi turbin 53 energi internal spesifik
entalpi
relatif
104
F
faktor gesekan 95 faktor koreksi energi kinetik 53 faktor koreksi momentum 55 fluida non-Newtonian 6 fluida Newtonian 6 fluks massa 52 lbrmula Blasius 137 fungsi harmonik 129
kekekalan massa 51 kekuatan doublet 130 kekuatan sumber 130 kekuatan vorteks 130 kerucut
Mach
153
keserupaan 84
ketebalan momentum 136 ketebalan perpindahan 136 koefisien Chezy' 109
B
berat spesifik 5 bilangan Euler 83 bilangan Froude 83 bilangan kavitasi 125 bilangan mach 40, 83, 128, 153 bilangan Reynolds 39, 83 bilangan Reynolds kritis 134 bilangan Strouhal 83. 125
G
garis tingkat energi 108 garis tingkat hidrolik 108
kulit
137 137
gas
lokal
gaya angkat 122 gaya apung (buot'anc.y), 27 gaya hambat 80, 122 gelombang ekspansi 163 gelombang kejut 153, 157
rugi
106
kontinum
t08
INDEKS
persamaan integral von persamaan
L
laju aliran 52 lapisan batas 38
Laplacran 73
lintasan bebas rata-rata
3
Karman
187
136
Joukowsky
36
streakline 33 streamline 33
streamtube 33
sudut
Mach
153
T
tegangan
tegangan tegangan
3
3
M
manometer
18
Laplace
129
tegangan geser
massa
normal vektor
tegangan permukaan 7
3
medan aliran 33 medan kecepatan 33 metode Hardy Cross 172, 180 modulus bulk 7
profil semi-log
properti
102
5
fluida
N
n Manning
109
R
91
temperatur 1 teorema Buckingham 82 teorema Kutta-Joukowski 133 teori dinamika gas rarefied 4 torque 6
radius
hidrolik
105
vorteks
124
pendidihan 7
V
vakum 4
172
vektor vortisitas 35
konvektif
34
pergerakan
persamaan
lokal 34 fluida 32
Bernoulli 41, 72
similaritas kinematik 85
vortisitas 35
sirkulasi
130 172
waktu I
zona kritis 104 zona transisi 104
95, 173
sistem pipa sederhana skala Celcius 4 skala Fahrenheit 4 skala Kelvin 4 skala Rankine 4 statika fluida 16
diferensial 69 energi 52
76
Euler
72