Anda di halaman 1dari 6

1. Diagnosis: DHF 2. Dasar Diagnosis.

Demam: awalnya akut, cukup tinggi, dan kontinu, berlangsung selama 2 sampai 7 hari !i turniket" rumple leed dilakukan dan biasanya memberikan hasil yang pasti positi#. Hasil u!i mungkin negati$e atau agak positi# selama #ase syok yang dalam. Hasil tersebut kemudian akan men!adi positi#, bahkan terkadang sangat positi# !ika dilakukan setelah pulih dari syok. %emuan laboratorium: %rombositopenia &1''.'''"mm( atau kurang). Hemokonsentrasi* peningkatan !umlah hematocrit sebanak 2'+ atau lebih.

,riteria klinis dan !uga hasil labor di atas sudah cukup untuk menetapkan diagnosis klinis DHF. -edangkan bukti penun!ang lainnya adalah e#usi pleura &tampak melalui rontgen dada) dan"atau hipoalbuminemia men!adi bukti penun!ang adanya

kebocoran plasma. -ementara, temuan hasil laboratorium lainnya yang dapat menun!ang diagnosis adalah: Hitung leukosit mungkin normal, tetapi di tahap awalleukopenia umumnya ter!adi dengan dominasi neutrophil. .im#ositosis dengan 1/+ lebih lim#osit atipika !uga relati$e umum ter!adi men!elang akhir #ase demam &tahap kritis) dan di awal tahap syok.

-ering ditemukan darah dalam tin!a 0lbuminuria ringan dan sementara ,adar komplemen serum menurun 1asa tromboplastin parsial dan masa protrombin meman!ang pada separuh dan sepertiga kasus DHF.

DHF"D2D mempunyai 3 tingkatan keparahan. Hal tersebut didasarkan pada mani#estasi klinik yang ditimbulkan. 4ika ge!ala ringan, tanpa disertai perdarahan, penyakitnya disebut Demam Dengue &DD) atau Dengue Fe$er &DF). 5ektor utama D2D adalah nyamuk rumah yang

disebut Aedes aegypti sedangkan $ektor potensialnya adalah Aedes albopictus yang banyak ditemukan di semak-semak sekitar. 6erubahan pato#isiologis utama yang menentukan tingkat keparahan penyakit DHF dan membedakannya dengan DF adalah hemostatis yang abnormal dan kebocoran plasma yang dimani#estasikan dengan trombositopenia dan !umlah hematocrit yang meningkat. DHF umumnya dimulai dengan peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba yang disertai dengan kemerahan pada wa!ah serta ge!ala #isik, nonspesi#ik lain yang menyerupai demam dengue, misalnya anoreksia, muntah, sakit kepala, dan nyeri otot serta sendi. 2eberapa pasien DHF mengeluh sakit tenggorok, dan #aring merah mungkin

ditemukan pada pemeriksaan. -uhu tubuh biasanya tinggi dan pada kebanyakan kasus akan tetap tinggi selama dua atau tu!uh hari berikutnya, baru kemudian

turun kembali men!adi normal, atau subnormal. ,adang-kadang, suhu tubuh dapat mencapai 3'' 7 dan dapat ter!adi ke!ang demam. Fenomena perdarahan yang paling umum ditun!ukkan melalui u!i tourni8uet positi#. 6tekie yang sangat kecil menyebar di anggota gerak, ketiak, wa!ah, dan palatum mole pada #ase awal demam.

6ada dasarnya, diagnosis dapat ditegakkan oleh empat mani#estasi klinis utama: demam tinggi, #enomena hemoragik, sering dengan hepatomegaly, dan pada kasus berat, tanda-tanda kegagalan sirkulasi.

(. 6enatalaksanaan 6rognosis DHF bergantung pada pengenalan secara dini terhadap kebocoran plasma. 6enggantian $olume plasma secara dini dengan larutan garam secara isotonis dapat dapat menurunkan tingkat keparahan dan mencegah ter!adinya syok. 6ada kasus DHF ringan sampai sedang &%k. 9 dan 99), terapi cairan intra$ena dapat diberikan dalam periode 12-23 !am pada pasien rawat !alan. 6asien yang memperlihatkan tanda-tanda perdarahan selain ptekie, sperti hematocrit meningkat dan trombositopenia &sampai : /'.'''"mm() maka harus dirawatinapkan. 6enatalaksanaan DHF selama #ase demam dapat diberikan antipiretik, namun salsilat harus dihindari. Demam tinggi, anoreksia, dan muntah akan menyebabkan pasien merasa haus dan mengalami dehidrasi. 4adi, se!umlah cairan yang banyak harus diberikan secara oral. 6enggantian cairan.

Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah : 1. Tirah baring 2. Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5 2 liter dalam 2 !am "susu, air dengan gula, atau sir#p$ atau air ta%ar ditambah garam. &. Medikament#sa yang bersifat simt#matis. 'ntuk hipereksia dapat diberi k#mpres, antipiretik g#l#ngan asetamin#fen, eukinin, atau dipir#n dan !angan diberikan aset#sal karena bahaya perdarahan. . (ntibi#tik diberikan bila terdapat kemungkinan ter!adi infeksi sekunder.

Patomekanisme

5irus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai $ektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. 9n#eksi pertama akan memberi ge!ala sebagai DD & Demam Dengue). 0pabila orang itu mendapat in#eksi berulang oleh tipe $irus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. D2D dapat ter!adi bila seseorang yang telah terin#eksi dengue pertama kali, mendapat in#eksi berulang $irus dengue lainnya. 5irus akan bereplikasi di nodus lim#atikus regional dan menyebarke !aringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun hematogen. %ubuh akan membentuk kompleks $irus-antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengakti$asi sistem komplemen yang berakibat

dilepaskannya ana#ilatoksin 7(a dan 7/a sehingga melepaskan 0-6, trombosit melepaskan kapiler $asoakti# dan yang bersi#at meningkatkan #aktor ( yang

permeabilitas

melepaskan

trombosit

merangsang koagulasi intra$askular yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai