ABSTRACT
The aim of the study was to find out the effect of heat shock time (0 minute, 0,5 minute, 1 minute,
and 1,5 minutes) on the triploidization success of catfish (Clarias batrachus) at the temperature 36º
C and was done 4,5 minutes after fertilization. The observed parameters were percentage of triploid,
larvae survival, and growth of the catfish. The identification of ploidical rate was done by counting
the maximum number of nuclei per cell. The catfish can become triploid at the temperature of 36º C
starting at 4,5 minutes after fertilization with the length of shock 0,5, 1, and 1,5 minutes. The
indentification of triploid can be done by counting the number of nucleoli per cell. The maximum
result is 6 nucleoli per cell with the percentage of triploid 73 – 93 %. The calculation of the number
of the catfish nucleoli without a shock is 100 % diploid with the maximum 4 nucleoli per cell. The
highest triploidization success is at the length of heat shock 1,5 minutes. The catfish triploid with
the length of shock 1,5 minutes indicates the lowest larvae survival, whereas the development of
weight and length after 60 days is high.
135
Heat shock time, triploidization, catfish ISSN 1411-4674
kritis, sintasan larvanya rendah ml dan induk jantan 0,2 ml, suntikan
(Rustidja, 1989). ini gunanya untuk mempercepat
Menurut Thorgaard (1983), kematangan gonad.
teknik triploidisasi jarang mencapai Untuk mendapatkan telur
keberhasilan 100 %, keberhasilan dilakukan stripping terhadap induk
triploidisasi sangat ditentukan oleh betina 13 jam setelah penyuntikan.
ketepatan waktu awal, lama, dan suhu Sperma ikan lele diperoleh dengan
kejutan yang sebaiknya diteliti pada melakukan pembedahan untuk
setiap ikan. Menurut Johnstone, mengambil testesnya 13 jam setelah
(1985), semakin lama kejutan panas penyuntikan. Testes dipotong-potong
yang diberikan, derajat tetas telur dan digerus sehingga sperma keluar
semakin rendah tetapi rata-rata jumlah dari kantong sperma. Sperma
ikan triploid semakin tinggi. ditambah larutan fisiologis (campuran
Alimuddin, (1994) melaporkan 7,98 gr NaCl + 0,02 gr NaHCO3
keberhasilan triploid dengan kejutan dalam 1 liter air), larutan ini gunanya
panas 36 °C yang dilakukan selama untuk mengencerkan sperma..
1,5 menit dan dimulai 4,5 menit Pembuahan buatan dilakukan
setelah pembuahan pada ikan lele dengan cara mencampur telur dengan
(Clarias batrachus), menghasilkan sperma, dan menambahkan larutan
individu triploid 92 %. Derajat pembuahan (campuran 4 gr NaCl + 3
penetasan 66,80 % dan sintasan larva gr urea dalam 1 liter air), larutan ini
umur 7 hari sebesar 41,56 %. gunanya agar tidak terjadi perlekatan
Tujuan penelitian ini adalah sesama telur. Selanjutnya telur yang
untuk mengetahui pengaruh lama sudah terbuahi segera disebarkan ke
kejutan panas terhadap keberhasilan atas lempengan kaca dengan bulu
triploidisasi ikan lele. Parameter yang ayam. Perlakuan kejutan suhu
diamati meliputi persentase individu dilakukan dengan perendaman dalam
triploid, sintasan larva dan waterbath. Kejutan panas diberikan
pertumbuhan larva. Hasil penelitian pada saat 4,5 menit setelah
ini diharapkan dapat memberikan pembuahan dengan suhu 36 °C dan
informasi tentang lama kejutan panas lama kejutan sesuai perlakuan yakni
yang tepat pada triploidisasi dan dapat 0; 0,5; 1; dan 1,5 menit.
digunakan untuk meningkatkan benih Penetasan dan pemeliharaan
ikan lele yang berkualitas. larva dilakukan dalam akuarium 30 x
25 x 25 cm. Kepadatan larva di
METODE PENELITIAN akuarium pemeliharaan 10 ekor/liter.
Hewan uji yang digunakan Setelah kantung kuning telur habis
adalah induk ikan lele matang gonad, terserap, pada umur 4 hari larva diberi
panjang induk betina 31,1 ± 4,45 cm makan Moina sp. yang telah disaring
dan jantan 28,7 ± 2,39 cm, berat dengan frekuensi tiga kali sehari
induk betina 254,0 ± 63,11gr dan sampai larva berumur 12 hari.
jantan 232,2 ± 48,24 gr. Pemijahan Kepadatan larva di akuarium
buatan pada ikan lele dilakukan untuk pemeliharaan 10 ekor/liter. Pada saat
memperoleh waktu yang lebih awal larva berumur 13 hari diberi pakan
pada perlakuan kejutan panas. Induk buatan Pokphand HI-Pro-Vite 781.
betina disuntik larutan Ovaprim 0,3 dengan dosis 8 %/ berat tubuh pada
sore hari dan diberi cacing tubifex
136
Komsanah Sukarti et al. ISSN 1411-4674
100 % / berat tubuh pada pagi hari Pertumbuhan berat dan panjang ikan
sampai larva berumur 60 hari. Untuk dihitung dari pertambahan berat dan
menghitung penambahan jumlah panjang pada akhir pemeliharaan
pakan yang diberikan, dilakukan dikurangi berat dan panjang pada
penimbangan berat total setiap awal pemeliharaan.
seminggu sekali. Penentuan tingkat ploidi
Rancangan percobaan yang dilakukan pada saat larva berumur 7 –
digunakan dalam penelitian ini adalah 14 hari dengan metode penghitungan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) jumlah maksimal nukleolus per sel.
dengan 3 kelompok (3 ulangan) dan 4 Jaringan yang digunakan adalah
perlakuan. Kelompok perlakuan sepotong sirip ekor yang diambil dari
merupakan pasangan-pasangan induk ikan hidup. Pengamatan di bawah
untuk pemijahan. Adapun perlaku- mikroskop dilakukan pada pem-
annya adalah : (A) tanpa kejutan besaran 400 kali – 1000 kali. Peng-
panas (B) kejutan panas selama 0,5 hitungan nukleoli setiap ekor
menit, (C) kejutan panas selama 1 dilakukan sebanyak kurang lebih 200
menit (D) kejutan panas selama 1,5 sel.
menit. Untuk pemeliharaan larva lele
digunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 ulangan dan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan. Adapun perlakuannya Nilai persentase individu
adalah : (A) tanpa kejutan panas (B) triploid tertinggi diperoleh pada
kejutan panas selama 0,5 menit, (C) perlakuan lama waktu kejutan panas
kejutan panas selama 1 menit (D) 1,5 menit yaitu 93 %, lama kejutan 1
kejutan panas selama 1,5 menit. menit sebesar 87 % dan 0,5 menit
Peubah yang diukur meliputi sebesar 73 %. Pada perlakuan tanpa
persentase individu triploid dihitung kejutan 100 % diploid. Hasil yang
dari persentase jumlah ikan triploid diperoleh menunjukkan bahwa
dari jumlah ikan yang diamati. perlakuan kejutan panas yang
Derajat sintasan larva dihitung dari diberikan pada telur mampu
jumlah larva yang hidup dari jumlah mencegah terjadinya pelepasan polar
total telur yang menetas dihitung body II dan tidak mengakibatkan
setelah larva berumur 7 dan 12 hari kematian total pada zigot.
sampai 60 hari (Alimuddin, 1994).
Tabel 1. Persentase individu triploidi ikan lele tanpa kejutan (P0), lama kejutan
0,5 menit (P1), 1 menit (P2), dan 1,5 menit (P3).
137
Heat shock time, triploidization, catfish ISSN 1411-4674
Individu triploid ikan lele lokal besar dari ukuran nukleolus pada sel-
dapat dihasilkan dengan suhu kejutan sel dengan jumlah maksimal nukleoli
36 °C, lama kejutan 0,5 – 1,5 menit lebih banyak. Dengan pewarnaan
dan waktu awal kejutan 4,5 menit perak nitrat, sel berwarna kuning-
setelah pembuahan. Pada penelitian kecoklatan dan nukleolus nampak
ini diperoleh tingkat keberhasilan berwarna coklat-kehitaman. Menurut
triploidisasi yang semakin menurun Carman (1992), pewarna perak hanya
dengan semakin singkatnya lama mampu mewarnai nukleolus pada
kejutan. Menurut Johnstone (1985), NOR yang aktif, tidak semua NOR
setelah batas tertentu, hasil triploid aktif pada saat pembuatan preparat
menurun, karena polar body II telah dilakukan.
lepas sehingga tidak dapat menyatu Terdapat hubungan antara
kembali ke dalam pronukleus embrio. jumlah maksimal nukleolus per sel
Bagian tubuh ikan yang dengan tingkat ploidi, pengujian
digunakan untuk pemeriksaan triploid tingkat ploidi pada ikan lele lokal
adalah sirip ekor, dengan tujuan agar dengan penghitungan maksimal
ikan hasil uji atau yang diambil nukleolus bisa dikatakan cukup
bagian tubuhnya tidak mengalami akurat, terdapat perbedaan jelas antara
kematian. Jaringan yang dibutuhkan individu diploid dengan triploid.
dalam pembuatan preparat amat Terjadinya peningkatan jumlah
sedikit sehingga sampel dapat maksimal nukleolus sebagai indikasi
diperoleh tanpa membunuh ikan. peningkatan jumlah kromosom pada
Pemeriksaan triploid dengan ikan triploid.
perhitungan jumlah nukleolus pada Perkembangan larva diamati
setiap sel dapat dilakukan karena dari tahap prelarva sampai postlarva.
disamping murah biayanya juga Pada tahap prelarva kuning telur
peralatan yang digunakan relatif masih ada, tubuhnya transparan Sirip
sederhana dan perhitungan nukleolus ekor sudah ada tetapi belum sempurna
dapat diterapkan pada setiap spesies bentuknya dan kebanyakan prelarva
ikan. Menurut Carman (1992), yang baru keluar dari cangkang telur
distribusi jumlah nukleolus satu dan belum terlihat bintik matanya. Mulut
dua nukleoli pada sirip ekor juga lebih dan rahang belum berkembang dan
merata. ususnya masih merupakan tabung
Dari pengamatan preparat yang lurus.
nukleolus diperoleh 100 % ikan tanpa Pada hari kedua setelah
kejutan memiliki maksimal 4 penetasan sungut sudah kelihatan,
nukleolus per sel, individu triploid kepala berbercak hitam, ada bintik
memiliki maksimal 6 nukleolus per mata, mulut terlihat terbuka, detak
sel. Adanya variasi jumlah nukleolus jantung lebih nyata. Makanannya
kemungkinan karena kemampuan didapatkan dari sisa kuning telur yang
pewarnaan perak nitrat yang belum habis diserap. Sebagian larva
digunakan. Ukuran nukleolus yang ikan ada yang mulai berenang ke
diamati juga bervariasi, ada yang permukaan air lalu turun kembali,
besar dan kecil. Sel-sel dengan seperti sedang mengambil udara di
jumlah maksimal nukleoli lebih permukaan air.
sedikit ukuran nukleolusnya lebih
138
Komsanah Sukarti et al. ISSN 1411-4674
Tabel 2. Rata-rata nilai derajat sintasan larva umur 7 hari, 12 hari, dan 60 hari
larva ikan lele tanpa kejutan dan perlakuan kejutan.
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata, sedangkan huruf yang tidak sama menunjukka
berbeda nyata berdasarkan hasil uji BNT 5 %.
139
Heat shock time, triploidization, catfish ISSN 1411-4674
yang terlihat masih lemah. dari 3 hari, setelah itu larva sudah
Berdasarkan pengamatan kantung aktif mengambil makanan dari
kuning telur tersebut hanya cukup lingkungan.
untuk persediaan selama tidak lebih
Tabel 3. Pertumbuhan berat dan panjang larva ikan lele pada hari ke-60 tanpa
kejutan dan perlakuan kejutan.
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata, sedangkan huruf yang tidak sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan hasil uji BNT 5 %.
1,600
1,400
Berat larva (mg)
1,200
1,000
800
600
400
200
0
15 30 45 60
Pengamatan hari ke-
Tanpa kejutan Kejutan 0,5 menit Kejutan 1 menit Kejutan 1,5 menit
140
Komsanah Sukarti et al. ISSN 1411-4674
60
50
Panjang larva (mm)
40
30
20
10
0
15 30 45 60
Waktu pengam atan (hari ke-)
Tanpa kejutan Kejutan 0,5 m enit kejutan 1 m enit Kejutan 1,5 m enit
141
Heat shock time, triploidization, catfish ISSN 1411-4674
142