Anda di halaman 1dari 1

V.

SIMPULAN DAN SARAN


6.1. SIMPULAN
Kandungan terbesar dari biji bintaro adalah minyak (kadar lemak) dengan nilai 58.73%. Minyak biji bintaro didapatkan melalui proses ekstraksi dengan metode hot pressing (pengempaan dengan suhu 60-70oC) dan menghasilkan rendemen 43.79%. Proses degumming dilakukan dengan larutan asam fosfat 20% sebanyak 0.3% (v/w) untuk memisahkan minyak dari komponen pengotor minyak. Setelah dilakukan proses ini, minyak memiliki kualitas mutu yang lebih baik terlihat dari nilai bilangan asam, kadar asam lemak bebas dan viskositas yang menurun. Pada proses transesterifikasi, penambahan rasio molar metanol terhadap minyak berpengaruh nyata dalam menurunkan viskositas, menurunkan densitas dan meningkatkan rendemen. Sedangkan penambahan konsentrasi katalis NaOH berpengaruh nyata dalam menurunkan rendemen. Proses transesterifikasi yang optimal diperoleh pada kondisi rasio molar metanol terhadap minyak 9:1 dan konsentrasi katalis NaOH 0.5%, dengan nilai bilangan asam 0.50 mg KOH/g, nilai kadar asam lemak bebas 0.25%, nilai bilangan iod 37.09 g I2/100 g, nilai bilangan peroksida 5.13 mg O2/g, nilai bilangan penyabunan 195.30 mg KOH/g, nilai viskositas 3.69 cSt, nilai densitas 0.86 g/cm3, nilai kadar abu 0.01%, nilai kadar air dan sedimen 0% dan rendemen 96.22%. Kemudian dilakukan pengujian flash point dan analisis GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectromatry) untuk mengetahui komposisi metil ester dari biodiesel biji bintaro. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai flash point sebesar 108.5oC dengan komposisi metil ester penyusun biodiesel biji bintaro antara lain metil oleat sebesar 51.15%, metil palmitat 23.31%, metil stearat 9.43%, metil palmitoleat 0.97% dan lain-lain.

6.2. SARAN
1. 2. Hal-hal yang disarankan dari penelitian ini antara lain : Perlu ditentukan secara lebih rinci tingkat kematangan dan umur dari buah bintaro untuk menghasilkan karakteristik minyak yang seragam. Perlu dilakukan analisis sifat fisiko-kimia yang lain seperti angka setana, titik kabut dan total gliserol untuk mengetahui kelayakan biodiesel yang dihasilkan dan kesesuaiannya dengan SNI. Perlu pengkajian pengembangan proses produksi biodiesel dari minyak biji bintaro melalui metode in-situ. Perlu pengkajian mengenai tekno-ekonomi terhadap biodiesel dari minyak biji bintaro sampai digunakan sebagai bahan bakar.

3. 4.

33

Anda mungkin juga menyukai