Karakteristik Ekokes.
Karakteristik Ekokes.
mind map
Fragmented Comodity Public Goods vs Private Goods Government Intervention One Time Consumption Labour Intensive Wage push theory Intangible Non-profit Motive Unnecessary procedures Consumer Ignorance Konsep Mutu Pelayanan Mixture of Consumption and Investment Komoditi Sosial vs Komoditi Komersial
Supply
Medical service, research and education as joint product Mix input, joint product & mix output
Derived Demand
Asymmetric Information
Elastisitas Demand
Demand
Fragmented Commodity
Ada beberapa kasus di mana seseorang yang sakit dan mencari pelayanan kesehatan tidak berhadapan dengan suatu komoditi yang utuh. Misalnya, seseorang yang sakit TBC harus pergi ke dokter spesialis paru dan memperoleh pemeriksaan paru-paru dan memperoleh pemeriksaan rontgen di klinik, setelah itu memperoleh pemeriksaan dahak di laboratorium, lalu memperoleh diagnosis, konsultasi dan resep dari dokter spesialis tersebut.
Non-profit Motive
Dalam banyak industri layanan kesehatan dan medis, motif profit adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dalam perilakunya. Terutama untuk rumah sakit, yang mayoritas beroperasi tidak berdasarkan profit-making. Ketiadaan motif profit ini mungkin menjadi penyebab efisiensi rumah sakit. Namun, situasi ini dapat disiasati dengan ketiadaan persaingan dalam industri rumah sakit.
Restriction on Competition
Dalam kasus layanan dokter misalnya, ketiadaan persaingan menjadi kebalikan dari industri ekonomi lain. Penerimaan dokter dibatasi melalui kontrol profesi medis dari sekolah medis, persyaratan lisensi dan persetujuan rumah sakit. Iklan dilarang dan kompetisi harga secara ekstrim dibatasi. Menjadi pertimbangan tidak etis bagi seorang dokter untuk meremehkan layanan lain karena latar belakang akademiknya.
Labour Intensive
Diperkirakan dua pertiga dari nilai pelayanan medis diasosiasikan dengan input tenaga kerja. Banyak layanan kesehatan dan medis terdiri dari elemen yang luas dari pelayanan personal. Contoh implikasinya, rumah sakit belum tentu dapat meningkatkan proporsi yang sama antara peningkatan gaji dan pendapatan dengan produktivitas yang didapat.
External Effects
Misalnya, keputusan penyediaan vaksin untuk penyakit menular membuat konsumen tidak mau membayar pelayanan karena yang menentukannya bukan mereka sendiri. Implikasinya, pemerintah harus menyediakan dana untuk hal tersebut.
Government Intervention
Pemerintah mengatur pasar pelayanan kesehatan. Selain itu, pemerintah mengawasi perilaku ekonomi dari provider pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, dokter, dll. Pemerintah mengontrol harga dari industri pelayanan kesehatan secara kontinyu.
Intangible
Layanan kesehatan berbeda dengan layanan barang dan jasa lain karena perbedaan penting pada cara. Output dari sebuah pabrik sepatu adalah sepatu. Tetapi output dari industri layanan kesehatan sedikit sekali dapat dijelaskan.
Unnecessary procedures
Karena adanya karakteristik consumer ignorance, seringkali pasien melakukan prosedur yang tidak perlu. Para pasien hanya mengikuti prosedur yang telah diberikan oleh provider.
Asymmetric Information
Konsumen memiliki informasi yang sangat sedikit daripada penyedia layanan mengenai risiko dan keuntungan dari alternatif pengobatan yang ada, dan karenanya alternatif pengobatan diserahkan pada dokter.
Derived Demand
Demand terhadap pelayanan kesehatan di dorong oleh demand terhadap komoditi sehat. Maka dapat dikatakan bahwa demand terhadap pelayanan kesehatan adalah derived demand
Consumer Ignorance
Masyarakat umumnya tidak tahu persis tentang komoditi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, perbedaan mutu, serta harga antara satu provider dengan provider lainnya. Oleh sebab itu, konsumen pelayanan kesehatan mempunyai kedudukan yang sangat lemah dan sangat tergantung pada provider.
Elastisitas Demand
Pelayanan gawat darurat umumnya inelastis terhadap harga. Seperti komoditi kebutuhan pokok, diperlukan campur tangan pemerintah untuk mengendalikan pasar. Sebaliknya, ada pelayanan yang sangat elastis terhadap perubahan harga, yaitu pelayanan yang tergolong mewah (luxury), misalnya bedah kosmetik untuk kecantukan, pelayanan VIP, dan lain-lain. Di dalam pelayanan kesehatan, ada juga pelayanan yang bersifat unitary elastic demand, misalnya adalah pelayanan rawat jalan.
Rujukan
Phelps, Charles E. 1992. Health Economics. New York : Harper Collins Publisher. Sorkin, Alan L. 1977. Health Economics an Introduction. Massachusetts : Lexinton Books. Sukirno, Sadono. 1985. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI. Danzon, Patricia M. Health care Industry http://www.econlib.org/library/enc/HealthC areIndustry.html 27 Februari 2007