Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PENELITIAN MODUL RISET

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PALANGKA RAYA Jalan Hendrik Timang Komplek UNPAR

A. LEMBAR UTAMA 1. Judul Penelitian

HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA


DI PUSKESMAS BUKIT HINDU PALANGKA RAYA PADA BULAN JANUARI SAMPAI JULI 2013

2. Nama Peneliti Nama: Ismul Bahiyih NIM: FAA 112 027

3. Pembimbing Penelitian Nama : Sakinah, SKM Departemen : Program Studi Pendidikan Dokter

4. Kata Kunci Diare Balita 5. Jangka Waktu Penelitian dan Anggaran 7 Bulan Satu Tahun 7 Bulan : Rp 3.620.000,Rp Sumber air tercemar Sumber air tidak tercemar

Tahun ke-1 :

6. Sumber Dana Penelitian Penelitian ini menggunakan dana dari: Pribadi 7. Tempat Penelitian Nama : Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Alamat Telepon : Jl. Kinibalu No. 69 Palangka Raya 73111 : (0536) 3226244

B. LEMBAR PERNYATAAN DAN PENGESAHAN 8. Pernyataan Peneliti Dengan ini kami menyatakan: a. Penelitian dengan judul seperti tertera pada lembar utama nomor 1 merupakan penelitian orisinil bukan plagiat. b. Sepakat untuk melakukan penelitian dengan judul seperti tertera pada lembar utama nomor 1. Peneliti Ismul Bahiyih Tanda Tangan Tanggal 1 Januari 2013

9. Pengesahan Ketua Penanggung Jawab Modul Riset dan Pembimbing yang Bertanggung Jawab Nama Penanggung Jawab Modul Riset Tanda Tangan

Fatmaria, S.Farm., Apt Nama Pembimbing

Tanda Tangan

Sakinah, SKM

C. LEMBAR URAIAN PENELITIAN 10. Latar Belakang Masalah Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia.1 Diare merupakan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Yuliani dan Suradi 2006 hal. 80). Di seluruh dunia setiap tahun 1,6 juta anak meninggal dunia karena diare. Jadi, setiap 30 detik satu anak meninggal dunia karena sakit perut ini.2 Faktor risiko yang sangat berpengaruh untuk terjadinya diare pada balita yaitu status kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air bersih, jamban keluarga, pembuangan sampah, pembuangan air limbah) dan perilaku hidup sehat dalam keluarga. Sedangkan secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam enam kelompok besar yaitu infeksi (yang meliputi infeksi bakteri, virus dan parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan (keracunan bahan-bahan kimia, keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi baik jazad renik, ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, algae dll), imunisasi, defisiensi dan sebab-sebab lain.3 Faktor lingkungan yang paling dominan yaitu sarana pembuangan air bersih dan tinja, kedua faktor berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka penularan diare dapat dengan mudah terjadi. Sumber air yang sering digunakan oleh masyarakat adalah : air permukaan yang merupakan air sungai, dan danau. Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir seperti hujan dan salju.

Air dapat juga menjadi sumber penularan penyakit. Peran air dalam terjadinya penyakit menular dapat berupa, air sebagai penyebar mikroba patogen, sarang insekta penyebar penyakit, bila jumlah air bersih tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik, dan air sebagai sarang hospes sementara penyakit.7 Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2002 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare berdasarkan propinsi terjadi penurunan dari tahun 1999-2001. Pada tahun 1999 angka kesakitan diare sebesar 25,63 per 1000 penduduk menurun menjadi 22,69 per 1000 penduduk pada tahun 2000 dan 12,00 per 1000 penduduk pada tahun 2001. Sedangkan berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2003, penyakit diare menempati urutan kelima dari 10 penyakit utama. Berdasarkan data tahun 2003 terlihat bahwa frekuensi kejadian luar biasa (KLB) penyakit diare sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113 orang meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) 2,92% 3.4 Pada tahun 2008 dilaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare di 15 provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 8.443 orang, jumlah kematian sebanyak 209 orang atau Case Fatality Rate (CFR) sebanyak 2,48%. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi yang buruk dan perilaku hidup tidak bersih. (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperkirakan di Indonesia sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena infeksi diare. Menkes tersebut mengatakan, data yang dimiliki Kemenkes menunjukkan bahwa diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah pneumonia. Data tersebut tidak jauh berbeda dengan laporan yang disampakan UNICEF di semester kedua tahun 2012 ini.4 Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya

pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini.5 Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah 2010, jumlah penderita diare sebanyak 52.278 orang dan 14.493 atau sebesar 28 % diantaranya adalah balita. Secara keseluruhan dilaporkan 10 penyakit diare yang meninggal dunia. Untuk penderita diare, masih menurut data hasil survailans, paling banyak diderita oleh warga berusia antara 1-4 tahun atau yang masih tergolong balita. Pada usia ini, jumlah penderita adalah sebanyak 7.379 orang. Data surveilens juga menyebutkan penderita diare dari warga Kalimantan Tengah yang berusia 5-9 tahun mencapai 2.955, usia 10-14 tahun sebanyak 1.746 orang, usia 15-19 tahun sebanyak 1.467, usia 55-59 tahun sebanyak 856 orang, usia 60-69 tahun sebanyak 1.125 orang dan diatas usia 70 tahun sebanyak 554 orang.5 Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Agustus November 2012 menyatakan bahwa prevalensi kejadian diare pada balita yang paling tinggi terdapat di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya. Oleh karena hasil dari data - data diatas, sehingga penelitian dilakukan agar dapat memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan sumber air yang tidak tercemar dari limbah - limbah agar terhindar dari diare.

11. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan Penelitian 11.1Pertanyaan Penelitian 1. Apakah terdapat hubungan antara sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013? 2. Berapa prevalensi balita yang menderita diare akibat mengkonsumsi sumber air tercemar di Puskesmas Bukit Hindu

Palangka Raya Tahun 2013? 11.2Hipotesis H1 = Ada hubungan antara sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013 H0 = Tidak ada hubungan antara sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013.

12. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus serta Manfaat Penelitian 12.1 Tujuan Umum: Untuk mengetahui hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013. 12.2Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013 2. Untuk mengetahui prevalensi balita yang teserang diare akibat sumber air tercemar pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013 12.3 Manfaat Penelitian: a. Masyarakat Dengan adanya penelitian ini, diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui bahaya pengguna sumber air tercemar yang dapat mengakibatkan diare, terutama pada balita yang masih sangat rentan terserang oleh penyakit. Serta dapat menjaga kebersihan lingkungan dan selalu menggunakan air yang bersih untuk keperluan sehari-hari agar terbebas dari kuman penyakit. b. Institusi Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan

guna meningkatkan mutu pelayanan untuk mengurangi prevalensi kejadian diare akibat sumber air yang tercemar. Sedangkan bagi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Palangka Raya, dapat dijadikan bahan untuk menentukan metode pembelajaran mengenai hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita dan juga sebagai bahan pustaka bagi pembaca. c. Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan sehingga peneliti bisa memberikan informasi mengenai bahaya penggunaan sumber air yang tercemar dengan kejadian diare.

13. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Konsep

13.1Diare 13.1.1 Pengertian Diare3 Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu diarroi yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. Diare adalah penyakit dengan buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari). 13.1.2 Etiologi Diare5 Diare disebabkan faktor infeksi, malabsorbsi (gangguan penyerapan gizi), makanan dan lingkungan :

a. Faktor Infeksi Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain: 1). Infeksi oleh bakteri Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio cholera (kolera) dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik seperti pseudomas; 2). Infeksi basil (disentri); 3). Infeksi virus rotavirus; 4). Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides); 5). Infeksi jamur (Candida albican); dan 6). Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis dan radang tenggorokan b. Faktor Malabsorbsi Faktor malabsorbsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorbsi

karbohidrat dan lemak. Malabsorbsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Malabsorbsi lemak terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglisserida, dengan

bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi usus. Jika tidak terdapat lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. c. Faktor Makanan Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang terkontaminasi, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada balita. Racun didefinisikan sebagai zat yang menyebabkan luka, sakit, dan kematian organisme biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas lainnya dalam skala molekul. d. Lingkungan Ada dua faktor yang dominan yang mengakibatkan diare yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula. 13.1.3 Jenis Diare6 a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Gejala dan tanda sudah berlangsung < 2 minggu sebelum datang berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama

kematianbagi penderita diare. b. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung > 2 minggu sebelum datang berobat atau sifatnya berulang. c. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.

d. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme. 13.1.4 Gejala Diare 7 Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit, terutama natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis metabolik. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan serum elektrolit. Setiap kehilangan berat badan yang melampaui 1% dalam sehari merupakan hilangnya air dari tubuh. Kehidupan bayi jarang dapat dipertahankan apabila defisit melampaui 15%.7 Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. 13.1.5 Komplikasi Diare9 Diare dapat menyebabkan : 1. Dehidrasi, akibat kehilangan air (output) lebih banyak

dibandingkan masukan air (input) 2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolik asidosis) karena: a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja

10

b. Ketosis kelaparan c. Penimbunan asam laktat karena anoksia jarinagan d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler 3. Hipoglikemia, terjadi pada 2-3% balita yang menderita diare. Gejala hipoglekimia akan muncul jika kadar glukosa menurun sampai 40mg% yang berupa lemah, apatis, peka rangsang, tromor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma. 4. Gangguan nutrisi akibat penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini dapat disebabkan oleh : a. Makanan sering dihentikan orang tua karena takut diare/muntah akan bertambah hebat. b. Susu diberikan dengan pengenceran dan dalam waktu yang lama. c. Makanan yang diberikan sering tidak dicerna dan diabsorpsi dengan baik, karena adanya hiperperistaltik. 5. Gangguan sirkulasi berupa renjatan (syok hipovolemik)

13.1.6 Pencegahan Penyakit Diare10 1. Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang 2. Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan kebersihan dari makanan yang dimakan 3. Penggunaan jamban yang benar 4. Imunisasi campak 5. Air bersih harus diambil dari sumber yang terlindungi atau tidak terkontaminasi. Sumber air bersih harus jauh dari kandang ternak

11

dan kakus paling sedikit sepuluh meter dari sumber air. Air harus ditampung dalam wadah yang bersih dan pengambilan air dalam wadah dengan menggunakan gayung yang bersih, 6. Untuk minum air harus di masak. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil bila dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air besih. 13.2Sumber Air Tercemar 13.2.1 Pengertian Sumber Air Tercemar Dalam PP No. 20/1990 tentang sumber air tercemar , sumber air tercemar didefinisikan sebagai : sumber air tercemar adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Pasal 1, angka 2)11 Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan dirumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga9 : 1. Ambil air dari sumber air yang bersih 2. Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air 3. Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak 4. Gunakan air yang sudah direbus 5. Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan cukup.

12

13.2.2 Indikator Sumber Air Tercemar11 Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi : 0. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa 1. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH 2. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri patogen. Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan

pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

13.2.3Standar Baku Sumber Air Bersih Dan Sehat12 Standar baku sumber air bersih merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air minum. Dengan standar tersebut, dapat diketahui kualitas sumber air bersih yang layak atau tidak dapat untuk diminum. Standar baku kualitas sumber air bersih harus memenuhi kualitas secara fisika, kimia dan biologi. Berikut uraiannya: 1) Persyaratan Fisika Sumber air harus memenuhi standar uji fisika antara lain: a) Kekeruhan Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak

13

keruh. Batas minimal kekeruhan air layak minum menurut Permenkes adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air

disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air. b) Tidak berbau dan tidak berasa Air yang mempunyai kualitas baik adalah tidak berbau dan tidak berasa. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan indra perasa. Air yang mempunyai bau dan berasa mengindikasikan ada terjadi proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air, disebabkan oleh senyawa fenol yang terdapat dalam air atau penyebab lainnya yang menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi c) Jumlah padatan terapung Perlu diperhatikan air yang baik dan layak diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1.000 mg/l). d) Suhu Normal Air yang baik mempunyai temperatur normal, kurang lebih 30 dari suhu kamar (270C). Suhu air yang melebihi batas normal menunjukan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. e) Warna Warna pada air dapat disebabkan oleh macam-mcam bahan kimia atau organic. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. Permenkes menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak untuk diminum adalah 15 skala TCU.

2) Persyaratan Kimia

14

Standar baku kimia air layak minum meliputi: a) Derajat keasaman (pH) Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di bawah 7 dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa. b) Kandungan bahan kimia organik Air yang baik memiliki kandungan Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh membutuhkan bahan kimia organik namun apabila melebihi batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Bahan kimia organik tersebut antara lain NH4, H2S, SO42- dan NO3c) Kandungan bahan kimia anorganik Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn). d) Tingkat kesadahan rendah Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter. 3) Persyaratan Biologi Bahan baku sumber air minum harus memenuhi syarat tidak mengandung organisme pathogen yang dapat ditentukan dengan indicator keberadan bakteri Escheria coli yaitu tidak mengandung bakteri coli form/coli tinja yang dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif. 13.2.4Macam dan Sumber Air Baku 13 Untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri, secara umum dapat digunakan sumber air yang berasal dari : a. Air sungai dan danau. Air yang bersumber dari sungai dan danau

15

biasanya rentan terhadap polusi, limbah kimia, logam berat, pestisida, dan sisa detergent. b. Mata air, Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar kepemukaan tanah. Keluarnya air tanah tersebut secara alami dan biasanya terletak di lereng- lereng gunung atau sepanjang tepi sungai. c. Sumur d. Air hujan. Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melalui benda-benda yang terdapat di udara, diantara bendabenda yang terlarut dari udara tersebut adalah: gas O2, CO2, N2 , juga zat-zat renik dan debu. Dalam keadaan murni, air hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan bumi, air hujan tidak murni lagi karena ada engotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaklah pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih banyak mengandung kotoran. 13.3 Kerangka Teori

Sumber Air Tercemar

Perilaku Hidup Sehat

Kejadian Diare pada Balita

Sumber Air Tidak Tercemar 16

Kualitas Sumber Air Bersih

Malabsorbsi Kekebalan Malnutrisi

13.3 Kerangka Konsep

Sumber Air Tercemar

Kejadian Diare pada Balita


17

Status Gizi
Sanitasi Lingkungan

Pemberian Susu Formula

14

Metode Penelitian 14.1Alat dan Bahan

18

a. Bahan 1. Bahan yang digunakan untuk menguji BOD

(Biochemical Oxygen Demand) dalam air : Pipet tetes, pipet volumetric, Erlenmeyer, biuret dan statif Iodida alkali (perekasi Winkler), H2SO4 pekat, larutan Mangan sulfat/ MnSO4 48 %. Natrium tiosulfat 0,025 N , Indikator amylum 1 %. 2. Bahan yang digunakan untuk menguji DO (Dissolved Oxygen) dalam air : Botol Winkler, pipet tetes, perangkat titrasi, pipet volume, Iodida alkali (perekasi Winkler), H2SO4 pekat, larutan Mangan sulfat/ MnSO4 48 %. Natrium tiosulfat 0,025 N , Indikator amylum 1 %. 3. Bahan yang digunakan untuk menguji Bakteri Total coliform dalam air Komposisi medium fermentasi laktosa cair (3 g ekstrak daging, 5 g pepton, 5 g laktosa, NaCl), komposisi medium BGLBB (Brilliant Green Lactose Bille Broth) , 10 g pepton, 3,5 g K2HPO4, 5 g laktosa. 4. Bahan yang digunakan untuk menguji COD (Chemical Oxygen Demand) dalam air : Air suling, Larutan pencerna / digestion solution (K2Cr2O7, H2SO4 pekat, HgSO4), pereaksi asam sulfat (Ag2SO4, H2SO4 pekat), asam sulfamat, dan larutan standar KHP/Kalium Hidrogen Phtalat. b. Alat Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber air yang layak untuk diminum sesuai dengan persyaratan fisika,

19

kimia, dan mikrobiologi. a) Parameter Fisika 1.Suhu 2. TSS 3. TDS 4. Daya hantar listrik 5. Kekeruhan b) Parameter Kimia 1. pH 2. DO 3. BOD5 4. COD 5. Total Phosfat c) Parameter Mikrobiologi 1. Fecal coliform 2. Total coliform : Tabel MPN, filter : Tabel MPN, filter : pH meter : Peralatan Titrasi : Peralatan Titrasi : Spektrofometer : Spektrofometer : Alat Termometer : Alat Timbangan analitik : TDS Meter : Conductovitymeter : Turbidimeter

14.2Jenis / Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan Cross Sectional dependen Study yaitu variabel independen dan variabel

diambil pada periode waktu yang sama untuk

mengetahui hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare. Berdasarkan waktu yang digunakan dalam penelitian, cross sectional adalah pilihan dalam penelitian ini. Keuntungan dari penelitian cross sectional adalah relatif lebih mudah, murah, dan hasilnya cepat diperoleh. Selain itu, jarang terancam drop out, dan bagus untuk mengetahui prevalensi suatu penyakit.

14.3Populasi dan Sampel

20

a. Populasi Populasi target pada penelitian ini adalah balita yang menderita diare di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya tahun 2013.

b. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang pernah mengalami diare dalam satu bulan terakhir di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya tahun 2013.

14.4

Teknik Sampling Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan Accidental sampling. Accidental sampling adalah metode

pengambilan sampel dengan memilh balita yang kebetulan dijumpai dan memenuhi kriteria inklusi dalam lokasi penelitian tersebut.

14. 5

Tehnik Pengumpulan Data Data primer, diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh para ibu yang menjadi responden. Kuesioner ini dibagikan pada setiap ibu yang menjadi subyek penelitian. Dalam pengisian kuesioner, peneliti akan selalu mendampingi agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengisian kuesioner oleh responden.

14. 6 -

Variabel yang Diteliti Variabel Dependen : Diare

Variabel Independen : Sumber Air Tercemar Kriteria Inklusi : a. Balita yang pernah mengalami diare satu bulan terakhir di Puskemas Bukit Hindu pada tahun 2013. b. Balita yang berobat di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada tahun 2013.

21

c. Bersedia menjadi responden. Kriteria Eksklusi : a. Balita yang tidak menderita diare b. Tidak bersedia menjadi responden.

14. 7

Waktu dan tempat penelitian

a. Waktu Penelitan Penelitian akan dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Juli 2013. b. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya.

14.8 Definisi Operasional a. Sumber Air Tercemar Definisi : Sumber air tercemar adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Alat ukur : Termometer, Timbangan Analitik, TDS Meter, Conductivymeter, Turbidimeter, PH Meter, Peralatan titrasi, Spektrofometer dan kuesioner. Cara ukur : Wawancara, observasi dan sampel air yang diambil diteliti di Laboratorium Dinas Kesehatan Palangka Raya. Hasil Ukur : Sumber air tercemar = pH air <6,5 atau > 8,5 Sumber air tidak tercemar = pH air berkisar 6.5 8.5, Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 7 ppm, kurang dari 4 bakteri Escheria coli

22

Skala ukur

: Ordinal

b. Penyakit Diare Definisi : Diare adalah penyakit dengan buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari). Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur : kuesioner : Wawancara : Ya = Pernah diare, defekasi dengan buang air

besar yang lembek/cair dan lebih dari tiga kali atau lebih dalam sehari. Tidak = Tidak pernah diare, defekasi dengan konsentrasi yang padat dan tidak lebih dari tiga kali sehari. Skala ukur : Nominal

14.9Pengolahan data a. Editing Dilakukan pengecekan ulang tehadap hasil kuesioner yang telah diisi untuk memeriksa apakah ada ketidaksesuaian dalam pengisian kuesioner oleh responden. Editing dilakukan langsung ketika hasil kuesioner ada ditangan peneliti. b. Koding Setiap jawaban dari korenspnden diberi kode untuk mempermudah proses analisi data. Jenis Sumber Air yang Digunakan : Sumur Sungai

23

PDAM

Jenis Air Berbau Tidak Berbau Jernih Tidak Jernih

Pernah menderita diare: Ya Tidak

c. Entry Data yang telah diperoleh dimasukkan kedalam lembar kerja di komputer dengan menggunakan program SPSS untuk dianalisis. d. Cleaning Dilakukan analisi data awal dengan mulai menggolongkan,

mengurutkan dan menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan.

14.10 Analisi data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisi dengan menggunakan program SPSS 11,5. Analisis data akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu: 1. Analisis Univarat Analisis ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi setiap variable baik independen atau dependen. 2. Analisi Bivariat Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square (x2). 14. Etik Penelitian

24

1. Informed consent Sebelum melakukan penelitian calon subyek akan diberikan selebaran yang menjelaskan tata cara proses penelitian. Baik dari hal yang akan akan diteliti, keuntungan penelitian dan kerugian dari penelitian yang akan dilakukan. Jika calon subyek menyetujui maka dapat langsung menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian. 2. Anonimity (Tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantum nama responden, tetapi responden tersebut diberikan kode yang telah dibuat oleh peneliti. 3. Confidentiality Informasi yang telah dikumpulkan dari koresponden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

15. Daftar Pustaka

25

1.

Saudin Didik. Pengaruh Akupresure Terhadap Berhentinya Diare Pada Anak . Jombang : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu). [serial online] [cited : 22 Desember 2012]. Available From : http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/article/download/159/ 106

2.

Kusumawati Oktania. Hubungan Perilaku Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 1-3 Tahun Studi Kasus Di Desa Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Grobogan. Semarang : STIKES Telogorejo. [serial online] [cited : 22 Desember 2012]. Available From: http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/d ownload/69/108

3.

Sinthamurniwaty. Faktor Risiko Kejadian Diare Akut Pada Balita. Semarang : Universitas Diponegoro. [serial online] [cited : 22 Desember 2012]. Available From :

http://eprints.undip.ac.id/15323/1/SINTAMURNIWATYE4D002073.pdf 4. Berita. Diare Dominasi Kematian Balita di Indonesia. Update[Selasa, 16 Oktober 2012 , 08:30:00]. [serial online] [cited : 23 Desember 2012] Available From: http://www.jpnn.com/read/2012/10/16/143509/DiareDominasi-Kematian-Balita-di-Indonesia5. Adisasmito Wiku. Faktor Risiko Diare Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia : Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia. [serial online] [cited : 22 Desember 2012] Available From :

http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/212/208\ 6. Anonymous. Tinjauan Pustaka Diare. Unimus. [serial online] [cited : 23 Desember 2012]. Available From :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-rrdewiretn5701-2-babii.pdf

26

7. Anonymous. Tinjauan Pustaka Diare. Universitas Sumatra Utara. [serial online] [cited : 22 Desember 2012]. Available From :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19780/4/Chapter%20II.p dfv 8. Dinas Kesehatan. Tata Laksana Penderita Diare. [serial online] [cited : 26 Desember 2012]. Available From :

http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20tatalaksa na%20diare.pdf 9. Anonymous. Landasan Teori Tentang Diare. Universitas Pembangunan Nasional Vetran. [serial online] [cited : 26 Desember 2012]. Available From :

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211073/ 4.%20Bab%20II.pdf 10. Anonymous. Tinjauan Pustaka Diare. Universitas Sumatra Utara. [serial online] [cited : 27 Desember 2012]. Available From :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19780/4/Chapter%20II.p df 11. Anonymous. Pencemaran Air : Sumber, Dampak Dan

Penanggulangannya. Bina Nusantara. [serial online] [cited : 28 Desember 2012]. Available From :

http://repository.binus.ac.id/content/D0044/D004474946.doc 12. Dinas Kesehatan. Uji & Analisis Air Sederhana. [serial online] [cited : 27 Desember 2012]. Available From :

http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/images/stories/KurmodTT G/Pengolahanairbersih/mi-2a-modul-uji-dan-analisis-air-sederhana.pdf 13. Ningrum, Widiya. Macam-macam Sumber Air Baku. Universitas Sumatra Utara. [serial online] [cited : 28 Desember 2012]. Available From :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33712/3/Chapter%20II.p

27

df 14. Astaqauliya. Artikel Kedokteran Patofisiologi, Gejala Klinik dan Penatalaksanaan Diare. [serial online] [cited : 29 Desember 2012] Available from : file:///E:/Riset/Artikel-Kedokteran-Patofisiologi,-

Gejala-Klinik-dan-Penatalaksanaan-Diare_ASTAQAULIYAH.htm

16. Perincian Anggaran

28

No. 1.

Waktu Januari 2013

Kegiatan Pembuatan Proposal

Biaya Fotocopy Kertas Tinta Penjilidan Pencarian pustaka Total Transport Fotocopy Honorarium ATK Total Rp 50.000,Rp 30.000,Rp 30.000,Rp 20.000,Rp 40.000,Rp 160.000,Rp 500.000,Rp 100.000,Rp 2.000.000,Rp 300.000,Rp 2.900.000,-

2.

Februari 2013 (Minggu I & II)

Pengumpulan data subjek

3.

Februari 2013 (Minggu III & IV)

Menyerahkan informed consent kepada subjek untuk meminta ijin menggunakan data subjek. Melakukan wawancara dan pengisian kuesioner Pengolahan Data ATK Konsumsi Total Rp 50.000,Rp 100.000,Rp 150.000,-

4.

Maret - Mei 2013

5.

Mei - Juni 2013

ATK Total

Rp 100.000,Rp 100.000,-

6. 7.

Juli 2013

Pembuatan Laporan Penelitian Dana Tak Terduga Rp 300.000,Rp 3.620.000,-

TOTAL KESELURUHAN

29

17. Jadwal Kegiatan Bulan Februari Februari 2013 Maret 2013 (Minggu III & Mei 2013 (Minggu I IV) & II)

Kegiatan

Januari 2013

Mei Juni 2013

Juli 2013

Pembuatan Proposal Pengumpulan data subjek Menyerahkan informed consent kepada subjek untuk meminta ijin menggunakan data subjek. Melakukan wawancara dan pengisian kuesioner Pengolahan Data Pembuatan Laporan Penelitian

30

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PALANGKA RAYA Jalan Hendrik Timang Komplek UNPAR

KAJIAN ETIK USULAN RISET MAHASISWA MODUL RISET PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Nama Pengkaji

: SAKINAH, SKM

Judul Usulan Riset :

HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN

KEJADIAN DIARE PADA BALITA


di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013

Nama Peneliti

: ISMUL BAHIYIH (FAA 112 027)

1.

Apakah alasan/motivasi untuk melakukan penelitian ditulis dengan jelas? Ya / Tidak

2.

Apakah tujuan untuk melakukan penelitian ditulis dengan jelas? Ya/ Tidak

3.

Apakah manfaat dari hasil penelitian ditulis dengan jelas? Ya/ Tidak

4.

Adakah masalah etik yang mungkin akan dihadapi? Ada / Tidak

31

5.

Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah penelitian di laboratorium dan/atau percobaan pada hewan harus dilakukan terlebih dahulu? Ya / Tidak

6.

Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, adakah bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara-cara untuk mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain)? Ada / Tidak ada

7.

Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, adakah dilampirkan contoh surat persetujuan penderita dan rincian informasi yang kan diberikan kepada subyek penelitian? Ada / Tidak

8.

Apakah tim peneliti sudah menjelaskan mengenai penjagaan kerahasiaan data subyek dalam informasi yang diberikan untuk calon subyek penelitiannya? Sudah / Belum

Penelitian ini disetujui/tidak disetujui untuk dilaksanakan, dengan/tanpa perbaikan.

Palangka Raya,

Januari 2013

Tanda Tangan Pengkaji Etik:

--------------------------------

32

Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013
Undangan Kami memohon kesedian para ibu untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Adapun mengenai kegiatan dalam penelitian ini akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Jika terdapat hal-hal yang kurang jelas, dapat langsung menanyakan kepada tim peneliti.

Responden/subjek : Koresponden/subjek dalam penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai balita di lingkungan Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013.

Tujuan penelitian : Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita. Keterlibatan partisipan : Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan kesedian ibu meluangkan waktu untuk bertemu dengan tim peneliti. Adapun hal yang akan ibu lakukan: Mengisi kuesioner yang telah disiapkan Wawancara.

Manfaat dan risiko : Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita, dan nantinya bisa menjadi informasi baru bagi para ibu tentang gejala-gejala dan faktor penyebab diare, serta tau akan sumber air yang bersih dan sehat. Penelitian ini tidak membahayakan baik secara fisik atau pun psikologi.

33

Jaminan kerahasiaan : Kerahasian informasi yang ibu berikan akan kami jaga. Dalam pengisian kuesioner, kami tidak mencantumkan nama ibu, tapi dengan menggunakan nomor koresponden. Dalam hal ini hanya koresponden dan peneliti sajalah yang mengetahui nomor tersebut.

Hak untuk berpartisipasi dan mengundurkan diri : Jika dalam penelitian ini ibu merasa tidak nyaman dan dirugikan maka ibu boleh mengundurkan diri.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama Alamat Usia : : :

Menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian mengenai HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA di Puskesmas Bukit Hindu Palangkaraya pada bulan januari - Juli 2013, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Demikian pernyataan ini saya setujui dengan penuh kesadaran.

Palangka Raya,............................2013

(.)

34

KUESIONER HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013 Nomor responden Usia Responden : :

1 . Apakah anak ibu pernah mengalami diare dalam satu bulan terakhir? a. Ya b. Tidak

2. Sumber air apa yang ibu gunakan untuk mencuci perabotan makan? a. Sumur b. PDAM c. Sungai

3. Apakah semua peralatan masak dan makan dicuci dengan bersih ? a. Ya b. Tidak

4. Sumber air apa yang anak ibu gunakan untuk minum? a. Sumur b. PDAM c. Sungai d. Air galon

5. Untuk keperluan minum apakah Ibu memasak air sampai mendidih ? a. Ya b. Tidak

6. Apakah Ibu menampung air yang digunakan untuk keperluan minum dan memasak di wadah tertutup ? a. Ya b. Tidak b. 10 m

7. Berapa jarak antara sumur dengan tempat pembuangan tinja ? a. < 10 m

8. Dari manakah Ibu memperoleh sumber air yang digunakan untuk keperluan seharihari ? a. Pribadi b. Tetangga Terima Kasih Atas Partisipasi Anda

35

Anda mungkin juga menyukai